• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

*) Penulis **)

Dosen Pembimbing

KEMAMPUANGEOSYNTHETIC CLAY LINER MENYISIHKAN KONSE

Satiti Nurwasini Wijati Program Studi Teknik

Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang, Semarang, Indonesia 50 E-mail:

TPA Jatibarang masih menggunakan tanah yang dipa

penahan resapan lindi ke air tanah. Semakin sulitnya mencari tanah yang dipadatkan, berpotensi lindi masuk ke air tanah sehingga dibutuhkan lapisan kedap alternatif yaitu Geosynthetic Clay Liner (GCL). Untuk mengetahui kinerja

resapan lindi dan terhadap perubahan konsentrasi lindi

Jatibarang. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah Warna, TSS, dan logam Fe. Penelitian dilakukan melalui dua tahapan yaitu filtrasi

dapat mensimulasikan GCLdengan variasi liner yaitu Geotekstil, Anyaman, dan Kombinasi keduanya, dan yang selanjutnya adsorpsi dengan menggunakan jartest dengan variasi massa Bentonit (1 gr, 3 gr, 7 gr, dan 12 gr). Penelitian ini di

dengan menganalisis kemampuan penyerapan GCL sebagai lapisan dasar terhadap perubahan konsentrasi Warna, TSS, dan logam Fe pada lindi TPA Jatibarang, Semarang. Hasil penelitian menunjukkan semakin lengkap liner yang digunakan dalam satu kesatuan menghasilkan penurunan yang semakin besar. Kondisi yang paling optimum dari ketiga variasi liner yang digunakan adalah liner kombinasi anyaman dengan geotekstil. Liner Kombinasi mampu menyisihkan

Warna sebesar - 9,1 % -

massa bentonite terjadi perubahan konsentrasi pada parameter Logam Fe dan Warna yaitu mengalami penurunan dari 3,5 mg/l menjadi 1,00 mg/l untuk parameter Logam Fe, sedangkan untuk parameter warna dari 15234

TSS perubahan konsentrasi yang terjadi yaitu mengalami kenaikan ketika bentonite yang diberikan lebih dari 1 gr.

Kata Kunci : Lindi, GCL, besi, warna, TSS.

The Ability of Geosyntethic Clay Liner (GCL) t

Jatibarang Landfill is still using compacted soil as impermeable barrier layer into groundwater. Compacted soil has been more difficult to find and thus cause potentialy into the groundwater level. Therefore, an alternative imp

Dosen Pembimbing

GEOSYNTHETIC CLAY LINER (GCL) DALAM MENYISIHKAN KONSENTRASI WARNA, BESI (Fe) DAN TSS

PADA LINDI

Satiti Nurwasini Wijati*), Titik Istirokhatun**), Sudarno**) Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang, Semarang, Indonesia 50 mail: satitinurwasini@rocketmail.com

Abstrak

TPA Jatibarang masih menggunakan tanah yang dipadatkan sebagai lapisan kedap penahan resapan lindi ke air tanah. Semakin sulitnya mencari tanah yang dipadatkan, berpotensi lindi masuk ke air tanah sehingga dibutuhkan lapisan kedap alternatif yaitu Geosynthetic Clay Liner (GCL). Untuk mengetahui kinerja GCL sebagai penahan terhadap perubahan konsentrasi lindi, digunakan lindi TPA Jatibarang. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah Warna, TSS, dan logam Fe. Penelitian dilakukan melalui dua tahapan yaitu filtrasi menggunakan reaktor yang GCLdengan variasi liner yaitu Geotekstil, Anyaman, dan Kombinasi keduanya, dan yang selanjutnya adsorpsi dengan menggunakan jartest dengan variasi massa Bentonit (1 gr, 3 gr, 7 gr, dan 12 gr). Penelitian ini di

dengan menganalisis kemampuan penyerapan GCL sebagai lapisan dasar terhadap perubahan konsentrasi Warna, TSS, dan logam Fe pada lindi TPA Jatibarang, Semarang. Hasil penelitian menunjukkan semakin lengkap liner yang digunakan dalam nghasilkan penurunan yang semakin besar. Kondisi yang paling optimum dari ketiga variasi liner yang digunakan adalah liner kombinasi anyaman dengan geotekstil. Liner Kombinasi mampu menyisihkan TSS sebesar 49,4 %

36,3 %, dan Logam Fe sebesar 8,4 % - 11 %. Untuk variasi massa bentonite terjadi perubahan konsentrasi pada parameter Logam Fe dan Warna yaitu mengalami penurunan dari 3,5 mg/l menjadi 1,00 mg/l untuk parameter Logam Fe, sedangkan untuk parameter warna dari 15234 TCU menjadi 9700 TCU. Pada parameter TSS perubahan konsentrasi yang terjadi yaitu mengalami kenaikan ketika bentonite yang

: Lindi, GCL, besi, warna, TSS.

Abstract

The Ability of Geosyntethic Clay Liner (GCL) to Eliminate Concentration of Color, Fe, and TSS on Leachate

still using compacted soil as impermeable barrier layer into groundwater. Compacted soil has been more difficult to find and thus cause

the groundwater level. Therefore, an alternative impermeable layer (GCL) DALAM NTRASI WARNA, BESI (Fe) DAN TSS

**)

Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang, Semarang, Indonesia 50

datkan sebagai lapisan kedap penahan resapan lindi ke air tanah. Semakin sulitnya mencari tanah yang dipadatkan, berpotensi lindi masuk ke air tanah sehingga dibutuhkan lapisan kedap alternatif yaitu GCL sebagai penahan , digunakan lindi TPA Jatibarang. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah Warna, TSS, dan logam menggunakan reaktor yang GCLdengan variasi liner yaitu Geotekstil, Anyaman, dan Kombinasi keduanya, dan yang selanjutnya adsorpsi dengan menggunakan jartest dengan variasi massa Bentonit (1 gr, 3 gr, 7 gr, dan 12 gr). Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis kemampuan penyerapan GCL sebagai lapisan dasar terhadap perubahan konsentrasi Warna, TSS, dan logam Fe pada lindi TPA Jatibarang, Semarang. Hasil penelitian menunjukkan semakin lengkap liner yang digunakan dalam nghasilkan penurunan yang semakin besar. Kondisi yang paling optimum dari ketiga variasi liner yang digunakan adalah liner kombinasi anyaman 49,4 % - 86,1 %, Untuk variasi massa bentonite terjadi perubahan konsentrasi pada parameter Logam Fe dan Warna yaitu mengalami penurunan dari 3,5 mg/l menjadi 1,00 mg/l untuk parameter Logam Fe, TCU menjadi 9700 TCU. Pada parameter TSS perubahan konsentrasi yang terjadi yaitu mengalami kenaikan ketika bentonite yang

o Eliminate Concentration of

still using compacted soil as impermeable barrier layer of leachate into groundwater. Compacted soil has been more difficult to find and thus cause leachate ermeable layer are

(2)

2

*) Penulis **)

Dosen Pembimbing

necessary, namely Geosynthetic Clay Liner (GCL) this study are color, TSS, and Fe.

filtration using a reactor that can simulate woven, and a combination of both, and further variation ofbentonite (1 g, 3 g, 7 g and 12 g). absorption capacity of GCL as a base layer to and Fe in Jatibarang Landfill’s leachate complete liner used in a unity, the

conditions of the three variations of liner used is a combination of geotextile liner. Liner combination capable of removing TSS of 49.4% - 9.1% - 36.3%, and Fe 8.4%

Keywords: Leachate, GCL, Fe, Color, TSS

LATAR BELAKANG

Secara umum lindi

bahan pencemar berupa logam berat, zat organik dan zat anorganik seperti amonia, sulfat dan logam

dalam konsentrasi tinggi.

Pencemaran air oleh lindi disebabkan karena tidak adanya lapisan dasar dan tanah penutup yang akan menyebabkan lindi semakin banyak terbentuk sehingga pencemaran air dan tanah di sekitarnya tidak dapat dihindarkan (Isyana P. dan Sudarmadji, 2008). Untuk mencegah lindimasuk ke air tanah, dasar dari tempat pembuangan sampah yang baik biasanya dibutuhkan sistem pelapis dasar (

berfungsi mengurangi mobilitas lindi ke dalam air tanah. Sebuah

Dosen Pembimbing

necessary, namely Geosynthetic Clay Liner (GCL). The parameters which is observed in color, TSS, and Fe. This study was divided in two treatments

using a reactor that can simulate GCL with variations that are g woven, and a combination of both, and further adsorption by using jartest with

entonite (1 g, 3 g, 7 g and 12 g). This study has been done by analy n capacity of GCL as a base layer toward concentration changes of color, TSS,

Jatibarang Landfill’s leachate, Semarang. The results indicated

complete liner used in a unity, the greater reductionsproduces. The most optimum the three variations of liner used is a combination of woven

geotextile liner. Liner combination capable of removing TSS of 49.4% - 86.1%, Color by 36.3%, and Fe 8.4% - 11.

