• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran unsur interinsik cerpen "Dokter" karya Putu Wijaya dengan metode inkuiri untuk siswa kelas XII semester I SMA Pangudi Luhur Sedayu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembelajaran unsur interinsik cerpen "Dokter" karya Putu Wijaya dengan metode inkuiri untuk siswa kelas XII semester I SMA Pangudi Luhur Sedayu"

Copied!
219
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PEMBELAJARAN UNSUR INTRINSIK CERPEN “DOKTER” KARYA PUTU WIJAYA DENGAN METODE INKUIRI UNTUK SISWA KELAS XII SEMESTER I SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Oleh: Ignatia Wiwik Ambarwati NIM: 131224043. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Bunda Maria dan Tuhan Yesus atas berkat, kemudahan, kelancaran serta mukjizat yang telah diberikan. 2. Orang tua tercinta Yohanes Sahir Hadi Susanto dan Maria Magdalena Suparyanti yang selalu mendoakan dan mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Kakak saya Darmiyono. 4. Segenap keluarga dan sahabat saya.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTO “Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.” (Matius 21:22) “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” (Amsal, 23:18) Keberhasilan yang didapat selalu ada campur tangan Tuhan didalamnya. (Ignatia Wiwik Ambarwati) Selalu libatkan tuhan dalam setiap usaha dan percayalah mukjizat tuhan nyata. (Ignatia Wiwik Ambarwati). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 12 Juni 2017 Penulis. Ignatia Wiwik Ambarwati. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama. : Ignatia Wiwik Ambarwati. Nomor Mahasiswa. : 131224043. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :. PEMBELAJARAN UNSUR INTRINSIK CERPEN “DOKTER” KARYA PUTU WIJAYA DENGAN METODE INKUIRI UNTUK SISWA KELAS XII SEMESTER I SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 12 Juni 2017 Yang menyatakan. Ignatia Wiwik Ambarwati. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Ambarwati, Ignatia Wiwik. 2017. Pembelajaran Unsur Intrinsik Cerpen “Dokter” Karya Putu Wijaya dengan Metode Inkuiri untuk Siswa Kelas XII Semester 1 SMA Pangudi Luhur Sedayu. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Metode inkuiri merupakan metode yang dapat meningkatkan pemahaman pembelajaran sastra khususnya membaca cerpen. Metode ini merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan pembelajaran unsur intrinsik cerpen Dokter karya Putu Wijaya dengan metode inkuiri untuk siswa SMA kelas XII semester I. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dan penelitian pengembangan. Data penelitian berupa kutipan kalimat yang menggambarkan unsur intrinsik cerpen. Sumber data dalam penelitian ini adalah cerpen Dokter karya Putu Wijaya dan guru bahasa Indonesia SMA Pangudi Luhur Sedayu. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik simak dan teknik catat. Dalam penelitian ini instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Peneliti menerapkan langkah-langkah metode inkuiri yang digunakan dalam pembelajaran unsur intrinsik cerpen Dokter karya Putu Wijaya yang terdiri dari (1) orientasi, (2) merumuskan masalah, (3) merumuskan hipotesis, (4) mengumpulkan data, (5) menguji hipotesis, dan (6) merumuskan kesimpulan. Hasil analisis unsur intrinsik cerpen meliputi tokoh, alur, latar, sudut pandang, tema, amanat, dan gaya berbahasa. Tokoh utama dalam cerpen tersebut adalah Dokter John Manansang dan tokoh tambahan adalah dukun, anak kepala suku, pegawai pukesmas, dan keluarga pasien. Alur dalam cerpen ini merupakan alur maju. Latar yang digunakan dalam cerpen ini meliputi tiga unsur, yaitu: latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. Tema yang terkandung dalam cerpen adalah kemiskinan. Amanat yang disampaikan adalah hargailah orang lain, dan jangan mudah percaya kepada hal-hal yang tidak masuk akal yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Gaya berbahasa yang digunakan pengarang mudah dimengerti oleh pembaca karena menggunakan bahasa Indonesia dan tidak menggunakan bahasa dari daerah tertentu. Sudut pandang yang digunakan yaitu sudut pandang orang pertama. Implementasi dari penelitian ini adalah tersusunnya produk silabus dan RPP untuk pembelajaran sastra SMA kelas XII semester 1. Untuk mengetahui tingkat kelayakan produk silabus dan RPP dilakukan evaluasi oleh guru bahasa Indonesia SMA Pangudi Luhur Sedayu. Penilaian tingkat kelayakan produk pengembangan silabus memiliki presentase 82,5% (baik), dan untuk tingkat penilaian produk RPP memiliki tingkat kelayakan sebesar 80% (baik). Dari hasil penilaian tersebut dapat disimpulkan produk tersebut layak sebagai perencanaan pembelajaran sastra. Kata kunci: Metode Inkuiri, Cerpen, Pembelajaran Sastra di SMA.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Ambarwati, Ignatia Wiwik. 2017. Learning of Short Story Intrinsic Element “Dokter” Written by Putu Wijaya with Inquiry Method for Grade XII Students Semester 1 at SMA Pangudi Luhur Sedayu. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Langguage Literature Education Studies Program, Faculty of Teachers and Education, Sanata Dharma University. Inquiry method is a method that could improve understanding of literary learning especially reading short stories. This method is a form of learningoriented approach to students. The purpose of this research is to describe the application of Learning of Short Story Intrinsic Element “Dokter” by Putu Wijaya with inquiry method for high school students Grade XII semester 1. This research types are literature research and development research. The data of this research are sentence quotes which describe Intrinsic element of short story. The data resource of this research is Short Story “Dokter” by Putu Wijaya and Indonesian Language Teacher at SMA Pangudi Luhur Sedayu. The data collection techniques of this reaserch are listening and writing. The research instrument is researcher. Researcher apply the step used in the inkuiry method learning character and characterization of the short story “Dokter” writte by Putu Wijaya were: (1) orientation, (2) formulating the problem, (3) formulating the hypothesis, (4) collecting data, (5) testing the hypothesis, and (6) formulating the conclusion. The result of intrinsic element analysis of short story include character, plot, background, viewpoints, theme, mandate, and style of language. The main character in the short story is Doctor John Manansang and additional characters are shamans, chieftains, public health center officials, and patient families. The storyline in this story is a forward plot. The background used in this short story includes three elements, namely: place background, time background, and atmosphere background. The theme in this short story is poomess. The mandate conveyed is to honor others, and do not easily believe in the unseen things that can not be proven. The language style used by the author is easy to understand by the reader because it uses the Indonesian language and does not use the language of a particular area. The viewpoint used is the viewpoint of the first person. Implementation of this research is to have syllabus product and lesson plans for learning of high school literature Grade XII semester 1. The feasibility level of syllabus product and lesson plan was evaluated by Indonesian language teacher at SMA Pangudi Luhur Sedayu. Assessment of the feasibility level of the syllabus development product has 82.5% percentage (good), and for the rating level of the lesson plan product has feasibility level of 80% (good). The research produces a conclusion that the product is feasible as a literature learning planning.. Keywords: Inquiry Method, Short Story, Literature Learning in High School.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha Kuasa atas berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembelajaran Unsur Intrinsik cerpen “ Dokter” Karya Putu Wijaya dengan Metode Inkuiri untuk Siswa Kelas XII Semester I SMA Pangudi Luhur Sedayu”. Berkat dukungan dari banyak pihak, maka skripsi ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma. 2. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku ketua Program Studi PBSI yang telah memberikan dukungan, dan nasihat kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku wakil ketua Program Studi PBSI yang telah memberikan dukungan dan nasihat kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Drs. B. Rahmanto, M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar telah membimbing, mengarahkan, dan memberi masukan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar telah membimbing, mengarahkan, dan memberi masukan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Drs. P. Hariyanto, M.Pd., selaku dosen trianggulator I dan dosen tamu yang telah memberikan penilaian, komentar, dan saran untuk memperbaiki hasil analisis unsur intrinsik cerpen yang peneliti kerjakan. 7. Septina Krismawati, S.S, M.Hum., selaku dosen trianggulator II yang telah memberikan penilaian, komentar, dan saran untuk memperbaiki hasil analisis unsur intrinsik cerpen yang peneliti kerjakan. 8. Segenap dosen PBSI Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik peneliti dalam mendalami ilmu bahasa dan sastra Indonesia sebagai bekal dalam dunia kerja.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. Robertus Marsidiq, selaku staff sekretariat PBSI Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan informasi berkaitan dengan penyelesaian skripsi penulis. 10. Christiana Sri Purwaningsih., selaku guru Bahasa Indonesia SMA Pangudi Luhur Sedayu yang telah memberikan penilaian, komentar, dan saran untuk memperbaiki silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 11. Segenap keluarga besar SMA Pangudi Luhur yang telah memberikan izin dan memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi penulis. 12. Kedua orang tua penulis Yohanes Sahir Hadi Susanto dan Maria Magdalena Suparyanti. yang. selau. mendoakan. telah. memberikan. peneliti. sehingga. skripsi. dapat. bantuan. dalam. terselesaikan. 13. Darmiyono. yang. dukungan. dan. menyelesaikan skripsi penulis. 14. Mikhael Lilik Haryana yang telah memberikan dukungan, semangat, dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi penulis. 15. Bernadette Vega Isti Paila yang telah memberikan semangat, dukungan, doa, masukan, dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi penulis. 16. Wahyu Apriliani yang telah memberikan semangat, masukan, dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi penulis. 17. Eliviana Sinta Saputri yang telah memberikan semangat, masukan, dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi penulis. 18. Seluruh teman seangkatan PBSI 2013 kelas A dan B yang selaku memberi dukungan dan doa dalam menyelesaikan skripsi penulis. 19. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan serta doa dalam menyelesaikan skripsi penulis.. