DI SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
OLEH DEWI FATIMAH
NIM A1D117098
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
ii
ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING
PADA MASA
PANDEMI COVID-19
DI SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Jambi
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
OLEH DEWI FATIMAH
A1D117098
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Sekolah Dasar: Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, yang disusun oleh Dewi Fatimah, Nomor Induk Mahasiswa A1D117098 Telah dipertahankan di depan tim penguji.
Tim Penguji 1. Drs. Faizal Chan, S.Pd., M.Si Ketua
NIP. 196311081988061001
2. Muhammad Sofwan, S.Pd., M.Pd Seketaris NIP 198007112008121001
3. Drs. H. Syahrial, M.Ed., Ph.D Penguji Utama NIP. 19641231190031037
4. Drs. Maryono, M.Pd Anggota NIP. 196107071986031003
5. Dr. Dra. Destrinelli, M.Pd Anggota NIP. 196509011997022001
Mengetahui, Mengetahui,
Dekan FKIP Universitas Jambi Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Prof. Dr. Rer. Nat. Arsial, M.Si Dr. Yantoro, M.Pd NIP. 196308071990031002 NIP. 1966121994121002
vi
MOTTO
“Permudahlah urusan orang lain, maka Allah akan mempermudah urusanmu, bantu orang lain yang membutuhkan bantuanmu maka Allah akan membantumu, manfaatkan waktumu sebaik mungkin untuk selalu melakukan kebaikan, jangan pernah puas dengan segala kebaikan yang sudah kamu lakukan”.
Kupersembahkan skripsi ini untuk ayah dan ibu tercinta yang dengan doa dan perjuangannya dapat mengantarkan ku pada tahap ini. Semoga aku mampu menjadi lebih baik lagi dan dapat membahagiakan kedua orang tuaku. Kasih sayang serta doa yang tulus selalu menjadi semangat untukku dalam segala hal. Tak akan cukup apapun untuk aku dapat membalas jasa dan jerih payahmu. Semoga surga diberikan kepadamu dari Allah SWT.
vii
ABSTRAK
Fatimah, Dewi2020, “Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Daring Pada Masa
Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Jambi. Dosen Pembimbing (1) Drs. Faizal Chan, M.S.I., (II) Muhammad Sofwan, S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci: Analisis, Pembelajaran daring, Covid-19
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup besar dalam kehidupan masyarakat Indonesia, salah satunya dalam aspek pendidikan. Dengan adanya pandemi ini mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan tentang pelaksanaan pembelajaran di Indonesia yaitu pembelajaran harus dilaksanakan secara daring atau jarak jauh.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 di SDIT Ahmad Dahlan tepatnya pada kelas V A.
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian fenomenologi, yang mendeskripsikan segala bentuk tindakan dan juga fenomena yang dilakukan oleh subjek yang diteliti dalam pelaksanaan pembelajaran daring, Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa pelaksanaan pembelajaran daring di SDIT Ahmad Dahlan tepatnya pada kelas V A sudah terlaksana cukup baik, peserta didik dan guru telah memiliki fasilitas-fasilitas dasar yang dibutuhkan, hal itu menggambarkan kesiapan pelaksanaan pembelajaran daring. Dalam pelaksanaan pembelajaran daring guru sudah melakukan perencanaan pembelajaran dan sudah melaksanakan pembelajaran dengan baik yaitu menggunakan media pembelajaran, strategi, metode dan pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan peserta didik. Pembelajaran daring memiliki fleksibilitas dalam pelaksanaannya dan mampu mendorong guru untuk lebih kreatif dalam mengajar selain itu siswa dituntut untuk lebih mandiri dan termotivasi untuk lebih aktif belajar. Namun, pembelajaran daring memiliki kendala dalam pelaksanaannya kondisi jaringan yang tidak stabil dan kesulitan peserta didik memahami materi pembelajaran adalah tantangan tersendiri dalam pembelajaran daring.
viii
PRAKATA
Alhamdulillah, segala puji dihaturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Jambi dengan judul skripsi Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Daring Pada masa Pandemi Covid-19 Di Sekolah Dasar.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat beberapa kekurangan pada penulisan skripsi ini. Melalui hal tersebut, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak dengan tujuan untuk menyempurnakan skripsi ini agar menjadi lebih baik. Penulisan tugas akhir skripsi ini tidak lepas dari kerjasama, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang paling utama kepada kedua orang tua tercinta Bapak Suparno dan Ibu Munfarida yang telah memberikan dorongan dan pengorbanan baik moril maupun materil selama penyelesaian skripsi ini.
Penulisan proposal skripsi ini tidak terlepas dari arahan dan bimbingan semua pihak, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimaksih kepada Bapak Prof. Dr. rer. nat. Asrial, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Jambi, Bapak Drs. Syahrial, M.Ed., Ph.D., selaku Wakil Dekan I yang selalu memberikan yang terbaik bagi mahasiswanya, Bapak Dr. Yantoro, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan anak usia dini dan dasar, Bapak Drs. Faizal Chan, S.Pd., M.Si.,selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Dosen Pembimbing (I) yang selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada seluruh jajaran mahasiswa dan mahasiswa bimbingannya, Bapak Muhammad Sofwan, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen
ix
Pembimbing (II) yang telah meluangkan waktu memberikan bimbingan, pengetahuan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini, untuk seluruh bapak/ibu dosen PGSD FKIP Universitas Jambi yang telah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis. Bapak Drs. Faizal Chan, M.Si selaku pembimbing skripsi I dan Bapak Muhammad Sofwan, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing skripsi II yang dengan kesabaran dan keiklasannya telah membimbing, memotivasi, dan memberikan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan proposal skripsi ini.
Serta penulis mengucapkan terimakasih kepada segenap keluarga tercinta (Kakak dan adik) yang senantiasa memotivasi, selalu memberikan bantuan baik dikala susah maupun senang serta selalu mendoakan kelancaran studi hingga skripsi ini terselesaikan. Terima kasih juga kepada seluruh teman-teman serta sahabat-sahabatku mahasiswa angkatan 2017 yang selalu memotivasi serta selalu menginspirasi.
Penulis dengan penuh kesadaran diri bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, dengan keterbatasan kemampuan dan kedangkalan ilmu yang penulis miliki. Penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini. Semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT dan semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.
