• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Kuliah Ekologi laut Tropis Ilmu Kelautan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bahan Kuliah Ekologi laut Tropis Ilmu Kelautan"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

• Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik yang terdapat antara organisme berinteraksi dengan alam sekitarnya

• Dalam proses interaksi, organisme saling mempengaruhi satu dengan

lainnya dan dengan lingkungan fisik-kimia di sekitarnya, begitu pula berbagai faktor lingkungan mempengaruhi kegiatan organisme.

• Organisme dan lingkungannya dapat dikelompokkan ke dalam beberapa tingkatan, semakin besar tingkatannya maka akan semakin kompleks.

• Ekologi berasal dari bahasa Yunani, oikos (rumah atau tempat untuk hidup) dan logos (ilmu/pengetahuan).

• Istilah ekologi pertama kali diperkenankan oleh Ernst Haeckel (Biologist Jerman) pada tahun 1869.

(2)

• Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik.

• Interaksi yang terjadi antara lingkungan dan biota dapat mempengaruhi kelangsungan hidup biota baik dari segi reproduksi, serta kemampuan adaptasi (adaptasi morfologi, fisiologi, tingkah laku).

• Komunitas adalah kumpulan spesies organisme yang mendiami suatu tempat atau beberapa populasi yang cenderung untuk hidup bersama di suatu

lingkungan/tempat.

• Interaksi pada populasi dalam komunitas dapat berupa interaksi positive ataupun negative

• Ekosistem adalah suatu komunitas beserta lingkungan abiotik membentuk sistem ekologi.

• Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau),

konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme).

(3)

• Tropis adalah daerah di bumi, yang secara geografis berada di sekitar ekuator, yaitu yang dibatasi oleh dua "lintang, yaitu 23.50 LU dan 23.50 LS“ (wikipedia, 2009)

• Tumbuhan dan hewan tropikal

adalah spesies yang berada di daerah tropis tersebut. Tropikal juga kadangkala digunakan

sebagai tempat yang hangat dan lembab sepanjang tahun.

• Pengaruh posisi bumi terhadap matahari sangat berpengaruh terhadap iklim

• Hibernasi/istirahat dilakukan biota tertentu pada saat iklim tidak sesuai dengan keadaan untuk melakukan aktivitas sehari-hari,

(4)
(5)

Klasifikasi Vegetasi Mangrove

Lugo dan Snedaker (1974) dalam Dahuri 2003 mengklasifikasikan hutan

mamgrove menjadi 6 tipe komunitas hutan mangrove berdasarkan bentuk hutan dan kaitannya dengan proses geomorfologi serta hidrologi

1. Overwash mangrove forest (hutan delta)

Mangrove merah merupakan jenis yang dominan yang sering dibanjiri pasang, menghasilkan ekspor bahan organik dengan tingkat yang tinggi. Tinggi pohon sekitar 7 m.

2. Fringe mangrove forest (hutan tepi pantai)

Mangrove fringe ini ditemukan sepanjang terusan air, digambarkan sepanjang garis pantai yang tinggi ya

lebih dari rata-rata pasang naik. Ketinggian mangrove maksimum adalah sekitar 10 m.

(6)

3. Riverine mangrove forest (Hutan tepi sungai)

Kelompok ini adalah hutan yang letaknya sepanjang daerah pasang surut sungai dan teluk. Ketiga jenis bakau, yaitu putih (Laguncularia racemosa), hitam (Avicennia germinans) dan mangrove merah

(Rhizophora mangle) terdapat di dalamnya. Tingginya rata- rata dapat mencapai 18-20 m.

4. Basin mangrove forest (hutan dataran)

Kelompok ini terletak di bagian dalam rawa, karena tekanan runoff terestrial yang menyebabkan terbentuknya cekungan atau terusan ke arah pantai. Pohon dapat mencapai tinggi 15 m.

(7)

5. Hammock forest

Biasanya serupa dengan tipe (4) di atas tetapi mereka ditemukan pada lokasi sedikit lebih tinggi dari area yang melingkupi. Semua jenis ada tetapi tingginya jarang lebih dari 5 m.

6. Scrub or dwarf forest (hutan semak)

Jenis komunitas ini secara khas ditemukan di pinggiran yang rendah. Semua jenis hampir ada ditemukan.

