• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR JL. LAWU NO. 168 KARANGANYAR Telp. (0271) , , Fax Karanganyar 57714

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR JL. LAWU NO. 168 KARANGANYAR Telp. (0271) , , Fax Karanganyar 57714"

Copied!
184
0
0

Teks penuh

(1)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR

JL. LAWU NO. 168 KARANGANYAR

Telp. (0271) 495059, 495226, Fax. 495102

Karanganyar 57714

P

P

R

R

O

O

F

F

I

I

L

L

K

K

E

E

S

S

E

E

H

H

A

A

T

T

A

A

N

N

K

K

A

A

B

B

U

U

P

P

A

A

T

T

E

E

N

N

K

K

A

A

R

R

A

A

N

N

G

G

A

A

N

N

Y

Y

A

A

R

R

T

T

A

A

H

H

U

U

N

N

2

2

0

0

1

1

6

6

(2)

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN 2016

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR

(3)

KATA PENGANTAR

dr. Cucuk Heru Kusumo, M.Kes

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmad-Nya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar Tahun 2016 dapat diterbitkan. Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu hasil kinerja pengelolaan data dan informasi yang terkait dengan situasi dan kondisi kesehatan yang relatif komprehensif.

Sumber data Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar berasal dari pengelola program di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar, Puskesmas di Kabupaten Karanganyar, rumah sakit di Kabupaten Karanganyar, serta institusi lain yang memiliki data terkait bidang kesehatan seperti Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), Badan Pusat Statistik (BPS) dan PMI Kabupaten Karanganyar.

Untuk meningkatkan mutu Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar Tahun 2016 ini diharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun serta partisipasi dari semua pihak utamanya dalam rangka mendapatkan data/informasi yang tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan .

Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaganya dalam menyusun buku “Profil Kesehatan Kabuapaten Karanganyar 2016“ ini kami mengucapkan terima kasih.

(4)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GRAFIK vi

DAFTAR PERSEBARAN PETA viii

BAB I PENDAHULUAN A Latar belakang 1 B Tujuan 2 C Manfaat 3 D Ruang Lingkup 3 E Sumber Data 4

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

A Keadaan Geografi 6

B Keadaan Penduduk 7

C Keadaan Sosial Ekonomi 10

D Tingkat Pendidikan 12

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A Angka Kesakitan 14

B Angka Kematian 32

C Status Gizi Masyarakat 39

D Umur harapan Hidup 39

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 40

A Pelayanan Kesehatan Dasar 59

B Pelayanan Kesehatan Rujukan 63

C Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar 65

D Pembinaan Kesehatan Lingkungan 68

E Pembinaan Perilaku Hidup Masyarakat

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

(5)
(6)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk menurut Kecamatan Kabupaten Karanganyar tahun 2016

8 Tabel 2.2 Struktur Penduduk menurut Golongan Umur di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2011 – 2016

9 Tabel 2.3 Kelompok Usia Produktif di Kabupaten KaranganyarTahun

2011– 2016

10 Tabel 2.4 Alokasi Anggaran Bidang Kesehatan Kabupaten Karanganyar

Tahun 2016

11 Tabel 3 Jumlah kasus klinis malaria di Kabupaten Karanganyar Tahun

2016

14 Tabel 4.1 Jumlah Sarana Umum yang Ada dan Diperiksa di Kab.

Karanganyar Tahun 2016

67 Tabel 4.2 Jumlah Keluarga dengan kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar di

Kab. Karanganyar Tahun 2016

68 Tabel 5.1 Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten KaranganyarTahun

2011–2016

72 Tabel 5.2 KarakteristikPegawai berdasar Jenis Tenaga di Kabupaten

karanganyar Tahun 2015– 2016

77 Tabel 5.3 Analisis Rasio Tenaga Kesehatan di Kabubaten Karanganyar

Tahun 2016

(7)

DAFTAR GRAFIK

Hal Grafik 2.1 Sex Ratio Penduduk Kabupaten Karanganyar Tahun 2016 9 Grafik 2.2 Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikandi Kabupaten

Karanganyar Tahun 2016

13 Grafik 3.1 Perkembangan Jumlah Penderita Positif MalariaDi Kabupaten

Karanganyar Tahun 2011 – 2016

16 Grafik 3.2 Perkembangan Kasus DBD di Kabupaten Karanganyar Tahun

2011 – 2016

16 Grafik 3.3 Persebaran Kasus DBD yang Ditangani di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2016

17 Grafik 3.4 Jumlah Kematian Akibat Kasus DBD di Kab. Karanganyar

Tahun 2011 – 2016

18 Grafik 3.5 Perkembangan Penemuan Kasus Filariasis di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2011 – 2016

19 Grafik 3.6 Prosentase Penemuan Kasus TB Paru per Puskesmas di

Kabupaten Karanganyar Tahun 2016

20 Grafik 3.7 Perkembangan Jumlah Penderita Baru Kusta PB dan MB di

Kabupaten Karanganyar Tahun 2011 – 2016

21 Grafik 3.8 Jumlah Kasus Diare dan Kematian Akibat Diare di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2011 – 2016

23 Grafik 3.9 Jumlah Perkiraan Kasus Pneumonia dan Jumlah Penderita

yang Ditemukan dan Ditangani di Kabupaten Karanganyar Tahun 2016

24

Grafik 3.10 Perbandingan Jumlah kasus HIV-AIDS di Kabupaten Karanganyar Tahun 2015– 2016

25 Grafik 3.11 Perkembangan Penemuan Kasus Baru AFP di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2011 – 2016

27 Grafik 3.12 Jmlah Penderita Penyakit Diabetes Mellitus dan Strokedi

Kabupaten KaranganyarTahun 2011- Tahun 2016

29 Grafik 3.13 Jumlah Penderita Penyakit Kanker Hati, Kanker Paru, Kanker

Payudara dan Kanker Servic Uteri di Kabupaten KaranganyarTahun 2011- Tahun 2016

29

Grafik 3.14 Jumlah penderita PPOM, Asma bronkial, Kecelakaan lalulintas dan psikosa Tahun 2011 - Tahun 2016 di Kabupaten Karanganyar

(8)

Grafik 3.15 Attack Rate dan CFR KLB di Kabupaten KaranganyarTahun 2011- Tahun 2016

32 Grafik 3.16 Angka Kematian Ibu ( AKI ) &Jumlah Kematian Ibu di

Kabupaten KaranganyarTahun 2011– 2016

33 Grafik 3.17 Angka Kematian Bayi ( AKB ) dan Jumlah Kematian Bayi di

Kabupaten KaranganyarTahun 2011– 2016

35 Grafik 3.18 Angka Kematian Anak Balita ( AKABA ) dan Jumlah Kasus

Kematian Anak Balita di Kabupaten KaranganyarTahun 2011-2016

37

Grafik 4.1 Perkembangan Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 di Kabupaten KaranganyarTahun 2011– 2016

42 Grafik 4.2 Perkembangan Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

dengan Kompetensi Kebidanan di Kabupaten KaranganyarTahun 2011– 2016

43

Grafik 4.3 Perkembangan Cakupan Ibu Hamil yang mendapat tablet Fe 1 dan Fe 3 di Kabupaten KaranganyarTahun 2011– 2016

44 Grafik 4.4 Persentase Pemakaian Kontrasepsi Peserta KB Barudi

Kabupaten Karanganyar Tahun 2016

50 Grafik 4.5 Persentase Pemakaian Kontrasepsi Peserta KB Aktif di

Kabupaten Karanganyar Tahun 2016

51 Grafik 4.6 Perkembangan Cakupan Desa UCI di Kabupaten Karanganyar

tahun 2011 – 2016

52 Grafik 4.7 Cakupan Ibu Hamil Resiko Tinggi & Komplikasi Ditangani per

wilayah Puskesmas di Kabupaten Karanganyar Tahun 2016

60 Grafik 4.8 Cakupan Neonatal Resiko Tinggi & Komplikasi Ditangani per

wilayah Puskesmas di Kabupaten Karanganyar Tahun 2016

61 Grafik 5.1 Indikator Kinerja Rumah Sakit di Kabupaten Karanganyar

Tahun 2016

76 Grafik 5.2 Cakupan Peserta Jaminan Kesehatan di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2016

(9)

DAFTAR PETA PERTSEBARAN

Hal

Gambar 3.1 Persebaran Kasus Malaria di Kabupaten KaranganyarTahun 2016

15 Gambar 3.2 Peta Penyebaran Penemuan Penderita Baru Kusta PB dan

MBdi Kabupaten Karanganyar Tahun 2016

22 Gambar 3.3 Peta Persebaran Kematian Ibu di Kabupaten Karanganyar

Tahun 2016

34 Gambar 3.4 Peta Persebaran Kematian Bayi di Kabupaten

KaranganyarTahun 2016

36 Gambar 3.5 Peta Persebaran Kematian Anak Balita di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2016

37 Gambar 3.6 Peta Penemuan Kasus Gizi Buruk di Kabupaten Karanganyar

Tahun 2016

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sesuai Rencana Strategis Kabupaten Karanganyar Tahun 2014 – 2018, maka pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan cara: 1) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkeadilan, 2) Mewujudkan sumber daya manusia yang berdaya saing, 3) Mewujudkan peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan dalam pembangunan kesehatan, 4) Melaksanakan pelayanan administrasi internal dan pelayanan publik yang bermutu.

