• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Makalah disampaikan dalam Lokakarya) Kurikulum Berbasis Kompetensi Pada Program Studi IKM Universitas Udayana U NDIKS H A OLEH : NYOMAN DANTES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(Makalah disampaikan dalam Lokakarya) Kurikulum Berbasis Kompetensi Pada Program Studi IKM Universitas Udayana U NDIKS H A OLEH : NYOMAN DANTES"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

(Makalah disampaikan dalam Lokakarya) Kurikulum Berbasis Kompetensi

Pada Program Studi IKM Universitas Udayana UN IVE RSI TAS PENDIDIKAN GA NE SH A U NDIKSHA DE PA RTE MEN PE NDIDIKA N NA S IO N A L

OLEH : NYOMAN DANTES

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

(2)

K KUURRIIKKUULLUUMM BBEERRBBAASSIISSKKOOMMPPEETTEENNSSIIDDIIPPEERRGGUURRUUAANNTTIINNGGGGII O Olleehh:: N NyyoommaannDDaanntteess11

Disampaikan dalam Lokakarya Kurikulum Pada PS-IKM (Ilmu Kesehatan Masyarakat

Universitas Udayana 29 Januari 2008

*****************************************

A. Raassiioonnaall

Konstruksi masyarakat masa depan ditandai dengan semakin menguatnya semangat Bhineka Tunggal Ika, sistim sosial yang mengakar pada masyarakat, ekonomi yang berorientasi pasar dengan perspektif global, akulturasi multikultur dalam berbagai hal, serta moralitas hukum. Hal tersebut mengindikasikan orientasi pembangunan yang mengedepankan kepentingan mayoritas yang berimplikasi pada perlunya upaya peningkatan mutu sember daya manusia, peningkatan aktivitas sektor ekonomi riil, pengembangan kreativitas dan produktivitas kelembagaan, model akomodasi multikultur masyarakat dalam bidang pendidikan, dan pengembangan hati nurani kemanusiaan melalui sektor pendidikan.

Paradigma baru pembangunan pendidikan tinggi yang digariskan oleh pemerintah, seiring dengan pemberlakuan otonomi pendidikan, telah menghadirkan warna baru bagi setiap pelaku pendidikan tinggi dan stake

holder. Pada Renstra Depdiknas tentang pendidikan tinggi, dengan tegas

telah digariskan bahwa pengelolaan pendidikan tinggi harus mengedepankan: keotonomian, kesehatan organisasi, akuntabilitas, dan

kemampuan daya saing. Untuk menterjadikan hal itu, semua komponen

dalam mekanisme sistim penyelenggaraan pendidikan tinggi ”harus berubah”, baik dari sisi konstruk berpikir maupun performansi kerja. Bila dihubungkan dengan analisis sistem dalam pendidikan, hal tersebut dapat disajikan dalam diagram berikut.

(3)

Instrumental

Raw Input Output Sesuai dengan Kebutuhan masyarakat / pembangunan Outcome Lingkungan Pengelola, Guru, Staf Biaya, Sarana, Prasarana, Kurikulum, dll Faktor

indinamic instaticFaktor

Kampus

PS-IKM Universitas Udayana sebagai salah satu pelaku pendidikan tinggi, juga dituntut untuk mengantisipasi berbagai dinamika pembangunan pendidikan yang sering tidak terprediksi dengan akurat oleh para pelaku pendidikan itu sendiri, dan untuk itu dituntut mampu menyesuaikan berbagai program dan aktivitas akademiknya sejalan dengan paradigma baru pendidikan kita, demi menyambut pendidikan berwawasan masa depan, yang diartikan sebagai pendidikan yang dapat menjawab tantangan masa depan, yaitu suatu proses yang dapat melahirkan individu-individu yang berbekal pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk hidup dan berkiprah dalam era globalisasi.

Komisi Internasional bagi Pendidikan Abad ke 21 yang dibentuk oleh UNESCO melaporkan bahwa di era global ini pendidikan dilaksanakan dengan bersandar pada empat pilar pendidikan, yaitu

learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together (Delors, 1996). Dalam learning to know mahasiswa belajar

(4)

Dalam learning to do mahasiswa mengembangkan keterampilan dengan memadukan pengetahuan yang dikuasai dengan latihan (law of practice), sehingga terbentuk suatu keterampilan yang memungkinkan mahasiswa memecahkan masalah dan tantangan kehidupan. Dalam learning to be, mahasiswa belajar menjadi individu yang utuh, memahami arti hidup dan tahu apa yang terbaik dan sebaiknya dilakukan, agar dapat hidup dengan baik. Dalam learning to live together, mahasiswa dapat memahami arti hidup dengan orang lain, dengan jalan saling menghormati, saling menghargai, serta memahami tentang adanya saling ketergantungan (interdependency). Dengan demikian, melalui keempat pilar pendidikan ini diharapkan mahasiswa tumbuh menjadi individu yang utuh, yang menyadari segala hak dan kewajiban, serta menguasai ilmu dan teknologi untuk bekal hidupnya.

Dalam Fasli Jalal dan Supriadi (2001) disebutkan tiga acuan dasar pengembangan pendidikan di Indonesia dalam era reformasi untuk menjawab tantangan global, yaitu acuan filosofis, acuan nilai kultural, dan acuan lingkungan strategis.

Acuan filosofis, didasarkan pada abstraksi acuan hukum dan kajian

empiris tentang kondisi sekarang serta idealisasi masa depan. Secara filosofis pendidikan perlu memiliki karakteristik: (a) mampu mengembangkan kreativitas, kebudayaan, dan peradaban; (b) mendukung diseminasi dan nilai keunggulan, (c) mengembangkan nilai-nilai demokrasi, kemanusiaan, keadilan dan keagamaan; dan (d) mengembangkan secara berkelanjutan kinerja kreatif dan produktif yang koheren dengan nilai-nilai moral. Kesemua ini tidak terlepas dari cita-cita pembentukan masyarakat Indonesia Baru, yakni apa yang disebut dengan masyarakat madani.

