• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Sumur Dalam Deep Well

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modul Sumur Dalam Deep Well"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL

SUMUR DALAM

LAMPIRAN NOMOR TANGGAL PERMEN PU TENTANG PENYELENGGARAAN SPAM BUKAN JARINGAN PERPIPAAN 01/PRT/M/2009 25 FEBRUARI 2009

Daftar isi

Daftar isi...i Prakata...i Pendahuluan...ii 1Ruang lingkup...1 2Acuan normatif ...1

3Istilah dan definisi ...1

4Perencanaan ...3

Ketentuan umum...3

Ketentuan teknis ...3

5Pelaksanaan konstruksi...4

Persiapan pekerjaan...4

Pekerjaan sumur uji...11

Pekerjaan sumur produksi...14

6Pengoperasian...17

Persiapan...17

Pelaksanaan ...17

Pengaturan debit pompa...17

Kelembagaan...17 Administrasi...18 7Pemeliharaan ...18 Lampiran A...19 Contoh gambar-gambar...19 Lampiran B...23

Contoh perhitungan uji pemompaan...23

Prakata

Menindaklanjuti Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), disusunlah suatu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

(2)

(Permen PU) tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Bukan Jaringan Perpipaan (SPAM BJP). Permen PU ini mencakup seluruh tahapan penyelenggaraan pengembangan SPAM BJP yaitu perencanaan pengembangan SPAM, pelaksanaan konstruksi, pengelolaan SPAM, pemeliharaan dan rehabilitasi SPAM, serta pemantauan dan evaluasi SPAM. Selain batang tubuh yang bersifat pengaturan, Permen PU ini dilengkapi pula dengan 13 (tiga belas) lampiran yang bersifat teknis, yaitu:

1. Lampiran I : Modul hidran umum; 2. Lampiran II : Modul terminal air; 3. Lampiran III : Modul mobil tangki air;

4. Lampiran IV : Modul penampungan air hujan; 5. Lampiran V : Modul perlindungan mata air; 6. Lampiran VI : Modul sumur dalam;

7. Lampiran VII : Modul sumur pompa tangan; 8. Lampiran VIII : Modul sumur gali;

9. Lampiran IX : Modul instalasi pengolahan air minum sederhana; 10.Lampiran X : Modul saringan rumah tangga;

11.Lampiran XI : Modul destilator surya atap kaca; dan

12.Lampiran XII : Modul instalasi pengolahan air minum dengan reverse osmosis.

Lampiran VI mengenai Modul Sumur Dalam ini disusun untuk melengkapi pengaturan teknis yang terdapat dalam batang tubuh Permen PU. Penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Modul PMA bertujuan untuk memberikan petunjuk bagi para pengguna dalam penyelenggaraan modul PMA agar menghasilkan air minum yang sesuai dengan standar yang berlaku dan agar prasarana dan sarana air minum terpelihara dengan baik sehingga dapat melayani kebutuhan air minum kepada masyarakat secara berkesinambungan.

Modul ini disusun oleh Panitia Teknis Penyusunan Rancangan Peraturan Menteri PU tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM BJP yang telah dirumuskan dan melalui rapat teknis ada tanggal 23 Juli 2008 di Bandung. Rapat teknis ini dihadiri oleh wakil-wakil produsen, konsumen, asosiasi, lembaga penelitian, perguruan tinggi serta instansi terkait.

Pendahuluan

Peraturan Pemerintah (PP) No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), memberikan suatu pedoman baik kepada Pemerintah Pusat maupun

(3)

Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan SPAM. Dengan PP tersebut diharapkan kualitas teknis penyelenggaraan dan pelayanan air minum kepada masyarakat dari tahap perencanaan, pelaksanaan konstruksi sampai pemanfaatan dan pengelolaan memenuhi standar yang di tetapkan. Pengembangan SPAM bertujuan membangun, memperluas dan meningkatkan sistem fisik (teknis) dan non-fisik (kelembagaan, keuangan dan peran serta masyarakat) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menjadi lebih baik.

Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2005 juga mengatur SPAM melalui Jaringan Perpipaan dan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan (BJP). Penyelenggaraan SPAM BJP seperti disebutkan diatas, termasuk upaya-upaya masyarakat memperoleh air minum melalui bangunan perlindungan mata air, bangunan penampung air hujan, sumur dalam, sumur dangkal (sumur gali dan sumur pompa tangan), instalasi pengolahan air minum sederhana, instalasi saringan rumah tangga, instalasi dengan destilator surya atap kaca, dan instalasi pengolahan air minum dengan reverse osmosis, dengan unit pelayanan berupa hidran umum, terminal air/mobil tangki air, dan sambungan rumah. Selain itu penyediaan air minum dapat juga melalui instalasi air minum dalam kemasan, termasuk air minum isi ulang.

Pedoman penyelenggaraan SPAM BJP perlu disediakan mengingat kondisi geografis, topografis, geologis, dan sumber daya manusia di setiap wilayah berbeda sehingga dalam perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, pengelolaan dan rehabilitasi, perlu diatur melalui Permen PU tentang SPAM BJP.

Modul sumur dalam ini disusun sebagai pegangan pada penyelenggara pembangunan dan perencana prasarana SPAM BJP dengan modul sumur dalam. Modul ini memuat perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengelolaan (temasuk didalamnya pengoperasian, kelembagaan dan administrasi), dan pemeliharaan modul sumur dalam. Modul ini disusun berdasarkan materi teknis yang telah disusun pada TA 2006 oleh Direktorat Pengembangan Air Minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum melalui Pekerjaan Kegiatan Teknis Tata Cara Perencanaan dan Pelaksanaan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan.

(4)

Modul sumur dalam

1 Ruang lingkup

Modul ini menentukan kriteria, ketentuan teknis, perhitungan, data, dan tahapan yang diperlukan dalam perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengelolaan (temasuk didalamnya pengoperasian, kelembagaan dan administrasi), dan pemeliharaan modul sumur dalam.

2 Acuan normatif

AISI 316, Stainless steel alloy

AISI 329, Stainless steel alloys specifications AISI 304, Stainless steel

DIN EN 1706, Alluminium and alluminium allyos – castings – chemical compositions and

mechanical properties

IEC 34-5, Rotating electrical machines 3 Istilah dan definisi

3.1 air baku

air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum

3.2

air minum

air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan

3.3

air tanah bebas

air tanah yang tidak tertutup oleh lapisan kedap air 3.4

air tanah dalam

air tanah bebas yang terdapat di dalam tanah dengan kedalaman muka air tanah lebih besar dari 20 meter atau air tanah yang terdapat di dalam akuifer terkekang (yang dibatasi pada bagian atas dan bawah oleh lapisan kedap air)

3.5

akuifer terkekang

air tanah yang berada diantara dua lapisan kedap air 3.6

debit optimum aman

(5)

3.7

debit pompa

banyaknya air atau volume air yang dipindahkan dalam satuan waktu tertentu pada saat pompanya dioperasikan

3.8

efisiensi pompa

perbandingan antara daya yang dihasilkan pompa menurut katalog yang ada dengan daya yang dihasilkan pompa sebenarnya.