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Dalam hal ini, penulis menyadari bahwa sekripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala kritikan dan masukan sangat diharapkan. Semoga skripsi peneliti dapat memberikan manfaat bagi membaca dan peneliti dalam bidang akademis. Yogyakarta, 12 Juni 2017. Ignatia Wiwik Ambarwati. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................. i. PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ ii. HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ iv. MOTO………………………. .................................................................... v. HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................. vi. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................. vii. ABSTRAK .................................................................................................. viii. ABSTRACK ................................................................................................. ix. KATA PENGANTAR ................................................................................ x. DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii. BAB I. BAB II. PENDAHULUAN ..................................................................... 1. A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1. B. Rumusan Masalah ................................................................. 6. C. Tujuan Penelitian .................................................................. 6. D. Manfaat Penelitian ................................................................ 6. E. Batasan Istilah ........................................................................ 8. F. Sistematika Penyajian ............................................................ 12. LANDASAN TEORI ................................................................ 14. A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ....................................... 14. B. Kajian Teori .......................................................................... 16. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. Pengertian Cerita Pendek....................................... ........ 16. 2. Ciri-ciri Cerita Pendek.......................................... ......... 18. 3. Unsur-unsur Cerita Pendek ............................................ 19. 4. Tokoh dan Penokohan .................................................... 20. 5. Alur ................................................................................ 23. 6. Tema............................................................................... 26. 7. Latar....................................... ........................................ 28. 8. Sudut Pandang................................................................ 29. 9. Amanat ........................................................................... 31. 10. Gaya Bahasa ................................................................... 31. 11. Konsep Pembelajaran Inkuiri ......................................... 32. 12. Metode Inkuiri ................................................................ 32. 13. Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri........................................ 33. 14. Prinsip Pembelajaran Inkuiri........................................... 34. 15. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri .... 35. C. Pengajaran Sastra di SMA ..................................................... 39. 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)........................................ ................................... 40. 2. Silabus.......................................... .................................. 41. 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .............................. 45. 4. Standar Kompetensi (SK)dan Kompetensi Dasar (KD)........................................ ....................................... 47. D. Kerangka Berfikir................................................................. 49. BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 51. A. Jenis Penelitian....................................................................... 51. B. Subjek Penelitian ................................................................... 51. C. Data dan Sumber Data ........................................................... 52. D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 52. E. Instrumen penelitian ............................................................... 53. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. F. Teknik Analisis Data .............................................................. 63. G. Trianggulasi............................................................. .............. 65. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 66. A. Deskripsi Data ........................................................................ 66. B. Pembahasan Langkah-langkah Metode Inkuiri untuk Menentukan Unsur Intrinsik ........................................ 67. 1. Orientasi............................................................ ................ 67. 2. Merumuskan Masalah........................................................ 69. 3. Merumuskan Hipotesis..................................................... 70. 4. Mengumpulkan Data..................................................... .... 70. a. Analisis dan Pembahasan Alur...................................... 71. b. Analisis dan Pembahasan Tokoh.................................. 88. c. Analisis dan Pembahasan Latar...................................... 102. d. Analisis dan Pembahasan Sudut Pandang....................... 105. e. Analisis dan Pembahasan Bahasa.................................. 106. f. Analisis dan Pembahasan Tema..................................... 107. g. Analisis dan Pembahasan Amanat................................. 108. 5. Menguji Hipotesis..................................................... ........ 109. 6. Merumuskan Kesimpulan.................................................. 110. C. Langkah-langkah Praktis Metode Inkuiri .............................. 112. D. Pembelajaran Unsur Intrinsik Cerpen dalam Pembelajaran Sastra ............................................................... 114. E. Implementasi Pembelajaran Unsur Intrinsik Cerpen Dokter Karya Putu Wijaya ........................................ 115. 1. Silabus............................................................ ................... 115. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................. 118. F. Analisis Produk Silabus dan RPP .......................................... 119. BAB V PENUTUP .................................................................................... 120. A. Kesimpulan ............................................................................ 120. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. B. Implikasi................................................................................. 124. C. Saran....................................................................................... 124. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 125. LAMPIRAN ................................................................................................ 128. BIODATA............................................................ ....................................... 195. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DARTAR TABEL. Tabel 1.1 Kisi-kisi Penilaian Silabus ....................................... ................... 54. Tabel 1.2 Rubrik Penilaian Silabus ....................................... ...................... 54. Tabel 1.1 Kisi-kisi Penilaian RPP ....................................... ........................ 58. Tabel 1.1 Rubrik Penilaian RPP................................................................... 58. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DARTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Silabus ....................................... .............................................. 128. Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............................. 130. Lampiran 3 Teks Cerpen Dokter Karya Putu Wijaya ................................. 146. Lampiran 4 Trianggulasi.......................................... .................................... 156. Lampiran 5 Penilaian Silabus dan RPP ....................................................... 194. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, kompetensi membaca cerpen merupakan materi yang wajib dipelajari oleh peserta didik, khususnya pada jenjang SMA. Materi ini termasuk salah satu komponen keterampilan berbahasa. Membaca cerpen adalah materi pelajaran siswa kelas XII semester I yaitu pada Kompetensi Dasar 7.2 Menjelaskan unsur-unsur intrinsik cerpen. Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut peserta didik harus menguasai empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Di. dalam. suatu. pembelajaran. guru. harus. benar-benar. memperhatikan metode mengajar yang akan ia pergunakan. Hal ini sering menimbulkan kesulitan karena guru sudah terbiasa dengan semacam metode tertentu dan terkesan membosankan, sehingga siswa tidak dapat menangkap materi yang diajarkan. Padahal kurikulum atau silabus yang terbaik dan sempurna pun tidak akan ada manfaatnya bila tidak dihidupkan oleh metode pengajaran yang tepat. Guru yang sudah terbiasa dengan semacam metode sudah jatuh ke dalam kebiasaan rutin yang dianggap biasa saja. Hal ini dapat menimbulkan kerugian bagi murid. Mengajar bukan hanya asal menyampaikan bahan pelajaran kepada murid, melainkan terletak pada bagaimana suatu bahan pelajaran disajikan kepada murid. Metode yang diperlukan sangat mempengaruhi keberhasilan belajar 1.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. siswa. Pemilihan metode yang tepat dapat menentukan keberhasilan mencapaian pembelajaran sastra oleh peserta didik. Permasalahan yang sering terjadi di dunia pendidikan saat ini adalah kurangnya minat baca dan minimnya rasa ingin tahu terhadap informasi. Akibatnya, jika siswa diberi pertanyaan terkait materi yang belum pernah mereka tahu, mereka cenderung diam tidak ada inisiatif untuk mencari jawaban. Mereka cenderung diam dan hanya menunggu guru memberikan jawaban. Padahal dalam proses pembelajaran saat ini siswa dituntut untuk aktif dan guru hanya sebagai fasilitator. Siswa diharapkan mampu berfikir kritis dan mampu menemukan sendiri terkait materi yang diberikan. Dalam penelitian ini, peneliti memilih metode pembelajaran berbasis. inkuiri.. Metodologi. inkuiri. adalah. rangkaian. kegiatan. pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2012: 195). Dengan metode ini diharapkan peserta didik mampu terlibat aktif dalam suatu proses pembelajaran, dan mampu menjawab setiap permasalahan yang timbul dalam suatu proses pembelajaran. Selain itu, dengan menggunakan metode inkuiri diharapkan siswa mengalami peningkatan membaca cerpen. Dalam dunia pendidikan, cerpen adalah salah satu karya sastra yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran oleh guru. Cerpen juga dapat menjadi sarana untuk memperkaya pengetahuan dan bacaan siswa..

