• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan cooperative learning tipe numbered head together untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi SMK YPKK 2 Sleman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan cooperative learning tipe numbered head together untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi SMK YPKK 2 Sleman"

Copied!
215
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMK YPKK 2 SLEMAN. SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Oleh: YOHANES ARGA PRIBADI NIM: 11 1334 040. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. SKRIPSI. AEIilI{BSNED flEAI' TOGETTIER UNTT'K MENINGKATKAI{ ITIOTTVASI DAI\ HASIL BELAJAR SISWA PAI}A MATA PELAJARAN AKT]NTANSI SMK YPKK 2 SI,EMAN. '. 0leh:, ,r. '. '. ,.,. :'. t..... YOHAIYES ARGA PRNADI. Ir{IMr. Il.$34040. ii!t. r'l. \,' r.lr. .ri l. ,:,. Telahdisetujui ol€hi. Pembimbing. Tanggal, l0 November 2015.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERSEMBAHAN. Kupersembahkan karya ini untuk: Tuhan Yesus Kristus Alm. Sujanto ayah terbaik Supadmi ibu terhebat Nita Krisnandari dan Yuli Kristanto kakak yang luar biasa Almamaterku Universitas Sanata Dharma iv.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. MOTTO. “Dan. Ketahuilah, Aku Menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28 : 20 ). Jangan Panik Mari Piknik (Yohanes Arga Pribadi). v.