Pendidikan kita harus pula memiliki acuan nilai kultural dalam penataan aspek legal. Tata nilai itu sendiri bersifat kompleks dan berjenjang mulai dari jenjang nilai ideal, nilai instrumental, sampai pada nilai operasional. Pada tingkat ideal, acuan pendidikan adalah pemberdayaan untuk kemandirian dan keunggulan. Pada tingkat

(5)

instrumental, nilai-nilai yang penting perlu dikembangkan melalui pendidikan adalah otonomi, kecakapan, kesadaran berdemokrasi, kreativitas, daya saing, estetika, kearifan, moral, harkat, martabat dan kebanggaan. Pada tingkat operasional, pendidikan harus menanamkan pentingnya kerja keras, sportifitas, kesiapan bersaing, dan sekaligus bekerjasama dan disiplin diri.

Acuan lingkungan strategis mencakup lingkungan nasional dan lingkungan global. Lingkungan nasional ditandai dengan dua hal yang substansial yaitu: masih berlanjutnya krisis dimensional yang menerpa bangsa ini, dan tuntutan reformasi secara total yang belum berjalan secara baik dan optimal. Lingkungan nasional meliputi perubahan demografis, pengaruh ekonomi yang tidak merata sehingga penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan meningkat, pengaruh sumber kekayaan alam yang pemanfaatannya membutuhkan pengelolaan yang baik, pengaruh nilai sosial budaya di era global ini, dimana munculnya nilai-nilai baru di masyarakat seperti kerja keras, keunggulan, dan ketepatan waktu, pengaruh politik yang sejak era reformasi terasa sangat labil, serta pengaruh ideologi dimana pendidikan ideologi perlu terkait dengan yang universal. Lingkungan nasional yang saat ini masih dalam situasi reformasi, bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Secara nasional acuan strategis ini mengandung arti bahwa pendidikan kita harus dapat menjawab tantangan reformasi dan membawa negeri ini keluar dari berbagai krisis.

Lingkungan global ditandai antara lain dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi sehingga kita tidak bisa menjadi warga lokal dan nasional saja, tetapi juga warga dunia. Lingkungan strategis sangat berpengaruh bagaimana pendidikan masa depan tersebut hendaknya dirancang.

Sebagai implikasi dari globalisasi dan reformasi tersebut, terjadi perubahan pada paradigma pendidikan. Perubahan tersebut menyangkut,

pertama: paradigma proses pendidikan yang berorientasi pada

(6)

proses pendidikan yang berorientasi pada pembelajaran dimana mahasiswa menjadi sumber (student center). Dengan banyaknya sumber belajar alternatif yang bisa menggantikan fungsi dan peran dosen, maka peran dosen berubah menjadi fasilitator. Kedua, paradigma proses pendidikan tradisional yang berorientasi pada pendekatan klasikal dan format di dalam kelas, bergeser ke model pembelajaran yang lebih fleksibel, seperti pendidikan dengan sistem jarak jauh. Ketiga, mutu pendidikan menjadi prioritas (berarti kualitas menjadi internasional).

Keempat, semakin populernya pendidikan seumur hidup dan makin

mencairnya batas antara pendidikan di formal dan nonformal.

B. Standarisasi Mutu Pendidikan Nasional dan kaitannya dengan Pengembangan Kurikulum

Kondisi terpaparkan di atas, mengharuskan pendidikan menerapkan berbagai prinsip yang sangat mendasar seperti penerapan standar mutu sehingga kita bisa bersaing dengan dunia global, dan penggunaan berbagai cara belajar dengan mendayagunakan sumber belajar. Bila kita cermati acuan di atas merupakan dasar hukum dan operasional pengembangan pendidikan masa depan. Dalam pembangunan pendidikan ke depan ini, ketiga acuan itu merupakan dasar dalam mengembangkan cetat biru (blueprint) pendidikan nasional.

Untuk menyelenggarakan proses pendidikan yang didasarkan paradigma baru tersebut, diperlukan acuan dasar bagi setiap satuan pendidikan/Perguruan Tinggi yang meliputi serangkaian kriteria dan kriteria minimal sebagai pedoman, yang saat ini dikenal dengan delapan

standar mutu nasional pendidikan.

Tujuan standar mutu pendidikan ditetapkan adalah untuk menjamin mutu proses transpormasi, mutu instrumental dan mutu kelulusan, yang meliputi : (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi

lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan

(7)

(8)standar penilaian pendidikan. (Bab IX UUSPN). Konsep tersebut di

atas dapat diwujudkan dalam diagram berikut :

KETERKAITAN ANTAR STANDAR

Peserta

Didik Standar Proses Pembelajaran

Standar

Isi StandarTenaga StandarSar. & Pras. Standar Pembia-yaan Standar Penge-loaan Standar Penilaian Standar Komp. Lulusan Lulusan Lingkungan D Daallaamm kkaaiittaann ddeennggaann ssttaannddaarr ddii aattaass,, bbiillaa mmuunnggkkiinn kkeeddeellaappaann s sttaannddaarrttssbbsseeccaarraasseerreemmppaakkddaappaattddiippeennuuhhii..NNaammuunnkkaarreennaakkeetteerrbbaattaassaann f faassiilliittaass,, ddaannaa ddaann ssuummbbeerr ddaayyaa yyaanngg bbeelluumm mmuunnggkkiinn ddiippeennuuhhii sseesseeggeerraa m muunnggkkiinn,, mmaakkaa sseeccaarraa sskkaallaa ppeerriioorriittaass ssttaannddaarr kkoommppootteennssiilluulluussaann((SSKKLL)),, s sttaannddaarr iissii ((SSII)),, ssttaannddaarr pprroosseess,, ddaann ssttaannddaarr ppeenniillaaiiaann hhaarruuss ddiippeennuuhhii.. S SKKLL mmeennyyaannggkkuutt kkuuaalliittaass kkoommppeetteennssii lluulluussaann ssuuaattuu pprrooggrraamm ppeennddiiddiikkaann,, s seeddaannggkkaann SSII mmeennyyaannggkkuutt ttiiggaa hhaall yyaaiittuu ssttaannddaarr kkoommppootteennssii ((SSKK)) ,, k koommppootteennssiiddaassaarr((KKDD))ddaannssttrruukkttuurrkkuurriikkuulluumm..SSeeddaannggkkaannssttaannddaarrpprroosseess m meennyyaannggkkuutt,, ppeennddeekkaattaann ppeemmbbeellaajjaarraann yyaanngg bbeerrbbaassiiss kkoommppeetteennssii sseerrttaa p peerrssyyaarraattaann ppeenndduukkuunnggnnyyaa,, ddaann ssttaannddaarr ppeenniillaaiiaann aakkaann mmeennyyaannggkkuutt a asseessmmeenn yyaanngg tteeppaatt ddiigguunnaakkaann uunnttuukk ddaappaatt mmeennddoorroonngg tteerrccaappaaiinnyyaa k koommppeetteennssiiyyaannggddiihhaarraappkkaann.. B Beerrbbiiccaarraa ppeennyyuussuunnaann ddaann ppeennggeemmbbaannggaann kkuurriikkuulluumm bbeerrbbaassiiss k koommppeetteennssii ((KKBBKK)) sseeccaarraa mmuurrnnii,, sseebbeennaarrnnyyaa bbeerroorriieennttaassii ppaaddaa p peennyyuussuunnaann ddaann ppeennggeemmbbaannggaann kkuurriikkuulluumm ddeennggaann ppeennddeekkaattaann ppoollaa i inndduukkttiiff ((yyaanngg ppaaddaa hhaakkiikkaattnnyyaa bbeerrbbeeddaa ddeennggaann ppeennyyuussuunnaann ddaann p peennggeemmbbaannggaann kkuurriikkuulluumm bbeerrddaassaarrkkaann ssuubbjjeecctt mmaatttteerr yyaanngg