Leachate, GCL, Fe, Color, TSS

lindi mengandung logam berat, zat organik dan zat anorganik seperti amonia, sulfat dan logam-logam kation

Pencemaran air oleh lindi disebabkan karena tidak adanya lapisan penutup yang akan menyebabkan lindi semakin banyak terbentuk sehingga pencemaran air dan tanah di sekitarnya tidak dapat dihindarkan (Isyana P. dan Sudarmadji, Untuk mencegah lindimasuk ke air tanah, dasar dari tempat pembuangan sanya dibutuhkan sistem pelapis dasar (liner) yang berfungsi mengurangi mobilitas lindi ke dalam air tanah. Sebuah liner yang

efektif akan mencegah migrasi cemaran ke lingkungan, khususnya kedalam air tanah.

Salah satu komponen utama sistem liner adalah lapisan kedap yang berfungsi sebagai penahan resapan lindi ke lapisan tanah dibawahnya (Damanhuri, 2008). Geosynthetic Clay Liner (GCL) merupakan lapisan kedap air dengan struktur komposit perpaduan antara geotextile non woven dan bahan bentonite. Bentonite merupakan bahan yang dapat mengurangi transport cemaran anorganik, bentonite dibungkus diantara geotextile non woven, sehingga bentuk satu kesatuan Geosynthetic Clay Liner akan bekerja menjadi kedap air jika kontak dengan air. Meskipun tersebut merupakan bahan kedap,

which is observed in This study was divided in two treatments, namely GCL with variations that are geotextile, by using jartest with mass This study has been done by analyzethe of color, TSS, ed the more greater reductionsproduces. The most optimum woven with a 86.1%, Color by

efektif akan mencegah migrasi cemaran ke lingkungan, khususnya kedalam air

Salah satu komponen utama lapisan kedap yang berfungsi sebagai penahan resapan lindi ke lapisan tanah dibawahnya Geosynthetic Clay (GCL) merupakan lapisan kedap air dengan struktur komposit perpaduan antara geotextile non woven dan bahan e merupakan bahan yang dapat mengurangi transport cemaran anorganik, bentonite dibungkus diantara geotextile non woven, sehingga Geosynthetic Clay akan bekerja menjadi kedap air jika kontak dengan air. Meskipun liner upakan bahan kedap,

(3)

3

*) Penulis **)

Dosen Pembimbing kerusakan dapat terjadi ketika pelaksanaan pekerjaan konstruksi karena alat-alat konstruksi yang beroperasi, kerusakan karena regangan, robek akibat penurunan tanah yang mendukungnya, bocor karena benda tajam karena kelebihan beban, dan sebagainya.

TINJAUAN PUSTAKA

Tchobanoglous ( menyatakan bahwa lindi (

adalah cairan yang meresap melalui sampah yang mengandung unsur

terlarut dan tersuspensi atau cairan yang melewati landfill dan bercampur serta tersuspensi dengan zat – zat atau materi yang ada dalam tempat penimbunan (landfill) tersebut/ Sedangkan menurut Aziz et al., (2010) lindi adalah cairan yang terbentuk dari resapan air hujan melalui TPA yang terbuka atau melalui zona timbunan yang telah selesai ditimbun dengan tanah penutup.

Penampilan fisik lindi ketika muncul dari lokasi penimbunan limbah yang khas adalah berwarna kuning atau berwarna kehitaman serta berbau asam dan menyengat. Konsentrasi lindi dapat melebihi tingkat yang diizinkan selama jangka waktu yang panjang. Jadi lindi merupakan salah satu masalah yang paling penting dalam pengelolaan tempat pembuangan sampah. Jika tidak

Dosen Pembimbing kerusakan dapat terjadi ketika pelaksanaan pekerjaan konstruksi karena alat konstruksi yang beroperasi, kerusakan karena regangan, robek akibat penurunan tanah yang mendukungnya, bocor karena benda tajam karena

sebagainya.

Tchobanoglous (2003) menyatakan bahwa lindi (leachate) adalah cairan yang meresap melalui sampah yang mengandung unsur – unsur terlarut dan tersuspensi atau cairan yang dan bercampur serta zat atau materi yang ada dalam tempat penimbunan tersebut/ Sedangkan menurut (2010) lindi adalah cairan yang terbentuk dari resapan air hujan melalui TPA yang terbuka atau melalui imbunan yang telah selesai ditimbun dengan tanah penutup.

Penampilan fisik lindi ketika muncul dari lokasi penimbunan limbah yang khas adalah berwarna kuning atau berwarna kehitaman serta berbau asam dan menyengat. Konsentrasi lindi dapat yang diizinkan selama jangka waktu yang panjang. Jadi lindi merupakan salah satu masalah yang paling penting dalam pengelolaan tempat pembuangan sampah. Jika tidak

ada tindakan atau langkah perbaikan yang diambil untuk mencegah masukan terus – menerus air limbah, hal ini dapat mrnimbulkan dampak lingkungan yang merugikan (Mahfud et al, 2012)

Air lindi merupakan salah satu pencemar yang sangat berbahaya dikarenakan air lindi mengandung berbagai pencemar seperti logam berat. Logam berat tersebut terdiri dari Cadmium (Cd), Timbal (Pb), merkuri (Hg), tembaga (Cu), Mangan (Mn), Zinc (Zn), Nikel (Ni). Selain itu terdapat juga zat-zat yang berbahaya seperti klorin, sianida, flourida, sulfida, sulfat, fosfat, CO2, NH3, NO3, NO2, Asam organik, dan

mikroba pathogen (Tchobanogl 1993). Lindi memiliki karakteristik tertentu dan bervariasi dari waktu ke waktu tergantung pada aktivitas kimia, fisika, biologi yang terjadi dalam TPA

GCL terdiri dari lapisan tipis natrium atau kalsium bentonit terikat pada layer atau lapisan geosintetik. Geosintetik yang biasa digunakan berupa geotekstil atau geomembran. Menurut Bouazza (2001) Geosynthethic Clay Liner (GCL) terbentuk dari kombinasi geosintetik dan sodium bentonite clay. Ada 2 macam kombinasi, yaitu : geotextile da

bentonite clay, dan geomembran dan sodium bentonite clay.GCL

ada tindakan atau langkah perbaikan yang diambil untuk mencegah masukan limbah, hal ini dapat mrnimbulkan dampak lingkungan yang

2012)

merupakan salah satu pencemar yang sangat berbahaya dikarenakan air lindi mengandung berbagai pencemar seperti logam berat. Logam berat tersebut terdiri dari Cadmium (Cd), Timbal (Pb), merkuri (Hg), tembaga (Cu), Mangan (Mn), Zinc Selain itu terdapat juga zat yang berbahaya seperti klorin, sianida, flourida, sulfida, sulfat, fosfat, , Asam organik, dan Tchobanoglous, Lindi memiliki karakteristik tertentu dan bervariasi dari waktu ke waktu tergantung pada aktivitas kimia, fisika, biologi yang terjadi dalam TPA.

GCL terdiri dari lapisan tipis natrium atau kalsium bentonit yang atau lapisan Geosintetik yang biasa digunakan berupa geotekstil atau geomembran. Menurut Bouazza (2001) Geosynthethic Clay Liner (GCL) terbentuk dari kombinasi geosintetik dan . Ada 2 macam kombinasi, yaitu : geotextile dan sodium bentonite clay, dan geomembran dan clay.GCL dengan

(4)

4

*) Penulis **)

Dosen Pembimbing struktur bentonite yang diapit oleh geotekstil dengan cara direkatkan, tusukan jarum maupun jahitan yang menekan geotextile bawah terjadi akibat gesekan alami berpoten menciptakan ikatan yang lebih kuat antara geotekstil dengan bentonit. Penguatan yang lain dapat dilakukan dengan menjahit keseluruhan antara geotekstil dengan bentonit dengan jahitan. baik bergantung pada belitan dan gesekan alami untuk menjaga GCL (Bouazza, 2001)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan dengan rincian sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan

Tahap ini merupakan langkah awal dalam penelitian yang meliputi : a. Survey pendahuluan dan studi

literatur untuk mengumpulkan berbagai informasi mengenai lokasi penelitian yang sesuai. b. Pengumpulan berbagai referensi

atau tinjauan pustaka, baik dari berbagai sumber buku maupun jurnal penelitian yang terkait

Dosen Pembimbing struktur bentonite yang diapit oleh geotekstil dengan cara direkatkan, tusukan jarum maupun jahitan. Serat yang menekan geotextile bawah yang terjadi akibat gesekan alami berpotensi menciptakan ikatan yang lebih kuat eotekstil dengan bentonit. Penguatan yang lain dapat dilakukan dengan menjahit keseluruhan antara geotekstil dengan bentonit dengan baik bergantung pada belitan dan gesekan alami untuk menjaga GCL

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan dengan rincian sebagai berikut :

Tahap ini merupakan langkah awal dalam penelitian yang meliputi :

Survey pendahuluan dan studi literatur untuk mengumpulkan agai informasi mengenai lokasi penelitian yang sesuai. Pengumpulan berbagai referensi atau tinjauan pustaka, baik dari berbagai sumber buku maupun jurnal penelitian yang terkait

dengan pembahasan dalam penelitian.

c. Persiapan alat dan bahan yang digunakan untuk pengambilan sampel air di titik-titik sampel.

