KLASIFIKASI IKM (INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH) MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB DI KOTA GORONTALO
1
Nurhayaty Abdullah, 2Agus Lahinta, 3Lillyan Hadjaratie
Abstrack
Currently, the development of web-based geographic information system dato display the types of industries such as small and medium industry is still limited, particularly in Gorontalo city. Departement of Industry Cooperative and Commerce is still static in presenting the information and has not used the technology in geographical area as a form of information dissemination of spatial and non-spatial data related to the region existence. Therefore, to find out the result of the development of IKM data during this time, the societies, entrepreneurs, and local government of Gorontalo city must come to the Department of Industry Cooperative and Commerce. Moreover, this is also caused by there is no information system that provide the information about the development result of IKM data itself. The government should provide a media as the source of information about IKM data in Gorontalo city. The method in the research used Research and Development (R&D) method. The research aimed to provide the media of information about the classification of IKM based on the branch of industry, the value of investation, the number of employee, the potential of commodity and based on the sentra IKM which the result would be provided in form of web-based Geographic Information System. Besides, it was also aimed to create an aplication of web-based geographic information system which was expected that it could be provide the information to the users whether to society, entrepreneur and government aboutt the result of IKM data development in Gorontalo city.
Keywords :Geographic Information System, Small and Medium Industry.
Pertumbuhan industri kecil dan menengah (IKM) di Indonesia memegang peranan sentral dan strategis dalam perekonomian daerah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2011, pertumbuhan industri kecil dan menengah sudah mencapai 2.842 unit usaha di kota Gorontalo, namun pada tahun 2012 unit usahanya mengalami penurunan (Data Industri Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo, 2012). Jika, IKM mendapat perhatian khusus dengan pola pengembangan dan kebijakan yang terarah. Maka IKM itu akan menjadi tulang punggung (backbone) bangkitnya sektor riil di daerah.
Berdasarkan data tersebut, Disnas Koperasi Perindustrian Dan Perdagangan (Diskoperindag) dalam penyajian informasinya masih statis. Oleh sebab itu, seharusnya pemerintah menyediakan sebuah media sebagai tempat penyampaian informasi mengenai IKM yang berada di Kota Gorontalo. Khususnya kepada masyarakat, pengusaha, dan pemerintah setempat yang ingin mengetahui pertumbuhan IKM.
Pemerintah dapat menggunakan teknologi di bidang geografis sebagai penyebaran informasi yang berupa data spasial (wilayah) maupun data non spasial yang berhubungan dengan keberadaan wilayah. Pertumbuhan dan penyebaran IKM pun harus diklasifikasikan berdasarkan cabang industri, nilai investasinya, jumlah tenaga kerja, potensi komoditi dan berdasarkan sentra IKM pada wilayah-wilayah yang berada di Kota Gorontalo. Hal ini bertujuan untuk kemudahan dalam mengetahui pertumbuhan IKM yang berada di Kota Gorontalo. Hasil klasifikasi tersebut kemudian diimplementasikan dengan menggunakan sistem informasi geografis (SIG) berbasis
web. Dengan adanya sistem informasi geografis IKM, diharapkan akan mempermudah Diskoperindag untuk menginformasikan dan memonitoring semua jenis IKM yang berada di Kota Gorontalo. Sehingga masyarakat pun dapat dengan mudah mengetahui data pertumbuhan IKM tanpa harus bersusah payah mendatangi Dinas untuk mendapatkan data IKM tersebut.
Industri kecil dan Menengah (IKM) adalah kelompok usaha yang mampu menyerap banyak tenaga kerja dan menjadi sumber pendapatan masyarakat (Nurhayati, dkk, 2012). Untuk mengetahui pertumbuhan IKM yang berada di Kota Gorontalo maka diperlukan aplikasi Web
SIG seperti yang dikatakan oleh (Ati, dalam Islamadina dan Nasaruddin, 2011) Web SIG merupakan suatu teknologi yang memungkinkan informasi spasial yang disajikan dalam format
user di Internet. Web SIG dapat memungkinkan dalam pembuatan data, pengeditan data, analisis
data dan memberikan query informasi. Web SIG merupakan gabungan antara desain grafis pemetaan, peta digital dengan analisis geografis, pemograman komputer dan sebuah database
yang saling terhubung menjadi satu bagian web desain dan web pemetaan.