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Siswa memilih cerpen karena salah satu cerita fiksi yang menarik, singkat dan bahasanya mudah dipahami. Dapat digunakan sebagai hiburan maupun pelajaran. Menurut Sumardjo dan Saini (1994: 37), cerpen merupakan cerita yang berbentuk prosa fiksi yang relatif pendek, tidak sepanjang novel, panjangnya hanya tiga sampai empat halaman, dapat selesai dibaca dalam waktu setengah sampai dua jam, namun mengandung makna yang dalam, bersifat rekaan dan bersifat naratif atau penceritaan, sedangkan menurut Mochtar (melalui Rampan, 2009: 1), cerpen adalah cerita yang bisa sekali baca, dua kali baca, atau tiga kali baca dengan jumlah perkataan berkisar 500-30.000 kata. Sebuah cerpen haruslah mengandung unsur-unsur: (1) interpretasi pengarang tentang konsepsinya mengenai penghidupan, (2) harus menimbulkan suatu empasan dalam pikiran pembaca, (3) harus menimbulkan perasaan pada pembaca merasa terbawa jalan cerita, cerpen pertama-tama menarik perasaan dan baru kemudian menarik pikiran, (4) mengandung perincian dan insiden-insiden yang dipilih dengan sengaja serta bisa menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran pembaca. Dalam hal ini peneliti hanya berfokus pada unsur intrinsik yaitu menganalisis alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, tema dan amanat dalam cerita pendek Dokter karya Putu Wijaya. Keunggulan Cerpen Dokter karya Putu Wijaya yaitu ceritanya menarik, inspiratif, dan memiliki unsur pendidikan yang penuh dengan nilai-nilai moral yang sangat baik untuk para siswa. Bahasa yang.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. digunakan sederhana dan mudah dipahami sehingga cocok untuk kalangan remaja. Cerpen Dokter merupakan salah satu karya Putu Wijaya yang dimuat dalam kumpulan cerpen terbaik. Cerpen ini pernah dibawakan dalam Anugrah FTI Award 2007 oleh Putu Wijaya. Putu Wijaya adalah seorang pengarang yang terkenal yang telah dua kali meraih piala Citra di festival film Indonesia. Ia merupakan anak bungsu dari lima bersaudara seayah dari tiga bersaudara seibu. Semula, ayahnya mengharapkan Putu menjadi dokter. Namun, Putu lemah dalam ilmu pasti. Ia akrab dengan sejarah, bahasa, dan ilmu bumi. Hingga saat ini tulisannya sudah mencapai kurang lebih 30 Novel, 40 naskah drama, seribu cerpen, ratusan esei, artikel lepas, dan kritik drama. Puluhan penghargaan ia raih atas karya sastra dan skenario sinetron. Cerita pendek karangannya kerap mengisi kolom Harian Kompas dan Sinar Harapan. Salah satunya yaitu cerpen Dokter. Cerpen berjudul Dokter karya Putu Wijaya ini menceritakan mengenai seorang dokter yang bernama John Manansan. Pada suatu malam, ada seorang pasien yang datang dan memaksa John untuk menyembuhkan penyakit yang katanya ada seekor ular di dalam perutnya. Setiba di rumah sakit orang tersebut sebenarnya sudah meninggal, tetapi pasien tetap memaksa untuk mengeluarkan ular dari dalam tubuh. Sebelum di bawa ke rumah sakit masyarakat pedalaman memang lebih percaya pada dukun. John Manansan adalah seseorang yang mempunyai semangat tinggi menyembuhkan orang sakit. Tidak pernah putus asa, sabar dan.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. bersedia mengorbankan uang yang dimilikinya untuk para pasien. Meskipun sering dihina oleh pasien, tetapi ia selalu menjalankan tugasnya dengan baik. Ketertarikan peneliti terhadap cerpen ini adalah cerpen ini mengingatkan saya pada perjuangan, keteguhan dan ketidakputusasaan menolong sesama meskipun harus mengorbankan diri sendiri. Apapun profesi kita, semua itu tidak dapat diraih dengan cara instan, tapi kita harus berjuang dan pantang. menyerah. Profesi yang kita miliki pastinya. memiliki risiko, tergantung bagaimana kita menyikapinnya. Cerpen ini juga mengingatkan kita tentang keiklasan menghadapi suatu masalah. Kita harus pintar-pintar mencari solusi dan tidak boleh gegabah dalam mengambil keputusan. Peneliti memilih metode inkuiri agar dapat mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis, kritis dan mampu mengajak peserta didik untuk dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Alasan peneliti memilih sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu, karena sekolah ini memiliki akreditas A dan dekat dengan tempat tinggal peneliti, sehingga dapat menghemat waktu dan biaya. Seiring perkembangan jaman, kini SMA Pangudi Luhur sudah mengalami banyak kemajuan pesat terutama dari segi fasilitas dan perkembangan sumber daya manusia..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan diteliti adalah bagaimana penerapan pembelajaran unsur intrinsik cerpen Dokter karya Putu Wijaya dengan metode inkuiri untuk siswa SMA kelas XII semester I SMA Pangudi Luhur Sedayu?. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang akan dicapai. dalam. penelitian. ini. adalah. mendeskripsikan. penerapan. pembelajaran unsur intrinsik cerpen Dokter karya Putu Wijaya dengan metode inkuiri untuk siswa SMA kelas XII semester I SMA Pangudi Luhur Sedayu.. D. Manfaat Penelitian Berbagai penelitian telah dilakukan oleh orang yang menggemari ranah sastra. Seberapapun hasil penelitiannya, telah memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi peminat dan pemerhati karya sastra. Demikian juga dalam penelitian ini manfaat penelitian digolongkan menjadi dua, yaitu manfaat praktis dan manfaat teoritis. Manfaat penelitian tersebut dinyatakan sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pembelajaran sastra dan pendidikan yaitu penerapan metode inkuiri,.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. serta dapat merangsang siswa supaya aktif dalam setiap pembelajaran terutama dalam pembelajaran sastra. 2. Manfaat praktis Secara praktis peneliti memaparkan tiga manfaat dari penelitian ini. Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Bagi guru Memberikan referensi karya sastra yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran di SMA dan memberikan sumbangan pengetahuan yang berhubungan dengan metode inkuiri untuk pengajaran sastra di SMA.. b. Bagi peneliti sendiri Menambah. pemahaman. terhadap. strategi. pembelajaran. dengan. menerapkan metode inkuiri dalam pembelajaran sastra di SMA.. c. Bagi siswa Membantu siswa memahami unsur intrinsik cerpen dengan metode inkuiri serta dapat merangsang siswa agar aktif dalam setiap pembelajaran terutama dalam pembelajaran sastra..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. E. Batasan Istilah Peneliti membatasi beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Batasan istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Pengajaran Sastra Pengajaran sastra merupakan pengajaran yang menyangkut seluruh aspek sastra, yang meliputi: Teori Sastra, Sejarah Sastra, Kritik Sastra, Sastra perbandingan, dan Apresiasi sastra (Ismawati, 2013: 1). 2. Cerpen Cerpen merupakan cerita yang berbentuk prosa fiksi yang relatif pendek, tidak sepanjang novel, panjangnya hanya tiga sampai empat halaman, dapat selesai dibaca dalam waktu setengah sampai dua jam, namun mengandung makna yang dalam, bersifat rekaan dan bersifat naratif atau penceritaan (Sumardjo dan Saini, 1994: 37). 3. Unsur intrinsik Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra itu sendiri (Nurgiyantoro, 2010: 23). 4. Alur Nurgiyantoro (2010: 111) mengatakan bahwa untuk menyebut plot, secara tradisional, orang juga sering menggunakan istilah alur atau jalan cerita, sedangkan dalam teori-teori yang berkembang lebih kemudian dikenal adanya istilah struktur, naratif, susunan, dan juga sujet..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. 5. Tokoh Menurut Sudjiman (melalui Budiantara dkk, 2008: 86) tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita. 6. Penokohan Menurut Jones (melalui Nurgiyantoro, 2010: 165) penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. 7. Tema Tema adalah sebuah cerita yang dapat dipahami sebagai sebuah makna, yang mengikat keseluruhan unsur cerita sehingga cerita itu hadir sebagai sebuah kesatuan yang padu (Nurgiyantoro, 2010: 80). 