(8)

m meenngggguunnaakkaann ppeennddeekkaattaann ppoollaa ddeedduukkttiiff)).. PPoollaa iinndduukkttiiff iinnii ssaannggaatt tteeppaatt d diigguunnaakkaann uunnttuukk ppeennyyuussuunnaannkkuurriikkuulluummppaaddaa pprrooggrraamm yyaanngg bbaarruu.. DDaallaamm k keennyyaattaaaannnnyyaa ppaaddaa pprrooggrraamm--pprrooggrraamm aakkaaddeemmiikk ((pprrooggrraamm ssttuuddii)) yyaanngg s suuddaahh bbeerrjjaallaann ddeennggaann ppeennggaallaammaann ppeennggeelloollaaaann kkuurriikkuulluumm pprrooggrraamm s suuddaahh ccuukkuupp llaammaa,, ddaann ddaallaamm ppeerrjjaallaannaann kkuurriikkuulluummnnyyaa ddiiaarraahhkkaann b beerrbbaassiisskkoommppeetteennssii,, ppeennddeekkaattaann ppoollaaggaabbuunnggaann((ddeedduukkttiiff--iinndduukkttiiff))ccooccookk u unnttuukk ddiigguunnaakkaann.. MMaakkaa ddaarrii iittuullaahh ddaallaamm SSII tteerrsseebbuutt mmeennyyaannggkkuutt ttiiggaa k koommppoonneenn ppookkookk yyaaiittuu SSKK,, KKDD,, ddaann SSttrruukkttuurr KKuurriikkuulluumm.. UUnnttuukk lleebbiihh m meemmppeerrjjeellaasskkoonnsseeppddiiaattaassddiiwwuujjuuddkkaannddaallaammddiiaaggrraammbbeerriikkuutt:: a a.. PPeemmuunnccuullaannSSttaannddaarrKKoommppeetteennssiiLLuulluussaann((SSKKLL))..SSuuaattuuccoonnttoohh P PrrooggrraammPPeennddiiddiikkaannppaaddaaPPSS((pprrooggrraammSSttuuddii))KKeebbiiddaannaann SKL 1.Pengembangan Diri sbg Bidan Profesional yg Ber Kepribadian Indo.

2.Menguasai Teori Keilmu- an dan Praksis yg menda sari Profesionalisme bidan dlm memberi asuh- an dan layanan kebidanan 3.Terampil melaksanakan asuhan kebidanan (ASKEB) secara profesi- onal dengan mempertim- bangkan kultur dan budaya. Tenaga Kesehatan: a.l.: Bidan Usaha:pemeliharaan , peningkatan Kes, pencegahan ………..dst Meningkatkan kesadaran, kemauan, ,kemampuan hidup sehat secara optimal pd masy. Pembangunan Masy/ Bangsa 1. Agama 2. Kesehatan 3. Pendidikan 4. dst

(9)

b b.. PPeemmuunnccuullaannSSKK,,KKDDddaannSSttrruukkttuurrKKuurriikkuulluumm K KDD S SKK S SKKLL 1. 2. 3. a b c a.1 a.2 a.3 I N D I K A T O R Penc apai an P E N G A L A M A N B E L A J A R STRUKTUR K U R I K U L U M MATERI 1. 2. 3. 1. 2. 3. a b c 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3.

(10)

C

C..PPeennggeemmbbaannggaannKKuurriikkuulluumm

Secara umum, tujuan dari pengembangan kurikulum di Perguruan Tinggi (PT) dalam konteks berbasis kompetensi dapat dideskripsikan antara lain sebagai berikut:

(1) merealisasikan visi dan misi PT yang bersangkutan secara komprehensif dan berkelanjutan.

(2) mendukung prakarsa pemerintah dalam meningkatkan kesempatan memperoleh pendidikan tinggi bagi masyarakat .

(3) merangsang terpolanya perubahan sikap dan persepsi mahasiswa (sebagai tenaga terampil) tentang tangungjawab, kemitraan, toleransi, dan kekuatan multikultural masyarakat dalam pembangunan.

(4) memberikan peluang yang optimal kepada mahasiswa untuk memilih kualifikasi yang terbaik bagi dirinya dan pemenuhan kebutuhan kualifikasi ketenagaan yang sesuai dengan pangsa pasar di masyarakat.

(5) menjawab tantangan dinamika kebutuhan kualifikasi dalam bidang tertentu.

(6) memperkuat dasar keilmuan lulusan, sehingga lebih berdaya dalam berkompetisi di pangsa pasar.

Model KBK ini diharapkan dapat menghasilkan: (1) pengelolaan kurikulum yang dapat membantu mahasiswa mengembangkan potensi diri secara optimal dan sesuai dengan tuntutan pangsa pasar, (2) peningkatan kualitas lulusan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan sehingga sesuai dengan kebutuhan riil di masyarakat, (3) pencapaian kompetensi dengan berorientasi pada mastery learning yang berbasis pada penilaian otentik dan proses, (4) sikap otonomi pengelolaan pembelajaran dengan meningkatkan peranan jurusan dan staf dosen dalam mengembangkan berbagai inovasi pembelajaran demi peningkatan kualitas lulusan.

