• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran gaya pegas dan elastisitas bahan dengan dukungan media pembelajaran website : sebuah upaya untuk menumbuhkan motivasi belajar dan meningkatkan pemahaman siswa di kelas XI IPA SMA Santa Maria Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pembelajaran gaya pegas dan elastisitas bahan dengan dukungan media pembelajaran website : sebuah upaya untuk menumbuhkan motivasi belajar dan meningkatkan pemahaman siswa di kelas XI IPA SMA Santa Maria Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
215
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN GAYA PEGAS DAN ELASTISITAS BAHAN DENGAN

DUKUNGAN MEDIA PEMBELAJARAN

WEBSITE

: SEBUAH UPAYA

UNTUK MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DAN MENINGKATKAN

PEMAHAMAN SISWA DI KELAS XI IPA SMA SANTA MARIA

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Agustina Ika Isrianawati

NIM. 041424028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

HALAMAN PERSEMBAHAN

(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Agustina Ika Isrianawati. 2008.

Pembelajaran Gaya Pegas dan Elastisitas Bahan

dengan Dukungan Media Pembelajaran Website: Sebuah Upaya untuk

Menumbuhkan Motivasi Belajar dan Meningkatkan Pemahaman

Siswa di Kelas XI IPA SMA Santa Maria Yogyakarta

.

Skripsi S-1.

Yogyakarta: Pendidikan Fisika. JPMIPA. FKIP. Universitas Sanata

Dharma.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat eksploratif

deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media

website

untuk

pembelajaran gaya pegas dan elastisitas bahan yaitu (1) mengetahui kualitas media

pembelajaran

website

yang digunakan peneliti, (2) mengetahui kesiapan siswa

menggunakan media pembelajaran

website

, (3) mengetahui apakah penggunaan

media pembelajaran

website

dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, dan (4)

mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran

website

dapat meningkatkan

pemahaman siswa.

Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

website

pembelajaran mengenai topik gaya pegas dan elastisitas bahan, kuesioner, lembar

pengamatan, soal

pre-test

, soal

post-test

dan lembar isian untuk menuliskan kritik,

saran, dan komentar.

Penelitian ini diawali dengan pembuatan media seperti video, animasi, dan

foto/gambar yang akan dimasukkan dalam

website

, membuat dan merancang

website

,

mengerjakan soal

pre-test

, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengann dukungan

media pembelajaran

website

, dan mengerjakan soal

post-test

. Keseluruhan proses

penelitian ini membutuhkan waktu tujuh bulan dari bulan Maret sampai September

2008.

Pelaksanaan penelitian dilakukan di SMA Santa Maria Yogyakarta pada

bulan September 2008. Subyek penelitian (partisipan) adalah siswi-siswi kelas XI

program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)

website

yang digunakan oleh

peneliti untuk pembelajaran mengenai topik gaya pegas dan elastisitas bahan

memiliki kualitas yang baik, (2) siswa siap mengikuti pembelajaran Fisika dengan

dukungan media pembelajaran

website

, (3) penggunaan media pembelajaran

website

dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, (4) penggunaan media pembelajaran

website

dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa.

(8)

ABSTRACT

Agustina Ika Isrianawati. 2008.

Spring Force and Material Elasticity Learning

Supported by Website Learning Media: An Effort to Increase Students’

Learning Motivation and Develop Students’ Learning Understanding

at 11

th

graders of the science class of Santa Maria Senior High School

of Yogyakarta.

S-1 A Thesis. Yogyakarta. Physics Education Study

Program. Department of Mathematics and Science Education. Faculty

of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University.

This research is defined as a qualitative research with descriptive and

explorative methods as its roots. This research is intended to identify (1) the web’s

quality used in the learning process, (2) students’ readiness on using website learning

media, (3) whether the use of website learning media can increase students’ learning

motivation, and (4) whether the use of website learning media can develop students’

learning understanding.

The writer uses several instruments for accomplishing the research. Those are

website learning media with spring force and material elasticity as its topic, three

questionnaires, an observation sheet, a pre-test, a post-test, and blank sheets in which

the participants are to write critics, suggestions, and comments.

The first steps of the process of accomplishing the research are working with

the media production such as videos, animations, and pictures as well as photos used

in the website, designing the website, doing the pre-test, teaching participants using

web-based learning media, and doing the post-test. The writer has to spend for about

seven months working with all of the process of accomplishing the research starting

on March up to September 2008.

This research has taken place at Santa Maria Senior High School of

Yogyakarta. The writer taught the 11

th

graders of the science class of Santa Maria

Senior High School of Yogyakarta as the research participants on September 2008.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas kasih dan karunia yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul

“PEMBELAJARAN GAYA PEGAS DAN ELASTISITAS BAHAN

DENGAN DUKUNGAN MEDIA PEMBELAJARAN

WEBSITE

: SEBUAH

UPAYA

UNTUK

MENUMBUHKAN

MOTIVASI

BELAJAR

DAN

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DI KELAS XI IPA SMA SANTA

MARIA YOGYAKARTA”.

Tujuan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan

bantuan dalam hal bantuan material, dukungan, saran, dan gagasan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis secara khusus

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1.

Bapak Drs. T. Sarkim M.Ed.,Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, arahan, serta semangat sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

(10)

3.

Dosen penguji, terima kasih atas segala saran dan kritik yang telah disampaikan

selama pendadaran.

4.

Sr. M. Cornelia OSF, S.Ag selaku kepala sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta

yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

5.

Bapak Andreas sebagai pengampu mata pelajaran Fisika kelas XI IPA SMA

Santa Maria Yogyakarta, terima kasih atas waktu, bantuan, dan kesempatan yang

telah diberikan kepada penulis sehingga proses pengambilan data menjadi

semakin lancar dan mudah.

6.

Seluruh dosen JPMIPA yang telah membantu penulis dalam memberikan

bimbingan dan pengarahan selama masa perkuliahan.

7.

Bapak dan ibuku, terima kasih atas cinta, semangat, perhatian, serta pengorbanan

yang begitu besar untuk anakmu ini. Skripsi ini merupakan bukti bahwa aku

sangat menyayangi kalian. Semoga ibu cepat sembuh. Tuhan memberkati.

8.

Kedua adikku Tita dan Ganang, terima kasih atas cinta, perhatian, dan ketulusan

kalian. Kalian berdua yang terbaik untukku.

9.

Kakek dan nenekku, yang telah memberikan doa, dukungan, dan harapan

untukku, akhirnya aku bisa menjadi seorang sarjana.

(11)

semangat yang kamu berikan untukku aku tidak akan melupakanmu), Sisil dan

Clara (anak kecil ke 1 dan ke 2, terima kasih ya atas kelucuan-kelucuan kalian di

kos merah dan atas kerelaannya menjadi obyek penderita ketika aku sedang stres),

Mbak Tia dan Ardath (terima kasih atas kerelaan kalian ketika aku stres

membantuku membuat clara dan sisil menderita he...he....), Padmi dan mas Lan

(terima kasih atas kebersamaan dan ketenangan yang kalian berikan), Dek Bagas

dan Bu Eko (terima kasih atas kebersamaan, penghiburan yang telah diberikan

untukku).

12.

Teman-teman SMA ku: Yefin, Mas Wiwied, Rini, Lilin (terima kasih atas

persahabatan dan dukungan yang masih kalian berikan walaupun kita sudah tidak

bersama-sama lagi).

13.

Teman-teman P’Fisika’04: Aris, Rini, Astri, Retha, Dwi Wahyu, Mbak Tia,

Padmi, Wil, Ita, Made, Mbak Heti dan semua teman-teman P’Fisika’04 yang

tidak dapat saya sebutkan satu per satu (terima kasih kalian telah mengisi

hari-hariku).

14.

Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu di sini.

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT

... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

DAFTAR TABEL... xviii

DAFTAR GAMBAR... ... xxi

DAFTAR BAGAN... xxii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.

Latar Belakang Masalah... 1

B.