8. Latar Abrams (melalui Nurgiyantoro, 2010: 216) mendefinisikan latar sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinnya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. 9. Sudut Pandang Abram (melalui Nurgiyantoro, 2010: 248) mendefinisikan sudut pandang sebagai cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. 10. Amanat Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton (Wiyatmi, 2006: 49). 11. Bahasa Bahasa adalah sarana pengungkapan sastra (bahasa emotif dan bersifat konotatif) (Nurgiyantoro, 2010: 272-273). 12. Metode inkuiri Metodologi inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2012: 195). 13. Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang didalamnya berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok pembelajar, kegiatan pembelajar, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar (Hanafiah dan Suhana, 2009: 114). 14. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus (Hanafiah dan Suhana, 2009: 114). 15. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh tiap-tiap satuan pendidikan/ sekolah (Muslich, 2007: 10)..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. F.. Sistematika Penyajian Hasil penelitian ini dibagi menjadi lima bab. Bab I memaparkan. pendahuluan yang berisi uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II merupakan landasan teori. Dalam bagian ini akan diuraikan penelitian terdahulu yang relevan dan kajian teori yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini. Penelitian yang relevan berisi tentang penelitian-penelitian yang sejenis dengan topik ini. Kajian teori berisi uraian cerita pendek dan unsur-unsurnya, metode inkuiri, pengajaran sastra di SMA, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), silabus, RPP, SK, KD, dan kerangka berfikir. Bab III merupakan metodologi penelitian. Dalam bagian ini dipaparkan mengenai metode penelitian. Hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian meliputi jenis penelitian, subjek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, teknik analisis data, dan Trianggulasi. Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini menguraikan penelitian dan pembahasan. Pada bab ini terdiri dari deskripsi data, pembahasan langkah-langkah metode inkuiri untuk menentukan unsur intrinsik, langkah-langkah praktis penerapan metode inkuiri untuk menentukan unsur intrinsik cerpen Dokter karya Putu Wijaya, hasil analisis penilaian produk silabus dan RPP untuk siswa SMA.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. kelas XII semester 1. Semua hasil penelitian dan pembahasan akan dipaparkan secara terperinci pada bagian ini. Bab V merupakan penutup. Bab ini menguraikan kesimpulan, implikasi dan saran-saran yang bermanfaat bagi pihak yang terkait dengan penelitian ini. Pada bagian ini juga memaparkan kesimpulan hasil penelitian..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. A.. Penelitian Terdahulu yang Relevan Dalam penelitian penerapan pembelajaran unsur intrinsik cerpen Dokter. karya Putu Wijaya dengan metode inkuiri untuk siswa SMA kelas XII semester I, peneliti menemukan dua penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Pertama penelitian yang dilakukan oleh Theresia Rita Listiani dengan judul unsur Intrinsik Cerpen ‘Tuhan Pawang Hujan’ dan ‘Pertarungan yang Remis’ karya A.S Laksana dan Implementasinya Dalam Bentuk Silabus dan RPP untuk Siswa Kelas XII Semester 1 diteliti Listiani Rita, Universitas Sanata Dharma (2006). Tujuan dari penelitian yang dilakukan Theresia Rita Listiani adalah mendeskripsikan hasil analisis struktur cerpen „Tuhan Pawang Hujan‟ dan „Pertarungan yang Remis‟ karya A.S Laksana ditinjau dari tokoh, latar, alur, tema, amanat, bahasa, sudut pandang, hubungan antar unsur tersebut dan mendeskripsikan implementasi unsur intrinsik cerpen „Tuhan Pawang Hujan‟ dan „Pertarungan yang Remis‟ karya A.S Laksana dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran sastra untuk siswa SMA Kelas XII semester 1. Hasil penelitian memaparkan beberapa tokoh yang ada dalam cerpen „Tuhan Pawang hujan‟ dan „Pertarungan yang Remis‟ yaitu alit, gadis cantik, pawang tua dan duda tua. Latar tempat terjadi di sebuah markas, di pintu kamar, di rumah pawang tua, di tempat tidur, di atas panggung, di sungai keruh, dan di hulu sungai. Latar waktu terjadi pada pagi hari, sore hari, dan malam hari. Cerpen tersebut beralur maju. Tema dari cerpen. 14.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. tersebut adalah jangan dengan mudah mengambil keputusan jalan hidup. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Menggunakan sudut pandang orang pertama “aku”. Adapun perbedaan penelitian Theresia Rita Listiani dengan penelitian ini yaitu tujuan dari penelitian Theresia Rita Lisiani adalah mendeskripsikan unsur intrinsik cerpen untuk SMA kelas XII semester 1 sedangkan peneliti mendeskripsikan penerapan pembelajaran unsur intrinsik cerpen Dokter karya Putu Wijaya dengan metode inkuiri untuk siswa SMA kelas XII semester I. Kedua Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Alur dan Tokoh Novel ‘Hilangnya Halaman Rumahku’ Karya Gregorius Subana untuk Pembelajaran Sastra Di SMA Kelas XI Semester 1 diteliti Sudarsono Ngaga, Universitas Sanata Dharma (2015). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa metode inkuiri dapat digunakan dalam pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester 1. Dalam penelitian ini membahas pembelajaran alur dan tokoh menggunakan metode inkuiri.. Jenis. penelitian. menggunakan. penelitian. deskriptif. kualitatif,. menggunakan teknik baca dan catat. Subjek penelitiannya adalah novel Hilangnya Halaman Rumahku Karya Gregorius Subanar. Persamaan dari penelitian yang diteliti oleh Delsiana Yos Sudarsono Ngaga dengan peneliti adalah sama-sama meneliti menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran sastra untuk SMA. Adapun perbedaannya adalah terletak pada topik dan subjek yang digunakan dalam penelitian. Ngaga menggunakan pembelajaran sastra untuk mencari alur, tokoh, dan penokohan dalam novel,.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. subjeknya adalah novel, sedangkan penelitian peneliti subjeknya adalah cerpen Dokter karya Putu Wijaya untuk menentukan unsur intrinsik. B. Kajian Teori 1. Pengetian Cerita Pendek Menurut Edgan (melalui Nurgiyantoro 2010: 10), cerpen adalah sebuah cerita yang sekali dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam. Suatu hal yang kirannya tidak mungkin dilakukan untuk membaca sebuah novel. Menurut Mochtar (melalui Rampan 2009: 12), cerpen adalah cerita yang bisa sekali baca, dua kali baca, atau tiga kali baca dengan jumlah perkataan berkisar 500-30.000 kata. Sebuah cerpen haruslah mengandung unsur-unsur: (a) interpretasi pengarang tentang konsepsinya mengenai penghidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung, (b) harus menimbulkan suatu empasan dalam pikiran pembaca, (c) harus menimbulkan perasaan kepada pembaca. Merasa terbawa jalan cerita, (d) mengandung perincian dan insiden-insiden yang dipilih dengan sengaja serta bisa menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran pembaca. Dengan singkat dapat dikatakan, syarat sebuah cerpen ialah terdapat sebuah insiden yang menguasai jalan cerita, ada seorang pelaku utama, jalan ceritanya padat, dan harus tercipta satu efek atau kesan yang mendalam pada pembaca. Menurut A. Bakar Hamid (melalui Rampan 2009: 2), ada empat dasar penentuan yang harus dipenuhi. 1) Dilihat dari kualitas kata-kata dan halaman yang digunakan untuk satu cerpen. Ukuran yang lebih longgar dikatakan, cerpen ialah yang bisa habis dibaca dalam sekali duduk atau habis dibaca sambil minum teh. Akan tetapi ukuran.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. ini sangat labil, A. Bakar Hamid lebih setuju. ukuran dengan jumlah. perkataan, sehingga yang disebut cerpen berkisar 500-20.000 perkata. 