(6) PERNYATAAN KEASLIAIT{ KARYA. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Saya menyatakan. dongan. bahwa skripsi yang saya tulis ini. merupakan karya asli saya yang tidak memtd karya atau bagian karya orang lain,. kecuali yang telah disehtkan dalam kutipen dsn daftar pustalsa sehgai mana layaknya karya ilmiah.. Yoryakarta 24 November 2015 Penulis. n+ YohanesArga. 1. vt. Pfibdi.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. LEIyIBAR PERIWATAAN PERSE,TUJT,AN PI]BLIKASI KARYA ILMIAH T]NTI]K KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:. Nama. : Yohanes Arga Pribadi Nomor Mahasiswa : 11 1334 040. Demi pengembangan ilmu pengetatruan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiatr saya yang berjudul : PENERAPAN COOPEMTIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMK YPKK 2 SLEMAN Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara tertatas, dan mempublikasikannya di intemet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencanfumkan nama saya sebagai penulis.. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 24 November 2015 takan. Yohanes Arga Pribadi. vll.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK. PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMK YPKK 2 SLEMAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan pada Siswa Kelas X Akuntansi 5 SMK YPKK 2 Sleman Yohanes Arga Pribadi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015 Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui: (1) peningkatan motivasi belajar pada materi jurnal penyesuaian melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe numbered head together; (2) peningkatan hasil belajar siswa pada materi jurnal penyesuaian melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe numbered head together. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Akuntansi 5 SMK 2 YPKK Sleman yang berjumlah 22 orang. Komponen-komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe numbered head together adalah materi, pembagian kelompok, diskusi kelompok, kuis, dan penghargaan terhadap kelompok. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan menggunakan dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, kuesioner, tes, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) penerapan pembelajaran kooperatif tipe numbered head together dapat meningkatkan motivasi siswa pada materi jurnal penyesuaian dengan hasil rerata 117,72 pada siklus pertama dan meningkat menjadi 126,27 pada siklus kedua (2) penerapan pembelajaran kooperatif tipe numbered head together dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus pertama adalah 86,3% siswa dapat mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal dengan rata-rata 77,54, dan pada siklus kedua, 100% siswa di kelas mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal nilai dengan rata-rata 90,68.. viii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT. IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING NUMBERED HEAD TOGETHER TYPE TO INCREASE STUDENT LEARNING MOTIVATION AND LEARNING ACHIEVEMENT ON ACCOUNTING AND FINANCE SUBJECTS A Classroom Action Research Conducted on The Tenth Grade Students of Accounting 5 State Vocational School YPKK 2 Sleman Yohanes Arga Pribadi Sanata Dharma University Yogyakarta 2015 The aims of this research are to find out: (1) the improvement of student learning motivation on adjustment journal entries by applying cooperative learning of numbered head together type; (2) the improvement of student learning achievement on adjustment journal entries by cooperative learning of numbered head together type. This research is a classroom action research. This research was done on the tenth grade 22 students of Accounting 5 Departement of State Vocational School 2 YPKK Sleman. The main components of the cooperative learning numbered head together type were material presentation, group division, group sharing, quiz and the appreciations to the group. The implementation of this class room action research was done in two cycles and each cycle consisted of four stages: planning, action, observation, and reflection. The data were collected through monitoring, testing, interviewing, and documenting methods. The data were analyzed by using descriptive and comparative analysis. The result of this research shows that: (1) the implementation of cooperative learning numbered head together type can increase student learning motivasion with the average of 117,72 on the first cycle and it increases to 126,27 on the second cycle; (2) the implementation of cooperative learning numbered head together type can increase student learning achievemention adjustment journal entries. It shows that on the first cycle students can achieve 86,3% score of the minimum completeness criteria and can achieve 77,54. On next cycle 100% students can achieve the value of the minimum completeness criteria and the average score is 90,68. ix.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman” pada Kompetensi Dasar Ayat Jurnal Penyesuaian. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, dukungan, semangat, dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. 2.. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan. Ilmu. Pengetahuan. Sosial. Universitas. Sanata. Dharma. Yogyakarta. 3.. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. 4.. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang tidak hanya membimbing, tetapi juga memberikan arahan, kritik dan. x.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. saran, menyemangati, serta memotivasi penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 5.. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan di Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK. Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan serta pelayanan kepada penulis selama melaksanakan studi di Universitas Sanata Dharma.. 6.. Ibu Dra. Tri Muljani selaku guru mitra yang telah berkenan dengan sepenuh hati meluangkan waktu dan tenaganya untuk bersama menyusun dan melaksanakan penelitian tindakan kelas ini.. 7.. Para guru dan karyawan SMK 2 YPKK Sleman yang telah bersedia memberikan bantuan pada penulis dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini.. 8.. Siswa-siswi SMK 2 YPKK Sleman khususnya kelas X Akuntansi 5 yang telah berkenan dengan sepenuh hati untuk mengambil bagian dan berpartisipasi dalam penelitian ini.. 9.. Ibu Supadmi yang selalu mendampingi, memberikan doa, semangat, dukungan baik moril maupun materiil.. 10.. Mianti Dian Pertiwi yang selalu memberikan motivasi dan semangat agar menyelesaikan skripsi dengan baik.. 11.. Teman-teman satu perjuangan Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi angkatan 2011 yang selalu memberikan dukungan tanpa henti.. xi.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 12.. Sahabat seperjuangan dan tempat berbagi canda, tawa, duka serta dukungan, Fajar, Willi, Irwan, Ali, Abah, Hery, Theo, Endah, Radyt, Alfon, Resa. Terimakasih atas segala hal yang berkesan.. 13.. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu sehingga penyusunan skripsi ini dapat terwujud. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu. penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.. Yogyakarta, 24 November 2015 Penulis,. Yohanes Arga Pribadi. xii.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... HALAMAN MOTTO ..................................................................................... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... ABSTRAK .................................................................................................... ABSTRACT ................................................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................. DAFTAR TABEL ........................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii viii ix x xiii xv xvii. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... B. Batasan Masalah .................................................................................. C. Rumusan Masalah ................................................................................ D. Tujuan Penelitian ................................................................................ E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 1 4 4 5 5. BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Tindakan Kelas ................................................................... B. Model Pembelajaran Kooperatif ......................................................... C. Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT ......................................... D. Motivasi Belajar .................................................................................. E. Hasil Belajar ........................................................................................ F. Pengertian Ayat Jurnal Penyesuaian .................................................... G. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................ H. Kerangka Berpikir ............................................................................... I. Pertanyaan Peneliti ............................................................................... 7 15 22 24 27 28 29 30 32. BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian .................................................................................... B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................... D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 33 33 34 34. xiii. i ii iii iv v vi.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. E. F. G. H. I.. Prosedur Penelitian .............................................................................. Instrumen Penelitian ............................................................................ Definisi Operasional Variabel dan Indikator ...................................... Teknik Pengujian Instrumen ............................................................... Teknik Analisis Data ............................................................................ 35 40 42 45 46. BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Sejarah Berdirinya SMK YPKK 2 Sleman ......................................... B. Identitas Sekolah ................................................................................. C. Visi, Misi SMK YPKK 2 Sleman ....................................................... D. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ......................................................... E. Kegiatan SMK 2 YPKK Sleman ......................................................... F. Prestasi ................................................................................................ G. Kelulusan ............................................................................................ H. Bursa Kerja Khusus (BKK) ................................................................. I. Keunggulan SMK YPKK 2 Sleman ..................................................... 50 51 52 54 55 57 58 58 58. BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi penelitian 1. Kegiatan Pra Penelitian ................................................................. 2. Siklus I .......................................................................................... 3. Siklus II ......................................................................................... B. Analisis Komparatif ............................................................................ C. Pembahasan .......................................................................................... 60 70 93 109 112. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................................... B. Keterbatasan ........................................................................................ C. Saran ..................................................................................................... 115 116 117. DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... LAMPIRAN ................................................................................................... 118 121. xiv.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3 Tabel 5.4 Tabel 5.5. Aspek Perbandingan PTK dan Penelitian Kelas Non-PTK ............ Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif ...................................... Indikator Motivasi Belajar ............................................................... Indikator Tes evaluasi ..................................................................... Penilaian Acuan Patokan PAP tipe II ............................................... Hasil Observasi Motivasi belajar Sebelum Penerapan NHT ........... Hasil Observasi Siswa di dalam Kelompok Sebelum NHT ............. Hasil Observasi Terhadap Kondisi Kelas......................................... Skor Kuesioner Motivasi Belajar Sebelum NHT ............................. Hasil Perhitungan Kuesioner Motivasi Belajar Berdasarkan PAP Tipe II....................................................................................... Tabel 5.6 Skor hasil belajar sebelum Penerapan NHT ..................................... Tabel 5.7 Skor Hasil Belajar Siswa Siklus I. ................................................... Tabel 5.8 Skor Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Siklus I ............................. Tabel 5.9 Hasil Perhitungan Kuesioner Motivasi Belajar Berdasarkan PAP Tipe II....................................................................................... Tabel 5.10 Refleksi Siswa terhadap Komponen Model NHT Siklus I ............. Tabel 5.11 Instrumen Pengamatan Kelas Siklus I.............................................. Tabel 5.12 Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus I .......................................... Tabel 5.13 Hasil Observasi Perilaku Siswa dalam Kelompok Siklus I.............. Tabel 5.14 Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode NHT .................................................................................... Tabel 5.15 Skor Hasil Belajar Siswa Siklus II ................................................... Tabel 5.16 Skor Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Siklus II . .......................... Tabel 5.17 Hasil Perhitungan Kuesioner Motivasi Belajar Berdasarkan PAP Tipe II pada Siklus II. .............................................................. Tabel 5.18 Refleksi Siswa terhadap Komponen Model NHT Siklus II. ............ Tabel 5.19 Instrumen Pengamatan Kelas Siklus II. ........................................... Tabel 5.20 Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus II. ........................................ Tabel 5.21 Hasil Observasi Siswa dalam Kelompok Siklus II........................... Tabel 5.22 Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen NHT Siklus II. .............. Tabel 5.23 Perbandingan Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa sebelum dan sesudah Penerapan NHT berdasar PAP Tipe II .......... Tabel 5.24 Perbandingan Hasil Belajar Siswa sebelum NHT, Sesudah NHT Siklus I, dan Sesudah NHT Siklus II................................................. xv. 11 19 43 44 48 61 62 64 70 66 70 78 80 80 81 83 87 88 90 100 101 102 103 104 106 106 108 109 111.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lampiran 16 Lampiran 17 Lampiran 18 Lampiran 19 Lampiran 20 Lampiran 21 Lampiran 22 Lampiran 23 Lampiran 24 Lampiran 25 Lampiran 26 Lampiran 27 Lampiran 28 Lampiran 29 Lampiran 30 Lampiran 31 Lampiran 32 Lampiran 33 Lampiran 34 Lampiran 35. Lembar Observasi Terhadap Guru mitra ..................................... Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Kelompok ................ Lembar Observasi Kondisi Fisik Kelas ....................................... Lembar Kuesioner Motivasi Belajar ........................................... Pedoman Wawancara Terhadap Guru sebelum Tindakan.......... Pedoman Wawancara Terhadap Siswa sebelum Tindakan ........ Pedoman Wawancara Terhadap Guru setelah Tindakan ............ Pedoman Wawancara Terhadap Siswa setelah Tindakan ........... Lembar Refleksi Guru Mitra ....................................................... Lembar Refleksi Siswa ................................................................ Hasil Observasi Motivasi belajar Siswa sebelum Penerapan ...... Hasil Observasi Siswa dalam kelompok ..................................... Hasil Observasi terhadap kondisi kelas ....................................... Lembar Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ................................. Hasil Wawancara Pada Guru Mitra Sebelum Tindakan ............. Hasil Wawancara Pada Siswa Sebelum Tindakan ..................... Pembagian Kelompok diskusi ..................................................... Rencana Perencanaan Pembelajaran (siklus I) ............................ Contoh Nomor Kepala ................................................................. Media Komik JuPe ...................................................................... Soal Evaluasi Siklus I .................................................................. Kunci jawaban Tes Evaluasi Siklus I .......................................... Kuesioner Motivasi Belajar Siswa saat Penerapan NHT Siklus I ......................................................................................... Skor Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Siklus I ........................ Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen NHT Siklus I ........... Refleksi Siswa Terhadap Komponen NHT Siklus I .................... Skor Hasil Belajar Siswa Siklus I................................................ Hasil Tes Evaluasi Siklus I .......................................................... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (siklus II) ........................... Soal Evaluasi Siklus II................................................................. Kuesioner Motivasi Belajar Siswa saat Penerapan NHT Siklus II ....................................................................................... Skor Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Siklus II ....................... Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen NHT Siklus II .......... Refleksi Siswa Terhadap Komponen NHT Siklus II .................. Hasil Wawancara Guru Mitra setelah NHT ................................. xvi. 121 122 123 136 127 128 129 130 131 132 133 135 136 137 140 142 144 145 154 155 156 158 160 163 164 165 166 167 171 180 182 185 186 187 188.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Lampiran 36 Lampiran 37 Lampiran 38 Lampiran 39 Lampiran 40 Lampiran 41 Lampiran 42 Lampiran 43. Hasil Wawancara Guru Siswa setelah NHT ................................ Skor Hasil Belajar Siswa Siklus II .............................................. Hasil Tes evaluasi Siklus II ......................................................... Output Uji Validitas Product Moment SPSS 16.......................... Output Reliabilitas SPSS ............................................................. Dokumentasi Penerapan NHT ..................................................... Surat Ijin Penelitian ..................................................................... Surat Pernyataan telah Melaksanakan Penelitian ......................... xvii. 189 191 193 194 195 196 197 198.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proses pendidikan yang dialami oleh individu merupakan bekal bagi dirinya dalam mempersiapkan masa depannya. Pendidikan dapat diperoleh dimana saja dan kapan saja, salah satu pendidikan yang penting untuk dipersiapkan yaitu pendidikan formal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang terjadi di lingkungan sekolah yang memiliki sistem yang terstruktur dan memiliki peraturan dan syarat-syarat yang jelas, hal ini yang akan mempengaruhi individu dalam berfikir dan bertindak. Proses pendidikan yang dialami setiap individu akan memberikan manfaat bagi kehidupannya, misalnya memberikan pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan, menjadi individu yang memiliki keribadian baik untuk bersosialisasi dalam masyarakat. Perbedaan cara berpikir setiap individu dalam. mengikuti. proses. pendidikan. yang. berbeda-beda. akan. mengakibatkan perbedaan hasil yang diperoleh, meskipun tujuan dari pendidikan adalah untuk menata keberhasilan setiap individu di masa depan. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, hendaknya seorang guru mempersiapkan rancangan pembelajaran yang akan diterapkan di kelas sehingga dalam kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan memberi manfaat kepada para peserta didik (siswa). Didalam. 1.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. rancangan pembalajaran terdapat metode pembelajaran yang di pilih dan digunakan oleh guru, guna penunjang dalam menyampaikan. materi. pembelajaran. Metode pembelajaran menjadi sangat penting karena menjadi sarana untuk memberikan ilmu bagi para peserta didik (siswa), akan tetapi tidak semua metode dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar. maka dibutuhkan. pemilhan yang tepat agar metode yang digunakan dapat digunakan dengan baik agar materi pelajaran dapat disampaikan dengan lancar dan diterima dengan baik pula oleh peserta didik. Metode pembelajaran harus saling mendukung dengan materi pelajaran, apabila metode yang diterapkan kurang tepat akan berdampak pada hasil belajar peserta didik. Pada semester genap, kelas X SMK mempelajari mengenai Ayat Jurnal Penyesuaian. Pada materi ini, media penunjang masih sangat minim, hanya berupa buku paket dan buku latihan (buku praktek) sehingga proses belajar mengajar cenderung kurang menarik dan membosankan. Media pembelajaran dibutuhkan sebagai penunjang dalam proses kegiatan belajar mengajar agar penyampaian materi dapat lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Untuk memperkuat situasi keadaan kelas, diperoleh informasi dari salah satu guru Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman yang menyatakan adanya kendala yang terjadi pada kegiatan belajar mengajar. Kendala tersebut yaitu adanya beberapa siswa yang belum ada kemauan untuk berpartisipasi.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. secara aktif dan bersikap “pasrah” ketika mengikuti proses belajar mengajar. Hal lain yang menjadi kendala yaitu metode pembelajaran yang kurang menarik, Guru mengakui nahwa selama ini metode pembelajaran yang diterapkan masih monoton dan kurang bervariasi walaupun dirasa metode yang pilih cukup efektif, namun banyak siswa yang belum sepenuhnya bisa memahami materi yang disampaikan. Dari penjelasan guru, ditemukan kendala lain yakni kurangnya buku pembantu yang menunjang proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan dengan perubahan kurikulum dengan keteresediaan buku yang tidak seimbang, sehingga guru masih menggunakan buku – buku edisi lama untuk dapat dijadikan sumber referensi bagi para peserta didik. Untuk memperkuat pernyataan guru, maka peneliti melakukan obeservasi untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Dalam observasi tersebut ditemukan banyak siswa bersikap acuh terhadap buku pelajaran dan mengabaikan proses belajar mengajar. Keadaan tersebut diakibatkan pemilihan metode pembelajaran yang kurang menarik. Akibatnya banyak siswa yang cenderung bermain dengan teman sebangkunya, dan para peserta didik tidak sepenuhnya mengikuti proses pembelajaran dengan sungguh – sungguh dan antusias, terbukti dari kurangnya siswa yang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) diharapkan mampu meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam kelas, jadi siswa tidak hanya memiliki hasil belajar yang baik namun juga proses belajar.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. atau keterlibatan yang baik pula. Model pembelajaran NHT merupakan sebuah model pembelajaran yang pada dasarnya terdiri dari 4 tahapan, yakni penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir bersamaan, dan menjawab. Pada tahap menjawab ini, semua siswa akan menjawab pertanyaan yang diajukan guru berdasarkan ketentuan (penomoran) yang ditetapkan guru, sehingga akan meningkatkan partisipasi belajar mereka. Mereka harus berkompetisi dengan kelompok yang lain untuk lebih dahulu menjawab dengan tepat. Melihat permasalahan yang ada, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman. B. Batasan Masalah Ada banyak model cooperetive learning yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Maka dari itu, dalam penelitian ini akan difokuskan pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMK YPKK 2 Sleman. C. Rumusan Masalah Berdasarkan berbagai masalah yang telah teridentifikasi di atas selanjutnya dirumuskan permasalahan sebagai berikut :.

