LKM SIRKULASI II(SISTEM IMUN)
KELOMPOK 3
Ayu Purwati Nanda Choirunnisa Livia Apriliani Rama Maulidin
Nanda Ayu R Shara Habibah
1. a) Sebutkan komponen penyusun darah dan sebutkan pula fungsi masing-masingnya!
Komponen darah pada manusia secara garis besar terbagi atas 2 komponen penting, yaitu plasma darah dengan persentase 55% dan sel darah dengan persentase 45%.
Plasma darah adalah bagian berupa cairan dari darah, air merupakan komponen utama dari plasma yang mencapai 92%, sebesar 7% untuk protein dan sisanya 1% lainya adalah molekul organik (asam amino, glukosa, lipid, dan limbah nitrogen), ion (Na +, K +, Cl-, H +, Ca2 +, dan HCO3 -), elemen jejak dan vitamin, dan oksigen terlarut (O2) dan karbon dioksida (CO2).Plasma darah berfungsi untuk mengangkut sari makanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat pembuangan serta menghasilkan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit atau zat antibodi.
No. Komponen plasma darah Fungsinya
1. Air sebagai pelarut zat-zat lain
2. Garam –garam (Ion-ion) sebagai penyeimbang tekanan osmosis, mempertahankan pH, mengatur permeabilitas
membrane sel 3. Protein
a. Albumin b. Glubolin c. Fibrinogen
a. Mempertahankan keseimbangan air pada darah dan jaringan, mengatur volume darah
b. Membantu transportasi lemak, vitamin dan hormon; antibodi
c. Berperan dalam proses penggumpalan darah
4. Nutrien (glukosa, asam amino, asam lemak)
Digunakan oleh sel sebagai makanan cadangan atau diuraikan
5. Hormon Mempengaruhi aktifitas organ
Sel darah terdiri dari tiga unsur didalamnya yaitu, sel darah merah (RBSc), juga disebut eritrosit; sel darah putih (WBCs), juga disebut leukosit; dan platelets atau trombosit.
 Eritrosit : adalah sel yang secara mikroskopis relativ besar tanpa inti, sel darah merah normalnya sekitar 40-50% dari total volume darah, mengandung pigmen merah (hemoglobin). Fungsi utama dari eritrosit adalah membawa Oksigen dan CO2. Hemoglobin (Hgb) adalah protein yang penting dalam eritrosit yg membawa O2 dari paru ke semua bagian tubuh.
 Leukosit : Fungsi utamanya adalah melawan infeksi. Selain itu juga berfungsi untuk mencerna zat seperti sel yang sudah mati, sisa jaringan dan eritrosit yang sudah tua., Proteksi terhadap benda asing yg masuk kealiran darah, seperti alergen dan Proteksi melawan sel-sel yg bermutasi, seperti kanker.
a. Limfosit : Limfosit T berfungsi untuk menghasilkan limfokin yang bersifat sitotoksik dan menghalangi mitosis serta migrasi mikroorganisme. Limfosit B bila terdapat antigen dari kuman ekstraseluler, maka limfosit B akan mengadakan respons imun membuat plasmasit dan sel memori
b. Monosit : berbentuk seperti huruf U atau biji kacang yang dapat memfagosit kuman c. Neutrofil : dapat bergerak secara amuboid keluar dari pembuluh darah untuk memfagosit benda asing terutama kuman.
d. Eosinofil : dapat menerobos pembuluh darah dengan gerakan amuboid untuk memfagosit kompleks antigen antibodi. Granula asidofilik warna merah sifat asam
e. Basofil : Dapat menggetahkan histamin dan heparin sebagai respon terhadap antigen. Granula basofilik sifat basa warna violet. inti seperti huruf S
 Trombosit : berbentuk keping-keping kecil berbentuk cakram dan tidak berinti. Berasal dari pecahan megakariosit dalam sumsum merah tulang. Trombosit berukuran lebih
kecil dr sel darah yang lain. (1/3 dari eritrosit). Mempunyai masa hidup 9-10 hari. Fungsi utama trombosit yaitu untuk pembekuan darah. Mereka secara bersama-sama membentuk gumpalan atau sumbatan pada lubang pembuluh darah agar perdarahan terhenti. Trombosit membantu melawan infeksi dengan melepaskan protein yg mampu membunuh bakteri yg menginvasi atau mikroorganisme lain.Selanjutnya platelet menstimulasi sistem imun.