Sebagai penyebaran informasi IKM yang berupa data spasial (wilayah), aplikasi Web SIG ini menggunakan Google Maps dimana menurut (Ichtiara, 2008) bahwa Google Maps adalah layanan mapping online yang disediakan oleh google. Layanan ini dapat diakses melalui situs http://maps.google.com. Pada situs tersebut kita dapat melihat informasi geografis pada hampir semua wilayah di bumi (Ichtiara, 2008). Sedangkan Google Maps Application Programming
Interface (API) merupakan suatu fitur aplikasi yang dikeluarkan oleh google untuk memfasilitasi
pengguna yang ingin mengintegrasikan google maps ke dalam website masing-masing dengan menampilkan data point milik sendiri.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode R&D karena penelitian ini menghasilkan sebuah produk yakni sistem informasi geografis berbasis web dalam mengklasifikasi industri
kecil dan menengah (IKM) yang berada di Kota Gorontalo melalui beberapa tahap pengujian. Bagan alir tahapan penelitian seperti pada gambar 1 berikut :
Gambar 1. Tahapan Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Pengumpulan Data
Hasil penelitian tahap pengumpulan data mendapatkan dokumentasi pengumpulan data IKM Kota Gorontalo tahun 2012 melalui wawancara dari pihak dikoperindag dalam melakukan klasifikasi IKM, seperti yang telah disajikan pada tabel 1 :
Tabel 1. Data Rekap Cabang Industri – Bidang Usaha Industri Kecil Menengah Kota Gorontalo 2012 N O URAIAN UNIT USAHA TENAGA KERJA (ORANG) NILAI INVESTA SI (RP.000) NILAI PRODUKSI (RP.000) NILAI BB/BP (RP.000) NILAI TAMBAH (RP.000) 1 INDUSTRI PANGAN 1.420 2.758 11.275.237 33.437.467 14.619.851 18.817.616 2 INDUSTRI SANDANG 90 262 2.442.800 14.595.675 11.497.161 3.098.514 3 INDUSTRI KERAJINAN 284 465 1.099.026 3.192.222 2.423.770 768.452
4 INDUSTRI KIMIA DAN
BAHAN BANGUNAN 564 2.098 16.309.035 34.462.109 20.728.710 13.733.399
5 INDUSTRI LOGAM
ELEKTRONIKA 232 811 7.240.125 19.401.335 9.160.090 10.241.245
2. Perencanaan
Dalam Proses perencanaan ada beberapa analisis kebutuhan yang perlu dilakukan, antara lain :
Analisis Permasalahan
IKM merupakan prioritas utama bagi daerah yang juga mempengaruhi perindustrian dalam suatu sektor usaha yang produktif di Indonesia, terutama industri kecil dan menengah. Pertumbuhan IKM di Kota Gorontalo telah mencapai 2.590 unit usaha. Namun, masih terdapat permasalahan dalam fasilitas media penyampaian informasi IKM tersebut yang masih belum memenuhi kebutuhan masyarakat.
Analisis Kebutuhan
Untuk memudahkan pengguna atau masyarakat pada umumnya dalam mengetahui pertumbuhan IKM yang ada di Kota Gorontalo. Terlebih lagi, untuk mengatasi permasalahan mengenai media penyampaian informasi IKM. Maka, diperlukan sebuah sistem yang dapat menyajikan informasi IKM secara geografis yang diklasifikasian berdasarkan cabang industri, nilai investasi, jumlah tenaga kerja, potensi komoditi dan sentra IKM.
