• Tidak ada hasil yang ditemukan

Praktik bank-bank ilegal di kalangan pedagang pasar - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Praktik bank-bank ilegal di kalangan pedagang pasar - USD Repository"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIK BANK-BANK ILEGAL

DI KALANGAN PEDAGANG PASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh :

Ratna Setyo Utami

NIM : 031324026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

(2)

i

PRAKTIK BANK-BANK ILEGAL

DI KALANGAN PEDAGANG PASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh :

Ratna Setyo Utami

NIM : 031324026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

RSEMBAHAN

Karya sederhana ini saya persembahkan kepada :

v

Tuhan Yesus serta Bunda M aria

v

Bapak Agustinus beserta keluarga

v

I bu terkasih dan keluarga besar di Ngrambe

v

Diri saya sendiri, dan

v Sahabat hatiku Agoenk W

(6)

v MOTTO

Percayalah kepada Tuhan dengan sepenuh hat imu

Dan j anganlah mengandalkan pert anyaan sendiri

I ngat lah pada Tuhan dalam segala sesuat u yang kau lakukan

Maka ia akan menj anj ikan padamu cara hidup yang baik

Keberhasilan dalam hidup

Tergant ung

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebaga imana layaknya karya ilmiah.

(8)

vii

ABSTRAK

PRAKTIK BANK-BANK ILEGAL

DI KALANGAN PEDAGANG PASAR

Ratna Setyo Utami

Universitas Sanata Dharma

2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan cara kerja bank ilegal dalam memperoleh nasabah, penetapan bunga yang dilakukan bank ilegal, pertimbangan bank ilegal dalam pemberian kredit kepada para nasabah dan cara bank ilegal dalam menyelesaikan kredit yang bermasalah.

Penelitian dilakukan di Pasar Desa Ngrambe, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada bulan Juni sampai Agustus 2007. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur dan observasi. Sampel penelitian adalah seluruh bank ilegal yang memberikan kredit di Pasar Desa Ngrambe yaitu sebanyak 15 bank. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Dalam menawarkan kredit pada nasabah bank ilegal mendatangi nasabah, menjelaskan ketentuan tentang bunga, besar serta jumlah angsuran yang harus dibayar nasabah dan melakukan pengamatan terhadap nasabah mengenai jenis dan besar usaha, jika nasabah setuju petugas meminta Kartu Tanda Penduduk dan nasabah dapat langsung menerima dana yang diajukan.

2. Bank ilegal menetapkan bunga sebesar 20%-25% perperiode pinjaman yang berkisar antara 1-6 bulan. Bunga tidak akan berubah berapapun besarnya pinjaman dan lamanya waktu angsuran.

3. Bank ilegal menggunakan pertimbangan berdasarkan capacity untuk nasabah baru dan character untuk nasabah lama dalam menilai kelayakan mendapatkan kredit dari bank ilegal .

(9)

viii

ABSTRACT

ILEGAL BANKS PRACTICE

AMONG TRADITIONAL MARKET SELLERS

Ratna Setyo Utami

Sanata Dharma University

2007

This research aim to reveal the way ilegal banks get the custumer, determine interest, consider the credit receiver and the credit solve the problems.

This research was held at traditional market Ngrambe, District Ngrambe, Ngawi, East Java. From June 2007 to August 2007. The data collecting methods used were structural interviews and observation. The samples were all ilegal banks which gave credit at traditional market Ngrambe consisted of 15 banks. The data analysis method used was descriptive qualitative with data reduction, data provided and draw conclusion.

This research results are as follows :

1. The ilegal banks proceduces in offering credit are by visiting the customers, explaining about the interest, explaining about the amount of installment payment, and surveying on customers type of business. If the customer agree, the bank ask the copy of customer identification card as a quarantee and then the customer can get the cash.

2. The ilegal banks state interest 20%-25% for 1-6 months loan. This is a fixed interest means that the interest does not depend on the amount and period of loan.

3. The ilegal banks use capacity and character consideration to choose the credit receivers.

4. The ilegal banks do not take any law track if bad debt happened, but the banks only warn to the customers and give an easy way for install payment.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya. Sehingga penulisan skripsi berjudul “ Praktik Bank-bank Ilegal di Kalangan Pedagang Pasar” ini dapat selesai dengan lancar dan baik. Skripsi ini di susun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama penulis menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma sekaligus selaku pembimbing I, yang telah membimbing penulis dengan sabar dan penuh perhatian, serta memberikan banyak kritik dan saran membangun yang berguna bagi penyelesaian skripsi ini.

(11)

x

5. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si. yang telah membantu kelancaran penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.

6. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. yang telah banyak memberikan saran, masukan dan motivasi, sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi ini dengan lancar.

7. Ibu Catur Rismiati selaku pembimbing abstrak, yang telah membantu dan membimbing penulis dalam penyelesaian abstrak.

8. Pihak sekretariat Pendidikan Ekono mi, mbak titin yang baik dan sabar, yang telah banyak membantu kelancaran urusan selama penulis melaksanakan studi di Universitas Sanata Dharma.

9. Bapak Agustinus Karno dan keluarga yang telah memberikan kesempatan belajar serta dukungan dalam bentuk doa, nasehat juga materi pada penulis, sehingga dapat melaksanakan studi sampai tingkat perguruan tinggi.

10.Bapak dan ibuku terkasih, terima kasih atas segala doa juga kerja keras buat adek. Buk….Iut dah lulus lho, makasih buat usaha dan pengorbanannya sekarang giliran iut yang berjuang buat ibuk.

11.Mbak Endang terkasih beserta calon jagoan ciliknya dan Mas Yus, atas perhatian, doa, materi juga semangat yang diberikan. Mas Agus dan mbak Muji beserta keluarga, kapan kita kumpul bareng lagi.

12.Keponakan-keponakanku tersayang, Candra & Bily yang manis jangan sering bikin ibuk marah ya, pertahankan terus rangking satunya lek ut selalu doa buat kalian. Faiz & Dilla kapan tempat kakung uti, lek ut kangen lho. Dek Rizky

(12)

xi

juga alm. Dimas yang ganteng. Makasih atas kelucuan, kenakalan juga celotehnya yang selalu bikin lek ut bahagia memiliki kalian.

13.Sahabat hati juga hidupku Agoenk W, atas kebersamaan kita selama ini, doa, semangat, kasih, pengertian, omelan juga materi beserta keluarga besar yang selalu mendukung. Mz…ade’ dah lulus, terima kasih atas 7 tahun yang menyenangkan beserta kesedihan-kesedihannya.

14.Seluruh warga Menur II, mz Nino, mz Cndra juga mz Anka yang baik, Sastro teman setia dalam menjalani suka duka di Jogja, akhirnya kita lulus ya….ari”yem” yang baik, yuyu yang sering kasih makanan, ndut yang sering kena omelam, mba Q-thul dah selesai nich cepat nyusul ya…..Christo yang manja juga baik, mba ut dah selesai dek jadi manjanya ganti ke mbak wahyu aja ya….oke, ciip. Balong doanya sekarang sendiri aja ya.., tutik, ika item, wigiz, momon, tari, dedy atas kebersamaan yang indah selama ini.

15.Sahabat-sahabatku Ika Yoganingsih, Pipit Anistia Ageska, Christina Yuyun K, makasih atas kebersamaan juga semangatnya, akhirnya aq nyusul kalian juga. 16.Teman-teman Pendidikan Ekonomi ’03 ( Meyta, Nining, Rini, Riska, Ningsih,

Asih, Asti, Ian, Isnani, Nanik, M’ Sandi, Diah, Wayah, Tasya, Lius, Istadi, Urbanus, Anang, Hendra, Koko, Bona, Okta, Wisnu, Andika, Heri, Romo Fredi, Rino).

