PEMBELAJARAN GAYA PEGAS DAN ELASTISITAS BAHAN DENGAN
DUKUNGAN MEDIA PEMBELAJARAN
WEBSITE
: SEBUAH UPAYA
UNTUK MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DAN MENINGKATKAN
PEMAHAMAN SISWA DI KELAS XI IPA SMA SANTA MARIA
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Agustina Ika Isrianawati
NIM. 041424028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
HALAMAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
Agustina Ika Isrianawati. 2008.
Pembelajaran Gaya Pegas dan Elastisitas Bahan
dengan Dukungan Media Pembelajaran Website: Sebuah Upaya untuk
Menumbuhkan Motivasi Belajar dan Meningkatkan Pemahaman
Siswa di Kelas XI IPA SMA Santa Maria Yogyakarta
.
Skripsi S-1.
Yogyakarta: Pendidikan Fisika. JPMIPA. FKIP. Universitas Sanata
Dharma.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat eksploratif
deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media
website
untuk
pembelajaran gaya pegas dan elastisitas bahan yaitu (1) mengetahui kualitas media
pembelajaran
website
yang digunakan peneliti, (2) mengetahui kesiapan siswa
menggunakan media pembelajaran
website
, (3) mengetahui apakah penggunaan
media pembelajaran
website
dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, dan (4)
mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran
website
dapat meningkatkan
pemahaman siswa.
Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
website
pembelajaran mengenai topik gaya pegas dan elastisitas bahan, kuesioner, lembar
pengamatan, soal
pre-test
, soal
post-test
dan lembar isian untuk menuliskan kritik,
saran, dan komentar.
Penelitian ini diawali dengan pembuatan media seperti video, animasi, dan
foto/gambar yang akan dimasukkan dalam
website
, membuat dan merancang
website
,
mengerjakan soal
pre-test
, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengann dukungan
media pembelajaran
website
, dan mengerjakan soal
post-test
. Keseluruhan proses
penelitian ini membutuhkan waktu tujuh bulan dari bulan Maret sampai September
2008.
Pelaksanaan penelitian dilakukan di SMA Santa Maria Yogyakarta pada
bulan September 2008. Subyek penelitian (partisipan) adalah siswi-siswi kelas XI
program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
website
yang digunakan oleh
peneliti untuk pembelajaran mengenai topik gaya pegas dan elastisitas bahan
memiliki kualitas yang baik, (2) siswa siap mengikuti pembelajaran Fisika dengan
dukungan media pembelajaran
website
, (3) penggunaan media pembelajaran
website
dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, (4) penggunaan media pembelajaran
website
dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa.
ABSTRACT
Agustina Ika Isrianawati. 2008.
Spring Force and Material Elasticity Learning
Supported by Website Learning Media: An Effort to Increase Students’
Learning Motivation and Develop Students’ Learning Understanding
at 11
thgraders of the science class of Santa Maria Senior High School
of Yogyakarta.
S-1 A Thesis. Yogyakarta. Physics Education Study
Program. Department of Mathematics and Science Education. Faculty
of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University.
This research is defined as a qualitative research with descriptive and
explorative methods as its roots. This research is intended to identify (1) the web’s
quality used in the learning process, (2) students’ readiness on using website learning
media, (3) whether the use of website learning media can increase students’ learning
motivation, and (4) whether the use of website learning media can develop students’
learning understanding.
The writer uses several instruments for accomplishing the research. Those are
website learning media with spring force and material elasticity as its topic, three
questionnaires, an observation sheet, a pre-test, a post-test, and blank sheets in which
the participants are to write critics, suggestions, and comments.
The first steps of the process of accomplishing the research are working with
the media production such as videos, animations, and pictures as well as photos used
in the website, designing the website, doing the pre-test, teaching participants using
web-based learning media, and doing the post-test. The writer has to spend for about
seven months working with all of the process of accomplishing the research starting
on March up to September 2008.
This research has taken place at Santa Maria Senior High School of
Yogyakarta. The writer taught the 11
thgraders of the science class of Santa Maria
Senior High School of Yogyakarta as the research participants on September 2008.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas kasih dan karunia yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul
“PEMBELAJARAN GAYA PEGAS DAN ELASTISITAS BAHAN
DENGAN DUKUNGAN MEDIA PEMBELAJARAN
WEBSITE
: SEBUAH
UPAYA
UNTUK
MENUMBUHKAN
MOTIVASI
BELAJAR
DAN
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DI KELAS XI IPA SMA SANTA
MARIA YOGYAKARTA”.
Tujuan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan
bantuan dalam hal bantuan material, dukungan, saran, dan gagasan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis secara khusus
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1.
Bapak Drs. T. Sarkim M.Ed.,Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, serta semangat sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
3.
Dosen penguji, terima kasih atas segala saran dan kritik yang telah disampaikan
selama pendadaran.
4.
Sr. M. Cornelia OSF, S.Ag selaku kepala sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta
yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
5.
Bapak Andreas sebagai pengampu mata pelajaran Fisika kelas XI IPA SMA
Santa Maria Yogyakarta, terima kasih atas waktu, bantuan, dan kesempatan yang
telah diberikan kepada penulis sehingga proses pengambilan data menjadi
semakin lancar dan mudah.
6.
Seluruh dosen JPMIPA yang telah membantu penulis dalam memberikan
bimbingan dan pengarahan selama masa perkuliahan.
7.
Bapak dan ibuku, terima kasih atas cinta, semangat, perhatian, serta pengorbanan
yang begitu besar untuk anakmu ini. Skripsi ini merupakan bukti bahwa aku
sangat menyayangi kalian. Semoga ibu cepat sembuh. Tuhan memberkati.
8.
Kedua adikku Tita dan Ganang, terima kasih atas cinta, perhatian, dan ketulusan
kalian. Kalian berdua yang terbaik untukku.
9.
Kakek dan nenekku, yang telah memberikan doa, dukungan, dan harapan
untukku, akhirnya aku bisa menjadi seorang sarjana.
semangat yang kamu berikan untukku aku tidak akan melupakanmu), Sisil dan
Clara (anak kecil ke 1 dan ke 2, terima kasih ya atas kelucuan-kelucuan kalian di
kos merah dan atas kerelaannya menjadi obyek penderita ketika aku sedang stres),
Mbak Tia dan Ardath (terima kasih atas kerelaan kalian ketika aku stres
membantuku membuat clara dan sisil menderita he...he....), Padmi dan mas Lan
(terima kasih atas kebersamaan dan ketenangan yang kalian berikan), Dek Bagas
dan Bu Eko (terima kasih atas kebersamaan, penghiburan yang telah diberikan
untukku).
