• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KENDARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KENDARI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

 Inflasi Kota Kendari bulan September tahun 2015, tercatat sebesar 0,61 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 118,00. Secara nasional dari 82 kota yang menghitung inflasi, 46 kota tercatat inflasi dan 36 kota tercatat deflasi, inflasi tertinggi tercatat di Merauke (Provinsi Papua) 1,33 persen dan Kota Tanjung Pandan (Provinsi Bangka Belitung) 1,20 persen dan inflasi terendah tercatat di Kota DKI Jakarta (Povinsi DKI Jakarta) 0,01. Sementara itu deflasi tertinggi tercatat di Kota Sibolga (Provinsi Sumatera Utara) 1,85 persen dan Kota Ternate (Provinsi Maluku Utara) 1,58 persen.

 Inflasi yang terjadi di Kota Kendari tercatat disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok sandang sandang 1,92 persen; pendidikan, rekreasi dan olahraga 1,73 persen; bahan makanan 1,46 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,91 persen; kesehatan 0,29 persen serta perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,11 persen. Sementara kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan tercata deflasi 0,55 persen.

 Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah beras; terong panjang; bimbingan belajar; kacang panjang; cabai rawit; daging ayam ras; lapotop/notebook; sandal; ketimun serta kangkung.

 Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi terbesar adalah sepeda motor; kemung/gembung; angkutan udara; bawal; teri; cakalang; bawang merah; mie kering instant; cumi-cumi serta jantung pisang.  Dari sebelas kota di Pulau Sulawesi, semua kota tercatat Inflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Manado

0,62 persen (Provinsi Sulawesi Utara) dan Kota Kendari (Provinsi Sulawesi Tenggara) 0,61 persen dengan 121,26 dan IHK 118,00. Sedangkan Inflasi terendah di Kota Baubau (Provinsi Sulawesi Tenggara) 0,08 persen dengan IHK 124,87.

 Tingkat Inflasi Kota Kendari tahun kalender (Januari-September 2015 tercatat 1,58 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2015 terhadap September 2014) tercatat 6,86 persen.

 Laju inflasi Kota Kendari tahun kalender (Januari-September 2014 tercatat 7,21 persen dan laju inflasi year on year (September 2014 terhadap September 2013) tercatat sebesar 7,30 persen.

 Inflasi Nasional September 2015 tercatat -0,05 persen dan laju Inflasi (Januari-September 2015) 2,24 persen serta laju inflasi year on year (September 2015 terhadap September 2014) sebesar 6,83 persen.

No. 01/10/Th. XVIII, 1 Oktober 2015

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI KOTA

K

ENDARI

(2)
(3)

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.

SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga.

Paket komoditas nasional hasil SBH 2012 terdiri dari 862 komoditas. Paket komoditas terbanyak ada di Jakarta yaitu 462 komoditas, dan yang palling sedikit di Singaraja sebanyak 225 komoditas.

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di Kota Kendari pada September 2015 tercatat inflasi 0,61 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 117,29 pada Agustus 2015 menjadi 118,00 pada September 2015. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-September) 2015 tercatat 1,58 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2015 terhadap September 2014) sebesar 6,86 persen.

Inflasi yang terjadi di Kota Kendari tercatat disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok sandang 1,92 persen; pendidikan, rekreasi dan olahraga 1,73 persen; bahan makanan 1,46 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,91 persen; kesehatan 0,29 persen serta perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,11 persen. Sementara kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan tercata deflasi 0,55 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada September 2015 antara lain: jeruk nipis/limau; ketimun; kemeja pendek wanita; facial; terong panjang; cabai rawit; kemeja pendek katun pria; biaya pengiriman barang; kacang panjang serta daun kacang panjang muda.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah: blus; baju kaos berkerah; gaun; sawi hijau; bawal; kembung/gembung; teri; bawang merah; kemeja pendek anak serta lada/merica.

Pada September 2015, kelompok yang memberikan andil/sumbangan inflasi, yaitu: kelompok bahan makanan 0,35 persen; sandang 0,13 persen; pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,12 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,09 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar rumah tangga 0,03 persen serta kesehatan 0,01 persen. Sedangkan kelompok yang memberikan sumbangan negatif, yaitu kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,12 persen.