17.Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu

Yogyakarta, 22 November 2007

(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN………. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……….. iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Rumusan Masalah………. 4

C. Tujuan Penelitian……….. 4

D. Manfaat Penelitian……… 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Perbankan dalam Perekonomian………. 6

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian……… 22

B. Lokasi Penelitian………. 22

C. Subyek dan Obyek Penelitian………. 23

(14)

xiii 1. Cara kerja Bank-bank ilegal dalam memperoleh nasabah….. 45

2. Penetapan bunga yang dilakukan oleh bank-bank ilegal…… 52

3. Pertimbangan bank-bank ilegal dalam pemberian kredit kepada Nasabah……… 56

4. Cara bank-bank ilegal dalam menyelesaikan kredit bermasalah 58 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan……… 63

B. Saran……….. 64 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN 1 PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 2 HASIL WAWANCARA

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

A. Halaman

Tabel III.1 Kisi-kisi Wawancara……… 26

Tabel III.2 Kisi-kisi Kuesioner……….. 27

Tabel IV.1 Nama Bank-bank ilegal……….. 37

Tabel IV.2 Nama Bank-bank ilegal, Nama petugas………. 38

Tabel IV.3 Jumlah Pedagang Berdasarkan Tempat Berdagang…… 40

Tabel IV.4 Jumlah Pedagang Menurut Jenis Kelamin……….. 41

Tabel V.1 Besarnya Pinjaman, Besarnya Pinjaman yang harus Dikembalikan, Lama dan Besarnya Angsuran……….. 54

Tabel V.2 Besarnya Pinjaman, Besarnya Pinjaman yang harus Dikembalikan, Lama dan Besarnya Angsuran……….. 54

(16)

xv

DAFTAR BAGAN

B. Halaman

Bagan II.1 Fungsi bank sebagai Lembaga Intermediasi………. 7 Bagan V.1 Tahap-Tahap Dalam Pemberian Kredit Oleh Bank-Bank

Ilegal yang Telah Lama Memberikan Kredit ………….. 48 Bagan V.2 Tahap-Tahap Dalam Pemberian Kredit Oleh Bank-Bank

Ilegal yang baru……… 49 Bagan V.3 Tahap-tahap Pemberian Kredit Oleh Bank Umum……... 51 Bagan V.4 Tahap-tahap Pengembalian Pinjaman Secara Normal Pada

bank-bank Ilegal………. 59 Bagan V.5 Tahap-tahap Pengembalian Pinjaman Bermasalah Pada

bank-bank Ilegal………. 60 Bagan V.6 Tahap-tahap Pengembalian Pinjaman yang macet Pada

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar IV.1 Struktur Bank Ilegal Tipe I……… 33

Gambar IV.2 Struktur Bank Ilegal Tipe II……….. 34

Gambar IV.3 Struktur Bank Ilegal Tipe III………. 34

Gambar IV.4 Struktur Organisasi Bank Umum……… 35

Gambar IV.5 Struktur Organisasi Petugas di Pasar Ngrambe……….. 44

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil makmur yang merata materiil dan spirituil bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan pedesaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional. Dalam usaha peningkatan kesejahteraan rakyat dan melaksanakan pembangunan pedesaan melalui pemerataan kesempatan berusaha, pemerintah telah memberikan perhatian melalui sektor perbankan dengan memberikan bantuan kredit bagi kegiatan usaha di pedesaan.

Peningkatan usaha di pedesaan di sektor pertanian dan di luar sektor pertanian sangat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat dan selanjutnya taraf hidup mereka. Tingkat hidup masyarakat pedesaan pada umumnya relatif rendah, disebabkan pendapatan dari sektor pertanian kecil sehingga kesempatan mereka untuk memulai usahanya di luar sektor pertanian sangat terbatas.

(19)

2

mudah diperoleh, telah membuat semakin sulitnya masyarakat untuk meningkatkan usahanya.

Masalah kekurangan modal yang dihadapi masyarakat sebenarnya sudah mendapat perhatian dari pemerintah. Hal ini terbukti dengan adanya kebijakan yang ditujukan untuk membantu masyarakat mencukupi kebutuhan modalnya melalui lembaga kredit formal, seperti : Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yaitu bank swasta yang mendapatkan pengawasan dan pembinaan dari Bank Indonesia dan mempunyai kedudukan sama seperti bank-bank umum lainnya serta BRI Unit Desa dengan bermacam- macam jenis kreditnya.

Pada kenyataannya usaha pemerintah mengadakan lembaga kredit formal belum sepenuhnya mencapai sasaran yang diharapkan. Prosedur yang berbelit-belit seperti harus membawa surat keterangan dari desa dan juga harus tersedianya jaminan untuk memperoleh kredit, serta jangka waktu yang relatif lama untuk terkabulnya permohonan kredit telah menjadi penghambat bagi masyarakat untuk memanfaatkan jasa lembaga kredit formal. Meskipun ditinjau dari segi tingkat bunga lembaga kredit formal lebih rendah, namun adanya faktor- faktor penghambat tersebut telah menyebabkan unsur bunga rendah yang ditawarkan tidak lagi menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk meminjam uang di lembaga kredit formal. Bahkan ada kecenderungan di kalangan masyarakat untuk mencari tambahan modal kepada pihak lain di luar lembaga kredit formal. Salah satu alternatif bagi masyarakat tersebut adalah dengan meminjam uang kepada pelepas uang atau lebih dikenal dengan sebutan bank ilegal atau “bank plecit”.

(20)

Bank ilegal atau bank plecit sebagai istilah yang timbul dan populer di kalangan masyarakat, merupakan suatu fenomena dalam masyarakat yang diakui dan diperlukan keberadaanya, khususnya di kalangan pedagang pasar. Bank ilegal ini merupakan usaha perseorangan tetapi ada pula yang berbadan usaha dengan tujuan meminjamkan uang dengan persyaratan yang mudah dan prosedur yang tidak berbelit-belit. Sehingga, dewasa ini bank ilegal menjadi salah satu tumpuan bagi para pedagang pasar untuk memperoleh pinjaman modal.

Ditinjau dari prosedur pemberian kredit dengan persyaratan mudah seperti itu, tidaklah mengherankan apabila sebagian besar pedagang pasar tertarik untuk meminjam uang kepada bank ilegal. Praktik Bank-bank ilegal dengan bunga yang tinggi mencapai 30% jelas mencekik usaha kecil, namun praktik seperti ini tetap hidup dan mempunyai pangsa pasar tersendiri karena memang bermanfaat dan sangat membantu para masyarakat ataupun pedagang dalam memperoleh tambahan modal untuk peningkatan usahanya (http://www.smeeda.com/deputi7/file_infokop/edisi%2023/m.taufik.3.htm). Selain karena kemudahan dalam prosedur, bank-bank ilegal mempunyai keunggulan lain, yaitu dapat menjangkau daerah-daerah terpencil. Karena umumnya lembaga keuangan formal hanya ada didaerah-daerah yang letaknya strategis (http://www.samarinda.go.id/v4/?q=node/8533).

(21)

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara kerja bank-bank ilegal dalam memperoleh nasabah ? 2. Bagaimana penetapan bunga yang dilakukan oleh bank-bank ilegal ? 3. Apa saja yang menjadi pertimbangan bank-bank ilegal dalam

pemberian kredit kepada para nasabah ?

4. Bagaimana cara bank-bank ilegal dalam menyelesaikan kredit bermasalah ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini untuk :

1. Mengetahui bagaimanakah cara kerja bank-bank ilegal dalam memperoleh nasabah

2. Mengetahui bagaimana penetapan bunga yang dilakukan bank-bank ilegal. 3. Mengetahui apa saja yang menjadi pertimbangan bank-bank ilegal dalam

pemberian kredit kepada para nasabah

4. Mengetahui bagaimana cara atau hal- hal yang dilakukan bank-bank ilegal dalam menyelesaikan kredit yang bermasalah

(22)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. Bank-bank ilegal

Dengan penelitian ini, penulis berharap bank-bank ilegal mempunyai pandangan mengenai hal- hal yang berkaitan dengan pemberian kredit pada para nasabah yang diharapkan dapat digunakan untuk perbaikan dan pengembangan usaha.

2. Bagi masyarakat

Dengan penelitian ini penulis berharap masyarakat mengetahui keuntungan dan kerugian dengan meminjam uang kepada Bank-bank ilegal sehingga menjadi pertimbangan bagi masyarakat.

3. Bagi penulis

Penulis dapat mengetahui dan mempelajari tentang usaha Bank-bank ilegal baik dalam tata cara pemberian kredit maupun penentuan bunga

4. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu referensi dan selanjutnya dikaji lebih mendalam oleh Universitas.

5. Bagi Pemerintah

(23)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Peran Perbankan dalam Perekonomian

Secara garis besar lembaga keuangan dapat dikelompokkan menjadi lembaga keuangan bank, atau seringkali hanya disebut bank, dan lembaga keuangan bukan bank. Bank menurut UU RI no 10 tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk la innya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dengan melihat pengertian bank tersebut, maka bank mempunyai tugas menjadi perantara bagi masyarakat yang ingin menyimpan maupun memperolah tambahan dana.

Menurut Suseno dan Piter Abdullah (2003), bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai lembaga yang menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah, yaitu kebijakan moneter. Karena fungsi- fungsinya tersebut, maka keberadaan bank yang sehat, baik secara individu maupun secara keseluruhan sebagai suatu sistem merupakan prasyarat bagi suatu perekonomian yang sehat.

Sebagai suatu lembaga keuangan yang memiliki fungsi intermediasi atau lembaga perantara, bank merupakan suatu lembaga yang menjembatani kepentingan pihak yang kelebihan dana (penyimpan dana atau kreditur) dan

(24)

pihak yang membutuhkan dana (peminjam dana atau debitur). Sebagai lembaga perantara, pihak-pihak yang kelebihan dana, baik perseorangan, badan usaha, yayasan, maupun lembaga pemerintah dapat menyimpan kelebihan dananya di bank dalam bentuk rekening giro, tabungan atau deposito berjangka sesuai dengan kebutuhannya. Sementara itu, pihak-pihak yang kekurangan dan membutuhkan dana akan mengajukan pinjaman atau kredit kepada bank.