(8)

Namun Soemodiharjo et al., 1986, mengklasifikasikan hutan mangrove Indonesia menjadi 4 kelas yaitu:

1. Delta, terbentuk di muara sungai yang berkisar pasang surut rendah 2. Dataran lumpur, terletak dipinggir pantai

3. Dataran pulau, berbentuk sebuah pulau kecil yang pada waktu surut rendah muncul di atas permukaan air

4. Dataran pantai, habitat mangrove yang merupakan jalur sempit memanjang sejajar garis pantai

Enam tipe komunitas mangrove

(9)

 Dampak Kegiatan Manusia Pada Ekosistem Mangrove

1. Tebang habis :

- berubah komposisi tumbuhan mangrove

- tidak berfungsinya daerah nursery dan feeding ground 2. Pengalihan aliran air tawar :

- peningkatan salinitas ekosistem mangrove, menurunnya tingkat kesuburan tanah

3. Konversi menjadi lahan pertanian, perikanan, pemukiman: - mengancam regenerasi stok SD ikan

- terjadinya pencemaran - erosi pantai

- pendangkalan perairan pantai 4. Pembuangan sampah cair :

- penurunan kadar oksigen terlarut 5. Pembuangan sampah padat:

(10)

 Faktor-faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mangrove: 1.Fisiografi pantai (topografi)

2.Pasang (lama, durasi, rentang) 3.Gelombang dan arus

4.Iklim (cahaya,curah hujan, suhu, angin) 5.Salinitas

6.Oksigen terlarut 7.Tanah

A.Fisiografi pantai

• Fisiografi pantai dapat mempengaruhi komposisi, distribusi spesies dan lebar hutan mangrove.

• Pantai yang landai, komposisi ekosistem mangrove lebih beragam jika dibandingkan dengan pantai yang terjal.

B.Pasang

• Pasang yang terjadi di kawasan mangrove sangat menentukan zonasi tumbuhan ekosistem mangrove.

• pengaruh pasang terhadap pertumbuhan mangrove dijelaskan sebagai berikut:

(11)

1. Lama pasang :

• Lamanya pasang di kawasan mangrove dapat mempengaruhi

perubahan salinitas air dimana salinitas akan meningkat pada saat pasang dan sebaliknya akan menurun pada saat air laut surut.

• Perubahan salinitas yang terjadi akibat lamanya pasang merupakan

faktor pembatas yang mempengaruhi distribusi spesies secara horizontal.

• Perpindahan massa air antara air tawar dengan air laut

mempengaruhi distribusi vertikal organisme 2. Durasi pasang :

• Struktur dan kesuburan mangrove di suatu kawasan yang memiliki

jenis pasang diurnal, semi diurnal, dan campuran akan berbeda.

• Komposisi spesies dan distribusi areal yang digenangi berbeda menurut durasi pasang atau frekuensi penggenangan. Misalnya : penggenangan sepanjang waktu maka jenis yang dominan adalah

Rhizophora mucronata

3. Rentang pasang (tinggi pasang):

• Akar tunjang yang dimiliki Rhizophora mucronata menjadi lebih tinggi

pada lokasi yang memiliki pasang yang tinggi dan sebaliknya

• Pneumatophora Sonneratia sp menjadi lebih kuat dan panjang pada

(12)

C. Gelombang dan Arus

• Gelombang dan arus dapat merubah struktur dan fungsi ekosistem

mangrove.

• Pada lokasi-lokasi yang memiliki gelombang dan arus yang cukup besar biasanya hutan mangrove mengalami abrasi sehingga terjadi pengurangan luasan hutan.

• Gelombang dan arus berpengaruh langsung terhadap distribusi

spesies misalnya buah atau semai Rhizophora terbawa gelombang dan arus sampai menemukan substrat yang sesuai untuk menancap dan akhirnya tumbuh.

• Gelombang dan arus berpengaruh tidak langsung terhadap

sedimentasi pantai dan pembentukan padatan-padatan pasir di muara sungai.

• Gelombang dan arus mempengaruhi daya tahan organisme akuatik

melalui transportasi nutrien-nutrien penting dari mangrove ke laut.

• Nutrien yang berasal dari hasil dekomposisi serasah maupun berasal dari runoff daratan terjebak di hutan mangrove akan terbawa oleh arus dan gelombang ke laut pada saat surut.