3.9

flow meter

untuk mengukur debit air yang keluar dari pompa 3.10

head pompa

jumlah atau tinggi yang diukur dari tinggi air dinamis keudara terbuka secara vertikal 3.11

manometer

suatu alat untuk mengukur tekanan air dalam pipa pada rangkaian sistem perpipaan pompa 3.12

muka air tanah

kedalaman muka air di dalam sumur yang dihitung dari permukaan tanah 3.13

pemeliharaan

kegiatan perawatan dan perbaikan unsur-unsur sarana secara rutin dan berkala yang bertujuan untuk menjaga agar prasarana dan sarana air minum dapat diandalkan kelangsungannya

3.14

pengoperasian

rangkaian kegiatan mulai dari dari persiapan untuk melakukan operasi menjalankan sistem penyediaan air minum untuk menghasilkan air minum

3.15

pengoperasian pompa

rangkaian kegiatan operasi pemompaan, mulai dari persiapan, pemeriksaan, menghidupkan, mengendalikan, mengawasi dan pada saat poma dijalankan serta kegiatan pengamanan setelah pompa dimatikan

3.16

penyediaan air minum

kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif

3.17

pipa jambang/casing

pipa yang dipasang dalam lubang bor yang bahannya dapat dari besi, plastik atau serat (fibre) dan berfungsi untuk menahan keruntuhan dinding sumur

(6)

3.18

pipa saringan

pipa yang konstruksinya punya bukaan tertentu yang diletakan pada lapisan-lapisan pembawa air dengan fungsinya sebagai pipa-pipa tempat masuknya air dari lapisan pemboran atau akuifer

3.19 pompa

usaha suatu alat yang digunakan untuk memindahkan air dari suatu tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi dan digerakkan oleh penggerak yang bisa dari tenaga listrik atau mekanis

3.20

sistem pemompaan

suatu kesatuan pompa yang terdiri dari popa dan pipa-pipa beserta peralatan sambunagn dan alat penggeraknya yang menjadi satu kesatuan dengan pompanya, serta dapat dilalui air yang dipompanya, mulai dari titik hisap sampai dengan titik keluarnya air di udara terbuka 3.21

sistem penyediaan air minum bukan jaringan perpipaan

selanjutnya disebut SPAM BJP merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum baik bersifat individual, kelompok masyarakat, maupun komunal yang unit distribusinya dengan atau tanpa perpipaan terbatas dan sederhana, dan tidak termasuk dalam SPAM dengan jaringan perpipaan

3.22

sumur dalam

bangunan/konstruksi sumur dengan kedalaman lebih dari 25 meter 3.23

tinggi hisap

beda tinggi antara muka air yang dipompa dengan tinggi porosnya yang diukur vertikal 3.24

tinggi tekan

beda tinggi antara poros pompa dan tinggi dari titik keluarnya air di udara terbuka yang diukur vertikal

4 Perencanaan Ketentuan umum

Ketentuan umum meliputi:

a. Dalam melakukan survei air tanah untuk sarana air minum harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

b. Memiliki izin dan rekomendasi pengambilan air tanah dari instansi yang berwenang dan masyarakat sekitar;

c. Memiliki persyaratan AMDAL sesuai ketentuan yang berlaku; d. Harus dilakukan oleh tenaga ahli bersertifikat.

(7)

Ketentuan teknis meliputi:

a. Perencanaan teknis harus mengacu pada ketentuan yang berlaku;

b. Penentuan titik pemboran sumur dalam mengacu pada hasil survei geolistrik; c. Jarak terhadap sumur dalam lainnya yang telah ada harus lebih dari 800 meter;

d. Pembuatan sumur dalam harus dimulai dengan pembuatan sumur uji/eksplorasi untuk menentukan kuantitas, kualitas dan kontinuitas air sesuai yang direncanakan;

e. Apabila butir c terpenuhi maka dapat dilanjutkan dengan pembuatan sumur produksi; f. Apabila butir c tidak terpenuhi maka pembuatan sumur produksi tidak dapat dilanjutkan

dan harus mencari titik pemboran yang lain berdasarkan hasil survei geolistrik;

g. Kuantitas tanah yang dapat diambil harus aman, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkesinambungan, apabila memungkinkan masih dapat dikembangkan lagi;

h. Kualitas air tanah dalam harus memenuhi kualitas air baku untuk air minum; i. Evaluasi potensi air tanah dalam harus mengikuti ketentuan yang berlaku; j. Persyaratan yang harus dipenuhi:

1) Debit tidak melebihi kapasitas pompa yang sesuai dengan diameter sumur;

2) Pumping water level tidak lebih rendah dengan rata-rata

permukaan air laut untuk akuifer di daerah pantai;

3) Kecepatan masuk air ke saringan tidak lebih dari 3 cm/detik atau sesuai persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik;

4) Permukaan air dinamis pemompaan tidak akan melebihi posisi bagian atas.

5 Pelaksanaan konstruksi Persiapan pekerjaan

Pekerjaan persiapan dilakukan setelah seluruh perizinan diperoleh dan sudah mendapat persetujuan dari pemberi tugas (dinyatakan dengan SPK). Seluruh pekerjaan persiapan ini harus dilaporkan kepada pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuan melaksanakan pekerjaan selanjutnya.

5.1.1 Persiapan lokasi

a. Luas area/lokasi tersebut minimal 15 x 10 m2 atau lebih dan sebaiknya terletak di tepi

jalan, agar mudah dijangkau oleh alat-alat berat. Apabila diperlukan dilakukan pembuatan jalan masuk sesuai dengan kebutuhan untuk jenis mesin bor yang digunakan.

b. Peletakan sumur dalam pada area/lokasi yang sudah dipersiapkan (sudah dibebaskan) dan lakukan pembersihan dan pematangan tanah di lokasi pekerjaan.

c. Tentukan sumber air untuk keperluan pengeboran.

d. Lokasi tersebut sebaiknya dilewati oleh fasilitas jalur PLN (yang cukup besar), apabila tidak maka siapkan genset yang memadai.

e. Pagari lokasi kerja apabila diperlukan. 5.1.2 Persiapan pengeboran

Persiapan pengeboran meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Dokumen perencanaan tentang titik pengeboran harus sudah siap dan telah disetujui oleh semua pihak.

b. Semua peralatan dan material disiapkan di dekat lokasi titik pemboran yang sudah ditentukan.