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1.. 5. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan motivasi siswa pada mata pelajaran Akuntansi di SMK 2 YPKK Sleman?. 2.. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi di SMK 2 YPKK Sleman?. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan berbagai rumusan masalah yang telah teridentifikasi di atas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk. mengetahui. bagaimana. penerapan. model. pembelajaran. kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan motivasi siswa pada mata pelajaran Akuntansi di SMK 2 YPKK Sleman? 2. Untuk. mengetahui. bagaimana. penerapan. model. pembelajaran. kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi di SMK 2 YPKK Sleman? E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Sekolah Sebagai bahan masukan untuk meningatkan kualitas pembelajaran dan mengembangkan ilmu pengetahuan pembelajaran akuntansi dengan model pembelajaran NHT. 2. Bagi Guru Sebagai bahan untuk menambah referensi model pembbelajaran yang menarik dan tidak monoton..

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 6. 3. Bagi Siswa a. Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah dalam pembelajaran akuntansi. b. Penelitian ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran NHT. 4. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti khususnya berkaitan dengan hubungan penerapan model pembelajaraan kooperatif khususnya NHT untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada mata pelajaran akuntansi. 5. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan menambah referensi dan wawasan mengenai penerapan model pembelajaraan kooperatif khususnya NHT untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada mata pelajaran akuntansi..

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. A. Penelitian Tindakan Kelas 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Mills dalam Saur Tampubolon (2014: 18-19) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas (classroom action research) adalah penelitian tindakan yang bersifat systemic inquiry, yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan oleh pendidik (guru dan dosen) dan kepala sekolah atau pejabat struktural di lingkungan perguruan tinggi, karena kepala sekolah dan pejabat struktural. mempunyai. jabatan. fungsional. pendidik. yaitu. wajib. membelajarkan peserta didik. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh pendidik di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri. Tujuannya adalah untuk memperbaiki kinerjanya sebagai pendidik, sehingga hasil belajar peserta didik menjadi meningkat; dan secara sistem, mutu pendidikan pada suatu pendidikan juga meningkat. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam Wijaya dan Dedi (2009: 9) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksi tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Wibawa dalam Tukiran dkk (2010: 15). 7.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. mendefinisikan penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru dilapangan. Arikunto dalam Tukiran dkk (2010: 15-16) mengartikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan oleh guru yang dilakukan oleh siswa. Menurut Wiria atmadja dalam Tukiran dkk (2010: 16), penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Menurut Sanford dalam Tukiran dkk (2010: 16), penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan siklis yang bersifat menyeluruh yang terdiri tas analisis, penemuan fakta, konseptualisasi, perencanaan, pelaksanaan, penemuan fakta tambahan, dan evaluasi. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah yang aktual yang dilakukan oleh para guru yang merupakan pencermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional..

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 9. 2. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas Menurut Grundy dan Kemmis dalam Sanjaya (2011: 30-32) tujuan PTK meliputi tiga hal, yaitu: a. Peningkatan praktik Pada umumnya tujuan penelitian adalah untuk menemukan atau untuk menggeneralisasikan sesuatu terlepas dari kebutuhan dan tuntutan masyarakat pada umumnya. Tujuan yang ingin di capai oleh PTK adalah untuk meningkatkan kualitas praktik di lapangan. Dimana guru terlibat secara langsung dari mulai merancang sampai melaksanakan PTK itu sendiri, terlepas dari siapa yang melaksanakan PTK itu. b. Pengembangan profesional PTK adalah salah satu sarana yang dapat mengembangkan sikap profesional guru. Melalui PTK guru akan selalu berupaya meningkatkan kemampuannya dalam pengelolaan proses pembelajaran. Guru akan selalu dituntut untuk mencoba hal-hal yang dianggap baru dengan mempertimbangkan pengaruh perubahan dan perkembangan sosial. c. Peningkatan situasi tempat praktik berlangsung Tugas utama dalam PTK adalah pengembangan keterampilan guru yang berangkat dari adanya kebutuhan untuk menanggulangi berbagai permasalahan pembelajaran yang bersifat aktual di dalam kelasnya atau disekolahnya sendiri dengan atau tanpa adanya program latihan secara khusus..

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 10. 3. Karakteristik penelitian tindakan kelas Menurut Kunandar dalam Tukiran dkk (2010: 18-19) menuliskan bahwa PTK berbeda dengan penelitian formal (konvensional) pada umumnya. PTK mempunyai karakteristik sebagai berikut : a. On the job problem oriented (masalah yang diteliti dan masalah riil atau nyata yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab peneliti). b. Problem-solving oriented (berorientasi pada pemecahan masalah). c. Improvement-oriented (berorientasi pada peningkatan mutu). d. Clicic (siklus). Konsep tindakan (action) dalam PTK diterapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang (cyclical). e. Action oriented. Dalam PTK selalu didasarkan pada adanya tindakan (treatment) tertentu untuk memperbaiki PBM di kelas. f. Pengkajian terhadap dampak tindakan. g. Specifics contextual. Aktivitas PTk dipicu oleh permasalahan praktis yang dihadapi guru dalam PBM di kelas. h. Partisipator (collaborative). PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra dengan pihak lain, seperti teman sejawat. i. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan praktisi yang melakukan refleksi. j. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus, dalam satu siklus terdiri dari tahapan perencanaan (planning), tindakan (action),.

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 11. pengamatan (observation), dan refleksi (reflection) dan selanjutnya diulang kembali dalam beberapa siklus. 4. Perbandingan PTK dan Penelitian kelas Non-PTK Menurut Hamzah, dkk (2011: 46) secara umum penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian kelas. Untuk mengetahui perbedaannya, dikemukakan sebagai berikut:. No 1. 2. 3. 4.. 5. 6. 7. 8.. Tabel 2.1 Aspek Perbandingan PTK dan Penelitian Kelas Non-PTK Aspek PTK Non-PTK Peneliti Guru Orang luar Rencana penelitian Oleh guru (mungkin Oleh peneliti dibantu orang luar) Munculnya Dirasakan oleh guru Dirasakan oleh orang masalah (mungkin dengan doro luar ngan orang luar) Ciri utama Ada tindakan untuk Belum tentu ada perbaikan yang tindakan perbaikan berulang Peran guru Sebagai guru dan Sebagai guru (objek peneliti penelitian) Tempat penelitian Kelas Kelas Proses Oleh guru sendiri atau Oleh peneliti pengumpulan data bantuan orang lain Hasil penelitian Langsung dimanfaatkan Menjadi milik peneliti oleh guru dan dirasakan belum tentu oleh kelas dimanfaatkan oleh guru.