Dalam kaitan dengan itu, dasar penyusunan dan pengembangan kurikulum Pendidikan Tinggi didasarkan pada SK Mendiknas No. 232/U/2000 dan No.045/U/2002 yang secara prinsip rambu-rambu penyusunan dan pengembangannya sebagai berikut.

(11)

KEPMENDIKNAS RI NO. 232/ U/ 2000, TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI

DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA

5. Kelompok Berkehidupan

Bermasyarakat ( MBB )

4. Kelompok Perilaku Berkarya

( MPB ) 3. Kelompok Keahlian Berkarya

( MKB ) 2. Kelompok Keilmuan dan

Ketrampilan ( MKK ) 0% – 30% 20% - 40% 40% - 80% 1. Kelompok Pengembangan Kepribadian ( MPK ) Kompetensi Lainnya Kompetensi Pendukung Kompetensi Utama KURIKULUM INSTITUSIONAL KURIKULUM INTI KELOMPOK MATAKULIAH

INTI :Pancasila dan Kewarganegaraan , Agama, Bahasa Indonesia.

INST :Bahasa Inggris, ISD, IBD, IAD, Filsafat Ilmu, Olah Raga dsb.

KURIKULUM INTI ( Kompetensi Utama) : ditetapkan oleh Menteri.

Sedangkan menurut Kepmendiknas RI No.045/U/2002 tentang kurikulum Pendidikan Tinggi dapat dideskripsikan sebagai berikut,

KEPMENDIKNAS RI NO. 045 / U/ 2002. TENTANG KURIKULUM INTI PENDIDIKAN TINGGI

5. Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat

4. Sikap dan perilaku dalam berkarya

3. Kemampuan berkarya

2. Penguasaan ilmu dan ketrampilan

0% - 30% 20% - 40% 40% - 80 % 1. Landasan kepribadian Kompeten siLainnya Kompetens i Pendukung Kompetensi Utama KURIKULUM INSTITUSIONAL KURIKULUM INTI ELEMEN KOMPETENSI Kompetensi Utama :

Ditetapkan oleh kalangan Perguruan Tinggi, masyarakat profesi, dan pengguna lulusan.

Kompetensi Pendukung dan Kompetensi lainnyaditetapkan oleh Institusi penyelenggara program studi

(12)

Mengenai deskripsi dari kelompok mata kuliah (yang merupakan elemen kompetensi) diberi definisi operasional sebagai berikut.

KELOMPOK MATAKULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN (MPK):

kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap, dan mandiri serta mempunyai tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

KELOMPOK MATAKULIAH KEILMUAN DAN KETRAMPILAN (MKK) :

kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberi landasan penguasaan ilmu dan ketrampilan tertentu.

KELOMPOK MATA KULIAH KEAHLIAN BERKARYA (MKB): kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan ketrampilan yang dikuasai. KELOMPOK MATAKULIAH PERILAKU BERKARYA (MPB):

kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan dasar ilmu dan ketrampilan yang dikuasainya.

KELOMPOK MATAKULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT (MBB):

kelompok bahan kajian dan pelajaran yang diperlukan seseorang untuk dapat memahami kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.

KEPMENDIKNAS RI NO: 232/U/2000.

D D..AApplliikkaassiiKKoonnsseeppKKBBKKddaallaammPPeemmbbeellaajjaarraann S Seeccaarraa pprriinnssiipp aaddaa dduuaa mmooddeell ppeennyyuussuunnaannkkuurriikkuulluumm,, yyaaiittuu mmooddeell s suubbjjeecctt mmaatttteerr ddaann mmooddeell kkoommppeetteennssii//ttooppiikk iinnttii.. MMooddeell ssuubbjjeecctt mmaatttteerr m meenngggguunnaakkaann ppoollaa ddeedduukkttiiff ddaallaamm ppeennyyuussuunnaann kkuurriikkuulluummnnyyaa yyaaiittuu d deennggaann ccaarraa mmeenneennttuukkaann ssttrruukkttuurr kkuurriikkuulluumm aattaauu mmaattaa kkuulliiaahh sseebbaaggaaii p paattookkaann.. TTeettaappii mmooddeell KKBBKK mmeenngggguunnaakkaann ppoollaa iinndduukkttiiff ddaallaamm p peennyyuussuunnaannnnyyaa yyaaiittuu,, ppeennyyuussuunnaann kkuurriikkuulluumm ddaann ppeenneennttuuaann mmaattaakkuulliiaahh d diiddaassaarrkkaann ppaaddaa ppeennggaallaammaann bbeellaajjaarr yyaanngg hhaarruuss ddiibbeerriikkaann ppaaddaa m maahhaassiisswwaa yyaanngg ddiirruummuusskkaann ddaallaamm ppeennccaappaaiiaann kkoommppeetteennssii yyaanngg tteellaahh d diirraannccaanngg.. BBaaggii ppeennggeelloollaaaann ppeennddiiddiikkaann yyaanngg sseeddaanngg bbeerrjjaallaann ddeennggaann p peennggaallaammaann yyaanngg mmeemmaaddaaii ddaallaamm mmeennggaapplliikkaassiikkaann kkuurriikkuulluumm ddeennggaann m mooddeell ssuubbjjeecctt mmaatttteerr ddaann ddaallaamm ppeerrkkeemmbbaannggaannnnyyaa mmeennggoorriieennttaassiikkaann p peellaakkssaannaaaann kkuurriikkuulluummnnyyaa// ppeemmbbeellaajjaarraannnnyyaa ppaaddaa bbaassiiss kkoommppeetteennssii,, m maakkaa ppoollaa ppeennggeemmbbaannggaann kkuurriikkuulluummnnyyaa bbiiaassaa mmeenngggguunnaakkaann ppoollaa d deedduukkttiiff--iinndduukkttiiff,, sseehhiinnggggaa ppeennggeemmbbaannggaann kkuurriikkuulluumm tteerrsseebbuutt ddiiddaassaarrkkaann

