I. PEMBAHASAN : 1. Percobaan 1
Pada percobaan pertama bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat natrium dan senyawanya.Pada percobaan ini seiris kecil logam Na yang berwarna putih keperakan diletakkan diatas kertas saring. Kemudian diletakkan dengan mengapung diatas permukaan air dalam gelas kimia dan ditutup dengan kaca arloji. Penggunaan kertas saring pada percobaan ini adalah agar logam Na tidak langsung bereaksi dengan air. Hal ini dikarenakan logam Na dapat bereaksi hebat dengan air. Penggunaan kaca arloji pada percobaan ini adalah untuk mengendalikan letupan yang terjadi saat Na bereaksi dengan air. Setelah diamati, logam Na dapat bereaksi dengan air atau larut dalam air membentuk larutan NaOH tidak berwarna. Pada reaksi ini juga terbentuk gas H2 dengan ditandai timbulnya asap berwarna putih pada saat timbul percikan api.
Na termasuk ke dalam golongan logam alkali yang bersifat sangat reaktif. Persamaan reaksinya adalah
2Na(s) + 2H2O(l) 2NaOH(aq) + 2H2(g)
Kemudian larutan diuji dengan 2 tetes indikator phenolptalein (larutan tidak berwarna). Hal ini bertujuan untuk menguji sifat senyawa dari larutan yang dihasilkan. Penggunaan indikator phenolptalein pada percobaan ini adalah untuk mengetahui sifat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Indikator phenolptalein memiliki range pH 8,3-10 sehingga jika larutan bersifat basa maka warna larutan akan berubah dari tidak berwarna menjadi berwarna merah jambu. Pada percobaan ini setelah larutan ditambahkan indikator phenolptalein maka larutan berwarna merah jambu. Hal ini menunjukkan bahwa larutan hasil reaksi yaitu NaOH bersifat basa.
2. Percobaan 2
Percobaan kedua ini bertujuan untuk mengidentifikasi reaksi-reaksi yang terdapat pada senyawa logam natrium. Pada percobaan ini, sepotong kecil padatan NaOH berwarna putih diletakkan di dalam cawan porselen dan dibiarkan sampai semua padatan NaOH meleleh dan berubah wujud menjadi cair atau bereaksi dengan udara. Melelehnya padatan NaOH ini disebabkan oleh penyerapan gas CO2 dari udara
bebas. Persamaan reaksinya adalah:
Kemudian padatan NaOH yang sudah meleleh dilarutkan dengan aquades. NaOH sangat larut dalam air karena memiliki sifat higroskopis dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Pada proses pelarutannya dalam air, Na bereaksi secara eksoterm. Kemudian ditambahkan dengan HCl 4M tidak berwarna setetes demi setetes sebanyak 12 tetes dan terbentuk gelembung-gelembung gas pada dinding tabung. Gelembung gas yang terbentuk adalah gas CO2 karena Na2CO3 dapat mengalami penguraian
ketika dilarutkan dengan HCl. Persamaan reaksinya adalah
Na2CO3(aq)+HCl (aq) 2NaCl(aq)+CO2(g)+H2O(l) 𝛥H= -28,791 kJ/mol
Dari reaksi tersebut menunjukkan bahwa Na2CO3 reaktif terhadap HCl sehingga dapat
terbentuk gas CO2.
3. Percobaan 3
Percobaan ketiga ini bertujuan untuk mengidentifikasi reaksi-reaksi dari senyawa logam natrium yaitu Na2O2. Pada percobaan ini, padatan Na2O2 yang
berwujud serbuk putih diletakkan dalam cawan porselen kemudian ditambahkan H2SO4 pekat yang tidak berwarna sebanyak 3 tetes sehingga padatan Na2O2 mencair.
Setelah itu ditambahkan 3 tetes KI (larutan berwarna kuning kehijauan) sehingga larutan menjadi berwarna kuning. Persamaan reaksinya adalah:
Na2O2(s)+2H2SO4(aq)+2KI(aq)I2(aq)+2H2O(l)+K2SO4(aq)+Na2SO4(aq)
Dari persamaan diatas, larutan tersebut mengandung senyawa halida (I2). Na2O2 ini
memiliki bilangan oksidasi -1 pada satu atom O. Untuk mengidentifikasi bahwa hasil reaksi tersebut benar-benar terbentuk senyawa halida (I2) maka digunakan 3 tetes
amilum (larutan tidak berwarna) sehingga larutan tersebut berubah menjadi berwarna ungu. Amilum termasuk polisakarida.Polisakarida memiliki struktur yang spiral (menutup) yang apabila iod ditetesi dengan amilum maka molekul iod akan terperangkap di dalamnya.Akibatnya larutan ini akan berwarna ungu sehingga sesuai dengan teori bahwa larutan tersebut benar-benar mengandung I2.