(8)

Tabel 1 Peralatan yang digunakan dalam pembuatan sumur dalam No Nama/merk/tahun Spesifikasi Jumlah Keterangan

1 Mesin bor ... ton 1 Max. dril 250 m dengan φ

200 mm

2 Drill road ... 200 m φ 89 mm, 105 mm

3 Bit (mata bor) Rotari/widia/wing 15 φ 100 - 300 4 Drill collar & stabilizer ... ton 1

5 Compressor 20 bar 1

6 Pompa lumpur 200 psi 1 Double stroke

7 Pompa subsible 5 & 10 L/dt, 50 m 2

8 Genset 60 PK 1

9 Welding told set 130 Amp 1

10 Tackle 50 ton 1

11 Cangkul/linggis - 2

12 Table set 1 unit

13 Kunci pipa 2 buah φ 300 mm

14 Alat pancing 2 buah

15 Logging unit 1 unit Automatic self recording

16 Pelurus/dummy

17 Mud balance 1

18 Marsh Funnel 1

19 Kotak sample 1 unit

20 Angsang sample 3 unit

21 Kantong sample 3 pack

22 Drum 200 liter 6 buah

23 Slang φ = ... ... meter

24 Jetting nozzle baja ... buah φ = 75 mm

25 Air lift tool

d. Material yang digunakan harus berada dalam kondisi baik. Daftar material yang digunakan sesuai Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2 Daftar material habis pakai

No Nama bahan Spesifikasi Jumlah

1 Bentonite standard ... zak

2 Solar ... liter

3 Semen ... zak

4 Pasir ... m3

5 Plastik tebal ... m2

6 ATK 1 set

Tabel 3 Daftar material untuk konstruksi

No Nama bahan Spesifikasi Jumlah Keterangan

1 Pipa ... medium ... m φ ... mm

(9)

... m φ ... mm

2 Screen/saringan SS ... m φ ... mm

3 Reducer Med ... bh φ ... x φ ... mm

Tabel 3 Daftar material untuk konstruksi (lanjutan)

No Nama bahan Spesifikasi Jumlah Keterangan

4 Dop Med ... bh φ ... mm

... bh φ ... mm

5 Gravel dia. 2 – 5 mm Andesit/rounded ... m3 φ ... mm s/d φ ... mm

6 Centralizer Plat besi ... bh φ ... mm ... bh φ ... mm

7 Kawat Galvanit ... roll

8 Besi beton Standar φ 10 mm ... m

9 STTP standar ... kg

10 Plank steel ... bh φ ... mm

11 Pipa conductor steel ... bh φ ... mm

12 Plinkud Standar besi ... kg

13 Cat Standar besi ... kg

14 Kawat las/ lem Standar ... dos

15 Lain-lain

e. Spesifikasi teknis alat bor ditentukan sesuai dengan kedalaman dan diameter lubang bor yang direncanakan dan ditentukan berdasarkan kondisi geologisnya. Pemilihan peralatan bor ditentukan berdasarkan Tabel 4.

Tabel 4 Pemilihan jenis peralatan bor berdasarkan formasi batuan Formasi

Mesin bor

Keterangan

Tumbuk Putar Putar Putar

tumbuk Alufial pasir dan lempung urai lunak (untuk formasi urai, perlu diikuti casing) 1) Jika terdapat lempung yang mengambang digunakan polimer 2) Jika dijumpai kondisi artesis gunakan bentonit Jika tidak terdapat kondisi artesis, boulder, lempung yang mengembang - - K ecepatan penetrasi tinggi - K ecepatan penetrasi rendah sedang - T idak direkomen-dasikan Endapan gunung api, selang seling breksi-tufa dan lava, urai sampai kompak (untuk formasi urai, perlu diikuti casing) 1) Jika terdapat lempung yang mengambang digunakan polimer 2) Jika dijumpai kondisi artesis Jika yang terdapat kondisi artesis, boulder, lempung yang mengembang

(10)

-gunakan bentonit Endapan gunung api, selang seling dengan pasir, urai sampai kompak (perlu casing dan boiler yang sesuai dengan ukuran boulder) 1) Dengan bentonit jika tidak terlalu banyak boulder 2) Casing mungkin diperlukan -

-Tabel 4 Pemilihan jenis peralatan bor berdasarkan formasi batuan (lanjutan) Formasi

Mesin bor

Keterangan

Tumbuk Putar Putar Putar

tumbuk Batu gamping

sementasi sedang, keras

- Sirkulasi udara tekan atau foam

- Untuk batu gamping keras Batu gamping dengan selingan lempung, agak urai konsolidasi sedang - 1) Gunakan polimer jika terdapat lempung yang mengembang 2) Gunakan bentonit (+ polimer) jika agak urai dan kondisi artesis kuat

3) Dapat digunakan udara atau foam jika kompak - -Batu baku (granit, andesit, besalt sekik, dll) sangat keras dan kompak (Hanya untuk lapisan yang lapuk) Hanya untuk lapisan lapuk kuat atau tertekan - Jika tidak terdapat kondisi artesis, boulder, lempung yang mengembang

f. Pemilihan mata bor disesuaikan dengan jenis litologi atau formasi yang akan ditembus dan kecepatan putar yang diinginkan

Tabel 5 Jenis mata bor yang disarankan untuk beberapa formasi

Jenis dan diameter mata bor Lempung lengket Lanau, serpih lanau pasiran dll, lunak urai Lanau pasiran serpih, sedang keras, kapur lunak dll Batu pasir sedang keras lanau pasiran keras Batu pasir sangat keras, kwarsit batu gamping, anhidrid Serpih, lanau keras-brite batu gamping terkekang 330mm-500

(11)

mm (13 inchi –20) inchi) Orang 100-130 100-130 Zublin 100-160 100-160 100-175 125-175 Rock (Rolling Cutter) 125-200 100-200 60-125 40-60 40-150

Tabel 5 Jenis mata bor yang disarankan untuk beberapa formasi (lanjutan)

Jenis dan diameter mata bor Lempung lengket Lanau, serpih lanau pasiran dll, lunak urai Lanau pasiran serpih, sedang keras, kapur lunak dll Batu pasir sedang keras lanau pasiran keras Batu pasir sangat keras, kwarsit batu gamping, anhidrid Serpih, lanau keras-brite batu gamping terkekang 250 mm-330 mm (10 inchi– 13 inchi Orang 100-175 100-130 Disc 100-130 Zublin 125-175 125-200 125-200 Rock (Rolling Cutter) 150-300 100-250 80-120 40-80 60-150 120 mm-250 mm (5 inchi– 10 inchi Orang 125-200 100-200 Zublin 150-200 100-150 150-225 150-200 Rock (Rolling Cutter) 150-300 100-250 80-125 40-100 60-200 Catatan:

− Kecepatan putaran minimum adalah lapisan/formal datar;

− Kecepatan putar maksimum untuk formasi datar atau miring;

− Pembebanan maksimum pada mata bor yang diijinkan dapat dilakukan;

− Formasi datar dan beban minimum untuk lapisan yang memiliki kemiringan curam;

− Jenis mata bor seperti contoh dalam lapisan;

g. Pada umumnya ada dua jenis alat bor yaitu alat bor jenis top drive dan alat bor jenis

rotary table. Peralatan bor yang digunakan harus berada dalam kondisi baik. Peralatan

(12)

1) Motor pompa minimum 3 PK;

2) Mata bor untuk lapisan tanah biasa sampai dengan tanah cadas dengan diameter antara 2–5inchi;

3) Pipa bor dengan diameter antara ¾ - 1½ inchi;

4) Selang hisap, selang hantar dan saringan.

h. Pelaksanaan pengeboran dilakukan oleh ahli pengeboran bersertifikat (master drill) dan dibantu oleh tenaga pendukung sesuai keperluan, seperti dijelaskan pada Tabel 6.