(13)

p paaddaa ppeennyyuussuunnaann ssttaannddaarr iissii yyaanngg ddiiddaallaammnnyyaa mmeennyyaannggkkuutt ssttaannddaarr k koommppeetteennssii ((SSKK)),, kkoommppeetteennssii ddaassaarr ((KKDD)),, ddaann ssttrruukkttuurr kkuurriikkuulluumm.. PPrroosseess p peemmuunnccuullaann SSKK,, KKDD ddaann ssttrruukkttuurr kkuurriikkuulluumm sseeccaarraa ddiiaaggrraammaattiiss tteellaahh d diissaammppaaiikkaannddiiaattaass. . D Daallaamm kkaaiittaann ddeennggaann hhaall ddii aattaass,, sseemmuuaa kkoonnsseepp tteerrsseebbuutt hhaarruuss d diiiimmpplleemmeennttaassiikkaannddaallaammppeemmbbeellaajjaarraannddiikkeellaassddaallaammkkeeaaddaaaannrriiiill..UUnnttuukk i ittuu,, llaannggkkaahh aawwaall yyaanngg ddiillaakkuukkaann oolleehh ddoosseenn aaddaallaahh mmeenntteerrjjeemmaahhkkaann s sttrruukkttuurr kkuurriikkuulluumm ((mmaattaa kkuulliiaahh)) mmeennjjaaddii SSiillaabbuuss ddaann SSaattuuaann AAccaarraa P Peerrkkuulliiaahhaann((SSAAPP)) E E..PPeennyyuussuunnaannSSiillaabbuussddaannSSAAPP 1 1.. SSiillaabbuuss,, aaddaallaahh rreennccaannaa ppeemmbbeellaajjaarraann ddaallaamm ssaattuu sseemmeesstteerr p paaddaa ssaattuu// ssuuaattuu kkeelloommppookk mmaattaa ppeellaajjaarraann tteerrtteennttuu,, yyaanngg mmiinniimmaall m meennccaakkuuppSSttaannddaarrkkoommppeetteennssii,,KKoommppeetteennssiiDDaassaarr,, IInnddiikkaattoorrPPeennccaappaaiiaann,, d daannMMaatteerrii PPookkookk..BBeerriikkuutt ddiikkeemmuukkaakkaann ccoonnttoohhssaattuu mmaattaa ppeellaajjaarraann yyaanngg u ummuummssiiffaattnnyyaa,,ssbbbb::

Silabus Berbasis Kompetensi

Jurusan/ Ps :

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Kuantitatif

Kode :

SKS : 4 (Sks)

Semester : V (Empat)

Prasayarat : Statistika Dasar Statistika Lanjut

Standar Kompetensi :Menguasai konsep dan Praksis Penelitian ( Riset) dalam bidang ...

No Kompetensi Dasar Indikator

Pencapaian Materi Pokok 1 2 3 4 1. 1.Memahami berbagai jenis dan metode riset

2.Mampu merancang riset dalam bidang ...

1.Dapat menjelaskan, konsep, prinsip-prinsip dan metode riset

2.Mampu menjelaskan dan memahami desain 1.1Konsep dasar riset 1.2Pendekatan riset kuantitatif 2.1 Desain riset kuantitatif 2.2 Spektrum

(14)

riset, dapat

mendeskripsikan dan memahami spektrum riset dalam alur bagan dan kaitan dg fokus penelitian dan manfaat hasilnya 3.Mampu menjelaskan, memahami dan melakukan kajian teori, kajian empirik dan penyusunan kerangka pikir dlm konstelasi variabel dlm rangka perumusan hipotesis 4.Dapat menentukan pendekatan dan penentuan subyek riset 5. Dapat menentukan prosedur dan pengembangan metode pengumpulan data 6.Dapat menentukan Penelitian 2.3 Latar belakang dan identifikasi masalah 2.4 Perumusan masalah/fokus penelitian 2.5 Perumusan tujuan dan manfaat hasil riset 3.1 Kajian teori dlm rangka perumusan grand teori dasar kajian variabel penelitian 3.2 Kajian empirik hasil penelitian relevan. 3.3 Perumusan kerangka pikir dan perumusan hipotesis. 4.1.Jenis pendekatan dlm riset 4.2 Subyek riset : populasi dan sampel 5.1 Jenis metode dan prosedur pengumpulan data 5.2 Prosedur penyusunan instrumen riset 6.1 Teknik analisis

(15)

analisis data

7.Melaksanakan penafsiran hasil riset dan melakukan riset artificual 6.2 Teknik analisis data kualitatif 7.1 Penafsiran hasil riset 7.2 Penyusunan proposal riset 7.3 Melakukan riset artificial. 2 2.. SSaattuuaann AAccaarraa PPeerrkkuulliiaahhaann ((SSAAPP)),, mmeerruuppaakkaann ppeennjjaabbaarraann ddaarrii S Siillaabbuuss.. SSAAPP ddiissuussuunn bbeerrddaassaarrkkaann ppeennggeelloommppookkaann mmaatteerrii//rriinncciiaann mmaatteerrii y yaanngg ddaappaatt ddiissaammppaaiikkaann ddaallaamm ssaattuu kkaallii aattaauu bbeebbeerraappaa kkaallii ppeerrtteemmuuaann.. U Unnttuukk ppeemmbbeellaajjaarraann ddii PPeerrgguurruuaann TTiinnggggii,, bbuuttiirr--bbuuttiirr yyaanngg tteerrkkaanndduunngg ddii S SAAPPmmiinniimmaallsseebbaaggaaiibbeerriikkuutt..

Satuan Acara Perkuliahan (SAP) I.IDENTITAS MATA KULIAH

Jurusan :

Mata Kuliah :Metode Penelitian Kuantitatif

Kode :

Sks : 4 Sks

Semester : V

Prasayarat : Statistik Dasar Statistik Lanjut

II DESKRIPSI MATA KULIAH : Mata Kuliah ini membahas tentang berbagai jenis metode riset, rancangan riset yang menyangkut desain riset kuantitatif, beserta uraian dari spektrumnya

Minggu ke Standar Kompetensi Kompetesi Dasar Materi Pokok/ Rincian Mater Pengalaman Belajar Alokasi Waktu Media/Sumber 1 2 3 4 5 6 7 I Menguasai konsep dan Praksis Penelitian (Riset) dlm bidang pendidikan dan sosial 1. Memahami berbagai jenis dan metode riset 1.1Konsep dasar riset 1.2Pendekatan riset kuantitatif Mengkaji konsep dan prinsip-prinsip riset Mengkaji berbagai pendekatan dan metode riset 4x50 mnt 1.Power Point 2.Metode Statistika (Dr Sujana) 3.Statistik 3 (Prof Sutrisno

(16)

