• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan hasil belajar peserta didik kelas III SD Negeri Dekso II menggunakan Media Pembelajaran IPA berbasis Metode Montessori pada Materi Penggolongan Hewan berdasarkan Penutup Tubuh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan hasil belajar peserta didik kelas III SD Negeri Dekso II menggunakan Media Pembelajaran IPA berbasis Metode Montessori pada Materi Penggolongan Hewan berdasarkan Penutup Tubuh"

Copied!
220
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS III SD NEGERI DEKSO II MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS METODE MONTESSORI PADA MATERI PENGGOLONGAN HEWAN BERDASARKAN PENUTUP TUBUH. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Antonia Ratna Wiji Rahayu NIM: 151134154. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Skripsi ini saya persembahkan untuk:. 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah menyertai dan memberikan pengharapan di setiap proses yang saya jalani. 2. Orangtua saya Yulius Tukimin dan Yuliana yang selalu mendukung dan membimbing perjalanan hidup saya. 3. Kakak Emanuel Dian Pramono dan Stevani Vita Suci Kurniawati yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan penghiburan. 4. Adik Falentinus Henry Prasetya yang bisa diandalkan saat dibutuhkan. 5. Seluruh sahabat dan teman yang mencoba memberikan semangat dan penghiburan. 6. Universitas Sanata Dharma beserta segala civitas akademiknya.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. “Jika ada pilihan selain menyerah, mengapa harus menyerah?” -Antonia-. “Have I not commanded you? Be strong and courageous. Do not be frightened and dismayed, because the LORD, your God is with you wherever you go.” -Yosua 1: 9-. “Kamu seperti terang dalam dunia yang gelap ini. Jadi, kamu seperti kota yang terletak di atas bukit. Terangnya bersinar dan kota itu tidak bisa disembunyikan.” -Matius 5: 14-. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS III SD NEGERI DEKSO II MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS METODE MONTESSORI PADA MATERI PENGGOLONGAN HEWAN BERDASARKAN PENUTUP TUBUH Antonia Ratna Wiji Rahayu Universitas Sanata Dharma 2019 Latar belakang penelitian adalah rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA. Data didapat dari observasi, wawancara, dan tes. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan upaya peningkatan hasil belajar dan 2) meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas III SD Negeri Dekso II menggunakan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuh. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian adalah peserta didik kelas III SD Negeri Dekso II yang berjumlah 27 anak pada tahun ajaran 2018/ 2019. Obyek penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuh. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, pedoman wawancara, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar melalui penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuh. Upaya peningkatan hasil belajar menggunakan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori dilaksanakan dalam beberapa langkah; 1) penjelasan materi dan media, 2) pembagian kelompok, 3) belajar menggunakan media pembelajaran, 4) latihan dan diskusi, 5) kesimpulan, dan 6) tes. Hasil belajar melalui penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori meningkat menjadi 74,81 dari kondisi awal 59,63 pada siklus I dengan persentase peserta didik mencapai KKM 70,37% dari 25,92%. Pada siklus II, hasil belajar meningkat menjadi 87,40 dengan persentase peserta didik mencapai KKM 96,29%. Kata kunci: hasil belajar, media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE IMPROVEMENT OF THIRD GRADE STUDENTS’ ELEMENTARY SCHOOL OF DEKSO II LEARNING OUTCOME USING NATURAL SCIENCE LEARNING MEDIA BASED ON MONTESSORI METHOD: ANIMAL CLASSIFICATION BASED ON ITS BODY SHELL Antonia Ratna Wiji Rahayu Sanata Dharma University 2019 The background of this study was the low of students’ learning outcome at natural science. These data were obtained by observation, interview, and test. This research aims to 1) describe the efforts of improvement students’ learning outcome and 2) improve the students’ learning outcome for grade III SD Negeri Dekso II using natural science learning media based on Montessori method: animal classification lesson based on its body shell. The researcher used Classroom Action Research as the research method. The subjects were 27 grade III students of SD Negeri Dekso II of academic year 2018/ 2019. The research object was students’ learning outcome of natural science. The instruments were observation checklist, interview guidelines, and test. The data analysis technique used in this research was quantitative. The result of this research shows that there was improvement of the students’ learning outcome using natural science learning media based on Montessori method: animal classification lesson based on its body shell. The approach employed to improve the students’ learning outcome using natural science learning media based on Montessori method was conducted in some stages; 1) explaining about subject and media, 2) dividing the groups, 3) learning by using learning media, 4) exercising and discussing, 5) concluding, and 6) test. Students’ learning outcome by using natural science learning media based on Montessori method improvement become 74,81 compared to the first condition which was only 59,63 at cycle I with percentage students achieved was 70,37% while in the previous condition was only 25,92%. In cycle II, students’ learning outcome was improved to 87,40 with percentage students achieved 96,29%. Key word: learning outcome, learning media based on Montessori method. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, oleh karena karunia dan kasih setiaNya, peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan penulisan skripsi ini guna memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. Peneliti sungguh menyadari bahwa skripsi ini memiliki beberapa kekurangan dan keterbatasan. Untuk itu, demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini, peneliti membutuhkan dukungan, bimbingan, dan bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, peneliti akan menyampaikan ucapan terimakasih kepada beberapa pihak: 1. Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberikan penyertaan dan pengharapan di setiap proses yang dijalani selama penyusunan skripsi ini. 2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD. 4. Kintan Limiansih, S.Pd., M. Pd. selaku Wakaprodi PGSD. 5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dan Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing yang memotivasi dan mendampingi selama proses penelitian dan penulisan skripsi. 6. Kepala Sekolah SD Negeri Dekso II Siwi Sugiharti Retnaningsih, S.Pd. yang telah memberikan ijin dan kelancaran selama melaksanakan penelitian.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. Ibu Atik Hediati, S. Pd. dan peserta didik kelas III SD Negeri Dekso II yang telah membantu dan terlibat di dalam proses penelitian. 8. Kepala Sekolah, guru, dan peserta didik SD Kanisius Sorowajan yang telah membantu dalam proses validasi perangkat pembelajaran dan validasi soal. 9. Kepala Sekolah, guru, dan peserta didik SD Marsudirini Boro yang telah membantu dalam proses validasi perangkat pembelajaran dan validasi soal. 10. Bapak A. M. Susilo Adi selaku guru di SD Marsudirini Boro yang telah memberikan dukungan dan kelancaran selama proses validasi. 11. Segenap dosen dan karyawan PGSD Universitas Sanata Dharma yang membantu demi kelancaran penelitian. 12. Bapak Muhibat dan Suprihatin yang telah membantu dalam pembuatan media pembelajaran. 13. Keluarga besar, terkhusus orangtua saya Yulius Tukimin dan Yuliana yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan penghiburan, serta nasihat selama proses perkuliahan hingga selesai. 14. Kakak Emanuel Dian Pramono dan terutama Stevani Vita Suci Kurniawati yang selalu ada dalam suka dan duka selama penelitian, pemberi dukungan dan penghiburan ketika jenuh mulai menghampiri. 15. Adik Falentinus Henry Prasetya yang telah membantu dan mencoba selalu ada saat dibutuhkan bantuan. 16. Teman Payung PTK (Sekar, Vina, Sindhi, Uni, Ayu, Ani, Melvina, Elza, dan Prita) yang telah bersedia berproses, berpikir, dan bingung bersama selama proses penyusunan skripsi.. