• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PEMBERANTASAN ILLEGAL LOGGING UNTUK PERLINDUNGAN SUMBERDAYA HUTAN DI INDONESIA BETTY SETIANINGSIH P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN PEMBERANTASAN ILLEGAL LOGGING UNTUK PERLINDUNGAN SUMBERDAYA HUTAN DI INDONESIA BETTY SETIANINGSIH P"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN PEMBERANTASAN

ILLEGAL LOGGING

UNTUK PERLINDUNGAN SUMBERDAYA HUTAN

DI INDONESIA

BETTY SETIANINGSIH P 062059454

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRACT

BETTY SETIANINGSIH

. Combating Illegal Logging Policy for

Forest Resources Protection in Indonesia. Under supervision of

CECEP KUSUMA as promoter and SURJONO H. SUTJAHJO and

BAMBANG PRABOWO SOEDARSO as co-promoter.

The lost of world’s natural tropical forest is the highest in Indonesia

(2,83 million ha per year). Combating illegal logging in Indonesia

has become the priority of national program. The purpose of the

research is to analyze the policy related to the combating illegal

logging in Indonesia, the role of stakeholders and the formula of

effective and legal way to to eliminate illegal logging in Indonesia.

The research method uses the 4Rs method (Responsibilities,

Rights, Revenues, and Relationship) to analyze the role of

stakeholder in practicing the policy to eliminate the illegal logging

in Indonesia. The analytical approach uses the Analytical

Hierarchy Process, AHP, to create decision by using mathematical

model. Data analysis in this research uses critical approach. The

data compiled in this research are secondary data in the form of

laws based on forest management regulation in Indonesia. The

research observed illegal logging in Indonesia generally and Jambi

specifically. The tendency of illegal logging in the prone forest

territory with the potential of standing stocks shows that the illegal

logging practice is influenced by the illegal log market. This is

supported by the fact that operation to combat massive illegal

logging happened in the Riau province, directly bordered to the

Jambi province. The finding is the regulation related to illegal

logging in Indonesia is appropriate to be used as law outside the

forest territory but still related to the derivative act. Even though

the law is sufficient, it is not effectively implemented due to the

weak law enforcement and weak law compliance. The relation

between law enforcer in order to eliminate illegal logging is

approximately enough, yet weak between the forest technical and

environmental institution with the regional institution. The priority of

policy to combat illegal logging in Indonesia based on the data

analysis result using AHP approach by showing factor, actor,

purpose, and alternative policy which has the highest priority value

is the law enforcement factor, government actor, the goal to

recover the forest economy, and application of

command-and-control-natured policy, respectively.

(3)

Key Word: Illegal Logging, Combating Policy, 4Rs, Analytical

Hierarchy Process(AHP).

(4)

Judul Penelitian : Kebijakan Pemberantasan Illegal logging untuk Perlindungan Sumberdaya Hutan di Indonesia Nama Mahasiswa : Betty Setianingsih

Nomor Pokok : P 062059454

Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui, Komisi Pembimbing

Prof.Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS Ketua

Prof.Dr.Ir.Surjono H. Sutjahjo, MS Dr.Bambang Prabowo Soedarso, SH,MES Anggota Anggota

Ketua Program Studi

Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Dekan

Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Surjono H. Sutjahjo, MS Prof. Dr. Khairil Anwar Notodiputro, MS

(5)

KATA PENGANTAR

Hutan di Indonesia yang merupakan sumberdaya alam (SDA) yang memiliki peran sangat strategis dan vital sebagai sistem penyangga kehidupan masyarakat dan makhluk hidup lainnya, yaitu dengan menyediakan beragam manfaat berupa produk dan jasa yang bersifat

tangible dan intangible, perlindungan ekosistem, dan penyedia jasa lingkungan saat ini mengalami degradasi yang hebat akibat praktek Illegal logging (IL). Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan dalam pemberantasan IL, tetapi dampaknya belum menunjukkan hasil maksimal yang diindikasikan dengan masih maraknya praktek IL di lapangan.

