• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Dukungan Religius Keluarga Pada Pasien Yang Dilakukan Hemodialisa Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambaran Dukungan Religius Keluarga Pada Pasien Yang Dilakukan Hemodialisa Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN DUKUNGAN RELIGIUS KELUARGA PADA

PASIEN YANG DILAKUKAN HEMODIALISA DI RSUD DR.

MOEWARDI SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Keperawatan

Oleh : RIMA PRATIWI

J210160072

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

(2)
(3)
(4)
(5)

1

GAMBARAN DUKUNGAN RELIGIUS KELUARGA PADA PASIEN YANG DILAKUKAN HEMODIALISA DI RSUD DR. MOEWARDI

SURAKARTA ABSTRAK

Hemodialisa merupakan salah satu terapi untuk pengganti fungsi ginjal, menggunakan sebuah alat yang khusus untuk mengeluarkan toksik uremik dan mengatur cairan elektrolit tindakan ini juga merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup penderita gagal ginjal kronik. Pasien hemodialisis menghadapi perubahan yang signifikan karena mereka harus beradaptasi terhadap terapi hemodialisis, komplikasi yang terjadi, perubahan peran di dalam keluarga, perubahan gaya hidup, dan aktivitas yang harus mereka lakukan terkait dengan terapi hemodialisis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tindakan religius pada anggota keluarga yang dilakukan hemodialisa di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan Desember 2019. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakkan rancangan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga pasien yang dilakukan Hemodialisa di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Sedangkan sampel yang digunakan untuk penelitian sebanyak 50 sampel. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan Analisis Univariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa banyaknya dukungan religius keluarga pada pasien yang dilakukan hemodialisa di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan kategori tinggi sebanyak 20 responden atau sebesar 40% sedangkan dukungan religius keluarga pada pasien yang dilakukan hemodialisa di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan kategori rendah sebanyak 30 responden atau sebesar 60%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dukungan religius keluarga pada pasien yang dilakukan hemodialisa di RSUD Dr. Moewardi Surakarta di dominasi dengan dukungan keluarga yang rendah.

Kata Kunci : Dukungan Religius, Keluarga, Hemodialisa.

ABSTRACT

Hemodialysis is a therapy to replace kidney function, using a special tool to remove uremic toxic and regulate electrolyte fluid. This action is also an effort to improve the quality of life for people with chronic kidney failure. Hemodialysis patients face significant changes because they have to adapt to hemodialysis therapy, complications that occur, changes in role in the family, lifestyle changes, and the activities they have to do related to hemodialysis therapy. The purpose of this study was to determine religious actions on family members committed by hemodialysis at RSUD Dr. Moewardi Surakarta. This research was conducted at Dr. Moewardi Surakarta in December 2019. This research is a type of

(6)

2

quantitative research using descriptive research design. The population in this study was the whole family of patients who performed Hemodialysis at RSUD Dr. Moewardi Surakarta. While the sample used for research were 50 samples. The data analysis technique used in this study is Univariate Analysis. The results of this study indicate that the amount of family religious support in patients undergoing hemodialysis at RSUD Dr. Moewardi Surakarta with a high category of 20 respondents or 40% while family religious support for patients undergoing hemodialysis at RSUD Dr. Moewardi Surakarta with a low category of 30 respondents or 60%. So it can be concluded that the majority of family religious support in patients undergoing hemodialysis at RSUD Dr. Moewardi Surakarta is dominated by low family support.

Keywords: Religious Support, Family, Hemodialysis.

1. PENDAHULUAN

Penderita gagal ginjal kronik yang akan melakukan hemodialisa sering mengalami kecemasan. Penelitian yang dilakukan oleh kring et.al (2009) menunjukkan bahwa pasien CKD yang menjalani hemodialisa yang mengalami kecemasan sebanyak 61% responden. Kecemasan yang dirasakan pasien muncul karena pasien belum mengetahui bagaimana prosedur dan efek samping dari hemodialisa. Perubahan yang di alami oleh pasien gagal ginjal kronik yang mengalami kecemasan menimbulkan perubahan drastis bukan hanya fisik tetapi juga psikologis pada pasien. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang yang berlangsung tidak lama. Proses dari hemodialisis menimbulkan stress psikologis (kecemasan) dan fisik yang mengganggu sistem neurologi sebagai contoh kecemasan, diorientasi tremor, penurunan konsentrasi (Smeltzer & Bare, 2008). Ketika merasa cemas saat diruangan hemodialisa seketika tekanan darah pasien akan meningkat dan terkadang hal itu dapat menyebabkan pasien merasa sangat pusing dan tidak bisa melanjutkan hemodialisa yang sedang berlangsung (Arifin, 2014). Pasien hemodialisis menghadapi perubahan yang signifikan karena mereka harus beradaptasi terhadap terapi hemodialisis, komplikasi yang terjadi, perubahan peran di dalam keluarga, perubahan gaya hidup, dan aktivitas yang harus mereka lakukan terkait dengan terapi hemodialisis. (Saragih, 2011).