Tabel 6 Spesifikasi personil yang menangani pembuatan sumur dalam No Spesialisasi Pengalaman Keterangan

1 Master bor Min. 5 tahun STM/D3/D4 dan sertifikat GTL 2 Welder/Tukang Las Min. 5 tahun STM

Tabel 6 Spesifikasi personil yang menangani pembuatan sumur dalam (lanjutan) No Spesialisasi Pengalaman Keterangan

3 Wellsite geologist Min. 3 tahun S1/S2

4 Geophysicist Min. 3 tahun S1/S2

5 Mekanikal Elektrikal Min. 3 tahun D3/S1

6 Pembantu (5 orang) Min. 3 tahun SD/SMP/SMA 7 Penjaga malam (2

orang)

Penduduk setempat yang ditunjuk oleh pemerintah setempat

i. Buat kolam penampung air berukuran panjang 0,75m, lebar 0,75m dan dalam 0,50m di dekat lokasi;

j. Gali lubang untuk memulai pengeboran dengan linggis sedalam 0,25m dan diameter 0,30m;

k. Buat kolam pengendapan dengan ukuran panjang 0,50m, lebar 0,50m dan dalam 0,40m untuk pemeriksaan lapisan tanah yang dibor;

l. Buat saluran dengan lebar 0,25m dan dalam 0,25m yang menghubungkan lubang pemboran dengan kolam pengendapan dan menghubungkan kolam pengendapan dengan kolam penampung;

m. Isi kolam penampung dengan air sampai penuh; n. Alat bor jenis top drive dipersiapkan sebagai berikut:

1) Sambungkan salah satu ujung pipa bor dengan mata

bor tanah biasa, sedang ujung yang lain disambungkan dengan swivel head pada motor pemutar;

2) Sambungkan salah satu ujung slang hantar dengan swivel head dan ujung yang lain disambungkan pada motor pompa;

3) Pasang salah satu ujung slang hisap pada motor pompa sedang ujung lain disambungkan dengan motor pompa;

4) Pasang salah satu ujung slang hisap pada motor pompa sedang ujung lain pasangkan pada saringan dan masukkan ke dalam kolam penampung;

5) Masukkan rangkaian pipa bor ke dalam lubang pendahuluan, dan siapkan bangku dekat lubang bor;

6) Periksa dan isi dahulu dengan air, oli dan bahan bakar motor pompa sebelum dihidupkan;

(13)

Gambar 1 - Contoh pemasangan alat bor jenis top drive

o. Alat bor jenis rotary table dipersiapkan sebagai berikut:

1) Motor pemutar dinaikkan dengan jalan memutar stir yang tersedia sampai kira-kira sepanjang pipa bor;

2) Pipa bor yang sudah dipasang mata bor dipasang pada swivel head dan diputar untuk memasukkan pipa bor;

3) Pasang salah satu ujung slang hantar pada swivel head dan ujung slang yang lain dipasang pada motor pompa II. Slang penghisap motor pompa II, disambung slang penghantar motor pompa I;

4) Slang hisap pada motor pompa I yang sudah ada saringannya dimasukkan ke dalam kolam penampung air.

(14)

p. Untuk alat bor jenis lain dipersiapkan sesuai dengan prosedur yang sesuai dengan ketentuan.

Pekerjaan sumur uji

1.1 Pelaksanaan pengeboran pandu (pilot hole)

Pengeboran dilakukan dengan mata bor (bit) berukuran ∅100 mm hingga kedalaman yang direncanakan. Selama pengerjaan pengeboran harus dilakukan pengambilan contoh batuan (keratan bor) setiap meter kedalaman dan dimasukkan ke dalam kantong contoh batuan (kantong plastik berukuran 2 kg) serta dideskripsi dan dianalisa. Hasil analisa dituangkan ke dalam format log bor (lengkap dengan simbol-simbol dan deskripsinya). Pekerjaan ini menjadi tanggung jawab wellsite geologist. Pelaksanaan pengeboran dapat dilakukan dengan menggunakan alat tanpa katrol dan alat bor dengan katrol.

a. Pelaksanaan pengeboran dengan alat bor tanpa katrol

1) Motor pompa dihidupkan, apabila sudah menghisap air dan semburan airnya sudah keluar melalui lobang pemboran maka motor pemutar dihidupkan, pergunakanlah bangku untuk memudahkan menghidupkan mesin.

2) Apabila motor pemutar sudah hidup tetapi pipa bor belum memutar maka perbesar gas. Pipa bor akan memutar dan turun sedikit demi sedikit.

3) Pemboran diteruskan sambil dinaik turunkan supaya kotoran atau lumpur terangkat semua. Setelah pipa pertama masuk, motor pemutar dimatikan dahulu baru motor pompanya. Tahan pipa bor yang sudah masuk dengan kunci trimo atau tang buaya (vice grip) dan buka swivel head dengan jalan memutarbesi pemutar yang dimasukkan pada lubang pada bagian atas swivel head. 4) Sambung pipa bor pertama dengan pipa bor berikutnya kemudian naik ke ats bangku sambil membawa motor yang ada swivel headnya, masukkan pipa bor yang sudah disambungkan pada pipa pertama dan putar dengan besi pemutar.

5) Mesin pompa dihidupkan lagi dan setelah air keluar dari lobang pemboran, maka motor pemutar dihidupkan.

6) Begitu seterusnya sambil dilihat lapisan-lapisan tanah yang keluar setipa ganti mata bor. Apabila diperkirakan sudah mencapai air tanah, pemboran dihentikan. Motor dihidupkan terus untuk menguras lumpur. Setelah bersih pipa bor dicabut dan sumur bor siap untuk pekerjaan berikutnya

b. Pelaksanaan pemboran dengan alat bor dengan katrol

1) Motor pompa dihidupkan kemudian motor pompa II, dan apabila air sudah keluar/semburan airnya sudah baik, motor putar dihidupkan, kalau putaran kurang kekuatan gas diperbesar

2) Motor pemutar yang sudah memutar pipa bor perlahan-lahan kita turunkan dengan memutar stir yang ada pada dudukan motor pemutar, sampai pipa bor yang pertama masuk semua

3) Setelah pipa bor pertama masuk, disambung lagi dengan pipa bor berikutnya, begitu sampai mendapatkan lapisan air tanah yang kita kehendaki, yaitu dengan adanya pasir hitam pada lapisan–lapisan tanah yang keluar yang dilihat secara terus-menerus dari semburan air yang keluar dari lubang sumur 4) Apabila sudah sampai lapisan air tanah pengeboran dilanjutkan kira-kira dua batang pipa bor, kemudian dihentikan

5) Untuk pemasangan pipa selubung pemboran diulangi dengan memakai mata bor pembesar mata bor ∅5” untuk pipa selubung ∅4”

6) Pemboran selesai, maka siaplah lubang bor untuk pekerjaan selanjutnya.