Tinjauan Pustaka... 3

1.

Media Pembelajaran dengan Dukungan

Website

... 3

a.

Media Pembelajaran... 3

1).

Arti Media Pembelajaran... 3

2).

Manfaat Media Pembelajaran... 4

3).

Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran... 4

b.

Hakekat Pembelajaran... 7

c.

Website

... 11

(13)

2).

Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran dengan

Dukungan Media Pembelajaran

Website

... 12

3).

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam

Membuat Media Pembelajaran

Website

...14

4).

Model-model Pembelajaran dengan Dukungan

Media Pembelajaran

Website

... 16

2.

Motivasi Belajar Siswa... 18

a.

Motivasi Belajar... 18

1).

Pengertian Motivasi Belajar... 18

2).

Fungsi Motivasi dalam Pembelajaran... 19

3).

Ciri-ciri Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi... 20

4).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar... 20

b.

Hakekat Belajar... 23

c.

Hakekat Siswa... 28

3.

Pemahaman... 30

4.

Macromedia Dreamweaver MX 2004... 33

5.

Elastisitas... 34

Tegangan... 34

Regangan...35

Modulus Elastis... 36

Hukum Hooke... 39

Tetapan Gaya Benda Elastis... 41

6.

Pembelajaran Elastisitas dengan Dukungan Media

Pembelajaran

Website

... 42

C.

Rumusan Masalah... 45

D.

Tujuan Penelitian... 45

(14)

BAB II METODOLOGI... 47

A.

Jenis Penelitian...47

B.

Subyek Penelitian (Partisipan)... 47

C.

Waktu dan Tempat Penelitian... 47

D.

Desain Penelitian... 47

1. Pembuatan Instrumen...48

a. Membuat Soal... 48

b. Membuat Kuesioner... 48

c. Membuat

Website

... 49

2. Mengerjakan Soal

Pre-test

... 54

3. Mengisi Kuesioner... 55

4. Pembelajaran dengan Media Pembelajaran

Website

... 55

5. Mengerjakan Soal

Post-test

... 55

6. Mengisi Kuesioner... 55

E.

Instrumen... 56

F.

Validitas... 57

G. Metode Analisis Data... 57

1. Kualitas

Website

... 57

a. Analisis Kuesioner Pilihan Ganda... 58

b. Analisis Kuesioner Isian... 62

c. Menurut Kriteria Website Pembelajaran yang Baik... 63

2. Kesiapan Siswa Menggunakan Media Pembelajaran

Website

... 65

a. Kuesioner Berbentuk Pilihan Ganda... 66

b. Kuesioner Berbentuk Isian... 70

3. Motivasi Belajar... 72

(15)

BAB III DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN... 78

A.

Pelaksanaan Penelitian... 78

1.

Pembuatan

Website

Pembelajaran... 78

2.

Pelaksanaan Pembelajaran... 80

3.

Evaluasi... 92

B.

Data, Analisis Data, dan Pembahasan...93

1.

Kualitas

Website

...93

a.

Kuesioner... 93

b.

Kritik, Saran, dan Komentar... 102

1).

Kritik, Saran, dan Komentar Guru... 102

2).

Kritik, Saran, dan Komentar Siswa... 103

c.

Kriteria

Website

yang Baik... 108

2.

Kesiapan Siswa Mengikuti Pembelajaran dengan Dukungan

Media Pembelajaran

Website

... 111

a.

Kuesioner Berbentuk Pilihan Ganda... 111

b.

Kuesioner Berbentuk Isian... 120

3.

Motivasi Belajar Siswa... 121

4.

Peningkatan Pemahaman Siswa... 123

C.

Keterbatasan Penelitian... 125

1.

Pelaksanaan Penelitian... 125

2.

Website

... 125

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 127

A.

Kesimpulan ... 127

1. Kualitas

Website

yang Digunakan dalam Pembelajaran

Gaya Pegas dan Elastisitas Bahan...127

(16)

3. Motivasi Belajar Siswa... 128

4. Peningkatan Pemahaman Siswa... 128

B.

Saran …………... 128

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Soal

Pre-test

... 133

Lampiran 2. Lembar Pengamatan... 138

Lampiran 3. Soal

Post-test

... 140

Lampiran 4. Jawaban Soal

Pre-test

dan

Post-test

... 145

Lampiran 5. Kisi-Kisi Soal

Pre-test

dan

Post-test

... 151

Lampiran 6. Kritik Siswa... 152

Lampiran 7. Saran Siswa... 154

Lampiran 8. Komentar Siswa... 156

Lampiran 9. Kuesioner Kesiapan Siswa Menggunakan

Media Pembelajaran

Website

... 158

Lampiran 10. Kuesioner Mengenai Kualitas

Website

yang Digunakan Peneliti... 160

Lampiran 11. Kuesioner Motivasi Belajar Siswa... 163

Lampiran 12. Petunjuk Pembelajaran dengan Dukungan Media

Pembelajaran

Website

... 167

Lampiran 13.

Hand Out

untuk Siswa... 169

Lampiran 14. Halaman-halaman

Website

... 175

Lampiran 15. Jawaban Siswa yang Dikirimkan ke

Website

...185

Lampiran 16. Halaman

Website

Pertama

untuk Diskusi atau Tanya Jawab

Online

... ... 186

Lampiran 17: Halaman

Website

Kedua

untuk Diskusi atau Tanya Jawab

Online

... ... 187

Lampiran 18: Halaman

Website

untuk Menuliskan

Tanggapan Diskusi atau Tanya Jawab

Online

... 188

Lampiran 19: Halaman

Website

untuk Hasil Diskusi

Online

... 189

(18)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.

Makna setiap halaman

website

... 53

Tabel 2.

Pendapat siswa mengenai warna dan tampilan

website

... 58

Tabel 3.

Pendapat siswa mengenai animasi yang ada di dalam

website

... 58

Tabel 4.

Pendapat siswa mengenai huruf cetak

yang digunakan dalam

website

... 59

Tabel 5.

Pendapat siswa mengenai suara dan gambar video dalam

website

... 59

Tabel 6.

Pendapat siswa mengenai fasilitas dalam

website

untuk dapat bertanya maupun berdiskusi dengan guru

secara

online

di luar jam sekolah... 59

Tabel 7.

Pendapat siswa mengenai gambar dalam

website

... 60

Tabel 8.

Pendapat siswa bila harus mengirimkan jawaban tugas

pada guru melalui

website

... 60

Tabel 9.

Pendapat siswa mengenai video dan animasi dalam

website

... 60

Tabel 10.

Pendapat siswa mengenai fenomena-fenomena

video dalam

website

... 61

Tabel 11.

Pendapat siswa mengenai salah satu fasilitas

dalam

website

yaitu dapat bertanya materi kepada guru

di luar jam sekolah secara

online

... 61

Tabel 12.

Hasil kuesioner tertutup untuk menentukan kualitas

website

...

61

Tabel 13.

Kritik... 62

Tabel 14.

Saran... 62

Tabel 15.

Komentar... 63

Tabel 16.

Rangkuman kritik, saran, dan komentar... 63

Tabel 17.

Hasil kuesioner berbentuk pilihan ganda untuk mengetahui

(19)

dukungan media pembelajaran

website

... 66

Tabel 18.

Pendapat siswa suka atau tidak menjelajah internet ... 66

Tabel 19.

Siswa memiliki

friendster

atau tidak... 66

Tabel 20.

Selama satu minggu berapa hari siswa menyempatkan

diri menggunakan fasilitas internet... 67

Tabel 21.

Frekuensi siswa mengirimkan

e-mail

... ... 68

Tabel 22.

Jumlah guru yang memberikan tugas kepada siswa

untuk mencari tambahan informasi di internet

dalam rangka pengerjaan tugas-tugas... 68

Tabel 23.

Keseringan siswa mencari tambahan informasi

di internet dalam mengerjakan tugas-tugas... 68

Tabel 24.

