• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 VISI DAN MISI RUPM KABUPATEN PANDEGLANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 VISI DAN MISI RUPM KABUPATEN PANDEGLANG"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

VISI DAN MISI RUPM

KABUPATEN PANDEGLANG

Investasi yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Tabungan dari sektor rumah tangga melalui institusi-intitusi keuangan akan mengalir ke sektor perusahaan. Apabila para pengusaha menggunakan uang tersebut untuk membeli barang-barang modal, pengeluaran tersebut dinamakan investasi.

Investasi adalah pengeluaran penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi yang akan menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian.

Investasi pada hakikatnya merupakan aktivitas penempatan sejumlah dana yang ada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Investasi pada financial assets, dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Atau dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lainnya

2) Investasi pada real assets, diwujudkan dalam bentuk pembelian assets produktif, pendirian pabrik, pembukaan tambang, dan pembukaan perkebunan.

Artinya, investasi menjadi komponen penting dalam konteks ekonomi makro Kabupaten Pandeglang, sebab aktivitasnya yang mampu mengakumulasi modal, penambahan stock gedung, dan peralatan lainnya, berdampak pada peningkatan output potensial Kabupaten Pandeglang dan merangsang pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Peningkatan PDRB perkapita, peluang peningkatan penyerapan tenaga kerja, merupakan salah satu dari banyak manfaat penanaman modal yang sehat.

Namun investasi yang tidak sehat dapat berdampak negatif terhadap ekonomi makro nasional, regional, maupun lokal, beberapa investasi yang tidak sehat adalah;

1) The Law of Capital Accumulations, investasi yang mengakuisisi “memakan” perusahaan kecil yang dalam jangka panjang mampu menciptakan iklim pasar yang tidak kompetitif

▸ Baca selengkapnya: visi, misi indofood 2022

(2)

2) Aglomerasi atau proses konglomerasi dari hulu sampai hilir yang dalam jangka panjang mampu menciptakan iklim pasar monopoli dengan peningkatan penguatan akuisisi sumberdaya produksinya

3) Privatisasi BUMN & BUMD, yaitu aktivitas yang menyerupai The Law of Capital Accumulations, atau investasi yang mengakuisisi “memakan” perusahaan kecil yang dalam jangka panjang mampu menciptakan iklim pasar yang tidak kompetitif, dalam hal ini yang diakuisisi adalah BUMN atau BUMD yang dibangun oleh pemerintah demi kepentingan publik.

Dengan pendekatan pasar persaingan sempurna, praktek investasi yang tidak sehat berpotensi terjadi dimana-dimana, dampak terburuknya dari kegiatan investasi yang tidak sehat adalah, adanya ketergantungan ekonomi terhadap aktivitas penanaman modal, dimana investasi berubah menjadi Price Makerbukan mekanisme pasar.

Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif, dan inovatif. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi. Penetapan visi merupakan bagian dari perencanaan strategik serta langkah penting dalam perjalanan organisasi.

Visi adalah suatu pedoman dan pendorong organisasi untuk mencapai tujuan dalam rangka melaksanakan pembangunan, dan Visi secara umum merupakan pernyataan dalam menjawab permasalahan yang dirasakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi (Pasal 1 ayat (13) UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional). Misi merupakan pernyataan secara luas dan komprehensif tentang tujuan suatu daerah/organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang akan diberikan atau dilaksanakan, kebutuhan masyarakat yang dapat dipenuhi, kelompok masyarakat yang dilayani, serta nilai-nilai yang dapat diperoleh.

(3)

Pemerintah Kabupaten Pandeglanguntuk menjangkau keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam rangka pelaksanaan pembangunan bidang penanaman modal daerah menentukan visi sebagai berikut

Terwujudnya Kabupaten Pandeglang Sebagai Pusat Investasi

yang Sehat dan Maslahat Berbasis Pariwisata dan Pertanian

” Makna penting pada visi tersebut adalah membulatkan tekad Kabupaten Pandeglang akan menjadi tempat yang tepat danmenguntungkan bagi investor asing maupun dalam negeri untuk menanamankan dan mengembangkan modalnya, khususnya di sektor primer pertanian dan wisata.

