• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN PEMBELIAN VCD BAJAKAN MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN PEMBELIAN VCD BAJAKAN MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN PEMBELIAN VCD BAJAKAN MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Sudi Kasus : Masyarakat Gulai Bancah RT 009 RW 002 Bukittinggi)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana (S1) Ekonomi Islam

Oleh

FITRIA ASTARI NIM 3211.046

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI 1436 H / 2015 M

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah

SWT, yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN PEMBELIAN VCD BAJAKAN MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM”. Kemudian shalawat beriringan salam senantiasa kita mohonkan kepada-Nya agar selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah-Nya kepada kita sehingga menjadikan kita menjadi manusia beradab dan berilmu pengetahuan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menghadapi berbagai macam halangan dan rintangan. Namun, penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan dan bimbingan dengan penuh ketulusan dan keikhlasan dari beberapa pihak. Maka, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, pertama sekali kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda MUCHTAR dan Ibunda ASMANIAR J,S.Ag yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang, kesabaran dan pengorbanan. Serta atas bantuan dan arahan yang telah diberikan, penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga juga kepada:

(3)

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, Bapak Harfandi, SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam serta Bapak Yefri Joni, MA selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam yang telah memberikan fasilitas kepada penulis untuk menuntut ilmu di IAIN Bukittinggi.

2. Bapak Dr. Miswardi, SH, M.Hum selaku pembimbing I dan Bapak Raymon Dantes, Lc, M.Ag selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan menyumbangkan buah pikiran untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Eliza, S.Pd selaku Pembimbing Akademik (PA) yang telah memberikan nasehatnya demi kelancaran proses belajar penulis.

4. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Bukittinggi yang juga memberikan masukan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

5. Bapak kepala beserta staf perpustakaan IAIN Bukittinggi yang telah menyediakan fasilitas peminjaman buku yang penulis butuhkan dalam penulisan skripsi ini.

6. Masyarakat, mahasiswa dan pelajar RT 009 RW 002 Gulai Bancah Bukittinggi yang telah membantu mengisi kusioner pada penelitian yang penulis lakukan. Sehingga mendapatakan data dan semua keperluan penulis mengenai masalah yang penulis teliti.

7. Saudara-saudara yang tersayang Indra Wahyudi, Harry Pribadi Garpes, Asyrafil Muchtar, Fibi Gusdiana Dewi, Putri Rahma Yuni dan Fajral Hadyd.

(4)

8. Sahabat-sahabat penulis Prodi Ekonomi Islam angkatan ’11 khusus nya EI.B yang selalu memberikan semangat dan juga bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Sahabat yang tersayang Odiiete Cambon, Fika Reflina, Melisa Permata Sari dan Multia Nova Yulia.

Selanjutnya penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. Penulis berdo’a dan berharap kepada Allah SWT semoga amal dan kebaikan kita semua diridhai oleh Allah SWT dan bernilai ibadah di hadapan-Nya.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa di dalamnya masih belum terlepas dari kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun penyampaiannya. Untuk itu, penulis sangat menghargai kritik dan saran yang konstruktif dari segenap pembaca untuk lebih sempurnanya skripsi ini. Atas kritik dan saran yang disampaikan, penulis ucapkan terima kasih.

Bukittinggi, Juni 2015 Penulis

Fitria Astari BP. 3211.046

(5)

DAFTAR ISI

LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBARAN PENGESAHAN TIM PENGUJI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR/TABEL ... vi

ABSTRAK ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Kajian Penelitian Terdahulu ... 8

E. Penjelasan Judul ... 10

F. Hipotesis Penelitian ... 11

G. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku konsumen ... 14

1. Pengertian Konsumen ... 14

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 15

3. Peran Konsumen Dalam Membeli ... 33

4. Jenis-jenis Tingkah Laku Keputusan Pembelian ... 34

5. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 36

B. VCD Bajakan ... 39

C. Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Islam ... 44

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 51

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 51

C. Sumber Data ... 52

D. Populasi dan Sampel ... 53

E. Instrumen Penelitian... 54

F. Teknik Pengumpulan Data ... 55

(6)

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Faktor-Faktor Penentu Keputusan Pembelian VCD Bajakan

Menurut Perspektif Ekonomi Islam ... 66

1. Profil Responden ... 66

2. Karakteristik Penelitian ... 69

3. Uji Pra-Penelitian ... 70

4. Analisis Deskriptif Faktor-faktor Penentu ... 72

5. Analisis Inferensial ... 94 BAB IVPENUTUP A. Kesimpulan ... 108 B. Saran ... 109 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR KEPUSTAKAAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(7)

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Tabel 3.1 : Jumlah Sampel Yang Akan Diteliti... 53

Tabel 3.2 : Instrumen Penelitian... 54

Tabel 4.1 : Semester Responden... 69

Tabel 4.2 : Hasil Perhitungan Uji Validitas... 71

Tabel 4.3 : Hasil Uji Reabilitas... 72

Tabel 4.4 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena Tidak Tahu Bahwa Hal Tersebut Melanggar Ajaran Islam... 73

Tabel 4.5 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena Tidak Tahu Hal Itu Dapat Mendzalimi Produsen VCD Original.... 74

Tabel 4.6 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena Jenisnya Yang Beragam... 75

Tabel 4.7 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena Banyak Film dan Lagu Terbarunya... ... 75

Tabel 4.8 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena Mudah Mendapatkannya... 76

Tabel 4.9 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena Harganya Terjangkau... 77

Tabel 4.10 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Untuk Mengkoleksinya Secara Update... 77

Tabel 4.11 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena Rekomendasi Dari Teman... 78

Tabel 4.12 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena Dilingkungan Saya Mengkonsumsi VCD Bajakan... 79

Tabel 4.13 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Untuk Membantu Tambahan Penghasilan Penjual VCD Bajakan 80 Tabel 4.14 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena Teman-teman Saya... 80

Tabel 4.15 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena Kualitasnya Tidak Jauh Berbeda Dengan VCD Original... 81

(8)

Tabel 4.16 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena Usia... 82 Tabel 4.17 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena

Sesuai Dengan Isi Dompet Saya... 83 Tabel 4.18 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena

Harganya Relatif Terjangkau ... 83 Tabel 4.19 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Untuk

Mengikuti Trend Sekarang... 84 Tabel 4.20 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena

Mudah Mendapatkannya... 85 Tabel 4.21 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena

Saya Suka Menonton dan Mendengarkan Lagu... 86 Tabel 4.22 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena

Manfaat dan Kegunaannya Sama Dengan VCD Original... 87 Tabel 4.23 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena

Penasaran Akan Trend Baru Sekarang... 88 Tabel 4.24 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena

Jenisnya Yang Beragam... 88 Tabel 4.25 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena

Bisa Memilih Sesuai Dengan Selera... 89 Tabel 4.26 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena

Kebutuhan Saya... 90 Tabel 4.27 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena

Dikonsumsi Semua Usia... 91 Tabel 4.28 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena

Saya Ingin Mengoleksinya... 91 Tabel 4.29 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena

Saya Merasa Puas Memakainya... 92 Tabel 4.30 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena

Banyak Jenis Yang Saya Sukai... 93 Tabel 4.31 : Tanggapan Responden Terhadap Pembelian VCD Bajakan Karena

(9)

Tabel 4.32 : Korelasi Spearman Faktor-Faktor Penentu Dan Keputusan

Pembelian...94

Tabel 4.33 : Hasil Korelasi Faktor Aqidah... 95

Tabel 4.34 : Hasil Korelasi Faktor Kebudayaan... 96

Tabel 4.35 : Hasil Korelasi Faktor Sosial... 97

Tabel 4.36 : Hasil Korelasi Faktor Pribadi... 98

(10)

ABSTRAK

Fitria Astari, BP. 3211.046. Skripsi ini berjudul “FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN PEMBELIAN VCD BAJAKAN MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM”. Maksud judul ini adalah sejauh mana pengaruh faktor penentu seperti: faktor aqidah, kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis terhadap keputusan pembelian VCD bajakan.