(15)

1.2 Pelaksanaan pengujian lapisan tanah (electrical well logging)

Apabila berdasarkan analisa pembuatan pilot hole disimpulkan terdapat potensi air tanah maka pekerjaan logging dapat segera dikerjakan. Pelaksanaan logging harus dikerjakan dengan hati-hati dan teliti sehingga alat logging dapat bekerja secara optimal dan didapat rekaman data-data lubang bor dengan akurat. Hasil rekaman geofisika lubang bor (logging) kemudian dikorelasikan dengan data log bor untuk setiap meter kedalaman dan dianalisa. Selanjutnya dilakukan pembuatan perencanaan terinci (detail design) konstruksi sumur dalam. Namun, apabila tidak ada potensi air tanah maka pekerjaan logging tidak perlu dilakukan dan pilot hole harus ditutup serta dibuatkan berita acaranya.

Pengujian electrical well loging dimaksudkan untuk menentukan kedudukan lapisan batuan pada sumur dalam tersebut terutama lapisan pembawa air secara tepat sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemasangan saringan. Pelaksanaan pengukuran pada penampang sumur bor ini dengan metoda tahanan jenis (resistivity) dan metoda potential diri (self

potential).

a. Metode tahanan jenis (resistivity)

Metoda ini digunakan untuk mengetahui kedudukan lapisan yang berada di dalam lubang bor berdasarkan harga tahanan jenis setiap lapisan batuan di dalam sumur secara langsung, juga digunakan sebagai perbandingan bagi pengukuran metoda lainnya, seperti Gamma Ray dan lainnya. Hasil pencatatan metoda ini untuk lapisan yang sama pada umumnya merupakan kebalikan dari hasil metoda Gamma. Artinya lapisan yang pada umumnya bertahanan jenis tinggi, mempunyai radiasi gamma yang rendah, sedangkan lapisan lempung pada umumnya ketahanan jenis rendah mempunyai radiasi gamma yang tinggi. Pengetesan dilakukan sebelum pipa casing dipasang dan pengukuran dilakukan dari mulai dasar sumur sampai ke permukaan tanah, karena hasilnya lebih sempurna. Satuan yang digunakan pada metoda ini adalah Ohm–meter.

b. Self potential/potensial diri

Prinsip dari metoda ini adalah untuk mengetahui harga potential yang ditimbulkan oleh batuan itu sendiri. Penyelidikan dengan metoda ini adalah untuk membedakan akuifer-akuifer yang asin dan yang tawar. Hasil pengukuran dengan menggunakan metoda ini kemudian dibandingkan dengan hasil pengukuran tahanan jenis. Apabila harga tahanan jenis tinggi sedang harga dari self potential ini menunjukkan kenaikan harga, maka kemungkinan besar akuifer tersebut mengandung garam yang tinggi. Jika harga tahanan jenis tinggi dan harga self potensial menunjukkan penurunan harga, maka akuifer tersebut ditafsirkan sebagai air tawar. Alat yang digunakan adalah Minivolt.

1.3 Uji pemompaan sumur dalam

Sebelum uji pemompaan sumur dalam dilakukan, harus dilakukan pengenceran lumpur di dalam lubang bor dengan cara melakukan injeksi air bersih ke dalam lubang bor sehingga cairan di dalam lubang bor benar-benar bersih dari cairan lumpur pemboran. Apabila cairan lumpur pengeboran di dalam lubang bor sudah bersih, maka tahapan konstruksi bisa dikerjakan dengan cara hati-hati dan harus teliti dan akurat.

Pengawasan dilakukan secara ketat agar peletakan posisi saringan tidak salah letak, serta sistem penyambungan antar pipa, antar saringan dan antara pipa dan saringan dilakukan/dikerjakan dengan sempurna. Untuk pipa besi/galvanis yang penyambungannya dengan cara dilas, maka bagian sambungan harus diperkuat dengan besi beton dan diberi lapisan anti karat/coating. Seluruh perpipaan harus lurus vertikal, apabila terdapat ketidaklurusan maka konstruksi harus diulang. Pipa piezometer diletakkan sejajar menempel di luar pipa jambang.

(16)

Pumping test adalah suatu cara untuk melakukan pengujian kapasitas air tanah agar dapat disadap didalam bangunan pengambilan/sumur. Untuk pemanfaatan air dari sumur bor yang telah dikerjakan perlu diadakan uji sumur atau Pumping Test dimana dari hasil uji ini diharapkan didapat gambaran kondisi dari permukaan air tanah sebelum dilakukan pengambilan air dilakukan uji pemompaan.

a. Uji pemompaan dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data primer dengan cara melakukan pengukuran tinggi muka air tanah secara langsung di lapangan selama dilakukan pemompaan, kemudian dilanjutkan dengan kondisi hidogeologinya;

b. Tujuan uji pemompaan ini adalah untuk mengevaluasi kemampuan lapisan pembawa air (akuifer) dengan kondisi sumur bor berdasarkan parameter yang diperoleh dari hasil pemompaan, sehingga pemanfaatan air baku yang bersumber dari air bawah tanah dilaksanakan dengan tetap mempertahankan kondisi lingkungan di sekitar sumur bor; c. Uji pemompaan dilakukan dengan terlebih dahulu mengistirahatkan dari pemompaan

sebelumnya selama 24 jam. Dibuat catatan mulai dari tanggal, jam dan penggunaan besar pompa.

