BAB
3
ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA
STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG
CIPTAKARYA
3.1 ARAHAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
DAN ARAHAN PENATAAN RUANG
3.1.1
ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
A.
Konsep Perencanaan Dan Pelaksanaan Program
Rencana pembangunan infrastruktur permukiman disusun dengan yang mengacu
pada rencana tata ruang maupun rencana pembangunan, baik skala nasional maupun
skala provinsi dan kabupaten/kota. Dengan memperhatikan kondisi eksisting,
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya juga mengacu pada
amanat pembangunan nasional dan amanat internasional seperti Agenda Habitat,
Amanat RIO +20, amanat Milenium Development Goals, dan amanat pembangunan
internasional lain.
Pembangunan bidang Cipta Karya juga memperhatikan Isu-isu Strategis yang
mempengaruhi pembangunan pada suatu wilayah seperti lokasi rawan bencana alam,
dampak terjadinya perubahan iklim, faktor daya beli masyarakat akibat kemiskinan,
reformasi birokrasi, kepadatan penduduk khususnya pada kawasan perkotaan, serta
green economy
.
Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya merupakan tanggung jawab
bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan melibatkan unsur
masyarakat dan stakeholder dari dunia usaha (swasta) supaya tercipta Permukiman yang
Layak Huni dan Berkelanjutan.
Penjabaran rencana pembangunan seperti yang tertera pada gambar 3.1 akan
disusun secara sistematis dengan berlandaskan pada rencana kerangka jangka menengah
yang menjadi dasar pada penjabaran rencana kerja bidang Cipta Karya, dan juga mengacu
pada Rencana Strategis (Renstra) Cipta Karya. Untuk itu, sesuai dengan yang telah
digariskan pada Rencana Strategis, diperlukan penyusunan rencana yang lebih teknis,
yang didasarkan pada skenario pemanfaatan dan perwujudan struktur dan pola ruang
yang diwujudkan dalam strategi pengembangan wilayah dan strategi pengembangan
sektor. Rencana yang lebih teknis tersebut disusun dalam kerangka jangka menengah
dan dijabarkan pada tataran kegiatan yang lebih rinci dari berbagai macam aspek, seperti
rencana pendanaan, sumber pendanaan dan kerangka pelaksanaannya. Dokumen
perencanaan tersebut diwujudkan dalam bentuk Rencana Program Investasi Jangka
Menengah (RPI2-JM) bidang Cipta Karya.
Gambar 3.1
Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Dalam pelaksanaannya nanti RPI2-JM Bidang Cipta Karya akan menjadi salah satu
aspek yang dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran atau rencana kerja tahunan,
baik di tingkat pusat maupun di tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam arti bahwa
Isu-Isu Strategis - Bencana Alam - Perubahan Iklim - Reformasi Birokasi
- Kepadatan Penduduk Perkotaan - Pengarusutamaan Gender - Green Economy Permasalahan dan Potensi Daerah Dukungan Stakeholder - Daerah (Prov/Kota/Kab) - Dunia Usaha - Masyarakat Amanat Penataan Ruang/Spasial UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang RTRW NAsional/KSN RTRW Provinsi/Kota/Kabupa ten Amanat Pembangunan Nasional - RPJPN 2005-2025 - RPJMN 2010-2014 - UU/PP (UU 32/2004, PP 38/2007.dll) - MP3EI - MP3KI - KEK - Direktif Presiden
Amanat Pembangunan Nasional - UU No. 20/2001 tentang Rumah Susun - UU No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung - UU No. 18/2008 tentang Pengelolaan
Persampahan
- UU No. 7/2004 tentang SDA
- PP No. 18/2005 tentang Pengembangan SPAM - PP 81/2012 tentang Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah sejenis - PP 36/2005 tentang Peraturan
- Standar Pelayanan Minimal Bidang PU dan Penataan Ruang - RPI-2JM Amanat Internasional Agenda Habitat RIO +20 MDGs SDG Kondisi Eksisting Pembangunan Bidang Cipta Karya
A.Rencana dan Program Bidang CK B.Pelaksanaan Pembangunan Bidang CK
Permukiman yang Layak Huni dan
rencana pembangunan dalam RPI2-JM tersebut harus tertuang dalam rencana
kerja/RKP/RKPD.
Dengan demikian jelas bahwa RPI2-JM Bidang Cipta Karya merupakan perwujudan
rencana dari berbagai macam kebijakan yang menyangkut pembangunan infrastruktur
Bidang Cipta Karya, sesuai dengan sistem perencanaan pembangunan nasional yang
berlaku Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional. Penyusunan Program bidang Cipta Karya merupakan rangkaian
aktivitas penyiapan usulan kegiatan ke-Cipta Karya-an di tingkat kabupaten/kota sampai
dengan provinsi yang selaras dengan pencapaian sasaran kinerja DJCK dan penanganan
isu-isu strategis bidang Cipta Karya bersumber pada dokumen RPI2-JM.