2. Tahap Pelaksanaan Tahap ini meliputi :

a. Pengambilan data primer di lapangan (pengambilan sampel lindi, dan pengujian konsentrasi parameter warna, Besi (Fe) dan TSS)

b. Pengolahan data untuk mencapai tujuan penelitian yang diinginkan.

3. Tahap Penyusunan Laporan Tahap ini meliputi :

a. Analisis data yang diperoleh sebagai tahapan utama dalam penelitian ini sehingga diperolah kesimpulan berdasarkan hasil temuan di lapangan.

b. Proses penyusunan laporan penelitian.

dengan pembahasan dalam

Persiapan alat dan bahan yang tuk pengambilan titik sampel.

ambilan data primer di (pengambilan sampel , dan pengujian konsentrasi warna, Besi (Fe) dan

Pengolahan data untuk penelitian yang

Tahap Penyusunan Laporan

Analisis data yang diperoleh sebagai tahapan utama dalam penelitian ini sehingga diperolah kesimpulan berdasarkan hasil

(5)

5

*) Penulis **)

Dosen Pembimbing

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji pendahuluan pada lindi bertujuan untuk mengetahui karakteristik awal lindi. Karakteristik lindi yang diuji meliputi pengukuran terhadap kandungan parameter Warna, TSS, dan Fe yang disajikan dalam tabel berikut :

Tabel Karakteristik Lindi TPA

Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa 2 dari 3 parameter yang terkandung dalam lindi TPA Jatibarang tidak memenuhi baku mutu

Dosen Pembimbing

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji pendahuluan pada lindi bertujuan untuk mengetahui karakteristik awal lindi. Karakteristik lindi yang diuji meliputi pengukuran terhadap kandungan parameter Warna, TSS, dan Fe yang disajikan dalam tabel

Tabel Karakteristik Lindi TPA

Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa 2 dari 3 parameter yang terkandung dalam lindi TPA Jatibarang tidak memenuhi baku mutu

air limbah yang berlaku berdasarkan Perda Jateng Nomor 5 Tahun 2012 dan baku mutu air bersih yang berlaku berdasarkan Permenkes No

Tahun 1990.Parameter pencemar dalam lindi TPA yang dibuang ke sungai dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas air pada badan air dan lingkungan penerima. TSS yang tinggi dapat menyebabkan semakin berkurangnya intensitas cahaya dan oksigen masuk ke dalam air. Fe merupakan salah satu parameter logam berat yang harus disisihkan karena sifatnya yang toxic terhadap lingkungan dan bersifat karsinogenik apabila terlalu banyak terakumulasi di dalam tubuh manusia. limbah yang berlaku berdasarkan 5 Tahun 2012 dan baku mutu air bersih yang berlaku berdasarkan Permenkes Nomor 416 Parameter pencemar dalam lindi TPA yang dibuang ke sungai dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas air pada badan air dan lingkungan penerima. TSS yang tinggi dapat menyebabkan semakin berkurangnya intensitas cahaya dan oksigen yang masuk ke dalam air. Fe merupakan salah satu parameter logam berat yang harus disisihkan karena sifatnya yang toxic terhadap lingkungan dan bersifat karsinogenik apabila terlalu banyak terakumulasi di dalam tubuh manusia.

(6)

6

*) Penulis **)

Dosen Pembimbing Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu adanya pengujian lindi TPA yang telah terserap ke dalam Geosynthetic Clay Liner

mengetahui apakah Geosynthetic Clay Liner (GCL) dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan zat

pencemar tersebut apa kebocoran.

Efisiensi penurunan konsentrasi Besi (Fe) ditinjau dari jenis

pengaruh waktu kontak udara

Efisiensi penurunan konsentrasi Besi (Fe) ditinjau dari jenis liner

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, uji yang pertama adal menggunakan reaktor, reaktor diisi secara bergantian dengan variasi yang digunakan yaitu Geotekstil (G), Anyaman (A), dan Kombinasi (K). Ketika lindi dialirkan pada masing masing liner yang berada didalam reaktor waktu yang dibutuhkan tidak lama. Untuk liner geotekstil waktu yang dibutuhkan 1 menit sedangkan untuk liner anyaman waktu yang dibutuhkan hanya 58 detik, dan untuk kombinasi waktu yang dibutuhkan 1 menit 13 detik. Proses yang terjadi ketika lindi dialirkan pada masing masing liner merupakan proses filtrasi dan absorpsi. Proses filtrasi ini terjadi karena geosintetik yang fleksibel dan lulus air tapi butiran tanah dapat tetap

Dosen Pembimbing permasalahan di atas, maka perlu adanya pengujian lindi TPA yang telah terserap ke dalam Geosynthetic Clay Liner (GCL) untuk Geosynthetic Clay ) dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan zat – zat pencemar tersebut apabila terjadi

enurunan konsentrasi Besi (Fe) ditinjau dari jenis liner dan pengaruh waktu kontak udara

enurunan konsentrasi Besi

liner

Berdasarkan penelitian yang uji yang pertama adalah menggunakan reaktor, reaktor diisi secara bergantian dengan variasi liner yang digunakan yaitu Geotekstil (G), Anyaman (A), dan Kombinasi (K). Ketika lindi dialirkan pada masing – yang berada didalam reaktor waktu yang dibutuhkan tidak geotekstil waktu yang dibutuhkan 1 menit sedangkan untuk anyaman waktu yang dibutuhkan hanya 58 detik, dan untuk liner kombinasi waktu yang dibutuhkan 1 menit 13 detik. Proses yang terjadi ketika lindi dialirkan pada masing – merupakan proses filtrasi dan absorpsi. Proses filtrasi ini terjadi geosintetik yang fleksibel dan lulus air tapi butiran tanah dapat tetap

tertahan. Oleh karena itu, dipilih geotekstil teranyam dan tak

dari bahan sintetis yaitu polipropilena (PP) .

Pada hasil pengolahan data laboratorium dapat dilihat

penurunan konsentrasi Besi (Fe) terjadi secara bertahap pada setiap jenis liner. Efisiensi penurunan konsentrasi Besi (Fe) terjadi dari nilai awal konsentrasi Besi (Fe) 6.

Data penurunan konsentrasi Besi (Fe) dapat dilihat secara lengkap padagambar grafik berikut:

Perbandingan Lindi Awal sebelum melewati liner dengan lindi yang telah melewati liner

Pada gambar 4.7terdapat grafik yang menunjukkan Influent, effluent reaktor yang diisi secara bergantian dengan variasi liner yang digunakan yaitu Geotekstil (G), Anyaman (A), dan Kombinasi (K).Terlihat perbedaan penurunan yang terjadi pada masing masing reaktor dengan variasi berbeda. Untuk reaktor yang tertahan. Oleh karena itu, dipilih tak-teranyam polipropilena

Pada hasil pengolahan data laboratorium dapat dilihat efisiensi penurunan konsentrasi Besi (Fe) terjadi secara bertahap pada setiap

. Efisiensi penurunan konsentrasi Besi (Fe) terjadi dari nilai konsentrasi Besi (Fe) 6.2 mg/l .

konsentrasi Besi (Fe) dapat dilihat secara lengkap padagambar

Perbandingan Lindi Awal sebelum dengan lindi yang telah

7terdapat grafik unjukkan Influent, effluent reaktor yang diisi secara bergantian yang digunakan yaitu Geotekstil (G), Anyaman (A), dan Kombinasi (K).Terlihat perbedaan penurunan yang terjadi pada masing – masing reaktor dengan variasi liner ntuk reaktor yang

(7)

7

*) Penulis **)

Dosen Pembimbing menggunakan liner G terlihat nilai efluent konsentrasi lindi sebesar 5,68 mg/l, sedangkan pada reaktor yang menggunakan liner A sebesar 5,61 mg/l dan pada reaktor yang menggunakan liner K 5,52 mg/l. Penurunan yang terjadi untuk masing –

secara berturut – turut sebesar 0,52 mg/l, 0,59 mg/l, dan 0,68 mg/l. Efisiensi penurunan konsentrasi Besi (Fe) pada masing – masing liner adalah sebesar 8,4 % , 9,5 %, dan 11 %. Persentase 8,4 % merupakan efisiensi penurunan pada reaktor yang menggunakan

geotekstil (G). Sedangkan persentase 9,5 % merupakan efisiensi penurunan dari reaktor yang menggunakan

anyaman (A), dan yang terakhir persentase sebesar 11 % merupakan efisiensi penurunan pada reaktor yang menggunakan liner kombin

Efisiensi penurunan yang paling besar berasal dari reaktor yang menggunakan liner

dikarenakan ketika anyaman dan geotekstil dikombinasikan maka pori pori masing – masing liner

menyerapnya semakin besar sehingga ketika terjadi penyerapan, lindi yang terserap lebih banyak.