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................. vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .......................................................................................... x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvi DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvii DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xix BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 7 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 8 1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 8 1.5 Definisi Operasional ....................................................................................... 9 BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................................................ 10 2.1. Kajian Pustaka ...................................................................................... 10. 2.1.1. Hasil Belajar ......................................................................................... 10. 2.1.1.1. Pengertian Hasil Belajar ........................................................................ 10. 2.1.1.2. Klasifikasi Hasil Belajar ........................................................................ 11. 2.1.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .................................. 12. 2.1.2. Media Pembelajaran IPA berbasis Metode Montessori .......................... 14 xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.1.2.1. Media Pembelajaran .............................................................................. 14. 1.. Pengertian Media Pembelajaran ............................................................. 14. 2.. Fungsi Media Pembelajaran ................................................................... 16. 2.1.2.2. Media Pembelajaran IPA berbasis Metode Montessori .......................... 17. 1.. Media Penggolongan Hewan Berdasarkan Penutup Tubuh .................... 17. 2.. Karakteristik Media Pembelajaran IPA berbasis Metode Montessori ..... 19. 2.1.3. Hakikat IPA .......................................................................................... 23. 2.1.3.1. IPA di Sekolah Dasar ............................................................................ 23. 2.1.3.2. Fungsi Pelajaran IPA ............................................................................. 24. 2.1.3.3. Materi IPA Penggolongan Hewan berdasarkan Penutup Tubuh ............. 25. 2.1.4. Teori Perkembangan Kognitif menurut Piaget ....................................... 27. 2.2. Penelitian yang Relevan ........................................................................ 29. 2.3. Kerangka Berpikir ................................................................................. 34. 2.4. Hipotesis Tindakan ................................................................................ 36. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 37 3.1. Jenis Penelitian ......................................................................................... 37. 3.2. Setting Penelitian ...................................................................................... 39. 3.2.1. Subyek Penelitian ..................................................................................... 39. 3.2.2. Obyek Penelitian ...................................................................................... 40. 3.2.3. Lokasi Penelitian ...................................................................................... 40. 3.2.4. Waktu Penelitian ...................................................................................... 41. 3.3. Rencana Tindakan .................................................................................... 42. 3.3.1. Persiapan .................................................................................................. 42. 3.3.2. Rencana Tindakan setiap Siklus ............................................................... 42. 3.4. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 45. 3.4.1. Tes ........................................................................................................... 45. 3.4.2. Nontes ...................................................................................................... 46. 3.4.2.1 Observasi ................................................................................................. 46 3.4.2.2 Wawancara .............................................................................................. 46 3.5. Instrumen Penelitian ................................................................................. 47. 3.5.1. Lembar Tes .............................................................................................. 47. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.5.2. Lembar Nontes ......................................................................................... 51. 3.5.2.1 Lembar Observasi .................................................................................... 51 3.5.2.2 Lembar Wawancara ................................................................................. 52 3.6. Teknik Pengujian Instrumen ..................................................................... 53. 3.6.1. Uji Validitas ............................................................................................. 53. 3.6.1.1 Validitas Isi .............................................................................................. 54 3.6.1.2 Validitas Konstruk ................................................................................... 56 3.6.2. Uji Reliabilitas ......................................................................................... 61. 3.7. Teknik Analisis Data ................................................................................ 63. 3.8. Indikator Keberhasilan ............................................................................. 65. BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 66 4.1. Hasil Penelitian ......................................................................................... 66. 4.1.1 Upaya Peningkatan Hasil Belajar menggunakan Media Pembelajaran ....... 66 4.1.1.1 Kondisi Awal ............................................................................................ 66 4.1.1.2 Pelaksanaan Tiap Siklus ............................................................................ 68 4.1.2 Peningkatan Hasil Belajar menggunakan Media Pembelajaran .................. 80 4.1.2.1 Hasil Penelitian Siklus I ............................................................................ 80 4.1.2.2 Hasil Penelitian Siklus II ........................................................................... 82 4.1.3 Peningkatan Motivasi Belajar menggunakan Media Pembelajaran ............. 84 4.1.3.1 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siklus I .................................................. 85 4.1.3.2 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siklus II ................................................ 85 4.2. Pembahasan ................................................................................................ 87. BAB 5 PENUTUP ................................................................................................ 100 5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 100 5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................................... 101 5.3 Saran ............................................................................................................... 101 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 102 LAMPIRAN ......................................................................................................... 106 BIOGRAFI ........................................................................................................... 199. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Contoh Hewan 3 Dimensi ……………………………………... 18. Gambar 2.2. Papan Penggolongan Hewan …………………………………... 18. Gambar 2.3. Kartu Soal ……………………………………………………... 19. Gambar 2.4. Kartu Control of Error ……………………………………….... 19. Gambar 2.5. Buaya ………………………………………………………….. 26. Gambar 2.6. Ikan Nila ………………………………………………………. 26. Gambar 2.7. Salamander ……………………………………………………. 26. Gambar 2.8. Ayam ………………………………………………………….. 26. Gambar 2.9. Kelinci …………………………………………………………. 