Adnan, G. 1995. Darnpak Pencemaran Air Permukaan dan Air Tanah pada Lingkungan, Bappedal, Jakarta.
Appelo, C.A.J and Postma, D. 1996. Geochemistry, groundwater andpollution. A.A. Balkema, Rotterdam.
Bouwer, Herman. 1978. Groundwater Hydrology. Me. Graw Hill Kogakusha LTD,
Tokyo.
Clark, R.B. 1986. Marine Pollution. Clarendon Press. Oxford, England.
Domenico, P.A. dan Schwartz, F. W. 1990. Physical and Chemical Hydrogeology. John Wiley & Sons, New York.
Fardiaz, S. 1995. Polusi Air
dan
Udara Kanisius, Yogyakarta.Fergusson, J.E. 1991. The Heavy Element. Chemistry Environmental Impact and Health Effect. Pergamon Press.
Fetter, C.W. 1988. Applied Hydrogeology. ~ d . Merrill Publishing Company, Ohio.
Geih, M.A. 1980. Interpretation of Environmental Isotopic Groundwater Data, Arid Zone, IAEA.
Haan, C.T. 1977. Statistical Method in Hydrology. Iowa State University Press,
Ames, Iowa.
Haryadi, T. 1996. Intrusi Air Laut di Jakarta, Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Bandung.
Hoefs,
I.
1980. Stable Isotope Geochemistry, Third Edition, New York.IAEA. 198 1. Statistical Treatment of Environmental Isotope Data in Precipitation.
Technical Report Series No. 206, Vienna, Austria.
IAEA. 1 98 1. Stable Isotope Hydrology, Technical Report Series 2 10, Vienna,
Austria.
IAEA-TECDOC-1046. 1998. Application of Isotope Techniques to Investigate Groundwater Pollution, Vienna, Austria.
BPS. 2000. Jakarta Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Propinsi DKI Jakarta. Kumar, G.S. 1979. Water Resources and Hydrology. Khanna Publishers, New Delhi,
India.
-Kusurnaatmaja, S. 1994. Pengelolaan Sumberdaya Air Bemawasan Lingkungan, Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta.
Kantor Statistik Jakarta. 2000. Jakarta dalam Angka, Jakarta.
Laws, E.A. 1981. Aquatic Pollution. Introductory Text. John Wiley and Sons Inc., New York.
Lazaro. T. 1990. Urban Hydrology a Multidisiplincq Perspective. Revised Edition Technomic Publishing Company, Inc. Pennsylvania.
Makarim, C.A. 1994. Penurunan Tanah dan Penurunan Muka Air tanah di Jakarta,
Universitas Taruma Nagara, Jakarta.
h/lanahan, S.E. 1994. Environmental C h e m i s q , Sixth Edition, London. Mitcel, B. 2000. Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan, (Terjemahan
"Resource and Environmental Management"). Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Odum, P.E. 1971. Fundamental ofEcology (3* ed.) W . B . Saundfers Company. Philadelphia.
PAM Jaya. 1999. Kebutuhan Air M idan Air Bersih di DKI JakartaTahun 2000.
PDAM DKI Jakarta, Jakarta.
Singh.G. 1980: Water Supply and Sanitary Engineering. Standard Publishers Distributors. Nai Sarak. Delhi
Soeparmono. 1994. Kebijak- Pengelolaan Sumberdaya Aii di Perkotaan,
Dirjen Pengairan, Dept. PU.
Soetaryono, R. 1997. Kisi-kisi Lingkungan Hidup Bagi Kegiatan Pembangunan Berkelanjutan, PPSML UI. Jakarta.
Stuiikand, P.J. 1988. Hydrochemical Class~$kation of Water Types: Principles and Application to the Coastal Dunes Aquifer System ofthe Netherlands, Salt
Stumm, W. Dan Morgan. J.J. 1970. Aquatic Chemis- : An Introduction
Emphasizing Chemical Equilibria in Natural Waters. WileyInterscience. New York.