Tugas-tugas dari guru mengharuskan siswa

untuk mencari tambahan informasi di internet atau tidak... 69

Tabel 25.

Saat istirahat sekolah siswa menggunakan

fasilitas internet atau tidak... 69

Tabel 26.

Siswa sering membuka

website

atau tidak... 70

Tabel 27.

Rangkuman analisis kuesioner berbentuk pilihan ganda

untuk soal nomor 5, 6, 7, 8, 9, dan 10... 70

Tabel 28.

Hasil analisis skor kuesioner kesiapan siswa

menggunakan media pembelajaran

website

untuk kuesioner nomor 2... 71

Tabel 29.

Hasil analisis kuesioner motivasi belajar siswa... 74

Tabel 30.

Daftar skor jawaban untuk setiap nomor... 75

Tabel 31.

Hasil analisis data skor siswa untuk

pre-test

dan

post-test

... 76

Tabel 32.

Proses belajar mengajar saat pembelajaran

dengan media pembelajaran

website

... 92

Tabel 33.

Hasil kuesioner tertutup untuk menentukan kualitas

website

... 95

(20)

Tabel 35.

Hasil kuesioner berbentuk pilihan ganda

untuk mengetahui bagaimana kesiapan diswa mengikuti

pembelajaran dengan dukungan media

pembelajaran

website

... 113

Tabel 36.

Hasil analisis kuesioner kesiapan siswa

menggunakan media pembelajaran

website

untuk soal berbentuk pilihan ganda soal nomor 1 dan 3…... 116

Tabel 37.

Hasil analisis kuesioner kesiapan siswa

menggunakan media pembelajaran

website

untuk soal berbentuk pilihan ganda soal nomor 4………. 117

Tabel 38.

Hasil analisis I kuesioner kesiapan siswa

menggunakan media pembelajaran

website

untuk soal berbentuk pilihan ganda

soal nomor 5, 6, 7, 8, 9, dan 10……….. 118

Tabel 39.

Hasil analisis II kuesioner kesiapan siswa

menggunakan media pembelajaran

website

untuk soal berbentuk pilihan ganda

soal nomor 5, 6, 7, 8, 9, dan 10………... 119

Tabel 40.

Hasil analisis skor kuesioner kesiapan siswa menggunakan

media pembelajaran

website

untuk kuesioner

(21)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.

Kawat yang Diberi Gaya Tarik F... 35

Gambar 2.

Grafik Tegangan terhadap Regangan...37

Gambar 3.

Pertambahan Panjang Pegas... 39

Gambar 4.

Grafik Gaya Tarik terhadap Pertambahan Panjang Pegas... 40

Gambar 5.

Halaman

Website

Mengenai Home... 175

Gambar 6.

Halaman

Website

Mengenai Elastisitas... 176

Gambar 7.

Halaman

Website

Mengenai Tegangan... 177

Gambar 8.

Halaman

Website

Mengenai Regangan... 178

Gambar 9.

Halaman

Website

Mengenai Modulus Elastis...180

Gambar 10.

Halaman

Website

Mengenai Hukum Hooke... 182

Gambar 11.

Halaman

Website

Mengenai Tetapan Gaya Benda Elastis... 183

Gambar 12.

Halaman

Website

Mengenai Contact... 184

Gambar 13.

Halaman

Website

Mengenai

Jawaban Siswa yang Dikirim ke

Website

... 185

Gambar 14:

Halaman

Website

Pertama

untuk Diskusi atau Tanya Jawab

Online

... ... 186

Gambar 15:

Halaman

Website

Kedua

untuk Diskusi atau Tanya Jawab

Online

... ... 187

Gambar 16:

Halaman

Website

untuk Menuliskan

Tanggapan Diskusi atau Tanya Jawab

Online

... 188

Gambar 17:

Halaman

Website

untuk Hasil Diskusi

Online

... ... 189

Gambar 18:

Proses Belajar Mengajar... 190

Gambar 19:

Keseriusan Siswa Memperhatikan Video Hukum Hooke... 191

Gambar 20:

Keseriusan Siswa Mengerjakan

Lembar Pengamatan Video Hukum Hooke... 192

(22)

DAFTAR BAGAN

(23)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teknologi semakin berkembang seiring dengan kemajuan zaman dan

manusia telah dimudahkan dengan perkembangan tersebut. Kemajuan teknologi

merupakan bagian dari kehidupan manusia karena teknologi adalah hasil dari

pikiran manusia. Salah satunya adalah perkembangan dalam teknologi informasi

yakni komputerisasi.

Perkembangan komputer dapat membantu meningkatkan mutu dan

kualitas sumber daya manusia bila digunakan secara benar misalnya dalam dunia

pendidikan. Pendidikan semakin lama semakin maju seiring dengan

perkembangan teknologi yang semakin pesat. Kemajuan dalam pendidikan selain

didukung oleh kemajuan teknologi juga perlu didukung oleh motivasi dan gairah

siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu caranya adalah dengan memilih

media pembelajaran yang menarik.

Dalam pendidikan Fisika, perkembangan komputer dapat digunakan untuk

membantu siswa dalam belajar dan memahami materi Fisika yaitu dengan

menggunakan internet. Internet semakin banyak digunakan di kalangan

masyarakat Indonesia. Internet menyediakan banyak sekali fasilitas yang berperan

banyak dalam kehidupan manusia antara lain dalam bidang komunikasi, hiburan,

dan pendidikan. Jangkauan internet sangat luas bahkan sampai seluruh dunia.

(24)

teknologi. Salah satu sumber daya dalam internet yang dapat digunakan sebagai

media dalam pembelajaran adalah World Wide Web atau yang sering dikenal

dengan website. Website berisi jutaan tempat informasi yang ditampilkan dalam

bentuk hypermedia; website mendukung atau sesuai untuk menyediakan teks yang

sudah dibentuk, gambar, animasi dan bahkan audio dan video (Timothy J. Newby

dkk hal.58). Website diharapkan dapat membuat pembelajaran menjadi menarik

bagi siswa karena website menghasilkan kombinasi media tulisan (teks), suara

(audio), gambar (video), dan animasi. Pembelajaran dengan dukungan media

pembelajaran website diharapkan dapat membantu siswa dalam belajar saat di luar

jam sekolah dengan membuka situs website tersebut sehingga siswa dapat lebih

mandiri.

West (1985:1) dalam Kartika Budi (1992) menyatakan bahwa pemahaman

dan pengembangan konsep merupakan bagian yang sangat penting dalam belajar

Fisika. Sardiman (1986:84) menyatakan bahwa hasil belajar akan menjadi

optimal, bila ada motivasi siswa. Motivasi akan senantiasa menentukan intensitas

usaha belajar bagi para siswa. Motivasi belajar siswa akan ikut menentukan

pemahaman siswa dan pemahaman merupakan bagian yang sangat penting dalam

belajar Fisika sehingga penting untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

Menurut Angkowo dan Kosasih (2007:14), penggunaan media pembelajaran

dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang

baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan

membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

(25)

pembelajaran website untuk menumbuhkan motivasi belajar dan meningkatkan

pemahaman siswa pada topik gaya pegas dan elastisitas bahan.

B. Tinjauan Pustaka

1. Media Pembelajaran dengan Dukungan Website a Media Pembelajaran

1) Arti Media Pembelajaran

Menurut Angkowo dan Kosasih (2007:10) media pembelajaran adalah

alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan

menyusun kembali informasi visual atau verbal atau media pembelajaran adalah

segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang

pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat terdorong terlibat

dalam proses pembelajaran.

Media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan

pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian,

dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran

pada diri siswa. Selain itu, secara mendasar, media berpotensi memberikan

peluang bagi siswa untuk mengembangkan kepribadian (Angkowo dan Kosasih

2007:11).

Menurut Briggs (1970 dalam Sadiman dkk, 1986:6), media adalah segala

alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

Berdasarkan berbagai batasan yang sama seperti di atas maka media dapat

(26)

dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses

belajar terjadi (Sadiman dkk, 1986:7).

2) Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Encyclopedia of Educational Research (dalam Hamalik,1982:27)

manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:

a) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir dan oleh karena itu

mengurangi “verbalisme”.

b) Memperbesar perhatian siswa.

c) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar dan oleh

karena itu membuat pelajaran lebih menetap.

d) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan

berusaha sendiri di kalangan siswa.

e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, hal ini terutama terdapat

dalam gambar hidup.

f) Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu

perkembangan kemampuan berbahasa.

g) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan

cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta

keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

3) Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Menurut Wilkinson dalam Angkowo dan Kosasih (2007:14), ada beberapa

(27)

a) Tujuan

Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang

dirumuskan.

b) Ketepatgunaan

Bila materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari benda

maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang dipelajari

adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak maka media film atau video akan

lebih tepat. Wilkinson menyatakan bahwa penggunaan bahan-bahan yang

bervariasi menghasilkan dan meningkatkan pencapaian akademik.

c) Keadaan Siswa

Media akan efektif digunakan apabila tidak bergantung dari benda

interindividual antara siswa. Misalnya kalau siswa tergolong tipe auditif/visual

maka siswa yang tergolong auditif dapat belajar dengan media visual dan

siswa yang tergolong visual dapat juga belajar dengan menggunakan media

auditif.

d) Ketersediaan

Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tujuan

pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia.

Menurut Wilkinson, media merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan

tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa

dan guru.

e) Biaya

(28)

hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai.

Menurut Canei, R. Springfield, dan Clark., C. (1988:62) dalam Angkowo

dan Kosasih (2007:15), dasar pemilihan alat bantu visual adalah memilih alat

bantu yang sesuai dengan kematangan, minat dan kemampuan kelompok, memilih

alat bantu secara tepat untuk kegiatan pembelajaran, mempertahankan

keseimbangan dalam jenis alat bantu yang dipilih, menghindari alat bantu yang

berlebihan, serta mempertanyakan apakah alat bantu tersebut diperlukan dan dapat

mempercepat pembelajaran atau tidak.

Di atas telah disebutkan mengenai arti, manfaat media pembelajaran, dan

kriteria pemilihan media pembelajaran secara garis besar. Menurut Angkowo dan

Kosasih (2007:14) penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar

mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan

motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh

psikologis terhadap siswa. Selain itu, pembelajaran bermedia dapat membantu

siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan

terpercaya, memudahkan penafsiran, serta memadatkan informasi.

Media pembelajaran memiliki arti yang penting dalam proses

pembelajaran yaitu membantu siswa dalam belajar dalam artian merangsang siswa

untuk mau berfikir, membangkitkan semangat, perhatian, minat, motivasi dan

kemauan siswa sehingga dapat membantu siswa dalam meningkatkan

pemahamannya. Hakekat dari pembelajaran itu sendiri akan dibahas pada

(29)

b Hakekat Pembelajaran

Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng (Uno, 2006:2) adalah

upaya untuk membelajarkan siswa. Hal ini berarti bahwa dalam pembelajaran

terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk

mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan atas

dasar kondisi pengajaran yang ada.

Istilah pembelajaran memiliki hakekat perencanaan atau perancangan

(desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam belajar, siswa tidak

hanya berinteraksi dengan guru saja tetapi juga dengan semua sumber maupun

media pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

diinginkan. Pembelajaran memusatkan perhatian pada “bagaimana membelajarkan

siswa” dan bukan “apa yang dipelajari siswa” (Degeng, 1993:2 dalam Uno,

2006:3). Pembelajaran lebih menekankan bagaimana cara agar isi pembelajaran

yang harus dipelajari dapat mencapai tujuannya. Dalam kaitan ini, hal-hal yang

tidak bisa dilupakan untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah bagaimana cara

mengorganisasikan pembelajaran, bagaimana menyampaikan isi pembelajaran,

dan bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar

berfungsi secara optimal (Uno, 2006:3).

Menurut Peter Kline dalam Gordon Dryden & Dr. Jeanette Vos, 2000:22,

pembelajaran akan efektif, jika dilakukan dalam suasana menyenangkan

(Angkowo dan Kosasih, dkk, 2007:49). Oleh karena itu, perlu diciptakan suasana

yang menyenangkan bagi siswa untuk belajar, salah satu faktor yang dapat

(30)

Oleh sebab itu mengajar, yang diartikan sebagai suatu usaha menciptakan sistem

lingkungan, harus memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang

menyenangkan. Sistem lingkungan dipengaruhi oleh berbagai komponen yang

saling berinteraksi, antara lain: tujuan pembelajaran, bahan kajian yang

disampaikan, guru, siswa, jenis kegiatan yang dikembangkan, metode, serta media

pembelajaran yang dipilih (Angkowo dan Kosasih, dkk, 2007:49). Bila sistem

lingkungan tercipta dengan baik maka tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Menurut Sardiman (1986:46), pembelajaran atau pengajaran adalah suatu

usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan

memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Kondisi tersebut diciptakan

sedemikian rupa sehingga membantu perkembangan anak secara optimal baik

jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental. Pembelajaran memiliki fungsi

pokok yaitu menyediakan kondisi yang kondusif, sedang yang berperan aktif dan

banyak melakukan kegiatan adalah siswanya, dalam upaya menemukan masalah

dan memecahkannya.

Mengajar menurut Sardiman (1986:49) juga diartikan sebagai kegiatan

mengorganisasi proses belajar. Karena pembelajaran merupakan kegiatan

mengorganisasi proses belajar secara baik, guru harus berperan sebagai

organisator yang baik pula. Maka guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan

komponen-komponen yang terlibat di dalam proses belajar mengajar sehingga

diharapkan terjadi proses pembelajaran yang optimal.

(31)

Bagan 1: Komponen-komponen yang terlibat dalam proses belajar mengajar

Keterangan:

1. Masukan mentah: siswa/subyek belajar.

2. Masukan alat/instrumental input, terdiri: tenaga, fasilitas, kurikulum, sistem

administrasi dan lain-lain.

3. Lingkungan, termasuk antara lain keluarga, masyarakat, sekolah.

4. Proses pengajaran, merupakan proses interaksi antara unsur masukan input,

instrumental input dan juga pengaruh lingkungan.

5. Hasil langsung, merupakan tingkah laku siswa setelah belajar melalui proses

belajar-mengajar, sesuai dengan materi/bahan yang dipelajari.

6. Hasil akhir merupakan sikap dan tingkah laku siswa setelah ada dalam

masyarakat.

Menurut pandangan kaum konstruktivis, pembelajaran atau pengajaran

bukanlah memindahkan pengetahuan dari guru ke murid tetapi merupakan suatu

kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya (Paul 2

6 5

3 4 1

Raw

input/masukan mentah

Instrumental input/masukan alat

Proses

Pengajaran/Pem belajaran

Hasil langsung

Hasil Akhir

(32)

Suparno, 1996:139). Bagi kontruktivitis, mengajar berarti partisipasi dengan

pelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mempertanyakan

kejelasan, bersikap kritis, mengadakan justifikasi. Jadi, mengajar adalah suatu

bentuk belajar sendiri (Bettencourt, 1989 dalam Paul Suparno, 1996:139). Guru

hanya sebagai mediator dan fasillitator agar pembelajaran dapat berjalan dengan

baik dan tujuannya dapat tercapai.

Menurut Sadiman dkk, pembelajaran pada hakekatnya adalah proses

komunikasi yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui

saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan berupa isi ajaran, sumber pesan

adalah guru dan penerima pesan adalah murid. Dalam pembelajaran terjadi

interaksi antara guru dengan murid.

Menurut Winkel (1996:18 dalam Angkowo dan Kosasih, 2007:38)

keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh ciri-ciri khas yang dimiliki siswa,

baik sebagai individu maupun kelompok misalnya taraf intelegensi, daya

kreativitas, kadar motivasi belajar, tahap perkembangan, kemampuan berbahasa,

sikap terhadap tugas belajar, kebiasaan dalam cara belajar, kecepatan belajar, dan

kondisi fisik.