27. Gambar 2.10. Kalajengking …………………………………………………... 27. Gambar 2.11. Kerang …………………………………………………………. 27. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Materi Penggolongan Hewan berdasarkan Penutup Tubuh ……… 26. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian …………………………………………………. 41. Tabel 3.2. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator …………….... 48. Tabel 3.3. Kisi-kisi Pretest …………………………………………………... 49. Tabel 3.4. Kisi-kisi Posttest 1 ………………………………………………... 49. Tabel 3.5. Kisi-kisi Posttest 2 ………………………………………………... 50. Tabel 3.6. Pedoman Observasi ………………………………………………. 52. Tabel 3.7. Pedoman Wawancara …………………………………………….. 53. Tabel 3.8. Hasil Validasi Isi oleh Ahli ………………………………………. 55. Tabel 3.9. Hasil Validasi Konstrak Soal oleh Ahli …………………………... Tabel 3.10. Hasil Validasi Soal Pretest menggunakan SPSS 16.0 …………… 57. Tabel 3.11. Hasil Validasi Soal Posttest 1 menggunakan SPSS 16.0 ………… 58. Tabel 3.12. Hasil Validasi Soal Posttest 2 menggunakan SPSS 16.0 ………… 58. Tabel 3.13. Soal Pretest Valid sesuai Indikator ………………………………. 59. Tabel 3.14. Soal Posttest 1 Valid sesuai Indikator ……………………………. 60. Tabel 3.15. Soal Posttest 2 Valid sesuai Indikator ……………………………. 60. Tabel 3.16. Kualifikasi Reliabilitas ………………………………………….... 62. Tabel 3.17. Reliabilitas Instrumen Penilaian ………………………………….. 62. Tabel 3.18. Kriteria Ketuntasan Minimal ……………………………………... 64. Tabel 3.19. Indikator Keberhasilan Penelitian ………………………………... 65. Tabel 4.1. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I ……………………………... 81. Tabel 4.2. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II …………………………….. 82. Tabel 4.3. Hasil Analisis Data Penelitian ……………………………………. 83. Tabel 4.4. Hasil Observasi Motivasi Belajar Siklus I ………………………... 85. Tabel 4.5. Hasil Observasi Motivasi Belajar Siklus II ………………………. 86. xvii. 56.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1. Bagan Penelitian yang Relevan …………………………………... 33. Bagan 3.1. Siklus PTK menurut Kemmis dan McTaggart ………………….... 39. Bagan 4.1. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik …………………. 84. Bagan 4.2. Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik ……………... 86. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Surat Izin Penelitian ……………………………………………. 107. Lampiran 2. Surat Pelaksanaan Penelitian …………………………………... 108. Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I …………………... 109. Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II …………………. 119. Lampiran 5. Lembar Validasi RPP ………………………………………….. 131. Lampiran 6. Rekapitulasi Validasi RPP ……………………………………... 135. Lampiran 7. Lembar Validasi Isi Soal Penelitian ……………………………. 136. Lampiran 8. Lembar Validasi Konstruk Soal Penelitian …………………….. 148. Lampiran 9. Rekapitulasi Validasi Soal Penelitian ………………………….. 162. Lampiran 10. Data Analisis Soal Pretest …………………………………….. 163. Lampiran 11. Data Analisis Soal Posttest 1 ………………………………….. 164. Lampiran 12. Data Analisis Soal Posttest 2 ………………………………….. 165. Lampiran 13. Hasil Uji Validitas Soal Pretest ………………………………... 166. Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas Soal Pretest ……………………………... 168. Lampiran 15. Hasil Uji Validitas Soal Posttest 1 ……………………………... 169. Lampiran 16. Hasil Uji Reliabilitas Soal Posttest 1 …………………………... 171. Lampiran 17. Hasil Uji Validitas Soal Posttest 2 …………………………….. 172. Lampiran 18. Hasil Uji Reliabilitas Soal Posttest 2 …………………………... 174. Lampiran 19. Soal Pretest …………………………………………………….. 175. Lampiran 20. Kunci Jawaban Soal Pretest ……………………………………. 176. Lampiran 21. Soal Posttest 1 ………………………………………………….. 177. Lampiran 22. Kunci Jawaban Soal Posttest 1 …………………………………. 178. Lampiran 23. Soal Posttest 2 ………………………………………………….. 179. Lampiran 24. Kunci Jawaban Soal Posttest 2 …………………………………. 180. Lampiran 25. Hasil Belajar Pretest ……………………………………………. 181. Lampiran 26. Hasil Belajar Posttest 1 ………………………………………… 182. Lampiran 27. Hasil Belajar Posttest 2 ………………………………………… 183. Lampiran 28. Pekerjaan Peserta Didik Pretest ………………………………... 184. Lampiran 29. Pekerjaan Peserta Didik Posttest 1 …………………………….. 185. xix.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 30. Pekerjaan Peserta Didik Posttest 2 …………………………….. 186. Lampiran 31. Lembar Validasi Pedoman Observasi ………………………….. 187. Lampiran 32. Hasil Observasi Permasalahan …………………………………. 189. Lampiran 33. Hasil Observasi Motivasi Belajar ………………………………. 191. Lampiran 34. Hasil Wawancara ……………………………………………….. 195. Lampiran 35. Dokumentasi ……………………………………………………. 197. xx.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB 1 PENDAHULUAN. Pada Bab 1 membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya yang dilakukan dalam memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu selaras dengan alam dan masyarakatnya (Dewantara dalam Neolaka dan Neolaka 2017: 11). Selaras dengan Dewantara, Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukannya, masyarakat, bangsa, dan negara (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Pendidikan tidak hanya memiliki fokus terhadap kecerdasan anak atau peserta didik, namun turut berperan dalam pengembangan potensi-potensi yang telah dimiliki sehingga memiliki pengaruh terhadap kehidupannya. Hal ini ditegaskan oleh Langeveld (dalam Neolaka dan Neolaka 2017: 11) bahwa pendidikan merupakan usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak agar tertuju kepada kedewasaan atau lebih tepatnya. 1.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. yaitu membantu anak agar cakap dalam melaksanakan kegiatan atau tugas di kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan pula bahwa pendidikan adalah akar yang mengalirkan zat-zat makanan bagi tumbuh kembangnya pohon pribadi individu dan kehidupannya (Prayitno, 2009: 427). Pengertian tersebut dapat dicerna dan dicermati sebagai usaha atau kegiatan yang dilakukan secara sadar bertujuan untuk membantu berlangsungnya proses kehidupan sehari-hari. Pada dewasa ini, pendidikan bukan hanya sebatas penerapan sebuah teori belajar dan proses pembelajaran di dalam ruang kelas, melainkan sebuah usaha yang kompleks dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia sebuah lingkup kehidupan (Prayitno, 2009: 426). Ketepatan dalam memilih dan menentukan media dalam proses pembelajaran juga dapat mempengaruhi jalannya sebuah pendidikan. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses belajar. Belajar adalah suatu proses di mana perilaku seseorang mengalami perubahan sebagai akibat dari pengalaman (Neweg dalam Suardi 2018: 9). Neweg juga menambahkan ada tiga unsur dalam sebuah proses belajar; pertama belajar adalah suatu proses di mana adanya beberapa tahapan yang harus dilalui oleh seseorang, kedua adalah pengalaman di mana seseorang harus mengalami secara pribadi sehingga dikatakan belajar (learning by experience), dan ketiga adalah perubahan perilaku di mana muara dari proses belajar yang telah dilalui yaitu terjadinya perubahan perilaku seseorang. Dalam hal ini, proses belajar akan dialami oleh setiap individu dalam keadaan sadar atau tidak sadar. Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari suatu hal agar.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. mendapatkan informasi atau pengetahuan yang diharapkan. Belajar dapat dilakukan oleh individu sejak ia lahir, hal ini dapat ditempuh dalam belajar secara formal atau pun nonformal. Proses belajar formal dapat ditempuh melalui satuan pendidikan atau sekolah, sedangkan proses belajar nonformal dapat ditempuh selama individu hidup di lingkungannya. Misalnya, individu dapat mempelajari mengenai hewan tidak hanya berpanutan pada sebuah buku, namun dapat melihat contoh-contoh hewan yang ada dan hidup di lingkungan sekitar pula. Seperti yang dikemukakan oleh Cronbach (dalam Baharuddin dan Wahyuni, 2015: 16) bahwa learning is shown by change in behavior as result of experience. Belajar melalui sebuah pengalaman adalah belajar yang terbaik. Proses belajar ini dapat dikatakan sudah terjadi atau sukses apabila seseorang menunjukkan tingkah laku yang berbeda yakni dari tidak bisa menjadi bisa (Hergenhahn dan Matthew, 2008: 2-3). Dewasa ini, dunia belajar menyajikan tidak sedikit materi pelajaran yang menuntut peserta didik untuk belajar secara abstrak atau tidak menggunakan media pembelajaran, terutama dalam lingkungan Sekolah Dasar. Padahal, dunia pendidikan sebaiknya memberikan pembelajaran dari nyata menjadi abstrak bukan malah sebaliknya. Salah satu materi pelajaran yang memerlukan pembelajaran konkret atau nyata adalah Ilmu Pengetahuan Alam. Hal ini didukung oleh Orlich (dalam Samatowa, 2011: 8) yang mengemukakan bahwa pendidikan sains adalah pendidikan yang lebih dari sekedar kumpulan fakta. Fakta-fakta yang didapatkan melalui sebuah pengalaman atau eksperimen dapat didiskusikan di dalam kelas hingga dijelaskan dalam sebuah tulisan..