• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kemampuan dalam menanggulangi bencana alam sangat diperlukan untuk bertahan hidup di wilayah yang rawan bencana. Kemampuan ini harus dimiliki oleh setiap individu secara pribadi sampai dengan kelompok individu pada satu lembaga. Kemampuan ini memerlukan evaluasi dan koreksi secara berkesinambungan dan terintegrasi, agar senantiasa sejalan dengan perubahan alam.

Dalam hal evaluasi kemampuan, Indonesia belum menjalankannya secara terintegrasi dan berkesinambungan. Kabupaten Cianjur adalah salah satunya (dalam skala kecil) yang termasuk belum melakukan evaluasi kemampuan pada setiap lembaganya, khususnya dalam hal penanggulangan bencana alam.

Data ancaman pada 32 kecamatan menurut catatan BPBD Kabupaten Cianjur tahun 2013 yang sudah digabungkan dengan data kependudukan Kabupaten Cianjur tahun 2012 dapat dibaca pada Tabel 1.1.

Penelitian akan dilakukan hanya pada enam kecamatan yang merupakan beberapa daerah rawan bencana di Kabupaten Cianjur. Ancaman bencana pada ke-6 daerah ini tinggi karena aktivitas dan pemukiman masyarakat yang cukup tinggi disamping bahaya dari tempat tinggal mereka yang setiap saat bisa merenggut korban jiwa. Enam kecamatan tersebut diantaranya :

1. Kecamatan Cipanas. 2. Kecamatan Pacet. 3. Kecamatan Sukaresmi. 4. Kecamatan Cianjur. 5. Kecamatan Haurwangi. 6. Kecamatan Sindangbarang.

(2)

Tabel 1.1. Data ancaman bencana alam di setiap kecamatan di Kabupaten Cianjur versi BPBD Kabupaten Cianjur tahun 2013

(sumber : BPBD kabupaten Cianjur, 2013 dan BPS Kabupaten Cianjur, 2013)

Kecamatan Penduduk Sex Ratio Kepadatan Penduduk (Orang/Km2) Luas (Km2) Ancaman

Agrabinta 37581 107.29 195 192.72 Longsor, kekeringan, dan tsunami

Leles 32438 107.13 284 114.22 Banjir, kekeringan, dan longsor

Sindangbarang 53281 105.21 335 159.05 Banjir, gempa bumi, dan tsunami

Cidaun 66077 105.37 224 294.99 Gempa bumi, longsor, kekeringan, dan tsunami

Naringgul 45678 107.79 162 281.96 Longsor, kekeringan, dan gempa bumi Cibinong 59239 109.27 252 235.08 Banjir, longsor,

kekeringan, dan gempa bumi

Cikadu 35465 107.13 188 188.64 Longsor, gempa bumi, kekeringan, dan tsunami Tanggeung 45226 107.13 756 59.82 Banjir, longsor,

kekeringan, dan gempa bumi

Pasir Kuda 35210 107.53 306 115.07 Gempa bumi, longsor, dan puting beliung Kadupandak 49922 107.13 478 104.44 Longsor, kekeringan,

dan puting beliung Cijati 33418 103.16 682 49.00 Gempa bumi, longsor,

kekeringan, dan puting beliung

Takokak 52059 105.22 366 142.24 Gempa bumi, longsor, kekeringan, dan puting beliung

Sukanagara 50126 106.27 288 174.05 Banjir, gempa bumi, dan longsor

Pagelaran 69559 108.40 349 199.31 Gempa bumi, longsor, kekeringan, dan puting beliung

Campaka 65166 105.48 453 143.85 Gempa bumi, longsor, kekeringan, dan puting beliung

Campakamulya 24155 104.91 325 74.32 Gempa bumi,

kekeringan, dan longsor Cibeber 118899 107.50 953 124.76 Gempa bumi, longsor,

puting beliung, dan kekeringan

Warungkondang 66642 107.08 1476 45.15 Gempa bumi, puting beliung, dan kekeringan

(3)

Lanjutan tabel 1.1.