II+III IV+V VI VII+VIII IX X 2.Mampu merancang riset dlm bidang pendidikan dan sosial 2.1 Desain riset kuantitatif 2.2 Spektrum Penelitian 2.3 Latar belakang dan identifikasi masalah 2.4 Perumusan masalah/fo kus penelitian 2.5 Perumusan tujuan dan manfaat hasil riset 2.6 Kajian teori dlm rangka perumusan grand teori dasar kajian variabel penelitian 2.7 Kajian empirik hasil penelitian relevan. 2.8 Perumusan kerangka pikir dan perumusan hipotesis. U T S 2.9 Jenis pendekatan dlm riset 2.10Subyek riset Mengkaji desain riset kuantitatif Mengkaji spektrum penelitian Mencari fakta dan kajian logika/ konsep yg relevan dg masalah riset. Membuat rumusan masalah/fokus riset. Merumuskan tujuan dan manfaat riset Berlatih menyusun kerangka teori /grand teori yg menjadi dasar kajian variabel penelitian Berlatih memilih dan meramu kajian empirik yg relevan dg variabel riset Berlatih menyusun kerangka pikir keterkaitan antar variabel sesuai dg jenis konstalasi variabel Berlatih merumuskan berbagai jenis hipotesis dan tipe kesalahan uji hipotesis Mengkaji jenis pendekatan dlm riset Mengkaji dan 2x4x50 mnt 2x4x50 mnt 4x50 mnt 2x4x50 mnt 4x50 mnt 4x50 mnt Hadi) 4.Analisis Regresi (Prof Sutrisno Hadi) 5.Analisis Varians (Prof Dantes) 6.Korelasi dan Analisis Regresi Ganda-Terjemahan Nurcahaya (Fred N Kerlinger & E.J.Penhazur) 7.Mutiple Regression in Behavioral Research (Fred N Kerlinger & E.J.Penhazur) 8.Managemen Penelitian (Suharsimi Arikunto) 9. Metodologi Research 1,2,3,4 (Sutrisno Hadi) 10. Conducting Educational Research (Tuckman)

(17)

XII XIII XIV XV XVI : populasi dan sampel 2.11 Jenis metode dan prosedur pengumpulan data 2.12Prosedur penyusunan instrumen riset 2.13 Teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif 2.15 Penafsiran hasil riset 2.16Penyusunan proposal riset 2.17 Melakukan riset artificial U A S mendiskusikan subjek riset dg berbagai teknik yg sesuai dg konteks riset. Mengkaji berbagai jenis dan prosedur pengumpulan data Berlatih menentukan , mengkaji, dan menyusun instrumen riset Mengkaji dan memilih teknik analisis data yg sesuai dg karakteristik riset dan konstalasi variabel Berlatih penafsiran hasil riset dr studi empirik yg relevan Menyusun proposal sbg embrio proposal Tugas Akhir Berlatih melakukan penelitian dlm skop kecil 4x50 mnt 4x50 mnt 4x50 mnt 4x50 mnt (studi mandiri+ tersetruktur, secara bertahap dilaporkan dlm portofolio) 4x50 mnt Hasil studi empirik sebelumnya (Skripsi/hasil riset)

III.PENILAIAN & ASSIGNMENT A.Penilaian Proses (bobot 60 %)

1. Partisipasi dan aktivitas dalam mengikuti perkuliahan

2. Aktivitas dan kegairahan dalam mencapai karya terbaik dalam Asesmen Portofolio (sesuai dg assigment yg diberikan)

B.Penilaian Produk (bobot 40 %) 1.Ujian Tengah Semester 2.Ujian Akhir Senester

(18)

P Peennggaallaammaann bbeellaajjaarr yyaanngg tteerrmmuuaatt ddaallaamm SSAAPP,, aakkaann mmeemmaanndduu d doosseenn uunnttuukk mmeemmiilliihh ddaann mmeenngggguunnaakkaann bbeerrbbaaggaaii ppeennddeekkaattaann//mmeettooddee p peemmbbeellaajjaarraann yyaanngg ccooccookk sseehhiinnggggaa mmaahhaassiisswwaa mmeennddaappaattkkaann p peennggaallaammaann bbeellaajjaarr yyaanngg ddiimmaakkssuudd.. PPeerruummuussaann ppeennggaallaammaann bbeellaajjaarr t teerrsseebbuutt mmeerruuppaakkaann kkoonnddiissii yyaanngg hhaarruuss ddiitteerrjjaaddiikkaann uunnttuukk ddaappaatt m meennccaappaaii iinnddiikkaattoorr ppeennccaappaaiiaann.. IInnddiikkaattoorr ppeennccaappaaiiaann mmeerruuppaakkaann iissyyaarraatt t teerrccaappaaiinnyyaakkoommppeetteennssiiddaassaarryyaannggddiirruummuusskkaann.. F F..HHiirraarrkkiiPPeerruummuussaannSSKK--KKDD--IInnddiikkaattoorrPPeennccaappaaiiaann K Koommppeetteennssii ppaaddaa hhaakkiikkaattnnyyaa mmeerruuppaakkaann sseeppeerraannggkkaatt p peennggeettaahhuuaann,, kkeetteerraammppiillaann,, ddaann ppeerriillaakkuu yyaanngg hhaarruuss ddiimmiilliikkii,, ddiihhaayyaattii,, d diikkuuaassaaii ddaann ddiiaakkttuuaalliissaassiikkaann,, sseerrttaa ddaappaatt ddiittaammppiillkkaann sseeccaarraa rriiiill ddaallaamm u unnjjuukk kkeerrjjaa.. SSeehhiinnggggaa kkaattaa kkuunnccii ddaarrii kkoommppeetteennssii aaddaallaahh ababllee toto dodo.. M Meennggeennaaii SSttaannddaarr KKoommppeetteennssii –– KKoommppeetteennssii DDaassaarr -- IInnddiikkaattoorr P Peennccaappaaiiaann,, mmeerruuppaakkaann ddaassaarr ddaarrii ppeerraannccaannggaann ppeennggaallaammaann bbeellaajjaarr y yaanngghhaarruussddiitteerrjjaaddiikkaannddaallaammpprroosseessppeemmbbeellaajjaarraann.. S Sttaannddaarr KKoommppeetteennssii ((SSKK)) mmeerruuppaakkaann gguugguuss kkeemmaammppuuaann sseejjeenniiss y yaanngg ddiirruummuusskkaann ddaarrii sseekkuummppuullaannkkoommppeetteennssii ddaassaarr.. KKaattaa KKuunnccii KKiinneerrjjaa ( (KK33)) ddaarrii SSKK ddaappaatt ddiigguunnaakkaann kkaattaa--kkaattaa ((sseebbaaggaaii aaccuuaann ssaajjaa)),, sseeppeerrttii :: m meenngguuaassaaii,, mmeemmaahhaammii,, mmeenneerraappkkaann,, mmeennggaannaalliissiiss,, mmeennssiinntteessiisskkaann ddaann m meenniillaaii..JJaabbaarraannKK33ddaarriiSSKKmmeennjjaaddiiKKoommppeetteennssiiddaassaarr((KKDD))ddaannmmeennjjaaddii i innddiikkaattoorr ppeennccaappaaiiaann kkoommppeetteennssii,, ddaappaatt ddiissaajjiikkaann ((sseebbaaggaaii aanncceerr--aanncceerr)) s seebbaaggaaiibbeerriikkuutt.. E Eqquuvvaalleennssii T Taaxxoonnoommii B Blloooomm K KaattaaKKuunncciiKKiinneerrjjaa((KK33)) S Sttaannddaarr K Koommppeetteennssii ( (SSKK)) K KoommppeetteennssiiDDaassaarr ( (KKDD)) I Innddiikkaattoorr P Peennccaappaaiiaann K Koommppeetteennssii C C11 MMeenngguuaassaaii MMeennggeettaahhuuii MMeennggiiddeennttiiffiikkaassiikkaann M Meennyyeebbuuttkkaann M Meennuunnjjuukkkkaann M Meemmbbeerriinnaammaa M Meennyyuussuunnddaaffttaarr M Meennggggaarriissbbaawwaahhii M Meennjjooddoohhkkaann M Meemmiilliihh M Meemmbbeerriiddeeffiinniissii