Maksud dari visi diatas adalah suatu harapan bahwa Kabupaten Pandeglangselama 20 (Dua Puluh) tahun kedepan akan berbuat sesuai dengan tugas dan fungsi serta kewenanganya untuk menciptakan daya tarik bagi investasi dunia yang sehat, yang berdampak positif bagi kualitas ekonomi, sosial, dan lingkungan di Kabupaten Pandeglang.

Pusat Investasidimaknai sebagai harapan, keinginan, atau hasrat para investor asing maupun dalam negeri yang akan menanamkan modalnya di Indonesia, utamanya adalah di Kabupaten PandeglangProvinsi Banten, mengingat kondisi, potensi, serta kemungkinan pengembangan penanaman modalnya di Kabupaten Pandeglangakan lebih menguntungkan dan berkelanjutan. Hal ini ditunjukkan oleh optimalisasi pelayanan perijinan yang semakin paripurna, inovatif, efektif, dan efisisen, serta ketersediaan data dan informasi ekonomi lokal dan regional yang akurat, tepat dan mutakhir. Hal lainnya adalah, (1) struktur ekonomi Kabupaten Pandeglang di dominasi oleh sektor primer (pertanian) dan tersier, (2) Kabupaten Pandeglang masih memiliki banyak sumberdaya alam yang luas dan tersebar, (3) tidak banyak kompetetor di sektor ini, (4) sudah memiliki branding image tentang pertanian dan wisata skala lokal, regional, dan nasional.

Investasi yang Sehat

dan Maslahatpengertiannya adalah (1) aktivitas investasi yang

dapat berdampak positif secara berkelanjutan terhadap dinamika ekonomi Kabupaten Pandeglang, (2) mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas transaksi ekonomi lokal, (3) mampu mempertahankan modalnya dalam siklus ekonomi lokal selama mungkin, (4) mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak, (5) mampu menarik aktivitas ekonomi baik dihulu maupun dihilirnya, (6) mampu bekerja sama sekaligus mengangkat kualitas dan kapasitas UMKMK lokal, (7) mampu menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan dan sumberdaya alam secara berkelanjutan.

(4)

Sektor Pariwisata, Kabupaten Pandeglang sebagai pusat kegiatan pariwisata dapat diartikan bahwa Kabupaten Pandeglang akan menjadikan pariwisata sebagai sektor pendukung bagi peningkatan perekonomian daerah. Untuk mewujudkan visi tersebut, pemerintah dan seluruh stakeholder akan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam dan budaya sebagai destinasi pariwisata, melalui pengembangan objek daya tarik wisata, promosi dan pemasaran, jasa pelayanan pariwisata didukung oleh infrastruktur yang diperlukan, jaminan regulasi kepariwisataan yang diorentasikan kepada peningkatan kunjungan wisata dan kesejahtraan masyarakat.

Sektor Pertanian, Kabupaten Pandeglang sebagai pusat agribisnis dapat diartikan bahwa Kabupaten Pandeglang akan menjadikan pertanian dan segala sumberdaya, usaha, kelembagaan dan jaringan bisnis (hulu-hilir) pertanian sebagai basis perekonomian daerah dalam rangka pengembangan daerah dan peningkatan kesejahtraan masyarakat. Untuk mewujudkan visi tersebut, pemerintah dan seluruh stakeholder akan menggerakan energinya dalam melakukan ekonomisasi sektor pertanian dengan memperhatikan faktor-faktor dominan seperti komoditas unggulan, permintaan pasar, dukungan industri hulu-hilir, pola usaha tani, jaringan dan kelembagaan usaha serta manajemen permodalan.

3.2.

MISI

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Rumusan misi yang baik membantu lebih jelas penggambaran visi yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan. Dalam suatu dokumen perencanaan, rumusan misi menjadi penting untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi. Rumusan misi dalam dokumen RUPM Kabupaten Pandeglangdikembangkan dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis, baik eksternal dan internal yang mempengaruhi serta kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada dalam pembangunan daerah. Misi disusun untuk memperjelas jalan atau langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi.

Misi Penanaman Modal Kabupaten Pandeglang Tahun 2016-2036 adalah sebagai berikut:

1. Melayani Penanaman Modal dengan Paripurna

2. Mewujudkan Penanaman Modal yang Inklusif dan Berkelanjutan

(5)

Perumusan tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan. Perumusan tujuan dan sasaran merupakan salah satu tahap perencanaan kebijakan (

policy planning

) yang memiliki critical point dalam penyusunan RUPM. Hal ini mengingat bilamana visi dan misi Penanaman Modal tidak dijabarkan secara teknokratis dan partisipatif ke dalam tujuan dan sasaran, maka arah kebijakan penanaman modal mengalami kesulitan dalam operasionalisasinya ke dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan.