Sistem yang dibangun melibatkan dua aktor, yaitu user (pengguna) dan admin. Admin berperan sebagai pengendali sistem, dimana data-data akan diinput sebagai data spasial dan non spasial. Sedangkan user dapat memilih langsung objek yang diinginkan dari sistem sebagai salah satu sumber informasi. Aktifitas admin yaitu meliputi proses login admin, input data IKM, input cabang industri, input KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia), input data kecamatan, input data kelurahan dan input data operator dan user (pengguna) melakukan proses pengaksesan informasi data IKM, rekap data IKM, data potensi komoditi, data sentra IKM, data kelurahan dan klasifikasi data IKM.
1. Kebutuhan non fungsional
Kebutuhan non fungsional antara lain sebagai berikut :
Aplikasi ini berjalan di semua Sistem Operasi.
Aplikasi ini hanya dapat diakses melalui web browser Google Chrome, Mozilla Firefox,
Opera Mini dan sejenisnya.
Membutuhkan koneksi internet untuk dapat menampilkan map.
2. Pengembangan Produk Awal
Pada tahap pengembangan produk awal, terdapat pemodelan sistem untuk mempermudah menganalisis sistem. Pemodelan sistem tersebut digambarkan dalam bentuk diagram konteks, seperti pada gambar 2 berikut ini :
Gambar 2. Diagram Konteks SIG IKM 3. Ujicoba Lapangan Awal
Untuk tahap ujicoba lapangan awal, peneliti memberikan beberapa pertanyaan kepada responden melalui wawancara mengenai sistem yang telah dirancang kepada pengguna dengan responden yang telah ditentukan sebelumnya. Berikut ini tabel daftar pertanyaan wawancaranya dan disertai dengan tanggapan responden:
Tabel 2. Pertanyaan Wawancara Ujicoba Lapangan Awal
No. Pertanyaan
1. Bagaimana pendapat anda mengenai layout ini?
Responden Tanggapan Responden Hasil Poling
Kurang Cukup Baik Sangat Baik
1. Kurang 2/10= 20%, Cukup 5/10= 50%, Baik 3/10= 30% Sangat Baik 0/10= 0% 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. No. Pertanyaan
2. Pada halaman pencarian IKM yang telah diklasifikasikan dalam layout ini,
apakah sesuai dengan keinginan Anda?
Responden Tanggapan Responden Hasil Poling
1. Kurang 2/10= 20%, Cukup 4/10= 40%, Baik 3/10= 30% Sangat Baik 1/10=10% 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. No. Pertanyaan
3. Dengan adanya tampilan peta pada layout ini, apakah mempermudah anda dalam
medapatkan informasi IKM?
Responden Tanggapan Responden Hasil Poling
Kurang Cukup Baik Sangat Baik
1. Kurang 1/10= 10%, Cukup 4/10= 40%, Baik 3/10= 30% Sangat Baik 2/10= 20% 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. No. Pertanyaan
4. Apakah menu-menu yang terdapat pada layout ini dapat digunakan?
Responden Tanggapan Responden Hasil Poling
Kurang Cukup Baik Sangat Baik
1. Kurang 1/10= 10%, Cukup 3/10= 30%, Baik 5/10= 50% Sangat Baik 1/10=10% 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. No. Pertanyaan
5. Apakah keseluruhan layout ini mudah dimengerti?
Responden Tanggapan Responden Hasil Poling
Kurang Cukup Baik Sangat Baik
1. Kurang 2/10= 20%, Cukup 6/10= 60%, Baik 2/10= 20% Sangat Baik 0/10= 0% 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10.
4. Revisi Produk Utama
Sistem informasi geografis IKM ini diaplikasikan menggunakan bahasa pemograman web. Adapun produk yang telah jadi tampilan utama dari aplikasi sistem informasi geografis IKM dapat dilihat pada gambar 3 :
Gambar 3. Tampilan Utama 5. Ujicoba Lapangan Utama
Salah satu metode pengujian perangkat lunak di dalam ujicoba lapangan utama yang berfokus pada sisi fungsionalitas adalah pengujian blackbox, khususnya pada input dan output aplikasi yang dibuat apakah sudah sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum. Berikut ini tabel perencanaan pengujian blackbox yang dilakukan untuk pengujian sistem informasi geografis IKM Kota Gorontalo.