12.
Teman-teman SMA ku: Yefin, Mas Wiwied, Rini, Lilin (terima kasih atas
persahabatan dan dukungan yang masih kalian berikan walaupun kita sudah tidak
bersama-sama lagi).
13.
Teman-teman P’Fisika’04: Aris, Rini, Astri, Retha, Dwi Wahyu, Mbak Tia,
Padmi, Wil, Ita, Made, Mbak Heti dan semua teman-teman P’Fisika’04 yang
tidak dapat saya sebutkan satu per satu (terima kasih kalian telah mengisi
hari-hariku).
14.
Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu di sini.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA... vi
ABSTRAK... vii
ABSTRACT
... viii
KATA PENGANTAR... ix
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xvii
DAFTAR TABEL... xviii
DAFTAR GAMBAR... ... xxi
DAFTAR BAGAN... xxii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.
Latar Belakang Masalah... 1
B.
Tinjauan Pustaka... 3
1.
Media Pembelajaran dengan Dukungan
Website
... 3
a.
Media Pembelajaran... 3
1).
Arti Media Pembelajaran... 3
2).
Manfaat Media Pembelajaran... 4
3).
Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran... 4
b.
Hakekat Pembelajaran... 7
c.
Website
... 11
2).
Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran dengan
Dukungan Media Pembelajaran
Website
... 12
3).
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam
Membuat Media Pembelajaran
Website
...14
4).
Model-model Pembelajaran dengan Dukungan
Media Pembelajaran
Website
... 16
2.
Motivasi Belajar Siswa... 18
a.
Motivasi Belajar... 18
1).
Pengertian Motivasi Belajar... 18
2).
Fungsi Motivasi dalam Pembelajaran... 19
3).
Ciri-ciri Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi... 20
4).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar... 20
b.
Hakekat Belajar... 23
c.
Hakekat Siswa... 28
3.
Pemahaman... 30
4.
Macromedia Dreamweaver MX 2004... 33
5.
Elastisitas... 34
Tegangan... 34
Regangan...35
Modulus Elastis... 36
Hukum Hooke... 39
Tetapan Gaya Benda Elastis... 41
6.
Pembelajaran Elastisitas dengan Dukungan Media
Pembelajaran
Website
... 42
C.
Rumusan Masalah... 45
D.
Tujuan Penelitian... 45
BAB II METODOLOGI... 47
A.
Jenis Penelitian...47
B.
Subyek Penelitian (Partisipan)... 47
C.
Waktu dan Tempat Penelitian... 47
D.
Desain Penelitian... 47
1. Pembuatan Instrumen...48
a. Membuat Soal... 48
b. Membuat Kuesioner... 48
c. Membuat
Website
... 49
2. Mengerjakan Soal
Pre-test
... 54
3. Mengisi Kuesioner... 55
4. Pembelajaran dengan Media Pembelajaran
Website
... 55
5. Mengerjakan Soal
Post-test
... 55
6. Mengisi Kuesioner... 55
E.
Instrumen... 56
F.
Validitas... 57
G. Metode Analisis Data... 57
1. Kualitas
Website
... 57
a. Analisis Kuesioner Pilihan Ganda... 58
b. Analisis Kuesioner Isian... 62
c. Menurut Kriteria Website Pembelajaran yang Baik... 63
2. Kesiapan Siswa Menggunakan Media Pembelajaran
Website
... 65
a. Kuesioner Berbentuk Pilihan Ganda... 66
b. Kuesioner Berbentuk Isian... 70
3. Motivasi Belajar... 72
BAB III DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN... 78
A.
Pelaksanaan Penelitian... 78
1.
Pembuatan
Website
Pembelajaran... 78
2.
Pelaksanaan Pembelajaran... 80
3.
Evaluasi... 92
B.
Data, Analisis Data, dan Pembahasan...93
1.
Kualitas
Website
...93
a.
Kuesioner... 93
b.
Kritik, Saran, dan Komentar... 102
1).
Kritik, Saran, dan Komentar Guru... 102
2).
Kritik, Saran, dan Komentar Siswa... 103
c.
Kriteria
Website
yang Baik... 108
2.
Kesiapan Siswa Mengikuti Pembelajaran dengan Dukungan
Media Pembelajaran
Website
... 111
a.
Kuesioner Berbentuk Pilihan Ganda... 111
b.
Kuesioner Berbentuk Isian... 120
3.
Motivasi Belajar Siswa... 121
4.
Peningkatan Pemahaman Siswa... 123
C.
Keterbatasan Penelitian... 125
1.
Pelaksanaan Penelitian... 125
2.
Website
... 125
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 127
A.
Kesimpulan ... 127
1. Kualitas
Website
yang Digunakan dalam Pembelajaran
Gaya Pegas dan Elastisitas Bahan...127
3. Motivasi Belajar Siswa... 128
4. Peningkatan Pemahaman Siswa... 128
B.
Saran …………... 128
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Soal
Pre-test
... 133
Lampiran 2. Lembar Pengamatan... 138
Lampiran 3. Soal
Post-test
... 140
Lampiran 4. Jawaban Soal
Pre-test
dan
Post-test
... 145
Lampiran 5. Kisi-Kisi Soal
Pre-test
dan
Post-test
... 151
Lampiran 6. Kritik Siswa... 152
Lampiran 7. Saran Siswa... 154
Lampiran 8. Komentar Siswa... 156
Lampiran 9. Kuesioner Kesiapan Siswa Menggunakan
Media Pembelajaran
Website
... 158
Lampiran 10. Kuesioner Mengenai Kualitas
Website
yang Digunakan Peneliti... 160
Lampiran 11. Kuesioner Motivasi Belajar Siswa... 163
Lampiran 12. Petunjuk Pembelajaran dengan Dukungan Media
Pembelajaran
Website
... 167
Lampiran 13.
Hand Out
untuk Siswa... 169
Lampiran 14. Halaman-halaman
Website
... 175
Lampiran 15. Jawaban Siswa yang Dikirimkan ke
Website
...185
Lampiran 16. Halaman
Website
Pertama
untuk Diskusi atau Tanya Jawab
Online
... ... 186
Lampiran 17: Halaman
Website
Kedua
untuk Diskusi atau Tanya Jawab
Online
... ... 187
Lampiran 18: Halaman
Website
untuk Menuliskan
Tanggapan Diskusi atau Tanya Jawab
Online
... 188
Lampiran 19: Halaman
Website
untuk Hasil Diskusi
Online
... 189
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
Makna setiap halaman
website
... 53
Tabel 2.
