• Tidak ada hasil yang ditemukan

perancangan ulang identitas visual restoran bakmi mb8

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "perancangan ulang identitas visual restoran bakmi mb8"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.. Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP.

(2) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Desain Desain merupakan ilmu pengetahuan yang berjalan selama seumur hidup. Selama ada perubahan, maka dibutuhkan juga pembaharuan. Menurut Arnstson (2012), desain adalah sebuah perencanaan dan pembuatan suatu karya yang kemudian dapat digunakan sebagai kata benda maupun kata kerja. Desain juga merupakan faktor utama dalam teknologi, budaya, sosial, dan ekonomi. Nama untuk profesinya adalah desainer, sedangkan untuk spesifikasi bentuk pekerjaan kata ‘desainer’ digunakan sebagai nama depan lalu ditambah seperti desainer fashion, desainer interior, dan desainer grafis (hlm. 5). Desain grafis merupakan suatu bentuk komunikasi visual yang menyampaikan informasi dengan cara menggunakan gambar seefektif mungkin. Saat ini lebih sering disebut sebagai DKV atau Desain Komunikasi Visual karena peranannya untuk berkomunikasi lewat visual, seperti; gambar, warna, dan tipografi. Kusrianto (2007) dalam bukunya yang berjudul Pengantar Desain Komunikasi Visual mengatakan bahwa penggunaan berbagai teknik dan media dipadukan dengan unsur visual seperti gambar, huruf, serta layout (tata letak) (hlm. 4). Dengan begitu, dapat diterima oleh individu atau kelompok yang menjadi sasaran. Namun, untuk mengikuti kondisi lapangan kerja yang terus berganti ini diperlukannya keahlian dalam teknologi, memiliki pendekatan terhadap prinsip dasar, dan sifat selalu ingin berkembang.. 6 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(3) 2.1.1. Prinsip Desain Dalam menata sebuah tampilan visual dan menciptakan sebuah rancangan yang efektif dan komunikatif, seorang desainer grafis harus memperhatikan perilaku manusia (hlm. 31). Berikut prinsip-prinsip yang dapat dijabarkan; 1. Harmoni (Keselarasan) Berfungsi sebagai pengaman, haromi atau keselarasan diperlukan dalam suatu karya untuk mencapai keserasian. 2. Proporsi Proporsi merupakan salah prinsip dasar dalam seni yang berhubungan juga untuk menciptakan keserasian. Proporsi dapat dicapai dengan adanya hubungan antara; a. Suatu unsur dengan unsur lain, b. Unsur ruang dengan dimensinya, c. Dimensi ruang/bidang itu sendiri. 3. Ritme Pengulangan gerak yang teratur dan terus-menerus, ritme atau irama bisa kita rasakan karena adanya gerakan, getaran, atau perpindahan dari satu unsur ke unsur lain. Dalam desain, gerakan dapat dirasakan dengan adanya pengulangan bidang yang mengajak mata untuk mengikuti alur pada sebuah karya. 4. Keseimbangan (Balamce) Keseimbangan adalah suatu keadaan alami dimana semua benda atau objek yang terdapat dalam sebuah karya tidak ada yang saling membebani.. 7 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(4) Keseimbangan bertujuan membuat suatu karya menjadi menarik dan enak dilihat. Dengan adanya keseimbangan, pesan dapat tersampaikan dengan jelas sekaligus estetis. Terdapat keseimbangan simetris, yaitu keseimbangan yang terkesan formal atau resmi, serta keseimbangan asimetris, yakni lebih terkesan kasual karena layout yang lebih dinamis. 5. Penekanan (Emphasis) Dalam suatu karya (setiap karya), ada beberapa objek yang harus ditonjolkan untuk mengarahkan pandangan. Emphasis atau penekanan dapat disebut juga dengan pusat perhatian, bertujuan menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat perhatian agar pesan atau informasi dapat tercapai dengan nilai tertentu. 2.1.2. Grid Grid merupakan sebuah panduan yang terdiri dari garis vertikal dan horizontal. Garis-garis tersebut membentuk suatu baris dan kolom atau margins dan columns yang memberikan patokan atau panduan dalam mendesain.. Gambar 2. 1. Jenis Grid (Grids in Graphic Design, 2010). 8 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(5) Templeman (2010) dalam artikelnya yang berjudul Grids in Graphic Design mengatakan bahwa grid dapat berupa macam-macam sesuai keinginan desainer, mengikuti 4 bentuk dasar tersebut. Setiap grid memiliki; 1.. Margins : Jarak yang memisahkan konten dan tepi halaman.. 2.. Flowlines : Baris yang memecah ruang menjadi seperti gang horizontal.. 3.. Columns : Bagian vertikal pada halaman.. 4.. Rows : Bagian horizontal pada halaman.. 5.. Gutters : Ruang yang memisahkan baris dan kolom.. 6.. Modules : Bagian individu yang terbentuk dari garis baris dan kolom.. 7.. Spatial Zones : Sebuah kelompok yang terdiri dari beberapa modules.. Gambar 2. 2. Anatomi grid dan modular grid (Grids in Graphic Design, 2010). Dari sini dapat muncul beberapa grid baru seperti salah satunya adalah modular grid. Landa (2013) dalam bukunya yang berjudul Essential Graphic Design Solutions mengungkapkan adanya kumpulan modules yang disusun vertikal dan horizontal menjadi baris dan kolom. Dalam modular grid, informasi dapat dibagi dalam modules secara individu atau dalam kelompok (hlm. 173).. 