(7)

3

Keluarga adalah teman terbaik bagi pasien dengan penyakit gagal ginjal kronik dalam menghadapi pertempuran dalam mengahadapi penyakitnya. Keterlibatan keluarga dalam perawatan pasien dapat di gunakan untuk asistensi dalam perawatan, dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan inisiasi hemodialisa (Sunarni, 2009). Menurut Arifin (2014) menyebutkan bahwa dukungan keluarga terhadap pasien gagal ginjal kronik sangat dibutuhkan guna mengangkat mental dan semangat hidup pasien. Dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap pasien yang sedang menjalani pengobatan, karena dukungan keluarga yang didapat memeberi respon positif kepada pasien untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan (Gakideu, 2008).

Dukungan keluarga merupakan dukungan verbal dan non verbal, bisa berupa saran, bantuan langsung atau sikap yang diberikan oleh orang-orang yang mempunyai kedekatan dengan subjek didalam lingkungan sosialnya. Dukungan ini bisa juga berupa kehadiran yang memberi respon emosional dan mempengaruhi tingkah laku penerima dukungan tersebut (Zurmelli dkk, 2015). Dukungan keluarga menjadi faktor penting ketika seseorang menghadapi masalah kesehatan dan sebagai strategi preventif untuk mengurangi stress yang menyebabkan pandangan hidup menjadi luas. Keluarga sangat penting bagi setiap aspek perawatan untuk mencapai suatu keadaan sehat hingga tingkat optimal (Ratna, 2010). Menurut Friedman (2010), dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Macam-macam dukungan keluarga meliputi, dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan dan dukungan emosional.

Setiap orang yang menderita sakit sangat mengharapkan adanya pendamping dan dukungan yang meneguhkan. Untuk itu peran keluarga sangat penting dalam menjadi pendamping dan meneguhkan pasien terhadap sakit yang dihadapi. Salah satu bentuk dukungan keluarga yang dapat meneguhkan perasaan pasien yang sedang mengalami penyakit adalah dukungan spiritual atau religius. Religius adalah suatu bentuk keyakinan yang menggambarkan hubungan manusia dengan sesuatu yang lebih tinggi, berkuasa (Kozier & Erb, 2010). Spiritualitas meliputi beberapa aspek yaitu: berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui

(8)

4

atau ketidakpastian dalam kehidupan, menemukan arti dan tujuan hidup, menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri dan mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan Tuhan Yang Maha Tinggi (Burkhardt, 2000).

Kebutuhan religius merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia (Hidayat, 2008). Apabila seseorang dalam keadaan sakit, maka hubungan dengan Tuhannya pun semakin dekat, mengingat seseorang dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam segala hal, tidak ada yang mampu membangkitkannya dari kesembuhan, kecuali Sang Pencipta. Pemenuhan kebutuhan spiritualitas individu tergantung pada kebutuhan individu itu sendiri yang terdiri dari kebutuhan spiritualitas yang berkaitan dengan Tuhan, berhubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain, dan hubungan dengan lingkungan (Dyson dkk., 1997). Untuk itu peran keluarga menjadi sangat penting dalam menemani serta memenuhi kebutuhan religius pasien yang sedang mengalami sakit.