Tujuan dan sasaran merupakan dampak (impact) keberhasilan pembangunan daerah yang diperoleh dari pencapaian berbagai arah kebijakan prioritas terkait. Selaras dengan penggunaan paradigma penganggaran berbasis kinerja maka perencanaan pembangunan daerah pun menggunakan prinsip yang sama. Pengembangan rencana pembangunan daerah lebih ditekankan pada target kinerja, baik pada dampak, hasil, maupun keluaran meskipun bersifat jangka panjang. Perumusan tujuan dan sasaran dari visi dan misi RUPMini akan dijadikan landasan perumusan arah kebijakan penanaman modal Kabupaten Pandeglang selama 20 (Dua Puluh) tahun kedepan.

Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab isu strategis penanaman modal dan permasalahan pembangunan daerah. Rumusan tujuan dan sasaran merupakan dasar dalam menyusun pilihan-pilihan strategi pembangunan dan sarana untuk mengevaluasi pilihan tersebut.

Perumusan tujuan Penanaman Modal Kabupaten Pandeglang Tahun 2016-2036 dan keterkaitannya dengan misi pembangunan Kabupaten Pandeglang Tahun 2016-2036disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Tujuan Penanaman Modal di Kabupaten Pandeglang Tahun 2016-2036

MISI TUJUAN

1 Melayani Penanaman Modal dengan Paripurna

1.1 Menciptakan Iklim Penanaman Modal yang Produktif & Berdaya Saing

2 Mewujudkan Penanaman Modal yang Inklusif dan Berkelanjutan

2.1 Meningkatkan Distribusi Aktivitas Ekonomi Produktif yang inklusif di Seluruh Kabupaten Pandeglang secara Proporsional

(6)

MISI TUJUAN

2.2 Meningkatkan Nilai Tambah Ruang melalui Ketersediaan Fasilitas, Sarana, & Prasarana yang memadai

2.3 Menciptakan Iklim Penanaman Modal yang Produktif & Berdaya Saing

2.4 Meningkatkan minat dan varian investasi di Kabupaten Pandeglang

2.5 Menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan dari aktivitas investasi 2.6 Menstimulasi peningkatan kapasitas dan

kapabilitas UMKMK

2.7 Meningkatkan minat investor terhadap profil dan kinerja UMKMK

2.8 Melembagakan Profil dan Kinerja UMKMK kedalam materi bargaining investasi dengan investor

2.9 Menciptakan iklim penanaman modal yang produktif & berdaya saing

2.10 Meningkatkan daya tarik dan minat investasi di Kabupaten Pandeglang

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2016

3.4.

SASARAN

Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun ke depan.

Berdasarkan masing-masing tujuan yang telah ditetapkan maka dirumuskan sasaran untuk kuantifikasi lebih lanjut dan lebih teknis dapat dikelola pencapaiannya. Hasil perumusan sasaran penanaman modalKabupaten Pandeglang Tahun 2016-2036 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Penanaman Modal Kabupaten Pandeglang Tahun 2016-2036

Visi : Terwujudnya Kabupaten Pandeglang Sebagai Pusat Investasi yang Sehat dan Maslahat Berbasis Pariwisata dan Pertanian

(7)

MISI TUJUAN SASARAN 1 Melayani Penanaman

Modal dengan Paripurna

1.1 Menciptakan Iklim Penanaman Modal yang Produktif & Berdaya Saing

1.1.1 Meningkatnya Kapasitas Lembaga & Kelembagaan Penanaman Modal Dalam Menegakkan Hukum 1.1.2 Meningkatnya Efektifnya

Pelibatan Partisipasi Lembaga/SKPD diluar Lembaga Perijinan pada saat Perencanaan dan Implementasi Regulasi Penanaman Modal 1.1.3 Terbangunnya Media