Pelaksanaan pelayanan publik yang bermutu diantaranya adalah pelayanan informasi yang meliputi pelayanan kehumasan dan informasi publik. Dalam rangka meningkatkan pelayanan informasi publik di bidang kesehatan, dibutuhkan adanya manajemen dan pengelolaan data dan informasi kesehatan yang baik, akurat, lengkap, dan tepat waktu. Peran data dan informasi kesehatan menjadi sangat penting dan semakin dibutuhkan dalam manajemen kesehatan oleh berbagai pihak. Masyarakat semakin peduli dengan situasi kesehatan dan hasil pembangunan kesehatan yang telah dilakukan oleh pemerintah, terutama terhadap masalah-masalah kesehatan yang berhubungan langsung dengan kesehatan mereka.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi khususnya di Kabupaten Karanganyar, disusun buku Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar Tahun 2016 ini. Pada profil kesehatan ini disampaikan gambaran dan situasi kesehatan,

(11)

Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar tahun 2016 ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mendukung sistem manajemen kesehatan yang lebih baik dalam rangka pencapaian Visi Dinas Kesehatan yaitu “Motor

Penggerak TerwujudnyaKaranganyar Sehat yang Mandiri”.

B. Tujuan 1. Umum

Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar ini bertujuan untuk memberikan gambaran kesehatan yang menyeluruh di Kabupaten Karanganyar dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen secara berhasil guna dan berdaya guna.

2. Khusus

a. Diperolehnya data / informasi pembangunan di lingkungan Kabupaten Karanganyar yang meliputi : data lingkungan fisik / biologi, perilaku kesehatan masyarakat, data demografi dan sosial ekonomi.

b. Diperolehnya data / informasi tentang upaya kesehatan di Kabupaten Karanganyar yang meliputi : cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan.

c. Diperoleh data / informasi status kesehatan masyarakat di Kabupaten Karanganyar yang meliputi : angka kematian, angka kesakitan dan keadaan gizi masyarakat.

d. Tersedianya wadah integrasi berbagi data yang telah dikumpulkan oleh berbagai sistem pencatatan dan pelaporan yang ada di Puskesmas, Rumah Sakit maupun pelayanan kesehatan lainnya.

(12)

C. Manfaat

Dengan disusunnya profil kesehatan Kabupaten Karanganyar diharapkan dapat digunakan oleh pimpinan administrasi kesehatan, unit-unit, maupun berbagai pihak yang memerlukan. Penggunaan terutama dalam rangka tinjauan / revisi tahunan kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten Karanganyar dan sebagai alat evaluasi program tahunan yang telah dilaksanakan, untuk menyusun rencana tahunan kesehatan tahun berikutnya.

Manfaat lain adalah memberikan umpan balik / gambaran kegiatan yang telah dilaksanakan oleh puskesmas, RSUD dan RS Swasta yang ada di Kabupaten Karanganyar.

D. Ruang Lingkup

1. Jenis Data / Informasi

Data yang dikumpulkan untuk Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar adalah :

a. Data Umum meliputi data geografi, kependudukan dan sosial ekonomi. b. Data Derajat Kesehatan yang meliputi data kematian, data kesakitan, dan

data status gizi.

c. Data Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Hidup Sehat Masyarakat, meliputi data air bersih, data tempat-tempat umum, dan data perilaku hidup sehat.

d. Data Pelayanan Kesehatan, antara lain data pemanfaatan Rumah Sakit, pemanfaatan Puskesmas, data pelayanan kesehatan ibu dan anak, data pemberantasan penyakit, data pelayanan kesehatan gakin, data

(13)

e. Data Sumber Daya Kesehatan meliputi data sarana kesehatan, data tenaga kesehatan, data obat dan perbekalan kesehatan, serta data pembiayaan kesehatan, dan data lainnya.

E. Sumber Data

Profil KesehatanKaranganyarTahun2016 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang maksud dan tujuan disusunnya profil kesehatan Kabupaten Karanganyar dan sistematika dari penyajian berupa uraian bab demi bab yang berurutan.

BAB II : GAMBARAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Karanganyar. Selain tentang letak geografis, administratif, dan informasi lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi, pendidikan, dan sosial budayanya.

BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Bab ini berisi uraian tentang indikator angka kesakitan, kematian dan status gizi masyarakat.

BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, keadaan lingkungan, perilaku masyarakat, serta akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar.

BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, serta pembiayaan kesehatan.

(14)

Bab ini berisi sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan kabupaten di tahun yang bersangkutan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu di catat bab ini juga mengemukankan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

LAMPIRAN

Lampiran berisi tabel induk yang digunakan dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar Tahun 2016.

(15)

BAB II

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

A. KEADAAN GEOGRAFI

Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah yang terletak 1100400 – 1000700 bujur timur dan

7o280 – 7o460lintang selatan. Ketinggian rata –rata 511 meter diatas

permukaan laut, beriklim tropis dengan temperature 220 C – 310 C. Dengan

batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sragen; - Sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Jawa Timur;

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan

Wonogiri;

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Surakarta dan Kabupaten

Boyolali.

Secara topografi Kabupaten Karanganyar merupakan daratan dan pegunungan dengan ketinggian tempat yang sangat bervariasi. Ketinggian wilayah sampai dengan 100 meter di atas pemukaan laut, meliputi Kecamatan Jaten dan Kebakkramat (8,11%). Ketinggian 101-500 meter di atas permukaan laut, meliputi Kecamatan Jumantono, Karanganyar, Tasikmadu, Colomadu, Gondangrejo, Mojogedang dan Kerjo (45,32%), Ketinggian 501-1.000 meter di atas permukaan laut, meliputi Kecamatan Jatiyoso, Jatipuro, Matesih, Tawangmangu (sebagian), Ngargoyoso (sebagian), Karangpandan dan sebagian Kecamatan Jenawi (36,59%). Dan ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut, meliputi sebagian Kecamatan Tawangmangu,

(16)

Ngargoyoso dan Jenawi (9,98%). Sedangkan luas wilayah seluruhnya 773,8 km2atau 2,73 % luas Propinsi Jawa Tengah.

B. KEADAAN PENDUDUK

1. Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk

Perkembangan penduduk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), Kabupaten Karanganyar tahun 2016 mempunyai jumlah penduduk sebesar 874.497jiwa. Penyebaran penduduk masih belum merata. Kepadatan penduduk di daerah perkotaan secara umum lebih tinggi dibandingkan dengan pedesaan. Kecamatan dengan penduduk terpadat yaitu Kecamatan Colomadu dengan kepadatan 3.940,03jiwa per km2. Keadaan ini disebabkan

karena Colomadu merupakan daerah perkotaan yang mempunyaipelayanan dan fasilitas yang mudah terjangkau. Sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan Jenawi dengan kepadatan 464,89 jiwa per km2. Hal ini

disebabkan karena Jenawi merupakan daerah pedesaan dan lereng gunung yang jauh dari pusat kota.

(17)

sebanyak 26.071jiwa. Data jumlah penduduk menurut Kecamatan Kabupaten Karanganyar tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 : Jumlah Penduduk menurut Kecamatan Kabupaten Karanganyar tahun 2016

NO KECAMATAN LUAS WILAYAH (km2) JUMLAH PENDUDUK 1. JATIPURO 40,36 35.232 2. JATIYOSO 67,16 40.121 3. JUMAPOLO 55,67 43.601 4. JUMANTONO 53,55 48.022 5. MATESIH 26,27 44.684 6. TAWANGMANGU 70,03 46.721 7. NGARGOYOSO 65,34 34.646 8. KARANGPANDAN 34,11 42.435 9. KARANGANYAR 43,03 81.154 10 TASIKMADU 27,60 60.401 11. JATEN 25,55 77.291 12. COLOMADU 15,64 61.622 13. GONDANGREJO 56,80 70,813 14. KEBAKKRAMAT 36,46 60.574 15. MOJOGEDANG 53,31 64.941 16. KERJO 46,82 36.168 17. JENAWI 56,08 26.071 JUMLAH 773,8 874.497

(18)

2. Sex Ratio Penduduk

Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari perkembangan ratio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan. Hal ini menggambarkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Data rinci mengenai sex ratio menurut kelompok umur dapat dilihat pada lampiran tabel 2 ”Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin, kelompok umur Kabupaten Karanganyar Tahun 2016”, yang dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut :

Grafik 2.1 : Sex Ratio Penduduk Kabupaten Karanganyar Tahun 2016

3. Struktur Penduduk Menurut Golongan Umur

Struktur penduduk Karanganyar menurut golongan umur dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2 : Struktur Penduduk menurut Golongan Umur di Kabupaten Karanganyar Tahun 2011 – 2016

Golongan umur Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 0-4 72.519 68.720 69.328 59.289 60.579 53.998 5-14 158.477 135.189 136.385 130.958 136.825 131.357

(19)

65 keatas 83.544 66.880 67.472 71.578 71.773 75.913

Total 907.448 838.762 846.183 861.845 870.679 874.497

Tabel 2.3 : Kelompok Usia Produktif di Kabupaten Karanganyar Tahun 2011 – 2016 Kelompok Usia (Tahun) Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 0-14 230.996 203.909 205.713 190.247 197.404 185.355 15-64 592.908 567.973 572.998 600.020 601.502 613.229 65 keatas 83.544 66.880 67.472 71.578 71.773 75.913 Jumlah 907.448 838.762 846.183 861.845 870.679 874.497

Sumber :Disdukcapil Kabupaten Karanganyar

Dari kedua tabel diatas dapat dilihat bahwa kelompok usia dengan prosentase terbesar selama tujuh tahun terakhir adalah kelompok usia produktif yang menggambarkan aset sumber daya manusia yang sangat potensial yaitu antara usia 15-64 tahun, dimana pada tahun 2016 sebanyak 70,12 % dari seluruh jumlah penduduk.