9 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(6) 2.2. Branding Branding adalah sebuah proses disiplin yang digunakan untuk mempertahankan dan membangun awareness konsumen dalam memperoleh kesetiannya (Wheeler, 2014, hlm. 7). Menurut Kotler (2009, hlm. 332), brand sendiri adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dibuat untuk mengidentifikasi barang atau jasa atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari persaing. Selain memberikan identitas, brand juga memberikan image atau citra yang terbentuk dalam benak konsumen, jika dipelajari lebih dalam secara profesional. Seiring berjalannya waktu dengan pengaruh globalisasi dan modernisasi, brand sudah berkembang menjadi lebih dari sekedar nama atau ciri visual logo, melainkan terdapat karakter, persepsi, kredibilitas, dan hal yang dapat mengena di benak masyarakat. Cara masyarakat dalam membeli suatu produk atau jasa juga sudah berubah. Keller (2013, hlm. 192), menegaskan bahwa masyarakat sekarang lebih memilih yang praktis, serba cepat, baik secara fisik maupun psikologis. Lebih tepatnya, masyarakat lebih berpikir singkat dalam mencari produk atau jasa yang dibutuhkannya. Dengan begitu, masyarakat membutuhkan brand yang kuat untuk mencegah resiko internal maupun eksternal seperti finansial, sosial, dan resiko akan waktu. Brand sendiri memiliki berbagai definisi dari berbagai ahli. Menurut Keller (2013), istilah brand sudah ada sejak sekitar abad 9-13 dari Jerman. Berasal dari kata “brandr” yang merupakan kata kerja yaitu “untuk membakar”. Pada masa lampau, masyarakat membakar barang milik mereka dengan alat tertentu untuk. 10 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(7) menandai kepemilikan mereka. Pada masa itu, yang menjadi aset mereka antara lain adalah binatang peliharaan mereka, untuk membuat mereka terlihat berbeda dari yang lainnya. Definisi dari brand ini masih berlaku sampai sekarang, yakni untuk simbol atau tanda untuk membedakan (hlm. 30). 2.2.1. Fungsi Jika sebuah perusahaan memiliki produk atau jasa yang mereka jual, mereka berharap brand mereka dapat diingat oleh konsumen atau masyarakat untuk jangka waktu yang lama. 1. Pembeda Jika sebuah perusahaan memiliki brand yang kuat, masyarakat akan dengan mudah membedakan mereka dengan pesaingnya. 2. Daya Tarik Menampilkan logo brand untuk promosi akan lebih mudah ketimbang hanya berupa text saja. 3. Pembangunan Citra Pembangunan citra dapat terbentuk sebagai sebuah pengenalan kepada masyarakat, layaknya first impression atau kesan pertama mereka terhadap brand tersebut. Kualitas dan keyakinan akan melekat melalui pengalaman informasi dari produk atau jasa yang ditawarkan. 4. Pengendali Pasar Pasar juga akan lebih mudah dikendalikan jika ada brand yang kuat. Brand tersebut akan menjadi peringatan bagi pesaingnya untuk mengambil setiap langkah yang diambilnya.. 11 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(8) 2.2.2. Unsur Meski unsur terpenting dalam sebuah brand adalah nama, brand tidak akan cukup jika hanya didukung dengan unsur visual seperti lambang atau simbol. Tidak semua brand diperlukan sebuah icon atau simbol. Unsur branding terdiri dari; 1. Nama merek atau brand 2. Logo; bisa terdiri dari logotype, logogram, atau bendera. 3. Visual; dimulai dari desain kemasa, produk, seragam, dan sejenisnya. 4. Pencipta, pesohor, maskot, tokoh perusahaan. 5. Kata; dapat berupa nama panggilan, tagliine, jingle, slogan. 6. Suara; bisa berupa lagu atau nada. 2.2.3. Jenis Ada banyak hal yang bisa dijadikan sebagai sebuah brand, diantaranya adalah untuk personal, jasa, organisasi, acara, geografi, private-label, media, dan e-brand. i. Personal branding Seorang individu dapat disebut sebagai sebuah brand. Dewasa ini, dengan kemampuan internet dan media sosial semua orang dapat menjadi sebuah brand, contohnya seperti Oprah Winfrey melalui acaranya sebagai public figure dan Mick Jagger sebagai penyanyi. ii. Service branding Layaknya sebuah layanan, berkembang sebagai perusahaan yang memberikan solusi atau jasa. Sudah semestinya bahwa Service Brand konsisten terhadap layanan yang mereka berikan. Terdapat kategori untuk Sercive Brand;. 