Gambar 3.2
Konsep Penyusunan Program dan Penganggaran Bidang Cipta Karya
Dasar penyusunan program DJCK yaitu Renstra Kementerian PU 2010-2014 dan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2-JM) Kab/Kota bidang Cipta Karya.
Keluaran proses Penyusunan Program berupa Memorandum Program (MP) Provinsi.
Gambar 3.3
Konsep Distribusi dan Pelaksana Kegiatan Bidang Cipta Karya
B.
Amanat Pembangunan Nasional
Infrastruktur permukiman memiliki fungsi strategis dalam pembangunan nasional
karena turut berperan serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi
angka kemiskinan, maupun menjaga kelestarian lingkungan. Oleh sebab itu, Ditjen Cipta
Karya berperan penting dalam implementasi amanat kebijakan pembangunan nasional.
Rencana Program Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
RPJPN 2005-2025 yang ditetapkan melalui UU No. 17 Tahun 2007, merupakan
dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang sebagai arah dan prioritas
pembangunan secara menyeluruh yang akan dilakukan secara bertahap dalam jangka
waktu 2005-2025. Dalam dokumen tersebut, ditetapkan bahwa Visi Indonesia pada tahun
2025 adalah “Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur”.
Mandiri :
Bangsa mandiri adalah bangsa yang mampu mewujudkan kehidupan sejajar
dan sederajat dengan bangsa lain yang telah maju dengan mengandalkan
pada kemampuan dan kekuatan sendiri.
Maju
:
Suatu bangsa dikatakan makin maju apabila sumber daya manusianya
memiliki kepribadian bangsa, berakhlak mulia, dan berkualitas pendidikan
yang tinggi.
Adil
:
Sedangkan Bangsa adil berarti tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun,
baik antarindividu, gender, maupun wilayah.
Makmur :
Kemudian Bangsa yang makmur adalah bangsa yang sudah terpenuhi
seluruh kebutuhan hidupnya, sehingga dapat memberikan makna dan arti
penting bagi bangsa-bangsa lain di dunia.
Dalam mewujudkan visi pembangunan nasional tersebut ditempuh melalui 8 (delapan)
misi pembangunan nasional sebagai berikut:
1.
Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan
beradab berdasarkan falsafah Pancasila
adalah memperkuat jati diri dankarakter
bangsa melalui pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yangbertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memeliharakerukunan
internal dan antarumat beragama, melaksanakan interaksiantar budaya,
mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhurbudaya bangsa, dan
memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalamrangka memantapkan
landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.
2.
Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing
adalah mengedepankan pembangunan
sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan
pemanfaatan iptek melalui penelitian; pengembangan, dan penerapan menuju
inovasi secara berkelanjutan; membangun infrastruktur yang maju serta reformasi di
bidang hukum dan aparatur negara; dan memperkuat perekonomian domestik
berbasis keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan
membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk
pelayanan jasa dalam negeri.
3.
Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum
adalah memantapkan
kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran masyarakat sipil;
memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin pengembangan
media dan kebebasan media dalam mengomunikasikan kepentingan masyarakat;
dan melakukan pembenahan struktur hukum dan meningkatkan budaya hukum dan
menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak rakyat
kecil.
4.
Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu
adalah membangun kekuatan TNI
hingga melampaui kekuatan esensial minimum serta disegani di kawasan regional
dan internasional; memantapkan kemampuan dan meningkatkan profesionalisme
Polri agar mampu melindungi dan mengayomi masyarakat; mencegah tindak
kejahatan, dan menuntaskan tindakan kriminalitas; membangun kapabilitas lembaga
intelijen dan kontra-intelijen negara dalam penciptaan keamanan nasional; serta
meningkatkan kesiapan komponen cadangan, komponen pendukung pertahanan
dan kontribusi industry pertahanan nasional dalam sistem pertahanan semesta.
5.
Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan
adalah meningkatkan
pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh,
keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah;
menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis; menyediakan akses
yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan
prasarana ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek
termasuk gender.
6.
Mewujudkan Indonesia asri dan lestari
adalah memperbaiki pengelolaan
pelaksanaan
pembangunan
yang
dapat
menjaga
keseimbangan
antara
pemanfaaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan
dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui pemanfaatan ruang yang
serasi antara penggunaan untuk pemukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya
konservasi; meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan
yang berkesinambungan; memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup untuk mendukung kualitas kehidupan; memberikan keindahan dan
kenyamanan kehidupan; serta meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan
keaneka ragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan.
7.
Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan
masyarakat dan pemerintah agar pembangunan Indonesiaberorientasi kelautan;
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yangberwawasan kelautan melalui
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologikelautan; mengelola wilayah laut
nasional untuk mempertahankan kedaulatandan kemakmuran; dan membangun
ekonomi kelautan secara terpadu denganmengoptimalkan pemanfaatan sumber
kekayaan laut secara berkelanjutan.