(19)

C C22 C C33 C C44 C C55 C C66 M Meemmaahhaammii M Meenneerraappkkaann M Meennggaannaalliissiiss M Meennssiinntteessiisskkaann M Meenniillaaii M Meenntteerrjjeemmaahhkkaann M Meennaaffssiirrkkaann M Meemmppeerrkkiirraakkaann M Meenneennttuukkaann...((mmeettooddee,, P Prroosseedduurr)) M Meemmaahhaammii...((kkoonnsseepp,, k kaaiiddaahh,,pprriinnssiipp,, k kaaiittaannaannttaarrffaakkttaa)) M Meennggaarrttiikkaann// m meennggiinntteerrpprreettaassiikkaann... ( (mmiissaall,,ttaabbeell,,ggrraaffiikk,, b baaggaann)) M Meemmeeccaahhkkaannmmaassaallaahh M Meemmbbuuaattbbaaggaannddaann G Grraaffiikk M Meenngggguunnaakkaann... ( (mmiissaall::mmeettooddee//pprroosseedduurr,, k koonnsseepp,,kkaaiiddaahh,,pprriinnssiipp)) M Meennggeennaalliikkeessaallaahhaann M Meemmbbeeddaakkaann... ( (mmiissaall::ffaakkttaaddaarriiiinntteerrpprree- -t taassii,,ddaattaaddaarriikkeessiimmppuullaann)) M Meennggaannaalliissiiss... ( (mmiissaall::ssttrruukkttuurrddaassaarr,, b baaggiiaann--bbaaggiiaann,,hhuubbuunnggaann a annttaarr)) M Meenngghhaassiillkkaann... ( (mmiissaall::kkllaassiiffiikkaassii,, k kaarraannggaann,,kkeerraannggkkaa t teeoorreettiiss)) M Meennyyuussuunn((mmiissaall::rreennccaannaa,, s skkeemmaa,,pprrooggrraammkkeerrjjaa)) M Meenniillaaiibbeerrddaassaarrkkaann M Meennyyaattaakkaann M Meennjjeellaasskkaann M Meenngguurraaiikkaann M Meerruummuusskkaann M Meerraannggkkuumm M Meenngguubbaahh M Meemmbbeerriiccoonnttoohh M Meennyyaadduurr M Meerraammaallkkaann M Meennyyiimmppuullkkaann M Meemmppeerrkkiirraakkaann M Meenneerraannggkkaann M Meennggggaannttiikkaann M Meennaarriikkkkeessiimmppuullaann M Meerriinnggkkaass M Meennggeemmbbaannggkkaann M Meemmbbuukkttiikkaann M Meennddeemmoonnssttrraassiikkaann M Meenngghhiittuunngg M Meenngghhuubbuunnggkkaann M Meemmppeerrhhiittuunnggkkaann M Meemmbbuukkttiikkaann M Meenngghhaassiillkkaann M Meennuunnjjuukkkkaann M Meelleennggkkaappii M Meennyyeeddiiaakkaann M Meennyyeessuuaaiikkaann M Meenneemmuukkaann M Meemmiissaahhkkaann M Meenneerriimmaa M Meennyyiissiihhkkaann M Meenngghhuubbuunnggkkaann M Meemmiilliihh M Meemmbbaannddiinnggkkaann M Meemmppeerrtteennttaannggkkaann M Meemmbbaaggii M Meemmbbuuaatt d diiaaggrraamm//sskkeemmaa M Meennuunnjjuukkkkaann h huubbuunnggaannaannttaarraa M Meennggkkaattaaggoorriikkaann M Meennggkkoommbbiinnaassiikkaann M Meennggaarraanngg M Meenncciippttaakkaann M Meennddeessaaiinn M Meennggaattuurr M Meennyyuussuunnkkeemmbbaallii M Meerraannggkkaaiikkaann M Meenngghhuubbuunnggkkaann M Meennyyiimmppuullkkaann M Meerraannccaannggkkaann M Meemmbbuuaattppoollaa M Meemmppeerrbbaannddiinnggkkaann