12 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(9) a. Classic service brands (pesawat, hotel, bank) b. Pure service providers (anggota asosiasi) c. Professional service brand (akuntansi, managemen konsultan) d. Agents (travel agents, estate agents) e. Retail brands (supermarket, toko baju, restoran) iii. Product Branding Merupakan hal yang paling umum dalam branding. Product branding dapat berupa sesuatu yang dikonsumsi masyarakat. Produk yang dapat mempengaruhi konsumen dan membuat mereka memilih produk tersebut adalah produk yang sukses. Salah satu contohnya adalah penggunaan air minum Aqua dan penggunaan gadget handphone Samsung. iv. Corporate Branding Branding untuk perusahaan guna menaikkan atau mengembangkan reputasi di suatu pasar. Contohnya seperti perusahaan asuransi atau bank. v. Cultural Branding Berhubungan dengan lingkungan dari suatu lokasi kebangsaan. vi. Geographic Branding Bertujuan agar ketika suatu lokasi disebut, masyarakat dapat mengenali jasa atau produk yang terdapat disitu. Untuk spesifik di suatu kota dapat disebut juga sebagai City Branding. 2.2.4. Brand Equity Brand equity memiliki dua peran, yaitu sebagai identitas dan pengendali pasar. Brand quality juga dapat diartikan sebagai persepsi konsumen terhadap. 13 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(10) keseluruhan nilai dari suatu produk/jasa yang tidak sepenuhnya objektif. Hal ini dapat terlihat pada suatu keinginan dari seseorang untuk melanjutkan menggunakan suatu brand atau tidak. Contohnya seperti saat ini, masyarakat akan dengan sangat mudah mengenali lambang Apple, lambang “F” pada Facebook, lambang polaroid pada Instagram. Perusahaan tersebut sangat memperhatikan brand equity produk atau jasa mereka. Menurut Aaker (seperti dikutip oleh Hu, 2016), “sebuah set aset yang terhubung pada suatu brand, nama dan simbol, menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh produk atau jasa dan/atau perusahaan tersebut.” (hlm. 15). Berdasakan definisi tersebut, dapat dijabarkan bahwa brand equity memiliki empat tahap, yaitu;. Gambar 2. 3. Brand Equity Menurut Aaker (The Relationship Between Brand Origin and Brand Equity, 2016). 14 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(11) 1. Brand Awareness Dimana masyarakat ingat dengan suatu brand. Hal itu dapat berupa gambar, warna, atau slogan. Namun ada brand awareness terhadap produk yang mana juga memiliki tingkat, yaitu; a. Unaware of brand atau tidak menyadari merek sama sekali. b. Brand recognition atau adanya tingkat kesadaran terhadap suatu brand dengan minim. c. Brand recall atau pengingatan kembali terhadap merek. Hal ini dipicu oleh. penyebutan. brand. yang. membuat. konsumen. langsung. mengingatnya tampa bantuan memperlihatkan brand tersebut. d. Top of mind atau puncak pikiran. Seperti ketika seseorang diminta untuk menyebutkan nama brand dan orang tersebut menyebutkan satu nama brand pertama kali maka brand tersebut sudah berada di benak konsumen sebagai brand utama. 2. Brand Association Ditahap ini, brand sudah memiliki suatu keterkaitan terhadap pengalaman si konsumen. Pada tahap ini juga brand bukan lagi sekedar nama, melainkan nilai tambah yang menawarkan keuntungan fungsional dan psikologi. 3. Brand Loyalty Seperti pada kata ‘loyal’, brand loyalty memumculkan pertanyaan apakah konsumen akan beralih ke brand lain atau tetap setia. Pada tingkat ini, sebuah perusahaan mampu memberikan gambaran akan perubahan yang. 15 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(12) akan mereka alami, mulai dari perubahan harga sampai atribut lainnya, dapat membuat pelanggannya beralih atau tidak. Menurut Keller (2013, hlm. 69), brand equity memiliki definisi yng berbeda: “The differential effect on brand knowledge has on comsumer response to the marketing of that brand.” Artinya, respon dari pelanggan terhadap suatu brand dapat memunculkan efek yang berbeda. Definisi tersebut juga dibagi menjadi dua aspek; brand awareness dan brand image. Ketimbang definisi dari Aaker (1991), definsi Keller (2013) lebih berfokus pada pengalaman yaitu pengetahuan dan pencapaian dari brand tersebut. Inti dari brand equity adalah “kekuatan pada brand terdapat pada apa yang mengena di benak dan hati pelanggan.”. Gambar 2. 4. Brand Equity Menurut Keller (The Relationship Between Brand Origin and Brand Equity, 2016). Dengan begini, kedua konsep dapat digabung menjadi satu dengan mengubah brand assosiation menjadi brand image. Aspek dari Keller (2013) dan Aaker (1991) dapat disempurnakan untuk lebih memahami konsep dari brand equity.. 16 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(13) Gambar 2. 5. Konsep dari Brand Equity (The Relationship Between Brand Origin and Brand Equity, 2016). 2.3. Rebranding Rebranding berasal dari kata re- dan branding yang berarti perubahan pada brand atau suatu bisnis. Branding sendiri artinya penyusunan dari brand oleh suatu perusahaan untuk membesarkan brand tersebut, sehingga rebranding meberikan arti bahwa adanya perubahan di dalam penyusunan brand tersebut. Rebranding adalah langkah terakhir yang dilakukan sebuah perusahaan, karena dengan perubahaan tersebut artinya brand tersebut berada diambang ketidaksuksesan. Selama sebuah brand masih bisa diarahkan kembali, rebranding tidak direkomendasikan. Namun ada hal yang memang harus dilakukan rebranding untuk mempertahankan suatu bisnis atau brand menurut Wheeler (2014, hlm. 7); 1. Identitas tidak dapat mewakili perusahaan atau apa yang ditawarkan sehingga menginginkan perubahan identitas brand agar dapat memfokuskan target pasar tertentu.. 