C. KEADAAN SOSIAL EKONOMI

1. Alokasi Anggaran Bidang Kesehatan

Total anggaran APBD Kabupaten Karanganyar pada tahun 2016 sebesar Rp. 2.313.306.894.000,-, sedangkan anggaran kesehatan yang berasal dari APBD yang meliputi belanja langsung Rp. 96.624.481.000,- dan belanja tidak langsung Rp. 51.632.772.000,-. Sedangkan anggaran dari APBD propinsi Rp. 2.030.000.000,- dan anggaran dari APBN Rp. 812.614.900,-. Sehingga persentase anggaran kesehatan dibandingkan total APBD adalah 6,41 persen. Hal ini berarti belum sesuai dengan dengan amanat undang-undang No 36

(20)

Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota memiliki alokasi minimal (10%) sepuluh persen dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di luar gaji (belanja pegawai).

Alokasi anggaran Bidang Kesehatan Kabupaten Karanganyar tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut (Lampiran 81):

Tabel 2.4 : Alokasi Anggaran Bidang Kesehatan Kabupaten Karanganyar Tahun 2016

No Sumber Biaya Alokasi Anggaran

Rupiah (Rp)

1. APBD Kab/Kota a. Belanja Langsung b. Belanja Tidak Langsung

96.624.481.000 51.632.772.000 2. APBD Provinsi

- Dana Tugas Pembantuan (TP) Prov. 2.030.000.000

3. APBN

a. Dana Alokasi Umum (DAU) b. Dana Alokasi Khusus (DAK) c. Dana Dekonsentrasi

d. Dana Tugas Pembantuan Kab/Kota

-812.614.900

-4. Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN)

-5. Sumber Pemerintah Lain

-Total Anggaran Kesehatan 151.099.867.900

2. Angka Beban Tanggungan

Angka beban tanggungan diperoleh dari perbandingan banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya usia produktif (usia 15-64 tahun). Berdasarkan Jumlah Penduduk menurut kelompok umur tersebut maka angka beban tanggungan (dependency ratio) penduduk Kabupaten Karanganyar tahun 2016sebesar

(21)

D. TINGKAT PENDIDIKAN

Di Propinsi Jawa Tengah khususnya Kabupaten Karanganyar pembangunan sektor pendidikan semakin penting dengan ditetapkannya titik berat pembangunan pada bidang ekonomi yang diiringi dengan peningkatan sumber daya manusia.

Melalui pendidikan diharapkan dapat terbentuk manusia yang berkualitas sebagaimana yang dicita-citakan yang mampu memanfaatkan, pengembangan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan untuk mendukung pembangunan ekonomi, sosial budaya dan berbagai bidang lainnya.

Pada tahun 2016, berdasarkan data dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Kabupaten Karanganyar tercatat jumlah Taman Kanak-kanak (TK), baik negeri maupun swasta sebanyak 521 unit, sedangkan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 492 unit (swasta dan negeri).

Sementara itu untuk jumlah seluruh murid (TK-SMU) yang berada di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Karanganyar pada tahun 2016 sebanyak 38.731 orang.

Jumlah murid ini memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda diantaranya masih duduk di bangku TK sebanyak 2.491 orang, SD sebanyak 25.550 orang (SD negeri dan SD swasta), SLTP sebanyak 6.192 orang (SLTP negeri dan swasta), SMU sebanyak 2.171 orang (SMU Negeri dan swasta), dan SMK negeri 2.327 orang. Capaian tingkat kelulusan pada tahun 2016 mencapai 100% untuk semua jenjang baik, SD, SMP, maupun SMA, hal ini menunjukkan prestasi yang baik khususnya bagi pembangunan sektor pendidikan.

(22)

Grafik 2.2 : Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2016

0 1 2 3 4 0.6 3.9 2.6 0.63 0.99 3.66 0.02 0.4 4 2.4 0.57 0.65 3.11 0.22 Pr os en tas e

Tingkat Pendidikan Terakhir

L P

(23)

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi. Derajat kesehatan masyarakat digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), Angka morbiditas beberapa penyakit, dan status gizi.

Derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak hanya berasal dari faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keterunan dan faktor lainnya.

A. ANGKA KESAKITAN

Angka kesakitan penduduk diperoleh dari data yang berasal dari masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar serta dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan.

1. PENYAKIT MENULAR

Berdasarkan tabel profil, data angka kesakitan berbagai penyakit sebagai berikut :

1) Penyakit Bersumber Binatang

(24)

Tabel 3.1

Tabel Jumlah Kasus Klinis Malaria di Kabupaten Karanganyar Tahun 2011 - 2016

No Tahun Jumlah Kasus Klinis

1. 2011 9 2. 2012 7 3. 2013 11 4. 2014 11 5. 2015 14 6. 2016 6

Dari 6Kasus tahun 2016tersebut, persebarannya terjadi di PuskesmasJaten I, Jaten II dan Puskesmas Kerjo masing – masing sebanyak 1 kasus, sedangkan di Puskesmas Mojogedang II sebanyak 3 kasus .

Persebaran kasus malaria pada tahun 2016 di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat dari gambar di bawah ini :

Gambar 3.1 : Persebaran Kasus Malaria di Kabupaten KaranganyarTahun 2016

(25)

Grafik 3.1 : Perkembangan Jumlah Penderita Positif Malaria Di Kabupaten Karanganyar Tahun 2011–2016

2) Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue ( P2 DBD)

Kasus DBD di Kabupaten Karanganyar Tahun2016 sebanyak 447 kasus, turun dibanding tahun 2015 sebanyak 530 kasus, tahun 2014 sebanyak 520 kasus, sedangtahun 2013 (485 kasus), tahun 2012(76 kasus), dan tahun 2011 (135 kasus). Perkembangan Kasus DBD diKabupaten Karanganyar Tahun 2011– 2016 digambarkan dalam grafik di bawah ini

Grafik 3.2 : Perkembangan Kasus DBD di Kabupaten Karanganyar Tahun 2011 – 2016

Dari 447 kasus DBD pada tahun 2016 semuanya ditangani, daerah

dengan jumlah kasus tertinggi pada tahun 2016 terjadi di

KecamatanColomadu II sebanyak 132 kasus, sedang daerah yang sedikit 0 5 10 15 2011 2012 2013 2014 2015 2016 11 11 7 9 14 6 Ju m lah P en de rit a Po sit if M al ar ia Tahun

Penderita positif malaria

0 100 200 300 400 500 600 2011 2012 2013 2014 2015 2016 135 76 485 520 530 447 penderita

(26)

kasus DBD di Kecamatan Matesih, Kecamatan Kerjo dan Kecamatan Jenawi sebanyak 1 kasus. Berikut ini grafik persebaran kasus DBD di Kabupaten Karanganyar yang ditangani pada tahun 2016.

Grafik 3.3 : Persebaran Kasus DBD yang Ditangani di Kab. Karanganyar Tahun 2016

Angka kesakitan/Incident Rate (IR) pada tahun 2016 sebesar 51,1 turun dibanding tahun 2015 sebesar 60,9 per 100.000 penduduk. Dari jumlah kasus yang ada, kematian DBD tahun 2016 sebanyak 5 orang naik tahun 2015 sebanyak 4 orang, sedang tahun 2014 sebanyak 4 orang, tahun 2013sebanyak 8 orang, tahun 2012 sebanyak 2 orang, sehinggaCase Fatality Rate (CFR) tahun 2016 sebesar 1,1 %. Kematian akibat DBD terjadi di Kecamatan Jaten 2 orang, Kecamatan Kebakkramat 2 orang dan Kecamatan Gondangrejo 1 orang, sedang tahun 2015 sebesar 0,8 %.terjadi di KecamatanMatesih sebanyak 1 orang, Kecamatan Gondangrejo sebanyak 2

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 JATIPURO JATIYOSO JUMAPOLO JUMANTONO MATESIH TAWANGMANGU NGARGOYOSO KARANGPANDAN KARANGANYAR TASIKMADU JATEN COLOMADU GONDANGREJO KEBAKKRAMAT MOJOGEDANG KERJO JENAWI Jumlah Kasus Ke cam at an

Penderita DBD

(27)

jumlah kematian akibat kasus DBD di Kabupaten Karanganyar pada Tahun 2011 – 2016.