Sudarmadji. 1991. Agihan Geografi Mutu Air Tanah Bebas di Kotamadya Yogyakarta. Disertasi program Pascasarjana Universitas Gajahmada, Yogyakarta.
Suy0no.S. dan Takeda ,K, 1979. Hidrologi untuk Pengairan PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Tirtomiharjo, H., Mairnun, S. 1994. Survey Konservasi Aiu tanah di Wilayah DKI Jakarta, Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Bandung.
Todd, K-D. 1980. Groundwater Hydrology, John Wiley & Sons, New York. Waite, T.D. 1984. Principles of Water Quality. Academic Press Inc. Canada. Waldbott dan Ge0rge.L. 1973. Health Eflect ofEnvirontmental PoNutant. Masby
Comp. Saint Louis.
Walpole, R E . 1993. Pengantar Statistika. PT. Gramedia, Jakarta.
Wuryadi. 1981. Kualitas Air Sumur Gali di Kotamadya Yogyakarta Bagian Selatan dan Kemungkinan Penganrh Lingkungan Perkotaan. Tesis Pascasarjana, IPB, Bogor.
YuIfiah. 2001. Kajian Agihan Spasial KuaIitas Airtanah Bebas Berdasarkan T i j a u a n Penggunaan Lahan clan Lingkungan Fisik, Kasus pada Empat Wilayah dengan Tahap Perkembangan Penggunaan Lahan Berbeda di Kota Surabaya Disertasi Program Pascasarjana Universitas Gajahmada,
Lampiran 1 . Tabel garis regresi linear hubungan antara oksigen-18 (x), dan deuterium (y) air tanah dangkal dan air hujan DKI Jakarta dan sekitarnya.
R~
0,96 0,95 0,92 0,95 0,86 N o 1 2 3 4 5 Jenis air Air hujan globalAir hujan lokal
Airtanahdangkalyang tidak terintrusi air laut
Air tanah 1- yang
terintrusi air hut Airtanahdangkalyang mengalami evaporasi Persamaan garis Y = 8,O x
+
10,O Y = 7,9 x + 14,l Y = 7 , 9 x + 1 6 , 0 Y = 6,21 x+
0,O Y = 6 , 1 8 x + 7 , 0R
0,98 0,97 0,96 0,97 0,93Lampiran 2. Tabel garis regresi linear hubungan antara kandungan klorida (y) dan oksigen-18 (x).
Lampiran 3. Tabel garis regresi linear hubungan antara kandungan klorida (y)
dan
jarak dari garis pantai (x).R~
0,62R
0,79 Persamaan garis Y = 900 x+
4870 N o 1 Jenis air Air tanah daqkal yang terintrusi air laut R 0,98 0,97 0,97 Persamaan garis Y =-
121 1,75X
+
8297,59 Y =-
469,64 X+
1474,09 Y =-
810,25 X+
8402,51 No 1 2 3R~
0,96 0,95 0,95 Lokasi Zona 1 ZOM 2 Zona 3Lampiran 4. Tabel garis regresi linear hubungan antara rata-rata kandungan klorida (y) dan rata-rata curah hujan (x).
Lampiran 5. TabeI garis regresi linear hubungan antara rata-rata kandungan klorida (y) dan raw-rata luas wilayah terbangun (x).
No
1
Lampiran 6. Tabel garis regresi linear hubungan antara rata-rata kandungan kIori& (y) dan rata-rata penggunaan s u m k air krsih (x).
R 0,99 No 1 -
R
'
0,98 Lokasi Jakarta Utara sampai p-gPersamaan garis Y =
-
5,36 X+
15.567,96Lokasi
Jakarta Utara sampai Jakarta Selatan N o 1 Persamaan garis Y
-
-
309,74 X + 25.864,89 Persamaan garis Y =-
36,32 X + 2922,31 LokasiJakarta Utara sampai Jakarta Selatan R 0,90 R 0,84 R2 0,81
R
'
0,71Lampiran
7.