17 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(14) 2. Perusahaan tersebut ingin memperbaharui, menambah, atau memperbaiki identitasnya untuk tetap relavan dan dapat bersaing dalam jangka waktu yang lebih lama.. Gambar 2. 6. Before dan after logo Beatrice Quarters (beatricequrters.com, 2017). Perubahan-perubahan yang dilakukan dalam rebranding bisa berupa internal dan eksternal. Untuk internal ditujukan kepada karyawan dan yang ada di dalam perusahaan karena mereka harus diperkenalkan dengan logo baru. Sedangkan eksternal tertuju pada masyarakat dimana apakah perubahan ini dapat mempengaruhi pelanggan atau akankah perubahan ini membawa efek buruk dan sebagainya. Maka dari itu, ada aspek yang perlu diperhatikan dalam sebuah perancangan brand, yaitu tampilan dan bahasa. Tampilan ialah logo, dimana yang akan menjadi muka atau lapisan pertama dalam suatu brand. Logo akan dijelaskan lebih dalam di sub bab berikutnya. Sedangkan bahasa merupakan bagaimana cara perusahaan tersebut berkomunikasi dengan masyarakat.. 18 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(15) 2.4. Logo David E. Carter (2008, hlm. 234) menjelaskan “logo merupakan identitas suatu perusahaan dalam bentuk visual yang diaplikasikan ke berbagai sarana fasilitas dan kegiatan perusahaan sebagai bentuk komunikasi visual. Logo dapat juga disebut simbol, tanda gambar, merek dagang (trademark) yang berfungsi sebagai lambang identitas diri dari suatu badan usaha dan tanda pengenal yang menrupakan ciri khas perusahaan”. Menurut David Airey dalam Logo Design Love (2010), pertimbangan tentang logo yang baik harus mencakup beberapa hal, diantaranya adalah: 1. Keep It Simple Sederhana, mudah dipahami dalam waktu singkat. Kesederhanaan itu dapat berupa bentuk atau warna (hlm. 22).. Gambar 2. 7. Logo FedEx (Love Design Logo, 2010). 2. Make It Relevant Setiap logo yang dibuat harus relevan pada industri, klien, dan audiens yang dituju. Tanpa pengetahuan yang mendalam soal dunia klien, akan sulit untuk menemukan diferensiasi saat bersaing dengan competitor terdekat. Sebuah logo tidak harus mengatakan secara literal atau terang-terangan mengenai apa yang dilakukannya selama bisa menampilkan konsep yang kuat (hlm. 25). 19 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(16) Gambar 2. 8. Logo Hawaiian Airlines (Love Design Logo, 2010). 3. Incorporate Tradition Logo harus bisa berasosiasi dengan baik agar dapat berinvestasi dengan perusahaan lain (hlm. 28).. Gambar 2. 9. Logo Universitas Vanderbilt (Love Design Logo, 2010). 4. Aim for Distinction Memiliki keunikan, akan lebih baik jika dapat bertahan dalam waktu yang lama dan tidak terpaku pada trend (hlm. 30).. 20 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(17) Gambar 2. 10. Logo Talkmore (Love Design Logo, 2010). 5. Commit to Memory Memiliki ciri khas agar dapat dibedakan dengan jelas dan mudah diingat (hlm. 33).. Gambar 2. 11. Logo McDonalds (google.com, 2018). 6. Think Small Memiliki tingkat keterbacaan yang cukup jelas terutama ketika diaplikasikan ke berbagai media yang paling kecil tanpa kehilangan detail sesuai dengan peraturan (hlm. 34).. Gambar 2. 12. Logo Sugoi (Love Design Logo, 2010). 21 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(18) 7. Focus on One Thing Focus pada satu hal untuk ditonjolkan. Bukan dua, ataupun tiga (hlm. 36).. Gambar 2. 13. Logo French Property Exibition (Love Design Logo, 2010). Logo akan semakin kuat ketika diaplikasikan seara konsisten kepada media lain. Dari situ dapat membentuk recognition dan awareness serta menguatkan diferensiasi sehingga dapat memunculkan ide utama yang ingin disampaikan dan diterima oleh masyarakat. (Wheeler, 2013, hlm. 50). 2.4.1. Fungsi dan Tujuan Menurut John Murphy & Michael Rowe (1998, hlm), fungsi dasar dari logo adalah; 4. Identifikasi, masyarakat dapat mengenali brand tersebut melalui visualnya. Apa yang dilakukan, apa yang ditawarkan, bergerak dalam bidang apa. 5. Pembeda, tentunya agar dapat diingat dan dibedakan dengan pesaingnya. 6. Komunikasi, memberitahukan keaslian produk, memberi rambu-rambu jika ada keperluan demikian. 7. Sebagai aset berharga. Seperti pada sub bab sebelumnya bahwa logo merupakan aset yang menunjukkan keasliannya. 8. Memiliki kekuatan hukum. Karena sebagai sebuah aset, setelah terdaftar dapat memunculkan jaminan kualitas produk atau jasa tersebut.. 22 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(19) Sedangkan tujuan logo menurut Daivd E. Carter antara lain adalah; 1. Memberikan identitas dan ciri khas untuk membedakannya dengan yang lain. 2. Menggambarkan karakter dari brand atau perusahaan tersebut ke mata masyarakat. 3. Membangun image dengan menunjukkan jenis usahanya. 