• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Kesulitan Belajar

a. Pengertian

Belajar adalah proses dari perkembangan hidup manusia yang bukan suatu hasil dan berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perubahan untuk mencapai suatu tujuan (Dimiyati 2000)

Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar mengalami hambatan-hambatan tertentu baik disadari maupun tidak disadari seseorang dan dapat bersifat sosiologis, psikologis ataupun fisiologis untuk mencapai hasil belajar (Mulyadi, 2010)..

Kesulitan belajar adalah kesulitan dalam aktivitas belajar yang tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar yang dapat mematahkan semangat untuk belajar sehingga sulit untuk berkonsenrasi (Ahmadi & Supriyono, 2013).

Sulit konsentrasi adalah sebagai suatu proses pemusatan pemikiran kepada suatu objek tertentu (Syamsudin, 2009).

Jadi kesimpulannya kesulitan belajar adalah sulit dalam proses belajar yang bersifat sosiologis, psikologis ataupun fisiologis yang dapat tidak bersemangat dalam belajar sehingga dapat menganggu konsentrasi belajar.

b. Gejala kesulitan belajar

Gejala kesulitan belajar dapat diketahui dengan kemajuan belajar anak yang dapat dilihat dari segi tujuan yang harus dicapai. Tingkat pecapaian hasil belajar dibandingkan potensinya, kedudukannya

(2)

dalam kelompok yang memiliki potensi yang sama, dan dapat diliha dari kepribadiannya (Purwandari, 2001).

c. Jenis-jenis kesulitan belajar

Menurut Dalyono (2005) jenis kesulitan belajar anak yaitu:

1. Disleksia/ kemampuan membaca, mengalami kesulitan dalam mengartikan atau mengenali struktur kata-kata atau memahaminya, mereka juga mengalami kesulitan seperti cepat melupakan apa yang telah dibacanya (Suryabrata, 2001).

Hasil penelitian dari Erskine 2005 yaitu ada perbedaan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang mengalami kesulitan proximal. Kelainan disleksia mempengaruhi semua aspek dari proses mengeja (fisiologi ke ortografi dan dari disleksia ke ortografi).

2. Dysgraphia yaitu kesulitan dalam menulis

Ada dua bagian dalam pendekatan ini. Anak-anak menulis karena dua alasan : pertama untuk menangkap informasi yang mereka butuhkan untuk belajar (dengan menulis catatan) dan kedua untuk menunjukkan pengetahuan mereka tentang suatu mata pelajaran (tes-tes menulis) (Djamarah,2008).

3. Kesulitan berhitung (Diskalkulia)

Kesulitan berhitung atau kesulitan belajar matematika adalah suatu ketidakmampuan dalam melakukan ketrampilan matematika yang diharapkan untuk kapasitas intelektual dan tingkat pendidikan seseorang (Djono, 2001).

d. Faktor- faktor penyebab

Menurut Slameto (2010) faktor penyebab kesulitan belajar adalah: 1). Faktor intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) meliputii:

(3)

1. Faktor kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan baik harus mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin maka harus istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah ( Udin dkk, 2003)

2. Cacat tubuh

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar anak, jika hak ini terjadi hendaknya belajar pada pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu (Suharmini, 2007) b) Faktor psikologi

1. Intelegensi

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar karena intelegensi adalah salah satu faktor yang mempengruhi dari faktor yang lain. Siswa yang mempunyai intelegensi normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar yaitu dengan menerapkan metode belajar yang efisien dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat memberikan pengaruh yang positif (Anies, 2008). Hasil penelitian Sukrawan., Y dan Permana., T bahwa cara-cara khusus untuk menangani anak yang intelegensi rendah yaitu guru meluangkan waktu lebih untuk menerangkan sesuatu dan guru harus sabar menghadapi anak sedangkan cara-cara khusu intelegensi tinggi ialah dengan percepatan, pengelompokkan khusus dan pengayaan.