Diagram Stiff air tanah dangkal DKI Jakarta dan sekitarnya. Milliequhralents p e r liter 1 0 8 6 4 2 0 2 4 6 8 T O C a MII Na+K FeMilIiequivalents per liter
5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 t t c q + c o ,
so,
U N 4 JB30 : Natrium bika-at MilliequivaIents per t i 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 HCO,+CO,==.
U N 4 C a Mg Na+K Fe Ca Mg Na+K FeTGi : Kalsium bikafbonat
TG2 : Natrium bikartmnat
HCO,+CO,
SO.
CI
Lanjutan Milliequivalents per l i i r 2 1.5 1 0.5 0 0.5 1 1.5 2 4 Ca HCQ+C03 Mg
so.
Na+K CI Fe N0.3 JS1 : Natrium Morida &Milliequivalents per (ier
1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Ca
Mg
Na+K
Fe
Milliequivaients per liter
200 150 100 50 0 50 100 150 200 Ca Mg Na+K Fe J S ~ : KaIsium bikartmnat
-
HCO,+CO, SO. CI N 4JU20 : Natrium Morida
HCO,+CO,
so.
CI
Lanjutan.
Milliequivalents per liter
2 1.5 1 0.5 0 0.5 1 1.5 2
Ca
MQ
Na+K
Fe
Milliequivalents per liter
1 0 8 0.6 0.4 0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 HCO,+CO, SO. CI NO3 JS6 : Natrium bikefixmat L Ca Mg Na+K Fe
Milliiuivaknts per liter
1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 HCO,+CO,
so,
CI NO3 JS4 : Kalsium bikartmnat Ca Mg Na+K Fe HC0,+C03so,
CI No3 JS5 : Kalsium bikaftmnat Itanjutan.
Milfiequivalents per l i i r 2 1.5 1 0.5 0 0.5 1 1.5 2I
8 6 3 : Magnesium bikarhrmt 1 Ca M g Na+K FeMilliequivalents per liter
1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 HCO,+COs so4 CI N% SK2 : Msium bikartumat 1 Ca M g Na+K Fe HCO,+CO, SO. CI N 4
Milliequivalents per liter
2 1.5 1 0.5 0 0.5 1 1.5 2 Ca Mg Na+K Fe
-
.
HC03+C0, s o 4 U N 4SKI : Natnum bika-nat
Lanjutan.
Milliequivalents per liter
100 80 60 40 20 0 20 40 60 80 '100
Milliequivalents per liter
1 0 8 6 4 2 0 2 4 6 8 1 0 Ca HCq+CO, Ma SO' Na+K CI Fe
JU6 : Natnum MonMonda '4%
-
C a
MQ
Na+K
F e
Mliequivalttnts per liter
5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5
C a
Mg Na+K
Fe
JU21 : Ivafriurn kbida
HCO,+CO.
so'
CI '4% JT6 : Natrium bikanbonat HCO,+CO, SO4 CI N 0 3Lanjutan.
Milliiuivalents per liter
1 0 8 6 4 2 0 2 4 6 8 1 0
Ca HC0,+C03
Mg SO.
Na+K CI
Fe
JU6 : Natrium bikanbonat
I
Milliequivalents per liter
SO 40 30 20 10 0 10 20 30 40 50 Ca HC0,+C03 Mg so4 Na+K CI Fe JB1 : Natrium bikanbonat N 4
-
Milliequivalents per liter
M 40 30 20 10 0 10 20 30 40 50
Ca HCO,+CO,
Mg so4
Na+K CI
Fa
JU22 : Natrium Worida '"4
Lanjutan.
Milliuivalents per liter
1 0 8 6 4 2 0 2 4 6 8 1 0
Milliequivslenk per liter Ca
Mg Na+K
Fe
JP3 : Natnum bikefixmat
Mitliequivalents per liter
5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 HCO,+CO. so4 CI N 4 Ca Mg Na+K Fe HC4+CO, so4 CI NO3 JP2 : Natrium bikaftmnat
Lanjutan
Milliequivalents per liter
50 40 30 20 10 0 10 20 30 40 M Ca HC4+CO3 Mn SO4 Na+K C1 Fe N 4 JB70 : Natrium Morida
Milliequivalents per liter
5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5
Ca
Mg
Na+K
Fe
Milliequivalenis per liter
5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 HC03+C03
so,
CI N 4 JB31 : Kalsium bikattmnat Ca Mg Na+K F a JB4 : Natrium Worida HCq+CO, SO, CI No3Lanjutan.