8.
Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional
adalah memantapkan diplomasi Indonesia dalam rangkamemperjuangkan
kepentingan nasional; melanjutkan komitmen Indonesiaterhadap pembentukan
identitas dan pemantapan integrasi internasional danregional; dan mendorong kerja
sama internasional, regional dan bilateralantarmasyarakat, antarkelompok, serta
antarlembaga di berbagai bidang.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
RPJMN 2010-2014 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010
menyebutkan bahwa infrastruktur merupakan salah satu prioritas pembangunan
nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkeadilan dengan
mendorong partisipasi masyarakat Dalam rangka pemenuhan hak dasar untuk tempat
tinggal dan lingkungan yang layak sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28H,pemerintah
memfasilitasi penyediaan perumahan bagi masyarakat berpendapatan rendah serta
memberikan dukungan penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman, seperti air
minum, air limbah, persampahan dan drainase.Dokumen RPJMN juga menetapkan
sasaran pembangunan infrastruktur permukiman pada periode 2010-2014, yaitu:
a.
Tersedianya akses
air minum
bagi 70 % penduduk pada akhir tahun 2014, dengan
perincian akses air minum perpipaan 32 persen dan akses air minum non-perpipaan
terlindungi 38 %.
b.
Terwujudnya kondisi Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) hingga akhir tahun
2014, yang ditandai dengan tersedianya akses terhadap
sistem pengelolaan air
limbah terpusat (
off-site)
bagi 10% total penduduk, baik melalui sistem pengelolaan
air limbah terpusat skala kota sebesar 5% maupun sistem pengelolaan air limbah
terpusat skala komunal sebesar 5 % serta penyediaan akses dan peningkatan kualitas
sistem pengelolaan air limbah setempat (
on-site)
yang layak bagi 90 % total
penduduk.
c.
Tersedianya akses terhadap
pengelolaan sampah
bagi 80 % rumah tangga di daerah
perkotaan.
d.
Menurunnya luas
genangan
sebesar 22.500 Ha di 100 kawasan strategis perkotaan.
Tabel 3.1:
Sasaran Utama Pembangunan RPJMN 2010-2014
No Pembangunan Sasaran
I. Sasaran Pembangunan Kesejahteraan Rakyat 1. Ekonomi
a. Pertumbuhan ekonomi Rata-rata 6,3 – 6,8 persen pertahun
Sebelum tahun 2014 tumbuh 7%
b. Inflasi Rata-rata 4 - 6 persen pertahun
c. Tingkat Pengangguran (terbuka) 5 - 6 persen pada akhir tahun 2014
d. Tingkat Kemiskinan 8 - 10 persen pada akhir tahun 2014
2. Pendidikan
Status Awal 2008 Target 2014
a. Meningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk berusia 15 tahun ke atas (tahun)
7,50 8,25
b. Menurunnya angka buta aksara penduduk berusia 15 tahun ke atas (persen)
5,97 4,18
c. Meningkatnya APM SD/SDLB/MI/Paket A
(persen)
95,14 96,00
d. Meningkatnya APM SMP/SMPLB/MTs/ Paket B (persen)
72,28 76,00
e. Meningkatnya APK SMA/SMK/ MA/Paket C (persen)
64,28 85,00
f. Meningkatnya APK PT usia 19-23 tahun (persen) 21,26 30,00
g. Menurunnya disparitas partisipasi dan kualitas pelayanan pendidikan antarwilayah, gender, dan sosial ekonomi, serta antarsatuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat
3. Kesehatan
Status Awal 2008 Target 2014
a. Meningkatnya umur harapan hidup (tahun) 70,7 72,0
b. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup
228 118
c. Menurunnya angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
34 24
d. Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita (persen)
18,4 < 15
4. Pangan
a. Produksi Padi Tumbuh 3,22 persen per tahun
b. Produksi Jagung Tumbuh 10,02 persen per tahun
c. Produksi Kedelai Tumbuh 20,05 persen per tahun
d. Produksi Gula Tumbuh 12,55 persen per tahun
e. Produksi Daging Sapi Tumbuh 7,30 persen per tahun
5. Energi
a. Peningkatan kapasitas pembangkit Listrik 3.000 MW pertahun
b. Meningkatnya rasio elektrifikasi Pada tahun 2014 mencapai 80 persen
c. Meningkatnya produksi minyak bumi Pada tahun 2014 mencapai 1,01 juta barrel perhari
No Pembangunan Sasaran 6. Infrastruktur
a. Pembangunan Jalan Lintas Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua
Hingga tahun 2014 mencapai sepanjang 19.370 km
b. Pembangunan jaringan prasarana dan penyediaan sarana transportasi antar-moda dan antar-pulau yang terintegrasi sesuai dengan Sistem Transportasi Nasional dan Cetak Biru Transportasi Multimoda
Selesai tahun 2014
c. Penuntasan pembangunan Jaringan Serat Optik di Indonesia Bagian Timur