Grafik 3.4 : Jumlah Kematian Akibat Kasus DBD di Kab. Karanganyar Tahun 2011 – 2016

Kejadian Luar Biasa ( KLB ) DBD pada Tahun 2016 sebanyak 2 kali yang terjadi di wilayah Kecamatan Colomadu dan Kecamatan Kebakkramat dengan jumlah kasus sebanyak 9 kasus dengan 1 orang meninggal sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 8 kali di 5 wilayah kecamatan dengan 14 kasus dan 4 orang meninggal.Rumah / bangunan yang memenuhi syarat (rumah sehat) sebesar 78,35% atau 172.769 rumah sehat dari 220.178 rumah yang ada.

3) Pengendalian Penyakit Filariasis ( P2 Filariasis)

Dampak langsung dari serangan penyakit ini adalah menurunkan derajat kesehatan masyarakat karena menurunnya daya kerja dan produktifitas serta timbulnya cacat anggota tubuh yang menetap. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk, beberapa jenis nyamuk diketahui berperan sebagai vektor filariasis antara lain Mansonia, anopheles, danculex.

Tahun2016tidak ditemukan kasus baru filariasis, dimana hal ini sama dengan tahun 2015, 2014, 2013 dan 2012, juga tidak ditemukan kasus baru

1 2 8 4 4 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Kasus Kematian

Kasus Kematian

(28)

filariasis. Berikut grafik perkembangan kasus filariasis di Kab. Karanganyar dari tahun 2010–2015.

Grafik 3.5 : Perkembangan Penemuan Kasus Baru Filariasis di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 – 2015

b. Penyakit Menular Langsung

1) Pengendalian Penyakit Tuberculosis Paru ( P2 TB Paru )

Menurut tabel 8, perkiraan kasus baru TB Paru tahun tahun2016 sebesar 2.788 kasus denganpenemuan BTA positif sebanyak 282 sedang tahun2015 sebesar 6.337 kasus, dengan penemuan BTA positif sebesar 419 kasus, tahun 2014 perkiraan kasus baru TB Paru sebesar 6.663 kasus, dengan penemuan BTA positif sebesar 477 kasus, tahun 2013 perkiraan kasus baru TB Paru sebesar 6.148 kasus, dengan penemuan BTA positif sebesar 452 kasus, tahun 2012 perkiraan kasus baru TB Paru sebesar 948 kasus, dengan penemuan BTA positif sebesar 562 kasus, dan tahun 2011 perkiraan kasus baru TB Paru sebesar 938 kasus dengan penemuan penderita BTA positif sebesar 601 kasus.

Pada tahun 2016 dari perkiraan kasus baru TB Paru sebesar 2.788 kasus dengan 282 kasus penemuan BTA Positif dengan jumlah kematian selama pengobatan sebanyak 12 kasus, terjadi di wilayah kerja Puskesmas

0 0 0 0 0 0 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Ju m lah P en em uan K as us Fi lar ias is Tahun

(29)

Puskesmas Kebakkramat I, dan Puskesmas Kerjo masing – masing 1 orang.Berikut ini angka kematian selama masa pengobatan kasus baru BTA positif masing–masing Puskesmas tahun 2016.

Grafik 3.6 : Angka Kematian Kasus TB Paru per Puskesmas di Kabupaten Karanganyar Tahun 2016

2) Pengendalian Penyakit Kusta ( P2 Kusta )

Penyakit Kusta disebut juga sebagai penyakit Lepra yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium. Bakteri ini mengalami proses pembelahan cukup lama antara 2-3 minggu. Daya tahan hidup kuman kusta mencapai 9 hari di luar tubuh manusia. Kuman kusta memiliki masa inkubasi 2-5 tahun bahkan juga dapat memakan waktu lebih dari 5 tahun. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata. Sehingga penyakit kusta dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya jika tidak ditemukan dan diobati secara dini.

0 1 1 2 2 3 3 JATIPUROJATIYOSO JUMAPOLO JUMANTONOMATESIH TAWANGMANGU NGARGOYOSO KARANGPANDANKARANGANYAR TASIKMADUJATEN I JATEN II COLOMADU I COLOMADU II GONDANGREJO KEBAKKRAMAT I KEBAKKRAMAT IIMOJOGEDANG I MOJOGEDANG II KERJO JENAWI 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2 0 0 1 1 0 1 0 0 3 1 0

Kematian Kasus TB Paru

Pus

ke

sm

(30)

Pada tahun 2016 tidak ditemukan penderita baru kusta PB dan ditemukan penderita baru kusta MB, sedang tahun 2015 ditemukan 1 penderita baru kusta PB dan 8 penderita MB, tahun 2014 tidak ditemukan penderita baru kusta PB tetapi ditemukan 12 penderita MB. Tahun2013 ditemukan 1 Penderita baru kusta PB dan 10 penderita MB, tahun 2012 ditemukan 2 penderita baru kusta PB dan 17 penderita kusta MB, serta tahun 2011 ditemukan 1 penderita baru kusta PB dan 10 penderita baru kusta MB. Berikut ini perkembangan Jumlah Penderita Baru Kusta PB dan MB Kabupaten Karanganyar Tahun 2011 – 2016.

Grafik 3.7: Perkembangan Jumlah Penderita Baru Kusta PB dan MB di Kabupaten Karanganyar Tahun 2011 – 2016

Berikut ini peta persebaran penemuan penderita baru Kusta PB dan MB di Kabupaten Karanganyar per wilayah puskesmas tahun 2016.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 2011 2012 2013 2014 2015 2016 1 2 1 0 1 0 10 17 10 12 8 8 Ju m lah P en de rit a Tahun PB MB

(31)

Gambar 3.2 : Peta Penyebaran Penemuan Penderita Baru Kusta PB dan MBKabupaten Karanganyar Tahun 2016

N E W S SKALA : KILO METER PERSEBARAN PENYAKIT KUSTA

( PB + MB )

KETERANGAN 0 kasus 1 kasus 2 kasus

INSET PETA JAWA TENGAH

KAB. KARANGANYAR DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN : 2016 1:232951 PENYUSUN : K E R J O JENAWI JATEN II GONDANGREJO KEBAK KRAMAT II 1 NGARGOYOSO JATIPURO 1 JUMAPOLO JUMANTONO KARANGANYAR COLOMADU I COLOMADU II MOJO GEDANG II JATEN I JATIYOSO TAWANGMANGU 1 KARANG PANDAN KEBAK KRAMAT I MATESIH TASIKMADU GEDANG IMOJO

WARSITO, A.Md NIP. 19820421 201001 1 028 STAF SUBBAG PERENCANAAN Dinas Kesehatan Kab. Karanganyar

0 1 1 2 2 KASUS KUSTA

3) Pengendalian Penyakit Diare ( P2 Diare )

Jumlah kasus diare di Kabupaten Karanganyar tahun2016 yang ditemukan sebanyak 18.714 kasus dan yang ditangani sebanyak 15.886 kasus (84,9%), naik dibanding tahun 2015 yang ditemukan dan ditangani sebanyak 15.566 kasus (83,5%), tahun 2014 yang ditemukan dan ditangani sebanyak 14.112 kasus (76,5%), tahun 2013 yang ditemukan dan ditangani sebanyak 15.364 kasus (42,4%), tahun2012 yang ditemukan dan ditangani sebanyak 18.017 kasus (46,4 persen dari jumlah perkiraan kasus), dan tahun 2011 sebanyak 20.331 kasus (55%).

Tahun 2016 penemuan kasus diare tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Karanganyar sebanyak 1.737 kasus diare, sedang pada tahun 2015 penemuan tertinggi diare di wilayah Puskesmas Tasikmadu sebanyak 1.275 kasus dan penemuan kasus diare tahun 2016 terendah di wilayah Puskesmas Jenawisebanyak 558 kasus. Berikut ini grafik Jumlah Kasus Diare tahun 2011 – 2016 di Kabupaten Karanganyar.