Dari uraian-uraian di atas, dapat dirangkum bahwa pembelajaran

merupakan usaha menciptakan kondisi atau situasi yang mendukung siswa dalam

belajar. Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang

berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa atau

lingkungannya. Tugas guru adalah menciptakan kondisi-kondisi agar faktor-faktor

(33)

tersebut tidak diperhatikan, faktor-faktor tersebut dapat menjadi penghalang atau

penghambat bagi proses pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran dapat merupakan suatu usaha untuk

menciptakan kondisi atau situasi yang mendukung siswa dalam belajar. Dan telah

disebutkan bahwa media pembelajaran memiliki arti penting dalam pembelajaran

sehingga media pembelajaran yang menarik dan cocok bagi siswa akan membantu

meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman siswa.

Banyak media pembelajaran menarik yang ditawarkan seiring dengan

kemajuan teknologi. Salah satunya adalah media pembelajaran website yang akan

dibahas dalam bahasan berikut ini.

c Website

Media pembelajaran website dalam dunia pendidikan semakin menunjang

keberhasilan pembelajaran karena penggunaannya melibatkan siswa sebagai

subyek pembelajaran. Apakah yang dimaksud dengan website? Apa kelebihan

maupun kelemahan yang dimiliki oleh media pembelajaran ini? Hal-hal apa saja

yang perlu diperhatikan dalam pembuatan website pembelajaran? Dan

model-model pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran website apa saja

yang ada?

1). Arti Website

Menurut Timothy J. Newby dkk (hal.198) WWW (World Wide Web) yang

biasanya disebut sebagai website adalah bagian dari internet. Dokumen-dokumen

(34)

dalam komputer di segala penjuru dunia di dalam bentuk dokumen yang disebut

Web Pages. WEB sites adalah koleksi dari WEB Pages yang dibiayai oleh sekolah,

universitas, agen pemerintahan, perusahaan atau perseorangan. WEB server adalah

komputer yang dihubungkan ke internet yang menjadikan WEB Pages dan WEB

sites tersedia bagi komputer-komputer yang lain. Setiap WEB Pages memiliki

alamat yang unik yang disebut URL (Uniform Resource Locator). WEB Pages

adalah dokumen hypertext. Dokumen Hypertext berisi teks yang ditandai yang

menghubungkan ke pages yang lain di dalam WEB, seringkali menghubungkan ke

banyak alamat lain yang bermacam-macam. Hypertext membuat anda dapat

pindah dari WEB Pages satu ke WEB Pages yang lain dengan cepat.

Menurut Timothy J. Newby dkk (hal.58) WEB berisi jutaan tempat-tempat

informasi yang ditampilkan dalam bentuk hypermedia; WEB mendukung/sesuai

untuk menyediakan teks yang sudah dibentuk, gambar, animasi, dan bahkan audio

dan video. Program software yang digunakan untuk mengakses WEB disebut

browser. Dua program browser yang paling terkenal saat ini adalah Netscape

“Navigator” dan Microsoft “Internet Explorer”.

2). Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran dengan Dukungan Media Pembelajaran Website

Media pembelajaran ini menghasilkan kombinasi media tulisan (text),

suara (audio), gambar (video), dan animasi. Kelebihan dan kelemahan

pembelajaran dengan dukungan media pembelajaran website (Angkowo dan

Kosasih 2007:22) adalah:

(35)

1) Mengkombinasikan kelebihan video, kecepatan komputer, dan akses

internet.

2) Mekanisme kerja program ini mampu menyesuaikan dengan semua gaya

belajar.

3) Memungkinkan bagi siswa untuk aktif berpartisipasi.

4) Memungkinkan akses ke materi/subyek yang diinginkan bagi banyak

sekali pembelajar di tempat yang berbeda.

5) Pembelajar dapat berhubungan dengan guru, demikian sebaliknya di mana

pun mereka berada.

b. Kelemahan website adalah perlunya biaya yang cukup mahal untuk

melengkapi peralatan.

Selain kelebihan-kelebihan pembelajaran dengan dukungan media

pembelajaran website seperti yang telah disebutkan di atas, masih ada kelebihan

lain yang ditawarkan yaitu media pembelajaran ini dapat membangkitkan motivasi

belajar siswa.

Timothy J. Newby dkk (2000: 200) menyebutkan bahwa:

Many schools now have their own home pages, and an increasing number are using the WEB as a vehicle for students to make their work public. As a result, a student’s hypermedia project that once may have been seen only by her teacher and classmates may now be available for viewing by anyone in the world. Realistically, of course, the world will probably not beat an electronic path to every school Web pages in cyberspace. However, the mere idea that the world can see their work is highly motivating to students, and posting student’s hypermedia projects to the WEB for all to see does give parents, grandparents, and members of the community an opportunity to keep tabs on what is happening in the school.

(36)

Hasilnya proyek atau pekerjaan siswa yang semula hanya bisa dilihat oleh gurunya dan teman sekelasnya sekarang dapat dilihat oleh semua orang di dunia. Tentu saja dunia mungkin tidak akan mempunyai jalur ke semua

web pages sekolah. Meskipun demikian ide bahwa dunia dapat melihat pekerjaan mereka sangatlah memotivasi para siswa dan mengirimkan pekerjaan siswa ke web agar semua orang dapat melihat, memberikan orang tua, kakek, nenek dan anggota-anggota komunitas kesempatan untuk terus mengawasi apa yang terjadi di sekolah.]

3). Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Membuat Media Pembelajaran Website.

Menurut Newby, Timothy J. dkk (hal 126-129 dan hal 201) menyebutkan

hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat website pembelajaran antara lain:

3.1) Mulailah dengan pengguna.

Ketahuilah siapa yang akan menjadi pengguna website anda dan

mereka tertarik dalam hal apa dalam pembelajaran.

3.2) Identifikasi tujuan anda.

Deskripsikan atau gambarkan dalam tulisan apa yang anda inginkan

untuk diperoleh oleh pengguna dari website supaya anda tetap dalam

tujuan waktu mendesainnya.

3.3) Prinsip “Buatlah Simpel”.

Jangan mengasumsikan bahwa pengguna akan mempunyai teknologi

terbaru dan tercepat untuk mengakses website anda.

3.4) Batasi informasi dalam setiap halaman.

Sebagai patokan sekitar 250 kata dan beberapa gambar setiap

halaman.

3.5) Gaya menulis.

(37)

- Sedapat mungkin gunakan kalimat aktif.

3.6) Tata letak halaman.

- Jelas dan konsisten dalam tata letak halaman (gunakan jenis teks yang

sama dalam jenis huruf, ukuran dan tata letak yang sama dari satu

halaman ke halaman selanjutnya).

- Jangan gunakan rata kiri dan kanan agar tidak menciptakan spasi

tambahan dan membuat teks akan lebih sulit untuk dibaca kecuali

untuk memberikan tekanan.

3.7) Gaya mengetik atau mekanisme.

- Pilihlah jenis huruf dengan desain sederhana.

- Gunakan huruf besar dan kecil supaya cepat dan mudah untuk dibaca.

Gunakan huruf besar hanya untuk memberi tekanan dan menarik

perhatian.

- Gunakan huruf ukuran 9 sampai 12 untuk teks secara umum.

3.8) Mengikuti pedoman untuk mendesain visual.

Visual meliputi foto, diagram, poster, bagan-bagan, dan gambar.

- Buatlah visual yang sederhana (hindari detail yang berlebihan).

- Tempatkan visual sedekat mungkin dengan teks terkait.

- Kurangi background/latar belakang yang menganggu.

- Gunakan huruf dan visual yang kontras dengan warna latar

belakang/background.

- Gunakan warna background yang konsisten dalam serangkaian visual.

(38)

3.9) Hindari animasi yang tidak berguna dan menganggu.