Selesai sebelum tahun 2013 d. Perbaikan sistem dan jaringan transportasi d 4 kota
besar (Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan)
Selesai tahun 2014 II. Sasaran Pembangunan Demokrasi
1. Meningkatnya kualitas demokrasi Indonesia 1) Semakin terjaminnya peningkatan iklim politik kondusif bagi berkembangnya kualitas kebebasan sipil dan hak-hak politik rakyat yang semakin seimbang dengan peningkatan kepatuhan terhadap pranata hukum;
2) Meningkatnya kinerja lembaga-lembaga demokrasi, dengan indeks rata-rata 70 pada akhir tahun 2014;
3) Menyelenggarakan pemilu tahun 2014 yang dapat dilaksanakan dengan adil dan demokratis, dengan tingkat partisipasi politik rakyat 75% dan berkurangnya diskriminasi hak dipilih dan memilih; 4) Meningkatnya layanan informasi dan
komunikasi
Pada tahun 2014: Indeks Demokrasi Indonesia: 73
III. Sasaran Pembangunan Penegakan Hukum 1. Tercapainya suasana dan kepastian keadilan
melalui penegakan hukum (rule of law) dan terjaganya ketertiban umum.
1) Persepsi masyarakat pencari keadilan untuk merasakan kenyamanan, kepastian, keadilan dan keamanan dalam berinteraksi dan mendapat pelayanan dari para penegak hokum
2) Tumbuhnya kepercayaan dan
penghormatan publik kepada aparat dan lembaga penegak hukum
3) Mendukung iklim berusaha yang baik sehingga kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan pasti dan aman serta efisisen Indeks Persepsi Korupsi (IPK) tahun 2014 sebesar 5,0 yang meningkat dari 2,8 pada tahun 2009
Untuk mencapai sasaran tersebut maka kebijakan pembangunan diarahkan untuk
meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan air minum dan sanitasi yang
memadai, melalui :
a.
menyediakan perangkat peraturan di tingkat Pusat dan/atau Daerah,
b.
memastikan ketersediaan air baku air minum,
c.
meningkatkan prioritas pembangunan prasarana dan sarana permukiman,
d.
meningkatkan kinerja manajemen penyelenggaraan air minum, penanganan air
limbah, dan pengelolaan persampahan,
e.
meningkatkan sistem perencanaan pembangunan air minum dan sanitasi,
f.
meningkatkan cakupan pelayanan prasarana permukiman,
g.
Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS),
h.
Mengembangkan alternatif sumber pendanaan bagi pembangunan infrastruktur,
i.
meningkatkan keterlibatan masyarakat dan swasta,
j.
mengurangi volume air limpasan, melalui penyediaan bidang resapan.
Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
Dalam rangka transformasi ekonomi menuju negara maju dengan pertumbuhan
ekonomi 7-9 persen per tahun, Pemerintah menyusun MP3EI yang ditetapkan melalui
Perpres No. 32 Tahun 2011. Dalam dokumen tersebut pembangunan setiap koridor
ekonomi dilakukan sesuai tema pembangunan masing-masing dengan prioritas pada
kawasan perhatian investasi (KPI MP3EI). Ditjen Cipta Karya diharapkan dapat
mendukung penyediaan infrastruktur permukiman pada KPI Prioritas untuk menunjang
kegiatan ekonomi di kawasan tersebut. Kawasan Perhatian Investasi atau KPI dalam
MP3EI adalah adalah satu atau lebih kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat
atau terhubung dengan satu atau lebih faktor konektivitas dan SDM IPTEK. Pendekatan
KPI dilakukan untuk mempermudah identifikasi, pemantauan, dan evaluasi atas kegiatan
ekonomi atau sentra produksi yang terikat dengan faktor konektivitas dan SDM IPTEK
yang sama.
Prinsip Dasar Keberhasilan Pembangunan
Prinsip-prinsip dasar percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi menuju
negara maju membutuhkan perubahan dalam cara pandang dan perilaku seluruh
komponen bangsa, sebagai berikut :
•
Perubahan harus terjadi untuk seluruh komponen bangsa;
•
Perubahan pola pikir (
mindset)
dimulai dari Pemerintah dengan birokrasinya;
•
Perubahan membutuhkan semangat kerja keras dan keinginan untuk membangun
kerjasama dalam kompetisi yang sehat;
•
Produktivitas, inovasi, dan kreatifitas didorong oleh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) menjadi salah satu pilar perubahan;
•
Peningkatan jiwa kewirausahaan menjadi faktor utama pendorong perubahan;
•
Dunia usaha berperan penting dalam pembangunan ekonomi;
•
Kampanye untuk melaksanakan pembangunan dengan mempertimbangkan
prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan;
•
Kampanye untuk perubahan pola pikir untuk memperbaiki kesejahteraan dilakukan
secara luas oleh seluruh komponen bangsa.