(32)

Grafik 3.8 : Jumlah Kasus Diare dan Kematian Akibat Diare di Kabupaten Karanganyar Tahun 2011 – 2016

4) Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut ( P2 ISPA)

Jumlah kasus pneumonia balita yang ditemukan dan ditangani pada tahun2016 sebanyak 911 kasus (39,15% dari perkiraan target), secara prosentase naik dibanding tahun 2015 sebanyak 881 kasus (10,22% dari perkiraan target), tahun 2014 sebanyak 726 kasus (17,16% dari perkiraan target), tahun 2013 sebanyak 647 kasus (10% dari target yang diperkirakan), tahun 2012 sebanyak 780 kasus (11,9% dari target yang diperkirakan), dan tahun 2011 sebanyak 863 kasus (9,7% dari target). Perhitungan target perkiraan penderita pneumonia balita adalah 3,6% dari jumlah balita yang ada.Penemuan kasus Pneumonia balita adalah jumlah kasus yang ditemukan di wilayah kerja puskesmas termasuk rumah sakit. Persebaran penemuan pneumonia yang ditemukan dan ditangani di Kabupaten Karanganyar tahun 2016dapat dilihat dari grafik di bawah ini :

5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 2011 2012 2013 2014 2015 2016 20,331 18,017 15,340 14,112 15,566 18,714 Ju m lah K as us d iar e Tahun Jumlah Kasus diare

(33)

Grafik 3.9 : Jumlah Perkiraan Kasus Pneumonia dan Jumlah Penderita yang Ditemukan dan Ditangani Kabupaten Karanganyar Tahun 2016

Dari grafik diatas, perkiraan penemuan penderita kasus pneumonia balita tertinggi di wilayah Puskesmas Gondangrejo dengan 223 kasus sedangkan kasus terendah di wilayah Puskesmas Jenawidengan 66 kasus. Sedangkan penderita yang ditemukan dan ditangani paling banyak terjadi di wilayah kerja Puskesmas Mojogedang IIsebanyak 190 kasus sedangkan wilayah Puskesmas yang paling sedikit penderita di temukan dan ditangani di wilayah Puskesmas Tawangmangu sebanyak 3 kasus.

5) Pengendalian Penyakit HIV / AIDS ( P2 HIV/ AIDS)

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome)Pada tahun2016 di Kabupaten Karanganyar ditemukan sebanyak 48 orang mengidap HIV, naik dibanding tahun 2015 ditemukan sebanyak 44 orang mengidap HIV, tahun 2014 sebanyak 44 orang pengidap HIV, tahun 2013 sebanyak 34 orang pengindap HIV, tahun 2012 ditemukan 8 orang pengidap HIV, dan tahun 2011 sebanyak 7 orang. Sedangkan penderita positif AIDS di tahun 2016 sebanyak 52 penderita AIDS, turun dibanding tahun 2015 sebanyak 55 orang, tahun 2014 sebanyak 24 orang, tahun 2013 sebanyak 8 orang, tahun 2012

100 200 300 JAT IP URO JAT IY OS O JU MA POL O JU MA NT ON O MAT ES IH TAW AN GMAN GU NG ARG O YOS O KA RAN GP AN DAN KA RAN GA NY AR TAS IK M ADU JAT EN I JAT EN II CO LOMAD U I CO LOMAD U II GON DAN GR EJ O KE BA KK RA MAT I KE BA KK RA MAT II MOJ OG ED AN G I MOJ OG ED AN G II KE RJ O JE NAW I 79 96106119118117 92 108 218 154 98 101 91 82 223 81 83 95 103 98 66 17 6 27 20 7 3 55 12 124 12 141 16 15 19 9 84 40 69 190 18 27

(34)

sebanyak 27 orang, dan tahun 2011 sejumlah 14 orang. Pada tahun 2016 ditemukan 17 kematian akibat HIV/AIDS, naik dibanding tahun2015 ditemukan 9 kematian, tahun 2014 sebanyak 15 orang, tahun 2013 sebanyak 7 orang, tahun 2012 sebanyak 9 orang,dan tahun 2011 sebanyak 4 orang. Sehingga sampai dengan akhir tahun 2016 ini, kasus HIV / AIDS di Karanganyar sebanyak 446 kasus dan yang meninggal sebanyak 97 orang.

Grafik 3.10 : Perbandingan Jumlah kasus HIV-AIDS di Kabupaten Karanganyar Tahun 2015- 2016

Penularan HIV-AIDS sangat berkaitan erat dengan pengetahuan dan perilaku, sehingga dalam upaya intervensi pencegahan terhadap kelompok beresiko perlu sekali untuk dikenali identifikasinya. Berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2010 tentang pengetahuan HIV/AIDS pada kelompok usia > 15 th, hanya 56,1 % dari sampel penduduk Jawa tengah yang pernah mendengar tentang HIV / AIDS, sedangkan hanya 5,4% dari total sample yang diambil yang mengetahui adanya tes HIV secara sukarela yang didahului dengan konseling/VCT. 0 10 20 30 40 50 60

HIV AIDS Meninggal

2015 44 55 9 2016 48 52 7 44 55 9 48 52 7 Ju m lah k as us

(35)

Sedangkan untuk donor darah yang didonorkan melalui PMI sebanyak 6.609 sampel darah, dari hasil screening HIV/ AIDS ditemukan 2 pendonor yang sampel darah positif HIV/ AIDS (sumber dari PMI cabang Karanganyar).

6) Surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP)

Upaya membebaskan Indonesia dari penyakit Polio, Pemerintah telah melaksanakan Program Eradikasi Polio (ERAPO) yang terdiri dari pemberian imunisasi polio rutin, pemberian imunisasi masal pada anak balita melalui Pekan Imunisasi nasional (PIN) dan surveilans AFP. Surveilans AFP merupakan pengamatan dan penjaringan semua kelumpuhan yang terjadi secara mendadak dan sifatnya flaccid (layuh), seperti sifat kelumpuhan pada

poliomyelitis. Prosedur pembuktian penderita AFP terserang virus polio liar atau tidak adalah sebagai berikut :

a) Melakukan pelacakan terhadap anak < 15 tahun yang mengalami kelumpuhan layu mendadak (<14 hari) dan menentukan diagnosa awal. b) Mengambil specimen tinja penderita tidak lebih dari 14 hari sejak

kelumpuhannya, sebanyak dua kali selang waktu pengambilan Idan II> 24 jam.

c) Mengirim kedua specimen tinja ke laboratorium Bio Farma Bandung dengan pengemasan khusus.

d) Hasil pemeriksaan specimen tinja akan menjadi bukti virologist adanya virus polio didalamnya.

e) Diagnosa akhir ditentukan pada 60 hari sejak kelumpuhan.

f) Pemeriksaan klinis dilakukan oleh Dokter spesialis anak atau syaraf untuk menentukan apakah masih ada kelumpuhan atau tidak.

(36)

Pada tahun2016 ditemukan 7 kasus AFP untuk anak <15 tahun, naik dibanding tahun 2015 ditemukan 4 kasus AFP untuk anak <15 tahun, tahun 2014 yaitu 4 kasus AFP yang ditemukan, tahun2013 ditemukan 5 kasus, tahun 2012 tidak ditemukan kasus baru AFP, dan tahun 2011 dimana ditemukan 10 kasus AFP. Kasus AFP pada tahun 2016 tersebar di 5 wilayah Puskesmas di Kabupaten Karanganyar yaitu Puskesmas Jumapolo (2 kasus), Puskesmas Jumantono (1 kasus), Puskesmas Jaten I (1 kasus), PuskesmasGondangrejo (1 kasus), dan PuskesmasKerjo(2 kasus).

Perkembangan penemuan kasus baru AFP di Karanganyar tahun 2011-2016 dapat dilihat dari Grafik 3.11 berikut ini :

Grafik 3.11 : Perkembangan Penemuan Kasus Baru AFP di Kabupaten Karanganyar Tahun 2011– 2016

2. PENYAKIT TIDAK MENULAR

Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes militus, cedera dan penyakit paru obstruktif serta penyakit kronik lainnya merupakan 63 persen penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa per tahun (WHO 2010). Di Indonesia sendiri, penyakit

0 2 4 6 8 10 2011 2012 2013 2014 2015 2016 10 0 0 4 4 7

(37)

bersamaan morbiditas dan mortabilitas PTM semakin meningkat. Hal tersebut menjadi beban ganda dalam pelayanan kesehatan, sekaligus tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.

Peningkatan PTM berdampak negatif pada ekonomi dan produktivitas bangsa. Pengobatan PTM seringkali memakan waktu lama dan memelukan biaya besar. Beberapa jenis PTM merupakan penyakit kronik dan/atau katastropik yang dapat menggangu ekonomi penderita dan keluarganya. Selain itu, salah satu dampak PTM adalah terjadinya kecacatan termasuk kecacatan permanen. Secara global, regional, dan nasional pada tahun 2030 diproyeksikan terjadi transisi epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular.

Berbagai faktor risiko PTM anatara lain yaitu merokok dan keterpaparan terhadap asap rokok, minum minuman beralkohol, diet/pola makan, gaya hidup yang tidak sehat, kegemukan, obat-obatan, dan riwayat keluarga (keturunan). Prinsip upaya pencegahan tetap lebih baik dari pengobatan. Upaya pencegahan penyakit tidak menular lebih ditujukan kepada faktor risiko yang telah diidentifikasi.

Di Kabupaten Karanganyar telah menerbitkan Surat Edaran Bupati Nomor : 440/8091.13 tanggal 4 Oktober Tahun 2016 tentang Gerakan Larangan Merokok di Hari Senin. Upaya pengendalian PTM tidak akan berhasil tanpa dukungan dari seluruh jajaran lintas sektor, baik pemerintah, swasta, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, bahkan seluruh lapisan masyarakat.Dibawah ini adalah diagram yang menunjukkan kasus penyakit tidak menular tahun 2011 sampai dengan 2016 di Kabupaten Karanganyar.