3.10)Perpaduan antara teks, gambar, animasi, dan video yang proporsional dan sesuai dengan topik yang dibahas.

4). Model-model Pembelajaran dengan Dukungan Media Pembelajaran Website.

Des Casey

(http://walkabout.netcomp.monash.edu.au/staff/dcasey/papers/1998/1998SIGCSE

/SIGSCE1998.doc; diakses pada tanggal 19 November 2008) menyatakan bahwa

terdapat bermacam-macam model pembelajaran website seperti yang disebutkan

di bawah ini yaitu:

4.1) Website sebagai Sumber Informasi.

Mungkin penggunaan yang paling sederhana dari website adalah sebagai

tempat yang sesuai untuk menyimpan informasi-informasi pendukung

pembelajaran tradisional. Sebagai contoh pembelajaran di suatu universitas

menyediakan bermacam-macam sumber pembelajaran bagi siswa seperti catatan

kuliah yang dicetak, tugas-tugas, latihan ujian, yang sebelumnya telah dibagikan

dalam bentuk cetak. Siswa menggunakan website untuk mengakses situs-situs

untuk mencari informasi untuk pembuatan tugas atau proyek. Memang, website

adalah sumber informasi yang baik. Hal ini sebagai tambahan yang baik bagi

guru sebagai sumber informasi. Model ini menggunakan website hanya sebagai

bagian dari proses pembelajaran. Siswa masih berjumpa dengan guru dalam

kelas formal.

(39)

Sejumlah lembaga telah berpindah untuk menggunakan website untuk

menampilkan informasi dengan cara yang lebih terstruktur. Dalam hal ini,

penyajian yang terstruktur dari informasi menjadi proses pengajaran. Siswa

mengikuti instruksi di layar untuk membaca materi, mengaktifkan demonstrasi

multimedia, mengambil kuis yang dikoreksi sendiri, atau kegiatan yang lainnya.

Materi pembelajaran seringkali secara garis besar berisi informasi konkret yang

harus dipelajari dari halaman website dan media yang menyertai. Tidak ada

interaksi antara guru dan siswa melalui website.

4.3) Website sebagai Guru.

Beberapa pembelajaran dengan dukungan media pembelajaran website

telah beralih dari model sebelumnya dan kemudian memasukkan beberapa

bentuk komunikasi personal antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan

siswa yang lainnya. Biasanya, pembelajaran seperti ini menggunakan e-mail dan

mungkin ruang chat untuk menerapkan kontak personal ini. Tetapi harus diingat

bahwa meskipun website mampu menyampaikan banyak sekali informasi

kepada siswa, website adalah media yang tidak terlalu baik untuk komunikasi

dan hubungan antar personal bila dibandingkan dengan interaksi langsung atau

tatap muka.

4.4) Website sebagai Media Komunikasi antara Guru dan Siswa.

Model yang lebih memuaskan melihat website sebagai media komunikasi

antara guru dan siswa. Pada dasarnya, siswa belajar dari guru tetapi “melalui”

website dan tidak “dari” website. Dengan model seperti ini, website dapat tetap

(40)

komunikasi bagi interaksi manusiawi yang dibutuhkan, dimana interaksi inilah

yang menjadi fokus utama dari proses belajar mengajar, bukan informasi yang

terstruktur yang terdapat dalam website.

Pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran website lebih baik

menggunakan model yang keempat mengingat pentingnya tatap muka dalam

proses belajar mengajar, jadi pembelajaran dengan dukungan media pembelajaran

website akan menjadi lebih baik karena selain didukung informasi-informasi

maupun fasilitas-fasilitas dalam internet juga didukung dengan sosialisasi

mengingat interaksi inilah yang menjadi fokus utama dari proses belajar mengajar.

Penggunaan media pembelajaran website memberikan siswa kesempatan

untuk semakin terlibat dalam pembelajaran karena media pembelajaran ini

menuntut keaktifan siswa dalam pembelajaran. Siswa harus membuka bahkan

menjalankan sendiri animasi maupun video yang ada dalam website. Media

pembelajaran ini, seperti telah disebutkan akan membangkitkan motivasi belajar

siswa yang kemudian dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu

materi pembelajaran. Di bawah ini dibahas mengenai arti dan pentingnya motivasi

dalam proses pembelajaran.

2. Motivasi Belajar Siswa a Motivasi Belajar

1) Pengertian Motivasi Belajar

Menurut David Mc. Clelland, Abraham Maslow, Wand dan Brown (dalam

(41)

proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi,

dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi sebagai proses

psikologis timbul sebagai akibat faktor dari dalam diri seseorang itu sendiri.

Menurut Winkel (1996:150), motivasi belajar adalah keseluruhan daya

penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,

menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan

belajar itu demi mencapai suatu tujuan.

Dengan memahami definisi motivasi dari beberapa ahli maka Fudyartanto

(2002:258) mendefinisikan motivasi sebagai usaha untuk meningkatkan kegiatan

dalam mencapai suatu tujuan. Dan definisi motivasi belajar adalah mendorong

atau memberi semangat kepada individu yang melakukan kegiatan belajar agar

lebih giat belajar supaya prestasinya meningkat menjadi lebih baik. Motivasi

dapat timbul baik dari luar maupun dari dalam diri siswa.

Menurut Prayitno (1989:8), motivasi belajar merupakan suatu energi yang

menggerakkan siswa untuk belajar dan sebagai sesuatu yang mengarahkan

aktivitas siswa kepada tujuan belajar.

2) Fungsi Motivasi dalam Pembelajaran

Dalam pembelajaran, motivasi sangat diperlukan agar pembelajaran dapat

berjalan secara optimal. Hasil belajar siswa banyak ditentukan oleh motivasi yang

dimilikinya. Semakin besar motivasi yang ada dalam diri siswa, makin besar pula

hasil belajar yang akan dicapai dan semakin tepat motivasi yang diberikan oleh

guru, semakin baik pula hasil dari proses pembelajaran. Motivasi akan

(42)

belajar (Angkowo dan Kosasih, 2007:35).

Howley (1973, dalam Prayitno 1989:3) menyarankan agar guru sebanyak

mungkin mempergunakan waktunya dalam mengajar untuk memotivasi

siswa-siswanya. Ia mengatakan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi

melakukan kegiatan lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan dengan siswa

yang memiliki motivasi belajar lebih rendah.

Sardiman (1986:84) mengatakan bahwa “Motivation is essential condition

of learning”. Hasil belajar akan menjadi optimal bila ada motivasi belajar siswa.

Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pembelajaran tersebut.

Jadi motivasi menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Dan intensitas

motivasi siswa akan menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

3) Ciri-Ciri Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi

Anderson, C.R. dan Faust, G.W. (1979, dalam Prayitno 1989:10 )

mengemukakan bahwa motivasi dalam belajar dapat dilihat dari karakteristik

tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi, dan

ketekunan

Ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar yaitu:

a) Siswa memiliki minat yang besar terhadap tugas-tugas belajar.

b) Siswa memiliki perhatian yang penuh terhadap tugas belajar.

c) Memusatkan sebanyak mungkin energi fisik maupun psikis terhadap kegiatan

tanpa mengenal rasa bosan dan tidak mudah menyerah.

4) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

(43)

disebutkan oleh Prayitno (1989:128) aspek-aspek yang terlibat dalam

pembelajaran yang ikut mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah sikap guru,

metode pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi

hasil pembelajaran.

a) Sikap guru

Sikap guru yang dapat memotivasi siswa adalah sikap yang tidak

membeda-bedakan siswa yang satu dengan yang lain, tidak membedakan

siswa dari status sosial ekonomi, jenis kelamin, kebudayaan, dan prestasi

belajarnya. Sikap guru yang tidak terpengaruh oleh tingkah laku siswanya.

Walaupun tingkah laku siswa negatif, guru tidak terpengaruh dan tetap

berusaha membuat proses belajar mengajar berjalan semaksimal mungkin.