Latar belakang penelitian ini adalah pada saat sekarang ini banyak sekali kita lihat penjualan VCD bajakan yang beredar di pasaran. Penjualan VCD bajakan ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang ingin mendapatkan keuntungan besar dengan cara memalsukan merek dagang yang memiliki kualitas jauh berbeda. Pemalsuan merek dagang jelas tindakan yang sangat merugikan bagi semua pihak. Terutama perusahaan yang memproduksi VCD tersebut yang akan menurunkan citra perusahaan yang dipalsukan. Selain itu juga pencurian terhadap hak perusahaan lain dan juga merugikan pedagang yang menjual barang merek dagang asli. Karena ada juga barang tiruan yang dijual dengan harga jauh dibawah harga barang asli. Dengan cara pemalsuan tadi maka pembeli lebih memilih barang tiruan karena harganya lebih murah dibanding dengan yang aslinya dan juga mudah ditemukan di pasar.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) dengan metode kuantitatif, sampel penelitian adalah masyarakat Gulai Bancah RT 009 RW 002 Bukittinggi yang berjumlah 100 orang, terdiri dari mahasiswa 25 orang, pelajar 25 orang dan masyarakat 50 orang. Pengumpulan data yang digunakan melalui angket. Teknik analisa yang digunakan adalah korelasi rank

spearman, dan regresi linear berganda.

Hasil penelitian dengan menggunakan korelasi rank spearman menunjukan bahwa faktor penentu seperti: faktor aqidah, kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis memiliki hubungan terhadap keputusan dalam pembelian VCD bajakan dengan nilai 0.697. Nilai tersebut memberikan gambaran bahwa angka ini menunjukkan adanya hubungan antara faktor penentu dengan keputusan dalam pembelian yang sedang dan searah (positif), artinya jika kompetensi faktor- faktor penentu sedang maka keputusan pembelian akan stabil. Sedangkan untuk mengetahui kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen dapat digunakan uji determinasi (R2) yang ditunjukkan oleh nilai R Square sebesar 0.622 atau 62.2% berarti sebesar 62.2% keputusan pembelian terhadap VCD bajakan dapat dijelaskan oleh variabel faktor penentu. Sisanya (100%-62.2% = 37.8%) dijelaskan oleh sebab lain yang tidak dianalisis dalam penelitian.

Juga dapat dibuktikan dengan F hitung adalah sebesar 30.980 dengan tingkat signifikan sebesar 0.000, dimana F hitung 30.980 > dari F tabel 2.31, hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan

antara faktor penentu keputusan dalam pembelian VCD bajakan.

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Budaya konsumsi modern adalah perkembangan historis yang terjadi belakangan ini. Menurut suatu analisis, lahirnya masyarakat konsumsi pertama kali muncul di Inggris pada abad ke-18. Ketika itu ada beberapa kejadian penting yang berlangsung.

Selama abad -18, Inggris secara bertahap berubah dari masyarakat agraris menjadi masyarakat yang lebih kekotaan. Ketika masyarakat berpindah ke perkotaan, budaya mereka berubah secara dramatis. Mereka mengembangkan tata nilai baru, melakukan pekerjaan yang berbeda dan mengembangkan pola kehidupan yang baru.1

Pada sebagian masyarakat berkembang, suatu kebutuhan akan barang-barang material terus meningkat. Hal ini sebagian disebabkan oleh diterapkannya strategi pemasaran baru seperti periklanan. Orang-orang biasapun (bukan hanya mereka yang kaya) menjadi semakin memperhatikan nilai-nilai simbolis suatu produk. Sehingga mereka merasa perlu untuk membeli produk yang paling mutakhir dan bergaya.

Memiliki barang-barang yang demikian, membantu mereka memuaskan kebutuhan budaya baru berupa perbedaan status yang semakin relevan dalam masyarakat perkotaan. Oleh karena itu, masyarakat mulai melihat pengkonsumsian sebagai langkah yang wajar untuk mendapatkan

1 J. Paul Peter dan Jerry C. Olson, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran (Edisi

(12)

makna sosial yang lebih penting. Akhirnya, semakin banyak masyarakat yang memiliki pendapatan lebih dan berkeinginan untuk membelanjakannya guna mendapatkan nilai-nilai tersebut.

Perubahan budaya ini, dikombinasikan dengan perkembangan yang cepat dari kemampuan industri untuk memproduksi barang secara massal. Dengan kualitas yang baik dan harga yang rendah, sehingga menciptakan pertumbuhan yang drastis. Terbentuknya masyarakat konsumsi modern menunjukkan pentingnya budaya dalam upaya memahami perilaku konsumen. Untuk mengembangkan strategi yang efektif, pemasar perlu mengidentifikasi aspek-aspek penting kebudayaan dan memahami bagaimana mereka mempengaruhi konsumen.

Dengan adanya beraneka ragam perubahan ini, membawa para konsumen untuk lebih jeli dalam menentukan pilihan yang mereka konsumsi. Segala macam perubahan ini otomatis berdampak pada bagaimana cara produsen untuk memenuhi segala kebutuhan yang diinginkan para konsumennya. Umumnya hampir setiap perusahaan mengalami kendala dalam mengawasi, memahami dan menganalisis perilaku konsumen secara tepat dan benar. Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan adanya perbedaan perilaku untuk masing-masing individu. Dengan demikian, perusahaan dituntut untuk dapat memantau perubahan perilaku konsumnya. Termasuk perilaku konsumen untuk mendapatkan atau memilih produk.2

Di dalam Islam perilaku konsumen diatur sedemikian rupa, maksudnya ialah ada beberapa hal yang harus diperhatikan konsumen sebelum

2 Ristiyanti Prasetijo dan John J.O.I I Halauw, Perilaku Konsumen, (Yogyakarta : Andi Offset, 2005), hal. 184-185

(13)

melakukan pembelian terhadap suatu produk, adapun hal-hal itu adalah penggunaan barang-barang yang bersih, baik dan bermanfaat. Konsumen muslim dianjurkan untuk menggunakan kekayaan mereka, baik langsung atau tidak, pada hal-hal yang mereka anggap baik dan menyenangkan bagi mereka, Islam tidak melarang untuk menikmati barang-barang yang bersih dan halal, tetapi juga tidak membolehkan kehidupan materialisme yang berdasarkan hawa nafsu belaka.3

Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 188 :                  

Artinya : “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang

lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui.”

Pada saat sekarang ini banyak sekali kita lihat penjualan VCD bajakan yang beredar di pasaran. Penjualan VCD bajakan ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang ingin mendapatkan keuntungan besar dengan cara memalsukan merek dagang yang memiliki kualitas jauh berbeda. Pemalsuan merek dagang jelas tindakan yang sangat merugikan bagi semua pihak. Terutama perusahaan yang memproduksi VCD tersebut yang akan menurunkan citra perusahaan yang dipalsukan. Selain itu juga pencurian terhadap hak perusahaan lain. Juga merugikan pedagang yang menjual barang merek dagang asli, karena ada juga barang tiruan yang dijual dengan harga

3Syihabudin dan Ma’zumi, Falsafah dan Perilaku Ekonomi Islam, (Jakarta : Diadit Media, 2008), hal. 61

(14)

jauh dibawah harga barang asli. Dengan cara pemalsuan tadi maka pembeli lebih memilih barang tiruan karena harga nya lebih murah dibanding dengan yang aslinya dan juga mudah ditemukan di pasar.4

Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian. Namun, dalam penelitian ini diukur melalui faktor aqidah, faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis.