Jambi, 4 Januari 2021
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL SKRIPSI ... i
HALAMAN JUDUL SKRIPSI ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv PERNYATAAN ... v MOTTO ... vi ABSTRAK ... vii PRAKATA ... viii DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Fokus Penelitian... 5
1.3 Rumusan Masalah ... 5
1.4 Tujuan Penelitian ... 5
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Penelitian Relevan ... 7
2.2 Kajian Teori ... 9
2.1.1 Pengertian Pembelajaran ... 9
2.1.2 Tahapan Pembelajaran ... 9
2.1.3 Pembelajaran Dalam Jaringan... 14
2.1.4 Sistem Pembelajaran Daring ... 15
2.1.5 Penyelenggaraan Pembelajaran Daring ... 16
2.1.6 Media Pembelajaran Daring ... 18
2.2.7 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring ... 19
2.2.8 Covid-19 ... 20
2.3 Kerangka Berpikir ... 22
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 25
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 25
3.3 Data dan Sumber Data... 25
3.3.1 Data ... 25
3.3.2 Sumber Data ... 26
3.4 Informan Penelitian ... 26
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 26
xi
3.5.2 Wawancara... 27
3.5.3 Dokumentasi ... 28
3.6 Uji Validitas Data ... 29
3.7 Teknik Analisis Data ... 29
3.8 Prosedur Penelitian ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Dekripsi Lokasi/Objek Penelitian ... 32
4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ... 32
4.2 Deskripsi Temuan ... 34
4.3 Pembahasan ... 51
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 57 5.2Implikasi ... 58 5.3Saran... 59 DAFTAR RUJUKAN ... 60 LAMPIRAN ... 63 RIWAYAT HIDUP ... 82
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kisi-Kisi Pedoman Observasi ... 27 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ... 28
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Temuan Hasil Observasi ... 64
Lampiran 2 Hasil Wawancara Guru ... 66
Lampiran 3 Hasil Wawancara Peserta Didik MF ... 68
Lampiran 4 Hasil Wawancara Peserta Didik SC ... 69
Lampiran 5 Hasil Wawancara Peserta Didik FA... 70
Lampiran 6 Surat Izin Melakukan Penelitian ... 71
Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Peneltian ... 72
Lampiran 8 Dokumentasi Wawancara Dengan Guru ... 73
Lampiran 9 Dokumentasi Wawancara Dengan Siswa ... 74
Lampiran 10 Dokumentasi Perencanaan Pembelajaran ... 76
Lampiran 11 Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Daring... 78
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara”.
Saat ini dunia dihadapkan dengan wabah penyakit yang disebabkan oleh virus yang bernama Coronavirus Diseases atau dikenal dengan istilah Covid-19. Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia. Dampak Covid-19 di Indonesia saat ini cukup besar bagi seluruh masyarakat. Dengan terus melonjaknya kasus positif virus corona di Indonesia mendesak pemerintah Indonesia untuk segera menangani pandemi Covid-19 dengan membuat berbagai kebijakan seperti menerapkan
phsycal distancing, PSBB (pembatasan sosial berskala besar), dan lockdown. Dengan adanya kebijakan pemerintah tersebut tentu menimbulkan dampak yang besar diberbagai aspek kehidupan, khususnya pada aspek pendidikan di Indonesia. Dengan diterapkannya pembatasan sosial berskala besar mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan terhadap pelaksanaan pendidikan di Indonesia, karena bagaimanapun proses pembelajaran harus tetap berlangsung agar tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai secara utuh.
Pada tanggal 24 Maret, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan surat edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19, dalam surat edaran tersebut dijelaskan bahwa proses pembelajaran dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring atau dalam jaringan. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona. Untuk memperkuat surat edaran ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menerbitkan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang pedoman penyelenggaraan pembelajaran dari rumah dalam masa darurat penyebaran Covid-19. Adanya pandemi Covid-19 ini menuntut lembaga pendidikan untuk melakukan inovasi dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk inovasi tersebut adalah dengan melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau dalam jaringan (daring).
Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 15, dijelaskan bahwa PJJ adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi dan media lain. Dalam pelaksanaannya, PJJ dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring) dan pembelajaran jarak jauh luar jaringan (luring). Dalam pelaksanaan PJJ, satuan pendidikan dapat memilih pendekatan (daring atau luring atau kombinasi keduanya) sesuai dengan karakteristik dan ketersediaan, kesiapan sarana dan prasarana. Dari paparan di atas, salah satu jenis PJJ adalah pembelajaran daring. Menurut Asmuni (2020) “sistem pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antar guru dan peserta didik, melainkan secara online yang menggunakan jaringan internet”.
Menurut Thome “pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya menggunakan teknologi multimedia, kelas virtual, video, teks online animasi, email, pesan suara, telepon konferensi, dan video streaming online” (Kuntarto, 2017:101). Sejalan dengan pendapat Moore dkk, (2011) mengatakan “pembelajaran daring adalah pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet dengan aksesibilitas, fleksibilitas, konektivitas, dan kemampuan untuk menumbuhkan interaksi pembelajaran yang beragam”. Menurut Enriquez (2014) “dalam pembelajaran daring guru dan peserta didik melakukan pembelajaran bersama, waktu yang sama, dengan menggunakan berbagai aplikasi, seperti Whatsapp, Edmodo, Telegram, Zoom Meeting, Google Meet, Google Classroom, Quiepper School, Ruang Guru dan aplikasi lainnya”.
Pembelajaran daring merupakan sebuah tantangan baru bagi para tenaga pendidik dimasa pandemi ini, yang mengharuskan mereka para guru mampu menggunakan media pembelajaran online, untuk dapat melaksanakan pembelajaran secara online dan diharapkan mampu meningkatkan kreativitasnya dalam proses pembelajaran. Untuk melaksanakan pembelajaran dalam jaringan atau daring, seluruh pihak yang ikut berperan dalam proses pembelajaran harus memiliki kesiapan seperti jaringan internet dengan konektivias yang memadai serta fasilitas lainnya yang dapat menunjang agar proses pembelajaran secara daring dapat dilaksanakan dengan baik dan efektif. Menurut Mulyasa (2013:100) “guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis secara bersamaan”. Oleh karena itu, pembelajaran daring bukan sekedar materi yang dipindah melalui media
internet, bukan juga sekedar tugas dan soal-soal yang dikirimkan melalui aplikasi sosial media.
Pembelajaran daring harus direncanakan, dilaksanakan, serta dievaluasi sama halnya dengan pembelajaran yang terjadi di kelas. Majid (2011:17) “mengatakan bahwa perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan”.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru wali kelas V A di Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan di kelas V A penulis memperoleh hasil temuan bahwa pelaksanaan pembelajaran secara dalam jaringan atau daring di sekolah tersebut sudah terlaksana, pada pembelajaran daring di kelas V A biasanya guru menggunakan Whatsapp dan Zoom. Didukung dengan fasilitas yang menunjang pembelajaran daring, selain itu guru melakukan persiapan sebelum proses pembelajaran berlangsung. Guru kelas V A tersebut juga membuat video pembelajaran atau mendownload video dari internet sebagai media belajar bagi peserta didik, dan beberapa kali dalam seminggu guru kelas V A melaksanakan pembelajaran melalui Zoom untuk menjelaskan materi pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pelaksanaan Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar”.
1.2 Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada “Pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 di kelas V A Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan dan hanya terfokus pada pelaksanaan pembelajaran daring yang dilakukan oleh guru dan peserta didik.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
“Bagaimana Pelaksanaan PembelajaranDaring Pada Masa Pandemi Covid-19
Di Kelas V ASekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan?”
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 di kelas V A Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian yang telah diperoleh penulis berharap dapat menambah khasanah keilmuan dalam bidang pendidikan secara teoritis mengenai pelaksanaan pembelajaran daring dimasa pandemi Covid-19 serta dapat dijadikan sebagai bahan kajian teori untuk mengetahui dan memahami konteks penelitian.