Sikap guru yang lain yang dapat memotivasi siswa adalah sikap guru

yang mengembangkan standar kesuksesan “Multidimensional Classroom”,

yang memberi semangat kepada siswa dengan menekankan bahwa semua

siswa dapat berhasil asal mau berusaha keras, rajin, tekun, dan tidak mengenal

putus asa. Berbeda dengan guru yang mengembangkan standar kesuksesan

Undimensional Classroom”, yang menekankan bahwa kesuksesan hanya

dapat diraih oleh siswa yang mempunyai potensi intelegensi tinggi atau siswa

yang cerdas. Hal ini membuat siswa yang memiliki intelegensi kurang tinggi

menjadi tidak bersemangat belajar, merasa diri mereka tidak mampu untuk

menjadi lebih baik.

b) Metode Pembelajaran

(44)

adalah metode yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam belajar.

Berbagai metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Bruse Joyce dan

Marsha, memungkinkan keterlibatan siswa yang maksimal dalam belajar.

Metode-metode pembelajaran ini menuntut keaktifan siswa sesuai dengan

taraf perkembangan masing-masing siswa. Pada taraf perkembangan siswa

yang tertinggi, diharapkan siswa dapat belajar mandiri; melakukan kegiatan

belajar tanpa tergantung banyak terhadap guru.

c) Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.

Guru harus terampil dalam mengorganisasi materi pembelajaran sehingga

menarik dan memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran

tersebut.

d) Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat mendorong siswa belajar dengan motivasi

belajar yang tinggi apabila media pembelajaran tersebut dipilih dengan

mempertimbangkan karakteristik siswa, tujuan pembelajaran, jenis materi

pembelajaran itu sendiri, dan bentuk evaluasi pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

e) Evaluasi Hasil Pembelajaran

Penilaian hasil pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas siswa

dalam belajar adalah evaluasi yang dapat memberitahu siswa tentang

kelemahan dan kekuatannya dalam belajar dan penilaian itu dirasakan oleh

(45)

belajar. Penilaian hendaknya diikuti dengan tindak lanjut guru yaitu

membantu siswa untuk meningkatkan taraf penguasaaan belajar yang

sempurna sehingga siswa dapat berprestasi lebih tinggi.

Dari bahasan di atas, disebutkan bahwa motivasi merupakan salah satu

unsur yang menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran. Motivasi

merupakan motor penggerak, semakin siswa termotivasi untuk mengikuti proses

pembelajaran maka proses pembelajaran akan berhasil. Penggunaan media

pembelajaran perlu digunakan untuk proses pembelajaran karena media

pembelajaran menciptakan situasi maupun kondisi yang dapat membuat siswa

lebih termotivasi dalam belajar. Siswa sering dituntut untuk mau belajar, belajar

akan lebih baik bila siswa sendiri memiliki kemauan untuk belajar. Seperti

diuraikan pada bahasan berikut ini mengenai hakekat belajar.

b Hakekat Belajar

Bell Gredler (1986:1, dalam Angkowo dan Kosasih, dkk, 2007:47)

mendefinisikan belajar sebagai proses memperoleh berbagai kemampuan,

keterampilan, dan sikap. Belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah

laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Angkowo dan Kosasih, dkk,

2007:47).

Belajar bukan merupakan kegiatan yang verbalistik. Belajar merupakan

usaha penambahan pengetahuan, bukan menghafal. Menurut kaum konstruktivis,

belajar merupakan proses mengkonstruksi arti, entah itu teks, dialog, pengalaman

(46)

2007:48).

Fudyartanto (2002:150) merangkum bahwa belajar adalah proses

penguasaan sesuatu yang dipelajari. Penguasaan tersebut dapat berupa memahami

(mengerti), merasakan, dan dapat melakukan sesuatu. Dalam belajar, terjadi

kegiatan psikis (kejiwaan) atau motoris (gerakan-gerakan otot dan syaraf).

Sebagai hasil, belajar adalah penguasaan sejumlah pengetahuan, sejumlah

keterampilan baru, sesuatu sikap baru, ataupun memperkuat sesuatu yang telah

dikuasai sebelumnya, termasuk pemahaman dan penguasaan nilai-nilai. Dengan

kata lain, belajar adalah usaha sadar dari individu untuk memahami dan

menguasai pengetahuan dan keterampilan; sikap-sikap dan nilai-nilai, guna

meningkatkan kualitas tingkah lakunya dalam rangka mengembangkan

kepribadiaannya.

Menurut Winkel (1996), belajar dirumuskan sebagai suatu aktivitas

mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan

yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,

keterampilan, dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.

Perubahan-perubahan itu dapat berupa suatu hasil yang baru atau penyempurnaan

terhadap hasil yang diperoleh. Belajar terjadi bila ada perubahan dalam pola

perilaku. Makin banyak kemampuan yang diperoleh sampai menjadi milik

pribadi, makin banyak pula perubahan yang telah dialami.

Kemampuan-kemampuan tersebut digolongkan menjadi Kemampuan-kemampuan kognitif yang meliputi

pengetahuan dan pemahaman; kemampuan sensorik-motorik yang meliputi

(47)

kemampuan dinamik-afektif meliputi sikap dan nilai yang meresapi perilaku dan

tindakan.

Saat ini terdapat bermacam-macam teori belajar yang dikelompokkan

menjadi dua keluarga yaitu keluarga perilaku (behavioristik) yang meliputi

teori-teori stimulus-response (S-R) conditioning, dan keluarga Gestald-field yang

meliputi teori-teori kognitif (Dahar 1989:19). Dalam pembuatan website dan

pelaksanaan pembelajaran, peneliti berpegang pada salah satu teori kognitif yaitu

teori Gagne yang dikemukakan oleh Robert M. Gagne karena teori kognitif secara

garis besar berkeinginan untuk mengubah pemahaman siswa tentang

masalah-masalah dan situasi-situasi secara signifikan. Peneliti tidak berpegang pada teori

perilaku (behavioristik) karena teori ini berkeinginan untuk mengubah

perilaku-perilaku siswanya yang tampak secara signifikan (Dahar 1989:21) sedangkan

dalam pembelajaran tingkat SMA perlu dikembangkan pemahaman mengenai

materi yang diberikan. Seperti yang disebutkan oleh Winkel (1996) bahwa di

Sekolah Menengah Atas, semakin perlu dikembangkan kemampuan untuk

berpikir produktif yaitu berpikir terarah (directed thinking) untuk memecahkan

masalah melalui jalan yang akan membawa ke pemecahan soal, berpikir kritis

(critical thinking) untuk menentukan benar tidaknya suatu pernyataan, berpikir

kreatif (creative thinking) untuk memecahkan suatu persoalan yang dapat

dipecahkan melalui berbagai jalan dan semua itu merupakan aktivitas kognitif.

Melalui berpikir yang produktif itu, sesuatu yang mula-mula tidak jelas akhirnya

menjadi jelas, dimengerti, dan dipahami. Hasil dari mencari pemahaman itu

(48)

Gagne (dalam Dahar 1989:141) mengemukakan delapan fase dalam satu

tindakan belajar. Fase-fase itu merupakan kejadian-kejadian eksternal yang dapat

distrukturkan oleh siswa atau guru yaitu fase motivasi, fase pengenalan, fase

perolehan, fase retensi, fase generalisasi, fase penampilan, dan fase umpan balik.

Dari delapan fase tersebut Gagne (dalam Dahar 1989:143) menyarankan

kejadian-kejadian instruksi yang perlu dilakukan dalam proses belajar mengajar yaitu:

1. Mengaktifkan motivasi (activating motivation)

2. Memberi tahu tujuan-tujuan belajar

3. Mengarahkan perhatian (directing attention)

4. Merangsang ingatan (stimulating recall)

5. Menyediakan bimbingan belajar

6. Meningkatkan retensi atau bertahannya materi yang dipelajari.

7. Membantu transfer belajar untuk menerapkan apa yang telah dipelajari pada

situasi baru.