2) Dilihat dari plotnya. Sebuah cerpen biasannya hanya punya satu plot dasar, tidak menggunakan plot samping atau anak plot, sehingga tidak terjadi degresi plot. 3) Dilihat dari perwatakannya. Pada cerpen tidak mungkin terdapat banyak watak. Biasannya, dalam cerpen hanya terdapat satu watak atau dua watak saja. Perkembangan. watak sukar dilakukan, Karena yang dilukiskan dan. muncul dalam cerpen hanya salah satu saja dalam kehidupan tokoh, atau salah satu momen dari kejadian yang menimpa kehidupan tokoh. Tak mungkin cerpen menceritakan dan melukiskan watak tokoh dari lahir hingga meninggal dunia. Biasanya dilukiskan mungkin hanya saat si tokoh bersanding dipelaminan, saaat di ditabrak mobil, atau ketika sedang berpidato diatas podium dalam suatu rapat raksasa menghadapi pemilu atau pilkada. 4) Dilihat dari kesannya. Kesan sebuah cerpen haruslah satu. Hal ini disebabkan temannya tidak luas dan plotnya tidak bercabang-cabang. Dari kesan yang satu itulah pembaca mencari dan menemukan pesannya. Hal yang membedakan antara cerpen dan cerita fiksi yang lain menurut Nurgiyantoro (2010: 12-16), adalah penampilan intensitas dan unsur intrinsik. Dalam hal penokohan, tokoh-tokoh dalam cerpen lebih terbatas, baik yang menyangkut jumlah maupun data-data jati diri tokoh, khususnya yang berkaitan dengan perwatakan sehingga pembaca harus merekonstruksi sendiri gambaran yang lengkap terhadap tokoh itu. Dalam hal latar, cerpen tidak memerlukan detil-.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. detil khusus tentang keadaan latar, misalnya yang menyangkut keadaan dan sosial. Cerpen hanya memerlukan pelukisan secara garis besar saja, asal telah mampu memberikan suatu tertentu yang dimaksudkan. Dalam hal plot, plot cerita pada umumnya tunggal, hanya teridiri dari satu urutan peristiwa yang diikuti sampai peristiwa berakhir. Urutan peristiwa dapat dimulai dari mana saja, misalnya dari konflik yang telah meningkat, tidak harus bermula dari latar. Dalam hal tema, karena ceritannya pendek, cerpen hanya berisi satu tema. Hal itu berkaitan dengan keadaan plot yang juga tunggal dan pelaku yang terbatas. Dalam hal kepaduan cerpen yang baik haruslah memenuhi kriteria kepaduan, itu artinya segala sesuatu yang diceritakan bersifat dan berfungsi mendukung tema utama. Penampilan berbagai peristiwa yang saling menyusul dan berbentuk plot, walaupun tidak bersifat kronologis namun harus tetap berkaitan dengan logika. Jadi menurut peneliti secara umum cerpen adalah cerita fiksi yang menggambarkan peristiwa yang dialami tokoh dan panjangnya relatif pendek, hanya ada satu peristiwa, dan hanya menimbulkan satu efek bagi pembaca. 2. Ciri-ciri Cerita Pendek Menurut Tarigan (2008: 180-181), ia dapat menarik kesimpulan bahwa ciri-ciri khas sebuah cerita pendek adalah sebagai berikut yang dikutipnya dari beberapa pendapat ahli. a). Ciri-ciri utama cerita pendek adalah : singkat, padu, dan intensif (brevity, vunity, and intensity).. b). Unsur-unsur utama cerita pendek adalah: adegan, tokoh, dan gerak (scene, character, and action)..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. c). Bahasa yang digunakan tajam, sugestif, dan menarik perhatian (incisive, suggestive, dan alert).. d). Cerita bisa mengandung interprestasi pengarang tentang konsepsinya mengenai kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung.. e). Bisa menimbulkan suatu efek dalam pikiran pembaca.. f). Bisa menimbulkan perasaan pada pembaca bahwa jalan cerita yang pertama menarik perasaan dan baru kemudian menarik pikiran.. g). Mengandung detail-detail dan insiden-insiden yang dipilih dengan sengaja, dan yang bisa menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dalam pikian pembaca.. h). Mempunyai seorang pelaku utama.. i). Bergantung pada (satu) situasi.. j). Bisa memberi impresi tunggal.. k). Jumlah kata biasanya di bawah 10.000 kata, tidak lebih dari 10.000 kata (atau kira-kira 33 halaman kuarto spasi rangkap).. 3. Unsur Intrinsik Cerita Pendek Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri (Nurgiyantoro, 2010: 23). Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Menurut Nurgiyantoro unsur intrinsik terdiri dari tokoh, alur, latar, tema, bahasa, dan amanat atau moral. Unsur-unsur yang akan.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. diteliti dalam penelitian ini adalah unsur intrinsik yang ada dalam cerpen Dokter karya Putu Wijaya. a) Tokoh Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Menurut Sudjiman (melalui Budianta, dkk 2008: 86), jenis tokoh menurut peranannya terdiri dari tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaanya dalam novel yang bersangkutan (Nurgiyantoro, 2010: 176-177). Ia merupakan tokoh yang banyak, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Bahkan dalam novel-novel tertentu, tokoh utama senantiasa hadir dalam setiap kejadian dan dapat ditemui dalam tiap halaman buku cerita yang bersangkutan. Karena tokoh utama paling banyak diceritakan dan selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh lain, ia sangat menentukan perkembangan plot secara keseluruhan. Ia selalu hadir sebagai pelaku, atau yang dikenai kejadian dan konflik, penting yang mempengaruhi perkembangan plot. Tokoh tambahan adalah tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita, dan itu pun dalam porsi penceritaan yang relatif pendek (Nurgiyantoro, 2010: 176-177). Pemunculan tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tidak dipentingkan, dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitan denga tokoh utama secara langsung ataupun tidak langsung. Jika dilihat dari fungsi penampilan tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh protagonis dan tokoh antagonis..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang salah satu jenisnya secara popular disebut hero. Tokoh yang merupakan pengejawantahan normanorma, nilai-nilai yang ideal bagi kita (Nurgiyantoro, 2010:178). Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan kita, harapanharapan kita, pembaca. Tokoh antagonis adalah tokoh yang melawan protagonis. Tokoh penyebab terjadinnya konflik disebut tokoh antagonis. Tokoh antagonis barangkali dapat disebut, beroposisi dengan tokoh protagonis, secara langsung ataupun tak langsung, bersifat fisik maupun batin (Nurgiyantoro, 2010: 178). Jadi, dari definisi di atas peneliti menyimpulkan tokoh adalah para pelaku yang ada dalam sebuah cerita dan mengalami peristiwa dalam sebuah cerita. b) Penokohan Menurut Jones (melalui Nurgiyantoro 2010: 165), Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penokohan dan karakterisasi-karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita. Menurut (Minderop 2011: 6-7), pelukisan atau penggambaran karakter (watak) tokoh, pada umumnya pengarang menggunakan dua cara yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung adalah metode yang dilakukan secara langsung oleh si pengarang. Metode ini mencakup: 1) Karakter melalui penggunaan nama tokoh. Nama tokoh dalam suatu karya sastra kerap kali digunakan untuk memberi ide atau menumbuhkan gagasan,.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. memperjelas serta mempertajam perwatakan tokoh. Pemberian nama pada tokoh bertujuan untuk melukiskan kualitas karakteristik yang membedakannya dengan tokoh yang lain. 2). Karakter memalui penampilan tokoh. Penampilan tokoh dapat dibentuk apa yang. dikenakan. dan. bagaimana. ekspresinya.. Metode. perwatakan. menggunakan penampilan tokoh memberi kebebasan pengarang untuk mengekspresikan persepsi dan sudut pandangnya. 