4. Merefleksikan visi misi suatu perusahaan. 5. Menumbuhkan semngat dan kebanggaan secara internal. 2.4.2. Unsur Sebagai hasil dari suatu karya seni, logo tidaklah lepas dari unsur seni rupa itu sendiri. Dasar pembentuk logo juga terdiri dari unsur dasar seni, yaitu; 1. Bentuk Bentuk bisa bermula dari garis, vertikal, horisontal, diagonal, lengkung atau zig-zag. Hasil dari garis ini akan membentuk bentuk baru atau bahkan membentuk geometris yang memberikan emosi tertentu kepada masyarakat secara kasat mata. Bentuk dasar menurut Kusmiati (1999, hlm. 19); a. Segitiga Pada umumnya, segitiga mencerminkan asosiasi kekuatan, pergerakan, yang bersifat stabil, kokoh, dan dapat menimbulkan harapan. Segitiga sendiri memiliki konsep trinitas, yaitu sebuah konsep religius yaitu Tuhan, semesta, dan alam. b. Segi Empat. 23 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(20) Segi empat memiliki kemiripan dengan segitia. Secara umum, segi empat memiliki sifat aman, teratur, formal, kokoh, dan dapat diandalkan. Segi empat juga memberi kesan maskulin. c. Lingkaran Berbeda dengan dua bentuk dasar sebelumnya, lingkaran melambangkan kehangatan dan kenyamanan. Hal ini karena bentuk dari lingkaran tidak memiliki sudut yang membuatnya terlihat dinamis, sempurna, dan abadi. Bentuk yang diolah dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan itu sendiri. Modifikasi bentuk dapat berupa; a. Stilasi. Perubahan bentuk untuk mencapai bentuk tertentu dengan cara menggayakan tanpa mengubah bantuk aslinya. b. Distorsi. Perubahan yang dibuat untuk memberkuat karakter pada bentuk tertentu. c. Trasformasi. Pencapaian dengan memindahkan bentuk dari satu tempat ke tempat lainnya. d. Deformasi. Mengubah suatu bentuk tanpa menghilangkan bentuk aslinya. 2. Warna Warna merupakan hasil pantulan dari cahaya yang memunculkan reaksi ke retina. Pada umunya, warna bersifat subjektif karena berhubungan terhadap setiap individu yang melihatnya. Warna merupakan usnur penting dalam mengingat, seperti menyentuh kepekaan pengelihatan seseorang sehingga. 24 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(21) memunculkan perasaan, perhatian, dan minat seseorang. Menurut teori Brewster (1831), warna dapat dikelompokkan menjadi; a. Primer Warna yang setiap orang gunakan sebagai warna dasar, yaitu; merah, kuning, dan biru. b. Sekunder Perpaduan dari warna primer, seperti; Merah + kuning : oranye/jingga Merah + biru : ungu Kuning + biru : hijau c. Tersier Campuran warna primer dan sekunder. Seperti merah dengan hijau akan berubah menjadi coklat. Dimensi warna dapat berupa RGB atau CMYK. RGB digunakan dalam media digital atau media visual elektronik. Warna dari RGB adalah merah, hijau, dan hitam. Sedangkan CMYK digunakan dalam media percetakan, yaitu terdiri dari cyan atau biru muda, magenta atau merah violet, yellow, dan key atau hitam. Penampakan warna bagi setiap individu dipengaruhi emosi dan psikologis, sehingga penerjemahan tentang warna dapat berbedabeda. Menurut Fiesner, dimensi warna terdiri dari; a. Hue. Warna, seperti merah, biru, hijau. b. Value. Terang gelap. c. Intensity. Berhubungan dengan cerah suramnya suatu warna.. 25 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(22) d. Temprature. Tempratur pada warna dapat dibagi dua, panas dan dingin. Panas merupakan keluarga warna dari merah ke jingga yang memiliki sifat hangat, semangat, ceria. Sedangkan warna yang dingin adalah keluarga dari biru ke hijau dimana warna-warna tersebut memiliki sifat sunyi, sejuk, yang membuat semakin gelap semakin tenggelam. Sedangkan menurut David (2013) dalam artikelnya Colors that Influence Food Sales, beberapa sifat yang ditimbulkan oleh warna adalah sebagai berikut: a. Merah yang berpadu dengan warna kuning paling sering digunakan dalam brand makanan atau restoran untuk mendorong nafsu makan.. Gambar 2. 14. Logo Carld’s Jr. (Wikipedia.com, 2017). b. Jingga, gabungan dari warna merah dan kuning, juga menjadi warna yang dapat menstimulasi nafsu makan.. Gambar 2. 15. Logo Yoshinoya (Wikipedia.com, 2017). 26 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(23) c. Hijau, selain memberikan informasi tentang kesehatan dan eco-friendly, warna hijau juga dapat berati sayuran. Namun warna ini dapat menurunkan nafsu makan.. Gambar 2. 16. Logo Mama Djempol (Google.om, 2017). d. Putih, sesuai dengan teori tentang suci dan bersih, warna putih mencerminkan steril, polos, atau netral.. Gambar 2. 17. Logo Restoran Lokananta (Google.com, 2017). e. Hitam memunculkan sifat klasik, elegan, dan high-end. Warna ini bersifat professional dan formal. Pada umumnya dipadukan dengan warna cokat untuk meningkatkan nafsu makan.. 27 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(24) Gambar 2. 18. Logo Yumaju (Nusae.co, 2017). f. Cokelat merupakan warna yang cocok untuk merepresentasikan tema sehat, natural, dan klasik. Warna ini juga pada umumnya digunakan untuk produk organik, homemade atau lokal, dan eco-friendly.. Gambar 2. 