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 12. 5. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas Ada beberapa prinsip dasar yang melandasi PTK. Menurut Hopkins dalam Tukiran dkk (2010: 17) prinsip yang dimaksud adalah: a. Tugas. pendidik. dan. tenaga. kependidikan. yang. utama. adalah. menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas. b. Meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran yang tidak menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data. c. Kegiatan peneliti yang merupakan bagian integral dari pembelajaran harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur dan kaidah ilmiah. d. Masalah yang ditangani adalah masalah-masalah pembelajaran yang riil merisaukan tanggung jawab professional dan komitmen terhadap diagnosis masalah bersandar pada kejadian nyata yang berlangsung dalam konteks pembelajaran yang sesungguhnya. e. Konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan. f. Cakupan permasalahan penelitian tindakan tidak seharusnya dibatasi pada masalah pembelajaran di kelas..

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 13. 6. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas Menurut Hamzah, dkk (2011: 74-76) ada beberapa langkah-langkah yang harus diikuti oleh guru/peneliti saat melakukan penelitian tindakan kelas, yaitu sebagai berikut: a. Ide awal Ide awal yang mengganyut di PTK adalah terdapatnya suatu permasalahan yang berlangsung di dalam kelas. Ide awal tersebut diantaranya berupa suatu upaya yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut, dengan penerapan PTK itu peneliti mau berbuat apa demi suatu perubahan dan perbaikan. b. Prasurvei Prasurvei dimaksudkan untuk mengetahui secara detail kondisi yang terdapat di suatu kelas yang akan diteliti. c. Diaknosis Diaknosis dilakukan oleh peneliti yang tidak terbiasa mengajar di suatu kelas yang dijadikan sasaran penelitian. Peneliti dari luar lingkungan kelas/sekolah perlu melakukan diagnose atau dugaan-dugaan sementara mengenai timbulnya suatu permasalahan yang muncul di dalam suatu kelas. d. Perencanaan Di dalam penentuan perencanaan dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum.

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 14. dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait PTK. Sementara itu perencanaan khusus dimaksudkan untuk menysun rancangan dari siklus per siklus. e. Implementasi tindakan Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang diajarkan atau dibahas, dan sebagainya. f. Pengamatan Pengamatan, observasi atau monitoring dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau kolaborator, yang memang di beri tugas untuk hal itu. Pada saat memonitoring, pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian. Misalnya, mengenai kinerja guru, situasi kelas, perilaku dan sikap siswa, penyajian dan pembahasan meteri, penyerapan siswa terhadap materi yang diajarkan, dan sebagainya. g. Refleksi Refleksi ini dilakukan dengan kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan selanjutnya ditentukan..

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 15. 7. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas Menurut Arikunto, Suhardjono, dan Supardi dalam Tukiran dkk (2010: 21) menyebutkan bahwa manfaat PTK antara lain dapat dilihat dan dikaji dalam beberapa komponen pendidikan dan pembelajaran di kelas, antara lain mencakup inovasi pembelajaran, pengembangan kurikulum di tingkat regional/nasional, dan peningkatan profesionalisme pendidikan. Manfaat penelitian tindakan kelas menurut Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi (2005: 2) meliputi: a. Peningkatan kompetensi guru dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas. b. Peningkatan sikap profesionalisme guru dan dosen. c. Perbaikan dan/atau peningkatan kinerja belajar dan kompetensi siswa. d. Perbaikan dan/atau peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas. e. Perbaikan dan/atau peningkatan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainnya. f. Perbaikan dan/atau peningkatan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa. g. Perbaikan dan/atau meningkatkan masalah-masalah pendidikan anak di sekolah. h. Perbaikan dan/atau peningkatan kualitas penerapan kurikulum B. Model Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian pembelajaran kooperatif. Roger, dkk dalam Miftahul (2014: 29) menyatakan pembalajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh suatu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang di.

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 16. dalamnya setiap pembelajar bertanggungjawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. Menurut Nurulhayati dalam Rusman (2011: 211) pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melihatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil dan saling berinteraksi. Dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa mempunyai dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Sedangkan menurut Sanjaya (2006: 239), cooperative learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran di mana siswa-siswa di bagi dalam kelompok kecil secara heterogen untuk saling berinteraksi. dan bekerja sama untuk. mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 17. 2. Karakteristik model pembelajaran kooperatif Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut (Rusman, 2011:207-208): a. Pembelajaran Secara Tim Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. b. Didasarkan pada Manajemen Kooperatif Manajemen mempunyai tiga fungsi, yaitu: (a) fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkahlangkah pembelajaran yang sudah ditentukan. (b) Fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif. (c) Fungsi manajemen sebagai kontrol, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan criteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun non tes. c. Kemampuan untuk Bekerja Sama Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 18. kerjasama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal. d. Kemampuan untuk Bekerja Sama Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara kelompok. Dengan demikian, siswa perlu. didorong. untuk. mau. dan. sanggup. berinteraksi. dan. berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. 3. Unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif (Rusman, 2011: 208) adalah: a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama. b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri. c. Siswa haruslah melihat bahwa bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama. d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya. e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok. f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. g. Siswa diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. 4. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif Suprijono (2013: 65) menjabarkan enam fase atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif, adalah sebagai berikut..

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 19. Tabel 2.2 Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif Fase-fase Perilaku Guru Fase 1: Present goal and set Menjelaskan tujuan pembelajaran dan Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik siap mempersiapkan peserta didik untuk belajar Fase 2 : Present information Mempresentasikan informasi kepada Menyajikan informasi peserta didik secara verbal Fase 3 : Organize students into Memberikan penjelasan kepada peserta learning teams didik tentang tata cara pembentukan Mengorganisir peserta didik tim belajar dan membantu kelompok ke dalam tim-tim belajar melakukan transisi yang efisien Fase 4 : Assist team work and Membantu tim-tim belajar selama study peserta didik mengerjakan tugasnya Membantu kerja tim dan belajar Fase 5 : Test on the materials Menguji pengetahuan peserta didik Mengevaluasi mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompokkelompok mempresentasikan hasil kerjanya Fase 6 : Provide recognition Mempersiapkan cara untuk mengakui Memberikan pengakuan atau usaha dan prestasi individu maupun penghargaan kelompok. 5. Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif. Menurut Hamdayama (2014: 64) terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, seperti dijelaskan sebagai berikut: a. Prinsip ketergantungan positif . Untuk tercipta kelompok kerja yang efektif, setiap anggota kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan tujuan kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja disesuaikan dengan kemampuan setiap anggota kelompok. Hal ini memerlukan kerja sama yang baik dari masing-masing anggota.