3). Karakter melalui tuturan pengarang. Metode ini memberikan tempat yang luas dan bebas kepada pengarang atau narrator dalam menentukan kisahnya. Pengarang berkomentar tentang watak dan kepribadian para tokoh sehingga menembus ke dalam pikiran, perasaan, dan gejolak batin tokoh. Di samping itu, dalam metode ini pengarang tidak sekadar menggiring perhatian pembaca terhadap komentarnya tentang watak tokoh, tetapi juga mencoba membentuk persepsi pembaca tentang tokoh yang dikisahkannya.. Metode tidak langsung adalah metode yang lebih banyak dipilih penulis modern. Pada metode ini, pembaca harus memahami watak tokoh dengan melalui dialog dan action mereka (Minderop, 2011: 7-9). Metode tidak langsung terdiri: 1) Karakteristik melalui dialog. Karakteristik memalui dialog terdiri atas apa yang dikatakan penutur, jatidiri penutur, lokasi dan situasi percakapan, jatidiri tokoh yang dituju oleh penutur, kualitas mental para tokoh, nada suara, penekanan, dialeg, dan kosa kata. Melalui dialog yang dilakukan oleh tokoh, maka pembaca dapat menganalisis dan menarik kesimpulan berkaitan dengan penokohan/perwatakan tokoh yang dimaksud..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. 2). Lokasi dan situasi percakapan. Melalui lokasi percakapan, pengarang dapat menggambarkan suatu keadaan. Melalui situasi percakapan, pengarang dapat juga menggambarkan watak tokoh dalam suatu cerita. Lokasi dan situasi percapakan berperan penting agar pembaca memiliki gambaran cerita.. 3). Jati diri tokoh yang dituju oleh penutur. Penutur yang dimaksud adalah tokoh lain dalam cerita yang menyampaikan tuturan atau cerita mengenai tokoh tertentu yang berperan pula dalam cerita tersebut.. 4). Kualitas mental para tokoh. Kualitas mental para tokoh dapat diketahui ketika tokoh berbicara atau bercakap-cakap dengan tokoh lain melalui alunan dan aliran tuturan.. 5). Nada, suara, tekanan, dialek. Nada suara jika dieksperikan dengan baik secara eksplisit maupun implisit maka dapat memberikan gambaran kepada pembaca berkaitan dengan watak si tokoh. Penekanan suara memberikan gambaran tentang tokoh karena memperlihatkan keaslian watak tokoh. Misalnya pemarah, bijaksana, dan sabar. Penekanan suara juga dapat merefleksikan pendidikan, profesi dan dari kelas mana si tokoh berasal. Sedangkan dialek dan kosa kata dapat mengungkapkan pendidikan profesi dan status sosial si tokoh.. 6). Karakteristik melalui tindakan para tokoh. Tingkah laku di sini diartikan sebagai tindakan tokoh dalam cerita.. c) Alur Nurgiyantoro (2010: 111), mengatakan bahwa untuk menyebut plot, secara tradisional, orang juga sering menggunakan istilah alur atau jalan cerita,.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. sedangkan dalam teori-teori yang berkembang lebih kemudian dikenal adanya istilah struktur, naratif, susunan, dan juga sujet. Wiyatmi (2006: 36) alur atau plot adalah rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan hubungan kausalitas. Tahap memperoleh keutuhan sebuah plot cerita, Aristoteles mengemukakan bahwa sebuah plot haruslah terdiri dari tahap awal (beginning), tahap tengah (middle), dan tahap akhir (end). Struktur alur menurut Sudjiman (1992: 30) terdiri dari tiga tahap yaitu awal (paparan, rangsangan, gawatan), tengah (tikaian, rumitan, klimaks), akhir (leraian, slesaian). Berikut akan dikemukakan mengenai struktur alur menurut Sudjiman (1992: 30-36). 1) Awal a. Paparan Penyampai informasi kepada pembaca disebut paparan atau eksposisi. Paparan biasannya merupakan fungsi utama awal suatu cerita. Tentu saja bukan informasi selengkapnya. yang. diberikan,. melainkan. keterangan. sekadarnya. untuk. memudahkan pembaca mengikuti kisah selanjutnya (Sudjiman, 1992: 32). b. Rangsangan Rangsangan sering ditimbulkan oleh masuknya seorang tokoh baru yang berlaku sebagai katalisator. Rangsangan dapat pula ditimbulkan oleh hal lain, misalnya oleh datangnya berita yang merusak keadaan yang semula terasa laras. Tak ada patokan tentang panjangnya kapan disusun oleh rangsangan dan berapa lama sesudah itu sampai gawatan (Sudjiman, 1992: 33)..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. c. Gawatan Tidak ada patokan tentang panjang paparan, kapan disusul oleh rangsangan, dan berapa lama sesudah itu sampai pada gawatan (Sudjiman, 1992: 33). 2) Tengah a. Tikaian Tikaian adalah perselisihan yang timbul sebagai akibat adanya dua kekuatan yang bertentangan, satu diantarannya diwakili oleh manusia pribadi yang biasanya menjadi protagonis dalam cerita. Tikaian merupakan pertentangan antara dirinnya dengan kekuatan alam, dengan masyarakat, orang atau tokoh lain, atau pertentangan antara dua unsur dalam diri satu tokoh itu (Sudjiman, 1992: 34-35). b. Rumitan Rumintan merupakan perkenalan dari gejala mulai tikaian menuju ke klimaks cerita. Ini disebut rumitan (Sudjiman, 1992: 35). c. Klimaks Klimaks tercapai apabila rumitan mencapai puncak kehebatannya. Di dalam cerita rekaan rumitan sangat penting. Tanpa rumitan yang memadai tikaian akan lamban. Rumitan mempersiapkan pembaca untuk menerima seluruh dampak dari klimaks (Sudjiman, 1992: 35)..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. 3) Akhir a. Leraian Leraian adalah bagian struktur alur sesuai klimaks yang menunjukkan perkembangan ke peristiwa kearah selesai (Sudjiman, 1992: 35). b. Selesaian Selesaian adalah bagian akhir atau penutup cerita. Selesaian boleh jadi mengandung penyelesaian masalah yang melegakan (happy ending). Boleh juga mengandung penyelesaian masalah yang menyedihkan misalnya si tokoh bunuh diri. Boleh jadi juga pokok masalah tetap menggantung tanpa pemecahan. Jadi, cerita sampai pada selesaian tanpa menyelesaikan masalah, keadaan yang penuh ketidakpastian, ketidakjelasan, ataupun ketidakpastian (Sudjiman, 1992: 36). d) Tema Tema adalah sebuah cerita yang dapat dipahami sebagai sebuah makna, makna yang mengikat keseluruhan unsur cerita sehingga cerita itu hadir sebagai sebuah kesatuan yang padu (Nurgiyantoro, 2010: 80). Menurut Jakob Sumardjo (melalui Rampan 2009: 3), mendefinisikan tema adalah ide sebuah sebuah cerita. Tema yang baik adalah yang bersifat universal, tidak akan ditinggalkan oleh waktu, semua zaman dan masa bisa menerimannya, tidak bersifat momental atau temporer, sedangkan menurut Hartoko dan Rahmanto (melalui Nurgiyantoro 2010: 68), tema merupakan gagasan umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan. Untuk menemukan.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. tema sebuah karya fiksi, ia haruslah disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu cerita. Menurut sayuti (2000: 193), tema diklarifikasi menjadi lima jenis yaitu tema jasmaniah, tema moral, tema sosial, tam egoik, dan tema ketuhanan. (1) tema jasmaniah merupakan tema yang cenderung berkaitan dengan keadaan jasmani seorang manusia, (2) tema moral merupakan kelompok tema yang mencakup halhal yang berhubungan dengan moral manusia yang wujudnya tentang hubungan antar manusia, antar pria dan wanita, (3) tema sosial meliputi hal-hal yang berada di luar masalah pribadi, misalnya masalah politik, pendidikan, dan propaganda, (4) tema egoik adalah tema yang menyangkut reaksi-reaksi pribadi yang pada umumnya menentang pengaruh sosial, (5) tema ketuhanan merupakan tema yang berkaitan dengan kondisi dan situasi manusia sebagai makluk ciptaan Tuhan. Dalam upaya menentukan dan menafsirkan tema , terdapat sejumlah kriteria, yang sifatnya tentatif, yaitu (1) penafsiran tema hendaknya mempertimbangakan setiap detail cerita yang tampak terkedepankan (foregrounded), (2) penafsiran tema suatu karya fiksi hendaknya tidak bersifat bertentangan dengan tiap detail cerita, (3) penafsiran tema hendaknya tidak mendasarkan diri pada bukti-bukti yang tidak dinyatakan baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam karya fiksi yang bersangkutan, (4) penafsiran tema haruslah mendasarkan dari bukti yang secara langsung ada atau yang diisyaratkan dalam cerita. Berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa tema adalah gagasan utama atau ide yang ada dalam sebuah cerita..