(4)

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi/Deflasi Kota Kendari September 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun 2015, Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Inflasi/ Deflasi Bulan September 2015 1) Laju Inflasi/ Deflasi Tahun Kalender 2014 2) Inflasi/ Deflasi Tahun Ke Tahun 3) September 2014 Desember 2014 September 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) U m u m 110,43 116,16 118,00 0,61 1,58 6,86 1 Bahan Makanan 109,71 114,30 122,10 1,46 6,82 11,29

2 Makanan Jadi, minuman, Rokok & Tembakau 109,86 111,00 118,60 0,91 6,85 7,96

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 113.58 119,80 122,15 0,11 1,96 7,55

4 Sandang 99,.30 99,22 98,90 1,92 -0,32 -0,40

5 Kesehatan 107,02 109,30 113,39 0,29 3,74 5,95

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 102,77 104,14 105,98 1,73 1,77 3,12

7 Transpor & Komunikasi dan Jasa Keuangan 115,66 128,87 121,25 -0,55 -5,91 4,83

0,64

0,97

6,08

1) Persentase perubahan IHK bulan September 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentase perubahan IHK bulan September 2015 terhadap IHK bulan Desember 2014 3) Persentase perubahan IHK bulan September 2015 terhadap IHK bulan September 2014

Gambar 1

Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Kendari (2012=100), Januari 2014 – September 2015

(5)

Tabel 2

Perkembangan Inflasi/Deflasi dan Laju Inflasi/Deflasi Kota Kendari dan Nasional Bulan Januari 2014–September 2015 (2012 = 100,00)

B u l a n Inflasi (%) Laju Inflasi (%) Kota Kendari Nasional Kota Kendari Nasional

(1) (2) (3) (4) (5) Januari 0,31 1,07 0,31 1,07 Februari -0,97 0,26 -0,66 1,33 Maret -0,10 0,08 -0,76 1,41 April 0,08 -0,02 -0,67 1,39 Mei 0,25 0,16 -0,43 1,56 Juni 0,94 0,43 0,51 1,99 Juli 1,82 0,93 2,34 2,94 Agustus -0,11 0,47 2,23 3,42 September -0,13 0,27 2,10 3,71 Oktober 0,18 0,47 2,28 4,19 November 1,67 1,50 3,99 5,75 Desember 3,27 2,46 7,40 8,38 Januari -0,96 -0,24 -0,96 -0,25 Februari -0,91 -0,36 -1,86 -0,61 Maret 0,57 -0,17 -1,30 -0,43 April -0,03 0,36 -1,33 -0,08 Mei 0,64 0,50 -0,70 0,42 Juni 0,28 0,54 -0,42 0,96 Juli 0,75 0,93 0,33 1,90 Agustus 0,64 0,39 0,97 2,29 September 0,61 -0,05 1,58 2,24 Tabel 3

Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Deflasi di Kota Kendari Agustus dan September 2015 (2012=100)

No, Kelompok Pengeluaran

Andil Inflasi/Deflasi (%) Agustus September (1) (2) (3) U M U M 0,64 0,61 1, Bahan Makanan 0,54 0,35

2, Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,07 0,09

3, Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,04 0,03

4, Sandang -0,02 0,13

5, Kesehatan 0,03 0,01

6, Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,01 0,12

(6)

Gambar 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Kendari (2012=100) September 2015 (Persen)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada September 2015 tercatat Inflasi 1,46 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 120,34 pada Agustus 2015 menjadi 122,10 pada September 2015.

Dari sebelas subkelompok bahan makanan, tercatat 9 subkelompok diantaranya Inflasi dan 2 subkelompok tercatat deflasi. Subkelompok yang tercatat Inflasi adalah subkelompok sayur-sayuran 6,39 persen; ikan diawetkan 5,99 persen; daging dan hasil-hasilnya 4,82 persen; bumbu-bumbuan 4,26 persen; padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya 2,31 persen, bahan makanan lainnya 2,15 persen; buah-buahan 1,17 persen; telur dan hasil-hasilnya serta kacang-kacangan masing-masing 0,13 persen. Sedangkan subkelompok yang tercatat deflasi adalah subkelompok ikan segar 1,65 persen serta lemak dan minyak 0,60 persen.