Kecamatan Penduduk Sex Ratio Kepadatan Penduduk (Orang/Km2) Luas (Km2) Ancaman

Gekbrong 52686 107.40 1038 50.76 Banjir, gempa bumi, longsor, puting beliung, dan kekeringan

Cilaku 100193 107.38 1907 52.54 Longsor, gempa bumi, kekeringan, dan puting beliung

Sukaluyu 72030 109.98 1500 48.02 Gempa bumi, dan puting beliung Bojongpicung 72852 107.28 825 88.31 Gempa bumi, longsor,

kekeringan, dan puting beliung

Haurwangi 55316 107.32 1198 46.17 Banjir, gempa bumi, kekeringan, dan puting beliung

Ciranjang 76850 106.86 2208 34.81 Banjir, kekeringan, dan gempa bumi

Mande 71409 107.10 723 98.77 Banjir, gempa bumi, kekeringan, dan longsor

Karangtengah 137896 107.21 2841 48.54 Banjir, gempa bumi, kekeringan, dan puting beliung

Cianjur 162633 104.65 6219 26.15 Gempa bumi,

kekeringan, dan puting beliung

Cugenang 102647 111.31 1348 76.15 Banjir, gempa bumi, longsor, puting beliung, dan kekeringan

Pacet 99845 107.92 2397 41.65 Gempa bumi, gunung merapi, kekeringan, dan longsor

Cipanas 107329 107.19 1595 67.29 Gunung merapi, gempa bumi, longsor,

kekeringan, dan puting beliung

Sukaresmi 82260 107.13 893 92.12 Gempa bumi, longsor, kekeringan, dan puting beliung

Cikalongkulon 97020 107.21 674 143.95 Gempa bumi, kekeringan, dan longsor

(4)

Media telah mencatat contoh beberapa bencana alam yang telah terjadi di Kabupaten Cianjur. Puting beliung yang terjadi pada Senin (17/10/2011) di Kecamatan Ciranjang, mengakibatkan 38 unit rumah rusak berat dengan total kerugian mencapai ratusan juta rupiah (Bastiandy, 2011).

Di penghujung tahun 2013 tepatnya Selasa malam 3 Desember 2013,

www.tempo.co mencatat belasan rumah milik warga di dua kecamatan wilayah Cianjur selatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, rusak parah dan beberapa warga mengalami luka ringan dan berat akibat bencana longsor dan banjir bandang. Para korban yang selamat diungsikan ke tempat yang lebih aman dari jangkauan bencana alam.

Gambar 1.1. Warga Kampung Babakan Turuy, Ciranjang Kabupaten Cianjur mulai bergotong royong memperbaiki bangunan yang tersapu angin puting beliung, Senin

(17/10/2011) petang (sumber : http://m.inilah.com/).

Bencana lainnya terjadi pada lokasi berbeda, yaitu banjir bandang yang menerjang Desa Cidamar, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur. Belum diketahui jumlah korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, sedikitnya 10 rumah terseret arus banjir bandang. Bencana alam ini diakibatkan hujan deras yang mengguyur dua wilayah tersebut (Adriansyah, 2013).

Media online seperti www.pikiran–rakyat.com pernah mewawancarai kepala BPBD Kabupaten Cianjur perihal wilayah rawan bencana; "Dari 15 titik wilayah

(5)

yang rawan bencana hasil dari pemetaan terbagi atas tiga kategori diantaranya daerah rawan longsor terdapat di 9 kecamatan, rawan gunung berapi di 3 kecamatan dan rawan tsunami di 3 kecamatan. Khusus untuk wilayah yang rawan terjadi bencana tsunami yakni diwilayah Kecamatan Agrabinta, Sindangbarang dan Cidaun," kata Kepala BPBD Cianjur Asep Achmad Suhara saat dihubungi "PRLM", Minggu (6/1/13) (Kharisma, 2013).

Gambar 1.2. Jalan Tanjakan Cadas Hideung Sukanagara-Pagelaran, Kabupaten Cianjur yang dinilai sebagai salah satu titik rawan longsor di Kab. Cianjur

(sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/).

Media online www.sepertiini.com juga mencatat informasi bencana alam yang terjadi sepanjang tahun 2014 dari bulan Januari sampai dengan bulan Nopember; “Semuanya ada 12 kecamatan siaga bencana, di antara Kecamatan Cibeber, Sukaresmi dan Bojongpicung,” ujar Kasubag Humas BPBD Cianjur, Dedi Heryana kepada sepertiini.com, Jumat (14/11/2014). Bencana alam yang tengah melanda adalah tanah longsor, pergerakan tanah, puting beliung serta banjir bandang (Susilawati, 2014).