Komunikasi antara Penanam Modal dengan Pemerintah Kabupaten Pandeglang melalui Forum Penanam Modal (Investor) dalam menyusun kebijakan penanganan dampak kebijakan makro 1.1.4 Meningkatnya efisiensi

perijinan dari aspek waktu, lembaga yang melayani, biaya, persyaratan 1.1.5 Meningkatnya efektivitas

koordinasi antara SKPD dalam hal Perencanaan, Pelaksanaan &

Pengawasan Penanaman Modal

1.1.6 Terpetakannya Desain Ekonomi Kabupaten Pandeglang yang bisa Mengakomodasi

Kepentingan PMA, PMDN, UMKMK

2 Mewujudkan Penanaman Modal yang Inklusif dan Berkelanjutan

2.1 Meningkatkan Distribusi Aktivitas Ekonomi Produktif yang inklusif di Seluruh Kabupaten Pandeglang secara Proporsional 2.1.1 Tersebarnya Penanaman Modal di seluruh Kabupaten Pandeglang secara proporsional sesuai dengan peruntukkan pola ruangnnya

2.2 Meningkatkan Nilai Tambah Ruang melalui Ketersediaan Fasilitas, Sarana, & Prasarana yang memadai

2.2.1 Tersebarnya Upaya Pemenuhan Kebutuhan Sarana dan Prasarana infrastruktur yang layak dan proporsional.

2.3 Menciptakan Iklim Penanaman Modal yang Produktif & Berdaya Saing

2.3.1 Terimplementasinya Penegakan Hukum yang adil secara transparan dan Proporsional

(8)

MISI TUJUAN SASARAN 2.4 Meningkatkan minat dan

varian investasi di Kabupaten Pandeglang

2.4.1 Tersedianya data dan informasi potensi daerah secara komprehensif dan rinci

2.4.2 Terpetakannya grand desain ekonomi yang bisa mengakomodasi kepentingan PMA, PMDN, UMKMK 2.4.3 Terpetakannya kebijakan pemerintah Kabupaten Pandeglang dalam mengelola Pangan, Infrastruktur, dan Energi yang bisa mengakomodasi kepentingan PMA, PMDN, UMKMK

2.5 Menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan dari aktivitas investasi

2.5.1 Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas lembaga yang berwenang dalam memitigasi,

mengendalikan,

memulihkan, daya dukung dan daya tampung lingkungan akibat aktivitas investasi

2.5.2 Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas lembaga yang berwenang dalam memitigasi,

mengendalikan,

memulihkan, daya dukung dan daya tampung lingkungan akibat aktivitas investasi

2 Mewujudkan Penanaman Modal yang Inklusif dan Berkelanjutan

2.5.3 Meningkatnya kesadaran investor dalam menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup daerah dan penegakan hukum

2.5 Menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan dari aktivitas investasi

2.5.4 Meningkatnya kesadaran investor dalam menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup daerah dan penegakan hukum

2.6 Menstimulasi

peningkatan kapasitas dan kapabilitas UMKMK

2.6.1 Meningkatnya aksessibilitas UMKMK terhadap sistem produksi penanam modal yang berdaya saing

(9)

MISI TUJUAN SASARAN investor terhadap profil

dan kinerja UMKMK

kedalam Sistem produksi penanam modal 2.8 Melembagakan Profil

dan Kinerja UMKMK kedalam materi bargaining investasi dengan investor

2.8.1 Terlembagakannya Profil dan Kinerja UMKMK sebagai materi barganinging dengan Investor

2.9 Menciptakan iklim penanaman modal yang produktif & berdaya saing

2.9.1 Terintegrasikannya antara Pemberian kemudahan, fasilitas, dan insentif bagi penanam modal (PP 45 Tahun 2008) dengan arah kebijakan RPJPD, RPJMD, dan Renstra (Permendagri 54 Tahun 2010) dalam kerangka ekonomi makro daerah 2.9.2 Tersosialisasikan dan terimplementasikannya PP 45 Tahun 2008 kedalam aktivitas pelayanan perijinan penanaman modal

2.10 Meningkatkan daya tarik dan minat investasi di Kabupaten Pandeglang

2.10.1 Tersedianya materi promosi investasi yang update, holistik, tematik, spasial, dan komprehensif

(10)

Tabel 3.3

Keterkaitan Isu Strategis, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi , Arah KebijakanPerbaikan Iklim Penanaman Modal