1.5.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat menjadi sumber masukan bagi pihak sekolah untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi, sehingga dapat dijadikan pedoman dan masukan untuk melaksanakan pembelajaran daring yang lebih baik.
b. Bagi Guru
Penelitian ini dapat menjadi sumber masukan dan bahan refleksi bagi guru tentang pelaksanaan pembelajaran secara daring pada masa pandemi Covid-19.
c. Bagi Siswa
Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi siswa mengenai pelaksanaan pembelajaran daring sehingga dapat tetap aktif belajar meskipun pembelajaran dilakukan secara daring.
e. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menyuguhkan informasi kepada peneliti sebagai calon pendidik tentang pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar
7 BAB II
KAJIAN TEORITIK
2.1 Penelitian Relevan
Untuk menghindari duplikasi, penulis perlu melakukan penelusuran terhadap penelitian terdahulu. Dari hasil penelusuran tersebut, diperoleh informasi beberapa penelitian yang relevan. Penelitian relevan yang penulis kaji sesuai dengan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pertama penelitian yang dilakukan Nova Irawati Simatupang, dkk, 2020 tentang “Pelaksanaan Pengajaran Online Pada Masa Pandemi Covid-19
dengan Metode Survey” dengan hasil masih diperlukan usaha ekstra dari pemerintah dan segala pihak yang berkaitan agar guru terbiasa menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran. Selain itu sarana dan prasarana untuk pelaksanaan pembelajaran online juga perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan pihak terkait. Persamaan penelitian ini dengan penulis adalah pada variabel yang hendak diamati yaitu pelaksanaan pembelajaran daring dimasa pandemi Covid-19. Perbedaan penelitian ini dengan penulis adalah tempat dan waktu penelitian, pada penelitian ini menggunakan metode survey
dan angket dalam pengumpulan datanya, sedangkan penulis menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi.
Kedua penelitian yang dilakukan oleh Nadif Ulfia, 2020 tentang “Pembelajaran Daring Dimasa Pandemi Covid-19:Refleksi Para Siswa”,
dengan hasil kondisi fasilitas dan infrastruktur oleh pelajar maupun pengajar cukup menggambarkan kesiapan pelaksanaan pembelajaran daring.
Persamaan penelitian ini dengan penulis adalah pada variabel yang akan diamati yaitu pelaksanaan pembelajaran daring dimasa pandemi Covid-19. Sedangkan Perbedaan dengan penulis yaitu waktu dan tempat penelitian tersebut dilakukan, objek penelitian dalam penelitian ini yaitu siswa SMA sedangkan penulis meneliti siswa sekolah dasar.
Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Redita Wiguna, dkk, 2020 tentang “Analisis Proses Pembelajaran Siswa Berbasi Online (Daring) Di Kelas Rendah Pada Masa Pandemi Covid-19”, dengan hasil pelaksanaan
pembelajaran daring di Sekolah SDN Brawijaya mengalami beberapa kendala dan belum berjalan secara efektif khususnya di kelas rendah, karena tidak semua peserta didik paham dan melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan arahan yang diberikan guru. Persamaan penelitian ini dengan penulis adalah pada variabel yang diamati yaitu pelaksanaan pembelajaran daring di sekolah dasar. Perbedaan penelitian ini dengan penulis adalah pada waktu dan tempat penelitian, dan pada subjek penelitian dimana penelitian tersebut meneliti kelas rendah sedangkan penulis meneliti kelas tinggi.
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Pengertian Pembelajaran
Menurut undang-undang No. 20 tahun 2003 “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Sejalan dengan pendapat Azhar (2011) “menjelaskan bahwa pembelajaran adalah interaksi yang berlangsung antara guru dan peserta didik yang di dalamnya membawa informasi dan pengetahuan”. Sejalan dengan pernyataan Sagala (2010) “pembelajaran adalah mengajarkan siswa menggunakan prinsip-prinsip pendidikan dan teori-teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”.
Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah internalisasi ilmu pengetahuan ke dalam diri siswa, melalui proses interaksi antar siswa dengan pendidik. dalam pembelajaran terdapat aktivitas siswa sebagai pelajar dan guru sebagai pendidik. Pembelajaran dilakukan dengan tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi oleh guru selaku pendidik yang kemudian diterapkan melalui pertemuan klasikal dengan didukung fasilitas yang memadai.
2.2.2 Tahapan Pembelajaran
Tahapan pembelajaran ada tiga fase yaitu perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.
1. Perencanaan Pembelajaran
Menurut Rahmawati (2009:14) “perencanaan merupakan tahap paling awal dan penentu dari seluruh kegiatan pembelajaran oleh karena itu,
perencanaan memiliki peran utama dalam suatu kegiatan yang akan dilaksanakan”. Menurut Hamzah (2006: 2) “pembelajaran memiliki hakekat perencanaan atau perancangan desain sebagai upaya untuk membelajarkan siswa”. Itulah sebabnya siswa dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Upaya perbaikan pembelajaran dilakukan dengan asumsi, untuk perbaikan kualitas pembelajaran diawali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran. Dasar dari program kegiatan pembelajaran adalah satuan pelajaran yang diambil dari kurikulum. Menurut Harjanto (1997: 222) “materi pelajaran berada dalam ruang lingkup isi kurikulum, karena itu pemilihan isi pelajaran tentu saja harus sejalan dengan ukuran atau kriteria-kriteria yang digunakan untuk isi kurikulum bidang studi bersangkutan”. Dalam hal ini perlu dirumuskan pokok materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa sesuai dengan jenis-jenis kegiatan belajar yang telah ditetapkan.
Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan sebenarnya mengandung aspek-aspek seperti siswa sebagai individu yang memiliki tingkat kesiapan yang memadai, langkah pengambilan keputusan, sasaran tujuan tertentu yang akan dicapai, cara atau tindakan yang diambil, bagaimana menilai hasil belajar siswa, serta apa saja yang harus diperlukan dalam upaya pencapaian tujuan. Perencanaan pengajaran dibuat untuk antisipasi dan perkiraan tentang apa yang akan dilakukan dalam pengajaran,
sehingga tercipta situasi yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang inovatif dalam upaya pencapaian tujuan yang diharapkan..
2. Proses Pembelajaran
Dalam Tsalasa (2007: 33) Ahmad Rohani (1995) menjelaskan “pelaksanaan pembelajaran adalah proses realisasi dari perencanaan pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan, atau dengan kata lain pelaksanaan pengajaran selayaknya berpegang pada apa yang tertuang dalam perencanaan”. Proses pengajaran itu dilandasi oleh prinsip-prinsip yang fundamental yang akan menentukan apakah pengajaran itu berjalan secara wajar dan berhasil. Sedangkan Rahmawati (2009:17) “menjelaskan proses pengajaran merupakan interaksi antara row input, instrumental input dan pengaruh lingkungan”. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran diselenggarakan sesuai dengan apa yang tertuang dalam perencanaan pembelajaran. Situasi pengajaran itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, ada faktor internal atau dari peserta didik sendiri dan faktor eksternal atau dari lingkungan pembelajaran. Faktor-faktor tersebut lebih rinci dijelaskan sebagai berikut:
a. Faktor Siswa
Menurut Hamalik (2001: 99) “murid adalah unsur penentu dalam proses pembelajaran. Muridlah yang membutuhkan pengajaran, bukan guru, guru hanya berusaha memenuhi kebutuhan yang ada pada murid”. Muridlah yang belajar, karena itu maka muridlah yang membutuhkan bimbingan. Sehingga
murid merupakan komponen terpenting dalam hubungan proses belajar mengajar.
b. Faktor Guru/ Tenaga Pengajar
Keberhasilan tujuan pendidikan di sekolah ada di tangan guru, karena guru berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap dan pandangan hidup peserta didik. Oleh karena itu guru harus mempunyai kompetensi profesional (penguasaan mata pelajaran), pedagogik, kepribadian dan sosial. Menurut Sopian (2016:96) “guru dalam melaksanakan tugasnya harus memiliki seperangkat kemampuan di bidang yang akan disampaikan serta harus memiliki penguasaan materi agar mudah diterima peserta didik yang meliputi kemampuan mengawasi, melatih, mengembangkan personalia serta keterampilan profesional dan sosial”.