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Pada salah satu Kompetensi Dasar IPA dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di kelas III SD yaitu 1.2 menggolongkan makhluk hidup secara sederhana, peserta didik kelas III SD Negeri Dekso II masih mengalami kesulitan pada materi tersebut. Kesulitan ini dialami terutama pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Dari hasil wawancara pada hari Rabu, 26 September 2018 dengan Guru Kelas III SD Negeri Dekso II menunjukkan bahwa guru cenderung melakukan kegiatan pembelajaran atau penyampaian materi dengan ceramah dan tanya jawab. Beliau mengatakan bahwa, “Saya sudah tidak muda lagi, jadi saya tidak mau yang neko-neko. Metode belajar yang saya gunakan adalah ceramah dan tanya jawab. Media yang saya gunakan pun hanya gambar-gambar yang ada di buku cetak”. Dari keterangan beliau, diketahui bahwa kegiatan belajar di kelas juga sama sekali tidak didukung oleh adanya media pembelajaran yang sesuai. Bahkan sekolah pun tidak menyediakan media pembelajaran yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran. Dari hal tersebut, dapat dikatakan bahwa kehidupan di masa depan menuntut kemampuan dalam pemecahan masalah, namun yang diajarkan di dalam lingkup pendidikan adalah menghafal (Suardi, 2018: 3). Peserta didik pun mengalami kesulitan dalam proses memahami materi. Hal ini diperkuat dari hasil observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran IPA berlangsung. Sekitar 8 anak tidak memperhatikan pembelajaran yang sedang berlangsung; ada yang bermain pulpen atau pensil, berbicara dengan teman sebangku, dan bahkan makan saat pelajaran berlangsung. Permasalahan ini diperkuat kembali dengan tidak adanya media atau variasi media dalam.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. proses pembelajaran yang membuat peserta didik kurang tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Ketidaktertarikan ini dapat mengakibatkan peserta didik sulit memahami materi sehingga berpengaruh juga pada hasil belajarnya. Rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA dapat dilihat dari hasil penilaian pada tahun ajaran 2017/ 2018 semester 1 dan 2018/ 2019 semester 1. Data yang diperoleh menunjukkan adanya penurunan ratarata nilai dalam mata pelajaran IPA. Pada Penilaian Tengah Semester tahun ajaran 2018/ 2019 semester 1 nilai IPA menunjukkan rata-rata 56,30 dengan persentase peserta didik mencapai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah 70 adalah 14,81% atau 4 anak dari jumlah keseluruhan peserta didik. Peserta didik yang tidak mencapai KKM adalah 85,18% atau sebanyak 23 anak. Pada tahun ajaran 2017/ 2018 nilai IPA menunjukkan rata-rata 59,28 dengan jumlah peserta didik 29 anak. Persentase peserta didik yang mencapai KKM adalah 24,13% atau 7 anak. Sedangkan peserta didik yang tidak mencapai KKM adalah 75,86% atau 22 anak. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA memang rendah. Selain itu, untuk mengkonfirmasi hasil belajar peserta didik yang dikatakan rendah, peneliti melakukan pemberian soal pretest dan menunjukkan hasil rata-rata nilai adalah 62,96. Persentase peserta didik mencapai KKM adalah 37,03% dan yang tidak mencapai KKM adalah 62,96%. Maka dari itu, pada penelitian ini peneliti menentukan kondisi awal dari hasil penilaian tahun ajaran 2018/ 2019 dan pretest. Kondisi awal yang menjadi acuan penelitian diketahui.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. sebagai berikut: nilai rata-rata adalah 59,63, persentase peserta didik mencapai KKM adalah 25,92%, dan persentase peserta didik yang tidak mencapai KKM adalah 74,07%. Permasalahan-permasalahan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran IPA perlu diperbaiki dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuh. Perbaikan hasil belajar ini menggunakan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori. Sejalan dengan teori perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Piaget bahwa anak yang memiliki rentang usia 9 – 10 tahun berada pada tahap operasional konkret. Tahap operasional konkret ini berarti pada saat usia tersebut anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan tidak abstrak (Hergenhahn & Matthew, 2008: 320). Teori tersebut juga didukung oleh Montessori yang menciptakan dan menekankan bahwa penggunaan benda-benda secara konkret atau nyata sangatlah penting untuk membantu peserta didik dalam proses belajar. Media yang dikembangkan oleh Montessori memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) menarik, 2) bergradasi, 3) auto-correction atau control of error, 4) autoeducation (Montessori: 2002, 170-174). Ciri yang kelima adalah kontekstual di mana media yang digunakan sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan anak terhadap suatu pembelajaran (Lillard, 2005: 29-33). Pada tahun 2017, Wibowo melakukan penelitian pengembangan media pembelajaran IPA SD berbasis metode Montessori materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Hasil penelitian juga menunjukkan sangat baik dengan hasil.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. validasi produk sebesar 3,97. Selain itu, nilai rerata posttest peserta didik mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebanyak 57 dari hasil pretest. Maka dari itu, media ini sejatinya sudah memenuhi kriteria-kriteria media Montessori. Selain itu, media ini juga sesuai dengan kebutuhan peserta didik kelas III di SD Negeri Dekso II. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, peneliti melakukan penelitian terhadap peningkatan hasil belajar secara kognitif peserta didik melalui penerapan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dekso II pada kelas III tahun pelajaran 2018/ 2019 dengan jumlah peserta didik 27 anak. Penelitian ini berjudul peningkatan hasil belajar peserta didik kelas III SD Negeri Dekso II menggunakan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuh.. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana upaya peningkatan hasil belajar peserta didik kelas III SD Negeri Dekso II melalui penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuh? 2. Apakah penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuh dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas III SD Negeri Dekso II?.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan upaya peningkatan hasil belajar peserta didik kelas III SD Negeri Dekso II melalui penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuh 2. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas III SD Dekso II pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuh melalui penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peserta didik Dapat memperoleh pengalaman belajar menggunakan media pembelajaran IPA dan dapat membantu meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik. 2. Bagi Guru Dapat pengalaman dan referensi baru mengenai pengadaan dan penerapan media pembelajaran guna menunjang proses belajar, serta dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik secara berkala. 3. Bagi Sekolah Dapat mempertimbangkan adanya media pembelajaran guna menunjang proses belajar mengajar dan dapat membantu pihak sekolah dalam mengatasi kesulitan belajar yang peserta didik hadapi dalam materi IPA..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. 4. Bagi Peneliti Dapat menambah keterampilan dalam melakukan observasi, wawancara, dan penelitian, serta dapat menerapkan media pembelajaran di Sekolah Dasar sehingga meningkatkan hasil belajar peserta didik.. 1.5 Definisi Operasional 1. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku mengacu pada perubahan nilai setelah peserta didik melakukan sebuah pengalaman belajar yang mencakup pengetahuan. 2. Media pembelajaran adalah sebuah cara atau alat yang digunakan dan diterapkan. dalam. proses. belajar. mengajar. guna. mempermudah. penyampaian materi pembelajaran. 3. Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki ciri-ciri yaitu menarik, bergradasi, auto education, auto correction, dan kontekstual. 