Faktor aqidah merupakan keyakinan yang kokoh terhadap pengambilan keputusan. Dalam pengambilan keputusan pembelian VCD bajakan, sebelumnya harus difikirkan dulu apa mudharat nya. Dalam Islam penjualan VCD bajakan ini di qiyas kan kepada gharar. Yang jelas dalam Islam grarar itu dilarang oleh agama Islam.

Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan mendalam pada tingkah laku konsumen. Pemasaran harus mengetahui peran yang harus dimainkan oleh budaya-budaya, sub-budaya dan kelas sosial. Budaya mengacu pada gagasan simbol-simbol yang memiliki makna untuk berkomunikasi, nilai, melakukan penafsiran dan evaluasi sebagai anggota masyarakat. Budaya membeli VCD bajakan telah beredar di masyarakat. Banyak masyarakat yang mengetahui bahwa membeli VCD bajakan tersebut telah dilarang oleh agama dan Undang-undang. Tetapi masyarakat tidak menghiraukan hal-hal tersebut.

Faktor sosial memberikan tingkah laku konsumen yang juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran dan status sosial konsumen. Kelompok referensi memiliki pengaruh langsung

4 Erwandi Tarmizi, Harta Haram Muamalat Kontemporer, (Bogor : Berkat Mulia Insani, 2013), cet ke-6, hal. 151-152

(15)

(tatap muka) atau pengaruh tidak langsung pada sikap dan perilaku seseorang. Kelas sosial kadang-kadang berupa suatu sistem kasta. Dimana anggota dari kasta yang berbeda untuk peranan-peranan tertentu dapat mengubah keanggotaan kasta mereka, termasuk dalam pembelian suatu produk. Masyarakat beranggapan bahwa dalam kondisi bagaimanapun VCD bajakan lebih mengerti keadaan, namun ada pula yang membeli VCD bajakan karena adanya kebiasaan mengoleksi VCD bajakan tersebut.

Faktor pribadi prilaku seseorang dalam membeli sesuatu juga dipengaruhi oleh faktor-faktor kepribadian dari konsumen yang bersangkutan. Faktor pribadi menggabungkan antara tatanan psikologis dan pengaruh lingkungan termasuk watak, dasar seseorang, terutama karakteristik dominan mereka. Masyarakat beranggapan dengan membeli VCD bajakan dapat mengehemat uang, karna harganya yang jauh lebih murah daripada VCD original.

Faktor psikologis pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh lima faktor psikologis utama, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan sikap.5

Faktor-faktor tersebut sangat berperan aktif dalam keberhasilan pemasaran disuatu perusahaan. Karena kunci keberhasilan dari target suatu perusahaan adalah berhasilnya strategi pemasaran yang mereka buat. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Faktor-faktor Penentu Keputusan Pembelian VCD Bajakan Menurut Perspektif Ekonomi Islam” (Studi Kasus : Masyarakat Gulai Bancah RT 009 RW 002 Bukittinggi)”

(16)

B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas dan untuk memberikan arah yang jelas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian VCD bajakan menurut perspektif Ekonomi Islam.

b. Sejauh mana faktor-faktor tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian VCD bajakan menurut perspektif Ekonomi Islam.

2. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah prilaku konsumen dilihat dari faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi, faktor psikologis dan faktor aqidah pembeli dalam memutuskan membeli VCD bajakan. Untuk studi kasus dalam hal ini dilakukan penelitian terhadap masyarakat Gulai Bancah RT 009 RW 002 Bukittinggi.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui faktor apakah yang menjadi penentu keputusan pembelian VCD bajakan menurut perspektif Ekonomi Islam.

b. Untuk mendeskripsikan serta menganalisa bagaimana faktor tersebut memberikan pengaruh terhadap proses pengambilan keputusan konsumen dalam membeli suatu produk.

(17)

c. Untuk melihat sejauh mana faktor-faktor tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian VCD bajakan menurut perspektif Ekonomi Islam.

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan tentang faktor-faktor apa saja yang menjadi penentu keputusan konsumen dalam pembelian VCD bajakan menurut perspektif Ekonomi Islam.

b. Manfaat praktis

Diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan sumber pengetahuan bagi akademisi, mahasiswa dan perusahaan dalam rangka mengetahui apa saja yang menjadi faktor-faktor penentu keputusan pembelian VCD bajakan menurut perspektif Ekonomi Islam.

c. Manfaat prasyarat

Penelitian ini bertujuan sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian pendidikan guna mencapai gelar Strata 1 (S1) Ekonomi Islam di IAIN Bukittinggi.

D. Kajian Penelitian Terdahulu

Setelah dilihat dari tinjauan pustaka, penulis menemukan judul skripsi yang ditulis oleh :

(18)

1. Doni April BP : 1208.037 Jurusan Syari’ah Program Studi Mu’amalah STAIN Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi yang berjudul “Persepsi Pedagang Bukittinggi Terhadap Jual Beli Kaset Bajakan” yang pembahasannya lebih difokuskan kepada pedagang kaki lima yang menjual kaset bajakan di daerah Jalan Perintis Kemerdekaan Pasar Bawah Bukittinggi. Pada umumnya pedagang ini tau bahwasanya menjual VCD bajakan ini secara Undang-Undang dan Agama dilarang, tetapi mereka hanya mencari untung yang besar saja tanpa memikirkan faedahnya. 2. Ilhami BP : 09.147/10015020886 Jurusan Manajemen STIE H. Agus

Salim Bukittinggi yang berjudul “Analisis Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Samsung Di Kota Bukittinggi” yang menyatakan bahwa produk dan harga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian handphone Samsung di Bukittinggi.

3. Delvi BP : 9910015020147 Jurusan Manajemen STIE H. Agus Salim Bukittinggi yang berjudul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penjualan Baterai Energizer Pada PT. Energizer Traiding Indonesia Cabang Padang” yang menyatakan bahwa pengaruh harga yang cukup mahal dapat memicu turunnya volume penjualan dari baterai Energizer tersebut.

4. Ezi Zurrahmi BP : 10100150201016 Jurusan Manajemen STIE H. Agus Salim Bukittinggi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor Penentu Perilaku Berbelanja Konsumen Pada Pasar Tradisional Di Kota Bukittinggi” yang menyatakan bahwa kondisi Pasar Tradisional di

(19)

Bukittinggi masih jauh dari harapan konsumen. Harapan-harapan konsumen tersebut diantaranya :

a. Kebersihan, kenyamanan, keamanan dan keramahan untuk para pembeli.

b. Penambahan lokasi parkir seiring dengan keamanan untuk kendaraan konsumen.

c. Proses tawar menawar tetap menjadi ciri khas Pasar Tradisional. d. Perbaikan kemasan produk oleh pedangang perlu dilakukan untuk

menarik minat pembeli.

5. Yessy Yance BP : 08.077/0810015020728 Jurusan Manajemen STIE H. Agus Salim Bukittinggi yang berjudul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Memilih Berbelanja Pakaian Pada Toko Abdi Bukittinggi” yang menyatakan bahwa Toko Abdi harus bisa mengevaluasi dan mengetahui perkembangan dan keinginan konsumen terhadap produk pakaian.