1. b) Apakah yang dimaksud antigen dan antibody?
Antigen dan antibodi berkaitan dengan sistem imun yang pada umumnya terdiri dari suatu pertahanan-pertahanan yang cara kerjanya cenderung sangat spesifik. Respon imun dipengaruhi dan dilakukan oleh dua jenis limfosit yakni limfosit B dan juga limfosit T.
 Pengertian Antigen
Antigen merupakan molekul yang biasanya dimiliki oleh virus, bakteri, fungi, protozoa dan juga cacing parasit. Molekul antigenik biasanya bisa ditemukan pada bagian permukaan dari suatu zat asing yakni seperti halnya pada serbuk sari dan bisa juga jaringan hasil dari proses pencangkokkan. Antigen dapat dikatakan sebagai sebuah zat yang bisa melakukan stimulasi terhadap tanggapan atau respon imun, terutama pada saat proses produksi antibodi. Berikut bagian-bagian dari antigen secara fungsional yakni seperti, antigen lengkap atau sering disebut sebagai molekul besar (molekul pembawa) dan juga antigen tidak lengkap yang terdiri dari molekul kecil.
 Struktur Antigen
Antigen sendiri mempunyai bagian yang terstruktur yang terdiri dari komponen-komponen penyusunnya yakni epitop dan juga paratop. Epitop atau sering disebut dengan determinan merupakan bagian dari antigen yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi (mengenal) dan melakukan proses induksi terhadap pembentukan antibodi. Sedangkan paratop merupakan bagian dari antibodi yang digunakan untuk membantu dalam proses pengikatan epitop. Secara fungsional antigen dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Imunogen : molekul besar dari sebuah antigen yang bersifat sebagai molekul pembawa karena mebawa moekul kecil (hapten) dari suatu antigen. Imunogen ini dapat dikenal oleh antibodidan memacu pembentukan antibody (imunogenik)
b. Hapten : molekul keil yang mempunyai kandungan antigenic (molekul karier) yang diikat oleh molekul besar (imunogen). Namun hapten tidak dapat memacu produksi antibodi juka tidak berikatan dengan molekul bsar sehingga disebut sebagai molekul non-imunogenik  Fungsi Dan Pembentukan Antige
Fungsi antigen sendiri yakni digunakan untuk menggambarkan suatu molekul yang bisa dimanfaatkan dalam upaya memacu proses respon imun yang biasanya disebut dengan
imunogen. Kemudian digunakan dalam upaya menunjukkan suatu molekul bisa melakukan reaksi dengan antibodi atau pun sel T yang sudah melalui proses disensitasi. Antigen sendiri tersusun oleh epitop dan juga paratop. Epitop atau sering disebut dengan determinan merupakan suatu bagian dari antigen yang memiliki peran sebagai pengenal atau bisa juga sebagai penginduksi dalam proses pembentukan antibodi. Sedangkan paratop merupakan suatu bagian dari antibodi yang bisa membantu melakukan pengikatan terhadap epitop. Mekanisme pembentukan antigen sendiri tidak bisa lepas dengan antibodi. Pada bagian tubuh manusia, antibodi bisa diperoleh dari organ limfoid sentral yang tersusun dari sumsum tulang belakang dan juga kelenjar timur (yang paling utama adalah diperoleh dari sel-sel limfosit). Sel limfosit sendiri dapat dibedakan menjadi dua bagian yakni sel limfosit B dan juga sel limfosit T. Antara sel limfosit B dan sel limfosit T akan melakukan kerja sama dalam upaya memproduksi antibodi yang ada pada tubuh. Hal seperti ini bisa dilihat apabila antigen sedang berada dalam tubuh.