4. Ilmu Pengetahuan Alam adalah pembahasan mengenai alam yang mengedepankan keterampilan ilmiah dan sikap ilmiah peserta didik guna mengembangkan pengetahuan berdasarkan bukti yang nyata. 5. Perkembangan kognitif menurut Jean Piaget dibagi ke dalam 4 tahap yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasional konkret, dan tahap operasional formal. 6. Peserta didik kelas III SD adalah berumur 9 – 10 tahun termasuk ke dalam tahap operasional konkret..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada Bab 2 membahas mengenai kajian pustaka, penelitian relevan terdahulu, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.. 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah nilai atau skor yang dapat menunjukkan prestasi seseorang dalam suatu bidang (Masidjo, 1995: 40). Winkel (dalam Angkowo dan Kosasih, 2007: 48) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah sebuah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah secara sikap dan tingkah lakunya. Selain itu, hasil belajar juga dapat diartikan sebagai perubahan perilaku yang terjadi pada peserta didik akibat dari proses belajar yang mengembangkan pencapaian penguasaan materi dengan baik (Purwanto, 2009: 46). Secara singkat Bloom mendefinisikan hasil belajar sebagai hasil yang dibagi ke dalam 3 ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sudjana, 1995: 22). Berdasarkan beberapa pemaparan oleh beberapa ahli mengenai definisi hasil belajar tersebut, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mengacu pada nilai setelah seseorang atau peserta didik melakukan. 10.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. sebuah pengalaman belajar yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 2.1.1.2 Klasifikasi Hasil Belajar Klasifikasi hasil belajar oleh Bloom yang dibagi ke dalam 3 ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sudjana, 1995: 22-23). Berikut adalah penjelasan mengenai klasifikasi hasil belajar: 1. Ranah Kognitif (Pengetahuan) Pada ranah kognitif ini, Bloom menegaskan bahwa hasil belajar mencakup; ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan evaluasi. Mengingat atau ingatan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam merentensi materi pelajaran yang didapatkan. Peserta didik dikatakan dapat memahami apabila mereka mampu. mengkonstruksikan. makna. dan. pesan. dari. proses. pembelajaran. Tentunya kemampuan mengaplikasikan dapat dikatan berhasil apabila peserta didik dapat menerapkan sebuah konsep. Analisis merupakan kemampuan peserta didik dalam menguraikan sebuah konsep ke dalam unsur-unsur yang berkaitan. Kemudian evaluasi adalah kemampuan peserta didik dalam menilai dan mengambil sebuah keputusan terhadap dirinya. 2. Ranah Afektif (Sikap) Pada ranah afektif, Bloom menegaskan hasil belajar secara sikap; penerimaan,. reaksi. atau. internalisasi.. Penerimaan. jawaban, adalah. penilaian, kepekaan. organisasi, dalam. dan. menerima.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. rangsangan dari luar yang datang pada peserta didik seperti rangsangan aktif yang ditularkan oleh guru. Reaksi ini berkaitan dengan tindakan atau jawaban yang diberikan oleh peserta didik terhadap rangsangan yang diberikan. Penilaian ini terkait dengan rangsangan dan gejala yang ditimbulkan. Selanjutnya organisasi di sini adalah kemampuan peserta didik dalam mengorganisasikan nilai-nilai yang didapatkan selama. proses. belajar.. Internalisasi. adalah. berkaitan. dengan. keterpaduan nilai-nilai yang ada dan hidup dalam diri peserta didik. 3. Ranah Psikomotorik (Keterampilan) Ranah psikomotorik ini merupakan hasil belajar secara kemampuan dalam melakukan tindakan atau kegiatan; gerakan refleks (gerakan yang dihasilkan secara tidak sadar), gerakan-gerakan yang dasar, kemampuan perseptual termasuk dalam membedakan visual (gambar) atau audio (suara). Ranah psikomotorik ini juga berkaitan dengan kekuatan fisik, keharmonisan atau ketepatan, keterampilan sederhana hingga keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif. 2.1.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar memiliki peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik dapat memberikan informasi kepada guru dan membantu pengambilan keputusan oleh guru mengenai tindakan yang akan dilakukan lebih lanjut..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. Di bawah ini, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang oleh Munadi (dalam Rusman, 2012: 130) antara lain: 1. Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri seseorang atau individu tersebut, antara lain ada rasa senang, perasaan, dan kemampuan. a. Faktor Fisiologis Faktor pengaruh hasil belajar ini berkaitan dengan kondisi fisik peserta didik, dalam kondisi badan lemah atau sehat pasti akan mempengaruhi proses penerimaan informasi selama proses pembelajaran yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil belajar. b. Faktor Psikologis Faktor ini berkaitan dengan tingkat intelegensi peserta didik atau IQ, perhatian, minat, bakat, motif, daya nalar, dan motivasi. Setiap individu memiliki kondisi psikologis yang berbeda, nantinya juga akan mengakibatkan hasil belajar yang berbeda pula. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal bukan dari dalam diri seseorang atau individu, antara lain ada pengaruh dari lingkungan bermain, kesulitan dalam belajar, dan sebagainya..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. a. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan ini berkaitan dengan lingkungan secara fisik dan sosial. Lingkungan fisik ini berkaitan dengan suhu, cuaca, dan kelembaban udara. Hasil belajar yang didapatkan akan berbeda apabila peserta didik belajar di tempat yang tidak memiliki ventilasi udara dibandingkan dengan tempat yang sejuk dan nyaman. Lingkungan sosial ini berkaitan dengan teman bermain dan teman belajarnya. b. Faktor Instrumental Faktor ini ada dan digunakan sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor ini meliputi kurikulum, sarana, dan guru. Harapannya adalah faktor-faktor ini akan membantu dalam pencapaian tujuan atau hasil belajar yang direncanakan.. 2.1.2 Media Pembelajaran IPA Berbasis Metode Montessori 2.1.2.1 Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau pengantar (Arsyad, 2007: 3). Media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun. kembali. informasi. visual. atau. verbal.. Sedangkan. pembelajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup untuk belajar. Ringkasnya, media adalah cara atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Sedangkan pembelajaran adalah proses atau perbuatan yang membuat seseorang belajar. Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pemikiran dan menyalurkan sebuah pesan atau informasi serta dapat membangkitkan semangat dan kemauan peserta didik sehingga terjadi sebuah proses pembelajaran yang diharapkan (Angkowo dan Kosasih, 2007: 11). Estiningsih (dalam Prastowo, 2015: 298) mengartikan media pembelajaran sebagai alat pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Media pembelajaran dapat diartikan pula sebagai alat. yang dapat. digunakan untuk membantu proses. pembelajaran serta memperjelas makna pesan yang ingin disampaikan. Berdasarkan penjelasan mengenai media pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sebuah cara atau alat yang digunakan dan diterapkan dalam sebuah proses belajar. mengajar. guna. mempermudah. penyampaian. materi. pembelajaran. Tujuan dari pengadaan media pembelajaran ini adalah agar peserta didik mampu belajar dari hal yang nyata. Sehingga kemampuan peserta didik dimulai dari belajar konkret hingga menuju pada kemampuan peserta didik untuk mengabstraksikan materi yang diajarkan..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. 2. Fungsi Media Pembelajaran Fungsi dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu dan segala macam benda yang digunakan untuk memperagakan materi pelajaran (Arsyad, 2007: 9). Fungsi media pembelajaran secara umum juga diungkapkan Prastowo (2015: 295), adalah sebagai berikut: a. membantu peserta didik dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya b. mengilustrasikan dan memantabkan pesan dan informasi c. menghilangkan ketegangan dan hambatan, serta rasa malas peserta didik Selain itu, 4 fungsi media pembelajaran dalam proses belajar mengajar juga dikemukakan oleh Levie dan Lentz (dalam Prastowo, 2015: 301-302) antara lain: a. Fungsi Atensi; maksudnya adalah media pembelajaran dapat menarik. dan. mengarahkan. perhatian. peserta. didik. agar. memperhatikan dan berkonsentrasi kepada isi pembelajaran yang dilakukan b. Fungsi Afektif; media pembelajaran dapat menumbuhkan emosi dan sikap di dalam diri peserta didik agar mau dan mampu mengikuti kegiatan belajar c. Fungsi Kognitif; media pembelajaran dapat menyampaikan pesan atau pengetahuan secara sederhana sehingga anak mampu memahami pembelajaran yang dilakukan.