4. Percobaan 4
Percobaan keempat ini bertujuan untuk mengidentifikasi reaksi-reaksi dari senyawa logam natrium yaitu garam glauber (Na2SO4.H2O) Garam glauber
merupakan senyawa hidrat. Pada percobaan ini sesendok kecil garam glauber yang merupakan padatan jernih dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dipanaskan di atas nyala api. Pemanasan ini bertujuan untuk melepaskan sebagian atau seluruh kristal
airnya. Setelah dipanaskan, garam glauber berubah menjadi serbuk berwarna putih. Hal tersebut menunjukkan bahwa kristal air sudah dilepaskan sehingga dihasilkan produk berupa Na2SO4 dan air. Persamaan reaksi yang terjadi adalah
Na2SO4.10H2O(s) Na2SO4(s) + H2O(g)
5. Percobaan 5
Percobaan kelima ini bertujuan untuk mengetahui warna nyala dari logam natrium. Natrium yang diuji nyala adalah natrium yang terkandung dalam garam NaCl. Pada percobaan ini kawat nikrom yang digunakan untuk uji nyala dibersihkan dahulu dengan HCl pekat. Hal ini bertujuan agar kawat yang digunakan benar-benar bersih. Untuk mengetahui kawat nikrom sudah bersih adalah dengan memijarkan kawat nikrom diatas pembakar spirtus. Jika warna api pada pembakar tetap maka dapat dipastikan bahwa kawat nikrom sudah bersih dan dapat digunakan untuk uji nyala pada larutan NaCl.
Pengujian nyala NaCl dimulai dengan menyelupkan kawat nikrom yang sudah bersih pada larutan NaCl. Kemudian dipijarkan diatas pembakar spirtus. Hasil uji nyala tersebut yaitu warna nyala api berubah menjadi jingga. Hal ini membuktikan bahwa natrium jika diuji nyala memberikan warna jingga.
6. Percobaan 6
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat senyawa kalium yaitu sifat kebasaan dari KOH. Pada percobaan ini, sepotong kecil padatan KOH berwarna putih dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditunggu sampai padatan meleleh. Kemudian dilarutkan dengan 4 mL air. Pada proses pelarutan KOH, reaksi ynag terjadi adalah reaksi eksoterm dan timbul gelembung-gelembung gas. Terjadinya reaksi eksoterm ditandai dengan dasar tabung terasa panas ketika dipegang. Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia yang menghasilkan kalor.Pada reaksi ini terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan sehingga lingkungan menjadi lebih panas. Persamaan reaksinya adalah
2KOH(s) +H2O(l) 2KOH(aq)+ H2(g) 𝛥H=170,53 KJ/mol
Setelah semua padatan KOH larut sempurna kemudian larutan tersebut digosokkan pada ujung jari. Larutan tersebut terasa licin seperti sabun. Rasa licin tersebut menunjukkan bahwa larutan yang dihasilkan dari padatan KOH dan air menghasilkan larutan yang bersifat basa karena rasa licin merupakan salah satu ciri larutan bersifat basa.
7. Percobaan 7
Pada percobaan ini 2 mL larutan KOH dari percobaan 6 dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian diencerkan dengan 5 mL aquades dan 10 tetes air brom yang tidak berwarna sehingga larutan tersebut tetap tidak berwarna tetapi terbentuk 2 lapisan . Pada Br ini terjadi reaksi redoks.Persamaan reaksinya adalah
2KOH(aq) + Br2(aq) KBr(aq) + KOBr (aq) + H2O(l)
Kemudian pada larutan ditambahkan dengan 15 tetes HCl sehingga larutan menjadi satu lapisan kembali. Hal ini disebabkan pada keadaan asam, larutan KOH terbentuk kembali.Persamaan reaksi yang terjadi adalah
KBr(aq) + KOBr(aq) +H2O(l) + HCl(aq) 2KOH(aq) + Br2(aq)
Larutan KOH dari percobaan 6 yang tersisa dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu dimasukkan benang wol dan dipanaskan. Pada percobaan ini benang wol lama-kelamaan menjadi rusak. Hal ini disebabkan di dalam larutan alkali ikatan silang disulfida pada wol mudah sekali putus dan menyebabkan sisik pada wol menjadi terbuka lalu menjadi garam amino karboksilat (sisik wol terbuka menjadi gelembung lalu pecah menjadi blister) sehingga wol mudah rusak.