VISI: TERWUJUDNYA KABUPATEN PANDEGLANG SEBAGAI PUSAT INVESTASI YANG SEHAT DAN MASLAHAT BERBASIS PARIWISATA DAN PERTANIAN

ISU STRATEGIS MISI TUJUAN SASARAN STRATEGIS KEBIJAKAN

1) Dinamika sosial (respon masyarakat)

umumnya menjadi domain publik dan mekanisme pasar

2) Lemahnya keterlibatan/ Partisipasi

lembaga/SKPD diluar lembaga perijinan pada saat perencanaan dan implementasi regulasi penanaman modal

3) Dampak kebijakan makro ekonomi indonesia

terhadap penanaman modal di Provinsi Banten dan Kabupaten Pandeglang menjadi risiko investor tanpa upaya mitigasi dan kebijakan penanganan yang signifikan baik dari pemerintah Provinsi Banten maupun Pemerintah Kabupaten Pandeglang

4) Banyak dan Sulitnya mekanisme perijinanan

yang harus ditempuh investor

5) Kurang efektifnya koordinasi antar lembaga

teknis baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penanaman modal

6) Belum ditemukenalikannya lokomotif

ekonomi Kabupaten Pandeglang yang dapat membawa gerbong ekonomi baik PMA, PMDN, UMKMK

7) Selalu ada upaya monopoli dan persaingan

usaha yang tidak sehat

Melayani Penanaman Modal dengan Paripurna

Menciptakan Iklim Penanaman Modal yang Produktif & Berdaya Saing

1) Meningkatnya kapasitas lembaga & kelembagaan penanaman modal dalam menegakkan hukum

2) Meningkatnya Efektifnya Pelibatan Partisipasi Lembaga/SKPD diluar Lembaga Perijinan pada saat

Perencanaan dan Implementasi Regulasi Penanaman Modal

3) Terbangunnya Media Komunikasi antara

Penanam Modal dengan Pemerintah Kabupaten Pandeglang melalui Forum Penanam Modal (Investor) dalam menyusun kebijakan penanganan dampak kebijakan makro

4) Meningkatnya efisiensi perijinan dari aspek waktu, lembaga yang melayani, biaya, persyaratan

5) Meningkatnya efektivitas koordinasi antara SKPD dalam hal Perencanaan, Pelaksanaan & Pengawasan Penanaman Modal

6) Terpetakannya Desain Ekonomi

Kabupaten Pandeglang yang bisa Mengakomodasi Kepentingan PMA, PMDN, UMKMK

7) Meningkatnya Kapasitas Lembaga & Kelembagaan Penanaman Modal dalam Menegakkan Hukum

1) Pembentukan dan atau

penguatan lembaga PTSP (BPMPTSP) di Kabupaten Pandeglang

2) Perumusan kelembagaan

bidang usaha yang tertutup, terbuka, dan bersyarat

3) Perumusan kelembagaan

persaingan usaha yang adil dan sehat

4) Perumusan kelembagaan

pemberian fasilitas, insentif, kemudahan, bagi penanam modal termasuk fasilitas perpajakan

5) Perumusan penentuan

lembaga yang berperan sebagai fasilitator, katalisator, problem solving, yang membantu penanam modal

Perbaikan Iklim Penanaman Modal

(11)

Tabel 3.4

Keterkaitan Isu Strategis, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi , Arah Kebijakan Persebaran Penanaman Modal

VISI: TERWUJUDNYA KABUPATEN PANDEGLANG SEBAGAI PUSAT INVESTASI YANG SEHAT DAN MASLAHAT BERBASIS PARIWISATA DAN PERTANIAN

ISU STRATEGIS MISI TUJUAN SASARAN STRATEGIS KEBIJAKAN

1) Terkonsentrasinya penanaman modal pada

daerah yang potensial sesuai dengan siklus produksi investor, (misalnya: pemilihan lokasi disebabkan aspek lokasi yang mudah untuk membuang limbah, atau pemilihan lokasi disebabkan aspek captive market yang cenderung memiliki potensi daya beli sustainable, contohnya waralaba, dl)

2) Terkonsentrasinya penanaman modal pada

daerah yang memiliki dukungan infrastruktur, sarana, dan prasarana yang baik dan komprehensif

3) Munculnya ijin penanaman modal pada lokasi

yang tidak sesuai dengan peruntukannya (tidak sesuai dengan pola ruang yang ada)

Mewujudkan Penanaman Modal yang Inklusif dan Berkelanjutan

1)Meningkatkan Distribusi Aktivitas Ekonomi Produktif yang inklusif di Seluruh Kabupaten Pandeglang secara Proporsional 2)Meningkatkan Nilai

Tambah Ruang melalui Ketersediaan Fasilitas, Sarana, & Prasarana yang memadai

3)Menciptakan Iklim Penanaman Modal yang Produktif & Berdaya Saing

1) Tersebarnya Penanaman Modal di seluruh

Kabupaten Pandeglang secara proporsional sesuai dengan peruntukkan pola ruangnnya

2) Tersebarnya Upaya Pemenuhan

Kebutuhan Sarana dan Prasarana infrastruktur yang layak dan proporsional.