Pendapat siswa mengenai warna dan tampilan
website
... 58
Tabel 3.
Pendapat siswa mengenai animasi yang ada di dalam
website
... 58
Tabel 4.
Pendapat siswa mengenai huruf cetak
yang digunakan dalam
website
... 59
Tabel 5.
Pendapat siswa mengenai suara dan gambar video dalam
website
... 59
Tabel 6.
Pendapat siswa mengenai fasilitas dalam
website
untuk dapat bertanya maupun berdiskusi dengan guru
secara
online
di luar jam sekolah... 59
Tabel 7.
Pendapat siswa mengenai gambar dalam
website
... 60
Tabel 8.
Pendapat siswa bila harus mengirimkan jawaban tugas
pada guru melalui
website
... 60
Tabel 9.
Pendapat siswa mengenai video dan animasi dalam
website
... 60
Tabel 10.
Pendapat siswa mengenai fenomena-fenomena
video dalam
website
... 61
Tabel 11.
Pendapat siswa mengenai salah satu fasilitas
dalam
website
yaitu dapat bertanya materi kepada guru
di luar jam sekolah secara
online
... 61
Tabel 12.
Hasil kuesioner tertutup untuk menentukan kualitas
website
...
61
Tabel 13.
Kritik... 62
Tabel 14.
Saran... 62
Tabel 15.
Komentar... 63
Tabel 16.
Rangkuman kritik, saran, dan komentar... 63
Tabel 17.
Hasil kuesioner berbentuk pilihan ganda untuk mengetahui
dukungan media pembelajaran
website
... 66
Tabel 18.
Pendapat siswa suka atau tidak menjelajah internet ... 66
Tabel 19.
Siswa memiliki
friendster
atau tidak... 66
Tabel 20.
Selama satu minggu berapa hari siswa menyempatkan
diri menggunakan fasilitas internet... 67
Tabel 21.
Frekuensi siswa mengirimkan
... ... 68
Tabel 22.
Jumlah guru yang memberikan tugas kepada siswa
untuk mencari tambahan informasi di internet
dalam rangka pengerjaan tugas-tugas... 68
Tabel 23.
Keseringan siswa mencari tambahan informasi
di internet dalam mengerjakan tugas-tugas... 68
Tabel 24.
Tugas-tugas dari guru mengharuskan siswa
untuk mencari tambahan informasi di internet atau tidak... 69
Tabel 25.
Saat istirahat sekolah siswa menggunakan
fasilitas internet atau tidak... 69
Tabel 26.
Siswa sering membuka
website
atau tidak... 70
Tabel 27.
Rangkuman analisis kuesioner berbentuk pilihan ganda
untuk soal nomor 5, 6, 7, 8, 9, dan 10... 70
Tabel 28.
Hasil analisis skor kuesioner kesiapan siswa
menggunakan media pembelajaran
website
untuk kuesioner nomor 2... 71
Tabel 29.
Hasil analisis kuesioner motivasi belajar siswa... 74
Tabel 30.
Daftar skor jawaban untuk setiap nomor... 75
Tabel 31.
Hasil analisis data skor siswa untuk
pre-test
dan
post-test
... 76
Tabel 32.
Proses belajar mengajar saat pembelajaran
dengan media pembelajaran
website
... 92
Tabel 33.
Hasil kuesioner tertutup untuk menentukan kualitas
website
... 95
Tabel 35.
Hasil kuesioner berbentuk pilihan ganda
untuk mengetahui bagaimana kesiapan diswa mengikuti
pembelajaran dengan dukungan media
pembelajaran
website
... 113
Tabel 36.
Hasil analisis kuesioner kesiapan siswa
menggunakan media pembelajaran
website
untuk soal berbentuk pilihan ganda soal nomor 1 dan 3…... 116
Tabel 37.
Hasil analisis kuesioner kesiapan siswa
menggunakan media pembelajaran
website
untuk soal berbentuk pilihan ganda soal nomor 4………. 117
Tabel 38.
Hasil analisis I kuesioner kesiapan siswa
menggunakan media pembelajaran
website
untuk soal berbentuk pilihan ganda
soal nomor 5, 6, 7, 8, 9, dan 10……….. 118
Tabel 39.
Hasil analisis II kuesioner kesiapan siswa
menggunakan media pembelajaran
website
untuk soal berbentuk pilihan ganda
soal nomor 5, 6, 7, 8, 9, dan 10………... 119
Tabel 40.
Hasil analisis skor kuesioner kesiapan siswa menggunakan
media pembelajaran
website
untuk kuesioner
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
Kawat yang Diberi Gaya Tarik F... 35
Gambar 2.
Grafik Tegangan terhadap Regangan...37
Gambar 3.
Pertambahan Panjang Pegas... 39
Gambar 4.
Grafik Gaya Tarik terhadap Pertambahan Panjang Pegas... 40
Gambar 5.
Halaman
Website
Mengenai Home... 175
Gambar 6.
Halaman
Website
Mengenai Elastisitas... 176
Gambar 7.
Halaman
Website
Mengenai Tegangan... 177
Gambar 8.
Halaman
Website
Mengenai Regangan... 178
Gambar 9.
Halaman
Website
Mengenai Modulus Elastis...180
Gambar 10.
Halaman
Website
Mengenai Hukum Hooke... 182
Gambar 11.
Halaman
Website
Mengenai Tetapan Gaya Benda Elastis... 183
Gambar 12.
Halaman
Website
Mengenai Contact... 184
Gambar 13.
Halaman
Website
Mengenai
Jawaban Siswa yang Dikirim ke
Website
... 185
Gambar 14:
Halaman
Website
Pertama
untuk Diskusi atau Tanya Jawab
Online
... ... 186
Gambar 15:
Halaman
Website
Kedua
untuk Diskusi atau Tanya Jawab
Online
... ... 187
Gambar 16:
Halaman
Website
untuk Menuliskan
Tanggapan Diskusi atau Tanya Jawab
Online
... 188
Gambar 17:
Halaman
Website
untuk Hasil Diskusi
Online
... ... 189
Gambar 18:
Proses Belajar Mengajar... 190
Gambar 19:
Keseriusan Siswa Memperhatikan Video Hukum Hooke... 191
Gambar 20:
Keseriusan Siswa Mengerjakan
Lembar Pengamatan Video Hukum Hooke... 192
DAFTAR BAGAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teknologi semakin berkembang seiring dengan kemajuan zaman dan
manusia telah dimudahkan dengan perkembangan tersebut. Kemajuan teknologi
merupakan bagian dari kehidupan manusia karena teknologi adalah hasil dari
pikiran manusia. Salah satunya adalah perkembangan dalam teknologi informasi
yakni komputerisasi.