19. Logo Tesate (Leboyedesign.com, 2017). g. Warna terang dikonotasikan sebagai rasa manis seperti es krim, permen, dan hidangan dessert lainnya.. Gambar 2. 20. Logo Just Desserts (Google.com, 2017). 28 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(25) h. Warm color merepresentasikan rasa gurih dan manis yang klasik, memiliki rasa yang kaya dan kompleks.. Gambar 2. 21. Logo Chop Buntut Cak Yo (Google.com, 2017). 3. Tipografi Tipografi merupakan unsur penting dalam brand identity. Menurut Danton Sihombing (2015, hlm. 58) tipografi adalah “bidang ilmu yang mempelajari seluk-beluk mengenai huruf, yang mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai fungsi estetis dan fungsi komunikasi, sebagai fungsi estetis, tipografi digunakan untuk menunjang penampilan sebuah pesan agar terlihat menarik, sedangkan sebagai fungsi komunikasi tipografi digunakan untuk menyampaikan pesan (informasi) berupa teks dengan jelas dan tepat.” Tipografi memiliki beberapa klasifikasi (Landa, 2013, hlm. 47-48), yaitu;. Gambar 2. 22. Klasifikasi tipografi (Essentials Graphic Design Solutions, 2013). 29 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(26) 1. Serif Memiliki tebal-tipis yang kontras namun tidak dramatis, dan merupakan jenis tipografi yang paling simetris. Jenis ini menimbulkan kesan old style karena muncul pertama kali di abad 15. Contoh dari jenis ini adalah Baskerville, Times New Roman, dan Bodoni. 2. Slab–Serif Terkenal pada abad 19, jenis ini memiliki serif yang tebal dengan tidak ada tebal tipis sama sekali. Slab–Serif terlihat seperti Sans–Serif dengan tambahan ekor yang tebal. Contohnya adalah American Typewritter, Egyptian Slate, dan Rockwell. 3. Sans–Serif Tidak memiliki tebal tipis pada hurufnya sehingga memberikan kesan modern dan simpel. Jenis ini memiliki 3 macam, yaitu; Grotesque, Square, Geometric, dan Humanistic.. Gambar 2. 23. Contoh Grotesque, Square, Geometric, dan Humanistic (caradesain.com, 2016). 30 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(27) 4. Script Biasanya jenis ini dibentuk dari tulisan tangan, karena lebih halus dan berbentuk huruf sambung. Seperti menulis dengan brush atau pen sehingga terlihat lebih dinamis dan fleksibel. Contoh dari jenis ini adalah Vivaldi, Brush Script, dan Agincourt. Tipografi yang dipilih pun harus mendasari beberapa hal berikut; a. Mampu mengekspresikan perasaan dan menyampaikan pesan yang ada dalam sebuah brand. b. Dapat diaplikasikan ke dalam semua media visual sesuai kebutuhan yang diperlukan. c. Dapat digunakan dalam berbagai ukuran. d. Harus menggunakan tipografi yang berbeda dari kompetitor. e. Harus mudah dibaca atau memiliki tingkat legibilitas yang ideal. 2.4.3. Jenis Logo pada dasarnya memiliki 3 jenis; logotype, logogram, dan gabungan keduanya. Menurut Wheeler (2013, hlm 48), sebuah logo dapat terdiri dari brandmarks, logotype, dan tagline. Kombinasi ini dapat disatukan atau dipisahkan sesuai ketentuan tertentu. Brandmarks sendiri dapat dibagi lagi menjadi;. 31 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(28) 1. Letterform Biasanya merupakan inisial dan menggunakan huruf kapital karena penggunaan 2 sampai 3 huruf sudah cukup dan mudah diingat. Berbasis pada tipografi, logo ini pada umumnya merupakan perusahaan yang memiliki nama panjang dan pada visualnya dimodifikasi sedemikian rupa namun tetap bisa terbaca.. Gambar 2. 24. Letterformss logo (Google.com, 2016). 2. Wordmarks Mirip seperti lettermarks namun dalam kata, bukan inisial. Wordmarks dapat diartikan juga dengan logotype. Pada dasarnya, perusahaan tersebut sudah memiliki nama yang unik, sehingga dengan tipografi yang sesuai maka akan menimbulkan kesan yang sangat kuat.. Gambar 2. 25. Wordmarks Logo (Google.com 2016). 32 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(29) 3. Pictorial Marks Berupa simbol atau bentuk grafis lainnya, memiliki bentuk minimalis yang mudah untuk diingat. Hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan pictorial marks adalah menentukan gambar yang pas. Akan lebih baik jika memiliki arti yang lebih dalam atau mengandung emosi tertentu.. Gambar 2. 26. Pictorial Marks logo (Google.com, 2017). 4. Abstract Logo Marks Ketimbang menggunakan simbol yang sudah ada, abstract logo marks menggunakan bentuk geometris yang memang terbilang abstrak untuk diartikan secara kasat mata. Namun kelebihannya adalah bentuk baru dapat diciptakan sesuai dengan keinginan yang bisa lebih mencerminkan identitas brand tersebut.. Gambar 2. 27. Abstract Logo Marks (Google.com, 2017). 33 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(30) 5. Mascots/Characters Maskot secara literal dibuat dan diilustrasikan sesuai dengan visi misi suatu perusahaan. Maskot mencerminkan brand tersebut, seperti ambasador yang menciptakan suasana atau atmosfir terhadap masyarakat sekitarnya. Pada umumnya, penggunaan maskot penting untuk pendekatan terhadap keluarga terutama anak-anak.. Gambar 2. 