Prasyarat Keberhasilan Pembangunan
1.
Peran Pemerintah dan Dunia Usaha
Dunia Usaha (Swasta, BUMN, dan BUMD) mempunyai peran utama dan penting
dalam pembangunan ekonomi, terutama dalam peningkatan investasi dan
penciptaan lapangan kerja, sementara Pemerintah bertanggung jawab menciptakan
kondisi ekonomi makro yang kondusif untuk percepatan dan perluasan investasi.
Oleh karena itu, kebijakan pembangunan harus didukung oleh komitmen dunia usaha
maupun Pemerintah
2.
Reformasi Kebijakan Keuangan Negara
Kebijakan anggaran harus dimulai dengan menciptakan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) yang
credible
dan berkelanjutan, serta diprioritaskan untuk
akselerasi pertumbuhan demi menciptakan pembangunan yang merata dan
berkelanjutan.
Pajak dan Bea Masuk adalah instrumen kebijakan ekonomi untuk mendukung
percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi nasional, untuk itu diperlukan
reformasi.
Hal lain terkait reformasi kebijakan keuangan negara adalah diperlukannya reformasi
sistem pelaporan kekayaan negara yang meliputi penyusunan arus dana negara dan
neraca, harta dan kewajiban, baik yang bersifat keuangan, sumber daya alam, tanah
dan bangunan, maupun yang lain. Laporan kekayaan negara tersebut memungkinkan
pemerintah melakukan pemberdayaan aset secara efektif dan efisien.
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia memerlukan dukungan
birokrasi Pemerintah berupa reformasi yang berdasarkan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
•
Menciptakan birokrasi yang efektif, dapat mengatur kehidupan masyarakat dan
mendukung kebutuhan sektor usaha;
•
Birokrasi didukung oleh kelembagaan yang kuat dan efektif, menciptakan
birokrasi dan administrasi yang rapi, lembaga legislatif yang bertanggung jawab,
lembaga yudisial yang independen;
•
Menciptakan komitmen kepada penerapan
good governance
;
•
Birokrasi dan struktur kelembagaan yang kuat dan efektif harus mampu menjadi
saluran umpan balik bagi perencanaan ke depan.
4.
Penciptaan Konektivitas Antar Wilayah di Indonesia
Pemerintah menjadi motor penciptaan konektivitas antar wilayah yang diwujudkan
dalam bentuk :
Merealisasikan sistem yang terintegrasi antara logistik nasional, sistem
transportasi nasional, pengembangan wilayah, dan sistem komunikasi dan
informasi;
Identifikasi simpul-simpul transportasi (
transportation hubs
) dan
distribution
centers
untuk memfasilitasi kebutuhan logistik bagi komoditi utama dan
penunjang;
Penguatan konektivitas intra dan antar koridor dan konektivitas internasional
(
global connectivity
);
Peningkatan jaringan komunikasi dan teknologi informasi untuk memfasilitasi
seluruh aktifitas ekonomi, aktivitas pemerintahan, dan sektor pendidikan nasional.
5.
Kebijakan Ketahanan Pangan, Air, dan Energi
Ketahanan pangan merupakan prasyarat penting mendukung keberhasilan
pembangunan Indonesia. berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
•
Ketahanan pangan memperhatikan dimensi konsumsi dan produksi;
•
Pangan tersedia secara mencukupi dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sehat dan produktif;
•
Upaya diversifikasi konsumsi pangan terjadi jika pendapatan masyarakat
meningkat dan produk pangan dihargai sesuai dengan nilai ekonominya;
•
Diversifikasi produksi pangan terutama tepung-tepungan, disesuaikan dengan
potensi produksi pangan daerah;
•
Pembangunan sentra produksi pangan baru berskala ekonomi luas di Luar Jawa;
•
Peningkatan produktivitas melalui peningkatan kegiatan penelitan dan
pengembangan khususnya untuk bibit maupun teknologi pasca panen.
Kebijakan terkait penyediaan air bersih tidak terfokus pada pembangunan
infrastruktur, namun juga harus memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut:
•
Pemerintah memastikan ketersediaan dan akses terhadap air bagi seluruh
penduduk;
•
Penyediaan air bersih memperhatikan kelestarian lingkungan sumber air untuk
menjaga keberlanjutannya;
•
Pengembangan hutan tanaman harus dilanjutkan guna memastikan peningkatan
luas hutan untuk keberlanjutan ketersediaan air;
•
Kabupaten/Kota memiliki luasan hutan sebagai persentase tertentu dari luas
wilayahnya.