Tabel 3. Perencanaan Pengujian Sistem
Kelas Uji Butir Uji Jenis Pengujian
Form login
Menampilkan Memvalidasi Data Input Blackbox
Menampilkan Menu Admin Blackbox
Menu Admin
Menampilkan Peta Klasifikasi Data IKM Blackbox
Menampilkan Menu Data IKM Blackbox
Menampilkan Menu Potensi Komoditi Blackbox
MenampilkanMenu Sentra IKM Blackbox
Menu User
Menampilkan Peta Klasifikasi Data IKM Blackbox
Menampilkan Menu Data IKM Blackbox
Menampilkan Menu Potensi Komoditi Blackbox
MenampilkanMenu Sentra IKM Blackbox
Berdasarkan hasil ujicoba lapangan utama, aplikasi web SIG IKM masih terdapat beberapa kekurangan. Kekurangan-kekurangan tersebut terdapat pada proses cetak untuk mencetak data IKM, potensi komoditi, sentra IKM untuk halaman admin dan proses pengunduhan atau mendownload data IKM, potensi komoditi dan sentra IKM untuk halaman user. Oleh sebab itu, pada tahapan penyempurnaan produk operasional ini, peneliti melakukan penambahan seperti merevisi halaman data IKM admin dan User sebagai berikut :
Revisi Halaman Data IKM Admin
Gambar 4. Revisi Halaman Data IKM Admin
Revisi Halaman Data IKM User
Gambar 5. Revisi Halaman Data IKM User
7. Ujicoba Lapangan Operasional
Pada tahap sebelumnya aplikasi web SIG IKM telah melakukan penambahan proses. Oleh sebab itu, di butuhkan pengujian kembali pada tahap ujicoba lapangan operasional. Pada tahap
ini, peneliti melakukan pengujian aplikasi web SIG IKM yang telah direvisi tersebut dengan menggunakan metode blackbox . Berikut ini adalah tabel-tabel pengujian blackbox :
Tabel 4. Pengujian Revisi Menu Data IKM Admin Kasus dan hasil uji
Data masukan Reaksi yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Memilih menu data IKM
Muncul halaman data IKM dan tabel IKM
Halaman data IKM dan tabel tampil
Sukses
Menginput data IKM Data IKM berhasil ditambahkan
Data IKM bertambah pada tabel IKM
Sukses
Mengubah data IKM Data IKM berhasil diubah Data IKM berubah pada tabel IKM
Sukses
Menghapus data IKM Data IKM berhasil dihapus Data IKM terhapus pada tabel IKM
Sukses
Mencetak data IKM Data IKM berhasil dicetak Data IKM tercetak Sukses Melihat data IKM
berdasarkan cabang industri
Muncul data IKM berdasarkan cabang industri
Data IKM berdasarkan cabang industri tampil
Sukses
Melihat data IKM berdasarkan nilai investasi
Muncul data IKM berdasarkan nilai investasi
Data IKM berdasarkan nilai investasi tampil
Sukses
Melihat data IKM berdasarkan jumlah tenaga kerja
Muncul data IKM berdasarkan jumlah tenaga kerja
Data IKM berdasarkan jumlah tenaga kerja tampil
Sukses
Tabel 5. Pengujian Revisi Menu Data IKM User Kasus dan hasil uji
Data masukan Reaksi yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Memilih menu data IKM
Muncul halaman data IKM dan tabel IKM
Halaman data IKM dan tabel tampil
Sukses
Melihat data IKM berdasarkan cabang industri
Muncul data IKM
berdasarkan cabang industri
Data IKM berdasarkan cabang industri tampil
Sukses
Melihat data IKM berdasarkan nilai investasi
Muncul data IKM
berdasarkan nilai investasi
Data IKM berdasarkan nilai investasi tampil
Sukses
Melihat data IKM berdasarkan jumlah tenaga kerja
Muncul data IKM
berdasarkan jumlah tenaga kerja
Data IKM berdasarkan jumlah tenaga kerja tampil
Sukses
Melihat data IKM berdasarkan potensi komoditi