c. Faktor Kurikulum
Kurikulum dan pengajaran merupakan dua hal yang berbeda namun erat kaitannya antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum pada dasarnya merupakan suatu perencanaan yang mencakup kegiatan dan pengalaman yang perlu disediakan yang memberikan kesempatan secara luas bagi siswa untuk belajar. Menurut Hamalik (2001:1) “Semua proses mengajar atau pengajaran, atau pelajaran senantiasa berpedoman pada kurikulum tertentu sesuai dengan tuntutan lembaga pendidikan/sekolah dan kebutuhan masyarakat serta faktor-faktor lainnya”
Dari teori tersebut diketahui bahwa, bahan pelajaran sebagai isi kurikulum mengacu pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Oleh karena itu,
tujuan yang hendak dicapai itu secara khusus menggambarkan perubahan tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai siswa dalam proses belajar-mengajar.
d. Faktor Sarana dan Prasarana
Menurut Barnawi & Arifin (2014:40) “sarana pendidikan adalah segala sesuatu berupa peralatan dan perlengkapan secara langsung, sedangkan prasarana pendidikan mencakup seluruh peralatan dan perlengkapan yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan”.
3. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran merupakan bagian integral dari proses pembelajaran, artinya dalam pembelajaran akan melibatkan tiga aktifitas yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pengukuran dalam bahasa inggris diartikan measurement, dapat diartikan sebagai kegiatan untuk “mengukur” sesuatu. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu. Penilaian berarti, menilai sesuatu, sedangkan menilai itu mengandung arti: mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran tertentu.
Menurut Sugandi (2006: 109) “evaluasi pengajaran merupakan suatu komponen dalam sistem pengajaran, sedang sistem pengajaran itu sendiri merupakan implementasi kurikulum, sebagai upaya untuk menciptakan belajar di kelas”. Sedangkan menurut Hamalik (2001: 145) “proses evaluasi umumnya berpusat pada siswa, ini berarti evaluasi dimaksudkan untuk menngamati hasil belajar siswa dan berupaya menentukan bagaimana kesempatan belajar”. Dari
dua pendapat di atas evaluasi dimaksudkan untuk mengamati suatu proses pengajaran, di dalamnya meliputi peranan guru, strategi pengajaran, materi kurikulum, dan prinsip-prinsip belajar yang diterapkan pada pengajaran. Itu sebabnya evaluasi menempati kedudukan penting dalam rancangan kurikulum dan rancangan pengajaran. Dalam melakukan evaluasi hasil belajar dituntut mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik, baik dari segi pemahamannya terhadap materi yang telah diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan (segi afektif) dan pengalamannya (aspek psikomotorik).
2.2.3 Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring)
Menurut Thome “pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dalam pelaksanaanya memanfaatkan teknologi multimedia, kelas virtual, video, teks online animasi, email, pesan suara, telepon konferensi, dan video steraming online” (Kuntarto, 2017:101). Menurut Bilfaqih & Qomarudin (2015:1) “Pembelajaran daring merupakan program pelaksana kelas belajar untuk mencapai kelompok yang kuat dan luas melalui jaringan internet dengan jumlah peserta yang tidak terbatas pembelajaran dapat dilaksanakan secara kuat dan dapat dilakukan secara gratis maupun berbayar”. Menurut Moore dkk, (2011) “pembelajaran daring adalah pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet dengan aksesibilitas, fleksibilitas, konektivitas, dan kemampuan untuk menciptakan beragam jenis interaksi pembelajaran”.
Menurut Bilfaqih (2015:4) “dalam pembelajaran daring siswa diberikan materi berupa rekaman video atau slideshow, dengan tugas mingguan yang harus diselesaikan siswa dengan batas waktu yang telah ditentukan”.
Pembelajaran daring memilki kelebihan mampu menumbuhkan sikap mandiri pada siswa saat belajar (self regulated learning).
Bedasarkan pemaparan yang telah uraikan penulis dapat menyimpulkan pembelajaran daring atau dalam jaringan adalah pembelajaran yang dalam penerapannya memanfaatkan jaringan internet, intranet dan ekstranet atau komputer yang terhubung langsung dan cakupannya luas. Dalam pembelajaran secara daring siswa belajar menggunakan aplikasi online sehingga mampu meningkatkan kemandirian siswa saat belajar.
2.2.4 Sistem Pembelajaran Daring
Pendidikan jarak jauh atau daring dilaksanaakan dalam berbagai bentuk pembelajaran yang pada dasarnya membutuhkan ketersediaan berbagai sumber belajar. Menurut Rahmawati (2009:23) “pola pembelajaran ini mencakup penyelenggaraan program pembelajaran melalui pendidikan tertulis atau korespondensi, bahan cetak (modul), radio, audio/ video, TV, berbantuan komputer, dan atau multimedia melalui jaringan computer”.
Menurut Warsita (2007:16) sistem pembelajaran dalam pendidikan jarak jauh atau daring adalah:
“ (1) peserta didik belajar mandiri baik secara individual maupun kelompok dengan bantuan minimal dari orang lain, (2) materi pembelajaran disampaikan melalui media yang sengaja dirancang untuk belajar mandiri. internet dimanfaatkan sebagai media untuk penyampaian materi pembelajaran dalam pendidikan jarak jauh atau Daring, (3) untuk mengatasi masalah belajar diupayakan komunikasi dua arah antara peserta didik dengan tenaga pengajar atau lembaga penyelenggara. Komunikasi dua arah ini dapat berupa tatap muka maupun komunikasi melalui media elektronik atau sering disebut sebagai tutorial elektronik, (4) untuk mengukur hasil belajar secara berkala diadakan evaluasi hasil belajar, baik yang sifatnya mandiri maupun yang diselenggarakan di institusi belajar, (5) pada dasarnya peserta pendidikan jarak jauh dituntut untuk belajar mandiri, belajar dengan kemauan dan inisiatif sendiri”.
2.2.5 Penyelenggaraan Pembelajaran Daring
Pembelajaran dalam jaringan atau daring pada dasarnya adalah pembelajaran yang dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi virtual yang tersedia, meski demikian, pembelajaran secara daring harus tetap memperhatikan kompetensi yang hendak disampaikan dan diajarkan kepada siswa. Menurut Mulyana (2013:100) “Guru harus memahami bahwa pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis secara bersamaan”. Oleh karena itu, pembelajaran daring bukan hanya pembelajaran yang memindahkan materi melalui media internet, dan guru bukan hanya sekedar memberikan tugas dan soal-soal yang dikirimkan melalui aplikasi sosial media (online), pembelajaran daring harus tetap dipersiapkan, dilaksanakan, serta dievaluasi sama halnya dengan pembelajaran tatap muka.
Dalam pembelajaran daring guru harus tetap menjelaskan materi yang akan dipelajari oleh peserta didik meskipun tidak secara maksimal, oleh karena itu penggunaan metode ceramah perlu diterapkan dalam pembelajaran daring. Menurut Tambak (2014:378) “metode ceramah adalah metode penyampaian pelajaran atau materi dengan penuturan lisan secara langsung maupun perantara untuk mencapai indikator atau tujuan pembelajaran yang diinginkan”. Setelah diberikan penjelasan materi tentu peserta didik akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga peserta didik mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru. Karena dalam pembelajaran daring ini guru selalu memberikan tugas untuk mengukur pemahaman peserta didik. Menurut Suparti (2014:58-59) “metode penugasan adalah metode
pengajaran dengan pemberian tugas pada peserta didik agar melakukan kegiatan belajar untuk dapat dipertanggung jawabkan dalam rentang waktu yang telah ditentukan”.