Apabila proses intermediasi tersebut berjalan dengan baik, maka semua pihak yaitu bank, pihak yang mempunyai kelebihan dana, pihak yang membutuhkan dana, dan pada gilirannya perekonomian secara keseluruhan akan memperoleh manfaat dari keberadaan suatu bank. Berikut merupakan bagan arus bank sebagai suatu lembaga yang mempunyai fungsi intemediasi atau sebagai lembaga perantara :

Bagan 1. 1. Fungsi Bank sebagai Lembaga Intermediasi

Pihak yang mempunyai kelebihan dana akan memperoleh manfaat berupa pendapatan bunga dari dana yang disimpan di bank, sementara itu pihak yang menbutuhkan dana memperoleh manfaat berupa ketersediaan dana dari bank untuk melakukan investasi atau produksi. Bank sendiri akan memperoleh manfaat berupa selisih pendapatan dan biaya bunga. Di sisi lain, perekonomian juga mendapat manfaat berupa mekanisme alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien.

Pihak yang kelebihan dana atau kreditur

(25)

8

Selain sebagai lembaga intermediasi, bank juga memberikan pelayanan dalam lalu lintas pembayaran. Dengan adanya bank, masyarakat dapat melakukan berbagai pembayaran melalui bank, maka berbagai cara pembayaran dapat berjalan dengan lebih lancar. Dengan sistem pembayaran yang efisien, aman, dan lancar, perekonomian juga akan dapat berjalan dengan lancar (Suseno dan Piter Abdullah, 2003).

B. Akses Masyarakat terhadap Perbankan

Peran perbankan sebagai lembaga intermediasi dan lalu lintas pembayaran jika berjalan dan dilakukan dengan baik maka akan sangat membantu terwujudnya suatu perekonomian yang baik, yang nantinya akan berpengaruh terhadap kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Melalui fungsi intermediasi tersebut, perbankan diharapkan dapat menjadi tumpuan atau tempat bagi masyarakat kecil yang membutuhkan dana sebagai modal usaha untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Saat ini, fungsi tersebut belum dapat dijalankan dengan baik, hal ini disebabkan masih adanya keterbatasan akses masyarakat ke sumber-sumber permodalan, terutama akses ke bank (Taufiq, 2007). Keterbatasan akses tersebut mengakibatkan masyarakat kecil sulit untuk mendapatkan pinjaman kredit untuk modal usahanya.

Bank hanya memberikan layanan kredit yang sesuai dengan prosedur dan persyaratan tertentu untuk menghasilkan keuntungan secara proposional. Prosedur dan persyaratan tersebut menjadi parameter baku yang harus dipenuhi jika masyarakat ingin mendapatkan kredit dari bank.

(26)

Persyaratan administrasi yang menjengkelkan, jaminan kekayaan yang harus tersedia, serta prosedur yang berbelit-belit telah menjadi pembatas bagi masyarakat untuk mendapatkan kredit dari bank (Mubyarto, 1986:5). Persyaratan dan prosedur yang sulit tersebut tidak akan dapat dipenuhi oleh masyarakat kecil yang mengharapkan terpenuhinya kebutuhan modal dalam waktu yang cepat, dengan persyaratan dan prosedur yang mudah serta biaya murah, kurangnya pengetahuan dan kemampuan dalam mencukupi prosedur dan persyaratan perbankan untuk memperoleh kredit semakin menambah sulitnya akses masyarakat terhadap pelayanan jasa bank.

(27)

10

meskipun ada sangat kecil jumlahnya dibandingkan dengan yang diperoleh para pengusaha dan industri besar.

C. Pelayanan Jasa Perbankan bagi Masyarakat Kecil

Untuk membantu kesulitan-kesulitan para pengusaha kecil, pemerintah telah mencanangklan beberapa program kredit yang diharapkan dapat membantu kebutuhan modal yang diperlukan para pengusaha kecil. Beberapa jenis kredit tersebut diantaranya :

1. Kredit Usaha Tani (KUT)

Kredit ini bertujuan untuk membantu para petani dalam mengembangkan usaha pertaniannya seperti membeli bibit, pupuk dan keperluan lain yang digunakan untuk meningkatkan hasil pertaniannya. Pemerintah menunjuk Bank Rakyar Indonesia sebagai pelaksananya melalui Koperasi Unit Desa. Suku bunga yang harus di bayar para petani adalah 12 % setahun dan jangka waktu pinjaman adalah 7 bulan. Prosedur yang harus dilakukan para petani untuk mendapatkan pinjaman dari koperasi yaitu: Pertama. Petani mengajukan pinjaman kepada pihak Koperasi kemudian menunggu jawaban dari pihak koperasi; Kedua, setelah pihak koperasi mengabulkan permoohonan kreditnya, maka petani tersebut akan mendapatkan pinjaman yang telah diajukannya, setelah itu petani harus membeli barang-barang yang dibutuhkannya di koperasi. Selain melayani peminjaman kredit berupa uang, koperasi juga memberikan kredit dalam bentuk barang seperti pupuk, obat hama, bibit. Untuk mengembalikan pinjaman berupa barang, para petani membayarnya dengan

(28)

cicilan berupa uang yang besarnya telah ditentukan dan disepakati. Akan tetapi, pemberian kredit ini tidak berlangsung lama karena adanya penyelewengan yang dilakukan oleh pihak Koperasi Unit Desa sehingga dana yang seharusnya dipinjamkan kepada para petani untuk meningkatkan produksi pertaniannya tidak tersedia lagi, dan para petani harus mencari sumber kredit yang lain.

2. Kredit Investasi Kecil (KIK)

Kredit Investasi Kecil (KIK) adalah kredit jangka menengah atau panjang yang diberikan kepada pengusaha-pengusaha kecil dengan persyaratan dan prosedur khusus guna pembiayaan usahanya. Jangka waktu kredit didasarkan atas kemampuan membayar kembali para peminjam dengan batas maksimum 8 tahun, termasuk masa tenggang 4 tahun. Suku bunga kredit ditetapkan masing- masing sebesar 12% setahun, disamping bunga akan dikenakan pula bunga tambahan sebesar 3% setahun bila terjadi tunggakan angsuran atau pelunasan hutang pokok maupun bunga yang melebihi 90 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran atau pelunasan hutang pokok maupun pembayaran bunga.

(29)

12

karena pihak pemberi kredit akan meneliti persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi, jika semua persyaratan terpenuhi maka nasabah dapat menerima pinjaman.

3. Kredit Candak Kulak ( KCK)

Kredit Candak Kulak adalah kredit modal kerja jangka pendek (maksimum3 bulan) yang diberikan kepada pedagang kecil di pasar-pasar untuk memperlancar usahanya. Setiap nasabah yang ingin mendapatkan kredit harus terlebih dahulu menjadi anggota koperasi dan harus memenuhu persyaratan-persyaratan yang ada seperti membayar simpanan wajib dan simpanan pokok Besarnya pinjaman ditentukan oleh panitia yang bertugas mengadakan penilaian terhadap permohonan kredit yang telah diajukan oleh nasabah dan didaftar dalam buku permohonan kredit, menentukan dapat atau tidaknya seseorang diberi kredit, memutuskan besarnya kredit yang dapat diterima seorang nasabah.

Bunga pinjaman yang harus dibayar adalah 1% sebulan, jangka waktu kredit maksimum 3 bulan dengan angsuran sebagai berikut : kredit dengan angsuran harian, kredit pasaran dengan angsuran maksimum 10 pasaran, kredit mingguan dengan angsuran maksimum 10 minggu, kredit bulanan dengan angsuran maksimum 3 bulan, kredit lapan dengan angsuran maksimum 2 lapan.

Program-program kredit yang dicanangkan pemerintah tersebut bertujuan membantu para pengusaha dan masyarakat yang membutuhkan dana untuk usaha. Namun, hasil dari program-program tersebut belum mencapai

(30)

sasaran yang diharapkan karena masyarakat belum merasa sepenuhnya terbantu. Hal ini dikarenakan adanya persyaratan dan prosedur yang harus dilalui oleh masyarakat, yang mengurangi minat masyarakat untuk memanfaatkan jasa kredit yang tersedia (Mubyarto,1986).

Sehingga sesuatu yang sangat baik bagi perekonomian nasional kalau jumlah bank di Indonesia tidak terlalu besar. Namun yang penting adalah pelayanan transaksi perbankan dapat menjangkau kepentingan masyarakat secara luas dan dapat memenuhi kebutuhan kredit yang diperlukan masyarakat dengan persyaratan dan prosedur yang mudah. Hal ini sangat diperlukan karena masih banyaknya keluhan dari masyarakat, bahwa pelayanan bank terutama soal pemberian kredit pada mereka sangat kurang atau bahkan dipandang sebelah mata ( Yiyok T. Herlambang, 2006).

(31)

14

Adanya kegagalan program kredit yang dicanangkan pemerintah bagi masyarakat kecil, keterbatasan akses masyarakat terhadap perbankan dan pelayanan yang minim dan kurang baik dari bank tersebut, mengakibatkan masyarakat kecil yang ingin mendapatkan modal untuk usahanya lebih memilih lembaga keuangan informal yang memberikan persyaratan dan prosedur yang mudah juga waktu yang cepat walaupun bunga yang ditetapkan sangat tinggi.