Sedangkan penelitian yang dilakukan penulis adalah Faktor-faktor Penentu Keputusan Pembelian VCD Bajakan Menurut Perspektif Ekonomi Islam” (Studi Kasus : Masyarakat Gulai Bancah RT 009 RW 002 Bukittinggi)”. Dalam penelitian ini saya ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penentu keputusan pembelian VCD bajakan menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus : Masyarakat Gulai Bancah RT 009 RW 002 Bukittinggi) tersebut. Apakah hanya faktor kebudayaan dan kebutuhan saja atau banyak lagi faktor-faktor yang lainnya yang lebih mempengaruhi.

(20)

E. Penjelasan Judul

Untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman terhadap penulisan skripsi ini, ada beberapa kata terkait dengan judul yang perlu dijelaskan sebagai berikut:

Faktor adalah hal yang ikut menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya

sesuatu.6 Yang penulis maksud di sini adalah faktor yang menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya keputusan konsumen dalam pembelian VCD bajakan.

Keputusan pembeli merupakan sebuah tindakan yang dilakukan

konsumen untuk membeli suatu produk. Pengambilan keputusan juga merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Tahap-tahap proses keputusan pembelian.7

VCD bajakan merupakan VCD yang dibuat persis sama dengan yang

aslinya tetapi dikeluarkan oleh yang tidak berhak mengeluarkannya, dengan cara melanggar aturan hak cipta seseorang tanpa sepengetahuan orang yang bersangkutan atau membuat kaset yang original yang tidak memiliki izin.8

Jadi yang dimaksud penulis dari judul di atas adalah sejauh mana pengaruh faktor-faktor penentu tersebut dalam keputusan pembelian VCD bajakan menurut perspektif Ekonomi Islam.

6 Sulcham Yasyim, Kamus Pintar Bahasa Indonesia, (Surabaya : Amanah, 1995), hal.64 7Budi Wahyono, Pengertian Keputusan Pembelian, http://www.Pendidikan

ekonomi.com/2012/10/pengertian-keputusan-pembelian-konsumen.html di akses tanggal 18 Desember 2014 pukul: 18.00 WIB.

8 Fadjar Setiawan, Apa itu VCD Bajakan, http://kasetbajakan.org/. html di akses tanggal 18 Desember 2014 pukul: 19.20 WIB.

(21)

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan hasil dari refleksi penelitian berdasarkan pengkajian pustaka dan landasan teori yang digunakan sebagai dasar argumentasi. Pada penelitian ini, hipotesis yang digunakan peneliti adalah Hipotesis Deskriptif.

Hipotesis Deskriptif yaitu merupakan pertanyaan yang berkenaan dengan keadaan atau status dari suatu variabel atau lebih tanpa membandingkan dan membuat hubungan diantara variabel tersebut.9

Hipotesis yang diuji dapat dikelompokan menjadi dua , yaitu :

1. Hipotesis Alternatif (Ha) : adanya faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian VCD Bajakan menurut perspektif Ekonomi Islam.

2. Hipotesis Nol (H0) : tidak ada faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian VCD Bajakan menurut perspektif Ekonomi Islam.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang utuh dan jelas tentang judul penelitian, maka penulis membuat sistematika penulisan skripsi ini tersusun menjadi 5 (lima) bab yang terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN

Yang berisikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian, penjelasan judul, hipotesis penelitian dan sistematika penulisan.

9

(22)

BAB II : LANDASAN TEORI

Yang berisi tentang mengemukakan teori-teori tentang pengertian perilaku konsumen, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, peran konsumen dalam membeli, jenis-jenis tingkah laku keputusan pembelian, proses pengambilan keputusan pembelian, VCD Bajakan, perilaku konsumen dalam perspektif Islam.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Yang berisikan tentang jenis penelitian, lokasi penelitian dan waktu penelitian, sumber data, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data. BAB IV : HASIL PENELITIAN

Yang berisi tentang apa-apa saja faktor-faktor penentu keputusan konsumen dalam membeli VCD bajakan menurut perspektif Ekonomi Islam.

BAB V : PENUTUP

Yang memberikan kesimpulan terhadap pembahasan atas bab-bab sebelumnya yang telah diteliti dan dianalisa, maka bab-bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perilaku Konsumen 1. Pengertian

Perilaku konsumen adalah tindakan langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.

Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi dan membuang suatu produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut.10

Perilaku konsumen dapat juga dikatakan suatu interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi perilaku lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.

Perilaku konsumen adalah dinamis itu berarti bahwa perilaku seorang konsumen, grup konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.11

Perubahan perilaku yang dimiliki oleh konsumen akan mempengaruhi dalam pembelian serta keputusan konsumen.

Perilaku konsumen dapat juga didefenisikan sebagai studi tentang unit pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan,

10 Mowen, Perilaku Konsumen, (Jakarta : Pustaka Ilmu, 1995), hal.18

11 Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen Konsep Dan Implikasi Untuk Strategi Dan

(24)

konsumsi dan pembuangan barang, jasa pengalaman serta ide.12

Kemudian perilaku konsumen dapat diartikan suatu peroses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya.

Ada beberapa hal yang dapat diungkap dari defenisi tersebut: a. Perilaku konsumen adalah suatu proses yang terdiri dari beberapa

tahap:

1) Tahap perolehan yaitu mencari dan membeli

2) Tahap konsumsi yaitu menggunakan dan mengevaluasi

3) Tindakan pasca beli yaitu apa yang dilakukan konsumen setelah produk tersebut digunakan atau dikonsumsi.

b. Unit pengambilan keputusan beli

1) Konsumen individu yang membentuk pasar konsumen 2) Konsumen organisational yang membentuk pasar bisnis.13 2. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Dalam memahami perilaku konsumen perlu dipahami siapa konsumen, sebab dalam suatu lingkungan yang berbeda akan memiliki penelitian, kebutuhan, pendapat, sikap dan selera yang berbeda. Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada di luar manusia (eksternal) dan faktor-faktor yang ada dalam diri manusia (internal). Faktor eksternal yang utama adalah faktor kebudayaan dan sosial

12

Jhon Mowen and Minor Michael, Perilaku Konsumen (Jakarta : Erlangga, 2002) Jilid 2, Edisi, 5, hal. 6

13 Ristiyanti Prasetijo dan John J. O. I Ihalauw, Perilaku konsumen (Yogyakarta: Andi, 2005), hal. 9

(25)

sedangkan faktor internal yang utama adalah aqidah, pribadi dan psikologis.

Menurut Kotler, faktor yang mempengaruhi prilaku konsumen adalah faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologi. Dalam Islam faktor aqidah juga mempengaruhi keputusan perilaku konsumen. Sebagian faktor-faktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor perilaku konsumen tersebut akan mempengaruhi terhadap pembelian konsumen.14

Faktor-faktor tersebut adalah: a. Faktor Aqidah

Aqidah secara istilah (terminologi) yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun pada orang yang meyakininya. Harus sesuai dengan kenyataannya, yang tidak menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada singkat keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena orang itu mengikat hatinya di atas hal tersebut. Dalam pembelian suatu produk barang dan jasa konsumen juga dipengaruhi oleh aqidahnya apakah suatu barang atau jasa yang mereka beli tersebut sesuai dengan aqidah yang berlaku dalam Islam

(26)

atau bukan. Apabila sudah sesuai maka mereka akan memutuskan untuk membelinya.15

b. Faktor Kebudayaan

Kebudayaan merupakan pengaruh eksternal yang paling penting terhadap perilaku konsumen dan sebagai penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya. Faktor kebudayaan memberikan pengaruh lebih luas dan dalam pada tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh:

1) Budaya adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Menurut Kotler dan

Amstrong yang termasuk dalam budaya ini adalah pergeseran

budaya serta nilai-nilai dalam keluarga.16

2) Sub Budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang umum. Sub budaya termasuk rasional, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. Anggota dari sub budaya yang lebih spesifik cenderung mempunyai keyakinan, nilai-nilai dan kebiasaan yang memisahkan mereka dari anggota-anggota lain dalam masyarakat yang sama. Sub budaya Minang misalnya memiliki unsur-unsur budaya yang

15Abdullah bin Abdul Hamid Al-Atsari, Definisi Aqidah, dalam

http://pustakaimamsyafii.com/definisi-aqidah.html di akses tanggal 19 Desember 2014 pukul: 09.00 WIB.