(38)

Grafik3.12 : Jumlah Penderita Penyakit Diabetes Mellitus dan Stroke di Kabupaten KaranganyarTahun 2011 s.d Tahun 2016

Grafik3.13 : Jumlah Penderita Penyakit Kanker Hati, Kanker Paru, Kanker Payudara dan Kanker Servic Uteri di Kabupaten KaranganyarTahun 2011 s.d

Tahun 2016

Grafik 3.14. Jumlah penderita PPOK, Asma bronkial, dan psikosis Tahun 2011 s.d Tahun 2016 di Kabupaten Karanganyar

2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 Diabetes

Melitus DM TargetInsulin Target InsulinDM Tidak HaemoragiStroke

2011 341 11,265 312 1,233 2012 431 4,681 395 718 2013 167 4,453 250 732 2014 223 3,481 108 370 2015 118 5,048 235 1015 2016 93 2,470 54 286 Ju m lah p en de rit a 0 50 100 150 200 250 Ca Hati dan

Sal.Empedu Ca Bronkus danParu Ca Payudara Ca Servik Uteri

2011 77 15 55 52 2012 38 28 211 109 2013 47 9 244 142 2014 51 5 129 75 2015 22 17 149 83 2016 10 1 49 29 Ju m lah P en de rit a 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000

PPOK Asma Bronkiale Psikosis

2011 238 9,506 75 2012 214 4,318 852 2013 646 4,116 231 2014 160 2,975 386 2015 160 2,975 386 Ju m lah P en de rit a

(39)

Dari diagram diatas, penyakit tidak menular yang pada tahun

2016terlihat banyak mengalami penurunan dibanding tahun-tahun

sebelumnya. Data penyakit tidak menular (PTM) tahun 2016 yang naik dibanding tahun 2015 adalah PPOK. Sedangkan PTM yang lain mengalami penurunan.

3. KEJADIAN LUAR BIASA ( KLB )

Sesuailampiran pada tabel 27, ada beberapa kejadian KLB di Kabupaten Karanganyaryang dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. DBD (2 desa di 2 kecamatan dengan jumlah penderita 9 orang dan meninggal 1 orang), dengan rincian sebagai berikut :

No Desa Kecamatan Jumlah Tgl Mulai

Kejadian

Kasus Mati

1 Malangjiwan Colomadu 6 0 7 Februari 2016

2 Kebak Kebakkramat 3 1 3 Juni 2016

TOTAL 9 1

b. Keracunan makanan (5 desa di 4 kecamatan dengan jumlah penderita 117 orang dan tidak ada korban jiwa), dengan rincian sebagai berikut :

No Desa Kecamatan Jumlah Tgl Mulai Kejadian

Kasus Mati

1 Baturan Colomadu 11 0 19 April 2016

2 Ngargoyoso Ngargoyoso 6 0 28 Mei 2016

3 Jeruk Sawit Gondangrejo 37 0 7 Maret 2016

4 Malanggaten Kebakkramat 36 0 13 Agustus 2016

5 Dayu Gondangrejo 27 0 20 Oktober 2016

TOTAL 117 0

c. Chikungunya (8 desa di 5 kecamatan dengan jumlah penderita 158orang dan tidak ada korban jiwa), dengan rincian sebagai berikut :

(40)

No Desa Kecamatan Jumlah Tgl Mulai Kejadian

Kasus Mati

1 Jati Jaten 16 0 16 Januari 2016

2 Suruh Kalang Jaten 16 0 26 Januari 2016

3 Lalung Karanganyar 30 0 29 Februari 2016

4 Malangjiwan Colomadu 6 0 19 Maret 2016

5 Gajahan Colomadu 20 0 26 Maret 2016

6 Buran Tasikmadu 14 0 4 September 2016

7 Suruh Tasikmadu 31 0 31 September 2016

8 Jumapolo Jumapolo 25 0 2 Desember 2016

TOTAL 158 0

d. Diare(1 desa di 1 kecamatan dengan jumlah penderita 6orang dan tidak ada korban jiwa), dengan rincian sebagai berikut :

No Desa Kecamatan Jumlah Tgl Mulai

Kejadian

Kasus Mati

1. Gaum Tasikmadu 6 0 2 Februari 2016

TOTAL 6 0

e. Leptospirosis(2 desa di 1 kecamatan dengan jumlah penderita 3 orangdengan2 korban jiwa), dengan rincian sebagai berikut :

No Desa Kecamatan Jumlah Tgl Mulai Kejadian

Kasus Mati

1. Blulukan Colomadu 1 1 3 Januari 2016

2. Malangjiwan Colomadu 1 1 26 Januari 2016

3. Malangjiwan Colomadu 1 0 20 Oktober 2016

TOTAL 3 2

f. Thypoid (1 desa di 1 kecamatan dengan jumlah penderita 7 orang dan tidak ada korban jiwa), dengan rincian sebagai berikut :

(41)

Bila diperhatikan data sejak tahun 2011 hingga tahun 2016, terjadi KLB penyakit DBD dan Chikungunya. Untuk itu kita perlu waspada terhadap kedua penyakit tersebut diatas yang berpotensi KLB di Wilayah Kabupaten Karanganyar.

Dari KLB pada tahun2016 angka attack rate sebesar 0,36 turun dibandingtahun 2015 sebesar 1,78 sedang tahun 2014 sebesar 0,20, tahun2013 sebesar 0,26, tahun 2012sebesar 0,35, dan tahun 2011 sebesar 0,29.

Sedangkan Angka CFR tahun2016 sebesar 1,0 turun dibanding tahun 2015 sebesar 2,76, sedang tahun 2014 sebesar 0,67, tahun 2013 sebesar 1,5, tahun 2012 sebesar 2,63, dan tahun 2011 sebesar 0,23.

Grafik 3.15 . Attack Rate dan CFR KLB di Kabupaten KaranganyarTahun 2011 s.d Tahun 2016

B. ANGKA KEMATIAN

Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercemin

2011 2012 2013 2014 2015 2016 Attack Rate 0.07 1.3 0.26 0.2 1.78 0.36 CFR 0.76 2.2 1.5 0.67 2.76 1 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Tr en d At tac k R at e dan CF R KL B

(42)

kesehatan masyarakat di gambarkan melalui Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), angka morbiditas beberapa penyakit, dan status gizi.

Derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya.

1. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka kematian Ibu adalah jumlah ibu yang meninggal karena hamil, bersalin dan nifas di suatu wilayah tertentu per 100.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. Angka kematian ibu maternal dapat menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan dan tingkat pelayanan kesehatan terutama ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu nifas. Dari tabel 6, dapat diketahui angka kematian ibu melahirkan di Karanganyar tahun2016 sebesar 79,0/100.000KH, turun dibanding tahun 2015 sebesar 123,3/100.000KH, tahun 2014 sebesar 138,5/100.000KH, sedangkan tahun 2013 sebesar 68,3/100.000KH, tahun2012 sebesar 127,1/100.000KH, dan tahun 2011 sebesar 99,1/100.000KH.

Grafik3.16 : Angka Kematian Ibu ( AKI ) &Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten KaranganyarTahun 2011– 2016 40 60 80 100 120 140 99.1 127.1 68.3 138.5 123.3 79 17 13 17 18 16 10 AKI Jumlah Kematian

(43)

Jumlah kasus kematian ibu tahun 2016 sebanyak 10 kasus yang tersebar di wilayah puskesmas Jatipuro, Jumantono, Matesih, Tawangmangu, Ngargoyoso, Tasikmadu terdapat 1 kasus sedangkan wilayah Puskesmas Gondangrejo dan Mojogedang II terdapat 2 kasus kematian ibu.

Dari 10 kasus kematian ibu pada tahun 2016, kematian ibu

yangberumur 20-34 sebesar 7 kasus, sedangkanumur > 35 tahun sebesar 3

kasus. Jadi sekitar 70% kematian ibu terjadi pada usia 20-34 tahun, 30% pada usia ≥35 tahun. Berikut ini peta persebaran kasus kematian ibu tahun 2016 di Kabupaten Karanganyar.