D. Gambaran Umum Bank Ilegal

Yang termasuk dalam bank ilegal adalah lembaga- lembaga keuangan yang meminjamkan modal kepada masyarakat, beberapa bentuk bank ilegal yang ada dan populer di kalangan masyarakat antara lain : tukang kredit, pelepas uang atau bank plecit, rentenir, lintah darat, tukang riba ( Soetatwo H, 1984 : 419-420 ) :

1. Tukang Kredit ( Mindring ) yang memberikan kredit berupa barang-barang konsumsi atau alat-alat rumah tangga dengan pembayaran cicilan mingguan atau bahkan ada yang harian. Kredit diberikan dengan bunga berkisar antara 75 % sampai 150 % perpinjaman, dibayar di belakang dan diberikan tanpa jaminan.

Prosedur pemberian kreditnya sangat mudah, dimana mereka mendatangi rumah-rumah calon peminjam untuk menawarkan kredit barang-barangnya dan sekaligus juga menagih pembayaran angsurannya. 2. Pelepas uang yang memberikan kredit berupa uang tunai, sumber dananya

berasal dari modal sendiri atau modal pinjaman dengan bunga 5 – 10 %

(32)

perbulan. Mereka memberikan kredit untuk tujuan usaha pertanian, perdagangan, industri kecil dan atau untuk kebutuhan konsumsi.

Jangka waktu pinjaman adalah 10 – 15 hari atau satu bulan dengan suku bunga 20 – 50 % perbulan atau per periode pinjaman dibayar di belakang. Pembayaran kembali pinjaman adalah secara sekaligus atau secara angsuran. Kredit kadang-kadang diberikan tanpa penyerahan barang jaminan. Bila debitur terlambat membayar biasanya didatangi dan diperingatkan. Prosedur pemberian pinjaman mudah, di mana calon peminjam cukup mendatangi pelepas uang atau sebaliknya.

3. Rentenir

Kata rentenir mempunyai beberapa arti atau istilah, ada yang mengartikan rentenir sama dengan bank plecit, lintah darat dan tukang riba. Rentenir berasal dari kata “Rente” yang berarti bunga, sedangkan rentenir sendiri adalah orang yang mempunyai usaha atau menjalankan usaha pemberian kredit kepada masyarakat yang didasarkan pada perhitungan adanya kemungkinan mendapatkan laba dari uang itu, karena adanya pembebanan bunga yang tinggi dibandingkan dengan bunga bank pada umumnya.

(33)

16

riba sifatnya konsumtif, yakni orang yang meminajam uang untuk digunakan memenuhi kebutuhan sehari-hari atau konsumsi.

Pada jenis-jenis bank ilegal yang ada tersebut rata-rata mempunyai syarat-syarat yang harus dipenuhi agar seorang nasabah memperoleh pinjaman, akan tetapi biasanya syarat-syarat tersebut tidaklah sulit dan lebih banyak mengandalkan rasa saling percaya antara kedua belah pihak khususnya pihak bank ilegal sebagai pemberi kredit. Adanya penetapan bunga yang tinggi pada pemberian pinjaman tidak lagi menjadi hal yang dapat menghalangi keinginan para pedagang untuk meminjam atau memperoleh kredit dari bank ilegal tersebut.

Keunggulan lain dari bank ilegal adalah adanya kemampuan mengakomodasikan debitor yaitu, menggunakan sistem door to door yang amat efektif menjaring nasabah. ”Armada” bank ilegal biasanya gigih menebar kredit dan gigih pula mengumpulkan pembayaran kembalinya dari hari ke hari (Khudori, 2006).

Sekarang ini bank-bank ilegal tersebut telah banyak berkembang diantara masyarakat, keberadaannya bahkan sangat dibutuhkan oleh para pedagang yang membutuhkan pinjaman dana. Menurut Heru N. Soegiarto dan Vidhyandika M, ada 2 alasan yang membuat para pelepas uang tersebut populer dan banyak diminati oleh masyarakat :

1. Para pelepas uang umumnya lebih bersifat aktraktif daripada lembaga keuangan formal. Pelepas uang beroperasi secara luwes karena sering menjadikan hubungan bisnisnya bersifat personal dengan nasabah,

(34)

sedangkan lembaga keuangan formal seperti bank sangat memperhatikan prosedur dan tidak begitu mengenal nasabah. Luwes di sini juga menunjukkan cara praktik mereka yang mencoba memahami kondisi nasabah dengan periode waktu tagihan yang kadangkala tidak ketat.

2. Pelepas uang dapat mengatasi ”problem kepercayaan” bagi masyarakat desa yang belum begitu tahu tentang sistem legal. Mereka tidak mengetahui transaksi berdasarkan prosedur hukum, tetapi transaksi kredit dijalankan hanya dengan kepercayaan kedua belah pihak dan hal ini sesuai dengan kebiasaan masyarakat.

Para nasabah bank ilegal umumnya adalah pedagang, baik pedagang eceran maupun pedagang besar. Kredit yang diperoleh dari bank ilegal bagi pedagang besar biasanya digunakan untuk keperluan meluaskan usahanya, tetapi untuk pedagang kecil selain digunakan untuk meluaskan usaha juga digunakan untuk keperluan konsumsi sehari- hari.

(35)

18

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal- hal apa saja yang membuat keberadaan bank ilegal masih tetap bertahan dan dibutuhkan oleh masyarakat meskipun bunga yang ditetapkan sangat tinggi. Berikut ini adalah hasil penelitian dari peneliti sebelumnya yang dapat memberikan gambaran tentang masalah tersebut di atas.

Judul penelitiannya Perbedaan Kredit Usaha yang diberikan oleh Bank dengan Lembaga Keuangan Informal, studi kasus pada pengusaha kecil di Desa Wiladeg, Karangmojo, Gunung Kidul pada tahun 2005. Penelitian dilakukan oleh Nuning Praptiria Utami, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kredit usaha yang diberikan oleh Bank dengan Lembaga Keuangan Informal. Unsur- unsur yang dicari dalam perbedaan tersebut meliputi : prosedur peminjaman kredit, bunga kredit, jaminan kredit dan prosedur pengembalian kredit. Jenis penelitian adalah studi kasus, sedangkan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan wawancara dan analisis data menggunakan statistik deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kredit usaha yang diberikan oleh Bank dengan kredit usaha yang diberikan oleh Lembaga Keuangan Informal. Perbedaannya yaitu prosedur peminjaman kredit pada Bank lebih rumit dibandingkan prosedur peminjaman pada Lembaga Keuangan Informal, bunga kredit pada Bank lebih rendah daripada bunga kredit pada Lembaga Keuangan Informal, untuk mendapatkan kredit dari Bank harus menggunakan agunan sedangkan pada Lembaga Keuangan

(36)

Informal agunan tidak mutlak diperlukan, prosedur pengembalian kredit pada Lembaga Keuangan Informal lebih fleksibel dibandingkan prosedur pengembalian pada Bank dan alasan yang paling mempengaruhi para pengusaha kecil di Wiladeg lebih tertarik untuk meminjam kredit pada Lembaga Keuangan Informal daripada Bank adalah prosedur yang mudah.

F. Kerangka Pemikiran

Pembangunan pedesaan sebenarnya merupakan suatu hal yang penting, ini karena perkembangan masyarakat di daerah pedesaan juga akan berpengaruh terhadap perkembangan suatu negara. Dengan adanya kemajuan pembangunan di pedesaan maka akan dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Masyarakat di pedesaan umumnya sulit untuk mengembangkan usahanya di luar sektor pertanian yang dewasa ini kurang dapat diandalkan karena adanya keterbatasan atau kesulitan modal. Keterbatasan dan kesulitan tersebut diakibatkan karena kegagalan program-program kredit pemerintah bagi masyarakat kecil karena kurangnya minat masyarakat yang diakibatkan adanya persyaratan dan prosedur yang rumit, adanya kesulitan akses pada lembaga keuangan formal atau bank, antara lain karena adanya prosedur yang berbelit-belit dan harus tersedianya jaminan untuk memperoleh kredit, serta jangka waktu yang relatif lama ditambah lagi keraguan tentang kelayakan usaha dari pihak bank.

(37)

20

tersebut untuk modal usaha dan bukan untuk mengembangkan usaha. Sehingga, kesempatan masyarakat untuk mendapatkan kredit dari bank sangat kecil.

Karena kesulitan-kesulitan tersebut dan adanya kegagalan program-program kredit yang dicanangkan pemerintah untuk membantu para pengusaha kecil membuat masyarakat cenderung lebih suka dan tertarik meminjam uang untuk modal usaha pada para pelepas uang atau bank plecit, walaupun bunga yang dibebankan sangat tinggi. Tetapi hal tersebut tidak menjadi hal yang menghalangi masyarakat untuk meminjam uang pada para pelepas uang atau bank plecit.