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. d. Fungsi Kompensatoris; media pembelajaran dapat membantu peserta didik yang lemah dan lambat dalam menerima sebuah pesan atau informasi yang disajikan secara teks atau verbal Dari beberapa pemaparan mengenai fungsi media pembelajaran dalam proses pembelajaran itu sendiri dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dapat berasal dari berbagai macam sumber yang mampu membangun minat dan kemauan peserta didik untuk belajar sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Pada akhirnya pesan atau pengetahuan yang hendak disampaikan dapat tersalurkan dengan benar. Peserta didik pun dapat mempelajari dan memahami dengan cukup mudah karena mempraktikan atau menggunakan media pembelajaran yang sesuai. 2.1.2.2 Media Pembelajaran IPA Berbasis Metode Montessori 1. Media Penggolongan Hewan Berdasarkan Penutup Tubuh Media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori yang digunakan ini merupakan pengembangan dari penelitian terdahulu oleh Wibowo (2017) dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Penggolongan Hewan Berdasarkan Penutup Tubuhnya Berbasis Metode Montessori. Media pembelajaran penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya terdiri dari contoh hewan 3 dimensi, papan penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya, kartu soal gambar hewan, dan kartu control of error. Contoh hewan 3.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. dimensi merupakan sebuah miniatur yang dapat dilihat dan diraba, serta dipegang untuk mengetahui tekstur penutup tubuhnya.. Gambar 2.1 Contoh Hewan 3 Dimensi. Komponen dari media pembelajaran yang selanjutnya adalah papan penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Media ini berfungsi untuk menggolongkan hewan sesuai dengan jenis penutup tubuhnya. Papan ini terdapat 7 kolom yang di setiap atas kolom terdapat nama-nama jenis penutup tubuh hewan; antara lain kulit kering bersisik, kulit bersisik, kulit berambut, kulit berbulu, kulit tipis berlendir, zat kitin, dan zat kapur (cangkang).. Gambar 2.2 Papan Penggolongan Hewan. Komponen kartu soal gambar hewan dan kartu control of error. Kartu ini berjumlah 72 kartu yang terdiri dari 36 kartu soal gambar.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. hewan dan 36 kartu control of error. Pada bagian kiri atas kartu soal gambar hewan diberikan contoh jenis penutup tubuh hewan yang sesuai dengan gambar, tujuannya agar peserta didik dapat melihat dan meraba secara langsung seperti apa penutup tubuh hewan tersebut. Kartu control of error memiliki perbedaan dari kartu soal yaitu pada bagian atas terdapat nama jenis penutup hewan misalnya kulit berambut. Pada bagian bagian bawah kartu terdapat nama hewan yang sesuai dengan gambar. Kartu control of error ini digunakan untuk mengecek benar atau tidaknya penempatan antara kartu soal dan kolom yang tersedia di papan penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya.. Gambar 2.3 Kartu Soal. 2. Karakteristik. Media. Gambar 2.4 Kartu Control of Error. Pembelajaran. IPA. Berbasis. Metode. Montessori Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki beberapa ciri atau syarat. Ciri yang pertama ialah media pembelajaran Montessori dibuat agar dapat menarik perhatian anak, alasannya adalah.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. jika anak sudah mulai tertarik dengan media pembelajaran tersebut, maka mereka dapat dengan mudah belajar lebih mendalam. Media pembelajaran tersebut dapat digunakan dalam berbagai bentuk permainan yang menciptakan suasana belajar menjadi lebih berkesan dan menyenangkan (Montessori, 2002: 170-171). Media pembelajaran Montessori memang didesain memiliki warna-warna yang dapat merangsang anak untuk menggunakan media pembelajaran tersebut. Dalam media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuh ini menggunakan adanya hewan 3 dimensi tentu dengan warna-warna yang beragam dan menggunakan kartu yang memiliki warna serta gambar yang beragam pula. Ciri yang kedua adalah bergradasi. Bergradasi di sini maksudnya adalah gradasi dari warna, bentuk, ukuran, dan tekstur. Media pembelajaran bergradasi ini melibatkan panca indera anak sehingga memungkinkan anak mendapatkan berbagai macam ransangan yang ditimbulkan dari media pembelajaran Montessori. Oleh karena itu, media pembelajaran dibuat agar dapat digunakan untuk berbagai macam usia dan konsep yang diajarkan (Montessori, 2002: 173-174). Pada media penggolongan hewan berdasarkan penutup ini, gradasi dapat dilihat dan dipelajari dari penggunaan benda 3 dimensi dan 2 dimensi. Tujuannya adalah peserta didik dapat belajar menggunakan benda yang dapat dilihat dan dipegang secara nyata yaitu miniatur.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. hewan 3 dimensi. Benda 3 dimensi dapat merangsang kemampuan peserta didik dalam menggunakan panca indera seperti penglihatan dan peraba. Kartu-kartu digunakan sebagai benda 2 dimensi yang juga dapat melatih kemampuan melihat dan meraba peserta didik. Namun tingkatan benda 2 dimensi atau kartu ini tentunya lebih sulit daripada benda 3 dimensi. Ciri yang ketiga adalah auto-correction atau control of error. Ciri ini maksudnya adalah setiap media pembelajaran yang digunakan dalam Montessori memiliki pengendali kesalahan. Anak dapat berproses untuk mampu mengkoreksi kesalahan yang dilakukan dan berusaha memperbaikinya tanpa diberitahu oleh guru. Dalam mengalami proses tersebut, anak dibantu dengan adanya control of error yang ada pada setiap media pembelajaran (Montessori, 2002: 172). Dalam ciri yang ketiga ini, media penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuh menggunakan kartu control of error di mana kartu tersebut dibuat hampir sama seperti kartu soal. Pembedanya adalah terdapat nama hewan dan jenis penutup tubuh hewan tersebut di bagian atas dan bawah. Selanjutnya adalah ciri yang keempat, yaitu auto-education. Tujuan dari penggunaan media pembelajaran Montessori adalah memunculkan pembelajaran mandiri. Pembelajaran yang dimaksudkan adalah ketika guru tidak ikut campur di dalam kegiatan yang dilakukannya, cukup mengamati dan memberikan kebebasan anak.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. untuk bekerja (Montessori, 2002: 172-173). Media pembelajaran ini juga dirancang agar peserta didik dapat belajar secara mandiri, karena dengan mengetahui letak kesalahan sendiri maka mereka dapat membangun pemahaman mereka dengan sendirinya. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa peserta didik juga dapat belajar dengan teman yang lainnya. Ciri yang kelima adalah kontekstual, seperti dikemukakan oleh Lillard (2005: 29-33), pembelajaran di Montessori disesuaikan dengan konteks. Hal tersebut dikemukakan karena pembelajaran dalam konteks akan lebih mendalam dan memperkaya pemahaman anak daripada pembelajaran yang dilakukan dengan abstrak. Oleh karena itu, kontekstual yang dimaksudkan ialah sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan anak terhadap suatu pembelajaran. Media pembelajaran ini disusun untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Contoh-contoh yang ditampilkan pun mudah dijumpai oleh peserta didik di kehidupan sehari-harinya, tujuannya adalah agar peserta didik dapat memahami dengan mudah. Berdasarkan. pemaparan. mengenai. karakteristik. media. pembelajaran IPA berbasis metode Montessori di atas, dapat dipahami bahwa ciri-ciri media materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya adalah menarik karena penggunaan benda-benda dan gambar sangat berwarna dan benda 3 dimensi, serta benda 2.