Kelompok ini pada September 2015 memberikan sumbangan inflasi 0,35 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah beras 0,15 persen; terong panjang 0,07 persen; kacang panjang 0,04 persen; cabai rawit, daging ayam ras masing-masing 0,03 persen; ketimun; kangkung; layang, asam bayam, ikan asin belah serta udang basah masing-masing 0,02 persen; daun singkong, bawang putih, jeruk

(7)

nipis/limau, daun kacang panjang muda, pepaya, kelapa, daging sapi, katamba, tauge/kecambah, ayam hidup, daun pakis serta tembang masing-masing 0,01 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada September 2015 tercatat inflasi 0,91 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 117,53 pada Agustus 2015 menjadi 118,60 pada September 2015. Semua kelompok tercatat inflasi yaitu subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 1,48 persen; makanan jadi 0,76 persen serta minuman yang tidak beralkohol 0,64 persen.

Kelompok ini pada September 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,09 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi yaitu, rokok kretek filter, nasi dengan lauk dan rokok kretek masing-masing 0,02 persen; kopi bubuk dan martabak masing-masing 0,01 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada September 2015 mencatat Inflasi sebesar 0,11 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 122,01 pada Agustus 2015 menjadi 122,15 pada September 2015.

Subkelompok yang tercatat Inflasi yaitu, subkelompok penyelenggaraan rumahtangga 0,53 persen; perlengkapan rumahtangga 0,37 persen serta biaya tempat tinggal 0,13 persen. Sementara subkelompok bahan bakar, penerangan dan air tercatat negatif 0,15 persen.

Pada September 2015 kelompok ini secara umum memberikan sumbangan Inflasi sebesar 0,03 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan positif yaiu: upah pembantu rt, sewa rumah, kayu balokan, kulkas/lemari es, serta batu bata.batu/batu tela masing-masing 0,01 persen.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada September 2015 masih mencatat inflasi negatif sebesar 1,92 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 97,04 pada Agustus 2015 menjadi 98,90 pada September 2015.

Subkelompok yang tercatat inflasi pada September 2015, yaitu subkelompok sandang wanita 2,93 persen; sandang laki-laki 2,12 persen; sandang anak-anak 1,65 persen serta barang pribadi dan sandang lain 0,28 persen.

Kelompok ini pada September 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,13 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi yaitu, sandal 0,03 persen; emas perhiasan 0,02 persen; gaun/terusan, blus, baju kaos berkerah, pakaian bayi, celana panjang katun, celana panjang sersin, kemeja pendek, sepatu, kemeja panjang katun, sepatu, kemeja panjang katun, baju stelan anak serta seragam sekolah anak masing-masing 0,01 persen.

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada September 2015 tercatat inflasi 0,29 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 113,06 pada Agustus 2015 menjadi 113,39 pada September 2015.

(8)

Subkelompok yang tercatat inflasi pada September 2015 yaitu, subkelompok jasa perawatan jasmani 1,93 persen serta perawatan jasmani dan kosmetika 0,28 persen. Sedangkan subkelompok jasa kesehatan serta obat-obatan tidak terjadi perubahan indeks (stabil).

Kelompok ini pada September 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan poistif yaitu: facial dan pasta gigi masing-masing 0,005 persen; pelembab 0,003 persen serta tarip gunting rambut wanita dan parfum masing-masing-masing-masing 0,002 persen.

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada September 2015 tercatat inflasi 1,73 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 104,18 persen pada Agustus 2015 menjadi 105,98 pada September 2015.

Subkelompok yang tercatat inflasi pada September 2015, yaitu subkelompok kursus-kursus/pelatihan 10,89 persen; perlengkapan/peralatan pendidikan 2,57 persen serta rekreasi 0,09 persen. Sedangkan subkelompok olahraga tercatat inflasi negatif 0,05 persen. Sementara subkelompok pendidikan tidak terjadi perubahan indeks (stabil).