Perbedaan penurunan pada masing – masing reaktor terjadi karena terdapat variasi liner yang berbeda. Pada reaktor G, liner yang digunakan adalah

Dosen Pembimbing G terlihat nilai efluent konsentrasi lindi sebesar 5,68 mg/l, sedangkan pada reaktor yang A sebesar 5,61 mg/l dan pada reaktor yang menggunakan K 5,52 mg/l. Penurunan yang masing liner turut sebesar 0,52 mg/l, 0,59 mg/l, dan 0,68 mg/l. Efisiensi penurunan konsentrasi Besi (Fe) pada adalah sebesar 8,4 % , 9,5 %, dan 11 %. Persentase 8,4 % merupakan efisiensi penurunan pada menggunakan liner geotekstil (G). Sedangkan persentase 9,5 % merupakan efisiensi penurunan dari reaktor yang menggunakan liner anyaman (A), dan yang terakhir persentase sebesar 11 % merupakan efisiensi penurunan pada reaktor yang

kombinasi (K). Efisiensi penurunan yang paling besar berasal dari reaktor yang liner kombinasi dikarenakan ketika anyaman dan geotekstil dikombinasikan maka pori – liner kemampuan menyerapnya semakin besar sehingga penyerapan, lindi yang

Perbedaan penurunan pada masing reaktor terjadi karena yang berbeda. Pada yang digunakan adalah

geotekstil yang tidak teranyam berbentuk seperti karpet kain , g

ini apabila dilihat kerapatan pori porinya lebih kecil namun ketika lindi yang dialirkan melalui geotekstil ini mengalami penyerapan yang lebih besar, sedangkan pada reaktor A, yang digunakan adalah geotekstil yang teranyam seperti karung beras tapi bukan yang terbuat dari bahan goni tetapi berwarna hitam dari bahan sintetik Anyaman ini apabila dilihat kerapatan pori – porinya lebih besar namun ketika lindi dialirkan melalui anyaman ini mengalami penyerapan yang lebih sedikit, dan untuk reaktor K,

digunakan merupakan kombinasi

keduanya. Jika dibandingkan dengan

baku mutu yang berlaku, maka konsentrasi Besi (Fe) yang telah melewati berbagai jenis

mengalami penurunan. .

Hasil penurunan yang efektif ketika reaktor menggunakan kombinasi, dikarenakan jika dikombinasikan penyerapan lindi yang terjadi lebih efektif.

Penurunan konsentrasi Besi (Fe) ditinjau dari pengaruh waktu kontak udara

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan data penurunan konsentrasi Besi (Fe) untuk masing masing jenis liner. Pada hasil geotekstil yang tidak teranyam berbentuk seperti karpet kain , geotekstil ini apabila dilihat kerapatan pori – porinya lebih kecil namun ketika lindi yang dialirkan melalui geotekstil ini mengalami penyerapan yang lebih besar, sedangkan pada reaktor A, liner yang digunakan adalah geotekstil yang g beras tapi bukan yang terbuat dari bahan goni tetapi berwarna hitam dari bahan sintetik, Anyaman ini apabila dilihat kerapatan porinya lebih besar namun ketika lindi dialirkan melalui anyaman ini mengalami penyerapan yang lebih sedikit, dan untuk reaktor K, liner yang

digunakan merupakan kombinasi

Jika dibandingkan dengan ku mutu yang berlaku, maka konsentrasi Besi (Fe) yang telah melewati berbagai jenis liner ini

Hasil penurunan yang efektif ketika reaktor menggunakan liner kombinasi, dikarenakan jika dikombinasikan penyerapan lindi yang

Penurunan konsentrasi Besi (Fe) ditinjau dari pengaruh waktu kontak

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan data penurunan konsentrasi Besi (Fe) untuk

(8)

8

*) Penulis **)

Dosen Pembimbing pengolahan data laboratorium dap dilihat penurunan konsentrasi Besi (Fe) terjadi secara bertahap pada setiap jenis liner. Penurunan konsentrasi Besi (Fe) terjadi dari nilai awal konsentrasi Besi (Fe) 6,

Namun terjadi perbedaan hasil pada grafik yang berwarna merah yaitu 4,3 mg/l . Data penyisihan konsentrasi Besi (Fe) dapat dilihat secara lengkap padagambar grafik berikut:

Perbandingan Lindi Awal sebelum melewati liner dengan lindi yang telah melewati liner

Untuk reaktor yang menggunakan liner G terlihat nilai efluent konsentrasi lindi sebesar 5,68 mg/l, sedangkan pada reaktor yang menggunakan liner A sebesar 5,61 mg/l dan pada reaktor yang menggunakan liner K 5,52 mg/l. Pada gambar 4. pada masing – masing reaktor terlihat perbedaan penurunannya. Penurunan yang terjadi untuk masing

Dosen Pembimbing pengolahan data laboratorium dapat dilihat penurunan konsentrasi Besi (Fe) terjadi secara bertahap pada setiap jenis liner. Penurunan konsentrasi Besi (Fe) terjadi dari nilai awal konsentrasi Besi (Fe) 6,2 mg/l, Namun terjadi perbedaan hasil pada erah yaitu 4,3 . Data penyisihan konsentrasi Besi (Fe) dapat dilihat secara lengkap

gambar grafik berikut:

Perbandingan Lindi Awal sebelum dengan lindi yang telah

Untuk reaktor yang G terlihat nilai efluent konsentrasi lindi sebesar 5,68 mg/l, sedangkan pada reaktor yang A sebesar 5,61 mg/l dan pada reaktor yang menggunakan Pada gambar 4.8liner masing reaktor terlihat runannya. Penurunan yang terjadi untuk masing – masing liner

secara berturut – turut sebesar 0,52 mg/l, 0,59 mg/l, dan 0,68 mg/l. Efisiensi penurunan konsentrasi Besi (Fe) pada masing – masing liner adalah sebesar 8,4 % , 9,5 %, dan 11 %. Persentase 8,4 % merupakan efisiensi penurunan pada reaktor yang menggunakan

geotekstil (G). Sedangkan persentase 9,5 % merupakan efisiensi penurunan dari reaktor yang menggunakan

anyaman (A), dan yang terakhir persentase sebesar 11 % merupakan efisiensi penurunan pada reaktor yang menggunakan liner kombinasi (K).

Namun pada grafik yang berwarana merah, Untuk masing masing liner terlihat nilai efluent konsentrasi lindi sebesar 4,2 mg/l ( G), 4,1 mg/l (Liner A), dan 3,6 mg/l (Liner K). Penurunan yang ter

masing – masing liner secara berturut turut sebesar 0,1 mg/l, 0,2 mg/l, dan 0,7 mg/l. Efisiensi penurunan konsentrasi Besi (Fe) pada masing – masing adalah sebesar 3,4 % , 5,7 %, dan 17,2 %. Persentase 3,4 % merupakan efisiensi penurunan pada reaktor yang menggunakan liner geotekstil (G). Sedangkan persentase 5,7 % merupakan efisiensi penurunan dari reaktor yang menggunakan liner anyaman (A), dan yang terakhir persentase sebesar 17,2 % merupakan efisiensi penurunan pada turut sebesar 0,52 mg/l, 0,59 mg/l, dan 0,68 mg/l. Efisiensi penurunan konsentrasi Besi (Fe) pada adalah sebesar 8,4 % , 9,5 %, dan 11 %. Persentase 8,4 % merupakan efisiensi penurunan pada reaktor yang menggunakan liner geotekstil (G). Sedangkan persentase 9,5 % merupakan efisiensi penurunan dari reaktor yang menggunakan liner anyaman (A), dan yang terakhir persentase sebesar 11 % merupakan runan pada reaktor yang

kombinasi (K). Namun pada grafik yang berwarana merah, Untuk masing - terlihat nilai efluent konsentrasi lindi sebesar 4,2 mg/l (Liner A), dan 3,6 mg/l K). Penurunan yang terjadi untuk secara berturut – turut sebesar 0,1 mg/l, 0,2 mg/l, dan 0,7 mg/l. Efisiensi penurunan konsentrasi masing liner adalah sebesar 3,4 % , 5,7 %, dan 17,2 %. Persentase 3,4 % merupakan efisiensi pada reaktor yang geotekstil (G). Sedangkan persentase 5,7 % merupakan efisiensi penurunan dari reaktor yang anyaman (A), dan yang terakhir persentase sebesar 17,2 % merupakan efisiensi penurunan pada

(9)

9

*) Penulis **)

Dosen Pembimbing reaktor yang menggunakan kombinasi (K).

Perbedaan yang terjadi pada grafik ini dikarenakan adanya pengaruh kontak udara ketika proses penelitian berlangsung. Kontak udara terjadi pada saat sampel lindi yang telah diuji pada percobaan 1 tidak ditutup sesuai dengan prosedur yang ada, sehingga ketika diuji kembali pada percobaan 2 terdapat perbedaan konsentrasi. Jika dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku, hasil dari kedua grafik yang ada maka konsentrasi Besi (Fe) yang telah melewati berbagai jenis

mengalami penurunan.