Mengenai pengaplikasian evaluasi kemampuan, sebuah laman (http://www.civildefence.govt.nz/) menunjukan bahwa New Zealand merupakan negara yang telah melakukan evaluasi atas kemampuan lembaga-lembaga yang

(6)

terkait dalam mitigasi bencana alam dan turunannya. Negara ini menggunakan alat evaluasi Kemampuan yang diberi nama Capability Assessment Tool (CAT) yang disusun oleh Civil Defense and Emergency Management (CDEM). CDEM telah mengeluarkan beberapa versi CAT dan versi 4.2 adalah yang digunakan pada penelitian ini.

Dari serangkaian catatan bencana yang pernah terjadi di Kabupaten Cianjur dan kemungkinan adanya kemampuan lembaga yang tidak efektif dalam menanggulangi bencana alam, menjadi kekuatan untuk dijadikan lokasi penelitian tesis ini.

1.2. Rumusan masalah

1. Apakah CAT vr. 4.2 dan atau kuesioner dari BNPB dapat mendeskripsikan kemampuan dari Kabupaten Cianjur dalam menanggulangi bencana alam?. 2. Apakah Kabupaten Cianjur mampu menanggulangi bencana alam di

wilayah administrasinya?.

1.3. Tujuan penelitian

Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan Kabupaten Cianjur dalam menanggulangi bencana alam, sehingga diketahui bagian mana saja yang membutuhkan peningkatan.

1.4. Batasan penelitian

Penelitian ini hanya dilakukan di Kabupaten Cianjur yang meliputi Kecamatan Cipanas, Pacet, Sukaresmi, Cianjur, Haurwangi, dan Sindangbarang. Subjek penelitian: BPBD Kabupaten Cianjur, Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur, Pemerintah Daerah Kecamatan (Cipanas, Pacet, Sukaresmi, Cianjur, Haurwangi,

(7)

dan Sindangbarang), dan Sekolah. Alat penilaian Kemampuan yang dijadikan acuan adalah Capability Assessment Tool vr. 4.2 – CDEM (CDEM, 2010).

1.5. Manfaat penelitian

CAT vr. 4.2 secara internal memberikan kesempatan bagi setiap staf suatu lembaga untuk dapat melakukan evaluasi atas setiap kebijakan dan program dari lembaganya, dan menganalisa setiap peluang yang ada untuk dapat dilakukan peningkatan dan koordinasi yang lebih baik. Sedangkan secara ekternal, hasil analisa CAT vr. 4.2 akan lebih objektif.

Gambar

Tabel 1.1. Data ancaman bencana alam di setiap kecamatan di Kabupaten Cianjur versi  BPBD Kabupaten Cianjur tahun 2013
Gambar 1.1. Warga Kampung Babakan Turuy, Ciranjang Kabupaten Cianjur mulai  bergotong royong memperbaiki bangunan yang tersapu angin puting beliung, Senin
Gambar 1.2. Jalan Tanjakan Cadas Hideung Sukanagara-Pagelaran, Kabupaten Cianjur  yang dinilai sebagai salah satu titik rawan longsor di Kab

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini akan mencoba untuk menerapkan metode RBI, melakukan analisa kemungkinan resiko kegagalan yang terjadi dan besarnya kosekuensi efek yang

Sebagai salah satu upaya optimalisasi penanganan bencana, maka penyusunan rencana strategis pada lembaga penanggulangan bencana khususnya pada BPBD Provinsi Sumatera

Sejak beberapa akhir tahun yang lalu resiko bencana gerakan tanah di daerah ini semakin meningkat, badan pengawasan dan penanggulangan bencana alam telah mencatat

Menurut informasi dari Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana untuk Gunung Merapi yang memiliki siklus erupsi 4 tahun, menyebutkan bahwa ada kemungkinan

Berbagai objek wisata yang ada di Kabupaten Cianjur antara lain Gunung Padang adalah sebuah kekayaan dunia yang menjadi situs peradaban tertua di dunia yang sudah

Berdasarkan prosedur level II perusahaan, yaitu Batam Fabrication Emergency Procedure, kondisi darurat yang kemungkinan terjadi di PT McDermott Indonesia adalah

Dari data informasi bencana indonesia (DIBI) Kabupaten Aceh Tamiang merupakan daerah yang rawan terjadi bahaya bencana alam (banjir, banjir bandang dan angin putting beliung),

Mengingat kebutuhan tanah yang semakin meningkat dan bencana alam terkadang hanya menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan nilai tanah sesaat, maka