Penelitian ini bertujuan untuk : (a) menganalisis kebijakan yang terkait dengan pemberantasan IL di Indonesia; (b) menganalisis peranan

stakeholders yang terlibat dalam pemberantasan IL di Indonesia; dan (c) merumuskan kebijakan pemberantasan IL yang efektif dan sesuai diterapkan di Indonesia.

Dengan terselesaikannya disertasi ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Ketua Komisi Pembimbing dan Anggota Pembimbing lainnya yang telah banyak memberikan masukan dalam penyusunan usulan penelitian ini.

Bogor, Agustus 2009

(6)

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR...v

DAFTAR LAMPIRAN... vii

I. PENDAHULUAN ...1 1.1. Latar Belakang...1 1.2. Tujuan Penelitian ...4 1.3. Kerangka Pemikiran...5 1.4. Perumusan Masalah ...7 1.5. Manfaat Penelitian ...7 1.6. Kebaruan (Novelty) ...7

II. TINJAUAN PUSTAKA ...9

2.1. Dampak Praktek Illegal logging...9

2.2. Pemberantasan Illegal logging...15

2.3. Analisis Stakeholders...23

2.4. Proses Hirarki Analitis...24

III. METODE PENELITIAN ...32

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian...32

3.2. Rancangan Penelitian...32

3.2.1. Analisis Kebijakan Terkait Pemberantasan IL ...32

3.2.1.1. Metode Pengumpulan Data ...32

3.2.1.2. Parameter yang Diamati ...33

3.2.1.3. Metode Analisis Data ...34

3.2.2. Analisis Kelembagan Pemberantasan IL...34

3.2.2.1. Metode Pengumpulan Data ...34

3.2.2.2. Parameter yang Diamati ...35

3.2.2.3. Metode Analisis Data ...35

3.2.3. Penentuan Prioritas Alternatif Kebijakan Pemberantasan IL ...36

3.2.3.1. Metode Pengumpulan Data ...36

3.2.3.2. Parameter yang Diamati ...36

3.2.3.3. Metode Analisis Data ...37

3.3. Definisi Operasional...38

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH...40

4.1. Kondisi Kehutanan di Indonesia...40

4.2. Kondisi Kehutanan Provinsi Jambi...44

4.3. Topografi, Jenis Tanah dan Iklim ...45

4.4. Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya Provinsi Jambi ...46

4.5. Kondisi Pengelolaan Hutan di Provinsi Jambi...50

V. ANALISIS KEBIJAKAN DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM PEMBERANTASAN ILLEGAL LOGGING DI INDONESIA...54

(7)

iii

5.2. Metode Analisis Kebijakan Pemberantasan Illegal logging...55

a. Metode Pengumpulan Data...55

b. Analisis Data ...56

5.3. Hasil dan Pembahasan Kebijakan Pemberantasan IL di Indonesia...57

5.4. Kesimpulan ...67

VI. ANALISIS EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBERANTASAN ILLEGAL LOGGING...73

6.1. Pendahuluan...73

6.2. Metode...74

a. Metode Pengumpulan Data ...74

b. Analisis Data ...75

6.3. Hasil dan Pembahasan...75

6.3.1. Penanganan Kasus Illegal logging di Indonesia...75

6.3.2. Penanganan Kasus Illegal logging di Provinsi Jambi ...83

6.4. Kesimpulan ...94

VII. KELEMBAGAAN PEMBERANTASAN ILLEGAL LOGGING...96

DI INDONESIA...96

7.1. Pendahuluan ...96

7.2. Metode Analisis Kelembagaan Pemberantasan IL di Indonesia ...97

a. Metode Pengumpulan Data ...97

b. Analisis Data ...98

7.3. Hasil dan Pembahasan Analisis Kelembagaan Pemberantasan IL di Indonesia...100

7.4. Kesimpulan...112

VIII. PRIORITAS KEBIJAKAN PEMBERANTASAN ILLEGAL LOGGING DI INDONESIA...114

8.1. Pendahuluan ...114

8.2. Metode Analisis Prioritas Kebijakan Pemberantasan IL di Indonesia ...115

a. Metode Pengumpulan Data ...115

b. Analisis Data ...115

8.3. Hasil dan Pembahasan Analisis Prioritas Kebijakan Pemberantasan IL di Indonesia...117

8.4. Kesimpulan...122

IX. PEMBAHASAN UMUM ...123

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN ...130

10.1. Kebijakan Umum...130

10.2. Kebijakan Operasional...130

XI. KESIMPULAN DAN SARAN ...132

11.1. Kesimpulan ...132

11.2. Saran ...132

DAFTAR PUSTAKA ...134 LAMPIRAN ...Error! Bookmark not defined.