Efisiensi penurunan parameter Total Suspended Solid (TSS) ditinjau dari jenis liner

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan data penurunan konsentrasi Total Suspended Solid untuk masing-masing jenis

hasil pengolahan data laboratorium dapat dilihat penurunan konsentrasi Total Suspended Solid (TSS) terjadi secara bertahap pada setiap jenis liner. Penurunan konsentrasi

Suspended Solid (TSS)terjadi dari nilai awal konsentrasi Total Suspended Solid (TSS) 2111 mg/l . Data penyisihan konsentrasi Total Suspended Solid (TSS)dapat dilihat secara lengkap pada data tabel dan gambar grafik berikut:

Dosen Pembimbing gunakan liner

Perbedaan yang terjadi pada grafik ini dikarenakan adanya pengaruh kontak udara ketika proses penelitian berlangsung. Kontak udara terjadi pada saat sampel lindi yang telah diuji pada percobaan 1 tidak ditutup sesuai dengan osedur yang ada, sehingga ketika diuji kembali pada percobaan 2 terdapat perbedaan konsentrasi. Jika dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku, hasil dari kedua grafik yang ada maka konsentrasi Besi (Fe) yang telah melewati berbagai jenis liner ini

enurunan parameter Total Suspended Solid (TSS) ditinjau dari

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan data penurunan Total Suspended Solid (TSS) masing jenis liner. Pada hasil pengolahan data laboratorium dapat dilihat penurunan konsentrasi (TSS) terjadi secara bertahap pada setiap jenis liner. Penurunan konsentrasi Total (TSS)terjadi dari nilai

Total Suspended Solid mg/l . Data penyisihan Total Suspended Solid (TSS)dapat dilihat secara lengkap pada

gambar grafik berikut:

Gambar Perbandingan Lindi Awal sebelum melewati liner dengan lindi yang telah melewati liner

Untuk reaktor yang menggunakan liner G terlihat nilai efluent konsentrasi lindi sebesar 457 mg/l sedangkan pada liner

1069 mg/l dan pada liner K 293 mg/l. Pada gambar 4.9liner pada masing masing liner terlihat perbedaan penurunannya. Penurunan yang terjadi untuk masing – masing liner

berturut – turut sebesar 1654 mg/l, 1042 mg/l, dan 1818 mg/l. Efisiensi penurunan konsentrasi Besi (Fe) pada masing – masing liner adalah sebesar 78,4 % , 49,4 %, dan 86,1 %. Persentase 78,4 % merupakan efisiensi penurunan pada reaktor yang menggunakan geotekstil (G). Sedangkan persentase 49,4 % merupakan efisiensi penurunan dari reaktor yang menggunakan anyaman (A), dan yang terakhir persentase sebesar 86,1 % merupakan

Gambar Perbandingan Lindi Awal dengan lindi

Untuk reaktor yang G terlihat nilai efluent konsentrasi lindi sebesar 457 A sebesar K 293 mg/l. pada masing – erlihat perbedaan penurunannya. Penurunan yang terjadi liner secara turut sebesar 1654 mg/l, 1042 mg/l, dan 1818 mg/l. Efisiensi penurunan konsentrasi Besi (Fe) pada adalah sebesar 86,1 %. Persentase 78,4 % merupakan efisiensi penurunan pada reaktor yang menggunakan liner geotekstil (G). Sedangkan persentase 49,4 % merupakan efisiensi penurunan dari reaktor yang menggunakan liner anyaman (A), dan yang terakhir ,1 % merupakan

(10)

10

*) Penulis **)

Dosen Pembimbing efisiensi penurunan pada reaktor yang menggunakan liner kombinasi (K).

Perbedaan penurunan pada masing – masing reaktor terjadi karena terdapat variasi liner yang berbeda. Pada reaktor G, liner yang digunakan adalah geotekstil yang tidak teranyam berbentuk seperti karpet kain , geotekstil ini apabila dilihat pori –

kecil sehingga ketika lindi yang dialirkan melalui geotekstil ini mengandung partikel

tersuspensi sudah tertahan lebih dulu, sedangkan pada reaktor A,

digunakan adalah geotekstil yang teranyam seperti karung beras tapi bukan yang terbuat dari bahan goni tetapi berwarna hitam dari bahan sintetik, Anyaman ini apabila dilihat pori – porinya lebih besar

ketika lindi yang dialirkan melalui anyaman ini mengandung partikel partikel tersuspensi masih banyak yang lolos, dan untuk reaktor K,

digunakan merupakan kombinasi

keduanya sehingga ketika lindi yang

dialirkan ini mengandung partikel partikel tersuspensi sudah tertahan lebih dulu.

Jika dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku, maka konsentrasi Total Suspended Solid (TSS)

melewati berbagai jenis

mengalami penurunan. Reaktor yang

Dosen Pembimbing efisiensi penurunan pada reaktor yang

kombinasi (K). Perbedaan penurunan pada

masing reaktor terjadi karena yang berbeda. Pada yang digunakan adalah geotekstil yang tidak teranyam berbentuk seperti karpet kain , geotekstil porinya lebih kecil sehingga ketika lindi yang dialirkan melalui geotekstil ini mengandung partikel – partikel tahan lebih dulu, sedangkan pada reaktor A, liner yang digunakan adalah geotekstil yang seperti karung beras tapi bukan yang terbuat dari bahan goni tetapi berwarna hitam dari bahan , Anyaman ini apabila dilihat

porinya lebih besar sehingga

ketika lindi yang dialirkan melalui anyaman ini mengandung partikel – partikel tersuspensi masih banyak yang , dan untuk reaktor K, liner yang

digunakan merupakan kombinasi

sehingga ketika lindi yang dialirkan ini mengandung partikel – partikel tersuspensi sudah tertahan lebih

Jika dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku, maka konsentrasi (TSS) yang telah melewati berbagai jenis liner ini mengalami penurunan. Reaktor yang

efektif hasil penurunannya yang menggunakan liner

dikarenakan jika dikombinasikan penyerapan lindi yang terjadi lebih efektif.

Efisiensi penurunan konsentrasi Besi

(Fe) ditinjau dari penambahan

bentonit dan pengaruh waktu kontak udara

Efisiensi penurunan konsentrasi Besi

(Fe) ditinjau dari penambahan

bentonit

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, uji yang kedua adalah menggunakan jartest, masing

jartest diisi lindi dengan menggunakan variasi massa bentonite yaitu 1 gr, 3 gr, 7 gr, dan 12 gr. Bentonite adalah jenis mineral smektit yang tersusun oleh kerangka alumino silikat dan membentuk struktur lapis, mempunyai muatan negatif merata dipermukaannya dan merupakan penukar kation yang baik. Bentonite mempunyai ciri khas kalau diraba seperti lilin dan teksturnya seperti sabun. Bagian yang dekat permukaan tanah berwarna hijau kekuningan atau abu-abu dan menjadi terang pada saat dikeringkan (Foth, 1988). Bentonite mempunyai kandungan mineral montmorillonite lebih dari 85 % dengan rumus kimianya Al2O3.4SiO2.xH2O (Ohtsuka, 19

Kandungan lain dalam

efektif hasil penurunannya yang kombinasi, dikarenakan jika dikombinasikan penyerapan lindi yang terjadi lebih

enurunan konsentrasi Besi

(Fe) ditinjau dari penambahan

bentonit dan pengaruh waktu kontak

enurunan konsentrasi Besi

ditinjau dari penambahan

penelitian yang uji yang kedua adalah menggunakan jartest, masing – masing jartest diisi lindi dengan menggunakan yaitu 1 gr, 3 gr, adalah jenis ineral smektit yang tersusun oleh kerangka alumino silikat dan membentuk struktur lapis, mempunyai muatan negatif merata dipermukaannya dan merupakan penukar kation yang mempunyai ciri khas kalau diraba seperti lilin dan teksturnya sabun. Bagian yang dekat permukaan tanah berwarna hijau abu dan menjadi terang pada saat dikeringkan (Foth, mempunyai kandungan mineral montmorillonite lebih dari 85 %

dengan rumus kimianya

Al2O3.4SiO2.xH2O (Ohtsuka, 1997).

(11)

11

*) Penulis **)

Dosen Pembimbing bentonitemerupakan pengotor beberapa jenis mineral seperti kuarsa, ilit, kalsit, mika, dan klorit.Bentonit

sifat plastis dan koloidal yang tinggi serta dapat mengalami perluasan kisi. Munculnya sifat adsorben karena pad kisi bentonit disubstitusi oleh muatan yang tidak setimbang.