Para pelepas uang atau bank plecit tersebut menerapkan sistem peminjaman yang mudah, cepat dan tidak bertele-tele bagi masyarakat yang ingin meminjam uang atau mendapatkan kredit tanpa harus mempertimbangkan agunan atau kekayaan calon nasabah. Kemudahan-kemudahan yang diberikan para pelepas uang dalam menyediakan kredit bagi masyarakat telah menjadi daya tarik tersendiri dan mengalahkan adanya penetapan bunga yang tinggi. Dalam penelitian ini akan mencoba mengetahui bagaimana cara kerja bank-bank ilegal tersebut dalam melayani nasabah, bagaimana penetapan bunga yanfg dilakukan oleh bank ilegal tersebut, pertimbangan apa yang dipakai dalam penentuan bunga dan bagaimana usaha untuk mengatasi kredit yang bermasalah sehingga bank tersebut tetap eksis dikalangan masyarakat.

(38)

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

1. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif, penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang berusaha menggambarkan subyek atau obyek yang diteliti sesuai dengan apa adanya yang bertujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik obyek yang diteliti secara tepat (Suharsimi, 2000). Penelitian eksploratif adalah penelitian yang bertujuan mengungkapkan hal- hal baru yang muncul dimasyarakat (Bagoes, 2004: 37). Penelitian eksploratif bersifat terbuka, masih mencari-cari dan segala macam metode akan digunakan untuk mengungkapkan hal- hal baru yang terjadi tersebut. Menurut Koentjaraningrat, penelitian eksploratif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu masalah, gejala, fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat dengan cara menggali, mengumpulkan dan mencari sumber, sebab, dampak, dan faktor dengan sebanyak-banyaknya dan sedetail-detailnya mengenai fenomena yang muncul tersebut.

2. Ex Post Facto ya itu metode penelitian dengan cara mengumpulkan data setelah semua peristiwa yang dipermasalahkan berlangsung.

B. Lokasi penelitian

(39)

22

cukup banyak dan masih banyak pedagang yang memanfaatkan jasa bank-bank ilegal tersebut.

C. Subyek dan Obyek penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang-orang ya ng bersangkutan dengan obyek yang akan diteliti atau mereka yang dapat memberikan informasi tentang obyek penelitian. Adapun subyek dalam ini penelitian adalah pihak bank-bank ilegal yang bertugas melayani kredit kepada nasabah dan pedagang yang menjadi nasabah bank-bank ilegal yang ada di Pasar Desa Ngrambe, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur

2. Obyek penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah : § Cara kerja Bank-bank ilegal

§ Penetapan bunga oleh Bank-bank ilegal

§ Pertimbangan dalam pemberian kredit yang dilakukan oleh Bank-bank

ilegal

§ Cara penyelesaian kredit bermasalah oleh Bank-bank ilegal

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan obyek penelitian yang terdiri dari manusia, hewan, benda, tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian ( Aptik, 1990:52 ). Populasi dalam penelitian ini adalah bank-bank ilegal

(40)

dan para pedagang yang ada di Pasar Desa Ngrambe, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang hendak diteliti yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel ( Sugiyono, 2004: 64) yaitu seluruh bank-bank ilegal yang ada di Pasar Desa Ngrambe yaitu 15 bank ilegal, sedangkan untuk pedagang digunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu yang diambil sebanyak 15 pedagang yang menjadi nasabah bank –bank ilegal.

E. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :

§ Praktik dalam penelitian ini diartikan sebagai suatu kegiatan usaha yang

dilakukan dengan tujuan mendapatkan hasil

§ Bank ilegal dalam penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang yang

secara bersama-sama melakukan usaha dengan cara meminjamkan uang yang didasarkan pada perhitungan adanya kemungkinan mendapat laba dari uang itu.

(41)

24

F. Variabel Penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Cara kerja Bank ilegal untuk memperoleh nasabah 2. Bunga pinjaman

3. Hal-hal yang menjadi pertimbangan bank ilegal dalam pemberian kredit 4. Cara bank ilegal menyelesaikan kredit yang bermasalah

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam usaha mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan dengan tujuan mencari informasi tertentu yang diinginkan. Sebuah observasi akan menghasilkan data yang lengkap apabila digabung dengan informasi yang diperoleh sewaktu melakukan wawancara.

Menurut Patton ( 1980 : 197 ) yang di kutip Moleong, wawancara dibagi menjadi beberapa jenis yaitu wawancara pembicaraan informal, pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara, dan wawancara baku terbuka. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan gabungan antara wawancara pembicaraan informal dan pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara.

Untuk melakukan wawancara yang baik dan lancar perlu dibuatkan kisi-kisi pertanyaan agar pertanyaan yang tidak menyimpang dari tema

(42)

penelitian. Berikut adalah kisi-kisi yang digunakan dalam wawancara kepada responden :

Tabel 1. Kisi-kisi pertanyaan wawancara

Variabel Indikator No. Items Jumlah

a. Cara kerja

Penentuan dan hal- hal yang mempengaruhi besar bunga dari masing- masing pinjaman

Observasi yaitu cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan melihat, mengamati dan mencatat data yang dibutuhkan. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data konkrit mengenai masalah yang sedang diteliti.

3. Kuesioner

(43)

26

melengkapi data serta melakukan cek silang dari jawaban-jawaban yang diberikan pihak bank ilegal pada saat wawancara.

Tabel 2. Kisi-kisi pertanyaan kuesioner

Variabel Indikator No. Items

a. Cara kerja Bank

H. Data yang dicari

Data dalam penelitian ini merupakan data kualitatif dan kuantitaif. Dalam upaya pengumpulan data primer, peneliti bertindak sebagai peneliti tunggal yang bertugas merencanakan, mencari data langsungkepada sumber informasi, menganalisis datayang diperoleh, dan yang terakhir melaporkan data yang telah disusun.

Data sekunder yang dicari oleh peneliti yaitu data yang berasal dari pihak desa, pasar dan Bank-bank ilegal.

(44)

I. Teknik Analisis data

Dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu teknik analisis data dengan memberikan gambaran secara terperinci terhadap gejala- gejala subyek penelitian dan memberikan penafsiran. Teknik analisis data melalui alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan ( Miles dan Huberman, 1992 :16). 1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data kasar dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung sampai laporan akhir tersusun. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan reduksi selanjutnya seperti membuat ringkasan, mengkode dan menulis memo reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis, reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan final dapat ditarik dan diverifikasi untuk keperluan penelitian.

2. Penyajian Data

(45)

28

teks naratif, hal tersebut ditujukan agar peneliti tidak kesulitan dalam penguasaan informasi baik secara keseluruhan maup un terpisah-pisah dari data yang telah terkumpul.

3. Kesimpulan

Data terkumpul kemudian diambil kesimpulan yang terus menerus selama penelitian berlangsung guna menjamin keabsahan dan objektifitas data sehingga kesimpulan akhir bisa dipertanggungjawabkan. Menarik kesimpulan dengan melihat kembali pada reduksi data maupun penyajian data sehingga kesimpulan yang diambil tidak menyimpang dari data yang dianalisis.

(46)

29

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Bank Ilegal

1. Sejarah Bank Ilegal

Bank ilegal merupakan sebuah usaha yang melayani kegiatan simpan pinjam kepada masyarakat baik di kalangan pedagang pasar maupun yang berada di rumah-rumah. Umumnya berbentuk sebuah koperasi yang mempunyai badan hukum, tetapi dalam menjalankan kegiatannya tidak seperti koperasi pada umumya.

Dalam memberikan kredit menggunakan prinsip perbankan yaitu dengan penetapan bunga yang tinggi. Jika pada koperasi kredit disalurkan pada anggota dalam bank ilegal nasabah bukan anggota dari koperasi , yang menjadi anggota adalah para pegawai atau penanam modal yang ada pada bank-bank ilegal tersebut. Sehingga bentuk usaha berubah yaitu adanya kumpulan modal dari pihak yang mempunyai modal besar yang kemudian dipinjamkan kepada masyarakat atau para pedagang, jadi bukan lagi sebuah usaha koperasi yang bertujuan membantu dan ingin meningkatkan kesejahteraan anggota Selain itu ketidak sesuaian juga terlihat dalam struktur organisasinya yang menyimpang dari Undang-Undang Perkoperasian yang ada, banyaknya hal- hal yang tidak sesuai dengan kegiatan koperasi pada umumnya tersebut maka di sebut bank ilegal.

(47)

30

mengalami kesulitan dana untuk mengembangkan usahanya maupun untuk modal usaha baru.

Bank ilegal dalam penelitian ini sudah ada atau berdiri sejak tahun 1972 dan terus berkembang dan bertambah, bank ilegal yang baru berdiri pada tahun 2005, hal ini disebabkan karena keberadaannya diterima dan dibutuhkan masyarakat kecil dan pedagang yang kesulitan memperoleh dana. Dahulu umumnya bank-bank ilegal tersebut hanya mempunyai satu kantor dan hanya mempunyai beberapa anggota, tetapi sekarang sudah memiliki beberapa kantor cabang dengan anggota yang semakin banyak dan modal yang semakin besar juga daerah pemasaran yang semakin luas. Sehingga pinjaman yang diberikan kepada para nasabah juga sudah dalam jumlah yang cukup besar. Dalam penelitian ini ada 3 bank ilegal yang sudah cukup besar, yaitu yang sudah memiliki kantor cabang dan sisanya hanya memiliki satu kantor.