(13)

D. Iklim

• Mempengaruhi perkembangan tumbuhan dan perubahan faktor fisik

• Pengaruh iklim terhadap pertumbuhan mangrove melalui cahaya,

curah hujan, suhu, dan angin. Penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut adalah:

1. Cahaya

• Cahaya berpengaruh terhadap proses fotosintesis, respirasi, fisiologi, dan struktur fisik mangrove

• mangrove adalah tumbuhan long day plants yang membutuhkan

intensitas cahaya yang tinggi sehingga sesuai untuk hidup di daerah tropis

• Laju pertumbuhan tahunan mangrove besar jika cahaya cukup

• Cahaya berpengaruh terhadap perbungaan dan germinasi

dimana tumbuhan yang berada di luar kelompok (gerombol) akan menghasilkan lebih banyak bunga karena mendapat sinar

matahari lebih banyak daripada tumbuhan yang berada di dalam gerombol.

(14)

2. Curah hujan

• Curah hujan mempengaruhi kondisi udara, suhu air, salinitas dan tanah.

• Curah hujan optimum yang mempengaruhi pertumbuhan

mangrove 1500-3000 mm/year

3. Suhu

• Suhu berperan penting dalam proses fisiologis (fotosintesis dan

respirasi)

• Produksi daun baru Avicennia marina terjadi pada suhu 18-20 C dan

jika suhu lebih tinggi maka produksi menjadi berkurang.

Rhizophora stylosa, Ceriops, tumbuh optimal pada suhu 26-28 C.

Bruguiera tumbuah optimal pada suhu 27 C, dan Xylocarpus

(15)

4. Angin

• Angin mempengaruhi terjadinya gelombang dan arus.

• Angin merupakan agen polinasi dan diseminasi biji sehingga

membantu terjadinya proses reproduksi tumbuhan mangrove

E. Salinitas

• Salinitas optimum yang dibutuhkan mangrove untuk tumbuh

berkisar antara 10- 30 ppt .

• Salinitas secara langsung dapat mempengaruhi laju pertumbuhan

dan zonasi mangrove, hal ini terkait dengan frekuensi penggenangan.

• Salinitas air akan meningkat jika pada siang hari cuaca panas dan

dalam keadaan pasang .

F. Oksigen Terlarut

• Oksigen terlarut berperan penting dalam dekomposisi serasah

karena bakteri yang bertindak sebagai dekomposer membutuhkan oksigen untuk kehidupannya.

• Oksigen terlarut penting dalam proses respirasi dan fotosintesis. • Oksigen terlarut tinggi pada siang hari dan kondisi terendah pada malam hari

(16)

G. Substrat

• Karakteristik substrat merupakan faktor pembatas terhadap

pertumbuhan mangrove

Rhizophora mucronata dapat tumbuh baik pada substrat yang

dalam/tebal dan berlumpur

Avicennia marina dan Bruguiera hidup pada tanah lumpur berpasir

• Tekstur dan konsentrasi ion mempengaruhi susunan jenis dan

kerapatan tegakan, Misalnya jika komposisi substrat lebih banyak liat (clay) dan debu (silt) maka tegakan menjadi lebih rapat

(17)

 Interaksi Fauna Pada Ekosistem mangrove

Secara umum di perairan terdapat dua tipe rantai makanan yaitu 1. rantai makanan langsung

2. rantai makanan detritus

Detritus diperoleh dari guguran

daun mangrove yang jatuh ke perairan, kemudian

mengalami penguraian dan

berubah menjadi partikel kecil yang dilakukan oleh

mikroorganisme seperti bakteri dan jamur.

Jaring makanan di ekosistem mangrove

(18)
(19)

 Ekosistem Mangrove Sebagai Sarana Penelitian yang Menarik

Vegetasi Mangrove

1. Penentuan stasiun/daerah pengamatan - tegak lurus garis pantai

- sejajar garis pantai

- perbedaan kharakteristik 2. Penetuan plot a. Pohon (10m x 10m) b. Anakan (5m x 5m) c. Semai (1m x 1m) 3. Pengukuran Pohon

- Diameter setiap individu, setinggi dada (1,3 m)

- memperhatikan percabangan pohon

(20)

4. Analisa 100 ) ( . . x species all s individual no of total species a of s individual of no (Relative density) (Relative frequency) (Relative dominance)

100

x

species

all

of

area

basal

species

of

area

basal

total

)