Pada hasil pengolahan data laboratorium dapat dilihat

penurunan konsentrasi Besi (Fe) terjadi secara bertahap pada setiap jenis bentonite. Efisiensi penurunan konsentrasi Besi (Fe) terjadi dari nilai awal konsentrasi Besi (Fe)

Pada grafik 4.10 terlihat penambahan kadar bentonite

penurunan konsentrasi Besi (Fe). Pada grafik yang berwarna biru merupakan lindi awal tanpa adanya penambahan bentonit, namun pada grafik berwarna merah setelah terjadi penambahan bentonit 12 gr cukup rendah penurunan yang terjadi.

Perbandingan Lin

sebelum

Dosen Pembimbing merupakan pengotor beberapa jenis mineral seperti kuarsa, ilit, kalsit, Bentonite mempunyai sifat plastis dan koloidal yang tinggi serta dapat mengalami perluasan kisi. Munculnya sifat adsorben karena pada kisi bentonit disubstitusi oleh muatan

Pada hasil pengolahan data laboratorium dapat dilihat efisiensi penurunan konsentrasi Besi (Fe) terjadi secara bertahap pada setiap

. Efisiensi penurunan asi Besi (Fe) terjadi dari nilai awal konsentrasi Besi (Fe) 3,5 mg/l .

terlihat adanya bentonite dalam penurunan konsentrasi Besi (Fe). Pada grafik yang berwarna biru merupakan lindi awal tanpa adanya penambahan bentonit, namun pada grafik berwarna merah setelah terjadi penambahan bentonit 12 gr cukup rendah penurunan

Perbandingan Lindi Awal

sebelum ditambahkan

bentonitedengan lindi yang telah ditambahkan bentonite

Dari grafik diatas terlihat bahwa adsorpsi yang terjadi telah dipengaruhi oleh adanya penambahan

maka konsentrasi akhir Besi (Fe) pada grafik yang merah cukup ren penurunannya. Keunggulan

sebagai adsorben ditunjang pula oleh sifat-sifat yang dimilikinya antara lain luas permukaan spesifik yang tinggi, stabil secara kimia dan mekanik, struktur permukaan yang bervariasi, kapasitas pertukaran ion yang tin serta adanya asam-asam Bronsted dan Lewis (Bhattacharyya & Gupta, 2006).Banyak peneliti yang sudah menggunakan lempung sebagai adsorban untuk berbagai adsorpsi, misalnya Sari dkk, (2014) menggunakan lempung untuk adsorpsi kation Pb (II) hasilnya lempung dapat menyerap sebesar 0,7586 (0,2M), 0,798 (0,4M) dan 0,827 (0,6M). Kemudian Suarya, (2008) menggunakan lempung untuk adsorpsi pengotor minyak daun cengkeh, hasilnya dapat menjernihkan 37,93 (0,4M), 40,20 (0,8M) dan 50,96 (1,2M)

Efisiensi penurunan konsentrasi Besi (Fe) ditinjau dari pengaruh waktu kontak udara

Pada grafik 4.11 terlihat

penambahan kadar bentonit dalam penurunan konsentrasi Besi (Fe) serta

dengan lindi yang telah

Dari grafik diatas terlihat bahwa yang terjadi telah dipengaruhi oleh adanya penambahan bentonite, Besi (Fe) pada grafik yang merah cukup rendah Keunggulan bentonite sebagai adsorben ditunjang pula oleh sifat yang dimilikinya antara lain luas permukaan spesifik yang tinggi, stabil secara kimia dan mekanik, struktur permukaan yang bervariasi, kapasitas pertukaran ion yang tinggi asam Bronsted dan Lewis (Bhattacharyya & Gupta, 2006).Banyak peneliti yang sudah menggunakan lempung sebagai adsorban untuk berbagai adsorpsi, misalnya Sari dkk, (2014) menggunakan lempung untuk adsorpsi kation Pb (II) g dapat menyerap sebesar 0,7586 (0,2M), 0,798 (0,4M) dan 0,827 (0,6M). Kemudian Suarya, (2008) menggunakan lempung untuk adsorpsi pengotor minyak daun cengkeh, hasilnya dapat menjernihkan 37,93 (0,4M), 40,20 (0,8M) dan 50,96 (1,2M)

sentrasi Besi (Fe) ditinjau dari pengaruh waktu

terlihat adanya penambahan kadar bentonit dalam penurunan konsentrasi Besi (Fe) serta

(12)

12

*) Penulis **)

Dosen Pembimbing terjadi pengaruh kontak udara dalam penurunan tersebut. Pada grafik yang berwarna biru merupakan lindi awal tanpa adanya penambahan bentonit, namun pada grafik berwarna merah setelah terjadi penambahan bentonit 12 gr cukup rendah penurunan yang terjadi . Sedangkan grafik yang berwarna hijau menunjukkan bahwa adanya pengaruh kontak udara pada saat penelitian ini berlangsung sehingga penurunan yang terjadi sangat berbeda.

Perbandingan Lindi Awal

sebelum

bentonitedengan lindi yang telah ditambahkan bentonite

Efisiensi penurunan parameter Total Suspended Solid (TSS) ditinjau dari penambahan bentonit

Pada grafik 4.12 terlihat penambahan kadar bentonite

penurunan konsentrasi Total Suspended Solid (TSS). Pada grafik yang berikut menunjukkan angka 0 merupakan lindi awal tanpa adanya penambahan bentonit, namun setelah ditam

Dosen Pembimbing terjadi pengaruh kontak udara dalam penurunan tersebut. Pada grafik yang akan lindi awal tanpa adanya penambahan bentonit, namun pada grafik berwarna merah setelah terjadi penambahan bentonit 12 gr cukup rendah penurunan yang terjadi . Sedangkan grafik yang berwarna hijau menunjukkan bahwa adanya pengaruh t penelitian ini berlangsung sehingga penurunan yang

Perbandingan Lindi Awal

sebelum ditambahkan

dengan lindi yang telah

bentonite

enurunan parameter Total Suspended Solid (TSS) ditinjau dari

terlihat adanya bentonite dalam Total Suspended . Pada grafik yang berikut menunjukkan angka 0 merupakan lindi awal tanpa adanya penambahan namun setelah ditambahkan

bentonite, hanya pada penambahan 1 gr bentonite, TSS mengalami penurunan, sedangkan saat massa

dinaikkan terjadi peningkatan konsentrasi TSS pada masing

penambahan massa bentonite pada angka 12 setelah terjadi penambahan bentonit 12 gr mengalami kenaikan konsentrasi TSS .

Perbandingan Lindi Awal

sebelum ditambahkan

bentonitedengan lindi yang telah ditambahkan bentonite

Dari grafik pada Gambar 4. bahwa semakin besar massa menyebabkan semakin sedikit TSS teradsorpsi pada situs aktif adsorben. Hal tersebu dikarenakan

bentonite terhadap TSS

kejenuhan yang mengakibatkan menurunnya daya serapnya yaitu akan mencapai kesetimbangan meskipun massa bentonite semakin meningkat.

Efisiensi penurunan parameter warna ditinjau dari penambahan bentonit

bentonite, hanya pada penambahan 1 gr , TSS mengalami penurunan, sedangkan saat massa bentonite dinaikkan terjadi peningkatan konsentrasi TSS pada masing – masing bentoniteterlihat pada angka 12 setelah terjadi entonit 12 gr mengalami

Perbandingan Lindi Awal

ditambahkan dengan lindi yang telah

Dari grafik pada Gambar 4.12 terlihat massa bentonite sedikit TSS yang teradsorpsi pada situs aktif adsorben. daya serap mengalami kejenuhan yang mengakibatkan menurunnya daya serapnya yaitu akan mencapai kesetimbangan meskipun

semakin meningkat.

enurunan parameter warna ditinjau dari penambahan bentonit

(13)

13

*) Penulis **)

Dosen Pembimbing Dari grafik pada Gambar 4. bahwa pada penggunaan bentonite pada massa 1 gr, 3 gr, 7 gr, dan 12 gr memberikan pola penyisihan yang hampir sama. Secara umum terlihat bahwa semakin bertambahnya massabentonite maka semakin berkurang konsentrasi warna pada sampel lindi tersebut. Hasil awal dari uji konsentrasi warna pada lindi sebesar 15234 TCU, menunjukkan bahwa warna pada lindi TPA Jatibarang melebihi dari baku mutu Permenkes No. 416 tahun

1990.