(20)

n noorrmmaaiinntteerrnnaall...((mmiissaall:: h haassiillkkaarrjjaasseennii,,mmuuttuu k kaarraannggaann,,mmuuttuu p peekkeerrjjaaaann,,...)) M Meenniillaaiibbeerrddaassaarrkkaann n noorrmmaaeekksstteerrnnaall...((mmiissaall:: h haassiillkkaarrjjaasseennii,,mmuuttuu k kaarraannggaann,,mmuuttuu p peekkeerrjjaaaann,,...)) M Meemmppeerrttiimmbbaannggkkaann... ( (mmiissaall::bbaaiikk--bbuurruukknnyyaa,,pprroo- -k koonnttrraaqqnnyyaa,,uunnttuunngg--rruuggii)) M Meennyyiimmppuullkkaann M Meennggkkrriittiikk M Meemmbbuukkttiikkaann M Meemmbbeerriikkaann a arrgguummeennttaassii M Meennaaffssiirrkkaann M Meemmbbaahhaass M Meennaakkssiirr M Meemmiilliihh M Meenngguurraaiikkaann M Meemmbbeeddaakkaann E Elluukkiisskkaann M Meenndduukkuunngg M Meennyyookkoonngg M Meennoollaahh G G..PPeennuuttuupp D Deemmiikkiiaannllaahh bbeebbeerraappaa kkoonnsseepp ddaassaarr mmiinniimmaall yyaanngg tteerrkkaaiitt ddeennggaann p peennggeemmbbaannggaann kkuurriikkuulluumm ddaann iimmpplleemmeennttaassiinnyyaa ddii ddaallaamm ppeerrkkuulliiaahhaann.. P Peerrlluu ddiiiinnggaatt bbaahhwwaa kkuurriikkuulluumm yyaanngg tteerrttaammppiillkkaann ddii ddaallaamm ppeerrkkuulliiaahhaann,, s saannggaatt mmeennyyaannggkkuutt kkuuaalliittaass ddaann kkoommiittmmeenn ddoosseenn sseebbaaggaaii ffaassiilliittaattoorr d daallaamm ppeemmbbeellaajjaarraann tteerrsseebbuutt.. BBiillaa ddiippiinnjjaamm kkuuaaddrraannnnyyaa GGlliicckkmmaann,, f faassiilliittaattoorr((ddoosseenn))yyaannggddiiddaammbbaakkaannaaddaallaahhddoosseennyyaannggbbeerraaddaaddiikkuuaaddrraann 4 4,, kkaarreennaa ddoosseenn tteerrsseebbuutt mmeemmiilliikkii kkuuaalliittaass,, kkoommiittmmeenn ddaann kkiinneerrjjaa yyaanngg p poossiittiiff sseehhiinnggggaa ssaannggaatt bbeessaarr ppeelluuaanngg ddaappaatt mmeemmuunnccuullkkaann kkoonnddiissii p peemmbbeellaajjaarraann yyaanngg ooppttiimmaall.. PPeennggggaammbbaarraannnnyyaa ddaallaamm kkuuaaddrraann aaddaallaahh s sbbbb:: KR KM + + KA - KA + KM + KM + KR + KR + - + KA KA - KA + KM - KM – KR - KR – - -

(21)

Keterangan :

KA = Keahlian KM = Komitmen KR = Kinerja

Kinerja, keahlian dan komitmen dosen jelas akan didukung dengan kepiawaiannya meramu dan menggunakan pendekatan / metode pembelajaran yang inovatif yang mendukung penyelenggaraan pembelajaran yang berbasis kompetensi dan begitu pula dengan asesmennya.

(22)

Daftar Pustaka

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : BSNP

Beeby, C.E., (1979). Assessment of Indonesia Education. London: Oxford University Press.

Buchori, M. (2000). Pendidikan Antisipatoris. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Delors, J. (1996). Learning: The Treasure Within. France: UNESCO Publishing.

Deming, Edwards W. American Association of School Administrators Conference, Washington, DC, January 1992. Seperti dikutip oleh Lee Jenkins. Improving Student Learning. Applying Deming Quality

Principles in Education. Milwaukee,WI: ASOQ Press

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. 2003.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta. 2005.

Hoy, Charles, Colin Bayne-Jardine and Margaret Wood. (2000). Improving

Quality in Education. London: Falmer Press.

Marhaeni, A. A. I. N. (2006). Menggunakan Pembelajaran Kontekstual di SMP. Makalah disampaikan dalam workshop tentang pembelajaran di SMP Negeri 1 Negara, tanggal 31 Juli 2006. Miarso, Yusufhadi.(2004). Menyemai benih Teknologi Pembelajaran.

Jakarta : Pustekkom Diknas & Kencana.

Nitko A.J. (1996). Educational Assessment of Students, 2nd Ed. Columbus Ohio : Prentice Hall.

(23)

O’Malley, J.M. & Valdez Pierce, L. (1996). Authentic Assessment for

English Language Learners. New York: Addison-Wesley

Publishing Company.

Popham, W.J. (1995). Classroom Assessment, What Teachers Need to

Know. Boston: Allyn and Bacon.

Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. (2002). Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta :Depdiknas R.I.

Salvia, J. & Ysseldyke, J.E. (1996). Assessment. 6th Edition. Boston: Houghton Mifflin Company.

Rolheiser, C. & Ross, J. A. (2005) Student Self-Evaluation: What

Research Says and What Practice Shows. Internet download.

Wyaatt III, R.L. & Looper, S. (1999). So You Have to Have A Portfolio, a

Teacher’s Guide to Preparation and Presentation. California:

Referensi

Dokumen terkait

Sementara secara teoretis, bahasa Tansi pada awalnya merupakan bahasa Pijin karena bahasa tersebut poligenetik, berasal dari campuran beberapa bahasa buruh tambang dari

Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/ RSUP Haji Adam Malik Medan dan tim penguji proposal tesis ini yang telah menjadi guru dan

Hasil Analisis kadar protein biji kopi robusta hasil fermentasi menggunakan starter mikroflora feses luwak menunjukkan terjadinya penurunan kadar protein pada biji

Sebagai contoh, seorang remaja yang mempunyai social confidence yang rendah maka remaja tersebut akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi terhadap kemampuan-kemampuan

permasalahan peserta didik kelas X SMA Negeri 1 kota Pontianak ialah pentingnya pemahaman diri mengenai tipe kepribadian dengan berbagai karakteristik kelemahan dan

OPERASI PERKHIDMATAN SOKONGAN : PEJABAT NAIB CANSELOR, PEJABAT TIMBALAN NAIB CANSELOR (HAL EHWAL PELAJAR DAN ALUMNI), PEJABAT TIMBALAN NAIB CANSELOR (JARINGAN INDUSTRI

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas tabir surya dari masing-masing ekstrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air rimpang

Mahasiswa memahami perkuliahan tentang Aplikasi Teknologi secara teoritik.