Berdasarkan data dari rekam medis RSUD Dr. Moewardi Surakarta didapatkan pada bulan januari sampai september 2019 pasien yang melakukan kunjungan atau terapi Hemodialisa sebanyak 32.763 pasien dalam seminggu dilakukan terapi 1 sampai 2 kali (Rekam Medis RSUD Dr. Moewardi Surakarta,2019). Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap bagaimana peran dan dukungan religius keluarga pasien yang dilakukan hemodialisa untuk itu peneliti mengambil judul penelitian Gambaran Dukungan Religius Keluarga pada Pasien yang dilakukan Hemodialisa di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

2. METODE

Penelitian merupakan jenis penelitian kuantitatif. desain yang digunakan pada penelitian ini yaitu Deskriptif. Penelitian ini di RSUD Dr. Moewardi Surakarta selama dua bulan yaitu pada bulan Desember 2019. Populasi pada penelitian ini yaitu keluarga pasien yang dilakukan Hemodialisa di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Sedangkan sampel yang digunakan untuk penelitian sebanyak 50 sampel. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

(9)

5

Analisis Univariat. Analisa univariat ini digunakan untuk menjabarkan suatu secara deskriptif dengan mendapatkan data yang nantinya akan di kuantitatifkan menggunakan suatu table distribusi frekuensi dan presentase untuk setiap variable yang akan diteliti.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian

3.1.1 Karakteristik responden

Tabel 3.1. Frekuensi Karakteristik Responden (n=50)

Sumber : Data Primer (2020)

Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin paling banyak adalah responden dengan jenis kelamin perempuan

Karakteristik Responden Frekuensi Presentase (%)

a. Jenis Kelamin  Laki-laki  Perempuan 16 34 32,0 68,0 50 100% b. Umur  21-30 tahun  31-40 tahun  41-50 tahun  51-60 tahun  > 61 tahun 11 7 17 10 5 22,0 14,0 34,0 20,0 10,0 50 100% c. Pendidikan  SD  SMP  SMA  Perguruan Tinggi 13 9 19 9 26,0 18,0 38,0 18,0 30 100% d. Pekerjaan  Tidak Bekerja  Buruh  Tani  Swasta  Wiraswasta  PNS 14 8 5 9 12 2 28,0 16,0 10,0 18,0 24,0 4,0 50 100%

(10)

6

yaitu sebanyak 34 responden atau sebesar 68%. Sedangkan responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 16 responden atau sebesar 32%. Karakteristik responden berdasarkan umur diketahui bahwa responden paling banyak adalah responden dengan jenjang umur 41-50 tahun yaitu sebanyak 17 responden atau sebesar 34%.

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 19 responden atau sebesar 38%. sedangkan responden berdasarkan karakteristik pendidikan paling sedikit adalah responden dengan pendidikan terakhir SMP yaitu sebanyak 9 responden atau sebesar 18%. Kemudian distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan diketahui bahwa sebagaian besar responden tidak bekerja yaitu sebanyak 14 responden atau sebesar 28% sedangkan karakteristik responden paling sedikit adalah responden dengan jenis pekerjaan PNS yaitu sebanyak 2 Responden atau sebesar 4 %.

3.1.2 Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil peneltian diketahui bahwa gambaran dukungan religius keluarga yang dilakukan pada pasien yang dilakukan hemodialisa di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Deskriptif statistik Dukungan Religus keluarga Dukungan Religius Keluarga Rata-Rata 14,28

Std. Deviation 0,96975 Median 14,50 Nilai Max 15 Nilai min 10 Sumber : Data yang diolah (2020)

Berdasarkan tabel 3.2 diatas diketahui bahwa rata-rata dukungan religius keluarga pada pasien yang dilakukan hemodialisa di RSUD Dr. Moewardi Surakarta sebesar 14,28 dengan Std. Deviation sebesar 0,96975 dan nilai maksimal yang didapatkan sebesar 15 sedangkan nilai minimum sebesar 10. Kemudian untuk mengetahui kategori besarnya dukungan religius keluarga dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

(11)

7

Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Dukungan Religius Keluarga (n=50)

Dukungan Religius Keluarga Frekuensi Prosentase (%)

Tinggi 20 40 %

Rendah 30 60 %

Total 50 100%

Sumber: Data primer terolah (2019)

Berdasarkan Tabel 3.3 diketahui bahwa banyaknya dukungan religius keluarga pada pasien yang dilakukan hemodialisa di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan kategori tinggi sebanyak 20 responden atau sebesar 40% sedangkan dukungan religius keluarga pada pasien yang dilakukan hemodialisa di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan kategori rendah sebanyak 30 responden atau sebesar 60%.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian didapat karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa responden paling banyak berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 34 Responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan lebih dominan dalam memberikan dukungan religus terhadap pasien yang dilakukan hemodialisa di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Menurut Friedman (2014) perempuan memainkan peran penting untuk semua anggota keluarga yang masih bergantung karena keterbatasan fisik akibat suatu penyakit.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purwanti (2012) yang menembukan bahwa responden terbanyak yang merawat anggota keluarga yang sakit adalah perempuan dengan jumlah 41 responden (80%) dan responden lakilaki berjumlah 10 responden (20%). Penelitian Indrawati (2010) menyatakan bahwa responden yang paling banyak merawat anggota keluarga yang sakit yaitu perempuan 77 responden (67%) dan laki-laki 38 responden (33%).