(8)

iv

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Sumber-Sumber Yang Dianggap Legal Dan Ilegal ...10

2. Kategori Masalah Illegal logging pada Beberapa Wilayah di Dunia ...12

3. Beberapa Aspek yang Dipengaruhi Praktek Illegal logging...14

4. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan...29

5. Contoh Matriks Perbandingan Berpasangan ...29

6. Nilai Indeks Random (Saaty, 2001) ...31

7. Matriks Ringkasan Metodologi Penelitian ...37

8. Luas Kawasan Hutan Berdasarkan Paduserasi TGHK dan RTRWP, serta Penunjukkan dan TGHK ...41

9. Realisasi Produksi Hasil Hutan Provinsi Jambi Tahun 2008...51

10. Realisasi Produksi Industri Hasil Hutan Provinsi Jambi Tahun 2008...51

11. Klasifikasi Aktor Putusan IL di Mahkamah Agung...78

12. Perkara Tindak Pidana IL yang Dibebaskan Pengadilan...80

13. Perkara Tindak Pidana IL yang Divonis Penjara dan Denda ...81

14. Luas Kawasan Hutan Di Provinsi Jambi menurut Fungsinya (Ha) ...84

15. Jumlah Kasus IL di Provinsi Jambi (2004-2008)...88

16. Kerangka Dasar Pendekatan 4R ...99

17. Relationship Stakeholders dalam Pemberantasan IL di Indonesia ...100

18. Aspek Hak dan Kewajiban Stakeholders dalam Pemberantasan IL di Indonesia...107

19. Revenues (Manfaat) yang Dapat Diperoleh dari Pemberantasan IL...110

20. Tingkat Hubungan (Relationhship) antar Stakeholders dalam Pemberantasan IL Di Indonesia...112

(9)

v

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penelitian...6

2. Tiga Pilar Pengelolaan Hutan ...18

3. Wilayah Administratif Provinsi Jambi (PIK Jambi, 2009) ...44

4 . Kondisi Topografi Wilayah Provinsi Jambi (PIK Jambi, 2009) ...46

5 . Peraturan Perundang-undangan Pemberantasan Illegal logging di Indonesia ...58

6 . Hubungan antara IL dengan Korupsi (Kishor,2006)...62

7. Jumlah kasus IL di Indonesia (2006-Juli 2008)...77

8. Jumlah Tersangka kasus IL di Indonesia (2006-Juli 2008)...77

9. Jumlah Kayu Olahan Sitaan di Indonesia (2006-Juli 2008)...78

10. Jumlah Kayu Bulat Sitaan di Indonesia (2006-Juli 2008)...79

11. Efektifitas Pemberantaan IL di Operasi Hutan Lestari-2 (OHL-2) (Masduki,2009) ...82

12. Kasus IL di Mahkamah Agung ...83

13. Persentase Kawasan Hutan di Provinsi Jambi menurut Fungsinya ...84

14. Sebaran Kawasan Hutan di Provinsi Jambi menurut Fungsinya ...85

15. Luas Kawasan Hutan di Provinsi Jambi menurut Kabupaten ...85

16. Perkembangan Kasus IL di Provinsi Jambi...86

17. Jumlah Tersangka Kasus IL di Provinsi Jambi ...86

18. Jumlah Kayu Olahan Sitaan di Provinsi Jambi ...87

19. Jumlah Kayu Bulat Sitaan di Provinsi Jambi...88

20. Jumlah Kasus IL di Provinsi Jambi menurut Wilayah Polres...89

21. Peta Kecenderungan Kegiatan IL di Provinsi Jambi ...91

22. Persentase Hutan Per Kabupaten dan Kasus IL di Jambi...91

23. Jumlah Kasus dan Persentase Vonis Kasus IL di Provinsi Jambi...92

24. Persentase Kasus yang Sudah P.21 dan Vonis Kasus IL di Provinsi Jambi...93

(10)

vi

25. Kerangka 4R untuk Mendefinisikan Peranan

Stakeholders (Dubois, 1998). ...98 26. Pendapat Responden

terhadap Keberadaan Aparat Hukum ...101 27. Pendapat Responden Terhadap Keberadaan