Muncul data IKM berdasarkan potensi komoditi
Data IKM berdasarkan potensi komoditi tampil
Sukses
Melihat data IKM berdasarkan sentra IKM
Muncul data IKM berdasarkan sentra IKM
Data IKM berdasarkan sentra IKM tampil
Sukses
Melihat data IKM berdasarkan kecamatan dan kelurahan
Muncul data IKM
berdasarkan kecamatan dan kelurahan
Data IKM berdasarkan kecamatan dan kelurahan tampil
Sukses
Mendownload data IKM
Data IKM berhasil didownload
8. Penyempurnaan Produk Akhir
Dilakukan kembali wawancara yang mengacu pada tanggapan responden mengenai Web
SIG Pengklasifikasian IKM yang bertujuan untuk penyempurnaan produk akhir sistem informasi geografis ini. Hasil dari wawancara tersebut adalah sebagai berikut pada tabel 6 :
Tabel 6. Pertanyaan Wawancara Tahap Penyempurnaan Produk Akhir
No. Pertanyaan
1. Menurut pendapat Anda, apakah aplikasi tersebut mudah dalam penggunaanya?
Responden Tanggapan Responden Hasil Poling
Kurang Cukup Baik Sangat Baik
1. Kurang 2/10= 20%, Cukup 2/10= 20%, Baik 5/10= 50% Sangat Baik 1/10= 10% 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. No. Pertanyaan
2. Menurut pendapat Anda, apakah aplikasi tersebut memudahkan dalam pencarian
informasi IKM?
Responden Tanggapan Responden Hasil Poling
Kurang Cukup Baik Sangat Baik
1. Kurang 1/10= 10%, Cukup 2/10= 20%, Baik 6/10= 60% Sangat Baik 2/10= 20% 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. No. Pertanyaan
3. Apakah menu-menu yang tersedia telah memenuhi kebutuhan dalam pencarian
informasi IKM?
Responden Tanggapan Responden Hasil Poling
Kurang Cukup Baik Sangat Baik
1. Kurang 1/10= 10%, Cukup 3/10= 30%, Baik 4/10= 40% Sangat Baik 2/10= 20% 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. No. Pertanyaan
4. Apakah dengan adanya tampilan google maps (peta) memperjelas informasi
IKM?
Responden Tanggapan Responden Hasil Poling
Kurang Cukup Baik Sangat Baik
1. Kurang 0/10= 0%, Cukup 1/10= 10%, Baik 6/10= 60% Sangat Baik 3/10=30% 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. No. Pertanyaan
5. Bagaimana tanggapan Anda mengenai aplikasi tersebut?
Responden Tanggapan Responden Hasil Poling
Kurang Cukup Baik Sangat Baik
1. Kurang 1/10= 10%, Cukup 1/10= 10%, Baik 5/10= 50% Sangat Baik 3/10= 30% 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
9. Diseminasi dan Implementasi
Pada tahap diseminasi, didaftarkan web hostingan agar Web SIG Pengklasifikasian IKM ini dapat diakses oleh semua masyarakat. Aplikasi Web SIG Pengklasifikasian IKM ini didaftarkan dengan alamat www.ikmgorontalo.com. Hal ini didasarkan dari hasil wawancara penyempurnaan produk akhir yang menyatakan bahwa Web SIG Pengklasifikasian IKM ini telah memenuhi harapan dari responden. Selanjutnya, desiminasi dari Web SIG yang telah didaftarkan perlu dilakukan sosialisasi agar masyarkat mengenal dan mengetahui tentang web tersebut.
Bentuk implementasi dari Web SIG Pengklasifikasian IKM dapat dilihat pada gambar arsitektur sistem seperti pada gambar 6 berikut ini :
Gambar 6. Arsitektur Web SIG Pengklasifikasian IKM PEMBAHASAN
Sistem ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau Research and
Devlopment (R&D). Metode penelitian ini memiliki beberapa tahap pengujian yang harus
dilakukan untuk menghasilkan suatu produk.