(

4

2 2

cm

DBH

BA

Where: π = 3.14

DBH = diameter at breast height BA = Basal area

IVI = Important Value Index

(21)

Perlakuan Terhadap Daun Mangrove a. Pengukuran meristik b. Pengukuran morfometrik - Pengukuran Panjang (P) - Lebar (L) - Tebal daun Pengukuran laju dekomposisi - Menggunakan “litter bag” - Pengukuran penyusutan berat serasah

(22)

 Pengukuran Produksi serasah mangrove

- Menggunakan perangkap serasah

- Pengukuran berat kering serasah

(23)

 REHABILITASI MANGROVE

Sebagian besar kawasan hutan mangrove telah mengalami

kerusakan

Faktor utama penyebab kerusakan:

1. konversi/alih fungsi lahan

2. penebangan kayu

3. kesalahan manajemen

4. bencana alam

Diperlukan campur tangan manusia sebagai solusi penghijauan

kembali pada area yang rusak

Rehabilitasi mangrove merupakan suatu kegiatan yang dilakukan

dengan tujuan untuk mengadakan penanaman kembali pada

bekas areal atau kawasan tegakan yang telah hilang atau

mengalami kerusakan sehingga dapat mengembalikan fungsi

ekologisnya

Beberapa faktor penyebab kegagalan rehabilitasi:

1. rendahnya kualitas bibit

2. tidak sesuai lokasi penanaman

(24)

• Kondisi pantai yang baik untuk ditumbuhi mangrove adalah:

1. Air tenang/ombak tidak besar

2. Air payau

3. Mengandung endapan lumpur

4. Perairan tertutup atau semitertutup

Lokasi Penanaman mangrove:

- Pinggir laut

- Pinggir pantai

- Di pinggir tambak

- Tengah tambak

- Saluran2 air

3. Kesalahan pemilihan jenis

4. hama dan penyakit

(25)

Kriteria Persemaian mangrove Persemaian tanaman pantai

Pemilihan lokasi dan

kondisi persemaian • tempat yang rendah • topografi datar

• bebas dari angin kencang

• dekat dengan lokasi penanaman • lokasi mudah dijangkau

• dekat dengan tenaga kerja • terkena pasang surut air laut

• bebas dari gelombang

•tidak terkena pasang surut laut

• bebas dari banjir

Sumber air • Air pasang surut

• salinitas > 30 permil • Air tawar • berasal dari sungai atau sumur

Media yang dipakai • Lumpur, lumpur berpasir,

pasir berlumpur • tanah, pasir, kompos

Persyaratan persemaian jenis mangrove dan tanaman pantai

(26)

1. Pengumpulan buah

- Dilakukan pada musim puncak

- Buah sudah tua, dan diperoleh dari pohon induk yg cukup umur

dan sehat

- Buah tidak terserang hama

- Buah dapat dipetik , dipungut dari lantai mangrove (buah yang

dipungut dari yang jatuh biasanya banyak terkena serangan

hama)

• Pohon

Rhizophora

yang baik sebagai sumber buah > 10 tahun

• Pohon

Avicennia

dan

Sonneratia

yang baik sebagai sumber

buah = > 5 tahun

Jenis Ciri-ciri buah masak Musim

berbuah Bakau (Rhizophora

sp) Bakau merah R. mucronata: Kotiledon berwarna kuning, panjang min hipokotil:50 cm Bakau minyak R. apiculata: Kotiledon berwarna merah kekunungan, panjang minimal hipokotil: 20 cm

Sept –des Des - Mar

Tengal (Ceriops) Kotiledon sepanjang 1-1,5 cm, panjang minimal hipokotil 20

cm Agus

Tanjang (Bruguiera) Kotiledon berwarna coklat kemerahan, panjang hipokotil 20

cm Jul - Agus

Pedada/Bogem

(Sonneratia) Diameter buah: 40 mm, terapung di air Sept - Des Api-api (Avicennia) Warna buah hijau kekuningan, berat 1,5 gr Jan

(27)

No Jenis Teknik Penyimpanan buah

1 Bakau Direndam dalam air payau dan disimpan di tempat teduh selama 5-10 hari

2 Tengal Direndam dalam air payau dan disimpan di tempat teduh selama 10 hari

3 Tanjang Direndam dalam air payau dan disimpan di tempat teduh selama 5 hari

4 Pedada/Bogem Direndam dalam air payau selama 5 hari dan disimpan di tempat teduh

5 Api-api Direndam dalam air payau selama 5 hari dan disimpan di tempat teduh

 Teknik Penyimpanan Benih Mangrove

Tujuan :