Perkembangan komputer dapat membantu meningkatkan mutu dan
kualitas sumber daya manusia bila digunakan secara benar misalnya dalam dunia
pendidikan. Pendidikan semakin lama semakin maju seiring dengan
perkembangan teknologi yang semakin pesat. Kemajuan dalam pendidikan selain
didukung oleh kemajuan teknologi juga perlu didukung oleh motivasi dan gairah
siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu caranya adalah dengan memilih
media pembelajaran yang menarik.
Dalam pendidikan Fisika, perkembangan komputer dapat digunakan untuk
membantu siswa dalam belajar dan memahami materi Fisika yaitu dengan
menggunakan internet. Internet semakin banyak digunakan di kalangan
masyarakat Indonesia. Internet menyediakan banyak sekali fasilitas yang berperan
banyak dalam kehidupan manusia antara lain dalam bidang komunikasi, hiburan,
dan pendidikan. Jangkauan internet sangat luas bahkan sampai seluruh dunia.
teknologi. Salah satu sumber daya dalam internet yang dapat digunakan sebagai
media dalam pembelajaran adalah World Wide Web atau yang sering dikenal
dengan website. Website berisi jutaan tempat informasi yang ditampilkan dalam
bentuk hypermedia; website mendukung atau sesuai untuk menyediakan teks yang
sudah dibentuk, gambar, animasi dan bahkan audio dan video (Timothy J. Newby
dkk hal.58). Website diharapkan dapat membuat pembelajaran menjadi menarik
bagi siswa karena website menghasilkan kombinasi media tulisan (teks), suara
(audio), gambar (video), dan animasi. Pembelajaran dengan dukungan media
pembelajaran website diharapkan dapat membantu siswa dalam belajar saat di luar
jam sekolah dengan membuka situs website tersebut sehingga siswa dapat lebih
mandiri.
West (1985:1) dalam Kartika Budi (1992) menyatakan bahwa pemahaman
dan pengembangan konsep merupakan bagian yang sangat penting dalam belajar
Fisika. Sardiman (1986:84) menyatakan bahwa hasil belajar akan menjadi
optimal, bila ada motivasi siswa. Motivasi akan senantiasa menentukan intensitas
usaha belajar bagi para siswa. Motivasi belajar siswa akan ikut menentukan
pemahaman siswa dan pemahaman merupakan bagian yang sangat penting dalam
belajar Fisika sehingga penting untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Menurut Angkowo dan Kosasih (2007:14), penggunaan media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
pembelajaran website untuk menumbuhkan motivasi belajar dan meningkatkan
pemahaman siswa pada topik gaya pegas dan elastisitas bahan.
B. Tinjauan Pustaka
1. Media Pembelajaran dengan Dukungan Website a Media Pembelajaran
1) Arti Media Pembelajaran
Menurut Angkowo dan Kosasih (2007:10) media pembelajaran adalah
alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal atau media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat terdorong terlibat
dalam proses pembelajaran.
Media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan
pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian,
dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran
pada diri siswa. Selain itu, secara mendasar, media berpotensi memberikan
peluang bagi siswa untuk mengembangkan kepribadian (Angkowo dan Kosasih
2007:11).
Menurut Briggs (1970 dalam Sadiman dkk, 1986:6), media adalah segala
alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Berdasarkan berbagai batasan yang sama seperti di atas maka media dapat
dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi (Sadiman dkk, 1986:7).
2) Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Encyclopedia of Educational Research (dalam Hamalik,1982:27)
manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir dan oleh karena itu
mengurangi “verbalisme”.
b) Memperbesar perhatian siswa.
c) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar dan oleh
karena itu membuat pelajaran lebih menetap.
d) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri di kalangan siswa.
e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, hal ini terutama terdapat
dalam gambar hidup.
f) Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu
perkembangan kemampuan berbahasa.
g) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan
cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta
keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
3) Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Menurut Wilkinson dalam Angkowo dan Kosasih (2007:14), ada beberapa
a) Tujuan
Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang
dirumuskan.
b) Ketepatgunaan
Bila materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari benda
maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang dipelajari
adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak maka media film atau video akan
lebih tepat. Wilkinson menyatakan bahwa penggunaan bahan-bahan yang
bervariasi menghasilkan dan meningkatkan pencapaian akademik.
c) Keadaan Siswa
Media akan efektif digunakan apabila tidak bergantung dari benda
interindividual antara siswa. Misalnya kalau siswa tergolong tipe auditif/visual
maka siswa yang tergolong auditif dapat belajar dengan media visual dan
siswa yang tergolong visual dapat juga belajar dengan menggunakan media
auditif.
d) Ketersediaan
Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tujuan
pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia.
Menurut Wilkinson, media merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan
tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa
dan guru.
e) Biaya
hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai.
Menurut Canei, R. Springfield, dan Clark., C. (1988:62) dalam Angkowo
dan Kosasih (2007:15), dasar pemilihan alat bantu visual adalah memilih alat
bantu yang sesuai dengan kematangan, minat dan kemampuan kelompok, memilih
alat bantu secara tepat untuk kegiatan pembelajaran, mempertahankan
keseimbangan dalam jenis alat bantu yang dipilih, menghindari alat bantu yang
berlebihan, serta mempertanyakan apakah alat bantu tersebut diperlukan dan dapat
mempercepat pembelajaran atau tidak.
Di atas telah disebutkan mengenai arti, manfaat media pembelajaran, dan
kriteria pemilihan media pembelajaran secara garis besar. Menurut Angkowo dan
Kosasih (2007:14) penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa. Selain itu, pembelajaran bermedia dapat membantu
siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan
terpercaya, memudahkan penafsiran, serta memadatkan informasi.