Kelompok ini pada September 2015 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,12 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah: bimbingan belajar 0,07 persen; laptop/notebook 0,03 persen; kursus bahasa asing dan buku tulis bergaris masing-masing 0,004 persen serta buku pelajaran SD 0,002 persen.

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada September 2015 tercatat inflasi negatif 0,55 persen atau terjadi penurunan indeks dari 121,92 pada Agustus 2015 menjadi 121,25 pada September 2015.

Subkelompok yang tercatat inflasi negatif, adalah subkelompok transpor 0,86 persen serta sarana dan penunjang transpor 0,03 persen. Sedangkan sukkelompok komunikasi dan pengiriman tercatat positif 0,29 persen. Sementara subkelompok jasa keuangan tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Secara keseluruhan kelompok ini pada September 2015 memberikan sumbangan inflasi negstif sebesar 0,12 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah sepeda motor 0,12 persen dan angkutan udara 0,03 persen.

(9)

Tabel 3

IHK dan Inflasi/Deflasi Kota Kendari Menurut Kelompok dan Sub Kelompok Bulan September 2015 (2012 = 100,00)

No, Kelompok/Sub kelompok IHK Inflasi/Deflasi %

(1) (2) (3)

A U M U M 118,00 0,61

I BAHAN MAKANAN 122,10 1,46

Padi-padian Umbi-umbian dan Hasilnya 120,66 2,31

Daging dan Hasil-hasilnya 115,36 4,82

Ikan Segar 124,00 -1,65

Ikan Diawetkan 140,74 5,99

Telur Susu dan Hasil-hasilnya 125,16 0,13

Sayur-sayuran 132,37 6,39

Kacang – kacangan 116,52 0,13

Buah – buahan 98,06 1,17

Bumbu – bumbuan 114,84 4,26

Lemak dan Minyak 126,58 -0,60

Bahan Makanan Lainnya 116,79 2,15

II MAKANAN JADI MINUMAN ROKOK DAN TEMBAKAU 118,60 0,91

Makanan Jadi 119,90 0,76

Minuman yang Tidak Beralkohol 112,35 0,64

Tembakau dan Minuman Beralkohol 121,72 1,48

III PERUMAHAN AIR LISTRIK GAS DAN BAHAN BAKAR 122,15 0,11

Biaya Tempat Tinggal 111,64 0,13

Bahan Bakar Penerangan dan Air 160,83 -0,15

Perlengkapan Rumahtangga 108,04 0,37 Penyelenggaraan Rumahtangga 116,63 0,53 IV SANDANG 98,90 1,92 Sandang Laki-laki 92,12 2,12 Sandang Wanita 105,51 2,93 Sandang Anak-anak 108,63 1,65

Barang Pribadi dan Sandang Lain 91,43 0,94

V KESEHATAN 113,39 0,29

Jasa Kesehatan 104,66 0,00

Obat-obatan 106,68 0,00

Jasa Perawatan Jasmani 118,06 1,93

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 121,25 0,28

VI PENDIDIKAN REKREASI DAN OLAH RAGA 105,98 1,73

Pendidikan 99,40 0,00

Kursus-kursus / Pelatihan 128,45 10,89

Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 103,66 2,57

Rekreasi 110,33 0,09

Olahraga 103,61 -0,05

VII TRANSPOR KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 121,25 -0,55

Transpor 132,67 -0,86

Komunikasi Dan Pengiriman 95,89 0,29

Sarana dan Penunjang Transpor 116,44 -0,03

(10)

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Tingkat Inflasi tahun kalender (Januari-September) 2015 tercatat 1,58 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2015 terhadap September 2014) tercatat 6,86 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama tahun kalender (Januari-September) 2014 tercatat 2,10 dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2014 terhadap September 2013) tercatat 1,05 persen.

Tabel 4

Inflasi/Deflasi Bulanan Tahun kalender Tahun ke Tahun 2013- 2015

Inflasi 2013 2014 2015

(1) (2) (3)

1 September -0,82 -0,13 0,61

2 Tahun kalender (Januari-September) 7,21 2,10 1,58

3 September terhadap September (year on year)

(tahun n) (tahun n-1) 7,30 1,05 6,86

PERBANDINGAN ANTARKOTA

Pada September 2015 di Kota Kendari tercatat Inflasi sebesar 0,61 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 118,00. Dari 82 kota IHK tercatat 46 kota Inflasi dan 36 kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Merauke 1,33 persen dengan IHK 123,20. Sementara deflasi tertinggi tercatat di Kota Sibolga 1,85 persen dengan IHK 120,15.