3) Terimplementasinya Penegakan Hukum

yang adil secara transparan dan Proporsional

1) Strategi Persebaran

Penanaman Modal

2) Pemetaan antara kawasan

lindung dan kawasan budidaya

3) Pemetaan antara kawasan

strategis dan kawasan nonstrategis

4) Penyusunan profil daya saing

wilayah/kawasan

5) Penentuan daerah/kawasan

potensi investasi

6) Penetapan paket kebijakan

pemberianfasilitas/kemudaha n/ insentif bagi kawasan yang kurang menarik investasi

Persebaran Penanaman Modal

(12)

Keterkaitan Isu Strategis, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi , Arah Kebijakan Fokus Pengembangan Pangan, Infrastruktur, dan Energi

VISI: TERWUJUDNYA KABUPATEN PANDEGLANG SEBAGAI PUSAT INVESTASI YANG SEHAT DAN MASLAHAT BERBASIS PARIWISATA DAN PERTANIAN

ISU STRATEGIS MISI TUJUAN SASARAN STRATEGIS KEBIJAKAN

1)Tidak akuratnya data dan informasi (detail) profil dan potensi daerah

2)Belum fokusnya arah penanaman

modal baik pada sektor/subsektor/ produk yang ada, selama ini inovasi penanaman modal masih diinisiasi oleh investor

3)Lemahnya kemampuan pemerintah

daerah dalam menyediakan (pangan, infrastruktur, dan energi) yang layak dan berkelanjutan

Mewujudkan Penanaman Modal yang Inklusif dan Berkelanjutan

Meningkatkan minat dan varian investasi di Kabupaten Pandeglang

1) Tersedianya data dan informasi

potensi daerah secara komprehensif dan rinci

2) Terpetakannya grand desain

ekonomi yang bisa

mengakomodasi kepentingan PMA, PMDN, UMKMK

3) Terpetakannya kebijakan

pemerintah Kabupaten Pandeglang dalam mengelola Pangan, Infrastruktur, dan Energi yang bisa mengakomodasi kepentingan PMA, PMDN, UMKMK

1) Pemetaan lokus dan focus

pengembangan komoditas pangan 2) Perhitungan surplus dan defisit

pangan

3) pengkajian kebijakan penanganan

surplus/defisit pangan

4) penentuan alternatif kebijakan pola investasi bidang pangan

Fokus Pengembangan Pangan, Infrastruktur, dan Energi

1) pemetaan focus dan lokus

kebutuhan infrastruktur kota 2) Perhitungan profit dan benefit

pemenuhan kebutuhan infrastruktur 3) Penentuan alternatif kebijakan pola

investasi bidang infrastruktur

4) Pengkajian penyiapan readiness

criteria infrastruktur

1)pemetaan dan perhitungan

kebutuhan/ketersediaan energi skala lokal, regional, nasional

2)perhitungan profit dan benefit pemenuhan kebutuhan energi lokal, regional, nasional

3)penentuan alternatif kebijakan pola investasi bidang energi

4)pengkajian dan penyiapan readiness criteria bidang energi

Tabel 3.6

(13)

VISI: TERWUJUDNYA KABUPATEN PANDEGLANG SEBAGAI PUSAT INVESTASI YANG SEHAT DAN MASLAHAT BERBASIS PARIWISATA DAN PERTANIAN

ISU STRATEGIS MISI TUJUAN SASARAN STRATEGIS KEBIJAKAN

1) lemahnya lembaga teknis terkait

dalam mengendalikan, memulihkan, daya dukung lingkungan akibat aktivitas investasi dan lemahnya upaya penindakan investor yang merusak dan mencemari lingkungan karena tumpang tindihnya regulasi