Antibodi
 Pengertian Antibodi
Antibodi merupakan susunan dari protein-protein yang bersifat globular yang biasanya dikodekan dengan gen-gen yang tentunya spesifik. Antibodi sendiri dapat dikenal sebagai imunoglobin dengan asumsi selain karena karakteristik globularnya, ternyata juga karena hubungan yang terjadi dengan respons imun. Antibodi merupakan senjata yang paling utama terhadap respons humoral. Antibodi bisa melakukan penyerangan terhadap suatu organisme atau pun molekul antigenik secara langsung. Antibodi bisa juga melakukan aktivasi terhadap sistem-sistem yang saling berhubungan, dan kemudian akan menyerang penyerbunya. Metode ini disebut aglutinasi, yang prosesnya melibatkan penggumpalan pada antigen agar menjadi kompleks.
 Struktur Antibodi
Antibodi terbentuk dari empat bagian rantai polipeptida. Pada dua bagian rantai yang ukurannya relatif cukup panjang biasanya dikenal sebagai rantai berat, yang bersifat identik. Sedangkan dua bagian rantai yang lainnya, biasanya dikenal sebagai rantai ringan, yang
mempunyai ukuran yang relatif lebih pendek, dan juga bersifat identik jika dilihat dari strukturnya.Pada masing-masing bagian dari rantai tersebut, yang berhubungan satu dengan lainnya oleh ikatan S-S, ternyata mempunyai suatu daerah konstan yang digunakan sebagai karakteristik oleh sekelompok antibodi tersebut. Selain itu, antibodi juga mempunyai suatu daerah variabel, yang bisa mengakibatkan adanya kespesifikan yang tentunya dibutuhkan agar antibodi-antibodi tersebut bisa cocok terhadap berjuta-juta macam antigen yang diketahu sepanjang hidup seseorang.
 Fungsi Dan Pembentukan Antibodi
Sel limfosit B akan melakukan proses pengidentifikasian terlebih dahulu terhadap antigen merupakan fungsi dari antibodi. Sel limfosit B juga mengalami proses replikasi dengan sangat cepat sehingga akan menciptakan sebagian besar sel yang biasanya disebut sebagai sel B plasma. Pada sel B plasma akan menciptakan antibodi yang mempunyai sifat spesifik dengan satu jenis dari antigen dan nantinya akan melakukan proses pelepasan ke bagian dalam sistem sirkulasi yang ada pada tubuh.
Selain menciptakan sel B plasma, pada sel limfosit B juga menciptakan sel B memori dan juga sel B pembelah. Untuk sel B memori mempunyai kemampuan untukhidup dalam kurun waktu yang relatif lama. Jika terjadi suatu proses infeksi maka untuk tahap kedua kalinya, pada bagian sel B memori akan melakukan reaksi dengan relatif lebih cepat dan tentunya lebih giat lagi daripada bagian sel B yang lainnya.Sedangkan pada bagian sel B pembelah, mempunyai fungsi dalam menciptakan sel-sel limfosit sehingga bisa menjadi lebih banyak lagi.
 Jenis Antibodi
a. Imunoglobulin G : Terbanyak dalam serum (75%). Dapat menembus plasenta membentuk imunitas bayi sampai berumur 6 sampai dengan 9 bulan. Mempunyai sifat opsonin berhubungan erat dengan fagosit, monosit dan makrofag. Berperan pada imunitas seluler yang dapat merusak antigen seluler berinteraksi dengan komplemen, sel K, eosinofil dan neutrofil.
b. Imunoglobulin A : Sedikit dalam serum. Banyak terdapat dalam saluran nafas, cerna, kemih, air mata, keringat, ludah dan air susu. Fungsinya menetralkan toksin dan virus, mencegah kontak antara toksin/ virus dng sel sasaran dan mengumpalkan/ mengganggu gerak kuman yang memudahkan fagositosis.