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. dimensi yaitu kartu sangat berperan penting. Lalu ciri berikutnya adalah bergradasi, di mana warna dan bentuk menjadi keunggulan atau ciri yang ditampilkan. Selanjutnya auto-education maksudnya dengan menggunakan alat ini peserta didik diharapkan mampu menemukan konsep pengetahuannya secara mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain. Auto-correction. melatih peserta didik belajar melalui. kesalahan dan mengetahui solusi permasalahan secara mandiri, serta dapat membangun pemahaman secara mandiri. Kemudian ciri yang terakhir adalah kontekstual, media pembelajaran Montessori mampu menyesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan di sekitarnya, serta sesuai dengan apa yang ada atau fakta yang ada.. 2.1.3 Hakikat IPA 2.1.3.1 IPA di Sekolah Dasar Pembelajaran IPA adalah pembelajaran terintegrasi antara proses pengetahuan dan proses inkuiri sehingga pengembangan konsep IPA harus dikaitkan dengan pengembangan keterampilan sikap ilmiah (Herawati, 2000: 13). Consice Dictionary of Science (Iskandar, 2001: 2) menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan manusia secara luas yang diperoleh dari kegiatan pengamatan dan eksperimen dengan sistematik. IPA di jenjang Sekolah Dasar memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memupuk dan mengembangkan rasa ingin tahu secara ilmiah dan mampu bertanya serta mencari jawaban berdasarkan bukti yang.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. ada (Samatowa, 2011: 2). Dalam pembelajaran IPA, peserta didik dilatih untuk belajar bersama lingkungan dan melakukan penemuan-penemuan ilmiah. Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/ MI meliputi beberapa aspek yaitu makhluk hidup dan kehidupannya, benda/ materi beserta sifat dan guna, energi dan perubahan, serta bumi dan alam semesta (BSNP, 2006: 167-168). Berdasarkan data tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hakikat pembelajaran IPA adalah pembahasan mengenai alam yang mengedepankan keterampilan ilmiah dan sikap ilmiah peserta didik guna mengembangkan pengetahuan berdasarkan bukti yang nyata. 2.1.3.2 Fungsi Pelajaran IPA Di bawah ini dijelaskan beberapa fungsi dari pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (Wonorahardjo, 2010: 12), antara lain: 1. IPA. dapat. membantu. peserta. didik. untuk. mengembangkan. kemampuan berpikir dengan pola yang sistematis. IPA mengajarkan manusia untuk memiliki sikap ilmiah, sehingga segala sesuatu yang dilakukan harus sesuai dengan aturan dan runtut. 2. IPA dapat mengembangkan keinginan peserta didik untuk mampu melestarikan lingkungan sekitar. Setelah mempelajari IPA, harapannya adalah peserta didik semakin mengenal alam dan gejalanya, sehingga peserta didik mampu menjaga dan memperbaiki alam di sekitarnya. 3. IPA digunakan untuk mempelajari gejala alam dan hubungan atau keterkaitannya dengan kehidupan manusia. Di sini, peserta didik.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. mengetahui tindakan mana yang baik untuk dilakukan atau tidak baik terhadap alam di sekitarnya. 4. IPA dapat digunakan untuk meramalkan beberapa gejala alam yang akan terjadi berdasarkan beberapa pola gejala alam yang telah dipelajari. Adanya IPA dapat membantu peserta didik untuk mengetahui sesuatu yang akan terjadi melalui gejala alam yang muncul. 2.1.3.3 Materi IPA Penggolongan Hewan berdasarkan Penutup Tubuh Penggolongan. hewan. berdasarkan. penutup. tubuhnya. adalah. pengelompokan hewan yang disesuaikan dengan jenis-jenis penutup tubuhnya/ kulitnya. Semua makhluk hidup memiliki cara untuk melindungi tubuhnya, salah satu caranya adalah menggunakan kulit. Hewan memiliki jenis kulit atau penutup tubuh yang berbeda, begitu pula dengan fungsinya, namun satu hal kesamaan dari semua jenis kulit atau penutup tubuh ialah digunakan untuk melindungi tubuh dari predator lain, gesekan oleh benda tumpul atau bahkan yang tajam, dan digunakan pula untuk mengatur suhu di dalam tubuhnya. Adapun cara melindungi tubuh pada hewan dapat digolongkan berdasarkan penutup tubuhnya; yaitu kulit kering bersisik, kulit bersisik, kulit tipis berlendir, kulit berbulu, kulit berambut, zat kitin, dan bercangkang (Wibowo, 2017: 48)..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. Berikut adalah tabel penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya: Tabel 2.1. Materi Penggolongan Hewan berdasarkan Penutup Tubuh. No.. Penutup Tubuh. 1.. Kulit Kering Bersisik Hewan yang tergolong kulit kering bersisik adalah bangsa hewan melata; kadal, bunglon, buaya, kura-kura, cicak, ular, biawak, dan trenggiling. Hewan. (sumber:https://www.pngdownloa d.id/png-23cy1x/) Gambar 2.5 Buaya. 2.. Kulit Bersisik Hewan yang tergolong kulit bersisik adalah bangsa ikan; ikan mas, mujair, bandeng, kakap, arwana, dan sebagainya. (sumber:https://www.pngdownloa d.id/download/ikan.html) Gambar 2.6 Ikan Nila. 3.. Kulit Tipis Berlendir Hewan yang tergolong ke dalam kulit tipis berlendir adalah katak dan salamander. (sumber:https://www.pngdownloa d.id/download/salamander.html) Gambar 2.7 Salamander. 4.. Kulit Berbulu Hewan yang tergolong dalam kulit berbulu adalah unggas dan burung; ayam, elang, bebek, rajawali, dan sebagainya. (sumber:http://www.sepenuhnya. com/2018/04/fakta-unik-danmenarik-tentang-ayam.html) Gambar 2.8 Ayam.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. 5.. Kulit Berambut Hewan yang tergolong dalam kulit berambut adalah hewan buas dan jinak; singa, macan, anjing, kucing, dan lain-lain. (sumber:https://www.pngdownloa d.id/png-8lqnlu/) Gambar 2.9 Kelinci. 6.. Kerangka Luar dari Zat Kitin Hewan yang tergolong dalam kulit kerangka luar dari zat kitin adalah serangga, udang, labalaba, kalajengking, dan lain-lain. (sumber:https://pngimage.net/kala jengking-png-1/) Gambar 2.10 Kalajengking. 7.. Kerangka Luar dari Zat Kapur Hewan yang tergolong dalam kulit kerangka luar dari zat kapur adalah kerang, keong, dan siput.. (sumber:https://www.pngdownloa d.id/download/kerang.html) Gambar 2.11 Kerang. 2.1.4 Teori Perkembangan Kognitif menurut Piaget Di dalam teori yang dikemukakan oleh Piaget, perkembangan kognitif seorang anak dibagi ke dalam empat tahap; yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasional konkret dan tahap operasional formal (Suparno, 2001: 24). Adapun penjelasan setiap tahapnya adalah sebagai berikut:.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. 1. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun) Tahap ini merupakan tahap paling awal dalam perkembangan kognitif menurut Piaget. Tahap perkembangan ini terjadi pada waktu bayi lahir sampai berumur 2 tahun. Dalam tahap ini intelegensi anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamah, mendengar, membau dan sebagainya. Contoh nyatanya adalah anak akan lebih mampu mengenali bau dari ibunya atau ayahnya. 2. Tahap Praoperasional (2-7 tahun) Tahap ini merupakan tahap yang di mana dalam melakukan penjelasan memerlukan penggunaan sebuah simbol atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek yang pada saat itu tidak ada bersama subjek. Contohnya adalah penggunaan gambar-gambar atau patungpatung kecil sebagai simbol suatu objek. 3. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun) Pada tahap operasional konkret ini perkembangan sistem pemikiran seseorang atau anak didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Anak sudah mampu mengembangkan operasi-operasi logis yang bersifat reversibel. Tahap operasional konkret ditandai dengan sistem operasi berdasarkan apa-apa yang kelihatan nyata/ konkret..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. 4. Tahap Operasional Formal (11 tahun keatas) Tahap akhir dari perkembangan kognitif menurut Piaget. Pada tahap ini seorang remaja sudah dapat berpikir logis, berpikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan proporsisi-proporsisi dan hipotesis dan dapat mengambil kesimpulan lepas dari apa yang dapat diamati saat itu. Dari pemaparan mengenai teori perkembangan kognitif menurut Piaget tersebut, dapat dikatakan bahwa anak-anak usia sekolah dasar termasuk dalam tahap operasional konkret. Jadi, apa yang diajarkan kepada anakanak usia SD ini adalah berdasarkan apa-apa yang kelihatan atau nyata. Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada peserta didik kelas III SD, di mana menurut teori perkembangan Piaget termasuk dalam tahap operasional konkret. Itulah alasan mengapa peneliti menggunakan sebuah media. pembelajaran. IPA. berbasis. metode. Montessori. materi. penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuh.. 2.2 Penelitian yang Relevan Penelitian relevan yang pertama ialah penelitian berjudul Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran IPA berbasis Metode Montessori Materi Penggolongan Hewan berdasarkan Penutup Tubuhnya terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III SD (Wati, 2018). Hasil pretest menunjukkan hanya 4 peserta didik yang mencapai KKM dari kelas kontrol dan kelas eksperimen yang berjumlah 36 anak. Pada kelas eksperimen, setelah diberikan media.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. pembelajaran dalam pembelajaran IPA berbasis. metode. Montessori. menunjukkan adanya peningkatan pada rata-rata hasil belajar yaitu pretest 41,11 menjadi 75,83 pada posttest 1. Sedangkan, hasil posttest 1 pada kelas kontrol mengalami peningkatan menjadi 57,77 dengan nilai pretest 43,05. Posttest dilaksanakan sebanyak dua kali, dengan hasil posttest 2 pada kelas eksperimen adalah mengalami penurunan sebesar 89,5%. Begitu pula dengan hasil kelompok kontrol yang menunjukkan penurunan sebesar 42,4%. Pada hasil posttest 1 dan posttest 2, menunjukkan perbandingan rata-rata skor kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori memiliki pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik kelas III SD materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Penelitian yang kedua Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA menggunakan Fabel Aesop untuk Siswa Kelas III SD Kanisius Condongcatur Tahun Pelajaran 2016/ 2017 (Christi, 2017). Dari penelitian ini, diketahui bahwa penggunaan media pembelajaran fabel aesop dapat meningkatkan ratarata motivasi dan hasil belajar peserta didik. Rata-rata motivasi seluruh peserta didik adalah 74,9 pada siklus I dan meningkat 8,0 menjadi 82,9 pada siklus II. Persentase peserta didik dengan motivasi tinggi mencapai 87,5%. Selanjutnya, rata-rata hasil belajar menunjukkan 75,8 pada siklus I dan meningkat 1,0 menjadi 76,8 pada siklus II. Persentase peserta didik yang mencapai KKM mencapai 62,5%..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. Penelitian. yang. ketiga. Meningkatkan. Hasil. Belajar. Siswa. SD. Menggunakan Media Manik-Manik dengan Pembelajaran Kontekstual (Rahmawati, 2017). Penelitian ini dilatar belakangi rendahnya tingkat hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Matematika yang didukung oleh ketidakmampuan pendidik untuk menggunakan media pembelajaran sebagai alat yang dapat membantu proses pembelajaran. Media yang digunakan adalah manik-manik, di mana alat ini dapat peserta didik dalam mengerjakan soalsoal Matematika dan menjadi lebih menyenangkan. Penggunaan manik-manik adalah sebagai implementasi tahap perkembangan kognitif anak pada usia sekolah dasar masih dalam rentang operasional konkret. Dari penelitian ini, diketahui bahwa penggunaan media pembelajaran berupa manik-manik dapat meningkatkan hasil belajar pada siklus I sebesar 88,4%. Pada siklus II, peningkatan hasil belajar peserta didik mencapai 91,1%. Peningkatan hasil belajar dari siklus I dan siklus II adalah 2,7%. Penelitian yang keempat Peningkatan Hasil Belajar dalam tema Sehat itu Penting, Subtema Pentingnya Kesehatan Diri dan Lingkungan, pada Materi Menguraikan Isi Teks menggunakan Media Gambar untuk Siswa Kelas V SD Kanisius Kintelan 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/ 2015 (Atmaja, 2015). Dari penelitian ini, diketahui bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pada kondisi awal, hasil belajar peserta didik 59,79 dengan persentase peserta didik yang mencapai KKM adalah 20,84%. Pada siklus I hasil belajar meningkat menjadi 65,83 dengan persentase peserta didik mencapai KKM 54,1%. Pada siklus II hasil belajar.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. meningkat menjadi 73,43 dengan persentase peserta didik mencapai KKM 87,50%. Dari beberapa penelitian terdahulu tersebut, terdapat beberapa persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu mengukur hasil belajar dan kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran. Peneliti menegaskan bahwa penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori itu perlu diterapkan dalam upaya peningkatan hasil belajar peserta didik kelas III SD Negeri Dekso II. Hal ini didasari oleh penelitian terdahulu yang telah menguji tingkat pengaruh media pembelajaran berbasis metode Montessori pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuh terhadap hasil belajar peserta didik kelas III SD. Selain itu, dari beberapa penelitian tersebut membuktikan bahwa penggunaan media manik-manik (3D) dan gambar (2D) dapat membantu meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti yaitu peningkatan hasil belajar peserta didik kelas III SD menggunakan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuh. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, media yang digunakan ini telah diuji tingkat pengaruhnya terhadap hasil belajar peserta didik. Media ini memiliki perangkat 3D berupa contoh hewan dan 2D berupa kartu-kartu bergambar. Tentunya penelitian-penelitian terdahulu telah menjadi dasar penelitian karena penggunaan media berupa gambar atau benda 2D dan benda 3D nyatanya dapat berpengaruh dan meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penggunaan media berupa gambar.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. dan contoh nyata hewan juga diterapkan dalam penelitian yang dilaksanakan ini guna meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA. Penelitian yang dilakukan pada saat ini memiliki kekhususan pada peningkatan hasil. belajar. peserta didik. melalui penggunaan media. pembelajaran IPA berbasis metode Montessori. Tentunya media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori yang digunakan ini memiliki ciri-ciri khusus yaitu menarik, bergradasi, auto education, auto correction, dan kontekstual. Di bawah ini adalah literature map atau bagan penelitian yang relevan: (Wati, 2018) Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran IPA berbasis Metode Montessori Materi Penggolongan Hewan berdasarkan Penutup Tubuhnya terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III SD. (Christi, 2017) Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA menggunakan Fabel Aesop untuk Siswa Kelas III SD Kanisius Condongcatur Tahun Pelajaran 2016/ 2017. (Rahmawati, 2017) Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Menggunakan Media ManikManik dengan Pembelajaran Kontekstual. (Atmaja, 2015) Peningkatan Hasil Belajar dalam tema Sehat itu Penting, Subtema Pentingnya Kesehatan Diri dan Lingkungan, pada Materi Menguraikan Isi Teks menggunakan Media Gambar untuk Siswa Kelas V SD Kanisius Kintelan 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/ 2015. Yang diteliti: Hasil Belajar Peserta Didik Kelas III SD – Penggunaan Media Pembelajaran IPA berbasis Metode Montessori Bagan 2.1. Bagan Penelitian yang Relevan.

Gambar

Gambar 2.1 Contoh Hewan 3 Dimensi
Gambar 2.3 Kartu Soal Gambar 2.4 Kartu Control of Error
Tabel 2.1. Materi Penggolongan Hewan berdasarkan Penutup Tubuh
Gambar 2.9 Kelinci 6.  Kerangka Luar dari Zat Kitin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil belajar peserta didik kelas II pada mata pelajaran IPA melalui metode kerja kelompok pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.. kesulitan dalam belajar sehingga belum

Skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Menggunakan Model Pembelajaran Index Card Match Subtema Giat Berusaha Meraih Cita-Cita Kelas IV di SD Negeri 8

Abstrak. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan aktvitas belajar peserta didik menggunakan metode tanya jawab pada Sekolah Dasar Negeri

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada peserta didik kelas 1 di salah satu SD Negeri Salatiga pada tahun pelajaran 2018/2019 terjadinya peningkatan hasil belajar

Hasil penelitian menunjukkan : (1) peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Parakan Wetan tahun pelajaran 2018/2019 pada pembelajaran IPA

Terkait dengan judul penelitian yang berjudul pengaruh penggunaan model pembelajaran talking stick terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri 2

Kajian ini ditujukan untuk mendeskripsikan hasil analisis terhadap learning obstacle peserta didik pada materi lingkaran dan menganalisis klasifikasi soal matematika serta hasil belajar

Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Scramble di Kelas III SD Negeri 18 Sungai Limau Kabupaten Padang