2. Perhatian

Agar anak dapat belajar dengan baik, usahakan bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya (Ahmadi & Supriyadi, 2010). Hasil penelitian

(4)

menurut Febriany, R (2013) bahwa terdapat hubungan yang signifikan perhatian orangtua dengan otivasi belajar siswa dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah

3. Minat

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran tidak sesuai dengan minat anak, tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, maka anak yang kurang berminat terhadap belajar dapat diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta berhubungan dengan cita-cita (Fatimah, 2005)

Hasil penelitian Sulistyowati, Henry., & Sucihatiningsih (2005) mengatakan bahwa ada pengaruh dari faktor psikologis salah satunya adalah minat belajar siswa, hal ini terjadi karena siswa hanya menghafalkan materi pelajaran IPS Ekonomi dan tidak mengerti apa yang dimaksud sehingga mudah lupa dengan apa yang telah dipelajari.

2). Faktor eksternal (faktor dari laur diri manusia itus sendiri) meliputi:

a) Faktor keluarga

1. Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya karena orang tua mempunyai tugas mendidik anaknya dengan sebaik-baiknya agar kelak dapat berguna bagi bangsa, negara dan dunia (Zuriah,2008)

2. Relasi antar anggota keluarga

Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik dalam keluarga anak tersebut dengan cara menjalin hubungan yang baik (Muhibbin, 2008).

(5)

3. Suasana rumah

Anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. karena di dalam suasana rumah yang tenang dan tentram anak akan betah tinggal di rumah , dan dapat belajar dengan baik (Padila, 2012)

4. Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar untuk dapat menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar ( Suraji & Sofia , 2008).

b) Faktor sekolah 1. Metode mengajar

Metode mengajar guru yang kurang baik akan dapat mempengaruhi belajar siswa kurang baik, karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas dan akibatnya siswa malas belajar (Mulyasa, 2005)

Hasil penelitian Markus (2004) yang paling dominan terhadap kesulitan atau hambatan dalam belajar akutansi salah satunya adalah pada faktor pemberian materi (Markus, 2004)

2. Relasi guru dengan siswa

Guru yang kurang berinteraksi terhadap siswasecara akrab menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancer dan siswa merasa jauh dari guru, sehingga segan untuk berpartisipasi secara aktif dalam belajar ( Djiwandono, 2004)

(6)

3. Standar pelajaran di atas ukuran

Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya sehingga member pelajaran di atas ukuran standar akibatnya siswa merasa kurang mampu dan takut kepada guru, maka guru dalam menuntut penguasan materi harus sesuai dengan kemampuan siswanya agar dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai ( Jumhur & Surya, 2005).

4. Metode belajar

Belajar secara teratur setiap hari dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar (Asmani, 2010). c) Faktor masyarakat

1. Teman bergaul

Agar anak dapat belajar dengan baik, maka perlu diusahakan agar anak memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana (jangan terlalu ketat dan juga jangan lengah) (Soejanto, 2005)

2. Bentuk kehidupan masyarakat

Lingkungan kehidupan masyarakat yang tidak baik dapat mempengaruhi kehilangan belajar anak karena perhatiannya semula terpusat kepada pelajaran berpindah ke perbuatan-perbuatan yang semula dilakukan orang-orang di sekitarnya yang tidak baik, maka lingkungan anak adalah orang-orang yang terpelajar agar mereka dapat berbuat seperti orang-orang yang ada di lingkungannya (Tilaar, 2002)

(7)

e. Cara mengatasi kesulitan belajar

Langkah orangtua dalam mengatasi kesulitan belajar anak (Subini, 2011) yaitu:

1). Perhatikan mood

Jika belajar dalam suasana hati yang senang, maka apa yang akan dipelajari lebih cepat ditangkap (Purwanta, 2005).

2). Siapkan ruang belajar

Kesulitan belajar anak bisa juga karena tempat yang tersedia tidak memadai, karena tempat yang tidak nyaman tidak dapat menangkap pelajaran dengan baik/ kurang konsentrasi (Mariyana, 2005).

3). Komunikasi

Komunikasi orangtua dengan anak dalam proses belajar sangat berpengaruh, maka sebab itu orangtua sempatkan waktu untuk mendengarkan anak-anak bercerita tentang cara guru mengajar di kelas (Novaria & Triton, 2011).

4). Kursus

Kursus adalah pelajaran mengenai sesuatu perkara (sebagainya) yang diberikan dalam jangka masa yang agak singkat (Kamus Dewan, 2002).

5). Belajar kelompok

Belajar kelompok adalah suatu kegiatan belajar yang dilakukan bersama – sama guna menyelesaiakan persoalan – persoalan yang berkaitan dengan belajar (Hasibuan, 2008). Hasil penelitian Nurnaningsih ( 2011) mengatakan bahwa bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa.