Pada tahap ujicoba lapangan awal yang dilakukan dengan wawancara pada responden, hasilnya banyak menyatakan “cukup”. Kemudian untuk ujicoba lapangan utama serta ujicoba lapangan operasional dengan mengunakan metode pengujian sistem blackbox, hasil menyimpulkan bahwa sistem tersebut dapat diterima tanpa ada kesalahan pada sistem (error). Pada tahap penyempurnaan produk akhir, dilakukan lagi wawancara pada responden mengenai Web SIG pengklasifikasian IKM yang telah dibuat, dan hasil dari wawancara tersebut banyak menyatakan “baik”. Dari hasil tahapan ujicoba dan hasil wawancara, maka sistem ini dapat dinyatakan efektif dan efisien.
Kemudahan yang didapatkan oleh masyarakat (user) dari sistem ini yaitu mereka mendapatkan informasi mengenai data IKM berdasarkan klasifikasi IKM seperti cabang industri, nilai investasinya, jumlah tenaga kerja, potensi komoditi dan berdasarkan sentra IKM yang disajikan beserta peta kelurahannya. Sementara pemerintah daerah (Diskoperindag) Kota Gorontalo dapat lebih mudah mengontrol perkembangan IKM dami kemajuan daerah Kota Gorontalo.
Aplikasi Web SIG Pengklasifikasian IKM ini dapat mempermudah masyarakat (user) ataupun pemerintah daerah (Diskoperindag) Kota Gorontalo dalam memonitoring dan mengembangkan IKM yang berada di Kota Gorontalo menjadi lebih baik.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada web SIG pengklasifikasian IKM peneliti dapat menggambil kesimpulan antara lain :
1. Web SIG pengklasifikasian IKM yang dibangun mampu menampilkan informasi IKM beserta peta kelurahannya berdasarkan klasifikasi yang dipilih.
2. Web SIG pengklasifikasian IKM ini dapat membantu masyarakat (user) dalam mencari informasi-informasi yang berhubungan dengan IKM.
SARAN
Beberapa hal yang perlu dikembangkan selanjutnya antara lain :
1. Aplikasi ini belum dapat mengupload berbagai kegiatan-kegiatan IKM yang bertujuan sebagai media promosi. Oleh sebab itu, diharapkan adanya penyedian fitur tambahan dalam mengupload berbagai kegiatan-kegiatan IKM.
2. Aplikasi ini perlu ditambahkan field untuk mengetahui mana IKM yang masih aktif dan mana IKM tidak aktif lagi.
DAFTAR RUJUKAN
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo. 2012. Direktori Perusahaan Industri Kecil dan Menengah Kota Gorontalo. Gorontalo. Dinas Koperasi, Perindustrian dan perdagangan Provinsi Gorontalo.
Ichtiara, C. 2008. Implementasi Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) Universitas Indonesia
(UI) Berbasis Web Dengan Menggunakan Google Maps. [Skripsi]. Depok.
Universitas Indonesia. (http://lontar.ui.ac.id/file?file= digital/20279892-R0308149.pdf?, diakses tanggal 12 April 2013).
Islamadina, R. dan Nasaruddin. 2011. Aplikasi Web Sistem Informasi Geografis Untuk Multi Resiko Bencana Aceh, Jurnal Rekayasa Elektrika, (online), Vol. 10 No. 1
(http://jurnal.unsyiah.ac.id/JRE/article/view/146/139, diakses tanggal 23 Maret 2013).
Nurhayati, N., Hubeis, M. dan Raharja, S. 2012. Kelayakan Dan Strategi Pengembangan Usaha Industri Kecil Tahu Di Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Jurnal, (online), Vol. 7 No. 2. (http://journal.ipb.ac.id/index.php/ jurnalmpi/article/viewFile/5796/7213, diakses tanggal 30 Maret 2013).