2) lemahnya lembaga teknis terkait

dalam memitigasi potensi perusakan dan pencemaran lingkungan yang dapat menimbulkan konflik horizontal antara investor dengan lingkungan maupun investor dengan masyarakat 3) Investasi yang dilakukan berpotensi

menimbulkan perusakan dan pencemaran lingkungan, sehingga berpotensi menimbulkan konflik horizontal antara investor dengan lingkungan maupun investor dengan masyarakat, yang dampaknya dapat menimbulkan ekonomi biaya tinggi

4) lemahnya kesadaran investor dalam

menjaga dan mendukung daya dukung lingkungan

Mewujudkan Penanaman Modal yang Inklusif dan Berkelanjutan

Menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan dari aktivitas investasi

1) Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas

lembaga yang berwenang dalam memitigasi, mengendalikan, memulihkan, daya dukung dan daya tampung lingkungan akibat aktivitas investasi

2) Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas

lembaga yang berwenang dalam memitigasi, mengendalikan, memulihkan, daya dukung dan daya tampung lingkungan akibat aktivitas investasi

3) Meningkatnya kesadaran investor dalam

menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup daerah dan penegakan hukum

4) Meningkatnya kesadaran investor dalam

menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup daerah dan penegakan hukum

1) Penanaman modal yang

mampu memulihkan dayadukung dan daya tampung lingkungan

2) Penanaman modal yang tidak

menimbulkan polutan

3) Penanaman modal yang

mampu mengendalikan perusakan lingkungan

Penanaman Modal yang Berwawasan Lingkungan

Tabel 3.7

(14)

VISI: TERWUJUDNYA KABUPATEN PANDEGLANG SEBAGAI PUSAT INVESTASI YANG SEHAT DAN MASLAHAT BERBASIS PARIWISATA DAN PERTANIAN

ISU STRATEGIS MISI TUJUAN SASARAN STRATEGIS KEBIJAKAN

1) UMKM dan Koperasi yang ada belum

siap menjadi salah satu komponen sistem produksi investor

2) Investasi yang ada belum

menempatkan UMKMK dan Koperasi sebagai salah satu komponen system produksinya (mitra usaha)

3) Keberadaan UMKM dan Koperasi

belum menjadi materi bargaining investasi

Mewujudkan Penanaman Modal yang Inklusif dan Berkelanjutan

1)Menstimulasi peningkatan

kapasitas dan kapabilitas UMKMK

2)Meningkatkan minat

investor terhadap profil dan kinerja UMKMK

3)Melembagakan Profil dan

Kinerja UMKMK kedalam materi bargaining investasi dengan investor

1) Meningkatnya aksessibilitas UMKMK

terhadap sistem produksi penanam modal yang berdaya saing

2) Terintegrasinya UMKMK kedalam

Sistem produksi penanam modal

3) Terlembagakannya Profil dan Kinerja

UMKMK sebagai materi barganinging dengan Investor

1) Strategi naik kelas

2) Strategi aliansi

Pemberdayaan UMKM dan Koperasi

Tabel 3.8

(15)

VISI: TERWUJUDNYA KABUPATEN PANDEGLANG SEBAGAI PUSAT INVESTASI YANG SEHAT DAN MASLAHAT BERBASIS PARIWISATA DAN PERTANIAN

ISU STRATEGIS MISI TUJUAN SASARAN STRATEGIS KEBIJAKAN

1) kemudahan, fasilitas, dan insentif dinilai masih relevan dengan kebijakan pemerintah Kabupaten Pandeglang saat ini (RPJPD, RPJMD, dan Renstra; yaitu meningkatkan investasi dan memperbaiki iklim investasi)

2) kurangnya sosialisasi PP. 45 tahun

2008 bagi pelaku penanaman modal baik PMA, PMDN, UMKM-K, dan pelaku usaha lainnya

Mewujudkan Penanaman Modal yang Inklusif dan Berkelanjutan

Menciptakan iklim penanaman modal yang produktif & berdaya saing

1) Terintegrasikannya antara Pemberian

kemudahan, fasilitas, dan insentif bagi penanam modal (PP 45 Tahun 2008) dengan arah kebijakan RPJPD, RPJMD, dan Renstra (Permendagri 54 Tahun 2010) dalam kerangka ekonomi makro daerah

2) Tersosialisasikan dan

terimplementasikannya PP 45 Tahun 2008 kedalam aktivitas pelayanan perijinan penanaman modal