Perbandingan Lindi Awal

sebelum

bentonitedengan lindi yang telah ditambahkan bentonite

Dari masing – masing grafik batang setiap ditambahkan

konsentrasi warna semakin menurun, penurunan yang terjadipun cukup signifikan. Massabentonite

dicapai pada massa7 gr, yaitu

menyisihkan warna menjadi 9700 TCU. Persentase sebesar 36,3 % merupakan efisiensi penurunannya. Hal ini

Dosen Pembimbing Dari grafik pada Gambar 4.13 terlihat

bentonite, baik massa 1 gr, 3 gr, 7 gr, dan 12 gr memberikan pola penyisihan yang hampir sama. Secara umum terlihat bahwa semakin bertambahnya maka semakin konsentrasi warna pada sampel lindi tersebut. Hasil awal dari uji konsentrasi warna pada lindi sebesar n bahwa warna pada lindi TPA Jatibarang melebihi dari baku mutu Permenkes No. 416 tahun

Perbandingan Lindi Awal

sebelum ditambahkan

dengan lindi yang telah

bentonite

masing grafik batang setiap ditambahkan bentonite konsentrasi warna semakin menurun, penurunan yang terjadipun cukup bentonite optimum , yaitu mampu menyisihkan warna menjadi 9700 TCU. 3 % merupakan efisiensi penurunannya. Hal ini

menunjukkan bahwa telah terjadi proses adsorpsi dalam uji yang telah dilakukan. Karena adsorpsi merupakan fenomena fisis yang menyangkut permukaan suatu material, maka adsorbent yang baik harus berupa struktur berpori yang memiliki permukaan cukup luas (Mohajit., 2001).Bentonite

memenuhi syarat adsorbent yang baik berupa struktur berpori yang memiliki permukaan cukup luas. Bentonite digunakan pada penelitian bentonitetipe Ca-Mg-Bentonit

bentonit ini bersifat kurang mengembang apabila dicelupka dalam air tetapi memiliki penyerapan yang lebih baik, baik secara alamiah ataupun dengan cara pengaktivan.Dari grafik pada Gambar 4.13 terlihat bahwa semakin besar massa

menyebabkan semakin banyak yang teradsorpsi pada situs aktif adsorben. Akan tetapi, daya serap bentonite terhadap warna

mengalami kejenuhan yang mengakibatkan menurunnya daya serapnya yaitu akan mencapai kesetimbangan meskipun

bentonite semakin meningkat.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :

ahwa telah terjadi proses adsorpsi dalam uji yang telah dilakukan. Karena adsorpsi merupakan fenomena fisis yang menyangkut permukaan suatu material, maka adsorbent yang baik harus berupa struktur berpori yang memiliki permukaan cukup luas Bentonite telah memenuhi syarat adsorbent yang baik berupa struktur berpori yang memiliki Bentoniteyang ini adalah Bentonit. Tipe bersifat kurang mengembang apabila dicelupkan ke dalam air tetapi memiliki penyerapan yang lebih baik, baik secara alamiah ataupun dengan cara pengaktivan.Dari terlihat bahwa massa bentonite menyebabkan semakin banyak warna yang teradsorpsi pada situs aktif adsorben. Akan tetapi, daya serap warna dapat mengalami kejenuhan yang mengakibatkan menurunnya daya serapnya yaitu akan mencapai kesetimbangan meskipun massa

semakin meningkat.

rdasarkan hasil penelitian, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut

(14)

14

*) Penulis **)

Dosen Pembimbing 1. Semakin lengkap

digunakan dalam satu kesatuan menghasilkan penurunan semakin besar.

paling optimum dari ketiga variasi liner yang digunaan adalah liner

anyaman dengan geotekstil Liner Kombinasi

menyisihkan TSS sebesar % - 86,1 %, Warna sebesar 9,1 % - 36,3 %, dan Logam Fesebesar 8,4 %

2. Untuk variasi massa

terjadi perubahan konsentrasi pada parameter Logam Fe dan Warna yaitu mengalami penurunan dari 3

menjadi 1,00

parameter Logam Fe, sedangkan untuk parameter warna dari 15234 TCU menjadi 9700 TCU. Pada parameter TSS perubahan konsentrasi yang terjadi yaitu mengalami kenaikan ketika bentonite yang diberikan lebih dari 1 gr.

SARAN

Penelitian ini memberikan pengetahuan dasar tentang adanya potensi penggunaan geosynthtetic clay liner (gcl) pada TPA sebagai

Dosen Pembimbing lengkap liner yang digunakan dalam satu kesatuan penurunan yang semakin besar. Kondisi yang paling optimum dari ketiga yang digunaan liner kombinasi anyaman dengan geotekstil. Kombinasi mampu TSS sebesar 49,4 Warna sebesar - 36,3 %, dan Logam

8,4 % - 11 %. Untuk variasi massa bentonite terjadi perubahan konsentrasi pada parameter Logam Fe dan yaitu mengalami penurunan dari 3,5 mg/l mg/l untuk parameter Logam Fe, sedangkan untuk parameter warna dari 15234 TCU menjadi 9700 TCU. Pada parameter TSS perubahan konsentrasi yang terjadi yaitu mengalami kenaikan ketika yang diberikan lebih

Penelitian ini memberikan pengetahuan dasar tentang adanya geosynthtetic clay ) pada TPA sebagai

.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan adalah diperlukan penelitian lanjutan tentang gcl baik linernya maupun bentonitenya.

DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. 2008. “Undang Undang No. 18 tentang “Pengelolaan Sampah”. Sekretariat Negara Jakarta Republik Indonesia, 2012. Peraturan

Pemerintah No.81 “Pengelolaan Sampah

Republik Indonesia, 1990. Peraturan Menteri Kesehatan

tentang: “Syarat – Pengawasan Kualitas Air

Republik Indonesia, 2013. Peraturan Menteri PU No.3

“Penyelenggaraan Persampahan Dalam Penanganan

dan Sejenis”.

Republik Indonesia, 2012. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No.5 tentang: “Baku Mutu Air Limbah Industri”.

Aziz, S. Q., H. A. Aziz, M. S. Yusoff, M. J. K. Bashir, M. Umar. 2010.

Characterization in Semi Aerobic and Anae Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan erlukan penelitian lanjutan nya maupun

Republik Indonesia. 2008. “Undang Undang No. 18 tentang “Pengelolaan Sampah”. Sekretariat Negara Jakarta

. Peraturan 81 tentang: Sampah”.

. Peraturan Menteri Kesehatan No.416 syarat dan Pengawasan Kualitas Air”.

. Peraturan 3 tentang: Penyelenggaraan Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rt

. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Baku Mutu Air

Aziz, S. Q., H. A. Aziz, M. S. Yusoff, M. J. K. Bashir, M. Umar.

2010. Leachate

Characterization in Semi-Aerobic and Anaerobic

(15)

15

*) Penulis **) Dosen Pembimbing Sanitary Landfills: A Comparative Study. Environmental Management 91: 2608-2614.

A.Langmore, Minimum Requirement For Water Monitoring At Waste Management Facilities Edition, Departement Of Water Affairs And Forestry, RepublicOf South

Anderson, P.D., 1961.

Physiological in Chemistry Fourth Edition.John Wiley & Sons, New York.

Badan Standardisasi Nasional, SNI 6989.57:2008,

Pengambilan Contoh Air Permukaan, Jakarta, 2008 Badan Standardisasi Nasional, S

6989.80 -2011, limbah- Bagian 80 warna secara spektrofoto Jakarta, 2011

Badan Standardisasi Nasional, SNI 6989.3-2004, Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri, Jakarta, 2004

Badan Standardisasi Nasional, SNI 06 6989.4-2004, Cara Uji Besi (Fe) dengan

Dosen Pembimbing Sanitary Landfills: A Comparative Study. Journal of Environmental Management

Minimum Requirement For Water Monitoring At Waste Management Facilities, 2nd Edition, Departement Of Water Affairs And Forestry, RepublicOf South Africa, 1998. Anderson, P.D., 1961. Essential of

Physiological in Chemistry. Fourth Edition.John Wiley &

Badan Standardisasi Nasional, SNI

, Metoda

Pengambilan Contoh Air Jakarta, 2008 Badan Standardisasi Nasional, SNI

, Air dan air 80 : Cara uji spektrofotometri,

Badan Standardisasi Nasional, SNI 06-Air dan air Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara

Jakarta, 2004 Badan Standardisasi Nasional, SNI

06-2004, Cara Uji Besi (Fe)

SpektrofotometriSerapan Atom (SSA)-nyala, Jakarta, 2004 Bhattacharyya, K.G. and Gupta, S.S.

2006.

Montmorillonite, and Their Modified Derivativ

Adsorbents for Removal of Cu(II) from Aqueous Solution Sep. Purif. Technol

397.

Bathrust, R.J. International Geosyntetics Society. 2005. Geosyntetics Clasification. [Available online athttp://geosistem.co.id

Bilgili, M. S., A. Demir, E. Akkaya, B. Ozkaya. 2008. COD Fraction of Leachate from Aerobic and Anaerobic Pilot Scale Landfill Reactors. Journal of Hazardous Materials 158: 157-163.

Bouazza, A., 2001. Geosynthetic Clay Liner. Geotextiles and Geomembranes 20, 3

Damanhuri, E. 2008. Diktat

Limbah. Institut Teknologi Bandung. Bandung

Damanhuri, E. Padmi, Tri. 2010. Pengelolaan Sampah

Kuliah TL - 3104. Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan

Serapan Atom Jakarta, 2004 Bhattacharyya, K.G. and Gupta, S.S.

2006. Kaolinite,

Montmorillonite, and Their Modified Derivatives as Adsorbents for Removal of Cu(II) from Aqueous Solution Sep. Purif. Technol., 50,

388-, R.J. International Geosyntetics Geosyntetics . [Available online http://geosistem.co.id] , M. S., A. Demir, E. Akkaya, B. COD Fraction of Leachate from Aerobic and Anaerobic Pilot Scale Landfill Journal of Hazardous

163.