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. e) Latar Setting dalam fiksi bukan hanya sekadar background. Artinya, bukan hanya menunjukkan tempat kejadian dan kapan terjadinnya, tetapi setting atau latar erat hubungannya dengan tema, karakter, suasana dan unsur lainnya dalam cerpen, sehingga pengarang cerpen harus mampu menciptakan latar yang sinkronis dengan karakter tokoh dalam cerpennya. Pengarang harus konsisten dengan bangunan cerpen agar latar yang diciptakan tetap efektif untuk keseluruhan cerpen itu. Menurut A. Bakar Hamid tugas utama latar ialah memberi suasana kepada peristiwa dan manusia yang terdapat dalam sebuah cerita (Rampan, 2009: 7). Abrams via Nurgiyantoro (2009: 216), mendefinisikan latar sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinnya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Menurut Nurgiyantoro (2010: 227-234), latar dibedakan kedalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinnya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. Penggunaan latar tempat dengan nama-nama tertentu haruslah mencerminkan, atau paling tidak tak bertentangan dengan sifat dan keadaan geografis tempat yang bersangkutan. Latar waktu berbuhungan dengan masalah “kapan” terjadinnya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah kaya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasannya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikatakan dengan peristiwa sejarah. Latar sosial menyaran pada hal-hal yang.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap. Latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah, atau atas. Jadi, menurut peneliti latar adalah segala keterangan dan petunjuk yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana dalam cerita. f) Sudut Pandang Abram (melalui Nurgiyantoro 2010: 248), mendefinisikan sudut pandang sebagai cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritannya. Definisi yang hampir sama disampaikan oleh Booth (melalui Nurgiyantoro 2010: 249), ia mendefinisikan sudut pandang sebagai. teknik. yang. dipergunakan. pengarang. untuk. menemukan. dan. menyampaikan makna artistiknya, untuk dapat sampai dan berhubungan dengan pembaca. Menurut Nurgiyantoro (2010: 256-264), sudut pandang dibedakan menjadi tiga, yaitu sudut pandang persona ketiga “dia”, sudut pandang persona pertama “aku”, dan sudut pandang campuran. Dalam sudut pandang persona ketiga, pengarang menyebutkan sang tokoh dengan menyebut nama, atau kata ganti ia,.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita khususnya yang utama, kerap akan terus menerus disebut, dan sebagai variasi digunakan kata ganti. Hal ini akan mempermudah pembaca untuk mengenali siapa tokoh yang dibicarakan dan nama tokoh yang bertindak. Sudut pandang persona ketiga “dia” dapat dibedakan menjadi dua golongan berdasarkan tingkat kebebasan dan keterikatan pengarang terhadap bahan cerita. Dua golongan tersebut adalah “dia” mahatahu dan “dia” terbatas. Bersifat hamatahu jika pengarang, narrator, dapat bebas menceritakan segala sesuatu yang berhubungan dengan tokoh “dia”, ia bebas bergerak dari “dia” yang satu ke “dia” yang lain, sedangkan bersifat terbatas jika pengarang memiliki keterbatasan “pengertian” terhadap tokoh “dia” yang diceritakan. Dalam sudut pandang personal pertama, pengarang atau narrator adalah seseorang yang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si “aku” tokoh yang berkisah, mengisahkan dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa dan tindakan yang diketahui, didengar, dilihat, dan dirasakan, serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada pembaca. Sudut pandang persona pertama dapat dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan peran dan kedudukan si “aku” dalam cerita. “Aku” mungkin menduduki tokoh utama, jadi tokoh utama protagonis, atau berlaku sebagai saksi, sedangkan sudut pandang campuran yaitu sudut pandang di mana pengarang dalam mengisahkan tokoh dengan menggunakan sudut pandang persona ketiga “dia” dan sudut pandang person pertama “aku” secara bergantian. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulakan bahwa sudut pandang merupakan cara seorang pengarang dalam menggambarkan tokoh agar pembaca mengenali,.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. mengerti, dan memahami setiap tindakan yang dilakukan oleh tokoh yang diceritakan. g). Amanat Amanat sering disebut moral. Moral menurut Kenny (melalui Nurgiyantoro,. 2007: 231), biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, dapat diambil lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca. Jenis dan wujud pesan moral yang terdapat dalam karya sastra akan bergantung pada keyakinan, keinginan, dan interes yang bersangkutan. Ajaran moral ini dapat mencakup seluruh persoalan yang mencakup harkat dan martabat manusia. Persoalan hidup manusia ini dibedakan menjadi persoalan hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya (Nurgiyantoro, 2010: 323). Moral dalam sebuah cerita dapat dipahami sebagi suatu saran yang berkaitan dengan ajaran moral tertentu yang terkandung dalam cerita itu, atau sengaja dimaksudkan oleh pengarang untuk disampaikan kepada pembaca lewat cerita yang bersangkutan. Dalam hal ini sebagaimana halnya tema, moral pun dapat dipandang sebagai makna, makna yang dapat diperoleh pembaca yang mengandung unsur kemanfaatan bagi dirinya (Nurgiyantoro, 2010: 81). Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui cerita yang mengandung nilai moral, makna dan sangat bermanfaat bagi kehidupan pembaca..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. h) Bahasa Bahasa adalah cara pengungkapan seseorang yang khas bagi seseorang pengarang (Wiyatmi, 2006: 42). Menurut Abram (melalui Nurgiyantoro 2010: 276), bahasa disamakan dengan style yang merupakan cara pengucapan bahasa dalam prosa, atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan. Bahasa pada hakikatnya adalah pemilihan ungkapan kebahasaan yang dirasa dapat mewakili sesuatu yang akan diungkapkan. Teknik itu sendiri dilain pihak merupakan suatu bentuk pilihan, dan pilihan itu dapat dilihat pada bentuk ungkapan bahasa seperti yang diperguankan dalam sebuah karya (Nurgiyantoro, 2010: 277). Dari definisi tersebut, peneliti menyimpulkan bahasa adalah bahasa yang digunakan pengarang apakah mudah dipahami, kata-kata tidak berbelit-belit, mudah dimengerti oleh pembaca atau sebaliknya.. 4.. Metode Inkuiri. a. Konsep Pembelajaran Inkuiri Metode Inkuiri merupakan metode pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan pembelajaran untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis, sehingga pembelajaran dapat merumuskan sendiri sebagai penemuan atas berbagai persoalan dengan penuh percaya diri. Ada tiga sasaran utama yang hendak dicapai dalam pelaksanaan metode inkuiri, yaitu: (1) keterlibatan pembelajaran secara maksimal dalam keseluruhan proses belajar, (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. pada kompetensi yang hendak dicapai, (3) mengembangkan rasa percaya diri pada pembelajaran pada proses dan temuan yang mereka jalani dan hasilkan. Untuk itu suasana kelas yang terbuka hendaknya diciptakan sehingga pembelajar dapat mengemukakan berbagai pertanyaan yang berdiskusi dan leluasa, menurut Gulo (melalui Widharyanto, 2002: 83-84). Pembelajaran inkuiri menekankan pada proses mencari dan menemukan. Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan yang menekankan pada proses berfikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Sanjaya (2012: 195), mengatakan bahwa metode pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Metode pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Dikatakan demikian sebab, dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Dalam metode pembelajaran inkuiri siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Seluruh aktivitas ditekankan pada siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan jawaban dari permasalahan dalam proses pembelajaran. Guru bertugas mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran. b. Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri Menurut Hosnan (2014: 341) ciri-ciri pembelajaran inkuri meliputi. 