1) Menginisiasi utk

menginventarisasi jenis fasilitas kemudahan dan insentif yang dapat diberikan kepada penanam modal sesuai dengan regulasi dan kelembagaan yang ada

2) Menginisiasi menyusun kriteria

pemberian fasilitas, kemudahan, insentif bagi penanam modal

3) Menginisiasi berkoordinasi

dan berkonsultasi dengan para pihak terkait, untuk menyusun kelembagaan atau mekanisme pemberian fasilitas, kemudahan, atau insentif

Pemberian Fasilitas Kemudahan & Insentif Penanaman Modal

1) kemudahan, fasilitas, dan insentif belum sepenuhnya didasarkan pada PP. 45 tahun 2008, umumnya Kemudahan, fasilitas, dan insentif diberikan dengan dasar pertimbangan pragmatis (seperti PAD, serapan tenaga kerja, dll)

Melayani Penanaman Modal dengan Paripurna

Menciptakan Iklim Penanaman Modal yang Produktif & Berdaya Saing

3) Terimplementasikannya PP 45 Tahun

2008 sebagai dasar pemberian kemudahan, fasilitas dan insentif bagi penanam modal secara konsisten

Tabel 3.9

(16)

VISI: TERWUJUDNYA KABUPATEN PANDEGLANG SEBAGAI PUSAT INVESTASI YANG SEHAT DAN MASLAHAT BERBASIS PARIWISATA DAN PERTANIAN

ISU STRATEGIS MISI TUJUAN SASARAN STRATEGIS KEBIJAKAN

1) promosi masih bersifat sektoral tanpa didukung data dan informasi yang detail dan akurat (misalnya: belum disertai asessment dari aspek kelayakan usaha, kapasitas produksi, biaya produksi, dll)

Mewujudkan Penanaman Modal yang Inklusif dan Berkelanjutan

Meningkatkan daya tarik dan minat investasi di Kabupaten Pandeglang

Tersedianya materi promosi investasi yang update, holistik, tematik, spasial, dan komprehensif

1. Pemerintah Kabupaten Pandeglang

dalam hal ini adalah (PTSP), menginisiasi menginventarisasi contain promosi dengan data spasial dan nonspasial yang akurat dan mutakhir

2. Pemerintah Kabupaten Pandeglang

dalam hal ini (PTSP),

menginventarisasi target promosi baik dari aspek object, event, media, frequensi, skala global, naisonal, regional, dan lokal

3. Pemerintah Kabupaten Pandeglang

dalam hal ini adalah (PTSP), menginventarisasi dan

mempersiapkan materi respon atas feed back yang mungkin akan muncul

Promosi dan Kerjasama Penanaman Modal

2) Tidak berkesinambungannya

aktivitas promosi dengan aktivitas lainnya, (misalnya: perizinan, pelaporan, dll)

Melayani Penanaman Modal dengan Paripurna

Menciptakan Iklim Penanaman Modal yang Produktif & Berdaya Saing

Terintegrasinya Aktivitas Promosi dengan Aktivitas Pelayanan dan Perijinan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian didapatkan bahwa pasien sebagian besar adalah laki-laki pada usia produktif, didiagnosa TB paru kurang dari 6 bulan sebelum penelitian, memiliki PMO, teratur

Penelitian inventarisasi potensi tegakan Jabon Merah ( Anthocpalus macropillus ) dilaksanakan pada hutan produksi terbatas di Desa Tatari Kecamatan Tojo Barat

Uraikan kondisi terkini wilayah (dua desa sasaran/setara desa atau satu desa dengan lebih dari satu pulau) dalam berbagai segi seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, SDA, SDM,

Dalam penelitian yang dilakukan tujuannya adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh video reaksi dalam Youtube WTF Indonesia : The Final

Dewan Pengawas dapat memberhentikan sementara waktu seorang atau lebih anggota Direksi, apabila yang bersangkutan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan

Jika yang dikutip bukan artikel tetapi berita atau tajuk atau lainnya, maka yang dicantumkan adalah judul tajuk atau beritanya (di antara tanda kutip), diikuti dengan

Laju pertumbuhan, nutrisi, umur dan berat tubuh adalah faktor-faktor yang mempunyai hubungan yang erat antara satu dengan yang lainnya dan biasanya dapat secara

Jenis koping ini merupakan pola orang yang putus asa. Apati dilakukan dengan cara individu yang bersangkutan tidak bergerak dan menerima begitu saja agen yang