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 20. kelompok. Anggota yang mempunyai kemampuan lebih diharapkan mau dan mampu membantu temannya untuk menyelesaikan tugasnya. b. Tanggung jawab perseorangan, yaitu keberhasiln kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut. c. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota lainnya. d. Partisipasi dan komunikasi (participation communication), yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran. 6. Prosedur pembelajaran kooperatif Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap (Rusman, 2011: 212-213), yaitu sebagai berikut: a. Penjelasan materi, tahap ini merupakan tahapan penyampaian pokokpokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama tahapan ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran..

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 21. b. Belajar kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. c. Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bias dilakukan melalui tes atau kuis, yaitu dilakukan secara individu atau kelompok. Tes individu akan memberikan penilaian kemampuan individu, sedangkan kelompok akan memberikan penilaian pada kemampuan kelompoknya, seperti dijelaskan Sanjaya (2006: 247). “Hasil aktif setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan. nilai. kelompok. adalah. nilai. bersama. dalam. kelompoknyayang merupakan hasil kerja ama setiap anggota kelompoknya. d. Pengakuan tim, adalah penetapan tim yangdianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi lebih baik lagi..

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 22. C. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (Untuk selanjutnya disingkat NHT) 1. Pengertian dan langkah NHT Terdapat beberapa pengertian NHT dari para ahli antara lain (Agus Suparjiono,2009) merupakan pembelajaran dengan menggunakan metode yang diawali dengan Numbering. Guru membagi kelas menjadi dua kelompok-kelompok kecil. jumlah keompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terdiri dari 40 siswa dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah kosep yang dipelajari, maka tiap kelompok terdiri dari 8 orang. Tiap-tiap orang dalam tiap kelompok diberi nomor 1-8. Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Berikan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok menemukan jawaban. Pada kesempatan ini tiap-tiap kelompok meyatukan kepalanya “heads together” berdiskusi menemukan jawaban atas pertanyaan dari guru tersebut. Langkah berikutnya adalah guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberikan jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya dari guru. Hal itu dilakukan terus hingga semua peserta didik dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan. guru.. Berdasarkan. jawaban-jawaban. itu. guru. dapat.

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 23. mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh. 2. Manfaat Model Pembelajaran NHT Berikut ini merupakan beberapa manfaat dari NHT : a. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi b. Memperbaiki kehadiran c. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar d. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil e. Konflik antar pribadi menjadi lebih berkurang f. Meningkatkan kepekaan, akal budi, kepekaan dan toleransi g. Hasil belajar menjadi lebih tinggi 3. Kelebihan NHT a.. Terjadinya interaksi antara siswa melalui diskusi/siswa secara bersama dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.. b.. Siswa pandai maupun siswa lemah sama-sama memperoleh manfaat melalui aktifitas belajar kooperatif.. c.. Dengan. bekerja. secara. kooperatif. ini,. kemungkinan. konstruksi. pengetahuan akan manjadi lebih besar/kemungkinan untuk siswa dapat sampai pada kesimpulan yang diharapkan. d.. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan kepemimpinan.. bertanya,. berdiskusi,. dan. mengembangkan. bakat.

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 24. 4. Kelemahan NHT a. Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah. b.. Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai.. c.. Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.. D. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Menurut Uno (2007:1), motivasi belajar adalah dorongan dasar yang menggerakan seorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Pendapat lain diungkapkan oleh Winkel (Uno, 2007:3) yang menyatakan bahwa motivasi berasal dari kata motif yang berarti daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan daya penggerak atau kekuatan yang mendorong seorang siswa untuk belajar..

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 25. 2. Peranan Motivasi Belajar Menurut Uno (2007:27), ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain : a.. Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. b. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak. c. Motivasi menentukan ketekunan belajar Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tapak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. 3. Teknik-teknik Motivasi Menurut Uno (2007:34) beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k.. Pernyataan penghargaan secara verbal. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemicu keberhasilan Menimbulkan rasa ingin tahu. Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa. Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa. Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar. Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami. Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya. Menggunakan simulasi dan permainan. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahiran di depan umum. Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar..

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. l.. 26. Membuat suasana persaingan yang sehat di antara siswa.. 4. Ciri-ciri Motivasi Belajar Menurut Sardiman (2008:83), motivasi yang ada dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri sebgai berikut : a. b. c. d. e. f. g. h. i.. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses) Mempunyai orientasi ke masa depan. Lebih senang bekerja mandiri. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Apabila seseorang memiliki ciri-ciri diatas maka orang tersebut sudah. memiliki motivasi yang cukup kuat. Dalam proses pembelajaran akan berhasil dengan baik, apabila siswa dengan tekun mengerjakan tugas yang diberikan, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Siswa yang telah termotivasi memiliki keinginan dan harapan untuk dapat berhasil dalam usahanya dan apabila mengalami kegagalan mereka akan berusaha keras untuk memperbaikinya untuk keberhasilan itu yang ditunjukan dengan meningkatnya hasil belajar. Dengan kata lain dengan adanya usaha keras serta tekun terutama dengan adanya motivasi yang kuat maka seseorang yang belajar akan melahirkan hasil belajar yang baik..

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 27. E. Hasil belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Menurut Purwanto (2009:44) hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil menunjukan pada suatu perolehan akibat dilakukan 2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Yudhi Munadi (2008:24-26), factor yang mempengaruhi hasil belajar ada yang bersifat internal da nada yang bersifat eksternal. a. Faktor internal , merupakan factor-faktor yang berasal daro dalam diri peserta didik. Yang termasuk kedalam faktor-faktor internal tersebut, yaitu : 1) Faktor fisiologis Secara umum, kondisi fisiologis seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lemah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang kekurangan gizi misalnya, ternyata memiliki kemampuan yang lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang gizinya cukup. Demikian juga kondisi saraf pengontrol kesadaran dapat berpengaruh pada proses dan hasil belajar. Oleh karena itu kondisi fisiologis sangat penting untuk diperhatikan agar prestasi belajar peserta didik dapat maksimum. 2) Faktor Psikologis Faktor kedua dari factor internal adalah factor psikologis. Setiap manusia atau peserta didik memiliki konsisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis, dan perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing. b. Faktor-faktor Eksternal, yaitu sebagai berikut : 1) Faktor lingkungan Kondisi lingkungan juga mempengaruhi hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan social. lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya juga dapat mempengaruhi hasil belajar..