Menurut Majid (2011:17) “perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan bahan ajar, menggunakan media, menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran, serta mengevaluasi dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan”. Berdasarkan pernyataan ini, perencanaan pembelajaran daring yang ideal harus mengikuti pola yang telah disebutkan yaitu:
“1.Perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses menyiapkan materi pembelajaran. 2. Penggunaan media, media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran. 3. Penggunaan pendekatan, mencerminkan cara berpikir dan sikap seorang pendidik dalam menyelesaikan permasalahan yang ditemui ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. 4. Penggunaan metode pembelajaran , suatu proses pemberian bahan ajar secara teratur dan sistematis kepada siswa oleh guru atau pengajar. 5. Mengevaluasi dalam jangka waktu tertentu, kemudian melaksanakan dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan”.
Hal utama yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran adalah menyiapkan materi dan menyusun materi yang sesuai. Materi pembelajaran berasal dari indikator pencapaian kompetensi, sehingga rangkaian materi yang disampaikan guru mampu menerapkan standar isi pada kurikulum 2013. Menurut Syarifudin (2020) “teori kontruktivisme yang memungkinkan siswa berperan aktif harus tetap diperhatikan dalam materi pembelajaran daring, oleh karena itu materi yang diberikan bukan materi yang utuh atau materi yang kompleks, melainkan materi berupa rangsangan atau stimulus untuk mengarahkan siswa menarik sebuah kesimpulan dari kompetensi yang hendak dikuasai”. Untuk mempermudah proses pembelajaran maka penggunaan media
dalam pembelajaran daring harus tetap diperhatikan. Pendekatan dan metode pembelajaran harus berdasarkan kebutuhan virtual, karena tidak semua metode konvensional dapat digunakan dalam pembelajaran daring, sehingga perlu dilakukan modifikasi terlebih dahulu.
Menurut Dillon dkk terdapat tiga hal yang dapat memberikan efek terhadap pembelajaran daring yaitu:
“1.Teknologi, jaringan harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat dilakukannya pertukaran sinkronisasi dan asinkronisasi, siswa harus memiliki akses yang mudah (misalnya melalui akses jarak jauh) dan jaringan harus mengambil waktu paling sedikit untuk bertukar dokumen. 2. Kharakteristik pengajar, pengajar memiliki peran utama dalam keefektifan pembelajaran secara daring. Siswa yang hadir dalam kelas dengan instruktur atau pengajar yang memiliki sifat positif terhadap penyaluran materi dan memahami tentang teknologi akan mampu menghasilkan pembelajaran yang positif. 3. Kharakteristik siswa, Leidner mengungkapkan bahwa siswa yang tidak memiliki keterampilan dasar serta kedisiplinan yang tinggi akan lebih baik menggunakan pembelajaran secara konvensional, sedangkan siswa yang memiliki kedisiplinan dan kepercayaan diri akan mampu untuk melaksanakan pembelajaran secara daring”.
Bahan belajar harus dijamin sampai pada sasaran peserta didik sebelum waktu digunakan. Pelayanan dukungan belajar (student support service) perlu dikembangkan, mengingat dalam pendidikan jarak jauh atau daring peserta didik perlu lebih banyak bantuan belajar. Penilaian peserta didik dapat dilihat dari keberhasilan pendidikan jarak jauh atau daring yang diukur dari seberapa baik produk dari sistem tersebut. Untuk itu penilaian yang teratur hendaknya dilakukan sepanjang proses pembelajaran dan di akhir satu satuan waktu pendidikan. Penilaian yang dimaksud hendaklah beracuan patokan (Criterian Reference Evaluation) adil dan tidak kompromis.
2.2.7 Media Yang Digunakan Dalam Pembelajaran Daring
Menurut Tafonao (2018:105) “media adalah alat bantu dalam proses pembelajaran yang mana dengan adanya media dapat merangsang peserta didik
melakukan sesuatu, memotivasi pola pikir, kemampuan dalam diri, serta keterampilan yang dimiliki sehingga dapat mendorong proses belajar”. Menurut Yohana dkk, (2020) “salah satu media yang bisa digunakan dalam pembelajaran adalah media daring, pembelajaran daring (online learning)
merupakan model pembelajaran yang berbasis ICT (Information
Communication Technology)”. Pembelajaran daring termasuk model
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dengan demikian, siswa dituntut mandiri dan bertanggung jawab terhadap proses pembelajarannya.
Dengan demikian, jelas bahwa keaktifan peserta didik dalam belajar daring sangat menentukan hasil belajar yang mereka peroleh. Semakin ia aktif, semakin banyak pengetahuan atau kecakapan yang akan diperoleh. Biasanya media yang banyak digunakan dalam belajar daring adalah menggunakan media Smartphone berbasis Android, Laptop ataupun komputer.
2.2.8 Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Daring
Menurut Suhery dkk, (2020) pembelajaran secara daring memiliki kelebihan diantaranya:
a. Pengajar dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui internet secara kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu. b. Pengajar dan siswa dapat menggunakan bahan ajar yang teratur dan terjadwal melalui internet. c. Siswa dapat mengulang materi setiap saat dan dimana saja apabila diperlukan. Siswa akan lebih mudah mendapatkan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan ajar yang dipelajarinya dengan mengakses internet. d. Pengajar maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang bisa diikuti dengan jumlah siswa yang banyak. e. Siswa yang pasif bisa menjadi aktif. f. Pembelajaran menjadi lebih efisien karena dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja terutama bagi mereka yang tempat tinggalnya yang lebih jauh.
Menurut Suhery dkk, (2020) kelebihan pembelajaran daring juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan, yaitu sebagai berikut:
a. Interaksi secara tatap muka yang terjafi antara pengajar dan siswa menjadi atau bahkan antara siswa itu sendiri. b. Pembelajaran daring lebih banyak ke aspek bisnis daripada sosial dan akademik. c. Pembelajaran yang dilakukan cenderung lebih ke tugas yang diberikan guru melalui buku yang diberikan. d. Pengajar dituntut untuk lebih menguasai teknik pembelajaran dengan menggunakan ICT (Information Communication Technology). e. Siswa yang kurang mempunyai motivk2asi belajar cenderung gagal. f. Belum meratanya fasilitas internet yang tersedia di tempat yang bermasalah dengan listrik, telpon dan komputer.
Pembelajaran daring terkadang juga ada kelebihan dan kekurangan yang dialami oleh peserta didik. Kekurangan yang paling menonjol adalah pengajar dan siswa tidak terbiasa dengan pembelajaran daring. Apalagi dalam pembelajaran daring menggunakan aplikasi melalui Smarthphone ataupun
Laptop karena tidak semua peserta didik bisa menggunakannya terutama untuk anak tingkat Sekolah Dasar yang masih minim pengetahuan menggunakan media elektronik.
2.1.9 COVID-19 (Coronavirus Diseases)
Pada awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan mewabahnya suatu penyakit yang disebabkan oleh sebuah virus yang bernama corona atau dikenal dengan istilah Covid-19 (Coronavirus Diseases),diketahui asal muasal virus ini yaitu berasal dari Wuhan, Tiongkok, ditemukan pada akhir tahun 2019. Coronavirus adalah sekelompok besar virus yang menyebabkan penyakit ringan hingga kematian pada penderitanya. Coronavirus Diseases 2019
(Covid-19) adalah penyakit yang sebelumnya tidak pernah ditemukan pada manusia karena tergolong penyakit jenis baru yang disebabkan oleh virus. Gejala umum infeksi Covid-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti batuk, demam, dan sesak napas.