Instansi Pusat Dalam Kaitannya

dengan Pemberantasan IL Di Indonesia...102 28. Pendapat Responden terhadap Keberadaan

Stakeholders dalam Kaitannya

dengan Pemberantasan IL di Indonesia ...104 29. Pendapat Responden terhadap Tingkat Pemahaman

Aparat Hukum dalam Kaitannya

dengan Pemberantasan IL di Indonesia ...106 30. Pendapat Responden terhadap Tingkat Pemahaman

Instansi Pusat dalam Kaitannya

dengan Pemberantasan IL di Indonesia ...106 31. Pendapat Responden terhadap Tingkat Pemahaman

Stakeholders dalam Kaitannya

dengan Pemberantasan IL di Indonesia ...107 32. Hirarki Desain Kebijakan Pemberantasan IL

di Indonesia ...116 33. Hirarki Hasil AHP Kebijakan Pemberantasan IL ...117 34. Urutan Prioritas Faktor

yang Mempengaruhi Pemberantasan IL di Indonesia...118 35. Urutan Prioritas Aktor

yang Mempengaruhi Pemberantasan IL di Indonesia...118 36. Urutan Prioritas Tujuan

yang Mempengaruhi Pemberantasan IL di Indonesia...120 37. Urutan Prioritas Alternatif Kebijakan

(11)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman 1. Peraturan perundang-undangan terkait

Pemberantasan IL di Indonesia...137 2. Identitas Responden Kebijakan

Pemberantasan Illegal logging untuk Perlindungan

Sumberdaya Hutan di Indonesia...160 3. Peraturan-peraturan atau Kebijakan

yang Terkait dengan Kegiatan

Pemberantasan Illegal Loggging di Indonesia...163 4. Efektifitas dan atau Kebijakan yang Terkait dengan

Kegiatan Pemberantasan Illegal logging di Indonesia...168 5. Kepentingan Parapihak Terhadap Pentingnya

Pemberantasan Illegal logging di Indonesia...171 6. Tingkat Pemahaman Parapihak

Terhadap Pemberantasan Illegal logging di Indonesia ...193 7. Bentuk Tanggung-jawab dari Instansi/Lembaga

Responden Terhadap Pemeberantasan Illegal logging. ...215 8. Bentuk Hak dan Kewajiban Instansi/Lembaga

Responden dalam Pemberantasan Illegal logging

di Indonesia...219 9. Manfaat Apabila Dampak Negatif Illegal logging

di Indonesia Dapat Dikendalikan...222 10. Tingkat Interaksi antar Stakeholders dalam

Pemberantasan Ilegal Logging di Indonesia selama ini. ...226 11. Kendala-kendala yang Telah dan Mungkin Terjadi

dalam Pemberantasan Illegal logging di Indonesia ...233 12. Bentuk kelembagaan yang dianggap efektif

dalam Pemberantasan Illegal logging di Indonesia. ...242 13. Apakah Pemerintah Perlu Mengeluarkan Kebijakan

yang Bersifat Insentif atau Disinsentif untuk Mendorong Kesadaran Semua Pihak

dalam Memberantas Praktek Illegal logging

di Indonesia?...246 14. Data Responden Perbandingan Tingkat Kepentingan

Antar Faktor Terhadap Fokus Kebijakan

Pemberantasan Illegal logging untuk Perlindungan

(12)

viii

15. Hasil Pengolahan HIPRE 3+ Perbandingan Tingkat Kepentingan Antar Faktor

terhadap Fokus Kebijakan

Pemberantasan Illegal logging untuk Perlindungan

Sumberdaya Hutan di Indonesia...250 16. Data Responden Perbandingan Tingkat Kepentingan