(12)

8 2. Usia

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan usia paling banyak adalah responden dengan jenjang umur 41-50 tahun yaitu sebanyak 17 responden. Friedman (2014), menyatakan bahwa usia merupakan faktor utama yang mempengaruhi struktur peran dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga, sehingga kedewasaan usia seseorang maka dukungan keluarga yang diberikan akan semakin baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Afriyeni dan Sartana (2016) yang menyatakan bahwa family caregiver rata-rata berusia dewasa (40-59 tahun) dimana pada rentang usia ini merupakan usia produktif, individu memiliki hubungan yang luas serta memiliki tanggung jawab tambahan seperti merawat anggota keluarga yang sakit.

3. Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden memiliki jenjang pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu sebanyak 19 responden. Pendidikan merupakan faktor penting dalam memahami penyakit, pengelolaan diri dan perawatan penyakit yang diderita anggota keluarga, sehingga pendidikan SMA diyakini dapat melakukan perawatan terhadap keluarga dengan baik (Ningtyas, 2013). Menurut teori Friedman (2014), pendidikan dipandang masyarakat sebagai alat untuk mencapai produktivitas dan mendapatkan kesuksesan. Dengan Pendidikan seseorang akan menyadariadanya perubahan kesehatan yang dialami keluarga (Susanti & Sulistyarini, 2013).

4. Jenis Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden tidak bekerja yaitu sebanyak 14 Responden. Pasien gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisa, mem-butuhkan waktu 12-15 jam untuk dialisa setiap minggunya, atau paling sedikit 3-4 jam per kali terapi. Kegiatan ini akan berlangsung terus-menerus sepanjang hidupnya (Nurani & Mariyanti, 2013). Sehingga kebanyakan responden yang menemani

(13)

9

pasien yang dilakukan hemodialisa adalah anggota keluarga lain yang tidak bekerja.

3.2.2 Gambaran Dukungan Religius Keluarga yang Dilakukan pada Pasien yang dilaukan Hemodialisa di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa banyaknya dukungan religius keluarga pada pasien yang dilakukan hemodialisa di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan kategori tinggi sebanyak 20 responden atau sebesar 40% sedangkan dukungan religius keluarga pada pasien yang dilakukan hemodialisa di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan kategori rendah sebanyak 30 responden atau sebesar 60%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dukungan religius keluarga pada pasien yang dilakukan hemodialisa di RSUD Dr. Moewardi Surakarta di dominasi dengan dukungan keluarga yang rendah.

Keluarga merupakan satuan sosial yang paling sederhana dalam kehidupan manusia. Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama kali yang dikenal setiap individu. Dengan demikian, kehidupan keluarga merupakan fase sosialisasi awal bagi pembentukan jiwa keagamaan pada tiap individu. Dukungan keluarga dapat membantu meningkatkan mekanisme koping individu dengan memberikan dukungan emosi dan saran-saran mengenai strategi alternative yang didasarkan pada pengalaman sebelumnya dan mengajak orang lain berfokus pada aspek-aspek yang lebih positif (Niven, 2012). Selain itu, Keyakinan terhadap penyakit menentukan penerimaan keluarga terhadap penyakit yang diderita anggota keluarga. Keluarga yang meyakini suatu penyakit ketentuan dari Allah maka keluarga akan menerima keadaan anggota keluarga yang sakit. Penerimaan keluarga sangat mempengaruhi proses penanganan dan penyembuhan suatu penyakit. Sikap positif keluarga akan membantu penderita serta petugas kesehatan dalam menangani pengobatan (Estiandani, 2013).

4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa banyaknya dukungan religius keluarga pada pasien yang dilakukan hemodialisa di

(14)

10

RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan kategori tinggi sebanyak 20 responden atau sebesar 40% sedangkan dukungan religius keluarga pada pasien yang dilakukan hemodialisa di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan kategori rendah sebanyak 30 responden atau sebesar 60%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dukungan religius keluarga pada pasien yang dilakukan hemodialisa di RSUD Dr. Moewardi Surakarta di dominasi dengan dukungan keluarga yang rendah.