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 28. Hiruk pikuk lingkungan sosial seperti suara mesin pabrik, lalu lintas, gemuruh pasar, dan lain-lain secara tidak langsung juga akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu kondisi fisik lingkungan sekolah harus mendapat perhatian khusus. 2) Faktor Instrumental Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, fasilitas dan sarana, dan guru. Berbicara kurikulum berarti berbicara mengenai komponen-komponennya, yakni tujuan, bahan atau program, proses belajar mengajar dan evaluasi. F. Akuntansi Dalam Suwardjono (2009: 5-7), Akuntansi sangat erat kaitannya dengan informasi keuangan. Badan yang berwenang dan beberapa ahli memberi pengertian yang bervariasi bergantung pada sudut dan penekanan yang mereka anut. Akan tetapi pada prinsipnya apa yang diungkapkan oleh para ahli tersebut menunju ke satu pengertian akuntansi karena sebenarnya mereka membahas satu bahan olah yang sama yaitu informasi keuangan. Di samping itu pengertian akuntansi juga berubah sesuai dengan perkembangan jaman dan teknologi. Definisi resmi yang mula-mula diajukan adalah definisi yang dianut dalam Accounting Terminology Bulletin No. 1 yang diterbitkan oleh Accounting Principles Board (APB) yaitu suatu komite penyusunan prinsip akuntansi yang dibentuk oleh American Institute of Certified Publis Accountants (AICPA). Komite tersebut mendefinisikan akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang.

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 29. berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan menginterpretasikan hasil proses tersebut. Makin luasnya fungsi akuntansi dan makin berkembangnya praktik akuntansi, definisi diatas dirasa tidak memadai lagi. Maka komite mendefinisikan akuntansi adalah seperangkat pengetahuan dan fungsi yang berkepentingan dengan. masalah. pengadaan,. pengapsahan,. pencatatan,. pengklasfikasian,. pemrosesan, peringkasan, penganalisisan, penginterpretasian, dan penyajian secara sistematik informasi yang dapat dipercaya dan berdaya guna tentang transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan yang diperlukan dalam pengelolaan dan pengoperasian suatu unit usaha yang diperlukan untuk dasar penyampaian pelaporan yang harus disampaikan untuk memenuhi pertanggungjawaban pengurus keuangan dan lainnya. Definisi akuntansi menjadi lebih luas lagi sebagaimana yang dimuat dalam Statements of Accounting Principles Board No. 4 (1970) yaitu akuntansi adalah kegiatan atau fungsi penyediaan jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif tentang unit-unit usaha ekonomik, terutama yang bersifat keuangan, yang. diperkirakan. bermanfaat. dalam. pengambilan. keputusan-keputusan. ekonomik. G. Hasil penelitian yang relevan Hasil penelitian yang dijadikan acuan oleh peneliti dalam penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Untuk Meningkatkan Partisipasi dan Prestasi Belajar Siswa SMK Sanjaya Pakem Kelas.

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 30. XI Akuntansi Pada Kompetensi Dasar Pencatatan Akuntansi Terhadap Piutang Tak Tertagih” yang disusun oleh Septi Ane Tanjung mahasiswa Universitas Sanata Dharma jurusan pendidikan Akuntani angkatan 2010. Menurut hasil penelitian yang dilakukan peneliti, partisipasi siswa pada siklus pertama mengalami peningkatan pada siklus I terjadi sejumlah 10 siswa sebesar 52,63% dan pada siklus II peningkatan terjadi sejumlah siswa 5 siswa atau 26,23% dan untuk prestasi belajarnya meningkat pada siklus I, siswa yang mencapai KKM berjumlah 16 siswa atau 84,21% yang berarti terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM sesudah penerapan NHT siklus I. pada siklus II seluruh siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan NHT mampu mencapai KKM yaitu sebanyak 19 siswa atau 100%. Yang artinya terjadi peningkatan sebesar 15,79%. H. Kerangka Berpikir Dalam proses pembelajaran sering di jumpai guru yang masih menggunakan metode belajar konvensional. Di sini guru menyampaikan materi dengan cara berceramah. Siswa hanya diminta untuk memperhatikan apa yang diterangkan guru dan menghafal materi tanpa guru mempertimbangkan apakah siswa benarbenar memahaminya atau belum. Metode ceramah menurut peneliti kurang cocok jika diterapkan dalam pelajaran akuntansi. Karena dalam pelajaran akuntansi tidak hanya cukup dengan hafalan tetapi juga perlu pemahaman. Jika guru terlalu lama berceramah maka siswa menjadi bersikap acuh tak acuh, bosan dan mengantuk. Mereka akan mencari kesibukan untuk.

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 31. menghilangkan rasa jenuh yaitu dengan cara mengobrol dengan teman, mainan HP, atau bahkan siswa akan tidur saat berlangsungnya proses pembelajaran. Akibatnya nilai yang diperoleh siswa tidak maksimal. Selain itu dengan metode ceramah siswa tidak akan terbiasa bekerja dalam kelompok, keterampilan bertanya kurang, tidak dapat menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya, dan siswa cenderung bersikap individu (egois). Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa maka peneliti akan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT. Model pembelajaran NHT lebih menekankan pada pembentukan kelompok. Siswa ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan 4-5 siswa yang bersifat heterogen. Saat bekerja dalam kelompok, siswa ditugaskan untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh guru. Pada proses ini siswa saling berdiskusi dengan teman sekelompok untuk memecahkan juga yang telah diberikan. Siswa dituntut untuk dapat bekerja dalam kelompok dan memberikan konstribusi untuk kemajuan kelompok, sehingga siswa menjadi lebih terlatih untuk dapat menghargai pendapat dan keberadaan tim, sifat egois dan dominasi murid “pintar” berkurang. Jika ada salah satu siswa yang sudah memahami materi maka dia harus membantu teman sekelompoknya sampai teman tersebut paham terhadap materi. Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT dilakukan dengan menggunakan 2 siklus. Siklus pertama terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Jika siklus pertama tidak berhasil atau hasil kurang.

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 32. maksimal maka akan dilanjutkan dengan siklus kedua. Jika siklus pertama sudah baik, maka siklus kedua dilakukan untuk menguatkan hasil dari siklus pertama I. Pertanyaan peneliti Dalam penelitian ini peneliti memiliki pertanyaan: 1. Berapakah tingkat motivasi belajar siswa sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT? 2. Berapakah tingkat motivasi belajar setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ? 3. Berapakan jumlah siswa yang lulus KKM sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ? 4. Berapakan jumlah siswa yang lulus KKM setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ?.

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB III METODELOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. (classroom action research). yang bertujuan untuk. memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelas. Penelitian tindakan kelas muncul karena adanya adanya kesadaran pelaku kegiatan yang merasa tidak puas dengan hasil kerjanya. Penelitian ini berdasar pada kesadaran diri sendiri, mencoba menyempurnakan pekerjaannya, dengan cara melakukan percobaan secara berulang, mengamati proses dengan cermat hingga mendapatkan proses yang memberikan hasil lebih baik dari semula. Menurut Sanford dalam Tukiran dkk (2010: 16), penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan siklus yang bersifat menyeluruh yang terdiri atas analisis, penemuan fakta, konseptualisasi, perencanaan, pelaksanaan, penemuan fakta tambahan, dan evaluasi. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah SMK 2 YPKK Sleman 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian berlangsung pada bulan April - Mei 2015. 33.