Geosynthetic Clay Geotextiles and Geomembranes 20, 3-17

Damanhuri, E. 2008. Diktat Landfilling Limbah. Institut Teknologi

Damanhuri, E. Padmi, Tri. 2010. Pengelolaan Sampah. Diktat 3104. Program Studi Teknik Lingkungan. Fakultas Teknik Sipil dan

(16)

16

*) Penulis **) Dosen Pembimbing Lingkungan.Institut Teknologi Bandung. Damanhuri, E. 1995.

Pembuangan Akhir Sampah Jurnal Teknik Lingkungan ITB. Bandung.

Darmasetiawan, Martin. 2004.

Perencanaan Tempat

Pembuangan Akhir.(TPA). Jakarta : Eka Mitra.

Dinas Kebersihan Kota,

Kebersihan Kota Semarang Pemerintah Kota Semarang, Semarang, 2014.

Diharto. Studi Perencanaan TPA Buluminung Penajam Paser Utara Dengan Sistem Sanitary Landfill. Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Negeri Semarang. Nomor 2 Volume 11. Juli, 2009.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber daya dan Lingkungan Perairan Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 254 hal.

Farquhar,G.J. 1989.

Production and Characteristics. Can. J. Civ. Eng.16, 317

Foth, H.D. 1989.Fundamental of Soil Diterjemahkan oleh E. Purbayanti, D.R. Lukito, dan

Dosen Pembimbing Lingkungan.Institut Teknologi

Damanhuri, E. 1995. Teknik Pembuangan Akhir Sampah. Jurnal Teknik Lingkungan ITB.

Darmasetiawan, Martin. 2004.

Perencanaan Tempat

Pembuangan Akhir.(TPA). Jakarta : Eka Mitra.

s Kebersihan Kota, Profil Dinas Kebersihan Kota Semarang Pemerintah Kota Semarang,

Studi Perencanaan TPA Buluminung Penajam Paser Utara Dengan Sistem Sanitary Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Negeri ng. Nomor 2 Volume 11.

Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber daya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Farquhar,G.J. 1989. Leachate: Production and Characteristics. Can. J. Civ. Eng.16, 317–325.

Fundamental of Soil. Diterjemahkan oleh E. Purbayanti, D.R. Lukito, dan

Trimulatsih.1991.Dasar Dasar Ilmu Tanah. MadaUniversity Press Yogyakarta.

Hendtlass, Charles. 2000.

Guidelines, 1st ed. Wickliffe Press : University of Canterbury Christchurch New Zealand. Book : ISBN 0-908993

Mahmud, Kashif, Delwar Hossain, Shahriar Shams. 2012.

Treatment Strategies for Highly Polluted Landfill Leachate in Developing Countries.

Management 32: 2096

Ohtsuka, K. 1997. Preparation and Properties of Two Dimensional Microporous Pillared Interlayer Solids, Chem. Mater., vol. 9, pp. 2039-2050.

Rowe, R. Kerry. 2009.

Engineering The Design and Operation of Municipal Solid waste Landfills to Minimize Contamination of Groundwater.

Symposium on

Geoenviromental Engineering. Huangzhou, China.

Salami, Lukmon., Olaosebikan A. Olafadehan, Gutti Babagana and Alfred A. Susu. 2013. Prediction of Concentration

Dasar

Dasar Ilmu Tanah. Gajah MadaUniversity Press.

Hendtlass, Charles. 2000. Landfill ed. Wickliffe Press : University of Canterbury Christchurch New Zealand.

908993-23-4. Mahmud, Kashif, Delwar Hossain,

Shahriar Shams. 2012. Different Treatment Strategies for Highly Polluted Landfill Leachate in Developing Countries. Waste

anagement 32: 2096–2105. Preparation and Properties of Two Dimensional Microporous Pillared Interlayer ., vol. 9, pp.

Rowe, R. Kerry. 2009. Systems Engineering The Design and Operation of Municipal Solid te Landfills to Minimize Contamination of Groundwater.

Symposium on

Geoenviromental Engineering.

Salami, Lukmon., Olaosebikan A. Olafadehan, Gutti Babagana and Alfred A. Susu. 2013. Prediction of Concentration

(17)

17

*) Penulis **)

Dosen Pembimbing Profiles of Contaminants in Groundwater Polluted by Leachates From a Landfill Site. Volume 15 (3-19). Nigeria. Salem, Z., K. Hamouri, R. Djemaa, K.

Allia. 2008. Evaluation of Landfill Leachate Pollution and Treatment. Jornal Desalination 220: 108-114.

Shukla, Sanjay Kumar., dan Jia Yin. 2006. Fundamentals of Geosynthetic Engineering. Taylor & Francis. London. Sudarwin.2008.Analisis Spasial

Pencemaran Logam Berat (Pb dan Cd) pada Sedimen Aliran Sungai dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Jatibarang Semarang. UNDIP : Semaran

Notodarmojo, Suprihanto. 2005. Pencemaran Tanah dan Air Tanah. ITB : Bandung

P. Isyana, dan

Sudarmaji.2008.Hubungan Jarak Terhadap Kualitas Kimia Air Tambak Dan Keluhan Kesehatan Masyarakat Konsumen Ikan Hasil Tambak Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Benowo

Dosen Pembimbing Profiles of Contaminants in Groundwater Polluted by Leachates From a Landfill Site.

19). Nigeria. Salem, Z., K. Hamouri, R. Djemaa, K.

Evaluation of Landfill Leachate Pollution and Jornal Desalination

Shukla, Sanjay Kumar., dan Jian-Hua Fundamentals of Geosynthetic Engineering. Taylor & Francis. London.

Analisis Spasial Pencemaran Logam Berat (Pb dan Cd) pada Sedimen Aliran Sungai dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Jatibarang Semarang. UNDIP : Semarang

Notodarmojo, Suprihanto. 2005. Pencemaran Tanah dan Air

. ITB : Bandung

P. Isyana, dan

Hubungan Jarak Terhadap Kualitas Kimia Air Tambak Dan Keluhan Kesehatan Masyarakat Konsumen Ikan Hasil Tambak Di Sekitar Tempat Pembuangan Sampah Benowo. Jurnal

Kesehatan Lingkungan, Vol.4, No.2, Januari 2008: 39

Tchobanoglous, George and Theisen H, Vigil SA. 1993. Integrated Solid Waste Management : Engineering Principles and Manajement Issues.

Hill, Inc., N. Y.

Tchobanoglous, George dan F.L Burton. 2003. Wastewater Engineering: Treatment and Reuse.

McGraw-Hill.Inc. New York. Vesilind, Aarne. P, William Worrel,

Debra Reinhart. 2002. Waste Engineering. Leraning, Inc.

Widowati, Wahyu., Astiana Sastiono dan Raymond Jusuf R. 2008. Efek Toksik Logam. Offset, Yogyakarta.

Kesehatan Lingkungan, Vol.4, No.2, Januari 2008: 39 – 48. Tchobanoglous, George and Theisen H,

Integrated Solid Waste Management : Engineering Principles and Manajement Issues.

McGraw-eorge dan F.L Burton. Wastewater Engineering: Treatment and Reuse. 4th Ed.

Hill.Inc. New York. Vesilind, Aarne. P, William Worrel,

Debra Reinhart. 2002. Solid Waste Engineering. Thomson

Widowati, Wahyu., Astiana Sastiono aymond Jusuf R. 2008. Efek Toksik Logam. Andi

Gambar

Tabel Karakteristik Lindi TPA
gambar grafik berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Akreditasi adalah proses untuk mengindikasikan bahwa suatu LPK telah mencapai tingkat mutu dari ketentuan dalam pendidikan dan pelatihan kerja dari standar kecukupan

Kesimpulan dari penelitian ini, pengaruh penggunaan campuran bahan bakar premium- methanol terhadap performa dan emisi gas buang mesin bensin pada sistem EGR panas dengan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gen yang terlibat patogenisitas pada Xanthomonas axonopodis pv glycines adalah impX yang menyandikan suatu ABC-ATPase, suatu protein

Gambar 4.21 Grafik Persentase Hasil Ujicoba Pemakaian Pada grafik di atas menunjukkan bahwa untuk indikator keberadaan, fungsi, dan tampilan media pembelajaran kvisoft

Sebagian besar responden sangat setuju dan setuju terhadap aspek interior point of interest display sebagai bahan pertimbangan untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi menetapkan Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) merupakan bagian dari bagian kebijakan nasional tentang

Usaha-usaha jasa kesehatan dan kegiatan lainnya banyak terdapat di Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Genteng, Rogojampi dan Kalipuro.. Jasa Kemasyarakatan, Sosbud, Hiburan

Sekarang kita akan menambahkan CSS pada halaman HTML kita untuk memperindah tampilan form.. Sebagian besar CSS posisi form dan status messages di tengah jendela, dan form style