6). Pendampingan orangtua

Pendampingan anak di sekolah adalah suatu kegiatan yang dilakukan orangtua untuk menemani. Orangtua sering dihadapkan dengan berbagai masalah dalam membimbing dan mendampingi anak, mendampingi dan membimbing anak memang memerlukan

(8)

ketrampilan tersendiri agar anak dapat mempersiapkan untuk masa depan cerah sejak dini (Ramli, 2005). Hasil penelitian Agus (2008) bahwa ada pengaruh pendampingan anak di sekolah dengan kemandirian.

7). Rajin belajar

Rajin adalah bersungguh-sungguh dalam belajar dan selalu berusaha dalam belajar (Rahmawati, 2008)

f. Harapan orangtua dalam mengatasi kesulitan belajar 1. Giat belajar

Giat belajar adalah bersungguh-sungguh dalam belajar agar bisa mmperoleh hasil yang baik (Siti, 2005)

2. Tidak bermain

Bermain adalah suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, serta mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Rusmana, 2009)

3. Prestasi belajar

Prestasi belajar yaitu hasil suatu belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dan usaha belajar yang dicapai seseorang (Juntika, 2008).

Hasil penelitian Jauhari & Mulyani (2010) bahwa metode diskusi yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

g. Metode cara belajar

Tips dan trik yang dapat menjadi masukan berharga dalam mendapatkan nilai bagus yaitu: Belajar kelompok, rajin membuat catatan intisari pelajaran, membuat perencanaan yang baik, disiplin dalam belajar, menjadi aktif bertanya dan ditanya, belajar dengan serius dan tekun (Anna, 2010)

(9)

2. Remaja

a. Pengertian Remaja

Masa remaja merupakan masa dimana banyak perubahan-perubahan dan penyesuain terjadi seputar keadaan fisik, kognitif, dan psikososial (Sarwono,2010).

Secara global masa remaja berlangsug antara 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, 18-21 tahun masa remaja akhir (Heriana, 2012).

b. Tugas Perkembangan Remaja

Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja ini antara lain Mengadakan hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita, mencapai peran sosial maskulin dan fenimisme, menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuh secara efektif, mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab, mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, mempersiapkan karier ekonomi, mempersiapkan perkawinan-perkawinan dan berkeluarga, memperoleh perangkat nilai dan system etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi (Hurlock, 2004).

c. Ciri – Ciri Remaja

Menurut Santrock J (2003) megemukakan ciri-ciri umum masa remaja di setiap fasenya sebagai berikut:

1. Masa remaja awal (12-15 tahun)

Pada masa remaja awal individu mulai meninggalkan peran sebagian anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua. Focus dari

(10)

tahap remaja awal adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya (Dariyo, 2004).

2. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)

Masa remaja pertengahan ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri (self-directed). Pada masa remaja pertengahan remaja mulai mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar, mengendalikan impulsivitas, dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan vokasional yang ingin dicapai. Penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu (Ali & Asrori, 2004).

3. Masa remaja akhir (18-21 tahun)

Masa remaja ditandai oleh persiapan akhir untuk memiliki peran-peran orang dewasa. Selama periode remaja akhir, remaja berusaha memantapkan tujuan vokasional dan mengembangkan

sense of personal identity. Keinginan yang kuat untuk menjadi

matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa juga menjadi cirri dari tahap remaja akhir. (Soejanto,2005).

3. Orangtua a. Pengertian

Orang tua adalah orang yang bertanggung jawab dalam kelangsungan hidup dan pendidikan anakn-anaknya (Mardiya 2000).

b. Fungsi Orangtua

(11)

1. Fungsi sosialisasi

Keluarga berusaha mempersiapkan bekal kepada anak pada pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat ( Ali, 2010).

2. Fungsi edukasi

Berkaitan dengan pendidikan serta pembinaan anggota kelurga pada umumnya, meliputi pengarahan dan perumusan tujuan pendidikan, perencanaan dan pengelolaannya, penyediaan dana dan sarannya, serta pengayaan wawasan ( Friedman, 1998). 3. Fungsi afeksi atau fungsi perasaan

Suasana-suasana yang sehat dalam keluarga, yang tercipta berkat kebersihan hati masing-masing anggotanya, bersih dari iri dan dengki dan hasut dan buruk sangka ( Tanto dkk, 2005). 4. Fungsi religious

artinya keluarga berkewajiban memperkenalkan dan mengajak serta anak dan anggota keluarga lainnya kepada kehidupan beragama (Effendi, 2009).