1) Pembelajaran. inkuiri menekankan pada aktivitas peserta didik secara. maksimal untuk mencari dan menemukan..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. 2). Seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap rasa percaya diri (Self belief).. 3). Tujuan dari penggunaan pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.. c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Inkuiri Beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam dalam penerapan metode inkuiri menurut Hosnan (2014: 341). 1) Berorientasi pada pengembangan intelektual Tujuan utama dari pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berfikir. Dengan demikian, pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. 2) Prinsip interaksi Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan pendidik bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur interaksi itu sendiri. 3) Prinsip bertanya Peran pendidik sebagai penanya, kemampuan peserta didik untuk menjawab petanyaan pada dasarnya sudah bagian dari proses berfikir. 4) Proses belajar untuk berfikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, melainkan belajar adalah proses berfikir, yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. 5) Prinsip keterbukaan Tugas pendidik adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kebenaran dari hasik temuannya. d. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Sanjaya (2012: 199), berpendapat bahwa secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkahlangkah sebagai berikut: 1) Orientasi Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Langkah orientasi dalam pembelajaran inkuiri, guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan pada tahap orientasi adalah: a. Menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Contohnya: 1) Guru menyampaikan topik yang akan dipelajari yaitu mengenai unsur intrinsik cerpen. 2) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. 3) Menjelaskan pentingnya topi dan kegiatan belajar untuk memberikan motivasi terhadap siswa..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. b. Guru memberikan gambaran awal mengenai cerpen Dokter yang akan digunakan sebagai media pembelajaran. Contohnya: 1. Tanya jawab terkait isi cerpen Dokter karya Putu Wijaya.. 2) Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Melalui proses ini siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Teka-teki yang menjadi masalah dalam berinkuiri adalah teka-teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan. a. Siswa mengidentifikasi unsur intrinsik yang ada dalam cerpen Dokter karya Putu Wijaya. 3) Merumuskan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu ini lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak (berhipotesis) suatu permasalahan manakala individu dapat membuktikan tebakannya, ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong untuk berpikir lebih lanjut..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. a. Siswa diminta memberika jawaban sementara berdasarkan rumusan masalah yang sudah disusun.. 4) Mengumpulkan data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. a. Siswa diminta mengumpulkan data yang ditemukan terkait dengan unsur intrinsik dalam cerpen Dokter. 5) Menguji hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menentukan yang dianggap diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. a. Siswa diminta memberikan jawaban serta membuktikan jawaban tersebut berdasarkan data yang telah ditemukan dalam tahap pengumpulan data. 6). Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang. diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data yang relevan. a. Siswa diminta merumuskan kesimpulan berdasarkan hasil data yang mereka temukan..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. e. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri Metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan dalam suatu proses pembelajaran. Menurut Shoimin (2014: 86) ada empat kelebihan pembelajaran inkuiri yaitu: 1) Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara. seimbang sehingga. pembelajaran dengan strategi ini dianggap lebih bermakna. 2) Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. 3) Merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. 4) Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Disamping memiliki kelebihan, pembelajaran inkuiri juga memiliki memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut. 1) Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. 2) Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh siswa karena terbentuk dengan kebiasaan siswa dalam belajar. 3) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. 4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukam oleh kemampuan menguasai. materi. pelajaran,. strategi. ini. tampaknya. akan. siswa sulit. diimplementasikan. 4. Pengajaran Sastra di SMA Pengajaran sastra merupakan pengajaran yang menyangkut seluruh aspek sastra, yang meliputi: Teori Sastra, Sejarah Sastra, Kritik Sastra, Sastra perbandingan, dan Apresiasi sastra (Ismawati, 2013: 1). Menurut Rahmanto (1988: 15-16), mengatakan bahwa jika pengajaran sastra dilakukan dengan cara yang tepat, maka pengajaran sastra dapat memberikan sumbangan yang besar untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang cukup sulit untuk dipecahkan di dalam masyarakat. Pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat, yaitu: membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak. Oleh karena itu, pengajaran sastra harus dilakukan secara benar agar dapat meningkatkan kualitas budaya manusia. Dalam hal ini, faktor yang paling penting adalah pemilihan bahan ajar sastra dan kreativitas guru dalam melaksanakan pembelajaran. Masalah yang kita hadapi sekarang adalah menentukan bagaimana pengajaran sastra dapat memberikan sumbangan yang maksimal untuk pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputu empat manfaat, yaitu membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa,.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. dan menunjang pembentukan watak, yang paling penting untuk pengajaran di SMA sebagai berikut: a) Membantu Keterampilan Berbahasa Seperti kita ketahui ada empat keterampilan berbahasa: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Mengikutsertakan pengajaran sastra dalam kurikulum berarti akan membantu siswa berlatih keterampilan membaca, dan mungkin ditambah sedikit keterampilan menyimak, wicara dan menulis yang masingmasing erat hubungannya. Dalam pengajaran sastra, siswa dapat melatih keterampilan wicara dengan ikut berperan dalam suatu drama. Siswa dapat juga meningkatkan keterampilan membaca dengan membacakan puisi, atau prosa cerita. Karena sastra itu menarik, siswa dapat mendiskusikannya dan kemudian menuliskan hasil diskusinya sebagai latihan keterampilan menulis. b) Menunjang Pembentukan Watak Pengajaran sastra hendaknya mampu membina perasaan yang lebih tajam. Dibanding pelajaran-pelajaran lainnya, sastra mempunyai kemungkinan lebih banyak untuk mengantar kita mengenal seluruh rangkaian kemungkinan hidup manusia seperti misalnya: kebahagiaan, kebebasan, kesetiaan, kebanggaan diri, sampai pada kelemahan, kekalahan, keputusasaan, kebencian, perceraian dan kematian. Seseorang telah banyak mendalami berbagai karya sastra biasanya mempunyai perasaan yang lebih peka untuk menunjuk hal mana yang bernilai dan mana yang tak bernilai..

Gambar

Tabel 1.1 Kisi-kisi Penilaian Produk Silabus
Tabel 1.3 Kisi-kisi Penilaian Produk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran  (RPP)
Tabel kriteria produk pengembangan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai hasil belajar siswa menemukan unsur-unsur intrinsik cerpen “Bersiap Kecewa Bersedih Tanpa Kata-Kata” karya

Nilai didaktis yang bertalian dengan kejujuran yang terungkap dalam cerpen “Guru” karya Putu Wijaya adalah kejujuran pada diri sendiri dan kepada kedua orang