Perandingan Antarkota di Pulau Sumatera

Kota-kota IHK diwilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota pada September 2015, tercatat 6 kota Inflasi dan 17 kota deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Tanjung Pandan 1,20 persen dengan IHK 129,71. Sedangkan Inflasi terendah tercatat di Kota Bandar Lampung 0,02 persen dengan IHK 122,22. Sementara deflasi tercatat di Kota Sibolga 1,85 persen dengan IHK 120,15 dan Kota Jambi 1,26 persen dengan IHK 119,94 (lihat Tabel 5).

(11)

Tabel 5

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi September 2015 Kota-Kota di Pulau Sumatera dengan Nasional

(2012=100) K O T A September IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Tanjung Pandan 129,71 1,20 2. Pangkal Pinang 123,38 0,84 3. Tanjung Pinang 122,24 0,68 4. Lhokseumae 115,96 0,22 5. Metro 129,45 0,15 6. Bandar Lampung 122,22 0,02 7. Meulaboh 120,27 -0,02 8. Batam 121,52 -0,12 9. Lubuklinggau 119,23 -0,16 10. Bungo 119,20 -0,21 11, Bengkulu 128,13 -0,22 12, Dumai 122,16 -0,23 13, Pematang Siantar 123,00 -0,28 14, Banda Aceh 115,29 -0,36 15, Tembilahan 125,77 -0,38 16, Palembang 118,16 -0,38 17, Pekanbaru 121,04 -0,40 18, Padang 124,83 -0,49 19, Medan 122,77 -0,70 20, Bukittinggi 118,87 -0,73 21, Padangsidempuan 118,05 -0,82 22, Jambi 119,94 -1,26 23, Sibolga 120,15 -1,85 NASIONAL 121,67 -0,05

Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa

Pada September 2015 dari 26 kota IHK di wilayah Pulau Jawa tercatat 14 kota Inflasi dan 12 kota deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Cilegon 0,30 persen dengan IHK 124,60 dan Kota Jember 0,29 persen dengan IHK 119,52 dan inflasi terendah di Kota DKI Jakarta tercatat 0,01 persen dengan IHK 122,38.

(12)

Sementara deflasi tercatat Kota Surakarta 0,45 persen dengan IHK 117,97 dan Kota Bekasi 0,38 persen dengan IHK 119,37 (lihat Tabel 6).

Tabel 6

Perbandingan Indeks dan Inflasi September 2015 Kota-Kota di Pulau Jawa dengan Nasional

(2012=100) K O T A September IHK Inflasi (%) (1) (2) (3) 1. Cilegon 124,60 0,30 2. Jember 119,52 0,29 3. Kudus 126,93 0,28 4. Kediri 119,96 0,26 5. Surabaya 121,14 0,26 6. Probolinggo 120,64 0,23 7. Banyuwangi 119,45 0,21 8. Malang 121,79 0,21 9. Madiun 118,97 0,15 10. Sumenep 118,91 0,13 11. Cilacap 123,42 0,06 12. Bogor 121,30 0,04 13. Yogyakarta 119,14 0,04 14. DKI Jakarta 122,38 0,01 15. Bandung 120,61 -0,01 16. Purwokerto 119,00 -0,02 17. Serang 126,76 -0,02 18. Tasikmalaya 119,13 -0,08 19. Tegal 117,53 -0,14 20. Tangerang 128,50 -0,16 21. Semarang 120,46 -0,18 22. Sukabumi 120,94 -0,21 23. Cirebon 118,30 -0,27 24. Depok 120,15 -0,27 25. Bekasi 119,37 -0,38 26. Surakarta 117,97 -0,45 NASIONAL 121,67 -0,05