Masa inkubasi virus ini sekitar 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang yaitu 14 hari. Infeksi Covid-19 dapat menimbulkan gejala ringan,
sedang atau berat. Gejala klinis yang timbul yaitu demam (suhu >38℃), batuk dan kesulitan bernafas. Selain itu dapat disertai dengan sesak nafas memberat,
fatigue,myalgia, gejala gastrointestinal seperti diare serta gejala saluran nafas lain. Setengah dari beberapa pasien timbul sesak dalam satu minggu.
Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi: a. Tidak berkomplikasi
Kondisi ini merupakan suatu kondisi yang terbilang kondisi teringan. Gejala yang muncul merupakan gejala yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat disertai dengan nyeri tenggorokan, kongesti hidung, sakit kepala, dan nyeri otot.
b. Pneumonia Ringan
Gejala utama yang muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun tidak ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan
pneumonia ringan ditandai dengan batuk dan susah bernapas. c. Pneumonia berat, pada pasien dewasa:
Gejala yang mucul diantaranya demam atau infeksi saluran nafas dengan tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: 30x/menit), distress pernapasan berat atau saturasi oksigen pasien <90% udara luar. Virus ini semakin cepat menyebar keberbagai negara lainnya yang dibawa oleh para wisatawan atau orang-orang yang berkunjung ke negara lain yang tanpa sadar telah terpapar virus corona sehingga mereka menyebarkannya ke orang lain yang belum terpapar. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab virus corona menyebar dengan sangat cepat di Negara-negara lain. Salah satu negara yang terdampak adalah negara
Indonesia. Kasus penyebaran virus corona ini semakin bertambah setiap harinya di negara Indonesia. Akibatnya banyak sektor-sektor yang terhambat salah satu contohnya yaitu dalam sektor pendidikan. Sekolah-sekolah serta kampus-kampus seluruhnya diliburkan terkait dengan corona virus tersebut. Salah satunya yaitu sekolah dasar. Pembelajaran di sekolah dasar menjadi terhambat karena mengikuti instruksi pemerintah yang mengharuskan libur sekolah dan menyuruh siswanya untuk belajar di rumah masing-masing. Melihat kondisi ini pemerintah menerapkan pembelajaran jarak jauh.
2.3 Kerangka Berpikir
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, dapat diketahui bahwa penulis akan mengungkapkan pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi
Gambar 2.1 Kerangka berfikir
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup besar dalam dunia pendidikan, dengan adanya pandemi mengharuskan pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan agar pembelajaran tetap dapat berlangsung dengan baik karena pembelajaran harus tetap dilakukan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Surat Edaran nomor 4 yang menyatakan bahwa pembelajaran harus dilaksanakan secara daring untuk mencegah penyebaran Covid-19. Pembelajaran
Pandemi Covid-19 Pelaksanaan Pembelajaran Daring Kebijakan Pemerintah Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Perencanaan Pembelajaran Proses Pembelajaran Evaluasi pembelajaran
harus tetap berlangsung dengan baik meskipun dilakukan secara daring. Agar pembelajaran daring dapat berlangsung dengan baik maka pembelajaran harus tetap direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi oleh guru atau pendidik sehingga tujuan pembelajaran tetap tercapai meskipun pembelajaran dilakukan secara daring.
25 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelas V A Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan Jl. Enggano, Handil Jaya, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, Provinsi Jambi dengan jumlah siswa 23 orang di kelas V A. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2020.
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif, dengan jenis penelitian fenomenologi, hal ini didapati dari sebuah fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar sehingga menghasilkan suatu informasi yang diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai hasil penelitian yang membahas tentang pelaksanaan pembelajaran daring siswa kelas V A pada masa pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar.
3.3 Data dan Sumber Data
3.3.1 Data
Data dalam penelitian ini berupa teks deskripsi tentang pelaksanaan pembelajaran daring siswa kelas V A dimasa pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan yang diperoleh penulis dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi.
3.3.2 Sumber Data
Sumber data adalah semua hal yang dapat memberikan informasi mengenai data. Terdapat dua sumber data dalam penelitian ini yaitu Data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari narasumber yaitu guru kelas V A Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan, dan siswa kelas V A. Data sekunder dalam penelitian ini berupa arsip, data tertulis dan dokumen yang digunakan sebagai penguat data yang telah didapat sebelumnya.
3.4 Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini yaitu Ibu M yang merupakan wali kelas V A Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan Kota Jambi dan 3 orang siswa yang diambil berdasarkan siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Ibu M dipilih karena di Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan Kota Jambi beliau merupakan guru yang cukup berpengalaman yang sudah lama mengajar di sekolah tersebut.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Observasi
Observasi adalah suatu kegiatan yang kompleks, suatu proses yang terangkai dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik observasi dilakukan apabila berkaitan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2013:145). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi Non partsipan dimana peneliti tidak terlibat langsung dengan aktivitas subjek yang diamati, tetapi hanya sebagai pengamat independent (Sugiyono, 2013:145). Observasi yang diambil yaitu observasi
terstruktur, dimana observasi dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya (Sugiyono, 2013: 145).
Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi
Variabel Indikator Sub Indikator No
Item Pelaksanaan Pembelajaran Daring Perencanaan pembelajaran
1. Membuat RPP pembelajaran daring 2. Membuat media pembelajaran 3. Menyiapkan materi atau bahan ajar
Proses pembelajaran 4. Kesiapan guru dalam pembelajaran 5. Metode yang digunakan guru 6. Media yang digunakan guru dalam
pembelajaran daring 7. Karakteristik peserta didik 8. Kesiapan peserta didik dalam
pembelajaran daring 9. Sarana dan prasarana dalam
pembelajaran daring
10.Kesulitan dalam pembelajaran daring
11.Pendekatan yang dilakukan guru Evaluasi Pembelajaran 12.Bentuk evaluasi dalam
pembelajaran daring
Sumber : Dimodifikasi dari Rahmawati (2009) dan Majid (2011)
3.5.2 Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan gagasan melalui tanya jawab, sehingga dapat dibangun sebuah makna dalam suatu topik. Wawancara digunakan sebagai kegiatan dalam rangka pengumpulan data jika seorang peneliti ingin mengadakan kajian awal untuk menemukan permasalahan yang hendak diteliti, dan juga jika peneliti ingin mengetaui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. (Sugiyono, 2013: 231).
Jenis wawancara yang dilakukan pada penelitian ini yakni wawancara terstruktur artinya, wawancara yang menggunakan pedoman wawancara yang disusun secara sistematis untuk pengumpulan data.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Wawancara
Variabel Indikator Sub Indikator No
Item Pelaksanaan Pembelajaran Daring Perencanaan pembelajaran
1. Membuat RPP pembelajaran daring 2. Membuat media pembelajaran 3. Menyiapkan materi atau bahan ajar
Proses pembelajaran 4. Kesiapan guru dalam pembelajaran 5. Metode yang digunakan guru
dalam pembelajaran daring 6. Media yang digunakan guru dalam
pembelajaran daring 7. Karakteristik peserta didik 8. Kesiapan peserta didik dalam
pembelajaran daring 9. Sarana dan prasarana dalam
pembelajaran daring
10.Kesulitan dalam pembelajaran daring
11.Pendekatan yang digunakan guru dalam pembelajaran daring Evaluasi Pembelajaran 12.Bentuk evaluasi dalam
pembelajaran daring
Sumber: Dimodifikasi dari Rahmawati (2009) dan Majid (2011)
3.5.3 Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan perlengkapan dari penggunaan teknik pengumpulan data melalui wawancara pada jenis penelitian kualitatif (Sugiyono 2013:240). Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai permasalahan dalam penelitian sehingga menambah pembuktian terhadap suatu kejadian. Pengambilan data dokumentasi dilakukan saat berlangsungnya kegiatan wawancara dan observasi, bertujuan untuk memberi penguatan pada penelitian. Dalam penelitian ini dokumen yang dibutuhkan yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran daring yang dilakukan guru kelas V A Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan, datanya dapat berupa foto ketika guru sedang mengajar secara daring dan dokumen lainnya yang mendukung penelitian. Data ini
digunakan untuk melengkapi data sebelumnya yang belum lengkap atau sebagai data pendukung.