2. Struktur Organisasi

Dalam menjalankan kegiatannya, bank ilegal mempunyai sebuah kantor yang masing- masing memiliki struktur organisasi yang berbeda satu sama lain yang semua tidak sesuai dengan prinsip koperasi yang sebenarnya.

Dalam penelitian ini, meskipun semua bank ilegal berbentuk koperasi tetapi tidak ada satupun dari bank-bank tersebut yang menempatkan Rapat Anggota Tahunan (RAT) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi seperti layaknya susunan organisasi

(48)

koperasi yang ada di Indonesia yang tercantum dalam Undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, dalam pasal 22 disebutkan bahwa rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi.

(49)

32

Gambar IV. 1. Struktur Organisasi Bank Ilegal Tipe I

Dalam struktur organisasi bank ilegal tersebut, badan pengawas mempunyai kedudukan dan wewenang yang tertinggi. Tugasnya adalah mengawasi jalannya kegiatan bank ilegal tersebut juga memantau kinerja pimpinan, hal ini tidak sesuai dengan ketentuan yang ada.

Di bawah badan pengawas terdapat pimpinan yang bertugas memimpin serta membuat keputusan yang berkaitan dengan jalannya kegiatan di kantor bank ilegal. Di bawah pimpinan terdapat pengawas yang terdiri dari perorangan yang bertugas mengawasi kinerja jabatan-jabatan yang berada di bawahnya seperti kepala mantri, mantri, kasir dan petugas bagian tabungan, selain itu pengawas bertugas memantau jika ada lokasi baru yang akan menjadi wilayah kerja para mantri.

Setelah pengawas terdapat kepala mantri, jumlah kepala mantri yang bertugas memantau dan mengarahkan kerja para mantri. Jumlah kepala mantri pada setiap bank ilegal berbeda tergantung pada jumlah mantri yang ada,

Pimpinan

Pengawas Kepala

Mantri

Kasir Mantri Petugas Tabungan Badan Pengawas

(50)

semakin banyak mantri yang ada maka akan semakin banyak kepala mantrinya. Setiap kepala mantri umunya membawahi 3 sampai 5 orang mantri. Mantri dalam bank ilegal bertugas melayani nasabah di lapangan, mencari dan menarik angsuran kepada para nasabah, jadi para mantri ini yang langsung berhubungan dengan para nasabah. Kasir dalam bank ilegal bertugas menerima setoran nasabah yang dibawa para mantri, sedangkan bagian tabungan bertugas mencatat dan mengurusi tabungan-tabungan yang dimiliki para nasabah.

Gambar IV. 2. Struktur Organisasi Bank Ilegal Tipe II

Tugas dan kewajiban para petugas umumya sama, tetapi dalam struktur yang lebih sederhana seperti di atas, para mantri atau petugas dilapangan langsung diawasi oleh pengawas.

Gambar IV. 3. Struktur Organisasi Bank Ilegal Tipe III Pimpinan

Pengawas

Kasir Mantri Petugas Tabungan

Pimpinan

(51)

34

Dalam bank ilegal yang mempunyai struktur organisasi seperti diatas, mantri dan petugas kasir langsung di bawah pimpinan, petugas kasir yang ada juga merangkap sebagai petugas tabungan. Bank ilegal yang mempunyai struktur organisasi yang sangat sederhana ini, biasanya merupakan bank ilegal yang merupakan kantor cabang dari bank ilegal yang lebih besar sehingga pimpinan mempunyai tanggung jawab kepada pimpinan kantor atau badan pengawas yang ada di kantor pusat.

Meskipun struktur organisasi yang dimiliki oleh bank ilegal tidak sesuai dengan struktur orgasisasi yang dimiliki sebuah koperasi pada umumnya, tapi struktur yang ada dan digunakan bank-bank ilegal tersebut juga tidak sesuai dengan struktur organisasi bank-bank umum yang ada. Struktur organisasi pada sebuah bank umum, biasanya terdiri dari dewan komisaris, direksi, general manajer, manajer dan para staff yang mempunyai tugas dan kewajiban yang berbeda. Berikut merupakan struktur orgasisasi sebuah bank umum :

Gambar IV. 4. Struktur Organisasi Bank Umum

Dewan direksi

General manajeryang membawahi manajer dan staf

General manajer yang membawahi manajer dan staf

Dewan komisaris

Rapat umum Pemegamg

(52)

3. Modal dan Keanggotaan

Dalam menjala nkan kegiatannya bank ilegal menggunakan modal yang diperoleh dari para anggota, anggota dari bank ilegal terdiri dari para karyawan yang ada dikantor bank ilegal tersebut, dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa rata-rata modal awal dalam pendirian bank ilegal berkisar antara Rp 20.000.000 yang terkecil dan Rp 50.000.000 yang paling besar. Modal awal tersebut selain digunakan sebagai dana untuk di pinjamkan kepada nasabah juga digunakan untuk biaya administrasi kantor, umumnya bank-bank ilegal tersebut tidak pernah mengalami kesulitan dalam menggunakan modal karena dalam waktu yang tidak terlalu lama biasanya modal akan semakin bertambah, baik dari keuntungan berupa bunga yang didapat dari para nasabah ataupun dari modal tambahan dari para anggota baru.

(53)

36

Hal yang dijalankan bank-bank ilegal tersebut berbeda dengan prinsp koperasi maupun bank umum, jadi bank tersebut tidak memenuhi kriteria keduanya. Karena jika merupakan koperasi, maka seharusnya nasabah termasuk dalam anggota koperasi tersebut, jika termasuk bank modal yang digunakan sangat jauh dari modal yang seharusnya dimiliki sebuah bank umum yaitu minimal Rp 100 miliar.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel bank-bank ilegal yang ada di pasar Ngrambe yang berjumlah 15 bank ilegal. Secara lebih jelas nama-nama bank ilegal yang beroperasi di pasar Ngrambe dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel IV. 1. Nama Bank-bank Ilegal

No Nama bank ilegal

Koperasi Kendal dadapan, Kendal Koperasi Prima Arta Jaya, Magetan Koperasi Arta Jaya Mandiri, Gendingan Koperasi Bakti Lestari, Paron

Koperasi Simpan Pinjam Bakti Lestari, Ngrambe Primkopabri, Magetan

Koperasi Bina Usaha Sejahtera, Jogorogo Primkoveri, Ngawi

Primkopabri Paron

Koperasi Wahana Mulya, Madiun Koperasi Bina Usaha Sejahtera, Kendal Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Kita”, Ngawi Koperasi Bangun Jaya Mandiri, Sragen Koperasi Simpan Pinjam “SAE”, Gendingan

Dari 15 bank ilegal tersebut, terdapat beberapa bank yang mempunyai nama yang sama tetapi berada pada tempat atau memiliki kantor tersendiri yang merupakan kantor cabang atau perwakilan, setiap kantor cabang atau perwakilan tersebut mempunyai pimpinan yang berbeda. Masing- masing bank memiliki satu

(54)

petugas atau mantri yang ditempatkan di pasar Ngrambe, berikut tabel nama- nama bank beserta petugas atau mantri yang berada di pasar Ngrambe :

Tabel IV. 2. Nama Bank Ilegal, Nama Petugas

No Nama bank illegal Petugas

1

Koperasi Kendal Dadapan, Kendal Koperasi Prima Arta Jaya, Magetan Koperasi Arta Jaya Mandiri, Gendingan Koperasi bakti lestari, Paron

Koperasi simpan pinjam bakti lestari, Ngrambe Primkopabri, Magetan

Koperasi Bina Usaha Sejahtera, Jogorogo Primkoveri, Ngawi

Primkopabri Paron

Koperasi Wahana Mulya, Madiun Koperasi Bina Usaha Sejahtera, Kendal Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Kita”, Ngawi Koperasi Bangun Jaya Mandiri, Sragen Koperasi Simpan Pinjam “SAE”, Gendingan

Timbul Eko Prasetyo

Dari data diatas dapat diketahui, bahwa yang menjadi petugas dari bank-bank ilegal tersebut adalah 14 orang laki- laki dan 1 orang wanita. Hal ini mungkin dikarenakan pertimbangan faktor kewibawaan dan fisik. Karena menjadi petugas bank illegal harus siap dengan segala tugas yaitu berkeliling dari satu tempat ke tempat yang lain untuk menarik angsuran dari para nasabah.