c. Imunoglobulin M : Tidak dapat menembus plasenta, dibentuk pertama kali oleh tubuh akibat rangsangan antigen sifilis, rubela, toksoplasmosis. Fungsinya mencegah gerakan mikroorganisme antigen memudahkan fagositosis dan Aglutinosis kuat terhadap antigen. d. Imunoglobulin E : Jumlah paling sedikit dalam serum. Mudah diikat oleh sel mastosit, basofil dan eosinofil. Kadar tinggi pada kasus: alergi, infeksi cacing, skistosomiasis, trikinosis. Proteksi terhadap invasi parasit seperti cacing.
e. Imunoglobulin D : Sedikit ditemukan dalam sirkulasi. Tidak dapat mengikat komplemen. Mempunyai aktifitas antibodi terhadap makanan dan autoantigen
1. c) Apakah yang dimaksud dengan 1) kekebalan bawaan 2) kekebalan yang diperoleh 3) kekebalan pasif dan sebutkan sel apa yang berperan dalam pembentukan kekebalan tersebut.
1) Kekebalan bawaan (innate immunity) yaitu kekebalan diturunkan dan ada sejak lahir. Kekebalan bawaan melakukan respon imun nonspesifik (begitu ada bibit penyakit langsung)dalam waktu yang cepat (pada serangan ke 2).
a. eksternal: kekeb.yg berada di jar epitel, air mata, saliva, mukus pada saluran pencernaan dan pernafasan
b. Internal:rangsangan kimia misal demam natural killer cell, sel fagosit,neutrofil, makrofag, eosinofil.
2) Kekebalan adaptif (kekebalan yang diperoleh/acquired immunity) yaitu kekebalan yang didapatkan dari pengenalantubuh terhadap antigen. Kekebalan adaptif melakukan respon imun spesifik dalam waktu yang lambat (setelah lahir).
a. Kekebalan humoral (limfosit)
3) Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh bukan dari antibodi yang disintesis dalam tubuh, melainkan tinggal memakainya saja. Kekebalan Pasif dibedakan menjadi dua, yaitu:
-Kekebalan pasif alami
Kekebalan pasif alami adalah kekebalan yang diperoleh bukan dari tubuhnya sendiri, melainkan dari tubuh orang lain. Misalnya kekebalan bayi yang diperoleh dari ibunya pada waktu dalam kandungan dan ASI yang pertama kali.
-Kekebalan pasif buatan
Kekebalan pasif buatan adalah kekebalan yang diperoleh dari antibodi yang sudah jadi dan terlarut dalam serum. Contoh, suntikan ATS (anti tetanus serum)
2. A) Bagaimana respon sel limfosit B terhadap antigen!
Antibody-mediated immunity (imunitas yang diperantarai oleh antibody / imunitas humoral)
Respon imun ini melibatkan suatu senyawa kimia yang disebut sebagai antibody. Antibody dihasilkan oleh sel limfosit B yang akan aktif jika mengenali antigen yang terdapat pada permukaan sel pathogen. Antibody akan menyerang pathogen sebelum pathogen tersebut menyerang sel-sel tubuh. Terdapat 3 jenis sel B yaitu:
 Sel B plasma. Mensekresikan antibody ke sirkulasi tubuh. Setiap antibody bersifat spesifik terhadap satu jenis antigen. Masa hidup selama 4-5 hari.
 Sel B memori. Masa hidup lama dalam darah. Sel ini akan mengingat suatu antigen dan akan merespon dengan cepat ketika terjadi infeksi kedua
 Sel B pembelah. Berfungsi untuk menghasilkan sel B dalam jumlah banyak. Berikut ini adalah mekanisme imunitas yang diperantarai oleh antibody:
 Ketika pathogen masuk kedalam tubuh, masing-masing antigen akan mengaktifkan satu sel B.
 Sel B tersebut akan membelah menbentuk populasi sel yang besar.
 Semua klon sel tersebut kemudian mensekresikan antibody yang spesifik terhadap pathogen yang menyerang.