Perbandingan Antarkota Wilayah Luar Pulau Jawa Sumatera dan Sulawesi

Pada September 2015 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa Sumatera dan Sulawesi yang berjumlah 22. 15 kota tercatat Inflasi dan 7 kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Merauke 1,33 persen dengan IHK 123,20 dan inflasi terendah tercatat di Kota Bima 0,02 persen dengan 122,20. Sedangkan

(13)

deflasi tertinggi tercatat di Kota Ternate 1,58 persen dengan IHK 124,73 dan Kota Tual 1,41 persen dengan 133,64 (lihat Tabel 7)

Tabel 7

Perbandingan Indeks dan Inflasi September 2015

Kota-Kota di Luar Pulau Sumatera Jawa dan Sulawesi dengan Nasional (2012=100) K O T A September IHK Inflasi (%) (1) (2) (3) 1. Merauke 123,20 1,33 2. Tanjung 121,93 0,94 3. Mataram 119,95 0,55 4. Banjarmasin 119,59 0,53 5. Singkawang 121,37 0,41 6. Ambon 120,41 0,38 7. Manokwari 113,65 0,38 8. Jayapura 121,71 0,35 9. Singaraja 128,19 0,27 10. Kupang 121,54 0,27 11. Sorong 123,30 0,21 12. Maumere 115,77 0,20 13. Pontianak 128,79 0,16 14. Sampit 121,27 0,04 15. Bima 122,20 0,02 16. Samarinda 123,14 -0,06 17. Balikpapan 125,00 -0,13 18. Denpasar 118,65 -0,22 19. Tarakan 129,21 -0,29 20. Palangkaraya 118,32 -0,34 21. Tual 133,64 -1,41 22. Ternate 124,73 -1,58 NASIONAL 121,67 -0,05

Perbandingan Antarkota di Pulau Sulawesi

Pada September 2015 kota-kota IHK di wilayah Pulau Sulawesi semua tercatat Inflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Manado 0,62 persen dengan IHK 121,26 dan Kota Kendari 0,61 persen dengan IHK 118,00. Sedangkan Inflasi terendah di Kota Baubau 0,08 persen dengan IHK 124,87. (lihat Tabel 8)

(14)

Tabel 8

Perbandingan Indeks dan Inflasi September 2015 Kota-Kota di Pulau Sulawesi dengan Nasional

(2012=100) September IHK Inflasi (%) (1) (2) (3) 1. Manado 121,26 0,62 2. Kendari 118,00 0,61 3. Bulukumba 127,95 0,57 4. Makassar 121,42 0,57 5. Watampone 117,70 0,56 6. Palopo 119,35 0,47 7. Mamuju 119,84 0,22 8. Pare-Pare 118,67 0,17 9. Gorontalo 117,72 0,17 10. Palu 121,29 0,12 11. Baubau 124,87 0,08 NASIONAL 121,67 -0,05

(15)

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara

Email: Zalima@bpsgoid Informasi lebih lanjut hubungi:

Wa Zalima S Si

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun srikaya ( Annona squamosa L.) sebagai antifertilitas pada mencit putih betina

Untuk suatu vi di D, i = 1, 2, ..., n, eksponen titik vi yang dinotasikan dengan exp D (vi) adalah bi- langan bulat positif terkecil t sehingga terdapat walk dengan panjang t dari

Ber- dasarkan nilai keteguhan lentur, secara keseluruh- an BBL 3 lapis yang dibuat dari susunan bilah bambu andong secara tegak dan direkat meng- gunakan perekat

Umumnya w eb service digunakan sebagai suatu fasilitas yang disediakan oleh suatu website untuk menyediakan layanan (dalam bentuk informasi) kepada sistem lain,

Dan karena editor sudah membuat halaman baru dan ingin menambahkannya ke dalam menu maka yang perlu dicentang adalah judul halaman baru tersebut, contohnya

Dengan penambahan tersebut, total kapasitas produksi perseroan akan menjadi 425 ton per jam dari sebelumnya 405 ton per jam dari 11 pabrik yang dimiliki.. Perseroan juga

Nababan (2009) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung di Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten Data yang digunakan adalah data primer dalam

Unit kompetensi ini menggambarkan ruang lingkup pengetahuan, keterampilan serta sikap kerja yang diperlukan untuk membaca dan menterjemahkan gambar kerja dan