(55)

38

B. Gambaran Umum Pasar Ngrambe

1. Keadaan Geografis a. Lokasi Pasar

Pasar Ngrambe terletak di RT 01, RW 03 Dusun Pule, Desa Ngramb e , Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi. Lokasi pasar sangat strategis karena berada tepat di depan kantor Kecamatan dan juga bersebelahan dengan terminal bus. Batas-batas Pasar Ngrambe adalah sebagai berikut :

Utara : Jalan Sultan Agung Timur : Jalan pasar ngrambe Selatan : Terminal bus Barat : Dusun Sempu b. Luas Pasar

Pasar Ngrambe merupakan sebuah pasar yang cukup besar. Luasnya adalah 16.210 m2, tetapi yang digunakan untuk usaha adalah 14.093 m2 dan sisanya digunakan untuk tempat parkir dan pembuangan sampah. Pada hari pasaran, maka pasar akan digunakan semua tetapi jika tidak hari pasaran maka hanya separuh dari luas pasar yang digunakan untuk berdagang. Jumlah kios yang ada di pasar Ngrambe sebanyak 177 kios, jumlah dasaran yang berijin sebanyak 334 dasaran, terdapat 7 los yang beratap genting, 8 los yang beratap seng dan 4 los yang beratap asbes. Karena merupakan pasar yang cukup besar, maka pedagang yang

(56)

ada di pasar Ngrambe sudah digolongkan menurut jenis dagangan masing-masing walaupun belum sepenuhnya sempurna.

2.Keadaan pedagang

a)Asal dan jumlah pedagang

Pedagang di pasar Ngrambe sebagian besar berasal dari desa-desa di Kecamatan Ngrambe dan sekitarnya, tetapi ada juga yang berasal dari luar daerah. Pedagang yang berasal dari luar daerah biasanya hanya datang pada hari pasaran, yaitu pada pasaran “pahing” dan “kliwon”.

Jumlah pedagang yang ada di pasar Ngrambe berdasarkan yang menepati kios dan dasaran yang berijin berjumlah 485 pedagang, sebenarnya jumlah tersebut akan lebih banyak lagi karena pedaga ng yang berjualan secara oprokan tidak dihitung karena jumlahnya akan berubah-ubah setiap hari. Dari jumlah tersebut 151 pedagang berjualan dalam kios dan 334 pedagang berjualan di dasaran.

Tabel IV. 3. Jumlah Pedagang Berdasarkan Tempat Berdagang

Tempat berdagang Jumlah Persen (%)

Kios 151 31,1

Dasaran 334 68,9

Jumlah 485 100 %

Sumber : Data Administrasi Pasar Ngrambe

(57)

40

mahal dibandingkan dengan harga dasaran, selain itu biaya pajak dan retribusi yang harus dibayar pemilik kios lebih mahal dibandingkan dasaran.

Jumlah pedagang berdasarkan jenis kelamin yaitu 302 pedagang merupakan pedagang perempuan dan 183 pedagang merupakan pedagang laki- laki.

Tabel IV. 4. Jumlah Pedagang Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persen (%)

Perempuan 302 62,3

Laki- laki 183 37,7

Jumlah 485 100 %

Sumber : Data Administrasi Pasar Ngrambe

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa jumlah pedagang yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu 302 pedagang atau 62,3 %, dari pedaga ng yang berjenis kelamin laki- laki yaitu 183 pedagang atau 37,7 %.

3. Jenis Pedagang

Para pedagang di pasar Ngrambe dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis yaitu :

1) Pedagang oprokan yaitu pedagang yang berjualan di luar atau di dalam lingkungan pasar tanpa menyewa los atau dasaran, tetapi mereka tetap dikenai biaya retribusi pasar.

2) Pedagang yang menempati los atau dasaran yaitu pedagang yang berjualan di dalam pasar dan menempati los- los atau dasaran yang

(58)

telah disediakan. Pedagang ini dikenai biaya retribusi pasar lebih besar daripada pedagang oprokan, selain itu mereka juga dikenakan pajak tahunan yang besarnya di hitung sesuai dengan luas dasaran yang mereka tempati, per- m2 dasaran di kenakan pajak sebesar Rp 1500 yang harus di bayar setiap tahun.

3) Pedagang yang menempati kios yaitu pedagang yang berjualan dikios-kios baik di pinggir atau di dalam pasar. Pedagang ini dikenai biaya retribusi pasar lebih besar daripada pedagang yang berjualan di dasaran, mereka juga dikenakan pajak tahunan yang besarnya Rp 60.000 setiap tahun.

4.Fasilitas- fasilitas Pasar

Fasilitas- fasilitas yang ada di pasar Ngrambe antara lain adalah : a. WC umum

Wc umum yang ada berjumlah 3 buah, satu berada di sebelah utara dan dua berada di sebelah selatan. Jumlah ini memang kurang memadai bila dibandingkan dengan luas pasar. Kebersihan WC umum tersebut cukup baik dan air yang tersedia melimpah. Pengelolaan WC umum ini diserahkan kepada petugas yang sekaligus bertanggung jawab terhadap kebersihan pasar. Setiap pengguna WC umum dikenakan biaya untuk pemeliharaan dan kebersihan WC.

b.Kebersihan Pasar

(59)

42

pasar. Untuk itu, setiap pedagang dikenakan biaya kebersihan yang menyatu dengan retribusi pasar.

c. Keamanan Pasar

Untuk menjaga keamanan barang-barang dagnagan yang ditinggal di pasar, maka pihak pengelola pasar juga menyediakan petugas keamanan atau penjaga malam. Setiap pedagang juga dikenakan biaya keamanan yang menyatu dengan biaya retribusi pasar. Besarnya biaya keamanan didasarkan pada banyak sedikitnya barangv yang di tinggal di dalam pasar.

d.Tempat Parkir

Tempat parkir yang disediakan pengelola pasar tidak terlalu luas dan hanya untuk kendaraan roda dua, sehingga kendaraan roda empat banyak yang parkir di pinggir jalan sepanjang pasar yang terkadang menimbulkan kemacetan terutama jika hari pasaran. Pengelolaan parkir diserahkan kepada perorangan dan DLAJJ yang kemudian digunakan sistem setor setiap bulan kepada pihak pengelola pasar. e. Pengelola pasar

Pasar Ngrambe dikelola oleh petugas-petugas yang bernaung di bawah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Ngawi. Di pasar ini ada beberapa petugas seperti kepala pasar, bendahara, juru, administrasi dan keamanan. Berikut merupakan struktur organisasi petugas yang ada di pasar Ngrambe :

(60)

Gambar. IV. 4. Struktur Organisasi Petugas di Pasar Ngrambe

Masing- masing petugas tersebut memiliki tugas yang berbeda-beda, kepala pasar bertugas mengawasi dan bertanggung jawab terhadap jalannya pengelolaan pasar. Bendahara bertugas mengurusi bagian keuangan pasar, diantaranya retribui pasar, pajak tahunan, setoran dari petugas parkir dan mengurusi gaji bagi pata petugas. Petugas administrasi mempunyai kewajiban melakukan pembukuan terhadap jumlah pedagang, membuat laporan- laporan juga bertanggung jawab melayani para pedagang yang akan memperpanjang ijin dasaran. Petugas keamanan bertugas mengurusi keamanan pasar, baik pada siang atau malam hari juga bertanggung jawab atas petugas yang dipekerjakan menjadi penjaga malam dan petugas kebersihan. Juru bertugas menarik retribusi para pedagang setiap harinya, masing- masing juru sudah mempunyai bagian-bagian tersendiri pedagang-pedagang di lokasi mana yang harus di tarik retribusinya.

(61)

44

BAB V

PEMBAHASAN

Dalam bab V ini, peneliti akan menguraikan pembahasan terhadap rumusan masalah yang telah diajukan. Rumusan masalahnya adalah, 1) bagaimana cara kerja bank-bank ilegal dalam memperoleh nasabah, 2) bagaimana penetapan bunga yang dilakukan oleh bank-bank ilegal, 3) apa saja yang menjadi pertimbangan bank-bank ilegal dalam pemberian kredit kepada para nasabah, 4) bagaimana cara bank-bank ilegal dalam menyelesaikan kredit bermasalah.

1. Cara Kerja Bank-bank Ilegal Dalam Memperoleh Nasabah

Cara kerja bank-bank ilegal dalam memperoleh nasabah adalah hal- hal atau kegiatan yang dilakukan bank-bank ilegal dalam memperoleh nasabah, karena tidak dapat dipungkiri bahwa nasabah merupakan kunci pokok bagi kemajuan dan keberhasilan bank-bank ilegal tersebut. Cara kerja disini meliputi seluruh kegiatan yang dilakukan bank-bank ilegal dalam memberikan pelayanan kepada para nasabah, baik pada tahap pencarian nasabah maupun menjaga kepercayaan nasabah.

Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan, dapat diketahui tata cara bank-bank ilegal dalam menawarkan maupun memberikan kredit kepada para nasabahnya adalah sebagai berikut, para petugas mendatangi para pedagang di pasar dan menawarkan kredit kepada para pedagang tersebut. Jika ada para pedaga ng yang tertarik dan ingin meminjam atau melaksanakan kredit maka petugas akan menjelaskan syarat dan prosedur

(62)

yang harus dipatuhi oleh para peminjam atau nasabah, baik tentang prosentase bunga yang harus dibayar, lamanya waktu pelunasan pinjaman dan besarnya pinjaman yang harus dikembalikan. Tetapi kadang-kadang petugas tidak menyebutkan besarnya prosentase bunga, karena nasabah terkadang tidak mengerti dan hanya menanyakan berapa kali angsuran yang harus mereka lakukan dan besarnya angsuran yang harus mereka bayar. Hal ini dikarenakan para nasabah biasanya tidak begitu memperhatikan berapa prosentase bunga, tetapi mereka hanya memikirkan berapa uang yang harus mereka kembalikan dan mereka siapkan nantinya dalam mengangsur pinjaman yang mereka lakukan

(63)

46

Setelah calon nasabah mengerti dan setuju dengan ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan seperti, besarnya angsuran dan tenggang waktu angsuran. Maka petugas akan meminta foto copy kartu identitas nasabah yang biasanya berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku sebagai lampiran dan untuk mengetahui alamat nasabah yang melakukan pinjaman. Untuk nasabah yang baru pertama kali melakukan pinjaman, petugas biasanya akan terlebih dahulu menanyakan besarnya pinjaman yang nasabah inginkan, namun jika besarnya pinjaman yang diajukan tersebut dirasa petugas tidak sesuai dengan tafsiran yang mereka lakukan, maka petugas tidak akan mengabulkannya dan memberikan kredit yang sesuai dengan kemampuan nasabah. Tetapi, jika besarnya kredit yang diajukan sesuai dengan tafsiran petugas, maka nasabah tersebut akan mendapatkan jumlah pinjaman sesuai dengan yang diinginkannya. Setelah terjadi kesepakatan tentang besarnya pinjaman, maka nasabah tersebut dapat langsung menerima kredit yang diajukan saat itu juga. Tetapi, jika pinjaman yang diajukan dalam jumlah yang besar dan petugas kebetulan tidak membawa dana dalam jumlah yang cukup, maka nasabah akan menerima dana tersebut pada waktu yang telah ditentukan atau pada keesokan harinya, kadang-kadang petugas akan memberikan dana yang dibawa dan sisanya baru diberikan pada waktu yang telah ditentukan atau pada keesokan harinya.

Untuk nasabah lama petugas biasanya tidak perlu lagi menawarkan kredit, karena jika membutuhkan lagi mereka akan langsung mengajukan kredit lagi kepada petugas. Dikabulkan atau tidaknya

(64)

permohonan kredit dan besarnya pinjaman yang akan diberikan juga tergantung dari para nasabah tersebut, tetapi untuk nasabah lama selain melakukan survey terhadap jenis dan banyaknya barang dagangan atau kemajuan usaha, dalam menilai pinjaman yang diajukan nasabah lama petugas juga memperhatikan ketepatan dan kepatuhan nasabah dalam memgembalikan pinjaman yang telah dilakukan sebelumnya, jika pada pinjaman sebelumnya nasabah tersebut rajin mengangsur dan selalu tepat waktu maka nasabah tersebut akan dengan mudah mendapatkan pinjaman kembali dari petugas. Tetapi, jika pada saat melakukan pinjaman sebelumnya nasabah tersebut tidak patuh dan tidak tepat waktu maka petugas akan mempertimbangkan lagi apakah nasabah tersebut layak diberikan kredit lagi atau tidak. Secara lebih jelas tahap-tahap dalam pemberian kredit yang dilakukan bank-bank illegal dapat dilihat pada bagan arus berikut ini:

Bagan V. 1. Tahap-Tahap Dalam Pemberian Kredit Oleh Bank-Bank Ilegal

yang Telah Lama Memberikan Kredit

Petugas menawarkan atau nasabah mengajukan kredit

Petugas melakukan pengamatan dan menjelaskan prosedur dan persyaratan

Nasabah menunjukkan kartu identitas

diri berupa Kartu Tanda Penduduk

(KTP) yang masih berlaku

(65)

48

Tahap-tahap tersebut akan berubah jika bank ilegal baru di lokasi pasar tersebut, artinya para petugas bank ilegal masih mencari nasabah. Tahap-tahap yang harus dilalui nasabah akan semakin mudah, karena petugas tidak melakukan pengamatan atau penilaian kelayakan kredit. Nasabah yang ingin mendapatkan kredit hanya perlu mengajukan kredit, menunjukan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan langsung bisa mendapatkan dana yang dibutuhkan. Tahap-tahap tersebut secara lebih jelas dapat dilihat dalam bagan arus berikut:

Bagan V. 2. Tahap-Tahap Dalam Pemberian Kredit Oleh Bank-Bank Ilegal yang Baru

Dalam melakukan penarikan angsuran kepada para nasabah, petugas mendatangi para nasabah pada waktu-waktu nasabah harus mengangsur sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama, selain mendatangi nasabah sehingga nasabah tidak kesulitan dalam melakukan penarikan angsuran petugas bersifat sangat lunak dan fleksibel. Hal ini dapat ditunjukan dengan adanya keringanan yang diberikan kepada nasabah, jika pada waktu nasabah harus mengangsur tetapi dagangan mereka tidak begitu laku atau ada keperluan lain seperti harus kondangan atau arisan, maka nasabah boleh tidak mengangsur atau hanya mengangsur setengah dari

Petugas menawarkan atau nasabah mengajukan kredit

Nasabah menunjukkan kartu identitas diri berupa Kartu Tanda Penduduk

(KTP) yang masih berlaku

Nasabah menerima pinjaman

(66)

besarnya angsuran yang seharusnya dibayar. Petugas juga tidak menolak jika nasabah mengangsur lebih banyak dari besarnya angsuran yang seharusnya.

Dari hasil wawancara, prosedur yang mudah dan tidak berbelit-belit serta syarat yang sangat mudah juga pelayanan yang ramah dan tidak terlalu kaku atau formal kepada para nasabah, merupakan kunci utama yang dijadikan oleh bank-bank illegal dalam menarik dan mempertahankan nasabah. Karena pada umumnya para nasabah mereka yaitu para pedagang berasal dari golongan menengah kebawah yang penghasilannya tidak tetap setiap hari, dengan kemudahan yang diberikan oleh bank-bank illegal diharapkan akan dapat membantu mencukupi kebutuhan modal untuk meningkatkan usaha. Dengan pelayanan yang ramah dan lebih bersifat kekeluargaan, nasabah akan lebih merasa tenang dan senang karena mereka bisa leluasa meminta keringanan jika memang mereka kesulitan dalam mengangsur. Dengan hanya mengandalkan unsur kepercayaan dan tanpa menggunakan jaminan, nasabah akan lebih santai dan tenang dalam mengangsur karena mereka tidak perlu takut kehilangan barang.

(67)

50

keringanan dan kemudahan dalam melakukan angsuran yang tidak akan didapatkan para nasabah jika melakukan pinjaman di tempat lain.

Pada bank-bank umum, untuk mendapatkan kredit nasabah harus melewati beberapa tahap yang sedikit rumit dan panjang yaitu: nasabah datang ke kantor bank umum dan mengajukan permohonan kredit, mengisi blangko yang disediakan dan melengkapi administrasi yang diperlukan. Jadi nasabah belum tentu langsung mendapatkan dana yang dibutuhkan pada saat mengajukan kredit, hal ini sangat berbeda dengan tahap-tahap yang harus dilalui para nasabah yang ingin meminjam uang pada bank-bank ilegal. Tahap-tahap yang harus dilalui para nasabah untuk mendapatkan kredit pada bank umum akan digambarkan dalam bagan arus berikut :

Bagan V. 3. Tahap-Tahap Pemberian Kredit Oleh Bank Umum

Pihak bank umum sangat selektif dan cermat dalam menilai nasabah yang mengajukan kredit, karena pihak bank tidak mau menanggung resiko adanya kredit macet. Sehingga selain harus mempunyai agunan atau jaminan

Nasabah datang ke kantor

bank umum dan

mengajukan kredit

Nasabah mengisi blangko dan melengkapi administrasi

Petugas melakukan seleksi terhadap, kelayakan nasabah dalam menerima kredit

Nasabah menunggu terkabul atau tidaknya kredit yang diajukannya

Gambar

Tabel III.1
Gambar IV.1
Tabel 1. Kisi-kisi pertanyaan wawancara
Tabel 2. Kisi-kisi pertanyaan kuesioner
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara metode diskusi dengan model pembelajaran

Dengan mengasumsikan bahwa investasi swasta dan publik (pemerintah) di bidang sumber daya atau modal manusia dapat menciptakan eksternalitas positif dan memacu

"Apakah engkau menyangka bahwa telah kami ciptakan dirimu (manusia) dengan kesia-siaan, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?" (Q.S. Sebaliknya, ia

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1. Petunjuk Bagi Siswa/Peserta Didik  Untuk memperoleh hasil belajar yang maximal, dalam menggunakan modul ini maka langkah–langkah yang dilaksanakan antara

Hasil Survey Teknisi dilapangan untuk kondisi Ruang Mesin di DEPLU perlu diperhatikan secara serius karena dari keamanan, kebesihan dan keselamatan pekerja yang masuk

PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH ( PIPER CROCATUM LINN.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA.. TIKUS PUTIH JANTAN DENGAN METODE UJI TOLERANSI

Terdapat pula keterbatasan penelitian sebagai berikut: (1) Sampel dalam penelitian ini hanya didapatkan dari forum investor dunia maya seperti StockBit, BEI5000