Antar Aktor dalam Mempengaruhi

Faktor Penegakan Hukum ...251 17. Hasil Pengolahan HIPRE 3+ Perbandingan Tingkat

Kepentingan Antar Aktor

dalam Mempengaruhi Faktor Penegakan Hukum...252 18. Data Responden Perbandingan

Tingkat Kepentingan Antar Aktor

dalam Mempengaruhi Faktor Ekonomi Masyarakat...253 19. Hasil Pengolahan HIPRE 3+ Perbandingan

Tingkat Kepentingan Antar Aktor

dalam Mempengaruhi Faktor Ekonomi Masyarakat...254 20. Data Responden Perbandingan Tingkat Kepentingan

Antar Aktor dalam Mempengaruhi Faktor

Sistem Pengelolaan Hutan...255 21. Hasil Pengolahan HIPRE 3+ Perbandingan

Tingkat Kepentingan Antar Aktor

dalam Mempengaruhi Faktor Pengelolaan Hutan...256 22. Data Responden Perbandingan Tingkat Kepentingan

Antar Aktor dalam Mempengaruhi

Faktor Sumber Pendapatan Nasional dan Daerah...257 23. Hasil Pengolahan HIPRE 3+

Perbandingan Tingkat Kepentingan Antar Aktor dalam Mempengaruhi Faktor Sumber Pendapatan

Nasional dan Daerah ...258 24. Data Responden Perbandingan Tingkat Kepentingan

Antar Tujuan Bagi Pemerintah

dalam Kebijakan Pemberantasan Illegal logging

untuk Perlindungan Sumberdaya Hutan di Indonesia ...259 25. Hasil Pengolahan HIPRE 3+

Perbandingan Tingkat Kepentingan Antar Tujuan Bagi Pemerintah dalam Kebijakan

Pemberantasan Illegal logging untuk Perlindungan

Sumberdaya Hutan di Indonesia...260 26. Data Responden Perbandingan Tingkat Kepentingan

Antar Tujuan Bagi Pemerintah Daerah dalam Kebijakan Pemberantasan Illegal logging untuk Perlindungan

(13)

ix

27. Hasil Pengolahan HIPRE 3+

Perbandingan Tingkat Kepentingan Antar Tujuan Bagi Pemerintah Daerah dalam Kebijakan

Pemberantasan Illegal logging untuk Perlindungan

Sumberdaya Hutan di Indonesia...262 28. Data Responden Perbandingan Tingkat Kepentingan

Antar Tujuan Bagi Aparat Penegak Hukum dalam Kebijakan Pemberantasan Illegal logging

untuk Perlindungan Sumberdaya Hutan di Indonesia ...263 29. Hasil Pengolahan HIPRE 3+

Perbandingan Tingkat Kepentingan Antar Tujuan Bagi Aparat Penegak Hukum

dalam Kebijakan Pemberantasan Illegal logging untuk

Perlindungan Sumberdaya Hutan di Indonesia...264 30. Data Responden Perbandingan Tingkat Kepentingan

Antar Tujuan Bagi Masyarakat dalam Kebijakan Pemberantasan Illegal logging untuk Perlindungan

Sumberdaya Hutan di Indonesia...265 31. Hasil Pengolahan HIPRE 3+

Perbandingan Tingkat Kepentingan Antar Tujuan Bagi Masyarakat dalam Kebijakan Pemberantasan

Illegal logging untuk Perlindungan

Sumberdaya Hutan di Indonesia...266 32. Data Responden Perbandingan Tingkat Kepentingan

Antar Tujuan Bagi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam Kebijakan Pemberantasan Illegal logging

untuk Perlindungan Sumberdaya Hutan di Indonesia ...267 33. Hasil Pengolahan HIPRE 3+

Perbandingan Tingkat Kepentingan Antar Tujuan Bagi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam Kebijakan Pemberantasan Illegal logging

untuk Perlindungan Sumberdaya Hutan di Indonesia ...268 34. Data Responden Perbandingan Tingkat Kepentingan

dari Tiga Alternatif Kebijakan dalam Kebijakan Pemberantasan Illegal logging untuk Perlindungan Sumberdaya Hutan di Indonesia

untuk Menjamin Tujuan: Pemulihan Ekosistem...269 35. Hasil Pengolahan HIPRE 3+

Perbandingan Tingkat Kepentingan

dari Tiga Alternatif Kebijakan dalam Kebijakan Pemberantasan Illegal logging

untuk Perlindungan Sumberdaya Hutan di Indonesia

(14)

x

36. Data Responden Perbandingan Tingkat Kepentingan dari Tiga Alternatif Kebijakan dalam Kebijakan

Pemberantasan Illegal logging

untuk Perlindungan Sumberdaya Hutan Di Indonesia untuk Menjamin Tujuan:

Peningkatan Nilai Ekonomi Hutan...272 37. Hasil Pengolahan HIPRE 3+

Perbandingan Tingkat Kepentingan

dari Tiga Alternatif Kebijakan dalam Kebijakan Pemberantasan Illegal logging

untuk Perlindungan Sumberdaya Hutan di Indonesia untuk Menjamin Tujuan:

Peningkatan Nilai Ekonomi Hutan...273 38. Data Responden Perbandingan

Tingkat Kepentingan dari Tiga Alternatif Kebijakan dalam Kebijakan Pemberantasan Illegal logging untuk Perlindungan Sumberdaya Hutan di Indonesia

untuk Menjamin Tujuan:

Peningkatan Kesejahteraan dan Pertumbuhan Ekonomi...275 39. Hasil Pengolahan HIPRE 3+

Perbandingan Tingkat Kepentingan

dari Tiga Alternatif Kebijakan dalam Kebijakan Pemberantasan Illegal logging Untuk Perlindungan Sumberdaya Hutan Di Indonesia

untuk Menjamin Tujuan:

Peningkatan Kesejahteraan dan Pertumbuhan Ekonomi...276 40. Nilai (Bobot) Setiap Elemen

dalam Hirarki Kebijakan Pemberantasan Illegal logging

untuk Perlindungan Sumberdaya Hutan di Indonesia. ...278 41. Hasil Pengolahan HIPRE 3+ Nilai (Bobot) Setiap Faktor

terhadap Fokus Kebijakan Pemberantasan Illegal logging

untuk Perlindungan Sumberdaya Hutan di Indonesia ...279 42. Hasil Pengolahan HIPRE 3+ Nilai (Bobot) Setiap Aktor

terhadap Faktor dalam Kebijakan Pemberantasan

Illegal logging untuk Perlindungan Sumberdaya Hutan

di Indonesia...280 43. Hasil Pengolahan HIPRE 3+ Nilai (Bobot) Setiap Tujuan

bagi Aktor dalam Kebijakan Pemberantasan

Illegal logging untuk Perlindungan Sumberdaya Hutan

di Indonesia...281 44. Hasil Pengolahan HIPRE 3+ Nilai (Bobot)

Setiap Alternatif Kebijakan untuk Menjamin setiap Tujuan dalam Kebijakan Pemberantasan Illegal logging untuk

Referensi

Dokumen terkait

Tumbuhan dan hewan yang mempunyai potensi nilai ekologis, nilai budaya dan historis di Taman Panorama Baru dapat diketahui sehingga dapat dikembangkan untuk

“Jumlah y yang harus dikerbankan un kepuasan yang sama (dalam satu CIC) MRS menunjukkan slope indifference curve. Community Indifference

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara Dan Setiap Orang,

Fungsi transfer daya paling besar pada serat optik ring resonator FORR jenis dua input searah. Pengaplikasian serat optik ring resonator FORR sebagai fiber optik

Suatu proses pembuatan senyawa hydrotalcite-like dari brine water seperti pada klaim 1 di mana brine water yang digunakan dapat berupa brine water asli yang diambil dari sisa

Pada penelitian ini, akan mencari keterkaitan energi gap dengan kecepatan putar deposisi lapisan tipis semikonduktor organik Spirulina Sp hasil deposisi spin

Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti yaitu kajian bentuk dan makna simbolik, Rumah Adat Bantayo Po’ Boide Kabupaten Gorontalo, maka penelitian ini

Artinya, tidak hanya ciri-ciri yang mudah diamati saja digunakan untuk klasifikasi, namun dapat juga berdasarkan sifat biokimia dalam tubuh makhluk hidup tersebut..