 Setelah infeksi berakhir, sel B yang mensekresikan antibody akan mati. (mekanisme dari 1 – 4 disebut dengan respon imun primer)
 Sel B memori telah mengingat pathogen yang menginfeksi dan sel B ini akan bertahan hidup beberapa tahun dalam tubuh. Jika pathogen dengan antigen yang sama menginfeksi kembali, maka sel B memori ini akan membelah dengan cepat membentuk populasi sel B yang besar dan mensekresikan antibody spesifik. (mekanisme ini disebut respon imun sekunder)
Sel B dan sel T bersama mengenali antigen dengan jumlah yang tidak terbatas, tetapi masing-masing individu hanya mengenali satu antigen (perhatikan adanya perbedaan bentuk reseptor
antigen antara keenam sel B diatas). Ketika suatu antigen berikatan dengan sel B atau sel T, sel tersebut akan memperbanyak diri dan membentuk klon sel yang sama. proliferasi sel-sel
ini akan membentuk sel-sel plasma dan sel-sel memori.
Mekanisme efektor pada kekebalan yang diperantarai antibodi. Pengikatan antibodi ke antigen menandai sel asing dan molekul asing agar dirusak oleh fagosit atau sistem
komplemen protein. 2. B) Bagaimana respon sel T terhadap antigen!
Cell-mediated immunity (imunitas yang diperantarai sel)
Imunitas yang diperantarai sel melibatkan sel-sel yang menyerang langsung organisme asing. Sel yang dimaksud adalah Limfosit T. hampir sama dengan mekanisme respon imun dengan antibody, pada respon imun yang diperantarai sel, sel limfosit T juga akan bereaksi dengan antigen yang spesifik.
 Ketika pathogen menginfeksi tubuh untuk pertama kalinya, setiap antigen akan menstimuli satu sel limfosit t untuk membelah membentuk klon.
 Beberapa klon akan membentuk sel-sel memori yang spesifik terhadap satu jenis antigen.
 Sementara beberapa klon lain akan berdiferensiasi menjadi beberapa bentuk limfosit T berikut:
 Helper T cell
Berfungsi sebagai menstimulasi sel B untuk membelah dan memproduksi antibody serta mengaktifkan dua jenis sel T yang lain dan mengaktifkan makrofag untuk segera memfagosit pathogen.
 Killer T cell
Disebut juga dengan sel T sitotoksit, menyerang sel tubuh yang terinfeksi dan pathogen secara langsung. Sel T killer akan membentuk pori pada sitoplasma sel pathogen sehingaa sel pathogen kehilangan sitoplasma dan kemudian mati.
 Suppressor T cell
Berfungsi menurunkan dan menghentikan respon imun ketika mekanisme imun tidak diperlukan lagi. Mekanime ini sangat penting, karena jika tidak, produksi antibody dan pembelahan sel B dan sel T terus menerus akan merusak jaringan tubuh yang normal. Jika tidak aktif, segala sel yg ada ditubuhakan dianggap antigen shingga seluruh sel akan diserang.
Interaksi sel T dengan molekul antigen (MHC)
Pada gambar ini diperlihatkan respon imun primer dari respon imun yang diperantarai antibody dan yang diperantarai sel.
3. Jelaskan kerjasama antara sel B dan sel T dalam pembentukan kekebalan.
Sel T berperan dalam pembentukan kekebalan seluler dan sel B berperan dalam pembentukan kekebalan humoral. Ketika ada antigen yang masuk kedalam tubuh, sel T
helper akan aktif dan mensekresikan sitokin yang akan mengaktifkan sel B (yang telah mengenal antigen yang sama) dan sel T sitotoksik. Respon kekebalan humoral melibatkan aktivasi sel B yang mensekresikan antibodi yang bersirkulasi di dalam darah dan limfe. Respon kekebalan seluler lebih dominan melibatkan aktivasi sel T sitotoksik yang mengidentifikasi dan menghancurkan sel target.
Gambar: respon imune terhadap virus
4. jelaskan mekanisme peradangan ?