• Mempercepat proses perkecambahan • Meningkatkan prosentase hidup tanaman

(28)

2. Pembibitan

- Penanaman secara langsung di pinggir laut, pantai kurang

efektif dan sulit, sehingga di butuhkan persemaian bibit

- Penanaman dengan melakukan pembibitan akan menghasilkan

persentase tumbuh yang tinggi.

a. Pemilihan lokasi persemaian

- dekat dengan lokasi penanaman

- terendam air pasang ± 20 kali/bulan

- jauh dari hempasan ombak

b. Pembuatan tempat persemaian/bedengan

• terdapat dua jenis bedengan

1. bedeng tabur

berfungsi untuk mengecambahkan benih

2. bedeng sapih

• Menampung polibag yang berisi semai

• berfungsi untuk menampung bibit sapihan dan bibit dipelihara

hingga siap tanam

(29)

Tempat persemaian/bedengan

Bahan tempat

persemaian:

- Bambu (1-2 m)

- Atap naungan = daun

kelapa, alang2

Ukuran tempat persemaian

bervariasi:

5 x 1 m = 1200

polybag

Daun mulai tumbuh = ± 20

hari

(30)

Tipe dari tempat penyemaian:

Bedeng persemaian: (a) tanah yang didalami, (b) tanah yang diberi batas bambu

- Bibit Rhizophora berumur 3-4 bulan siap untuk ditanam di lapangan

- Bibit Avicennia dan Sonneratia berumur 5-6 bulan

(31)

3. Penanaman Mangrove

Pada saat air surut

Faktor fisika dan kimia dari lahan diperhatikan

Hindari musin ombak besar

Kesesuaian jenis mangrove dengan faktor-faktor lingkungan

Jenis Salinitas Toleransi terhadap ombak dan angin Toleransi terhadap kandungan pasir Toleransi terhadap lumpur Frekuensi Penggenang a Rhizophora

mucronata 10 - 30 sesuai sedang sesuai 20 hari/bulan

Bruguiera

parviflora 10 - 30 tidak sesuai sedang sesuai 10-19 hari/bln

Sonneratia

alba 10 - 30 sedang sesuai sesuai 20 hari/bulan

Avicennia

(32)

4. Penentuan Jarak Tanam

1. Penanaman di pinggir laut dengan tujuan melindungi

pantai dari abrasi atau jalur hijau = 1 x 1 m

2. Untuk tujuan konservasi lahan = 1m x 1m

3. Untuk tujuan produksi = 2m x 2m

Persiapan peralatan

1. Tali pengatur jarak tanaman

2. Ajir

3. Tugal

4. Ember dan parang

(a) tali pengatur jarak tanaman, (b) ajir, (c) tugal

(33)

• Penanaman dapat dilakukan dengan 2 cara:

1.Benih/ buah (tanpa naungan/ langsung)

- penanaman langsung propagule

- Sukses level = 20-30%

- gampang diserang hama

2.Bibit

- dengan naungan atau tanpa naungan

- sukses level = 60 – 80%

- bibit yang siap untuk ditanam = tinggi ± 25 m, ± 6-8 jumlah

daun, ± 3- 4 bulan

No Kelebihan dan

kekurangan Penanaman dengan

naungan

Penanaman tanpa naungan

1 Persen tumbuh Tinggi rendah 2 Bahan naungan Sulit untuk

(34)

Keuntungan memakai ajir

1. Penandaan tumbuhan baru

2. Melindungi bibit yang baru

ditanam dari arus dan

pasang surut

(35)

N0 Faktor penentu Kelebihan dan keurangan bibit Buah/benih 1. Persiapan pendahuluan lama pendek

2. Hasil penanaman Segera dilihat Lama dapat dilihat

3. % tumbuh tinggi rendah

4. Waktu penanaman lama Singkat

(36)