Adapun tahapan yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut:

a. Step Draw Down Test (Pengujian bertahap)

Pengujian ini dilakukan dengan kapasitas pemompaan bertingkat hingga mencapai kapasitas yang ideal (3 sampai 4 tahap). Tiap-tiap tahap pemompaan dilakukan selama 2 jam secara terus menerus dan dilanjutkan dengan tingkat pemompaan berikutnya tanpa menunggu selang.

b. Long periode test

Pengujian ini dilakukan dengan kapasitas tetap secara terus menerus selama 2 x 24 jam. Pada akhir pemompaan harus diambil contoh airnya dan dianalisa laboratorium.

c. Recovery test

Kegiatan ini dilakukan sesaat setelah long periode test selesai, jadi tanpa selang waktu. Urut-urutan atau prosedur pekerjaan uji pemompaan sumur dalam adalah sebagai berikut:

a. Step draw down test

1) Sebelum pompa dijalankan, muka air statis di dalam sumur harus diukur dan dicatat;

2) Pemompaan dilakukan bertahap dari 2,5 liter/detik, 5 liter/detik, 10 liter/detik dan seterusnya. Tiap tahap lamanya 2 jam atau lebih;

3) Besarnya debit pemompaan diatur seteliti mungkin sesuai dengan yang dikehendaki;

4) Muka air dalam sumur diukur tiap 1 menit selama 5 menit, tiap 5 menit antara 5 sampai 60 menit, kemudian tiap 10 menit antara 60 – 100 menit;

5) Setelah tahap pertama pemompaan uji selesai dilakukan, maka kapasitas pemompaan dinaikkan ke tahap pemompaan berikutnya dan prosedur pengukuran sama dengan tahap yang pertama tersebut;

b. time draw down test

1) Kapasitas pemompaan besar 2,5–5 liter/detik atau tergantung pada pertimbangan teknis dari step test maksimum yang dapat dipakai. Lamanya pengujian adalah 1 x 24 jam;

2) Tinggi muka air dalam sumur diukur dan dicatat;

3) Untuk waktu 2 jam pertama, agar diikuti cara pengukuran seperti pada step draw down test;

4) Pengukuran tinggi muka air di dalam sumur selanjutnya dilakukan tiap selang 30 menit sampai 1 x 24 jam harus terus menerus;

5) Waktu pada saat pemompaan dimulai dan jam-jam pada saat dilakukan pengukuran harus dicatat dengan betul dan teliti;

(17)

1) Pelaksanaan recovery test segera dimulai setelah time

draw down selesai dan pada saat pompa berhenti;

2) Selama 15 menit pertama pengukuran terhadap kambuhnya muka air di dalam sumur dilakukan setiap selang 1 menit;

3) Selama 2 jam berikutnya, pengukuran muka air dilakukan tiap selang 30 menit;

4) Tes ini terus dilakukan sampai muka air kembali sama seperti sebelum dimulai time draw down test di atas;

d. Pengolahan dan analisis data

Dalam menganalisa data uji pemompaan, baik pengukuran surutan maupun kambuhnya muka air tanah ini, dipergunakan Metoda Jacob dan Theiss. Metoda Jacob dipergunakan untuk menganalisis data surutan dan Metoda Theiss untuk menganalisa data kambuh.

Kapasitas jenis sumur adalah besaran head sumur persatuan penurunan muka air tanah, yang biasanya dinyatakan dalam m3/hari/meter atau liter/detik/meter. Persamaan empiris untuk menghitung kapasitas jenis sumur menggunakan rumus Jacob adalah sebagai berikut:

S r Tt LOG T S Q 2 25 , 2 463 , 5 × = ...(1) Keterangan:

Q/S adalah kapasitas jenis sumur liter/detik/meter Q adalah debit pemompaan liter/detik

S adalah penurunan muka air tanah dalam meter t adalah waktu pemompaan dalam detik

r adalah tranmisivitas, m2/hari

s adalah koefisien kandungan (storage coeficient) tanpa satuan untuk aliran tanah (steady

state flow satuan equilibrium) pada akuifer

t dapat dihitung dengan persamaan:

) ( 36 , 1 / log 2 2 h H r R T − = ...(2) Keterangan:

R adalah radius kerucut draw down dalam meter r adalah radius sumur dalam meter

H adalah muka air tanah diukur dari dasar akuifer diukur dalam meter

h adalah muka air tanah pada waktu pemompaan diukur dari dasar akuifer dalam meter T adalah transmivisitas (m2/hari) = k x b

K adalah koefisien permeabilitas (m/hari) b adalah ketebalan akuifer dalam meter

* Untuk aliran lunak pada kondisi akuifer terkekang (confined)

Apabila berdasarkan hasil uji pemompaan didapatkan rekomendasi debit aman yang sesuai dengan yang direncanakan (safe yield) maka pekerjaan dapat dilanjutkan dengan pembesaran lubang sumur uji untuk membuat sumur produksi. Apabila terjadi gangguan pada saat pemompaan uji, maka pengujian harus diulang. Oleh karena itu, peralatan harus dalam kondisi berfungsi dengan baik dan harus teliti.

(18)

Pembesaran lubang sumur (reaming), pemasangan perpipaan dan perlengkapan

Pelaksanaan pekerjaan pembesaran lubang sumur (reaming) dikerjakan berdasarkan gambar detail desain konstruksi sumur dalam. Bersamaan dengan pekerjaan reaming, juga dilaksanakan pekerjaan pemasangan perpipaan dan perlengkapan yang harus dipasang, antara lain DOP, reducer, centrilizer, piezometer, dan sebagainya. Hasil reaming dikontrol dengan pelurus agar lubang tidak bengkok.

Konstruksi sumur dalam terdiri dari: a. Pipa jambang (casing):

1) Bahan pipa baja atau bahan lain seperti PVC, fiberglass reinforced plastic (FRP) dan GIP atau sejenis dengan spesifikasi mampu untuk menahan tekanan dari dinding tanah dan/atau batuan

2) Pipa jambang dibuat muncul minimal 50 cm di atas lantai beton pengaman 3) Diameter pipa jambang minimal 4 inchi

b. Pipa buta

Bahan untuk pipa buta adalah pipa baja atau bahan lain seperti PVC, FRP dan GIP atau yang sejenis dengan spesifikasi mampu untuk menahan tekanan dari dinding tanah dan/atau batuan

c. Pipasaringan

1) Tipe saringan atau screen adalah “Wire Wound Continuous Slot” on “Rod Base” yaitu berbentuk kawat yang melingkar pada penyangga (rod base) dengan jarak kawat yang sama

2) Spesifikasi teknis pipa saringan adalah:

a) Bukaan (25-40)% tergantung jenis material pada akuifer

b) Jumlah rod base 20-36 buah kawat

penyangga

c) Jumlah rod base 20-36 buah kawat

penyangga

d) Tebal kawat yang umum dipakai berkisar antara (2–2,5) mm

Catatan:

Pipa jambang, pipa buta dan pipa saringan dapat dibuat dari jenis PVC, FRP dan GIP yang dibuat oleh pabrik sesuai dengan persyaratan yang ditentukan

Pemasangan pompa benam dan perlengkapannya (clear water submersible deep well

pump)

Spesifikasi sistem dan perlengkapan pompa benam meliputi: a. Pompa

1) Penggunaan : Air minum/bersih pada temperatur 45ºC dan dipakai pada sumur dalam

2) Kapasitas dan head : Sesuai dengan kebutuhan 3) Situasi : Vertikal

4) Jenis Pompa : Pompa benam bertingkat banyak, sedang bentuk impeller sentrifugal atau semi aksial/mix flow

5) Batas kecepatan putar: Tidak lebih dari 3.000 rpm

6) Efisiensi : Harus tinggi dan lebar curva pada kondisi yang diminta. 7) Katup searah : Menggunakan ring karet dan berikut dudukannya b. Motor Benam