Ketahanan energi didasarkan kepada manajemen resiko dari kebutuhan dan
ketersediaan energi di Indonesia, yang meliputi :
Manajemen resiko tersebut melalui pengaturan komposisi energi
(energy mix)
yang mendukung pembangunan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan;
Revisi peraturan perundang-undangan yang tidak mendukung iklim usaha, serta
perbaikan konsistensi antar peraturan;
Pembatasan ekspor komoditas energi untuk pengolahan lebih lanjut di dalam
negeri guna meningkatkan nilai tambah ekspor;
Tata kelola penambangan untuk meminimalkan kerusakan lingkungan.
6.
Jaminan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan
Negara bertanggung jawab melaksanakan sistem perlindungan sosial untuk
melindungi masyarakat terhadap resiko pembangunan ekonomi, sehingga perlu
menyediakan jaminan sosial, bantuan sosial dan asuransi sosial.
Penanggulangan
kemiskinan
dilaksanakan
secara
berkelanjutan
dengan
berlandaskan penciptaan lapangan kerja seluas-luasnya. Penanggulangan kemiskinan
adalah upaya terkoordinasi antara pemerintah dan masyarakat yang mana
masing-masing memiliki peran tersendiri
Peningkatan Potensi Ekonomi Wilayah Melalui Koridor Ekonomi
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia diselenggarakan
berdasarkan pendekatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, baik yang
telah ada maupun yang baru. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari
pendekatan sektoral dan regional. Setiap wilayah mengembangkan produk yang menjadi
keunggulannya. Tujuan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi tersebut
adalah untuk memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan
daerah serta memperbaiki ketimpangan spasial pembangunan ekonomi Indonesia.
Pengembangan
pusat-pusat
pertumbuhan
ekonomi
dilakukan
dengan
mengembangkan klaster industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pengembangan
pusat pertumbuhan tersebut disertai dengan penguatan konektivitas antar
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan antara pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan lokasi
kegiatan ekonomi serta infrastruktur pendukungnya. Secara keseluruhan, pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi dan konektivitas tersebut menciptakan Koridor Ekonomi
Indonesia. Peningkatan potensi ekonomi wilayah melalui koridor ekonomi ini menjadi
salah satu dari tiga strategi utama (pilar utama).
Dalam rangka Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi dibutuhkan
penciptaan kawasan-kawasan ekonomi baru, diluar pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
yang telah ada. Pemerintah dapat memberikan perlakuan khusus untuk mendukung
pembangunan pusat-pusat tersebut, khususnya yang berlokasi di luar Jawa, terutama
kepada dunia usaha yang bersedia membiayai pembangunan sarana pendukung dan
infrastruktur. Tujuan pemberian perlakuan khusus tersebut adalah agar dunia usaha
memiliki perspektif jangka panjang dalam pembangunan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi baru.
Perlakuan khusus tersebut antara lain meliputi : kebijakan perpajakan dan
kepabeanan peraturan ketenagakerjaan, dan perijinan sesuai kesepakatan dengan dunia
usaha. Untuk menghindari terjadinya
enclave
dari pusat-pusat pertumbuhan tersebut,
Pemerintah Pusat dan Daerah mendorong dan mengupayakan terjadinya keterkaitan
(
linkage)
semaksimal mungkin dengan pembangunan ekonomi di sekitar pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi. Pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru tersebut dapat berupa
KEK dalam skala besar yang diharapkan dapat dikembangkan disetiap koridor ekonomi
disesuaikan dengan potensi wilayah yang bersangkutan.
Pembangunan koridor ekonomi ini juga dapat diartikan sebagai pengembangan
wilayah untuk menciptakan dan memberdayakan basis ekonomi terpadu dan kompetitif
serta berkelanjutan. Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia melalui
pembangunan Koridor Ekonomi Indonesia memberikan penekanan baru bagi
pembangunan ekonomi wilayah.
Gambar 3.4.
Ilustrasi Koridor Ekonomi Indonesia
Penguatan Konektivitas Nasional
Suksesnya pelaksanaan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia tersebut sangat tergantung pada kuatnya derajat konektivitas ekonomi
nasional (intra dan inter wilayah) maupun konektivitas ekonomi internasional Indonesia
dengan pasar dunia. Dengan pertimbangan tersebut Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) menetapkan penguatan
konektivitas nasional sebagai salah satu dari tiga strategi utama (pilar utama).
Konektivitas Nasional merupakan pengintegrasian 4 (empat) elemen kebijakan
nasional yang terdiri dari Sistem Logistik Nasional (Sislognas), Sistem Transportasi
Nasional (Sistranas), Pengembangan wilayah (RPJMN/RTRWN), Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK/ICT). Upaya ini perlu dilakukan agar dapat diwujudkan konektivitas
nasional yang efektif, efisien, dan terpadu. Konektivitas nasional Indonesia merupakan
bagian dari konektivitas global. Oleh karena itu, perwujudan penguatan konektivitas
nasional perlu mempertimbangkan keterhubungan Indonesia dengan dengan
pusat-pusat perekonomian regional dan dunia (global) dalam rangka meningkatkan daya saing
nasional. Hal ini sangat penting dilakukan guna memaksimalkan keuntungan dari
keterhubungan regional dan global/internasional.