Milliequivalents per liter
Milliequivalents per liter Milliequivalents per liter
50 40 30 20 10 0 10 20 30 4 0 50 Ca Mg Na+K Fe J U l l : Natrium Worida H C q + C G SO.
a
N 4Lampiran 8. Prosedur analisis deuterium dengan menggunakan spektrometer m a s s
Metode analisis deuterium
(
'
I
T
)
.
Analisis deuterium dilakukan dengan cara mereaksikan 10 pL contoh air dengan Zn aktif sebanyak 250 m g pada temperatur 482
"C
selama 30 menit dalam keadaan vakum. Reaksi yang te rjadi sebagai adalah sebagai berikut :Hz0 + Zn
+
ZnO+
Hz@aaat) 4 W C (P.9
sampel air tanah yang akan dianalisis dijaga sedemikian rupa agar tidak terjadi penguapan, yang dapat menyebabkan te rjadinya fkksinasi dan mengubah nilai
kandungan deuterium dari kondisi yang sebenarnya ingin diketahui. Preparasi tersebut
d i idengan menggunakan reaktor khusus (deuterium preparation line system) dalam keadaan vakum (1x10
-'
mbar), secara manual. Gas Hz yang dihasiikan kemudian dianalisis dengan menggunakan spektrometer massa SIRA-9 buatan VG ISOGAS kolektor ganda. Rasio isotop 'W'H diioreksi dengan standar sekunder JaRarta working standard (JAWS) yang nilai kandungan deuteriumnya sudah diketahui, yang distandarkan kepada standar primer Vienna standard mean ocean water (VSMOW). Hasil pengukuran dinyatakan dalam delta (6) dengsn satuan permil VSMOW (o/oo VSMOW).Lampiran 9. Prosedur analisis oksigen-18 den- menggunakan spektrometer m a s s
Metode analisis oksigen-18 ("0)
Metode yang digunakan adalah yang diperkendkan oleh EIPSTEIN dan MAYEDA, yaitu dengan cara rnengdcw gas COz hasil kesetimbangan p e w a n Hz0 air sampel dengan gas CO2 gas referemi. Sejumlah 2 mL sampel air direaksikan dengan gas COz referensi dengan cara mengocok s e a 8 j a m Reaksi yang tejadi adalah sebagai berikut :
~ 2
+
~~ '~ ~0 0~ ~~4- ~' ~~ 0 ~ 0 ~ ~ 0(gas) 8jam (cair) (gas)
Reaksi tersebut diiakukan dengan alat ISOPREP-18 secara otomatis dan setiap bath berisi 24 sampel termasuk 2 bush standar kerja Gas hasil reaksi kesetimbangan tersebut kemudian d i d i s i s dengan menggunakan spektrometer massa SIRA-9 secara simultan dan ootomatis. Rasio 1 8 ~ / 1 6 0 hasil pengukuran dikoreksi dengan standar primer Vienna standard mean ocean water (VSMOW) dengan notasi delta (6) dan satuan perrnil (o/oo) VSMOW.
Lampiran 1 1 . Daftar persyaratan kualitas air minum berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 41 6/MENKES/PER/IX/l990, tanggal 3 September
1990, tentang Syarat-syarat dan pengawasan lcualitas air.
1 2 d. Radioaktivitss Aktivitas alpha Aktivitas beta B q L Bq/L 0,1 1,o ada 3 per lOOmL sampel ai, tetapi tidak berturut-turut.
Lampiran 1 1. Daftar persyaratan kualitas air bersih berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 4 I6/MENKESiPERIIXI1990, tanggal 3 September 1990, tentang Syarat-syarat dan pengawasan kualitas air.