1) Jenis : Motor Listrik AC, tiga phasa squiral cage dan dapat berfungsi dengan baik terbenam dalam air (submersble motor)

(19)

3) Tingkat isolasi : F atau H (IEC pulb 85) 4) Tegangan : 220/380 Volt, 50 Hz 5) Cos Diameter : lebih dari 0.8 6) Efisiensi : lebih dari 90%

7) Putaran Poros/rotor : tidak lebih dari 3.000 rpm 8) Konstruksi : Batang dinamis pada rotor

9) Sistem start : Star Delta (Y) atau menggunakan auto transformer, untuk motor berkapasitas dibawah 5 KW, dapat digunakan “Direct On Line” (DOL)

c. Material

1) Rumah impeller dan Impeller : Baja Tahan karat Grade AISI 316 atau Bronze Cn SN 5 Zd Pb (DIN 1706-2, DIN 1096.01)

2) Poros pompa dan motor : Baja Tahan Karat Grade AISI 316 atau AISI 329 3) Mur Baut dan Ring : Baja Tahan Karat Grade AISI 316 atau AISI 329 4) ” Motor Casing ” : Baja Tahan Karat Grade AISI 304 atau AISI 316 5) Kabel Listrik : Neopren

6) Bantalan atau ” bearing” : Bronze atau Tungsten Karbide atau Karbon Keramik d. Perpipaan, perlengkapan perpipaan, dan perlengkapan pompa benam

1) Sistem perpipaan pompa sumur dalam ini harus sesuai dengan gambar yang pada dasarnya terdiri dari pipa naik, kepala sumur (well head), perlengkapan perpipaan, katup sekat (gate valve), flow meter, manometer dan lain-lainnya;

2) Pipa naik (rising pipe) harus terbuat dari baja tahan karat sesuai dengan AISI 316 dengan ketebalan 4 mm;

3) Flens terbuat dari baja tahan karat sesuai dengan AISI 316 sedang dimensi flens sesuai dengan NEN 316;

4) Konstruksi kepala sumur (well head) harus sesuai dengan gambar dan terbuat dari baja tahan karat AISI 316;

5) Elektroda las yang dipakai pada pengelasan bahan baja tahan karat haruslah yang sesuai;

6) Semua mur, baut dan ring yang pakai harus terbuat dari baja tahan karat AISI 316; 7) Panjang dan dimensi kabel listrik disesuaikan dengan letak pompa;

8) Semua sistem perpipaan yang mengunakan baja tahan karat tidak perlu dilapisi cat (coating).

Penyelesaian sumur

Untuk mencegah terjadinya runtuhan dinding lubang sumur bor maka segera dilakukan store gravel. Kerikil dengan ukuran butir 2–5mm yang sudah dibersihkan dimasukkan ke dalam lubang bor di luar casing secara perlahan-lahan. Secara bersamaan dilakukan pemompaan air yang ada di dalam jambang sehingga gravel dapat masuk kedalam lubang bor dengan mudah dan dapat tertata dengan baik sampai dengan posisi yang dianjurkan.

Segera setelah pelaksanaan store gravel cukup, maka ke dalam casing dituangkan larutan STTP (20%) sebanyak ± 30L–60L sesuai dengan kedalaman sumur dan jumlah panjang saringan yang dipasang. Larutan tersebut didiamkan selama lebih dari 12 jam dan lubang ditutup agar tidak kemasukan air atau benda lain.

Sehari setelah larutan STTP dituangkan ke dalam sumur maka pekerjaan pembersihan sumur dapat dilakukan. Ada beberapa cara dalam rangka pembersihan/pencucian sumur antara lain:

a. Air lift (kecil)

Air lift dimaksudkan melakukan peniupan udara dari kompresor sumur (dari kedalaman

total sampai ke permukaan) dengan menggunakan drill road (stang bor) sebagai penghantar dengan maksud agar terjadi gejolak cairan di dalam sumur, oleh karena itu

(20)

diharapkan tidak ada air yang keluar dari lubang sumur bagian atas. Hal ini bisa dicapai dengan penyetelan kompressor secara bertahap dan secukupnya dengan waktu menerus selama 30 menit.

b. Water jetting (Penyemburan air)

Water jetting dimaksudkan melakukan penyemburan air dalam posisi saringan di dalam

sumur dengan pemompaan air bersih bertekanan tinggi, dengan menggunakan alat jetting 4 nouzel berputar dan naik turun di posisi seluruh saringan yang terpasang. Kegiatan ini dilakukan sampai seluruh saringan bersih dari kotoran/lumpur yang menyumbat.

c. Air lift (besar) dan water jetting

Pekerjaan/kegiatan ini dilakukan bergantian tiap 30 menit sampai dengan tidak ada lagi kotoran yang keluar dari casing.

Selama pekerjaan ini perlu penambahan gravel sehingga susunan gravel bisa lebih tertata secara padat sehingga konstruksi sumur dapat terjaga dari keruntuhan.

Konstruksi sumur dalam harus dilengkapi dengan: a. Grouting dan pondasi (sesuai gambar konstruksi)

b. Sumur harus ditutup dengan flang (sesuai dengan gambar konstruksi) termasuk pipa piezometer dilengkapi dengan dop.

c. Pengecatan sumur. 6 Pengoperasian Persiapan

a. Periksa sistem kelistrikan, kondisi kabel-kabel dan rangkaian kelistrikannya termasuk saklarnya (Switch ON/OFF)

b. Periksa kondisi fungsi manometer serta katu-katup lainnya. c. Periksa flow meter dan pastikan tidak ada kebocoran.

d. Periksa persediaan bahan-bahan penunjang dan sumber energi yang dipakai.

Pelaksanaan

a. Hidupkan motor pompa dengan menekan tombol ”ON”.

b. Periksa tekanan air pada manometer, bila melebihi tekanan kerja pompa atur katup sesuai dengan tekanan yang dikehendaki.

c. Periksa ampermeter pada panel listrik kendali pompa, bila melebihi nilai masimum atur dengan bukaan katup ke arah kebalikan dari membuka katup, sampai diperoleh nilai amper dibawah maksimum.

d. Penghentian operasi pompa dengan cara otomatis dan manual.

Pengaturan debit pompa

a. Baca angka pada alat ukur debit yang terpasang pada sistem keluaran pompa;

b. Apabila debit air kurang dari yang dikehendaki tambah bukaan katup tekanan sampai sesuai dengan debit yang dikehendaki tercapai;

c. Apabila dengan mengatur bukaan katup debit tercapai, maka lakukan pemeriksaan terhadap pompa, dijaga agar debit air yang keluar tetap konstan. Kelembagaan

(21)

a. Bila PAH digunakan secara komunal, pengelola adalah individu atau kelompok yang ditunjuk oleh masyarakat pengguna PAH.

b. Pengelola bertanggungjawab terhadap keberlangsungan pelayanan PAH.

c. Pekerjaan yang dilaksanakan secara swakelola oleh masyarakat seperti penggalian/urugan tanah, pembuatan konstruksi bak PAH, pemasangan pipa harus dilaksanakan dibawah pengawasan tenaga ahli/pendamping teknis/PDAM.

d. Pembagian air minum kepada pemakai sesuai dengan jadual yang telah disepakati.