3.6 Uji Validitas Data
Setelah mendapatkan data-data, selanjutnya peneliti menguji data yang telah diperoleh dengan melakukan triangulasi data. Penelitian kualitatif harus bisa mendapatkan data yang kredibel, untuk itu sangat perlu dilakukannya uji kevalidan data yang diperoleh. Uji validitas data dalam penelitian kualitatif bisa dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, diskusi bersama teman sejawat, dan analisis kasus negatif (Sugiyono, 2013: 270). Uji validitas yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah triangulasi. Triangulasi yaitu teknik pengumpulan data dimana teknik ini sifatnya yaitu mengkorelasikan dari berbagai teknik pengumpulan data serta sumber data yang telah ada. Dimana dalam penelitian ini penulis akan melakukan triangulasi sumber yakni dengan cara mengecek data yang telah didapatkan dari beberapa sumber data. Kemudian triangulasi teknik dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama tetapi dengan teknik yang berbeda.
3.7 Teknik Analisis Data
Data yang sudah terkumpul setelah melakukan proses observasi dan wawancara, penulis harus melakukan analisis data. Dalam hal ini penulis menggunakan teknik analisis data model Miles and Huberman dimana aktivitas dalam analisis data kualitataif dilakukan secara interaktif dan berkelanjutan hingga datanya jenuh Miles and Huberman dalam Sugiyono (2013: 246).
Adapun langkah analisis datanya yaitu reduksi data, penyajian data, serta pengambilan kesimpulan.
1. Reduksi data
Kegiatan reduksi data yaitu merangkum hal-hal pokok dan memfokuskan kepada titik yang dianggap penting kemudian dicari tema polanya. Dengan demikian data akan memberikan gambaran yang lebih jelas sehingga penulis tidak kesulitan dalam mengumpulkan data selanjutnya. Dalam mereduksi data, penulis akan diarahkan kepada hasil akhir atau tujuan dari penelitian, yaitu tujuan pada penemuan.
2. Penyajian data
Setelah data direduksi kemudian dilakukan penyajian data, penyajian data dapat dilakukan dengan memperlihatkan semua data yang dikelompokkan dalam bentuk deskriptif dan ditarik kesimpulannya. Dengan penulis menyajikan data, hal ini tentunya akan memudahkan penulis untuk memahami apa yang terjadi, dan kemudian bisa merencanakan kegiatan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
3. Pengambilan kesimpulan
Kesimpulan awal pada penyajian data masih bersifat sementara dan akan berubah jika tidak didukung dengan bukti yang kuat untuk mendukung data awal yang telah terkumpul. Tetapi jika kesimpulan yang penulis temukan pada tahap awal telah didukung dengan bukti-bukti yang valid, maka kesimpulan tersebut merupakan kesimpulan yang bersifat kredibel.
3.8 Prosedur Penelitian
Berikut tahap penelitian yang penulis gunakan adalah:
1. Tahap persiapan
1). Menyusun instrumen penelitian
Di dalam menyusun instrument penelitian, penulis mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
2). Mendatangi informan
Untuk memperoleh data yang lengkap maka penulis harus mendatangi responden agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam melakukan suatu penelitian.
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahapan ini adalah proses pengumpulan data dengan menggunakan instrumen-instrumen yang sudah dipersiapkan, mengelola data, menganalisis data dan menyimpulkan data. Pada tahap ini, kegiatan yang penulis lakukan adalah melakukan observasi dan wawancara dengan guru kelas V A, dan 3 siswa kelas V A di Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan.
3. Tahap penyelesaian
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah menyusun data-data
32 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian 4.1.1 Profil Sekolah
Penelitian yang berjudul Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Daring Dimasa Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar ini dilakukan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad dahlan Kota Jambi. Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan merupakan sekolah dasar yang berada di Kelurahan Handil Jaya, Kecamatan Jelutung, Kabupaten Kota Jambi Provisi Jambi. Sekolah ini berdiri pada tahun 2007 dengan luas tanah 198 m2. Sekolah Dasar ini memiliki status akreditasi “A”. Saat ini Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan ini dipimpin oleh Bapak Mariyadi S.Ag dimana beliau menjabat sebagai Kepala Sekolah.
4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan
1. Visi
Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahamad Dahlan memiliki Visi “Anggun dalam berbudi, unggul dalam berprestasi, mandiri serta berlandaskan Al-Qur’an dan sunnah”.
2. Misi
Misi Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan adalah sebagai berikut:
1. Membiasakan peserta didik untuk berakhlakul karimah secara continu. 2. Menumbuhkan semangat keunggulan dan islami.
4. Menyelenggarakan pembelajaran efektif dan efisien.
5. Menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan terhadap minat bakat siswa.
6. Menyelenggarakan bimbingan baca Al-Qur’an dengan benar. 7. Meningkatkan kompetensi SDM di lingkungan.
8. Meningkatkan profesionalisme dan sertifikasi guru.
9. Menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhksn baik akademis maupun non akademis.
10. Menerapkan sikap percaya diri dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan.
11. Menumbuhkan kembangkan sikap cinta dan peduli terhadap lingkungan. 12. Menyelenggarakan pendidikan kemuhammadiyahan.
3. Tujuan Sekolah
Tujuan Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan adalah sebagai berikut:
1. Membangun peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia serta sehat jasmani dan rohani.
2. Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3. Peserta didik memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dan mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Peserta didik memiliki kemampuan megapresiasi nilai sosial budaya daerah maupun budaya nasional.
5. Menghasilkan lulusan yang siap melanjutkan di tingkat Pendidikan lanjutan.
6. Menjadikan peserta didik yang kreatif, terampil dan mandiri untuk dapat mengembangkan diri.
7. Menghasilkan kader muhammadiyah.
4.2 Deskripsi Temuan
Pada BAB I, BAB II Dan BAB III telah menjelaskan mengenai latar belakang, kajian teoritik, serta metode penelitian sebagai penunjang utama pada proses penelitian. Pada BAB IV akan disajikan hasil penelitian mengenai analisis pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 di sekolah dasar.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan data-data mengenai pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil 2020 dengan subjek penelitian satu orang guru wali kelas V A dan 3 orang siswa kelas V A. Data analisis pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi
Covid-19 di sekolah dasar diperoleh berdasarkan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan hasil temuan sebagai berikut.