Gambar 3.3:Peta Persebaran Kematian Ibu di Kab. Karanganyar Tahun 2016

N E W S SKALA : KILO METER KASUS KEMATIAN IBU

KETERANGAN

0 kasus 1 kasus 2 kasus

INSET PETA JAWA TENGAH

KAB. KARANGANYAR DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN : 2016 1:232951 PENYUSUN : K E R J O JENAWI JATEN II GONDANGREJO KEBAK KRAMAT II NGARGOYOSO JATIPURO JUMAPOLO JUMANTONO KARANGANYAR COLOMADU I COLOMADU II MOJO GEDANG II JATEN I JATIYOSO TAWANGMANGU KARANG PANDAN KEBAK KRAMAT I MATESIH TASIKMADU GEDANG IMOJO

WARSITO, A.Md NIP. 19820421 201001 1 028 STAF SUBBAG PERENCANAAN Dinas Kesehatan Kab. Karanganyar

1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0

KASUS KEMATIAN IBU KASUS KEMATIAN IBU

2. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan soal ekonomi. Angka kematian bayi di

(44)

Kabupaten Karanganyar tahun 2016 sebesar 14,2/1000KH, naik dibanding tahun 2015 sebesar 12,8/1000KH, tahun 2014 sebesar 10,5/1000KH, sedang tahun 2013 sebesar 9,9/1000KH, tahun 2012 sebesar 10,1/1000 KH, dan tahun 2011 sebesar 9,23/1000 KH. Berikut grafik perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB)Kabupaten Karanganyar tahun 2011 -2016 :

Grafik3.17 : Angka Kematian Bayi ( AKB ) dan Jumlah Kematian Bayi di Kabupaten KaranganyarTahun 2011– 2016

Kasus kematian bayi pada tahun 2016 sebanyak 180 kasus, yang terbanyak di wilayah puskesmasKaranganyar yaitu sebanyak 25 kasus dan terendah di wilayah puskesmasKebakkramat IIsebanyak 1 kasus (tabel 5). Kasus kematian bayi adalah jumlah kasus kematian Neonatal ditambah jumlah kematian bayi. Berikut ini peta kematian bayi di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2016.

9.23 10.1 9.9 10.5 12.8 14.2 121 135 131 136 166 180 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 2011 2012 2013 2014 2015 2016

(45)

Gambar 3.4 : Peta Persebaran Kematian Bayi di Kabupaten KaranganyarTahun 2016

3. Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan perbandingan jumlahanak berumur 1 – 5 tahun yang meninggal di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun dibagi jumlah kelahiran hidup di wilayah yang sama dalam kurun waktu 1 tahun dikalikan 1000.

Pada tahun2016 terdapat 28 kasus anak balita mati, naik dibanding tahun 2015 terdapat 23 anak balita mati, sedang tahun 2014 terdapat 19 anak balita mati, tahun2013 terdapat 21 anak balita mati, tahun 2012 terdapat 9 anak balita mati, dan tahun 2011 terdapat 23 anak balita mati. Angka Kematian Balita (AKABA) tahun2016 sebesar 2,2/1000KH, sedangkan tahun 2015 sebesar 1,8/1000KH, tahun 2014 sebesar 1,5/1000KH, tahun2013 sebesar 1,6/1000KH, tahun 2012 sebesar 0,7/1000

(46)

KH, dan tahun 2011 sebesar 1,8/1000KH. Berikut ini Perkembangan Jumlah Kasus Kematian Anak Balita di Kab. Karanganyar Tahun 2011 – 2016.

Grafik3.18 : Angka Kematian Balita ( AKABA) dan Jumlah Kasus Kematian Anak Balita di Kabupaten KaranganyarTahun 2011– 2016

Kasus kematian anak balita tertinggi di wilayah puskesmas Jumantono, Tasikmadu, Jaten II, dan Puskesmas Jenawi yaitu sebanyak 3 kasus, sedangkan wilayah yang tidak ada kasus kematian anak balita meliputi puskesmas Jatipuro, Jatiyoso,Tawangmangu, Colomadu I, Kebakkramat I, KebakkramatII dan Jenawi. Berikut peta persebaran kasuskematian anak balita tahun 2016 di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Gambar 3.5

0 5 10 15 20 25 30 2011 2012 2013 2014 2015 2016 1.8 0.7 1.6 1.5 1.8 2.2 23 9 21 19 23 28 AKABA Jumlah Kematian Balita

(47)

Gambar 3.5 : Peta Persebaran Kematian Anak Balita di Kabupaten Karanganyar Tahun 2016

C. STATUS GIZI MASYARAKAT

Menurut tabel 47 jumlah balita yang ada tahun2016 sebanyak 63.731, yang ditimbang sebanyak 49,911 (78,3%), sedang tahun 2015 sebanyak 62.374, yang ditimbang sebanyak 48.591 (77,9%), tahun 2014 sebanyak 63.210, yang ditimbang 48.909 (77,4%), tahun 2013 sebanyak 64.437, yang ditimbang sebanyak 50.877 (80,37%), tahun 2012 sebanyak 65.591, yang ditimbang sebanyak 52.717 (80,37%), dan tahun 2011 sebanyak (73,26 %). Dari balita yang ditimbang pada tahun 2016 status balita garis merah sebanyak 413 (0,8%), sedang kasus balita gizi buruk yang ditemukan sebanyak 22 balita, semua balita gizi buruk yang diketemukan, semuanya mendapatkan perawatan (100%).

Kasus penemuan gizi buruk tertinggi pada tahun 2016 ditemukan di wilayah Puskesmas Gondangrejo sebanyak7 balita, dan penemuan gizi buruk terendah di wilayah puskesmas Jatipuro, Jatiyoso, Jumapolo, Tawangmangu, Ngargoyoso, Karanganyar, Jaten I, Colomadu I, Kebakkramat II, Mojogedang I dan Kerjo dengan tidak ada penemuan kasus. Berikut peta persebaran

(48)

penemuan kasus gizi buruk di Kabupaten Karanganyar Tahun 2016, dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 : Peta Penemuan Kasus Gizi Buruk di Kabupaten Karanganyar Tahun 2016

N E W S SKALA : KILO METER PERSEBARAN KASUS GIZI BURUK KETERANGAN 0 kasus 1 kasus 2 kasus >3 kasus

INSET PETA JAWA TENGAH

KAB. KARANGANYAR DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN : 2016 1:232951 PENYUSUN : K E R J O JENAWI JATEN II GONDANGREJO KEBAK KRAMAT II NGARGOYOSO JATIPURO JUMAPOLO JUMANTONO KARANGANYAR COLOMADU I COLOMADU II MOJO GEDANG II JATEN I JATIYOSO TAWANGMANGU KARANG PANDAN KEBAK KRAMAT I MATESIH TASIKMADU MOJO GEDANG I WARSITO, A.Md NIP. 19820421 201001 1 028 STAF SUBBAG PERENCANAAN Dinas Kesehatan Kab. Karanganyar

0 0 0 2 1 0 0 1 0 1 0 2 0 3

7

2 0 0 2 0 1

KASUS GIZI BURUK

KASUS GIZI BURUK

Pendataan gizi buruk di Kabupaten Karanganyar didasarkan pada 2 kategori yaitu dengan indikator membandingkan berat badan dengan umur (BB/U) dan kategori kedua adalah membandingkan berat badan dengan tinggi badan (BB/TB). Skrining pertama dilakukan di posyandu dengan membandingkan berat badan dengan umur melalui kegiatan penimbangan, jika ditemukan balita yang berada di bawah garis merah (BGM) atau dua kali tidak naik (2T), maka dilakukan konfirmasi status gizi dengan menggunakan indikator berat badan menurut tinggi badan. Jika ternyata balita tersebut merupakan kasus buruk, maka segera dilalukan perawatan gizi buruk sesuai pedoman di posyandu dan puskesmas. Jika ternyata terdapat penyakit penyerta yang berat dan tidak dapat ditangani di Puskesmas maka segera dirujuk ke rumah sakit.

(49)

D. UMUR HARAPAN HIDUP ( UHH )

Umur Harapan Hidup dianggap sebagai indikator umum bagi taraf hidup, maka tingginya umur harapan hidup menunjukkan tingginya tingkat taraf hidup suatu wilayah dan sebaliknya. Data terakhir BPS Kabupaten Karanganyar, UHH Kabupaten Karanganyar tahun 2016 sebesar 77,11. Angka tersebut masih sama dengan tahun 2015 sebesar 77,11, sedangkan tahun 2014 sebesar 76,71, tahun 2013 sebesar 76,70, tahun 2012 sebesar 76,67, dan tahun 2011 sebesar 76,64. Ini berarti kondisi taraf hidup di Kabupaten Karanganyar terjadi peningkatan dari tahun ke tahun.

(50)

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna terjaminnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.Dalam SKN dinyatakan bahwa upaya kesehatan sangat luas, meliputi upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP). Upaya kesehatan juga meliputi upaya promotif (peningkatan kesehatan), upaya prevetif (pencegahan), upaya kuratif (pengobatan) dan upaya rehabilitatif (pemulihan).

Dalam pengelolaan upaya kesehatan juga bisa dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut :

a. Pelayanan Kesehatan dasar

b. Pelayanan Kesehatan rujukan

c. Akses dan Mutu pelayanan kesehatan

d. Pembinaan Kesehatan Lingkungan

e. Pembinaan Perilaku Hidup Masyarakat

f. Pelayanan Kesehatan terhadap penduduk diluar Kabupaten Karanganyar

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR 1. Pelayanan Kesehatan Ibu

a. PelayananAntenatal (K1 dan K4)

Kehamilan adalah anugrah yang didambakan oleh pasangan suami istri dengan harapan mendapatkan keturunan yang sehat dan cerdas. Setiap ibu

(51)

harus dapat dengan mudah mengakses fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan sesuai standar, termasuk kemungkinan adanya masalah/penyakit yang dapat berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janinnya.