16 Philip Kotler dan Garry Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 1997), hal. 144

(27)

menonjol yang membedakannya dengan sub budaya Jawa.

3) Kelas Sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang serupa. Kelas sosial dibagi kedalam beberapa kategori, masing-masing menunjukkan adanya jenjang-jenjang dalam masyarakat. Pengukuran kelas sosial dilakukan berdasarkan dimensi-dimensi tertentu seperti pendapatan, pendidikan, dan kedudukan. Oleh karena itu, ada mobilitas dari kelas sosial yang satu ke kelas sosial yang lain.

Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai dan tingkah laku yang serupa.17

Kelas sosial juga dapat dikatakan sebuah hirarki status nasional dimana kelompok dan individu dibedakan dalam hal gengsi dan nilai diri.

Pengidentifikasian setiap kelas dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pekerjaan sosial, (termasuk pendapatan sebagai suatu ukuran keberhasilan kerja). Akan tetapi kelas sosial juga dipengaruhi oleh keahlian sosial, aspirasi status, partisipasi kelompok dan sejarah keluarga. Oleh karena itu kelas sosial adalah sebuah gabungan dari berbagai ciri personal dan sosial ketimbang sebuah ciri-ciri tunggal seperti pendapatan atau pendidikan.

17 Philip Kotler dan Bary Amstrong, Alih Bahasa, Dasar-dasar Pemasaran (Jakarta: Prenhallindo), hal 147

(28)

Kelas sosial dan posisi relatif dalam suatu kelas adalah sumber kepercayaan, nilai dan perilaku konsumen yang penting sebagian besar dari masyarakat yang sehari-harinya berinteraksi dengan seorang individu cenderung menjadi anggota kelas sosial orang tersebut.18

Budaya mengacu pada gagasan, simbol-simbol yang memiliki makna untuk berkomunikasi, nilai-nilai, melakukan penafsiran dan evaluasi sebagai anggota masyarakat. Budaya dapat dilihat dari kepercayaan, padangan dan kebiasaan konsumen terhadap suatu produk. Semakin tinggi kepercayaan terhadap produk, maka semakin tinggi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian.

c. Faktor Sosial

Faktor sosial merupakan sekelompok orang yang sama-sama mempertimbangkan secara dekat persamaan didalam status atau komonitas yang secara terus menerus bersosialisasi diantara mereka sendiri baik secara formal dan informal.19

Faktor sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hirarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Faktor sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal seperti : pendapatan, tetapi diukur sebagai kombisi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain. Dalam beberapa sistem sosial, anggota dari

18 J. Paul. Peter dan Jery C Alson, Consumer Behavior Perilaku Konsumen dan Strategi

Pemasaran, (Jakarta: Erlangga. 2000), Edisi ke 4, hal. 92

(29)

kelas yang berbeda memelihara peran tertentu dan tidak dapat merubah posisi sosial mereka. Tingkah laku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial yaitu:

1) Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tetapi informal seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja. Beberapa merupakan kelompok sekunder yang mempunyai interaksi lebih formal dan kurang reguler. Ini mencakup organisasi seperti kelompok keagamaan, asosiasi profesional, dan serikat pekerja. Kelompok ini akan menjadi kelompok acuan pada seseorang. Kelompok acuan ini juga berfungsi dalam mempengaruhi keputusan beli konsumen. Di antara fungsinya yaitu: dipuji dan dihargai oleh orang-orang yang dianggapnya penting, memperoleh dan mempertahankan penerimaan oleh kelompok dengan berperilaku sesuai dengan norma-norma kelompok, serta mengakui tergantung pada dan memanfaatkan keahlian orang lain dalam mengevaluasi produk.20

2) Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dan telah diteliti secara mendalam. Keluarga merupakan dua atau lebih orang yang mempunyai hubungan darah, perkawinan, atau adopsi yang tinggal bersama-sama. Dalam arti yang lebih dinamis keluarga merupakan anggota-anggota dari

(30)

kelompok sosial yang paling mendasar yang hidup bersama-sama dan berinteraksi untuk saling memuaskan kebutuhan pribadi masing-masing.21

d. Faktor Pribadi

Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan. Perbedaan karakteristik akan mempengaruhi respon individu terhadap lingkungannya secara konsisten. Perbedaan karakteristik akan mempengaruhi perilaku individu tersebut. Individu dengan karakteristik yang sama cendrung akan bereaksi yang relatif sama terhadap situasi lingkungan yang sama.

Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu:

1) Umur dan tahap daur hidup : orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makan, pakaian, perabot, dan reaksi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya.

2) Pekerjaan : pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata akan produk dan jasa

(31)

mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi. 3) Situasi ekonomi : situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi

pilihan produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pamasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali dan mengubah harga produknya. 4) Gaya hidup : pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam

aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan opini yang lebih dari sekedar kelas sosial dan kepribadian seseorang. Gaya hidup menampilkan pola bereaksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.

5) Kepribadian dan konsep diri : kepribadian setiap orang jelas mempengaruhi tingkah laku membelinya. Kepribadian mengacu kepada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri.

e. Faktor psikologis

Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh di masa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang. Pilihan barang yang dibeli seseorang melebihi lanjut dipengaruhi oleh faktor psikologi yang penting yaitu: motivasi,

(32)

persepsi dan sikap.22

Dimana motivasi ini termasuk kedalam faktor internal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dalam diri seorang konsumen yang akan mempengaruhi dalam perilaku seorang konsumen, yang terdiri dari:

1) Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa latin yang berarti dorongan atau menggerakkan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia. Motivasi semakin penting agar konsumen mendapatkan tujuan yang diinginkan secara optimum.23

Jadi secara keseluruhan motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi merupakan sesuatu yang ada pada diri seseorang dan tidak tampak dari luar.

Motivasi akan kelihatan melalui perilaku seseorang yang dapat diamati.

a) Tujuan Motivasi Konsumen

Adapun tujuan seorang konsumen untuk menggunakan suatu produk adalah sebagai berikut:

22 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: 2000), hal. 157.

23 Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen Konsep Dan Implikasi Untuk Strategi Dan

(33)

(1) Meningkatkan kepuasan (2) Mempertahankan loyalitas (3) Efisiensi

(4) Efektifitas

(5) Menciptakan hubungan yang harmonis antara produsen dengan pembeli.24

Dengan adanya tujuan dari motivasi pada diri seseorang maka dapat menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan.

b) Macam-macam Motivasi

Motivasi yang timbul pada diri seseorang ada yang bersifat positif dan negatif. Keduanya mempunyai fungsi yang sama dalam mendorong dan mempertahankan perilaku manusia. Kekuatan pendorong terjadinya perilaku tertentu menimbulkan motif yang menyebabkan pertimbangan dalam pembelian. Motif dapat di bedakan menjadi motif rasional dan motif emosional.