Media pembelajaran memiliki arti yang penting dalam proses
pembelajaran yaitu membantu siswa dalam belajar dalam artian merangsang siswa
untuk mau berfikir, membangkitkan semangat, perhatian, minat, motivasi dan
kemauan siswa sehingga dapat membantu siswa dalam meningkatkan
pemahamannya. Hakekat dari pembelajaran itu sendiri akan dibahas pada
b Hakekat Pembelajaran
Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng (Uno, 2006:2) adalah
upaya untuk membelajarkan siswa. Hal ini berarti bahwa dalam pembelajaran
terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk
mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan atas
dasar kondisi pengajaran yang ada.
Istilah pembelajaran memiliki hakekat perencanaan atau perancangan
(desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam belajar, siswa tidak
hanya berinteraksi dengan guru saja tetapi juga dengan semua sumber maupun
media pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Pembelajaran memusatkan perhatian pada “bagaimana membelajarkan
siswa” dan bukan “apa yang dipelajari siswa” (Degeng, 1993:2 dalam Uno,
2006:3). Pembelajaran lebih menekankan bagaimana cara agar isi pembelajaran
yang harus dipelajari dapat mencapai tujuannya. Dalam kaitan ini, hal-hal yang
tidak bisa dilupakan untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah bagaimana cara
mengorganisasikan pembelajaran, bagaimana menyampaikan isi pembelajaran,
dan bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar
berfungsi secara optimal (Uno, 2006:3).
Menurut Peter Kline dalam Gordon Dryden & Dr. Jeanette Vos, 2000:22,
pembelajaran akan efektif, jika dilakukan dalam suasana menyenangkan
(Angkowo dan Kosasih, dkk, 2007:49). Oleh karena itu, perlu diciptakan suasana
yang menyenangkan bagi siswa untuk belajar, salah satu faktor yang dapat
Oleh sebab itu mengajar, yang diartikan sebagai suatu usaha menciptakan sistem
lingkungan, harus memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang
menyenangkan. Sistem lingkungan dipengaruhi oleh berbagai komponen yang
saling berinteraksi, antara lain: tujuan pembelajaran, bahan kajian yang
disampaikan, guru, siswa, jenis kegiatan yang dikembangkan, metode, serta media
pembelajaran yang dipilih (Angkowo dan Kosasih, dkk, 2007:49). Bila sistem
lingkungan tercipta dengan baik maka tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Menurut Sardiman (1986:46), pembelajaran atau pengajaran adalah suatu
usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan
memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Kondisi tersebut diciptakan
sedemikian rupa sehingga membantu perkembangan anak secara optimal baik
jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental. Pembelajaran memiliki fungsi
pokok yaitu menyediakan kondisi yang kondusif, sedang yang berperan aktif dan
banyak melakukan kegiatan adalah siswanya, dalam upaya menemukan masalah
dan memecahkannya.
Mengajar menurut Sardiman (1986:49) juga diartikan sebagai kegiatan
mengorganisasi proses belajar. Karena pembelajaran merupakan kegiatan
mengorganisasi proses belajar secara baik, guru harus berperan sebagai
organisator yang baik pula. Maka guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan
komponen-komponen yang terlibat di dalam proses belajar mengajar sehingga
diharapkan terjadi proses pembelajaran yang optimal.
Bagan 1: Komponen-komponen yang terlibat dalam proses belajar mengajar
Keterangan:
1. Masukan mentah: siswa/subyek belajar.
2. Masukan alat/instrumental input, terdiri: tenaga, fasilitas, kurikulum, sistem
administrasi dan lain-lain.
3. Lingkungan, termasuk antara lain keluarga, masyarakat, sekolah.
4. Proses pengajaran, merupakan proses interaksi antara unsur masukan input,
instrumental input dan juga pengaruh lingkungan.
5. Hasil langsung, merupakan tingkah laku siswa setelah belajar melalui proses
belajar-mengajar, sesuai dengan materi/bahan yang dipelajari.
6. Hasil akhir merupakan sikap dan tingkah laku siswa setelah ada dalam
masyarakat.
Menurut pandangan kaum konstruktivis, pembelajaran atau pengajaran
bukanlah memindahkan pengetahuan dari guru ke murid tetapi merupakan suatu
kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya (Paul 2
6 5
3 4 1
Raw
input/masukan mentah
Instrumental input/masukan alat
Proses
Pengajaran/Pem belajaran
Hasil langsung
Hasil Akhir
Suparno, 1996:139). Bagi kontruktivitis, mengajar berarti partisipasi dengan
pelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mempertanyakan
kejelasan, bersikap kritis, mengadakan justifikasi. Jadi, mengajar adalah suatu
bentuk belajar sendiri (Bettencourt, 1989 dalam Paul Suparno, 1996:139). Guru
hanya sebagai mediator dan fasillitator agar pembelajaran dapat berjalan dengan
baik dan tujuannya dapat tercapai.
Menurut Sadiman dkk, pembelajaran pada hakekatnya adalah proses
komunikasi yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui
saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan berupa isi ajaran, sumber pesan
adalah guru dan penerima pesan adalah murid. Dalam pembelajaran terjadi
interaksi antara guru dengan murid.
Menurut Winkel (1996:18 dalam Angkowo dan Kosasih, 2007:38)
keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh ciri-ciri khas yang dimiliki siswa,
baik sebagai individu maupun kelompok misalnya taraf intelegensi, daya
kreativitas, kadar motivasi belajar, tahap perkembangan, kemampuan berbahasa,
sikap terhadap tugas belajar, kebiasaan dalam cara belajar, kecepatan belajar, dan
kondisi fisik.
Dari uraian-uraian di atas, dapat dirangkum bahwa pembelajaran
merupakan usaha menciptakan kondisi atau situasi yang mendukung siswa dalam
belajar. Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang
berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa atau
lingkungannya. Tugas guru adalah menciptakan kondisi-kondisi agar faktor-faktor
tersebut tidak diperhatikan, faktor-faktor tersebut dapat menjadi penghalang atau
penghambat bagi proses pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran dapat merupakan suatu usaha untuk
menciptakan kondisi atau situasi yang mendukung siswa dalam belajar. Dan telah
disebutkan bahwa media pembelajaran memiliki arti penting dalam pembelajaran
sehingga media pembelajaran yang menarik dan cocok bagi siswa akan membantu
meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman siswa.
Banyak media pembelajaran menarik yang ditawarkan seiring dengan
kemajuan teknologi. Salah satunya adalah media pembelajaran website yang akan
dibahas dalam bahasan berikut ini.
c Website
Media pembelajaran website dalam dunia pendidikan semakin menunjang
keberhasilan pembelajaran karena penggunaannya melibatkan siswa sebagai
subyek pembelajaran. Apakah yang dimaksud dengan website? Apa kelebihan
maupun kelemahan yang dimiliki oleh media pembelajaran ini? Hal-hal apa saja
yang perlu diperhatikan dalam pembuatan website pembelajaran? Dan
model-model pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran website apa saja
yang ada?