5. Pemeliharaan dan Perawatan Mangrove

1. Penyiangan dan penyulaman

- 3 bulan setelah penanaman dilaksanakan pemeriksaan

lahan

- penyulaman dilakukan apabila ada tanaman yang mati

2. Penjarangan

- untuk memberi ruang tumbuh sehingga dapat tumbuh

dengan optimal

- hasil penjarangan dimanfaatkan untuk bahan baku arang,

industri

chip/kertas, kayu bakar, daunnya untuk

makanan kambing

3. Perlindungan Tanaman

- Ketam/kepiting,

umumnya 60-70% mangrove mati sebelum usia 1 tahun

(37)

Perlindungan tanaman dari ketam/kepiting:

• penanaman yang rapat

• penanaman dua benih dalam satu lubang

• bibit/benih yang dibungkus dengan bambu

(38)

b. Kambing

- cara mengatasinya:

- penanaman dilakukan pada daerah yang selalu

tergenang

- selalu berlumpur

c. Hama, (ex kutu lompat)

- daun menjadi kuning, kemudian rontok, tanaman mati

- cara untuk mengatasi hama:

Buah yang akan digunakan sebagai bibit, dipilih yang

sudah matang

Buah disimpan pada tempat yang teduh, dan ditutupi

karung goni setengah basah selama 5-7 hari untuk

menghilangkan aroma/bau buah yang segar

Pemusnahan tanaman yang yang terkena hama

d. Manusia

- dampak yang ditimbulkan manusia bisa lebih besar

contoh: menjala ikan, mencari kepiting, sebagai tempat

rekreasi

(39)

 Penyebab kerusakan bibit dan cara penanggulangannya

Penyebab

kerusakan Kerusakan yang ditimbulkan Pencegahan dan Penanggulangannya

Kepiting/ketam Memakan buah bakau

terutama yang masih muda secara melingkar hingga putus

Menyimpan buah selama 5-7 hari agar buah mengkerut dan aroma buah hilang Menutup sekeliling bedeng dengan jaring plastik agar ketam tidak bisa masuk Teritip/ limpet Menempel kuat pada batang,

menyerang bibit dan dpt

menyebabkan kematian bibit

Pemberantasan secara manual, tritip dikerik dari batang, dan buang yang jauh dari lokasi penanaman

Ulat Memakan daun, dapat

menyebabkan kematian Menyiram daun dengan air payau Sebaiknya ditanam pada lokasi yang selalu terkena pasang

Ternak Memakan daun Membuat pagar disekeliling

(40)

 Deskripsi Taksonomi

1. Rhizophora Apiculata, Family: Rhizophoraceae

c. Kulit batang

Permukaan batangnya abu-abu, ketika masih muda halus, ketika dewasa ramping dan

berlentisel b. Daun

Daun sebelah atas berwarna hijau sampai kuning kehijauan, bagian tengah pada bagian yang menurun kadang-kadang kemerahan. Panjang daun 10-20 cm, lebarnya 5-8 cm, berwarna elips, tirus dan terdapat bintik-bintik hitam di bagian bawah daun yang tua.

a. Charakteristik pohon

Pada habitat yang baik dapat tumbuh hingga

(41)

e. Akar

Berakar tongkat yang berlentisel untuk pernafasan

d. Bungan dan buah, bunga selalu kembar, panjang kelopak 12-14 mm,

lebarnya 9-10 mm, berwarna kekuningan. Panjang buah antara 25-30 cm, diameter 15-17 mm berarna coklat pada pangkal buah.

(42)

2. Rhizophora Stylosa, Family: Rhizophoraceae

a. Kharakteristik pohon

Merupakan jenis mangrove yang sangat umum dijumpai karena memiliki

penyebaran yang sangat luas. Mangrove ini dapat tumbuh dengan mencapai tinggi 20 meter

b. Daun

Panjang daun mencapai 10 cm, bagian sisi bawah dari permukaan daun berwarna hijau muda (terang) dan terdapat bintik berwarna coklat. Daun tersusun dalam rumpun sampai ujung dari cabang

c. Kulit batang

Permukaan batang kasar, berwarna coklat sampai abu-abu gelap

(43)

d. Bunga dan Buah

Bunga berukuran kecil dan berwarna putih. Penyerbukan dilakukan oleh angin atau serangga. Buahnya berbentuk memanjang dengan ukuran mencapai 20-40 cm dan diameter 1-2 cm, meruncing pada ujungnya

e. Akar

(44)

3. Rhizophora Mucronata, Family: Rhizophoraceae

a. Kharakteristik pohon

Merupakan jenis mangrove yang sering dijumpai karena penyebarannya yang luas. Jenis ini dapat tumbuh sampai setinggi 25 m.