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan/pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil sesuai standar pada masa kehamilan oleh tenaga terampil (dokter, bidan atau perawat) 4 kali dengan interval 1 kali pada trimester pertama, 2 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga, akan menggambarkan cakupan pelayanan antenatal ibu hamil yang dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan ibu hamil KI dan K4. Penimbangan berat badan, pemeriksaan kehamilan, pemberian tablet Fe, pemberian imunisasi TT, dan konsultasi merupakan pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada ibu hamil yang berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan (Antenatal Care/ANC).

Dalam pelayanan ibu hamil (antenatal ) baik pada K1 maupun K4 ibu hamil dibekali dengan tablet besi (Fe),hal ini merupakan upaya penanggulangan anemi pada ibu hamil. Anemi adalah penyebab utama kematian ibu maternal yang disebabkan perdarahan pada waktu persalinan. Selama hamil, disarankan ibu hamil mengkonsumsi 90 tablet Fe mulai trimester I sampai trimester III. Demikian pula pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) yang dapat mencegah infeksi pada janin yang dikandung oleh ibu hamil. Imunisasi TT diberikan 2 kali selama kehamilan.

Cakupan K4 di Kabupaten Karanganyar tahun 2016 sebanyak 91,9% dari 13.944 ibu hamil yang ada, turun dibanding tahun 2015 sebanyak 93,2% dari 14.308 ibu hamil yang ada, sedang tahun 2014 sebanyak 91,5% dari

(52)

ibu hamil yang ada, tahun 2012 sebanyak 91,9% dari 15.212 ibu hamil, dan tahun 2011 sebanyak 92,80 % dari jumlah total 14.968 ibu hamil yang ada. Dibawah ini grafik yang menunjukkan cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Kab. Karanganyar tahun 2011– 2016.

Grafik4.1 : Perkembangan Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 di Kabupaten KaranganyarTahun 2011– 2016

b. Persalinan Yang Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Pada kenyataan di lapangan, masih terdapat penolong persalinan yang bukan tenaga kesehatan dan diluar fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh karena itu secara bertahap seluruh persalinan akan ditolong oleh tenaga kesehatan kompeten dan diarahkan ke fasilitas pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan yang kompeten memberikan pelayanan persalinan adalah dokter spesialis kebidanan, dokter dan bidan.

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan professional tahun 2016 sebanyak 100% (dari total ibu hamil 12.629 jumlah ibu bersalin) naik dibanding tahun 2015 sebanyak 95,3% (dari total ibu bersalin 13.643 jumlah ibu bersalin), tahun 2014 sebanyak 99,4% (dari total ibu bersalin 13.094 jumlah persalinan), sedang tahun

0.00 2000.00 4000.00 6000.00 8000.00 10000.00 12000.00 14000.00 16000.00 2011 2012 2013 2014 2015 2016 92.80 91.90 90.10 91.50 93.20 91.90 14,968 15,212 13,902 14,708 14,308 13,944

(53)

sebanyak 92,2 % (dari total 14.287 jumlah persalinan). Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan di Kabupaten Karanganyar tahun 2011-2016, dapat dilihat pada grafik 4.2

Grafik4.2 : Perkembangan Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan di Kabupaten Karanganyar

Tahun 2011– 2016

c. Pelayanan Ibu Nifas

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam samapai 42 hari paska persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal 3 kali dengan ketentuan waktu :

1. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari selah persalinan.

2. Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan (8-14 hari). 3. Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6 minggu setelah persalinan (36-42 hari).

Cakupan pelayanan pada ibu nifas tahun 2016 yaitu 12.612 atau 99,4% dari jumlah ibu bersalin, sedang tahun 2015 yaitu 12.954/ 94,9 %, tahun 2014 (13.019/ 99,4 %). Cakupan tertinggi tahun 2016 terdapat di wilayahPuskesmas Jatipuro, Ngargoyoso, Jaten I, Gondangrejo, Kebakkramat II, Mojogedang I, Mojogedang II

85 90 95 100 2011 2012 2013 2014 2015 2016 92.17 95.00 90.53 99.4 95.3 100 Persentase Persalinan Oleh Nakes

(54)

dan Puskesmas Kerjo dengan cakupan 100%sedang cakupan terendah di wilayah Puskesmas Kebakkramat I(91,6%).

d. Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe

Program penanggulangan anemia yang dilakukan adalah dengan memberikan tablet tambah darah yaitu preparat Fe yang bertujuan untuk menurunkan angka anemia pada Balita, bumil, Bufas, remaja putri dan WUS (Wanita Usia Subur). Hasil pendataan dari Bidang Binkesga untuk program penanggulangan anemia yang ditekankan pada bumil meliputi 2 indikator, yaitu Fe1 dan Fe3. Pencapaian Fe1 dan Fe3 untuk puskesmas dan jaringannya di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2016 pemberian tablet Fe1 sebanyak 13.877 (99,5% dari jumlah ibu hamil), sedang tahun 2015 pemberian Fe1 sebanyak 102,5%, tahun 2014 sebanyak 97,74%, tahun 2013 pemberian Fe 1 sebanyak 95,64%, tahun 2012 sebanyak 98,44%, dan tahun 2011 sebesar 96,43%. Sedangkan pemberian Fe3 pada tahun 2016 sebesar 12.854 (92,2% dari jumlah ibu hamil), sedang tahun 2015 sebesar 93,2%, tahun 2014 sebesar 89,59%, sedang tahun 2013 sebesar 89,02%, dan tahun 2012 sebesar 90,42%, tahun 2011 sebesar 89,82 %. Berikut ini perkembangan Cakupan Ibu Hamil yang mendapat tablet Fe1 dan Fe3 di Kabupaten Karanganyar Tahun 2011 – 2016.

Grafik4.3 : Perkembangan Cakupan Ibu Hamil yang mendapat tablet Fe 1 dan Fe 3 di Kabupaten KaranganyarTahun 2011– 2016 80 85 90 95 100 105 96.43 89.82 98.44 90.42 95.64 89.02 97.74 89.59 102.5 93.2 99.5 92.2

(55)

2. Pelayanan Kesehatan Neonatus dan Bayi a. Kunjungan Neonatus (KN1 dan KN2)

Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan yang paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal 3 (kali) kali, satu kali pada umur 0-7 hari (KN1) dan dua kali lagi pada umur 8-28 hari (KN3 / KN Lengkap).

Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit, dan pemberian imunisasi), pemberian vitamin K, Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM), dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan Buku KIA.

Kunjungan neonates (KN1) tahun 2016 sebanyak 12.513 bayi (99,9%) dari 12.651 bayi lahir hidup, naik dibandingtahun2015 sebanyak 81,9%, sedang tahun 2014 sebanyak 98,9%, tahun 2013 sebanyak 100%, tahun2012 sebanyak 99,3%, dan tahun 2011 sebanyak 99,4%. Sedangkan KN3 tahun 2016 sebanyak 12.513 bayi (98,9%) dari 12.651 bayi lahir hidup, naik dibandingtahun 2015 sebanyak 81,3%, sedang tahun 2014 sebanyak 97,2%, tahun 2013 sebanyak 98,3%, tahun 2012 sebanyak 98,4%, dan tahun 2011 sebesar 97,5%. Cakupan kunjungan neonatus di Kabupaten Karanganyar tinggi, hal ini menggambarkan kondisi saat ini berupa meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan neonatus, peningkatan pelayanan kesehatan terutama kesehatan anak (neonatus, bayi, balita) di Puskesmas, dan adanya pemeriksaan kunjungan ke rumah oleh tenaga kesehatan bagi neonatus yang tidak dapat berkunjung ke puskesmas serta sistem pencatatan

Referensi

Dokumen terkait

Apakah anda memakai alat pelindung kaki dalam keadaan bersih setiap saat bekerja:.. Apakah anda membersihkan alat pelindung kaki anda ketika sudah

Proses telur di pindahkan dari mesin setter ke mesin hatcher pada hari ke 19 dilakukan peneropongan atau candling dengan cara meletakan telur tetas diatas meja yang di

P&#34;#$K yang terkena Aorce (aeure waib memberitahukan adanya peristiwa Aorce (aeure tersebut kepada P&#34;#$K yang lain secara tertulis paling lambat @

Menilik hasil penelitian pengembangan ini dosen diharapkan agar (a) menerapkan model bahan ajar, perlu dibentuk tim pengajar (dosen) mata kuliah Bahasa Indonesia agar

Tidak adanya dukungan dari manajemen puncak terhadap sistem informasi manajemen yang ada, maka dapat dipastikan sistem informasi dalam organisasi tersebut tidak

Misalkan dilihat dari proporsi penempatan asset bank dalam bentuk penempatan dana pada BI (SBI), surat-surat berharga, dan kredit dari kelima bank yang mempunyai ranking tinggi

Penelitian media massa lebih diletakkan dalam kesadaran bahwa teks atau wacana dalam. media massa mempunyai pengaruh yang sedemikian rupa pada manusia (Littlejohn,

muhadditsûn (para ahli hadis). Sufi berbeda dengan para ahli hadis saat.. Pada kasus-kasus tertentu, sepintas sufi seolah memang tidak menganggap penting suatu