4.2 Saran

1. Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian dikatahui bahwa sebagian besar dukungan religius keluarga masih dalam kategori rendah. Sehingga keluarga dapat memberikan dukungan religius yang optimal.

2. Petugas Kesehatan

Bagi petugas kesehatan diharapkan peran dan motivasinya untuk bersama keluarga memberikan dukungan religius kepada pasien pasien yang dilakukan hemodialisa di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

3. Peneliti Lain

Diharapkan agar penelitian selajutnya menganalisis hubungan antara dukungan religius keluarga dengan varibel lain seperti penerimaa atau motivasi pasien yang dilakukan hemodialisa.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2014. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Burkhard, P.R., 2000. Plant induced seizures: reappearance of an old problem, Neurology of Journal, 246 : 667– 670.

Cahyaningsih, Niken.D. 2019. Hemodialisis. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Friedman, L. M. 2010. Buku ajar keperawatan keluarga: riset, teori, praktik. (5 th ed). Jakarta: EGC.

Hidayat, A.A. 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika

(15)

11

Kementerian kesehatan RI. INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kemeterian Kesehatan RI Situasi Kesehatan Remaja. 2017

Kozier, Barbara & Erb. 2010. Fundamental of Nursing,Calofornia :Copyright by.Addist Asley Publishing Company

Kring, A.M. 2009. Psikologi Abnormal. Edisi ke-9. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Ratna, Dian. 2010. Hubungan Antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Kecemasan Menjelang Ujian Nasional (UN) pada Siswa Kelas XII Reguler SMA Negeri 1 Surakarta. Jurnal Penelitian Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.

Saragih, D. A. 2011. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik Medan. Skripsi. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Medan

Smeltzer, Suzane C., and Bare, Brenda G., 2008. Buku Ajar Kesehatan Medical Bedah, Volume 2, Edisi 8. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Sunarni, 2009, Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalani Hemodialisa pada Pasien GGK di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Skripsi, Fakultas IIlmu Kesehatan , Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta : 1 – 30

Wijaya A. S., Putri Y. M.2013. Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: Nuha Medika

Zurmeli, Bayhakki. 2015. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani

Suhardjono. 2014. Ilmu Penyakit Dalam:Hemodialisis; Prinsip Dasar dan Pemakaian Kliniknya. Jakarta Pusat: Interna Publishing.

Nurani VM, Mariyanti S. 2013. Gambaran Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal KroniK Yang Menjalani Hemodialisa, Jurnal Psikologi, Volume 11 Nomor1.

(16)

12

Muttaqin, A., Kumalasari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika.

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing

Price, S,K & Wilson,L. M. 2013. Pathifisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit ( 6 ed, Vol 2). Jakarta: EGC

Gambar

Tabel 3.1. Frekuensi Karakteristik Responden (n=50)
Tabel 3.2 Deskriptif statistik Dukungan Religus keluarga  Dukungan Religius Keluarga  Rata-Rata  14,28
Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Dukungan Religius Keluarga  (n=50)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pendapat beberapa tokoh diatas, maka dapat disimpulkan intensi berhenti merokok adalah keinginan serta niat individu yang secara sadar untuk menghentikan kebiasaan

Hasil elusi juga menunjukkan bahwa tiga dari empat spot fraksi etil asetat ekstrak bakau tunggal memiliki nilai Rf yang kecil, sehingga dapat pula dikatakan bahwa sebagian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada dan tidaknya alas hak bagi warga masyarakat dalam menggunakan bantaran sungai Bengawan Solo sebagai hunian serta mengetahui

Dari uji daya dukung pondasi, maka akan diketahui penurunan pondasi yang terjadi pada jembatan Sugutamu I, berdasarkan data penurunan tersebut, daya dukung ultimate Q ult

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai cara penentuan harga jual produk Benang di PT.. Desain

Hubungan Konsep Diri dengan Kemandirian Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat .... Koefisien

Dalam pemilihan metode penyuluhan para penyuluh perlu mempertimbangkan kondisi daerah pelaksanaan penyuluhan, antara lain: Musim pada musim kemarau tiap

Cara sumuran dilakukan dengan cara membuat lubang sumuran pada media agar yang telah. ditanami dengan biakan kuman dan diisi dengan zat