28. Mascot logo (Google.com, 2017). 6. Dynamic Marks/The Combination Marks Sesuai namanya, merupakan kombinasi dari huruf atau kata dengan gambar atau simbol atau bahkan dengan maskot. Penempatan combination marks dapat berupa menyamping, atas-bawah, maupun saling menimpa atau overlapping. Penggunaan kombinasi logo ini serba guna karena dengan adanya simbol dan huruf dalam satu gambar akan lebih mempermudah masyarakat dalam mengenali sebuah brand.. 34 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(31) Gambar 2. 29. Combination Marks logo (Google.com, 2017). 7. Emblem Logo yang menyerupai emblem, merupakan logo yang banyak digunakan untuk sekolah, pemerintah, dan organisasai. Logo emblem pada umumnya memiliki. kesan. klasik. dimana. terdapat. banyak. elemen. yang. mempresentasikan sekolah/pemerintah/organisasi tersebut. Namun seiring berjalannya waktu, logo emblem sudah lebih sederhana dan membuatnya lebih modern.. Gambar 2. 30. Embem logo (Google.com, 2016). 35 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(32) 2.5. Restoran Restoran atau rumah makan merupakan sebuah sarana atau tempat untuk makan, lengkap dengan meja, kursi, dan pelayan. Menurut Wiwoho (2008), restoran merupakan suatu tempat atau bangungan yang menlayani tamunya secara komsersial baik makanan maupun minuman. Semua jenis restoran pada umumnya memiliki tujuan yang sama, yaitu menyediakan dan menyajikan makanan atau minuman dengan memperoleh keuntungan tertentu (hlm. 1). 2.5.1. Jenis Pada dasarnya, jenis restoran dapat dibagi dua, yaitu formal dan informal. Perbedaan antara restoran formal dan infromal dapat terlihat dari sistem, cara berpakaian, suasana, dan harga. Restoran formal memiliki aturan dan tata kerama tertentu dalam menyantap hidangan. Sedangkan restoran infromal lebih kasual dan relatif harga murah. Restoran menurut Wiwoho (2008, hlm. 3-6) memiliki beberapa jenis, yaitu: 1. Grill Room Restoran dengan kualitas penyajian nomor satu. Pada umumnya, Grill Room memiliki proses masak yang unik, yakni dengan alkohol lalu disulut api. Setelah jadi, hidangan langsung disajikan ke pelanggan satu per satu.. 36 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(33) Gambar 2. 31. Grill Restaurant (Google.com, 2017). 2. Coffee Shop Berasal dari Amerika Serikat, istilah Coffee Shop bukan berarti secara literal. Melainkan penyajiannya yang cepat dan langsung dari dapur dalam bentuk sudah diporsikan.. Gambar 2. 32. Coffee Shop (Google.com, 2017). 3. Supper Club Tipe restoran ini lebih mementingkan pertunjukan dan artis terkenal yang dikontraknya. Sedangkan restorannya sendiri menjadi selingan jika tamu ingin menikmati makanan atau tidak.. 37 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(34) Gambar 2. 33. Supper Club (Google.com, 2017). 4. Speciality Restaurant Seperti namanya, restoran ini memiliki kerakteristik sendiri. Restoran ini menonjolkan ciri khas yang diangkatnya, mulai dari interior, suasana, pakaian, sampai penyajian makanan dibuat seperti di suatu tempat. Seperti; chinese food, japanese food, italian food dan ada pula yang masih memiliki karaktersitik tambahan lagi lainnya.. Gambar 2. 34. Speciality Restaurant (Google.com, 2017). 5. Dining Room Pada umumnya dapat ditemukan di hotel dengan suasana formal. Dapat disebut sebagai restoran yang mahal atau fancy karena sifatnya formal.. 38 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(35) Gambar 2. 35. Dining Restaurant (Google.com, 2017). 6. Continental Room Memiliki kualitas yang tinggi, menekankan cara makan ala Eropa yakni urutan menu pembuka (appetizer), menu utama (main course), dan hidangan penutup (dessert).. Gambar 2. 36. Continental Room (Google.com, 2017). 7. Cafetaria Menyediakan makanan ringan, cepat saji, yang tergolong murah, dengan pelayanan yang cepat. Menu dipasang diatas counter agar pelanggan mudah melihatnya sebelum memesan dan pembayaran langsung diujung counter.. 39 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(36) Gambar 2. 37. Cafeteria (Google.com, 2017). 8. Night Club Mengutamakan penampilan seperti dansa dan cabaret. Night Club dibuka pada malah hari dengan fasilitas bar yang menyediakan alkohol, bir, minuman ringan, dan makanan ringan. Beberapa tempat mengharuskan tamunya menggunakan pakaian formal.. Gambar 2. 38. Night Club (Google.com, 2017). 2.5.2. Perilaku Konsumen Menurut Kotler & Keller (2008, hlm. 214), keputusan pembelian suatu produk atau jasa dapat dipengaruhi oleh stimuli pemasaran (bauran pemasaran), stimuli lingkungan (ekonomi, politik, budaya, dan teknologi), karakteristik konsemen (budaya, sosial, dan personal), dan psikologi konsumen.. 40 Perancangan Ulang Identitas..., Fransisca Maudy, FSD UMN, 2018.