8. Percobaan 8
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi sifat senyawa kalium Pada percobaan ini sedikit abu kayu yang berwarna abu-abu dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Abu kayu yang mengandung K2CO3 kemudian ditambahkan
dengan air dan dikocok selama beberapa menit. Setelah itu disaring dan terbentuk filtrat yang tidak berwarna dan residu berwarna hitam.Persamaan reaksinya adalah
K2CO3(s) + 2H2O(l) 2 KOH(aq) + H2CO3(aq)
Pada reaksi tersebut terbentuk larutan KOH. KOH adalah senyawa yang bersifat basa sehingga untuk mengidentifikasi reaksi abu kayu dengan air menghasilkan KOH adalah dengan menggunakan indikator phenolptalein yang tidak berwarna, dimana indikator ini bisa merubah larutan yang tidak berwarna menjadi berwarna merah muda jika larutan bersifat basa. Hasil pengujian dengan menggunakan 2 tetes indikator phenolptalein adalah larutan menjadi berwarna merah muda ketika
dimasukkan ke dalam filtrat campuran abu kayu dan air. Hal ini menunjukkan terdapat KOH dalam campuran tersebut.
9. Percobaan 9
Pada percobaan ini sedikit abu kayu yang berwarna abu-abu dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan dengan HCl yang tidak berwarna sehingga larutan berwarna abu-abu dan timbul gas. Persamaan reaksinya adalah
K2CO3(s) + 2HCl (aq) 2KCl(aq) + H2CO3(aq)
Pada persamaan reaksi diatas terjadi pembentukan garam KCl yang bersifat mudah larut dalam air sehingga tidak terjadi endapan pada dasar tabung.Untuk mengidentifikasi telah terjadi reaksi maka dapat diamati dari timbulnya gelembung gas CO2 yang merupakan penguraian dari H2CO3.Persamaan reaksinya adalah
H2CO3(aq) H2O(l) + CO2(g)
Gelembung gas CO2 yang sedikit timbul pada dinding tabung reaksi menunjukkan
bahwa telah terbentuknya H2CO3 dan KCl pada campuran abu kayu dan HCl.
10. Percobaan 10
Pada percobaan ini KCl 0,1 M (larutan tidak berwarna) dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan dengan asam tartrat (larutan tidak berwarna).Persamaan reaksinya adalah
KCl(aq) + H6C4O6(aq) KHC4H4O6 + HCl(aq)
Dalam reaksi ini terbentuk endapan putih KHC4H4O6.Namun karena garam ini
bersifat sangat larut dalam air maka garam ini menjadi larut dan terbentuk sebagai untaian-untaian putih yang melayang- melayang di dalam larutan atau disebut hablur.
11. Percobaan 11
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui warna nyala dari logam Kalium. Kalium yang diuji nyala adalah kalium yang terkandung dalam garam KCl.Pada percobaan ini kawat nikrom yang digunakan untuk uji nyala dibersihkan dahulu dengan HCl pekat.Hal ini bertujuan agar kawat yang digunakan benar-benar bersih. Untuk mengetahui kawat nikrom sudah bersih adalah dengan memijarkan kawat nikrom diatas pembakar spirtus.Jika warna api pada pembakar tetap maka dapat dipastikan bahwa kawat nikrom sudah bersih dan dapat digunakan untuk uji nyala pada larutan KCl.
Pengujian nyala KCl dimulai dengan menyelupkan kawat nikrom yang sudah bersih pada larutan KCl. Kemudian dipijarkan diatas pembakar spirtus. Hasil uji nyala tersebut yaitu warna nyala api berubah menjadi ungu.Hal ini membuktikan bahwa kalium jika diuji nyala memberikan warna merah muda keunguan. Hal ini sesuai dengan teori bahwa nyala api dari unsur kalium adalah merah muda keunguan.