Gambar 3.5.
Maksud dan tujuan Penguatan Konektivitas Nasional adalah sebagai berikut :
1.
Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi utama untuk memaksimalkan
pertumbuhan berdasarkan prinsip keterpaduan, bukan keseragaman, melalui
inter-modal supply chains systems
.
2.
Memperluas pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan aksesibilitas dari
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi ke wilayah belakangnya (
hinterland
)
.
3.
Menyebarkan manfaat pembangunan secara luas (pertumbuhan yang inklusif dan
berkeadilan) melalui peningkatan konektivitas dan pelayanan dasar ke daerah
tertinggal, terpencil dan perbatasan dalam rangka pemerataan pembangunan.
Tabel 3.2.
Komponen Konektivitas Sumber : MP3EI
Gambar 3.6.
Visi Konektivitas Indonesia
Hasil dari pengintegrasian keempat komponen konektivitas nasional tersebut
kemudian dirumuskan visi konektivitas nasional yaitu ‘
TERINTEGRASI SECARA LOKAL,
TERHUBUNG SECARA GLOBAL (
LOCALLY INTEGRATED, GLOBALLY CONNECTED
)
’.
Locally Integrated
adalah pengintegrasian sistem konektivitas untuk mendukung
perpindahan komoditas, yaitu barang, jasa, dan informasi secara efektif dan efisien dalam
wilayah NKRI. Oleh karena itu, diperlukan integrasi simpul dan jaringan transportasi,
pelayanan
inter-moda
tansportasi, komunikasi dan informasi serta logistik. Simpul-simpul
transportasi (pelabuhan, terminal, stasiun, depo, pusat distribusi, kawasan pergudangan,
bandara) perlu diintegrasikan dengan jaringan transportasi dan pelayanan sarana
inter-moda transportasi yang terhubung secara efisien dan efektif. Jaringan komunikasi dan
informasi juga perlu diintegrasikan untuk mendukung kelancaran arus informasi
terutama untuk kegiatan perdagangan, keuangan dan kegiatan perekonomian lainnya
berbasis elektronik.
Sistem tata kelola arus barang, arus informasi dan arus keuangan harus dapat
dilakukan secara efektif dan efisien, tepat waktu, serta dapat dipantau melalui jaringan
informasi
dan
komunikasi
(
virtual
)
mulai
dari
proses
pengadaan,
penyimpanan/pergudangan, transportasi, distribusi, dan penghantaran barang sesuai
dengan jenis, kualitas, jumlah, waktu dan tempat yang dikehendaki produsen dan
konsumen, mulai dari titik asal (
origin
) sampai dengan titik tujuan (
destination
).
Globally connected
adalah sistem konektivitas nasional yang efektif dan efisien
yang terhubung dan memiliki peran kompetitif dengan sistem konektivitas global melalui
jaringan
pintu
internasional
pada
pelabuhan
dan
bandara
(
international
gateway/exchange)
termasuk fasilitas
custom
dan
trade/industry facilitation
. Efektivitas
dan efisiensi sistem konektivitas nasional dan keterhubungannya dengan konektivitas
global akan menjadi tujuan utama untuk mencapai visi tersebut.
Gambar 3.7.
Kerangka Kerja Konektivitas Nasional
Fokus Penguatan Konektivitas Nasional untuk mendukung percepatan dan
perluasan pembangunan ekonomi indonesia adalah sebagai berikut :
Penguatan Kemampuan SDM dan IPTEK Nasional
Peningkatan kemampuan SDM dan IPTEK Nasional menjadi salah satu dari 3 (tiga)
strategi utama pelaksanaan MP3EI. Hal ini dikarenakan pada era ekonomi berbasis
pengetahuan, mesin pertumbuhan ekonomi sangat bergantung pada kapitalisasi hasil
penemuan menjadi produk inovasi. Dalam konteks ini, peran sumber daya manusia yang
berpendidikan menjadi kunci utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi
yangberkesinambungan. Oleh karena itu, tujuan utama di dalam sistem pendidikan dan
pelatihan untuk mendukung hal tersebut diatas haruslah bisa menciptakan sumber daya
manusia yang mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan sains dan
teknologi.
Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pengentasan Kemiskinan Indonesia (MP3KI)
Sesuai dengan agenda RPJMN 2010-2014, pertumbuhan ekonomi perlu diimbangi
dengan upaya pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. Untuk itu, telah ditetapkan
MP3KI dimana semua upaya penanggulangan kemiskinan diarahkan untuk mempercepat
laju penurunan angka kemiskinan dan memperluas jangkauan penurunan tingkat
kemiskinan di semua daerah dan di semua kelompok masyarakat. Dalam mencapai misi
penanggulangan kemiskinan pada tahun 2025, MP3KI bertumpu pada sinergi dari tiga
strategi utama, yaitu :
a.
Mewujudkan sistem perlindungan sosial nasional yang menyeluruh, terintegrasi,dan
mampu melindungi masyarakat dari kerentanan dan goncangan,
b.
Meningkatkan pelayanan dasar bagi penduduk miskin dan rentan sehingga dapat
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar dan meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia di masa mendatang,
c.
Mengembangkan penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood) masyarakat
miskin dan rentan melalui berbagai kebijakan dan dukungan di tingkat lokal dan
regional dengan memperhatikan aspek.
Kementerian Pekerjaan Umum, khususnya Ditjen Cipta Karya, berperan penting
dalam pelaksanaan MP3KI, terutama terkait dengan pelaksanaan program
pemberdayaan masyarakat (PNPM-Perkotaan/P2KP, PPIP, Pamsimas, Sanimas dsb) serta
Program Pro Rakyat.
Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan (Ekonomi Makro)
Kerangka MP3KIKomponen Saat ini 2013-1014 MP3KI 2015-2025
A. Mekanisme Ekonomi
- Pertumbuhan
Ekonomi Pertumbuhan inklusif (MP3EI)
- Stabilitas
Ekonomi Makro
Pengendalian Inflasi dan Kesinambungan fiskal untuk menjaga daya beli masyarakat
B. Afirmasi
(Keberpihakan)
- Program 4 Klaster Belum terpadu lokasi
dan waktu, terutama untuk kantong kemiskinan
Terpadu pada lokasi & waktu, terutama kantong kemiskinan
Sinergi dengan program daerah dan CSR Konsolidasi program bantuan sosial >>>unified data base - Sistem Jaminan
Sosial Sistem dan cakupan terbatas Sistem diperbaiki (BPJS Kesehatan) dan cakupan diperluas Sistem semakin lengkap (BPJS lainnya) &universal coverage - Sustainable
Livelihood Terbatas >> daya tahan penduduk miskin rentan
Peningkatan income generating activities (wirausaha, financial inclusion, dan supply chain
MP3EI)
- Dukungan Data belum terpadu Data sasaran terintegrasi (PPLS), bertahap
Transformasi : Perlindungan Sosial, Pelayanan Dasar dan Penghidupan Berkelanjutan
Agenda Transformasi Penanggulangan Kemiskinan MP3KI 2013-2025 dan RPJMN 2015-2025
Instrumen MP3KI Jangka Pendek-Menengah
Sinergi MP3KI dan MP3EI
A)
Tujuan
1.
Mempercepat upaya pengurangan kemiskinan
2.
Menghindarkan dan mengurangi kesenjangan pendapatan antar
penduduk
B)
Strategi
1.
Meningkatkan efek spill over dari pusat-pusat pertumbuhan MP3EI ke
wilayah
2.
Meningkatkan kapasitas penduduk untuk memanfaatkan peluang
- 157 Kecamatan - Pola “keroyokan” di
lokasi kemiskinan terpilih
- Pendanaan: anggaran regular, block grant
dari Kementerian, dan APBD
Percepatan
Pengurangan Kemiskinan (Quick Wins)- 273 Kecamatan - Penambahan (on top) BLM PNPM Mandiri - Pendanaan: block grant dari Kementerian
Penguatan
Kecamatan Kantong Kemiskinan - 6 Kecamatan - Uji coba pendekatanpenghidupan berkelanjutan melalui perlindungan dan pengembangan aset, khususnya perluasan akses ekonomi - Pendanaan: anggaran K/L di
lokasi pilot
Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (
Livelihood
)Ketiga instrumen dilaksanakan dengan menggunakan platform PNPM
1. Peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya
manusia masyarakat miskin perdesaan dan perkotaan
2. Pengembangan dan diversifikasi sumber usaha
masyarakat miskin berbasis sumber daya alam
3. Penyediaan dan pengembangan infrastruktur dasar
terpadu, yaitu: listrik, sanitasi, air bersih, dan transportasi alternative bagi masyarakat perdesaan
4. Pemberian jaminan pelayanan dasar dan
perlindungan sosial di wilayah perdesaan, terpencil dan perbatasan
C)
Implementasi (antara lain)
1.
Kebijakan umum: industri padat karya dan upah minimum
2.
Meningkatkan akses (transportasi) dari pusat pertumbuhan ke non pusat
pertumbuhan
3.
Membangun Sekolah Kejuruan dan melaksanakan berbagai diklat
kewirausahaan dan ketrampilan
4.