Motif rasional adalah manusia berperilaku rasional pada waktu mereka mempertimbangkan alternatif-alternatif dan memilih alternatif yang paling banyak kegunaan. Konsumen akan memilih produk tujuan berdasarkan kriteria yang objektif. Motif emosional adalah pilihan konsumen berdasarkan kriteria

24 Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen Konsep Dan Implikasi Untuk Strategi Dan

(34)

yang subjektif dan bersifat pribadi.25 c) Kebutuhan

Motivasi timbul pada diri seseorang karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan tujuan yang ingin dicapai. Kebutuhan menunjukkan kekurangan yang dialami pada suatu waktu tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku artinya jika kebutuhan akibat kekurangan itu muncul, maka individu lebih peka terhadap usaha motivasi para konsumen.

Dalam teori kebutuhan salah satunya yaitu teori Maslow yang mengemukakan bahwa kebutuhan manusia tersebut bertingkat-tingkat yaitu: (1) Fisik (2) Rasa aman (3) Sosialisasi (4) Pengakuan (5) Aktualisasi

Pada dasarnya manusia akan mementingkan kebutuhan dasarnya terlebih dahulu yaitu kebutuhan fisik dari kebutuhan yang lain. Setelah kebutuhan ini terpenuhi barulah memikirkan kebutuhan selanjutnya.26

25 Ristiyanti Prasetijo dan John J. O. I Ihalauw, Perilaku Konsumen... hal. 38. 26 Ristiyanti Prasetijo dan John J. O. I Ihalauw, Perilaku Konsumen... hal. 28

(35)

2) Persepsi

Disamping motivasi mendasari seseorang untuk melakukan keputusan pembelian akan dipengaruhi juga oleh persepsinya terhadap apa yang diinginkan. Persepsi akan berbeda dengan orang lain.

Untuk lebih jelasnya persepsi dapat didefenisikan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, dimana sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang mengembirakan, atau tanggapan yang cepat dari indera penerima terhadap stimuli.

Persepsi yaitu proses yang digunakan individu untuk memilih, mengorganisasi dan mengartikan masukan informasi guna menciptakan suatu gambaran yang berarti dari lingkungan sekitarnya.27

Defenisi persepsi menurut William J. Stanton adalah “sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimuli (rangsangan-rangsangan) yang kita terima melalui lima indera.”28

Persepsi juga diartikan sebagai proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan dan menginterprestasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenal dunia.

27 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (Jilid 1), (Jakarta : Indeks Kelompok Gramedia, 2005), hal. 22

28 Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen Konsep Dan Implikasi Untuk Strategi Dan

(36)

Persepsi setiap orang terhadap suatu objek berbeda-beda, oleh karena itu persepsi memiliki sifat subjektif. Persepsi yang dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya dan stimulasi yang diterima konsumen.

Dari uraian tersebut dapat diambil faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan persepsi seseorang yang terdiri dari: a) Faktor internal

(1) Pengalaman (2) Kebutuhan saat itu

(3) Nilai-nilai yang dianutnya (4) Pengharapannya

b) Faktor eksternal (1) Tampakan produk (2) Sifat stimulus (3) Situasi lingkungan29

Jadi reaksi individu terhadap suatu stimulus akan sesuai dengan pandangannya terhadap subjektifnya terhadap realitas yang dibentuk dari faktor tersebut.

Orang termotivasi siap bertindak bagaimana ia bertindak dipengaruhi oleh pandangannya tentang situasi, persepsi lebih penting dari pada realitas karena persepsi yang mempengaruhi perilaku aktual konsumen. Orang bisa mempunyai persepsi berbeda tentang objek yang sama karena ada tiga proses

(37)

pemahaman yaitu: a) Atensi Selektif

Atensi atau perhatian adalah alokasi memproseskan kapasitas terhadap beberapa rangsangan. Seseorang akan menyeleksi rangsangan yang timbul dari pendengaran, maka hal tersebut dinamakan atensi selektif. Konsumen akan memperhatikan rangsangan yang dialaminya seperti:

(1) Orang cenderung lebih memperhatikan rangsangan yang berhubungan dengan kebutuhan saat ini.

(2) Orang cenderung lebih memperhatikan rangsangan yang deviasinya besar dalam hubungannya dengan ukuran normal rangsangan.

(3) Orang cenderung lebih memperhatikan rangsangan yang mereka antisipasi.

b) Distorsi Selektif

Distorsi selektif adalah kecenderungan untuk menerjemahkan informasi dengan cara yang sesuai dengan konsepsi awal kita. Konsumen sering mendistorsi informasi agar konsisten dengan keyakinan dan ekspektasi dari merek dan produk yang sudah ada sebelumnya.

c) Retensi Selektif

Sebagian besar orang tidak mengingat kebanyakan informasi yang dipaparkan kepadanya, tetapi mempertahankan informasi yang mendukung sikap dan keyakinan karena retensi

(38)

selektif seseorang akan mengingat poin bagus tentang produk yang disukainya dan melupakan poin bagus tentang produk pesaing.30

3) Pengetahuan

Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman. Pengalaman langsung oleh konsumen dalam mencoba dan mengevaluasi produk dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap produk tersebut. Pentingnya praktik dari teori pengetahuan dari pemasar adalah mereka dapat membentuk permintaan akan suatu produk dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, menggunakan petunjuk yang membangkitkan motivasi, dan memberikan peranan positif.31

4) Keyakinan

Melalui tindakan dan pembelajaran, orang mendapatkan keyakinan. Ini cukup mempengaruhi tingkah laku membeli. Keyakinan didasarkan kepada pengetahuan yang sebenarnya, pendapat atau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi atau mungkin tidak. Pemasaran tertarik pada keyakinan bahwa orang merumuskan mengenai produk dan jasa spesifik, karena keyakinan ini menyusun citra produk dan merk yang mempengaruhi tingkah laku membeli. Bila ada sebagian yang salah dan menghalangi pembeli, pemasar pasti ingin meluncurkan usaha untuk

30 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Erlanga, 1997) edisi 13, jilid 1, hal. 180

(39)

mengkoreksinya. 5) Sikap

Selain persepsi akan muncul pula sikap seseorang dalam menilai suatu objek yang akan diminati dan untuk dimiliki. Sikap sebagai suatu evaluasi yang menyeluruh dan memungkinkan seseorang untuk merespon dengan cara yang menguntungkan atau tidak terhadap objek yang dinilai.

Sikap merupakan salah satu komponen penting dalam perilaku pembelian, sikap positif terhadap suatu produk akan memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian, dan sebaliknya sikap negatif akan menghalangi konsumen untuk melakukan pembelian.

Sikap didefinisikan sebagai suatu mental dan syaraf dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku.32 Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan terhadap suatu objek baik disenangi ataupun tidak secara konsisten.

a) Komponen Sikap (1) Komponen Kongitif

Pengetahuan dan persepsi yang diperoleh melalui kombinasi dari pengalaman langsung dengan obyek sikap dan informasi terkait yang didapat dari berbagai sumber.

32 Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan

(40)

Komponen ini seringkali dikenal sebagai kepercayaan sehingga konsumen yakin bahwa suatu obyek sikap memiliki atribut tertentu dan bahwa perilaku tertentu akan menjurus kehasil tertentu.

(2) Komponen Afektif

Emosi atau perasaan terhadap suatu produk atau merek tertentu. Emosi dan perasaan terutama mempunyai hakikat evaluatif, yaitu konsumen suka atau tidak terhadap produk tertentu.