8. Memberikan umpan balik.

Berikut diberikan implikasi teori belajar kognitif terhadap pembelajaran

dengan media pembelajaran website yang dikutip dari Buletin P3AI STSI

Surakarta (http://www.isi-ska.ac.id/p2ai/buletin/buletin7.htm; diakses pada 14

April 2008):

1. Strategi harus memungkinkan siswa merasakan dan memperhatikan informasi

sehingga mampu mentransfer kerja memoria.

a. Informasi penting harus ditempatkan di tengah screen untuk dibaca dan

(49)

b. Informasi penting bagi siswa harus ditekankan untuk memfokuskan

perhatian siswa.

c. Siswa harus diberitahu mengapa mereka harus menempuh pelajaran itu

sehingga mereka memperhatikan informasi sepanjang pelajaran.

d. Tingkat kesulitan materi harus sesuai dengan tingkat kognitif siswa

sehingga siswa dapat memperhatikan dan mengaitkan. Materi dari yang

mudah hingga yang rumit disesuaikan dengan tingkat pengetahuan siswa

yang berbeda-beda.

2. Strategi harus memungkinkan siswa menghadirkan kembali informasi dari

memori jangka panjang untuk membantu memaknai informasi baru.

3. Strategi lain yang meningkatkan proses mendalam harus digunakan untuk

mentransfer informasi pada ingatan jangka panjang.

4. Materi pembelajaran online harus mencakup aktivitas terhadap gaya

pembelajaran yang berbeda.

5. Dukungan yang kuat harus diberikan bagi siswa dengan gaya pembelajaran

yang berbeda-beda.

6. Informasi harus dipresentasikan dalam cara yang berbeda.

7. Siswa harus dimotivasi untuk belajar.

8. Strategi online yang memfasilitasi transfer pembelajaran harus mendorong

penerapannya dalam situasi yang berbeda dan dalam kehidupan yang nyata.

Media pembelajaran website bukanlah faktor utama yang menentukan

keberhasilan pembelajaran tetapi juga memiliki pengaruh terhadap keberhasilan

(50)

siswa sebagai subyek pembelajaran bukan sebagai obyek pembelajaran. Seperti

dibahas di bawah ini mengenai hakekat siswa.

c Hakekat Siswa

Menurut Sardiman (1986:109), siswa adalah subyek belajar sebab siswa

adalah sentral kegiatan dan pihak yang mempunyai tujuan. Komponen-komponen

yang lain adalah faktor pendukung, jadi yang aktif adalah siswa. Dalam

pembelajaran, siswa merupakan pihak yang memiliki tujuan, ingin meraih

cita-citanya. Siswa menjadi faktor penentu yang penting dalam mencapai tujuannya

tersebut. Jadi, dalam pembelajaran, yang menjadi perhatian utama adalah siswa,

bagaimana keadaan dan kemampuannya. Apa bahan yang diperlukan, bagaimana

cara yang tepat untuk bertindak, alat dan fasilitas apa yang cocok dan mendukung,

semua itu harus disesuaikan dengan keadaan siswa. Oleh karena itu, siswa

merupakan subyek dalam pembelajaran.

Sardiman (1986:110) menyatakan bahwa masa sebagai anak didik

senantiasa merupakan fase yang berproses untuk menemukan eksistensi

kediriannya secara utuh. Oleh karena itu, diperlukan pihak orang yang telah

dewasa untuk membina dan mengarahkan proses penemuan diri bagi anak

didiknya agar mencapai hasil yang lebih efektif dan efisien sesuai dengan yang

diharapkan.

Berdasarkan rangkuman Kartika Budi (dalam Widya Dharma, 2000:42),

yang dihadapi pendidik adalah peserta didik yang adalah manusia muda yang

sedang berkembang. Dia adalah pribadi yang utuh, berdiri sendiri, dan memiliki

(51)

sempurna hanya bila ada hubungan atau kesatuan dengan orang lain yaitu

hubungan sejati antar pribadi yang memiliki aspek: kejujuran, keterbukaan, saling

menerima, dan memberi, merasa membutuhkan dan dibutuhkan. Sebagai manusia,

peserta didik adalah pribadi yang penuh dinamika, yang memiliki unsur: cipta

(pengertian, pengetahuan), rasa (perasaan), dan karsa (kehendak). Dengan

pengetahuannya, ia mengenal dirinya. Dengan pengertiannya, ia menangkap nilai

dan memperjuangkannya. Pengetahuan akan nilai akan melahirkan suasana hati,

hasrat jiwa yang mendorong untuk mau (mempertimbangkan dan memutuskan

untuk mau) atau tidak mau, dan mulai berbuat atau bertindak. Dalam bertindak,

suasana hati, perasaan, kemampuan, buah fikiran, atau pribadinya secara utuh

hadir.

Disebutkan guru harus menghargai dan memandang siswa sebagai

subyek pembelajaran karena siswa adalah manusia yang sedang berkembang yang

perlu diakui keberadaannya. Dengan menghargai dan memandang atau

menempatkan siswa sebagai subyek pembelajaran maka siswa akan terdorong

untuk lebih berusaha menemukan dan mencapai cita-citanya. Hakekat peserta

didik sebagai manusia muda yang sedang berkembang merupakan pribadi yang

utuh, berdiri sendiri, dan memiliki kedaulatan. Keutuhan pribadinya terwujud, dan

berkembang ke arah yang lebih sempurna hanya bila ada hubungan atau kesatuan

dengan orang lain yaitu hubungan sejati antar pribadi yang memiliki aspek:

kejujuran, keterbukaan, saling menerima dan memberi, merasa membutuhkan dan

dibutuhkan sehingga dalam pembelajaran perlu diadakan tatap muka agar hakekat

(52)

pembelajaran dengan dukungan media pembelajaran website sebagai media

komunikasi antara guru dan siswa dapat dilakukan.

Uraian-uraian di atas menyebutkan bahwa adanya motivasi yang tinggi

diperlukan bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keberhasilan proses

pembelajaran salah satunya ditunjukkan dengan meningkatnya pemahaman siswa

mengenai materi yang diberikan. Seperti dijelaskan dibawah ini mengenai arti dan

pentingnya pemahaman dalam pembelajaran.

3. Pemahaman

Menurut Sardiman (1986:42) pemahaman atau comprehension dapat

diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Maka belajar berarti harus mengerti

makna dan filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya sehingga

menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi. Hal ini sangat penting bagi

siswa yang belajar. Memahami maksudnya, menangkap maknanya, adalah tujuan

akhir dari setiap belajar. Dalam belajar, unsur pemahaman tidak dapat dipisahkan

dari unsur-unsur psikologis yang lain. Dengan motivasi, konsentrasi, dan reaksi,

subyek belajar dapat mengembangkan fakta-fakta, ide-ide atau skills, kemudian

dengan unsur organisasi subyek belajar dapat menata dan mentautkan hal-hal

tersebut secara bertautan bersama menjadi suatu pola yang logis. Karena

m

Gambar

Tabel 35. Hasil kuesioner berbentuk pilihan ganda
Gambar 1: Kawat yang Diberi Gaya Tarik F
Tabel 15.Komentar.
tabel dalam lembar pengamatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme ad- sorpsi yang terjadi dalam proses adsorpsi zat warna remazol brilliant blue oleh zeolit hasil sintesis adalah adsorpsi fisika, karena

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui berapa besar permintaan rumah, berapa besar total rencana investasi perumahan di Desa Jantiharjo, Kecamatan

Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabilitas konservatisme akuntansi pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI periode 2010 – 2015 dapat dijelaskan oleh

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

12.1 Dokumen Kualifikasi dimasukkan dalam sampul penutup dan ditulis “ Dokumen Kualifikasi ” dan nama paket pekerjaan, nama dan alamat peserta, serta disampaikan

[r]

Ada empat level dalam satu one pager , yaitu level 1 yang merupakan skenario business as usual ; level 2 merupakan skenario dengan rencana proyek maupun kebijakan