b. Daun

Berdaun lebar dengan panjang mencapai 10 cm, berwarna hijau pada bagian atas dan hijau muda pada bagian bawah. Daunnya tersusun dalam rumpun sampai ujung tangkai

c. Kulit batang

Berwarna coklat sampai keabu-abuan gelap dengan permukaan yang kasar

(45)

d. Bunga dan buah

Bunganya berukuran kecil, berwarna putih dan oranye kuning. Buahnya berbentuk memanjang dengan ukuran mencapai 60 cm dan meruncing pada bagian bawahnya

e. Akar

Berbentuk akar tongkat yang keluar dari batang, dan memiliki lentisel untuk pernafasan

(46)

4. Bruguiera Gymnorrhiza, Family: Rhizophoraceae

a. Kharakteristik pohon

Pada kondisi yang baik, tancang dapat tumbuh sampai setinggi 35 m, tapi biasanya mencapai 25 m

b. Daun

Panjangnya berkisar antara 10-20 cm, dan lebarnya antara 5-8 cm dengan bentuk elips. Daunnya

mengumpul pada ujung tangkai batang, dengan warna daun bagian atas hijau sampai kuning

kehijauan, sedangkan bagian bawahnya kuning muda

c. Kulit batang

Berwarna gelap, dengan permukaan yang kasar

(47)

d. Bunga dan buah

Bunganya berwarna merah dan masih menempel pada buahnya ketika jatuh. Buahnya berwarna hijau dan bentuknya memanjang ramping dengan kisaran panjang antara 10-20 cm

e. Akar

Berbentuk akar lutut yang munculnya di permukaan tanah

(48)

6. Sonneratia Alba, Family: Sonneratiaceae

a. Kharakteristik pohon

Disebut juga dengan istilah Gogem, dapat tumbuh samapai mencapai tinggi 15 m

b. Daun

berbentuk bulat dan berpasangan pada cabangnya, dengan panjang sekitar 7 cm. Pada bagian ujung daun agak melengkung ke bawah

c. Kulit batang

berwarna abu-abu sampai coklat dan agak retak-retak

(49)

d. Bunga dan buah

Bunga berwarna putih dengan dasar kemerahan berbentuk jarum, buahnya agak besar (lebarnya 4 cm) dan berwarna hijau dengan bentuk seperti bintang keras

e. Akar

berbentuk akar cakar ayam

(50)

7. Avicennia marina/, Avicennia alba (Api-api) /, Family: Avicenniaceae a. Karakteristik pohon

Dikenal juga dengan sebutan pohon api-api. Pohon dapat mencapai tinggi 15 M

b. Daun

Pada sisi sebelah atas berwarna hijau muda, sedangkan pada sisi sebelah bawah berwarna abu-abu keperakan. Daunnya

berbentuk elips dengan panjang daun mencapai 10 cm

c. Kulit batang

(51)

d. Bunga dan buah

Bunganya kecil berwarna oranya dan berdiameter 4-5 mm. Buahnya

berbentuk membulat agak berbulu dengan panjang 2-3 cm dan

berwarna hijau keabu-abuan

e. Akar

berbentuk akar cakar ayam

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan melakukan kerja di Hi Animation, penulis bisa mengetahui banyak hal tentang dunia animasi salah satunya Animate, selain itu juga untuk mengetahui bagaimana etika bekerja,

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengangkat penelitian yang berjudul “ Pengaruh Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan, dan Kepribadian Terhadap Perilaku Manajemen

Jika Anda memerlukan bantuan, layanan, bantuan teknis, atau informasi lebih lanjut tentang produk Lenovo, ada sejumlah sumber dari Lenovo yang dapat digunakan untuk membantu

Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di

Pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan melakukan survai terhadap proyek-proyek konstruksi bangunan bertingkat untuk mengidentifikasi

Fatchurrohman, MKom MALANG Sosialisasi Pemanfaatan Web Blog Pada Masyarakat MTs Al-Manar Desa Sempol Kecamatan Pagak Kab Malang Guna Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

Akrabalarla cinsel temas yasaklari baglaminda, cariye, evli kadin, ve sapkin (gunahkar) kisiler a yri ayri mutalaa ed ilmekte dir.(Raba said: For what purpose did the All Merciful