1). Arti Website
Menurut Timothy J. Newby dkk (hal.198) WWW (World Wide Web) yang
biasanya disebut sebagai website adalah bagian dari internet. Dokumen-dokumen
dalam komputer di segala penjuru dunia di dalam bentuk dokumen yang disebut
Web Pages. WEB sites adalah koleksi dari WEB Pages yang dibiayai oleh sekolah,
universitas, agen pemerintahan, perusahaan atau perseorangan. WEB server adalah
komputer yang dihubungkan ke internet yang menjadikan WEB Pages dan WEB
sites tersedia bagi komputer-komputer yang lain. Setiap WEB Pages memiliki
alamat yang unik yang disebut URL (Uniform Resource Locator). WEB Pages
adalah dokumen hypertext. Dokumen Hypertext berisi teks yang ditandai yang
menghubungkan ke pages yang lain di dalam WEB, seringkali menghubungkan ke
banyak alamat lain yang bermacam-macam. Hypertext membuat anda dapat
pindah dari WEB Pages satu ke WEB Pages yang lain dengan cepat.
Menurut Timothy J. Newby dkk (hal.58) WEB berisi jutaan tempat-tempat
informasi yang ditampilkan dalam bentuk hypermedia; WEB mendukung/sesuai
untuk menyediakan teks yang sudah dibentuk, gambar, animasi, dan bahkan audio
dan video. Program software yang digunakan untuk mengakses WEB disebut
browser. Dua program browser yang paling terkenal saat ini adalah Netscape
“Navigator” dan Microsoft “Internet Explorer”.
2). Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran dengan Dukungan Media Pembelajaran Website
Media pembelajaran ini menghasilkan kombinasi media tulisan (text),
suara (audio), gambar (video), dan animasi. Kelebihan dan kelemahan
pembelajaran dengan dukungan media pembelajaran website (Angkowo dan
Kosasih 2007:22) adalah:
1) Mengkombinasikan kelebihan video, kecepatan komputer, dan akses
internet.
2) Mekanisme kerja program ini mampu menyesuaikan dengan semua gaya
belajar.
3) Memungkinkan bagi siswa untuk aktif berpartisipasi.
4) Memungkinkan akses ke materi/subyek yang diinginkan bagi banyak
sekali pembelajar di tempat yang berbeda.
5) Pembelajar dapat berhubungan dengan guru, demikian sebaliknya di mana
pun mereka berada.
b. Kelemahan website adalah perlunya biaya yang cukup mahal untuk
melengkapi peralatan.
Selain kelebihan-kelebihan pembelajaran dengan dukungan media
pembelajaran website seperti yang telah disebutkan di atas, masih ada kelebihan
lain yang ditawarkan yaitu media pembelajaran ini dapat membangkitkan motivasi
belajar siswa.
Timothy J. Newby dkk (2000: 200) menyebutkan bahwa:
Many schools now have their own home pages, and an increasing number are using the WEB as a vehicle for students to make their work public. As a result, a student’s hypermedia project that once may have been seen only by her teacher and classmates may now be available for viewing by anyone in the world. Realistically, of course, the world will probably not beat an electronic path to every school Web pages in cyberspace. However, the mere idea that the world can see their work is highly motivating to students, and posting student’s hypermedia projects to the WEB for all to see does give parents, grandparents, and members of the community an opportunity to keep tabs on what is happening in the school.
Hasilnya proyek atau pekerjaan siswa yang semula hanya bisa dilihat oleh gurunya dan teman sekelasnya sekarang dapat dilihat oleh semua orang di dunia. Tentu saja dunia mungkin tidak akan mempunyai jalur ke semua
web pages sekolah. Meskipun demikian ide bahwa dunia dapat melihat pekerjaan mereka sangatlah memotivasi para siswa dan mengirimkan pekerjaan siswa ke web agar semua orang dapat melihat, memberikan orang tua, kakek, nenek dan anggota-anggota komunitas kesempatan untuk terus mengawasi apa yang terjadi di sekolah.]
3). Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Membuat Media Pembelajaran Website.
Menurut Newby, Timothy J. dkk (hal 126-129 dan hal 201) menyebutkan
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat website pembelajaran antara lain:
3.1) Mulailah dengan pengguna.
Ketahuilah siapa yang akan menjadi pengguna website anda dan
mereka tertarik dalam hal apa dalam pembelajaran.
3.2) Identifikasi tujuan anda.
Deskripsikan atau gambarkan dalam tulisan apa yang anda inginkan
untuk diperoleh oleh pengguna dari website supaya anda tetap dalam
tujuan waktu mendesainnya.
3.3) Prinsip “Buatlah Simpel”.
Jangan mengasumsikan bahwa pengguna akan mempunyai teknologi
terbaru dan tercepat untuk mengakses website anda.
3.4) Batasi informasi dalam setiap halaman.
Sebagai patokan sekitar 250 kata dan beberapa gambar setiap
halaman.
3.5) Gaya menulis.
- Sedapat mungkin gunakan kalimat aktif.
3.6) Tata letak halaman.
- Jelas dan konsisten dalam tata letak halaman (gunakan jenis teks yang
sama dalam jenis huruf, ukuran dan tata letak yang sama dari satu
halaman ke halaman selanjutnya).
- Jangan gunakan rata kiri dan kanan agar tidak menciptakan spasi
tambahan dan membuat teks akan lebih sulit untuk dibaca kecuali
untuk memberikan tekanan.
3.7) Gaya mengetik atau mekanisme.
- Pilihlah jenis huruf dengan desain sederhana.
- Gunakan huruf besar dan kecil supaya cepat dan mudah untuk dibaca.
Gunakan huruf besar hanya untuk memberi tekanan dan menarik
perhatian.
- Gunakan huruf ukuran 9 sampai 12 untuk teks secara umum.
3.8) Mengikuti pedoman untuk mendesain visual.
Visual meliputi foto, diagram, poster, bagan-bagan, dan gambar.
- Buatlah visual yang sederhana (hindari detail yang berlebihan).
- Tempatkan visual sedekat mungkin dengan teks terkait.
- Kurangi background/latar belakang yang menganggu.