4.2.1 Perencanaan Pembelajaran Daring
Berdasarkan hasil observasi terlihat guru dalam pembelajaran daring melakukan perencanaan pembelajaran agar dalam proses belajar mengajar menjadi lebih terarah. Perencanaan pembelajaran daring dibuat dengan guru mempersiapkan RPP daring, membuat media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang
akan dipelajari dan mempersiapkan bahan ajar yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran.
a. Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran daring (RPP Daring)
Berdasarkan hasil temuan observasi yang penulis temukan terlihat guru M sudah membuat RPP daring yang digunakan untuk mengajar. Guru M membuat RPP daring dengan melihat internet, dan berdiskusi dengan guru lain, RPP daring yang dibuat guru terdiri dari pembukaan atau pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Penulis melakukan wawancara dengan subjek penelitian guru M untuk menggali lebih dalam mengenai data yang telah diperoleh. Berikut merupakan jawaban dari pertanyaan yang diajukan penulis mengenai perencanaan pembelajaran daring beliau mengatakan:
“Dalam pembelajaran secara daring ini, ibu selalu membuat rpp daring yang biasanya rpp dibuat dari awal semester. Untuk rpp daring ini ibu buat dalam bentuk satu lembar yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup, untuk isi dari komponen rppnya ibu buat berdasarkan contoh rpp daring yang ibu liat dari internet”.
Selama pembelajaran dilakukan secara daring guru M selalu membuat RPP daring satu lembar. Guru M membuat RPP daring sebagai pedoman untuk mengajar sehingga pembelajaran menjadi lebih terarah dan sistematis. Sebagai guru yang profesional maka guru harus melaksanakan kewajibannya dengan membuat perencanaan pembelajaran dengan baik, karena itu sangat penting sehingga proses pembelajaran akan lebih terarah dan dapat berjalan dengan baik.
b. Mempersiapkan media pembelajaran
Perencanaan pembelajaran selanjutnya yaitu membuat media pembelajaran, dari hasil observasi guru terlihat sudah mempersiapkan dan membuat media pembelajaran berupa video pembelajaran yang di uploud ke youtobe. Video pembelajaran dibuat berdasarkan materi yang akan dipelajari, namun jika guru
tidak membuat video pembelajaran guru tetap akan mencari video lain di
Youtobe yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Biasanya guru akan mengirimkan link video pembelajaran tersebut ke grup Whatsapp wali murid dua hari sebelum pembelajaran dilaksanakan. Hal itu dilakukan agar peserta didik dapat mempelajari video tersebut sebelum pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan wawancara dengan subjek penelitian Ibu M diperoleh data sebagai berikut:
“Dalam pembelajaran daring ini ibu membuat media pembelajaran berbasis online karena memang pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara online menggunakan Zoom jadi media pembelajaran yang ibu buat pun berbasis online yaitu video pembelajaran yang ibu uploud ke youtobe ibu dan kemudian ibu bagikan linknya di grup wali murud kelas V A, biasanya jika ibu tidak membuat video pembelajaran sendiri ibu akan mencari video pembelajaran di Youtobe yang kira-kira sesuai dengan materi Ibu, kemudian ibu bagikan linknya”.
Pembuatan media pembelajaran berupa video ini dilakukan agar peserta didik lebih mudah memahami materi pembelajaran yang akan disampaikan guru nantinya melalui Zoom.
c. Mempersiapkan bahan ajar
Perencanaan pembelajaran selanjutnya yaitu mempersiapkan bahan ajar berupa video pembelajaran yang telah dibuat atau di download dari
Youtube dan mempersiapkan materi pelajaran yang akan dijarkan kepada peserta didik dengan membaca buku dan mempelajari video yang sudah dibagikan ke peserta didik, hal itu dilakukan agar saat proses pembelajaran berlangsung guru dapat menguasai semua materi pelajaran. dari hasil wawancara guru telah mempersiapkan bahan ajar yang disiapkan sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan wawancara dengan subjek penelitian M diperoleh data sebagai berikut:
“Biasanya ibu mempersiapkan bahan ajar yang akan ibu sampaikan pada proses pembelajaran itu dimalam hari, persiapannya dengan membaca buku dan mempersiapkan apa saja yang akan diajarkan besok dipagi harinya, seperti mempersiapkan materi pembelajaran, serta media pembelajaran yang ibu bagikan sehari sebelum proses pembelajaran berlangsung supaya sebelum pembelajaran berlangsung mereka sudah melihat dan belajar melalui video yang saya buat jadi waktu proses pembelajaran berlangsung mereka akan lebih mudah mengerti materi yang saya sampaikan”.
4.2.2 Pelaksanaan proses pembelajaran daring oleh guru a. Aplikasi yang digunakan dalam pembelajaran daring
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan penulis dalam pelaksanaan pembelajaran daring terlihat guru menggunakan Whatsapp
dan Zoom dalam pembelajaran daring. Whatsapp digunakan untuk
berkomunikasi dengan wali murid dan pesera didik. Melalui Whatsapp
guru memberikan arahan dan informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran daring. Whatsaap digunakan karena semua wali murid dan juga peserta didik sudah terbiasa dan mampu menggunakannya, melalui
Whatsapp peserta didik atau wali murid dapat mengirimkan kembali tugas yang telah dikerjakan oleh anaknya. Sedangkan Zoom digunakan untuk proses pembelajaran daring, sehingga guru dapat menjelaskan materi kepada peserta didik dengan mudah. Meskipun awalnya ada beberapa peserta didik yang tidak paham menggunakan Zoom, namun lama kelamaan mereka terbiasa dengan diajari oleh orang tua mereka. Karena rata-rata orang tua di kelas tersebut masih muda dan tidak gagap teknologi sehingga mereka mampu mengajari anaknya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek penelitian yakni Ibu M diperoleh data sebagai berikut:
“Dalam pembelajaran daring ini Ibu menggunakan Whatsapp dan Zoom nak, Whatsapp digunakan untuk berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tuanya. Melalui Whatsapp juga ibu memberikan informasi tentang
pelaksanaan pembelajaran daring, dan ibu mengirimkan link video pembelajaran dan segala informasi yang dibutuhkan peserta didik. Kalau Zoom Ibu biasanya menggunakan untuk menjelaskan materi pembelajaran”.
b. Metode yang digunakan dalam pembelajaran daring
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis dalam pelaksanaan pembelajaran daring terlihat guru banyak menggunakan metode ceramah dan penugasan disaat melakukan pembelajaran melalui Zoom ataupun
Videocall. Metode ceramah digunakan untuk menjelaskan materi yang akan dipelajari oleh peserta didik sehingga peserta didik akan lebih mudah memahami materi pembelajaran, diakhir pembelajaran biasanya guru akan memberikan tugas sebagai latihan dari materi yang sudah dipelajari, namun tugas yang diberikan tidak seperti pada pembelajaran tatap muka. Dalam pembelajaran daring ini peserta didik diberi tugas hanya beberapa soal saja, karena dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini guru tidak boleh memberikan tugas terlalu banyak kepada peserta didik, biasanya guru hanya memberikan tugas berjumlah lima soal.
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek penelitian yakni Ibu M diperoleh data sebagai berikut:
“Metode dalam pembelajaran daring ini lebih banyak menggunakan metode ceramah karena lebih memudahkan peserta didik untuk memahami materi pembelajaran, mereka bisa bertanya apapun yang mereka belum mengerti. Biasanya di akhir pembelajaran ibu memberikan tugas tentang materi yang telah dipelajari, namun tugas yang diberikan tidaklah banyak paling hanya lima soal karena sekarang ini kan daring jadi guru tidak boleh memberikan tugas terlalu banyak”.
Metode digunakan guru sebagai suatu langkah untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik agar dalam pelaksanaan pembelajaran peserta didik dapat dengan mudah memahami materi pembelajaran.