(51) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 34. C. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian 1. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman, Yogyakarta. 2. Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan motivasi belajar, hasil belajar siswa kompetensi dasar ayat jurnal penyesuaian melalui penerapan pembelajaran kooperatif NHT. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan pembelajaran akuntansi yang dilakukan oleh para siswa. Observasi yang akan digunakan adalah observasi terstruktur yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati, kapan, dan dimana tempatnya. Observasi ini digunakan sebagai alat pengumpul data yang dilakukan dengan mengamati situasi awal di dalam kelas yang mencakup observasi kegiatan guru, kegiatan kelas, kegiatan siswa, dan keterampilan sosial siswa. Dalam penelitian ini peneliti meminta bantuan teman peneliti untuk mengamati keterampilan sosial siswa saat diskusi kelompok menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 2. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2004: 135). Kuesioner ini.

(52) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 35. digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan sosial siswa sebelum dan sesudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 3. Teknik Evaluasi/Tes Tes digunakan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan. Tes yang digunakan adalah soal uraian yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan awal dan hasil pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pelajaran akuntansi. 4. Dokumentasi Merupakan pengumpulan data objektif sekolah yang berhubungan dengan masalah penelitian. Cara mengumpulkan data melalui bukti tertulis, yaitu berupa : daftar hadir, silabus, hasil karya peserta didik, hasil karya guru, arsip, lembar kerja, dan lain-lain. E. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian dari awal hingga akhir. Adapun prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan kegiatan, yaitu: 1. Observasi Tahap ini dilakukan sebelum penerapan model pembelajaran NHT. Tujuan adalah untuk mengamati kegiatan guru, kegiatan siswa serta keadaan kelas sebagai masukan dalam rangka perumusan tindakan..

(53) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 36. a. Observasi kegiatan siswa Instrumen observasi yag digunakan adalah lembar observasi terhadap perilaku dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran. Lembar obervasi ini meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, sampai dengan kegiatan penutup siswa selama pembelajaran berlangsung. Peneliti akan membagikan kuisioner kepada sswa guna untuk mengetahui keterampilan sosial awal siswa sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. b. Observasi Kondisi Fisik Kelas Observasi ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kelas secara keseluruhan yang meliputi interaksi antar siswa dalam kelas, tata letak, lingkungan fisik kelas. c. Kuesioner keterampilan sosial siswa Siswa diminta mengisi kuesioner keterampilan sosial untuk mengetahui keterampilan awal siswa. Sehingga peneliti dapat menentukan target peningkatan keterampilan sosial siswa. d. Wawancara pada guru Wawancara pada guru dilakuan untuk mengetahui metode pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru, alas an guru menggunakan metode tersebut, serta tingkat keberhasilan dengan menggunakan metode tersebut. Selain itu juga untuk mengetahui masalah-masalah yang sering muncul di dalam kelas..

(54) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 37. e. Wawancara pada siswa Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui pendapat siswa terhadap metode pembelajaran yang sering digunakan guru, tingkat pemahaman siswa, serta mengetahui pembelajaran seperti apa yang diinginkan siswa. 2. Pelaksanaan penelitian a. Siklus I (1) Perencanaan Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan/dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut: a) Pembagian kelompok Guru menggali. data awal. karakteristik. siswa untuk. mengetahui kemampuan dan tingkat pemahaman siswa. Kemudian siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen yang beranggotakan 4-5 siswa per kelompok. Pembagian kelompok ini didasarkan pada tingkat prestasi siswa. b) Menyusun perangkat pembelajaran Dengan menggunakan perangkat yang digunakan: rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, materi yang dipelajari, lembar diskusi kelompok, dan lembar jawab siswa..

(55) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 38. c) Instrumen pengumpulan data Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi: (1) Lembar observasi aktivitas siswa (2) Lembar observasi kondisi kelas (3) Lembar observasi motivasi belajar siswa (4) Soal post tes (5) Lembar refleksi (6) Kuesioner Motivasi belajar setelah NHT. 2) Pelaksanaan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Pendahuluan (1) Memeriksa kesiapan kelas (2) Guru menyampaikan apersepsi (3) Memotivasi siswa (4) Menyampaikan kompetensi pembelajaran b) Kegiatan inti (1) Guru menjelaskan mekanisme pembelajaran dengan model kooperatif tipe NHT (2) Siswa. berkumpul. dengan. ditentukan sebelumnya.. kelompok. yang. sudah.

(56) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 39. (3) Guru mempresentasikan materi di depan kelas dan meminta siswa untuk memperhatikan. (4) Siswa. bekerja. sama. di. dalam. kelompok. untuk. mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru. Setiap kelompok harus memastikan semua anggota kelompok paham dengan tugas dan jawaban mereka, karena setelah selesai mengerjakan tugas guru meminta setiap kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. (5) Setiap kelompok maju ke depan kelas mempresentasikan hasil diskusi mereka sesuai dengan nomor undian. c) Kegiatan penutup (1) Siswa mengerjakan soal-soal tes evaluasi secara individu (2) Guru bersama siswa membuat kesimpulan pembelajaran (3) Konfirmasi (4) Refleksi 3) Observasi Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan atau tindakan kelas dilakukan. Peneliti melakukan observasi terhadap guru, yaitu mengamati kegiatan guru pada saat pembelajaran berlangsung untuk mengetahui apakah guru melaksanakan tugasnya dengan baik. Peneliti juga melakukan observasi terhadap siswa, yaitu mengamati apakah selama.

Referensi

Dokumen terkait

Komputer dapat digunakan sebagai alat bantu di dalam pekerjaan termasuk di bidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas dari hasil pekerjaan tersebut. Di sekolah

Tidak seluruh penderita tuber kulosis abdominal harus dilakukan operasi dalam menegakkan diagnosa walaupun pemeriksaan histopatologis merupakan diagnosa pasti dari

Muhammad Anwar Rosad, A210080005. Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. Tujuan dari penelitian ini

[r]

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 31, 32, 33 dan 34 Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional dan Pasal 467 ayat (3)

Total panel (balanced) observations: 135 Instrument specification: C SIZE CR ROA ROE Constant added to instrument list. Variable Coefficient

[r]

Untuk menguji apakah matriks korelasi sederhana bukan merupakan suatu matriks identitas, maka digunakan uji Bartlett dengan pendekatan statistik chi square. Berikut ini