Administrasi

a. Catat setiap pembagian air dalam buku catatan yang telah tersedia.

b. Retribusi dan jadwal penarikan retribusi ditentukan oleh pengelola dan disetujui oleh masyarakat pengguna PAH.

7 Pemeliharaan

a. Pelaksanaan pemeliharaan sumur dalam mengikuti ketentuan yang berlaku

b. Pembersihan sumur dalam dapat dilakukan dengan beberapa metode sebagai berikut:

1) Metoda Aliran balik (reflux method)

Masukkan sejumlah air kembali kedalam sumur dalam dan pastikan ada pembersihan

2) Swabbing Method

Untuk membersihkan sumur dengan mengeluarkan material penyebab mampatnya saringan dilakukan dengan menggunakan alat berbentuk piston karet yang diturunkan dengan kabel kebawah. Metoda ini sering digunakan untuk pembersihan sumur.

3) Mengangkat dan menurunkan posisi pompa dan dalam operasi ini dapat membantu mengeluarkan meterial yang ada pada saringan. Tetapi harus diperhatikan beda tinggi air dalam sumur dan dibantu dengan tekanan yang berbeda. 4) Dengan metoda high rate jetting

Untuk membersihkan material yang menyumbat saringan dapat dilakukan dengan menggunakan pompa tekanan tinggi.

c. Pemecahan masalah yang terjadi pada sumur dalam disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 7 Pemecahan masalah pada modul sumur dalam

Permasalahan Solusi

1. Pada saat pemompaan ada pasir yang terbawa

2.Debit pompa berkurang karena

clogging

3. Saringan tersumbat material

1. Kurangi daya

hisap pompa untuk mengurangi terjadinya kerusakan pada pompa

2. Perlu suatu

cara teknis khusus yang dikerjakan oleh ahlinya

3. Lakukan

pembersihan saringan dengan metode Aliran balik (reflux method), Swabbing Method, high

(22)

4. Saringan tersumbat bakteri 5. Terjadi guncangan dalam sumur 6. Terjadi pencemaran

rate jetting, dan mengangkat dan menurunkan

posisi pompa

4. Pembersihan

dengan memasukkan asam-klorida

5. Lakukan

pembersihan secara berkala

6. Periksa dan

perbaiki terjadinya infiltrasi dari permukaan di sekitar casing sumur, penggenangan air di sekitar sumur, atau kemungkinan ada kebocoran pada penutup sumur

Lampiran A

(23)
(24)

KONSTRUKSI SUMUR BOR

Gambar A.2 - Konstruksi sumur dalam

(25)
(26)

Lampiran B

Contoh perhitungan uji pemompaan

Tabel B.1 Parameter akuifer (contoh)

Data T (m²/hari) Metoda analisis

Surutan 6,2 Jacob

Kambuh 20,7 Theiss

Harga keterusan (T-Transmissivity), adalah kemampuan suatu akifer untuk meneruskan air dan dinyatakan dalam banyaknya air dalam suatu waktu (m³/jam) yang mengalir melalui suatu penampang tegak lapisan akuifer selebar satu meter dengan landaian hidrolika sebesar seratus persen, satuannya adalah m² /hari.

a. Berdasarkan karva Jacob Method didalam delta T = 6.2 meter

T Recovery = ( Konstanta Transmissivity x debit (m³/hari)/ delta T (m) = ( 0.183 x 216m³ / hari) 6.2 m

= 6.375 m²/ hari

b. Berdasarkan kurva Theiss Method didapat Δ T= 20.7 meter

T Drawdown = Konstanta transmissivity x debit (m³/hari) / ΔT(m) = (0.183x216m³/hari) / 20.7 m

= 1. 910 m² / hari

Harga rata-rata (T) pada sumur tersebut diatas sebesar T ( rata-rata) = (T Recovery + draw down)/ 2

= (6.375 + 1.910)/2 = 4.143 m²/ hari

Qs merupakan jumlah air yang dapat diambil setiap satuan waktu (m³/jam) apabila muka air tanah didalam sumur bor diturunkan satu satuan panjang (m) pada saat yang sama. Dinyatakan dengan satuan volume per waktu dibagi satuan panang (m³/hari/m).

Qs = Debit (m³/jam)/ muka air dinamik – muka air statik. Qs = 216 m³/hari/ 30.80-18.40 m = 17.419 m³/hari /m

c. Debit aman

Perhitungan debit aman (save yield) sumur bor dilakukan berdasarkan atas hasil analisis uji pemompaan dengan debit tetap dimana rumusnya sebagai berikut.

(27)

Ka mb uh an , S , ( me ter ) 0 1 2 3 4 5 6 7 S = 2 .5 m t / t ' S ' 4  2 .3 .Q T = = 1 2 6 ,5 m 2 / h ari Q = 2 0 ltr./d e t. ( 1 ,7 2 8 m 3 /h ar i ) 5 0 0 3 0 0 2 0 0 1 0 0 5 0 3 0 2 0 1 0 5 3 2 1

Gambar B.1 - Contoh perhitungan koefisien transmisivitas dari kurva

kambuhan (Recovery) - rasio t/t', dimana t = waktu dari mulai pemompaan, t' = waktu dari pemompaan

dihentikan. S = 2 . 5 m Q = 2 0 ltr./d e t. ( 1 ,7 2 8 m 3 /h ari ) S ' 4  2 .3 .Q T = = 1 2 1 , 6 m 2 / h a ri 0 Dr aw do wn (m ete r ) 1 2 3 4 5 6 7 W a k tu s e te la h p e m o m p a a n d im u la i ( m e n it ) . 2 3 5 1 0 2 0 3 0 5 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 5 0 0

Gambar B.2 - Contoh perhitungan koefisien transmisivitas dari kurva

Gambar

Tabel 1   Peralatan yang digunakan dalam pembuatan sumur dalam No Nama/merk/tahun Spesifikasi Jumlah Keterangan
Tabel 3   Daftar material untuk konstruksi (lanjutan)
Tabel 4   Pemilihan jenis peralatan bor berdasarkan formasi batuan (lanjutan)
Tabel 5   Jenis mata bor yang disarankan untuk beberapa formasi (lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada analisis dinding penahan tanah pasir dengan prinsip probablitas ini, hal pertama yang dilakukan adalah mengkonversikan nilai qc dari data CPT untuk mendapatkan

Sampel air tanah dalam yang diambil sebagai penunjang data intrusi air laut menggunakan air sumur bor milik warga di wilayah penelitian HASIL PENELITIAN Hasil pengukuran lapangan

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,