- Gunakan huruf dan visual yang kontras dengan warna latar
belakang/background.
- Gunakan warna background yang konsisten dalam serangkaian visual.
3.9) Hindari animasi yang tidak berguna dan menganggu.
3.10)Perpaduan antara teks, gambar, animasi, dan video yang proporsional dan sesuai dengan topik yang dibahas.
4). Model-model Pembelajaran dengan Dukungan Media Pembelajaran Website.
Des Casey
(http://walkabout.netcomp.monash.edu.au/staff/dcasey/papers/1998/1998SIGCSE
/SIGSCE1998.doc; diakses pada tanggal 19 November 2008) menyatakan bahwa
terdapat bermacam-macam model pembelajaran website seperti yang disebutkan
di bawah ini yaitu:
4.1) Website sebagai Sumber Informasi.
Mungkin penggunaan yang paling sederhana dari website adalah sebagai
tempat yang sesuai untuk menyimpan informasi-informasi pendukung
pembelajaran tradisional. Sebagai contoh pembelajaran di suatu universitas
menyediakan bermacam-macam sumber pembelajaran bagi siswa seperti catatan
kuliah yang dicetak, tugas-tugas, latihan ujian, yang sebelumnya telah dibagikan
dalam bentuk cetak. Siswa menggunakan website untuk mengakses situs-situs
untuk mencari informasi untuk pembuatan tugas atau proyek. Memang, website
adalah sumber informasi yang baik. Hal ini sebagai tambahan yang baik bagi
guru sebagai sumber informasi. Model ini menggunakan website hanya sebagai
bagian dari proses pembelajaran. Siswa masih berjumpa dengan guru dalam
kelas formal.
Sejumlah lembaga telah berpindah untuk menggunakan website untuk
menampilkan informasi dengan cara yang lebih terstruktur. Dalam hal ini,
penyajian yang terstruktur dari informasi menjadi proses pengajaran. Siswa
mengikuti instruksi di layar untuk membaca materi, mengaktifkan demonstrasi
multimedia, mengambil kuis yang dikoreksi sendiri, atau kegiatan yang lainnya.
Materi pembelajaran seringkali secara garis besar berisi informasi konkret yang
harus dipelajari dari halaman website dan media yang menyertai. Tidak ada
interaksi antara guru dan siswa melalui website.
4.3) Website sebagai Guru.
Beberapa pembelajaran dengan dukungan media pembelajaran website
telah beralih dari model sebelumnya dan kemudian memasukkan beberapa
bentuk komunikasi personal antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan
siswa yang lainnya. Biasanya, pembelajaran seperti ini menggunakan e-mail dan
mungkin ruang chat untuk menerapkan kontak personal ini. Tetapi harus diingat
bahwa meskipun website mampu menyampaikan banyak sekali informasi
kepada siswa, website adalah media yang tidak terlalu baik untuk komunikasi
dan hubungan antar personal bila dibandingkan dengan interaksi langsung atau
tatap muka.
4.4) Website sebagai Media Komunikasi antara Guru dan Siswa.
Model yang lebih memuaskan melihat website sebagai media komunikasi
antara guru dan siswa. Pada dasarnya, siswa belajar dari guru tetapi “melalui”
website dan tidak “dari” website. Dengan model seperti ini, website dapat tetap
komunikasi bagi interaksi manusiawi yang dibutuhkan, dimana interaksi inilah
yang menjadi fokus utama dari proses belajar mengajar, bukan informasi yang
terstruktur yang terdapat dalam website.
Pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran website lebih baik
menggunakan model yang keempat mengingat pentingnya tatap muka dalam
proses belajar mengajar, jadi pembelajaran dengan dukungan media pembelajaran
website akan menjadi lebih baik karena selain didukung informasi-informasi
maupun fasilitas-fasilitas dalam internet juga didukung dengan sosialisasi
mengingat interaksi inilah yang menjadi fokus utama dari proses belajar mengajar.
Penggunaan media pembelajaran website memberikan siswa kesempatan
untuk semakin terlibat dalam pembelajaran karena media pembelajaran ini
menuntut keaktifan siswa dalam pembelajaran. Siswa harus membuka bahkan
menjalankan sendiri animasi maupun video yang ada dalam website. Media
pembelajaran ini, seperti telah disebutkan akan membangkitkan motivasi belajar
siswa yang kemudian dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu
materi pembelajaran. Di bawah ini dibahas mengenai arti dan pentingnya motivasi
dalam proses pembelajaran.
2. Motivasi Belajar Siswa a Motivasi Belajar
1) Pengertian Motivasi Belajar
Menurut David Mc. Clelland, Abraham Maslow, Wand dan Brown (dalam
proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi,
dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi sebagai proses
psikologis timbul sebagai akibat faktor dari dalam diri seseorang itu sendiri.
Menurut Winkel (1996:150), motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan
belajar itu demi mencapai suatu tujuan.
Dengan memahami definisi motivasi dari beberapa ahli maka Fudyartanto
(2002:258) mendefinisikan motivasi sebagai usaha untuk meningkatkan kegiatan
dalam mencapai suatu tujuan. Dan definisi motivasi belajar adalah mendorong
atau memberi semangat kepada individu yang melakukan kegiatan belajar agar
lebih giat belajar supaya prestasinya meningkat menjadi lebih baik. Motivasi
dapat timbul baik dari luar maupun dari dalam diri siswa.
Menurut Prayitno (1989:8), motivasi belajar merupakan suatu energi yang
menggerakkan siswa untuk belajar dan sebagai sesuatu yang mengarahkan
aktivitas siswa kepada tujuan belajar.
2) Fungsi Motivasi dalam Pembelajaran
Dalam pembelajaran, motivasi sangat diperlukan agar pembelajaran dapat
berjalan secara optimal. Hasil belajar siswa banyak ditentukan oleh motivasi yang
dimilikinya. Semakin besar motivasi yang ada dalam diri siswa, makin besar pula
hasil belajar yang akan dicapai dan semakin tepat motivasi yang diberikan oleh
guru, semakin baik pula hasil dari proses pembelajaran. Motivasi akan
belajar (Angkowo dan Kosasih, 2007:35).
Howley (1973, dalam Prayitno 1989:3) menyarankan agar guru sebanyak
mungkin mempergunakan waktunya dalam mengajar untuk memotivasi
siswa-siswanya. Ia mengatakan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi
melakukan kegiatan lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan dengan siswa
yang memiliki motivasi belajar lebih rendah.