(3) Komponen Konatif

Kecenderungan seseorang untuk melaksanakan suatu tindakan dan perilaku dengan cara tertentu terhadap suatu objek sikap.33

b) Proses Pembentukan Sikap

Pembentukan sikap konsumen seringkali menggambarkan hubungan antara kepercayaan, sikap dan perilaku, kepercayaan, sikap dan perilaku juga terkait dengan konsep atribut suatu produk.

Atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk, konsumen biasanya memiliki kepercayaan terhadap suatu atribut produk. Kepercayaan adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atributnya dan manfaatnya.34

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pembentukan

33 Ristiyanti Prasetijo dan John J. O. I Ihalauw, Perilaku konsumen, ..., hal. 106 34 John. Mowen dan Michael Minor, Perilaku Konsumen, …, hal. 85

(41)

sikap adalah: (1) Pengalaman

Pengalaman langsung oleh konsumen dalam mencoba dan mengevaluasi produk dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap produk tertentu. Pengalaman penggunaan suatu merek produk masa lalu akan memberikan evaluasi dia atas merek tersebut, bergantung apakah pengalaman itu menyenangkan atau tidak.

Jika pengalaman masa lalu itu menyenangkan maka sikap konsumen di masa akan datang akan positif.

(2) Kepribadian

Keluarga adalah faktor penting dalam pembentukan kepribadian dan selanjutnya pembentukan sikap seseorang. (3) Informasi dari media masa

Sikap dapat terbentuk dari jenis media massa yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi tentang produk.35

3. Peran Konsumen Dalam Membeli

Pembelian merupakan keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli, apakah membeli atau tidak, kapan membeli, dimana membeli dan bagaimana cara pembayarannya. Sedangkan keputusan pembelian adalah suatu keputusan sebagai pemilikan suatu tindakan dari dua atau lebih

(42)

alternatif. 36

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah proses merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian.

Beberapa peran dalam keputusan membeli :

a. Pemrakarsa : orang yang pertama menyarankan atau mencetuskan gagasan membeli produk atau jasa tertentu.

b. Pemberi pengaruh : orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan pembelian.

c. Pengambil keputusan : orang yang akhirnya membuat keputusan membeli atau sebagian dari itu, apakah akan membeli, apa yang dibeli, bagaimana membelinya atau dimana membeli.

d. Pembeli : orang yang benar-benar melakukan transaksi pembelian. e. Pengguna : orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau

jasa.

Mengetahui peserta utama proses pembelian dan peran yang mereka mainkan membantu pemasar untuk menyesuaikan program pemasaran.37

4. Jenis-jenis Tingkah Laku Keputusan Pembelian

Semakin kompleks keputusan yang harus diambil biasanya semakin banyak pertimbangannya untuk membeli. Adapun jenis-jenis tingkah laku membeli konsumen berdasarkan pada derajat keterlibatan dan

36 Sumarwan, Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003), hal.47

37

Engel, Perilaku Konsumen (Edisi ke-6 Jilid 1), (Jakarta : Binurapa Aksara, 2000), hal. 25

(43)

tingkah laku membeli konsumen berdasarkan pada derajat keterlibatan dan tingkat perbedaan antar merek, yaitu :

a. Tingkah laku membeli yang komplek

Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan tinggi konsumen dalam penelitian dan perbedaan besar yang dirasakan diantara merek.

Pembeli ini akan melewati proses pembelajaran, pertama mengembangkan keyakinan mengenai produk, kemudian sikap dan selanjutnya membuat pilihan membeli apa yang akan dibelinya. Pemasar dari produk yang banyak melibatkan peserta harus memahami tingkah laku pengumpulan informasi dan evaluasi dari konsumen yang terlibat.

b. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan

Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan terjadi ketika konsumen terlibat dalam pembelian barang yang mahal, jarang dibeli dan beresiko. Tetapi melihat sedikit perbedaan diantara merek.

c. Tingkah laku membeli yang mencari variasi

Tingkah laku membeli yang jadi kebiasan terjadi bahwa kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan merek yang dirasakan besar. Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah dengan kebanyakan produk yang mempunyai harga murah dan

(44)

sering dibeli. Konsumen secara pasif menerima informasi ketika menonton TV atau membaca majalah. Pengulangan iklan menciptakan pengenalan akan merek bukan keyakinan pada merek. Proses membeli melibatkan keyakinan merek yang terbentuk oleh pembelajaran pasif. d. Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan

Konsumen menjalani tingkah laku membeli yang mencari variasi dalam situasi yang ditandai oleh keterlibatan konsumen rendah, tetapi perbedaan merek dianggap berani. Dalam kategori produk seperti ini, strategi pemasaran mungkin berbeda untuk merek yang menjadi pemimpin dasar dan untuk merek yang kurang ternama. Perusahaan akan mendorong pencarian variasi dengan menawarkan harga rendah, penawaran khusus, kupon, sampel gratis dan iklan yang menunjukkan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.38

5. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian sebagai berikut yang terlihat dalam gambar.

Skema 2.1

Proses Keputusan Pembelian

Sumber Gambar 1-3. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

38

Philip Kotler , Manajemen Pemasaran (Terjemahan ilid 1), (Jakarta: Prenhallindo), hal 155-156

Mengenali

kebutuhan Pencari formasi

Evaluasi alternatif Keputusan membeli Perilaku pasca pembelian

(45)

Skema di atas menunjukkan bahwa konsumen melewati kelima tahap seluruhnya pada setiap pembelian.

a. Pengenalan Kebutuhan

Pembeli ingin melakukan pembelian setelah merasakan adanya kebutuhan dan kebutuhan ini bisa timbul dari stimuli internal dan eksternal. Stimuli internal seperti rasa lapar, haus bisa muncul secara tiba-tiba dari dalam diri seseorang apabila dia melewati tempat makanan. Stimuli eksternal dapat berupa seorang nasabah yang berkeinginan menabung di suatu bank setelah membaca iklan tabungan berhadiah dari bank tersebut.

Pengenalan akan suatu kebutuhan pada konsumen merupakan suatu hal yang utama pada konsumen. Konsumen akan menyadari akan perbedaan antara kondisi sesungguhnya dan yang diinginkan.

b. Pencarian Informasi

Seorang calon pembeli akan aktif mencari informasi mengenai suatu produk atau jasa apabila dipicu oleh keinginan yang kuat untuk membeli produk atau jasa tersebut. Sumber informasi yang dapat digunakan calon pembeli adalah:

1) Sumber pribadi berasal dari keluarga, teman, tetangga 2) Sumber komersial berasal dari wiraniaga, iklan 3) Sumber publik berasal dari media masa dan lembaga

4) Konsumen sumber pengalaman berupa pemakaian pribadi dan pemeriksaan pribadi.

(46)

Masing-masing informasi memberikan fungsi yang berbeda-beda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Pembeli menerima paling banyak dari sumber informasi komersial. Sumber komersial pada umumnya untuk memberikan penjelasan atas informasi suatu produk atau jasa. Sedangkan sumber public adalah paling dipercaya pembeli karena objektifnya tidak memihak kepada salah satu merek atau nama perusahaan tertentu.

Pembeli juga sering menggunakan sumber pengalaman pribadi yaitu apabila pembeli menganggap jika terjadi kekecewaan atau tidak puas maka hal itu tidak menyebabkan kerugian yang terlalu besar.

5) Evaluasi Alternatif

Model proses evaluasi pembeli berorientasi secara kognitif yakni mereka menganggap bahwa sebagian besar pembeli melakukan penilaian produk secara sadar dan rasional.