Inflamasi atau peradangan merupakan kemampuan tubuh untuk menghilangkan rangsangan berbahaya, termasuk sel-sel yang rusak, iritasi, atau patogen dan memulai proses penyembuhan. Inflamasi terjadi akibat dari reaksi tubuh terhadap invasi mikroorganisme patogen atau terhadap trauma karena luka, terbakar, atau bahan kimia. Pada bagian yang mengalami peradangan akan muncul tanda-tanda seperti : (1) Rubor atau kemerahan, (2) Tumor atau pembengkakan, (3) Dolor atau nyeri, (4) Kalor atau panas dan (5) Functio laesa atau hilangnya fungsi.
Pada dasarnya, mekanisme inflamasi terdiri dari empat kejadian:
1. Pertama otot-otot polos disekitar pembuluh darah akan membesar yang menyebabkan aliran darah menjadi lambat di daerah infeksi tersebut. Hal ini bertujuan untuk memberikan peluang lebih besar bagi leukosit untuk menempel pada dinding kapiler dan keluar ke jaringan sekitarnya.
2. Selanjutnya sel endotel (yaitu sel penyusun dinding pembuluh darah) akan mengecil dan memberikan ruang antara sel-sel endotel meningkat dan mengakibatkan peningkatan permeabilitas kapiler. Proses ini dinamakan vasodilatasi.
3. Vasodilatasi disebabkan oleh penggabungan asetaldehid dan protein plasma. Antigen ini merangsang IgE dengan bantuan sel Th. IgE diikatoleh sel mast atau basofil melalui reseptor Fc ε. Akibat ikatan antigen- IgE, sel mast /basofil mengalami degranulasi dan melepas mediator yang preformed antara lain histamin yang menimbulkan gejala reaksi hipersensitivitas. Histamin merupakan vasodilator yang dapat menimbulkan vasodilatasi pada arteriol dan peningkatan permeabilitas kapiler 4. Kemudian molekul adhesi diaktifkan pada permukaan sel endotel pada dinding bagian
dalam kapiler (inner wall). Molekul ini terikat pada permukaan leukosit yang disebut integrin yang melekat pada molekul-molekul adhesi dan memungkinkan leukosit untuk “rata” (flatten) dan masuk melalui ruang antar sel-sel endotel. Proses ini disebut diapedesis atau ekstravasasi.
5. Akibat dari aktivasi jalur koagulasi menyebabkan fibrin clot menangkap mikroorganisme atau mikroba infeksius dan mencegah mereka masuk ke dalam aliran darah. Tahap ini juga memicu pembekuan darah dalam pembuluh darah kecil disekitarnya untuk menghentikan perdarahan dan selanjutnya mencegah mikroorganisme atau patogen masuk ke aliran darah.
6. Jaringan sekitar luka menjadi bengkak dan radang yang akan memicu sel mastosit dari jaringan ikat untuk melepaskan kemokin berupa bradikinin dan histamin. Kemokinin kemudian akan merangsang sel sel saraf untuk meningkatkan permeabilitas pembuluh darah, hal ini bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan luka.
sumber gambar :
https://www.slideshare.net/nukieaditia/a ntiinflamasi (Online) diakses pada tanggal 04 November 2017
5. Sebut dan jelaskan berbagai penyakit sistem imun!
Sistem imun dalam tubuh dapat mengalami penyimpangan atau gangguan, antara lain: a) Reaksi hipersesitivitas
Reaksi hipersesitivitas adalah respon imun yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Reaksi hipersensitivitas memiliki beberapa tipe, yaitu:
- Reaksi hipersensitivitas Tipe I (Reaksi alergi), yaitu keadaan dimana tubuh menjadi lebih sensitif terhadap bahan antigenik (alergen) karena dianggap sebagai benda asing dan berbahaya padahal sebenarnya tidak. Penyakit akibat reaksi ini adalah konjungtivitis, asma, rinitis, seta asatilaktic shock. Reaksi alergi memiiki dua mekanisme:
 Reaksi alergi Alergen akan langsung terikat pada Ig E yang terletak
di permukaan sel mast atau basofil yang kemudian menyebabkan keluarnya mediator seperti histamin dan leukotin. Reaksi alergi yang demikian akan terjadi bila penderita pernah terpapar alergen sebelumnya.