5. Fungsi ekonomis

Fungsi ekonomis meliputi pencarian nafkah, perencanaan, serta pembelajarannya serta pemanfaatannya. Fungsi ekonomi mempengaruhi harapan orangtua akan masa depan anaknya serta harapan anak itu sendiri ( Setiadi, 2008).

6. Fungsi rekreasi

Makna fungsi rekreasi diarahkan kepada tergugahnya kemampuan untuk dapat mempersepsi kehidupan dalam keluarga secara wajar ( Mubarok dkk, 2006).

7. Fungsi biologis

Berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan biologis anggota keluarga (Setyowati & Murwani, 2008).

(12)

c. Peran Orangtua

Menurut Gunarsa 2008 peran orang tua yaitu: 1). Peran ibu

a. Memenuhi kebutuhan biologis dan fisik

b. Merawat dan mengusrus keluarga dengan sabar dan konsisten c. Mendidik, mengatur dan mengendalikan anak

d. Menjadi contoh dan teladan bagi anak 2). Peran ayah

a. Sebagai pencari nafkah

b. Sebagai suami yang penuh pengertian dan member rasa aman c. Berpartisipasi dalam pendidikan anak

d.Sebagai pelindung atau tokoh yang tegas, bijaksana, mengasihi keluarga

B. Kerangka Penelitian

Skema 1.1 Kerangka Penelitian

Kausatif / penyebab Faktor Intern yaitu :

1. Faktor jasmaniah 2. Faktor psikologi Kesulitan Belajar Faktor Ekstern: 1. Faktor keluarga 2. Faktor sekolah 3. Faktor masyarakat

(13)

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pengalaman orangtua yang mengalami kesulitan belajar

Sub variabel pengetahuan kesulitan belajar, jenis-jenis kesulitan belajar, cara orang tua dalam mengatasi kesulitan belajar, hambatan kesulitan belajar, harapan orang tua dalam kesulitan belajar

D. Pertanyaan penelitian

1. Bagaimana pengetahuan orangtua tentang kesulitan belajar pada remaja di Perumahan Muktiharjo – Semarang

2. Bagaimana jenis kesulitan belajar pada remaja di Perumahan Muktiharjo - Semarang

3. Bagaimana cara orangtua dalam mengatasi kesulitan belajar remaja di Perumahan Muktiharjo – Semarang

4. Bagaimana harapan orangtua dalam kesulitan belajar remaja di Perumahan Muktiharjo - Semarang

Referensi

Dokumen terkait

Diagram tersebut diatas menunjukan bahwa penggunaan pupuk organik dan pestisida organik pada P3 dengan dosis pupuk 1500 gram/m 2 ,dan pestisida organik ekstrak daun

Tumbuhan jagung manis yang tumbuh diatas media diamati setiap minggu mulai minggu pertama sampai minggu ke 5 pengamati pertumbuhan jagung manis yang diukur meliputi

Selain BglII dengan gen sitokrom b, enzim dan daerah gen lain dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan lebah AHB.. Daerah gen tersebut adalah lrRNA/Eco

mellifera ini sangat penting dilakukan, terutama untuk mendeteksi keberadaan Africanized Honey Bee (AHB) di Indonesia. Berdasarkan Schneider et al. mellifera yang merupakan

Od najmanje izmjerene vrijednosti (400. Oscilacije u gustodi obojenja su i očekivane, s obzirom da se radi o krajnjoj zoni tiska kod koje na protok boje kroz zonske vijke

memindahbukukan sejumlah sejumlah dana dana atas atas saldo saldo penarik penarik 4. Ada Ada nama nama bank bank tertarik tertarik 5. Ada Ada lokasi lokasi atau atau tempat

Responden juga sepakat bahwa humas profesional harus senantiasa memperbarui keterampilannya karena menjadi pembeda humas dari pekerjaan lain dan pembentuk AK, seperti

Dihasilkan Media Pembelajaran interaktif pada mata pelajaran Komposisi Foto Digital Menggunakan Software Autoplay Media Studio untuk SMK N 2 Pariaman yang