Konsumen atau nasabah akan berupaya untuk memuaskan suatu kebutuhan dunia akan mencari manfaat tertentu dari produk atau jasa tersebut. Konsumen atau nasabah memandang bahwa produk atau jasa mengandung kumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat. 6) Keputusan Pembeli

Setelah melalui tahap evaluasi terhadap beberapa alternative merek atau nama bank, kemudian konsumen membentuk minat

(47)

pembelian untuk memilih bank yang paling disukai.39 Dalam hal ini terdapat dua faktor yang berperan dalam minat pembelian dan keputusan pembelian yaitu sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada dua hal yaitu intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif pilihan konsumen dan motivasi konsumen untuk memenuhi keinginan orang lain.

7) Perilaku Sesudah Pembelian

Setelah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau tidak puasan.40

B. VCD Bajakan

Pembajakan produk pada dasarnya adalah menggunakan tanpa ijin pemegang merek atas hak kekayaan intelektual (intellectual ownership) yang sah. Jika kita melihat dari sisi fisik, maka pembajakan merupakan tindakan meniru produk asli (pemegang merek asli) & kemudian memasarkannya. Produk yang ditiru, secara umum bisa diketahui adalah produk - produk terkenal. Pada umumnya dibuat sebuah kemasan yang hampir menyerupai atau bahkan bahan bakunya hampir menyerupai produk asli sehingga hasilnya hampir sama dengan produk yang asli namun berbeda dari sisi kualitas. Termasuk didalamnya pemalsuan trademark beserta pelabelannya.

39

Murti Sumarni, Manajemen Pemasaran Bank, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2002), hal. 235

40 Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen Konsep Dan Implikasi Untuk Strategi Dan

(48)

Fenomena inilah yang berkembang pesat di masyarakat kita. Para produsennya sudah tidak berpikir dengan hak cipta & aturan - aturan hukum. Distributor & peritelnya juga sama, dalam benak mereka yang ada hanyalah income yang besar dari memasarkan produk VCD bajakan. Para konsumennya yang umumnya adalah masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan tingkat pendapatan yang bisa dikatakan pas-pasan, produk-produk bajakan itu menjadi pilihan yang tepat.41

Kasus pembajakan VCD di negara kita termasuk dalam kategori yang akut. Karena pemerintah tak lagi mampu mengurangi bahkan memberantasnya, walaupun banyak regulasi yang telah dibuat. Hal ini sangat mungkin terjadi karena regulasi yang dibuat terkadang bertolak belakang atau tidak bersinergi antara pemerintah di pusat, di daerah tingkat 1 maupun tingkat 2. Di sisi lain aparat penegak hukum di negara kita juga tidak memiliki kemampuan untuk menangkap para produsen dan distributor kelas kakap. Namun justru para peritel kecil yang selama ini menjadi target sasaran mereka dalam pemberantasan pembajakan.

Dari kegiatan pembajakan VCD ini, banyak kerugian yang terjadi diantaranya :

1. Tidak adanya kontribusi pendapatan kepada negara.

2. Produsen asli suatu produk, dirugikan akibat adanya kompetisi bisnis yang tidak sehat.

41

Mulyono Sucipto, Fenomena VCD Bajakan, dalam

http://fenomenavcdbajakan.com/definisi-vcd.html di akses tanggal 05 Januari 2015 pukul: 09.00 WIB.

(49)

3. Seniman, Programmer dsb dilanggar hak cipta & hak kekayaan intelektualnya.

4. Bahkan berakibat menurunnya kepercayaan masyarakat Internasional terhadap Indonesia.

Terkait dengan soal pembajakan tersebut, terdapat ayat dalam Al-Quran yang memerintahkan agar kita tidak memakan harta orang lain secara batil :                         



Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”

Dalam mengomentari ayat tersebut, al-fakhr al-razi dalam kitab tafsirnya, Mafatihul Ghaib menyatakan bahkan pengertian “makan” tidak hanya merujuk pada makna yang lazim dan hakiki, melainkan juga pada maknanya yang ghair lazim, majazi atau kiasan. Dalam definisi ini, maka pembajakan jelas masuk dalam kategori “memakan” harta orang lain dengan cara yang batil. Pembajakan adalah tindakan batil yang benderang. Di dalam pembajakan tidak akan dijumpai suatu kerelaan dari si pemilik hak cipta. Sementara itu, dari sudut fiqih pembajakan tidak bisa diberikan toleransi sedikitpun. Dalam kerangka itu ada dua perkara yang perlu mendapat perhatian. Pertama, pembajakan dapat dimasukkan ke dalam perbuatan

(50)

ghasab. Syeikh Nawawi al-Banteni dalam Nihayah al-Zain mendefinsikan ghasab sebagai perampasan hak orang lain secara zalim. Dalam pokok soal

ini, jelas bahwa pembajak telah menggashab hak orang lain. Sebagai konsekuensinya, pembajak dituntut untuk membawa barang bajakannya itu ke hadapan sang pemilik untuk dimintakan tanggapannya. Kalau si pemilik rela, maka ia bebas. Sebaliknya, jika si pemilik meminta ganti rugi yang layak dan rasional, maka si pembajak harus memenuhinya.42

Berhubung hak moral tetap melekat pada penciptanya, pencipta atau ahli waris suatu ciptaan berhak untuk menuntut atau menggugat seseorang yang telah meniadakan nama penciptanya yang tercantum pada ciptaan itu, mencantumkan nama pencipta pada ciptaannya, mengganti atau mengubah judul ciptaan itu, atau mengubah isi ciptaan itu tanpa persetujuannya terlebih dahulu. Hak ini dinyatakan dalam Pasal 65 Undang-undang Hak Cipta Tahun 2002, bahwa penyerahan hak cipta atas seluruh ciptaannya kepada pihak lain tidak mengurangi hak pencipta atau ahli warisnya untuk menggugat yang tanpa persetujuannya.

Dalam Undang-Undang Hak Cipta Tahun 2002 merumuskan ancaman pidana dan denda secara minimal maupun secara maksimal Dalam Pasal 72 Undang-Undang Hak Cipta Tahun 2002 dinyatakan :

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayal (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1(satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5. 000. 000. 000, 00 (lima miliar rupiah).

42

Sulaiman Malik, VCD Bajakan dalam Etika Bisnis Islam, dalam

Gambar

Tabel : 3.2  Instrumen Penelitian
Tabel 4.1  Responden

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menganalisis dan meneliti perilaku konsumen yang dikaitkan dengan selera pembelian SmartPhone China, terlebih dahulu harus diketahui, apa yang menjadi

Berdasarkan hasil analisis variabel, tingkat pengaruh Faktor Eksternal yaitu kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi, dan keluarga terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai jenis-jenis perilaku konsumen maka dapat dikatakan bahwa terdapat dua jenis perilaku konsumen yaitu perilaku konsumen

Pada penelitian ini dimensi untuk variabel Consumer review online yang digunakan didasarkan pada penelitian (Lupiyoadi, 2015), yaitu: konsumen mendapatkan informasi

Konsep konsumen adalah raja menjadi arah bahwa aktifitas ekonomi khususnya produksi untuk memenuhi kebutuhan konsumen sesuai dengan kadar relatifitas dari keinginan konsumen,

Dari beberapa strategi yang telah tersaji pada Tabel 1.6 diatas tetap pembuatan desain baru merupakan strategi yang mendasar untuk menarik keinginan konsumen dalam memutuskan

Selain faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status.. langsung atau tidak langsung

Faktor eksternal yang terdiri dari Kebudayaan, Kelompok Referensi, Keluarga dan Kelas Sosial mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan konsumen dalam melakukan