 Reaksi alergi yang baru pertama terjadi disebabkan oleh masuknya alergen ke
dalam tubuh dan berikatan dengan sel B sehingga sel B berubah menjadi sel plasma dan memproduksi IgE yang kemudian melekat pada permukaan sel mast dan akan mengikat alergen. Ikatan antara sel mast, IgE dan alergen akan menyebabkan sel mast pecah dan mengeluarkan mediator kimia yang dapat menyebabkan terjadinya vasodilatasi, hipersekresi, oedem, serta spasme pada otot polos.
- Reaksi hipersensitivitas Tipe II (Antibody-Mediated Cytotoxicity (IgG))
Reaksi alergi tipe II dapat menyebabkan kerusakan pada sel tubuh karena atibodi (IgG) akan menyerang antigen yang ada di permukaan sel secara langsung. Contoh penyakit-penyakit : Goodpasture (perdarahan paru, anemia), Myasthenia gravis
(MG), Immune hemolytic (anemia Hemolitik), Immune thrombocytopenia purpura, Thyrotoxicosis (Graves' disease).
Sumber: Hikmah, Nuzulul. Dewanti, I. 2010. Seputar Reaksi Hipersensitivitas. Jurnal Kedokteran Gigi Unej 7(2).
- Reaksi Alergi Tipe III (Imune Complex Disorders)
Reaksi alergi tipe III terjadi karena deposit yang berasal dari kompleks antigen antibodi di dalam jaringan. Kasus lain dari reaksi alergi tipe III yang perlu diketahui
menyebutkan bahwa imunisasi/vaksinasi yang menyebabkan alergi sering disebabkan serum (imunisasi) terhadap difteri atau tetanus. Gejalanya disebut dg. Syndroma sickness, yaitu demam, urticaria, arthritis, serta albuminuria.
Sumber: Hikmah, Nuzulul. Dewanti, I. 2010. Seputar Reaksi Hipersensitivitas. Jurnal Kedokteran Gigi Unej 7(2).
Sumber: Hikmah, Nuzulul. Dewanti, I. 2010. Seputar Reaksi Hipersensitivitas. Jurnal Kedokteran Gigi Unej 7(2).
Hipersensitivitas tipe IV (Cell-Mediated Hypersensitive) Alergi ini melibatkan sel-sel imunokompeten, seperti makrifag dan sel T. Reaksi alergi ini disebabkan oleh adanya antigen ekstrinsik( nikel, bahan imia) dan antigen intrinsik ( i n s u l
in-dependent diabetes mellitus, TBC).
b) Autoimune
Autoimune terjadi karena adanya kegagalan membedakan self dan
antigen-non self (antigen asing) oleh sistem imun yang mengakibatkan terjadinya
pembentukan limfosit T dan B yang auto reaktif. Respon autoimun tidak selalu menimbulkan penyakit autoimun. Peyakit autoimun terjadi bila respon autoimun
terjadi pada jaringan sehat.
c) Defisiensi siste, imun (Immunodefisiensi)
Imunodefisiensi adalah keadaan dimana terjadi penurunan respon imun, imunodefisiensi primer terjadi karena adanya kelainan genetik yang diturunkan, sementara imunodefisiensi sekunder terjadi karena adanya infeksi, radiasi, sitostatika,
Sumber: Hikmah, Nuzulul. Dewanti, I. 2010. Seputar Reaksi Hipersensitivitas. Jurnal Kedokteran Gigi Unej 7(2).
pengobatan kemoterapi, serta imunosupresan. Imunodefisiensi dapat dibedakan berdasarkan komponen sistem imun yang terjangkit, yatu imunodefisiensi humoral (sel B), imunodefisiensi seluler (Sel T), imunodefisiensi humoral dan seluler, defisiensi komplemen, dan defisiensi sitem fagositi