(37)

Gambar

Gambar 2. 1. Jenis Grid  (Grids in Graphic Design, 2010)
Gambar 2. 2. Anatomi grid dan modular grid  (Grids in Graphic Design, 2010)
Gambar 2. 3. Brand Equity Menurut Aaker
Gambar 2. 4. Brand Equity Menurut Keller
+7

Referensi

Dokumen terkait

Didasari permasalahan tersebut, penulis ingin melakukan perancangan ulang identitas visual milik Bakmie Siantar Paus Rawamangun untuk memperkuat brand.. awareness dan

Logotype yang telah dibuat tentunya dapat digunakan untuk penerapan dalam berbagai aplikasi, namun selama masih sesuai dengan aturan-aturan yang telah dimuat

Menurut Church (2018) dalam ulasannya tentang Brain Gym for People in Sport mengatakan bahwa senam otak dalam olahraga tujuannya adalah untuk memaksimalkan koordinasi

Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan diatas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian terhadap mekanisme transmisi kebijakan moneter terhadap suku bunga

Peluang bahwa lebih dari satu hasil percobaan akan terjadi pada satu selang waktu dan luasan tempat yang sama diabaikan. Definisi Distribusi Peluang Poisson : e : bilangan natural

Pada penelitian ini digunakan 6 lampu pemanas ruangan berdaya 375 Watt (1 lampu) untuk menggantikan energi surya.Secara keseluruhan berdasarkan efek debit air masukan dan

Kebudayaan merupakan pengaruh eksternal yang paling penting terhadap perilaku konsumen dan sebagai penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan

Tugas yang ditugaskan kepada penulis adalah perancangan logo, proposal identitas visual, proposal promosi visual media sosial, desainer promosi visual media