Sardiman (1986:84) mengatakan bahwa “Motivation is essential condition
of learning”. Hasil belajar akan menjadi optimal bila ada motivasi belajar siswa.
Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pembelajaran tersebut.
Jadi motivasi menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Dan intensitas
motivasi siswa akan menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
3) Ciri-Ciri Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi
Anderson, C.R. dan Faust, G.W. (1979, dalam Prayitno 1989:10 )
mengemukakan bahwa motivasi dalam belajar dapat dilihat dari karakteristik
tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi, dan
ketekunan
Ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar yaitu:
a) Siswa memiliki minat yang besar terhadap tugas-tugas belajar.
b) Siswa memiliki perhatian yang penuh terhadap tugas belajar.
c) Memusatkan sebanyak mungkin energi fisik maupun psikis terhadap kegiatan
tanpa mengenal rasa bosan dan tidak mudah menyerah.
4) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
disebutkan oleh Prayitno (1989:128) aspek-aspek yang terlibat dalam
pembelajaran yang ikut mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah sikap guru,
metode pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi
hasil pembelajaran.
a) Sikap guru
Sikap guru yang dapat memotivasi siswa adalah sikap yang tidak
membeda-bedakan siswa yang satu dengan yang lain, tidak membedakan
siswa dari status sosial ekonomi, jenis kelamin, kebudayaan, dan prestasi
belajarnya. Sikap guru yang tidak terpengaruh oleh tingkah laku siswanya.
Walaupun tingkah laku siswa negatif, guru tidak terpengaruh dan tetap
berusaha membuat proses belajar mengajar berjalan semaksimal mungkin.
Sikap guru yang lain yang dapat memotivasi siswa adalah sikap guru
yang mengembangkan standar kesuksesan “Multidimensional Classroom”,
yang memberi semangat kepada siswa dengan menekankan bahwa semua
siswa dapat berhasil asal mau berusaha keras, rajin, tekun, dan tidak mengenal
putus asa. Berbeda dengan guru yang mengembangkan standar kesuksesan
“Undimensional Classroom”, yang menekankan bahwa kesuksesan hanya
dapat diraih oleh siswa yang mempunyai potensi intelegensi tinggi atau siswa
yang cerdas. Hal ini membuat siswa yang memiliki intelegensi kurang tinggi
menjadi tidak bersemangat belajar, merasa diri mereka tidak mampu untuk
menjadi lebih baik.
b) Metode Pembelajaran
adalah metode yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam belajar.
Berbagai metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Bruse Joyce dan
Marsha, memungkinkan keterlibatan siswa yang maksimal dalam belajar.
Metode-metode pembelajaran ini menuntut keaktifan siswa sesuai dengan
taraf perkembangan masing-masing siswa. Pada taraf perkembangan siswa
yang tertinggi, diharapkan siswa dapat belajar mandiri; melakukan kegiatan
belajar tanpa tergantung banyak terhadap guru.
c) Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Guru harus terampil dalam mengorganisasi materi pembelajaran sehingga
menarik dan memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran
tersebut.
d) Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat mendorong siswa belajar dengan motivasi
belajar yang tinggi apabila media pembelajaran tersebut dipilih dengan
mempertimbangkan karakteristik siswa, tujuan pembelajaran, jenis materi
pembelajaran itu sendiri, dan bentuk evaluasi pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
e) Evaluasi Hasil Pembelajaran
Penilaian hasil pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas siswa
dalam belajar adalah evaluasi yang dapat memberitahu siswa tentang
kelemahan dan kekuatannya dalam belajar dan penilaian itu dirasakan oleh
belajar. Penilaian hendaknya diikuti dengan tindak lanjut guru yaitu
membantu siswa untuk meningkatkan taraf penguasaaan belajar yang
sempurna sehingga siswa dapat berprestasi lebih tinggi.
Dari bahasan di atas, disebutkan bahwa motivasi merupakan salah satu
unsur yang menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran. Motivasi
merupakan motor penggerak, semakin siswa termotivasi untuk mengikuti proses
pembelajaran maka proses pembelajaran akan berhasil. Penggunaan media
pembelajaran perlu digunakan untuk proses pembelajaran karena media
pembelajaran menciptakan situasi maupun kondisi yang dapat membuat siswa
lebih termotivasi dalam belajar. Siswa sering dituntut untuk mau belajar, belajar
akan lebih baik bila siswa sendiri memiliki kemauan untuk belajar. Seperti
diuraikan pada bahasan berikut ini mengenai hakekat belajar.
b Hakekat Belajar
Bell Gredler (1986:1, dalam Angkowo dan Kosasih, dkk, 2007:47)
mendefinisikan belajar sebagai proses memperoleh berbagai kemampuan,
keterampilan, dan sikap. Belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah
laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Angkowo dan Kosasih, dkk,
2007:47).
Belajar bukan merupakan kegiatan yang verbalistik. Belajar merupakan
usaha penambahan pengetahuan, bukan menghafal. Menurut kaum konstruktivis,
belajar merupakan proses mengkonstruksi arti, entah itu teks, dialog, pengalaman
2007:48).
Fudyartanto (2002:150) merangkum bahwa belajar adalah proses
penguasaan sesuatu yang dipelajari. Penguasaan tersebut dapat berupa memahami
(mengerti), merasakan, dan dapat melakukan sesuatu. Dalam belajar, terjadi
kegiatan psikis (kejiwaan) atau motoris (gerakan-gerakan otot dan syaraf).
Sebagai hasil, belajar adalah penguasaan sejumlah pengetahuan, sejumlah
keterampilan baru, sesuatu sikap baru, ataupun memperkuat sesuatu yang telah
dikuasai sebelumnya, termasuk pemahaman dan penguasaan nilai-nilai. Dengan
kata lain, belajar adalah usaha sadar dari individu untuk memahami dan
menguasai pengetahuan dan keterampilan; sikap-sikap dan nilai-nilai, guna
meningkatkan kualitas tingkah lakunya dalam rangka mengembangkan
kepribadiaannya.
Menurut Winkel (1996), belajar dirumuskan sebagai suatu aktivitas
mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,
keterampilan, dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.
Perubahan-perubahan itu dapat berupa suatu hasil yang baru atau penyempurnaan
terhadap hasil yang diperoleh. Belajar terjadi bila ada perubahan dalam pola
perilaku. Makin banyak kemampuan yang diperoleh sampai menjadi milik
pribadi, makin banyak pula perubahan yang telah dialami.
Kemampuan-kemampuan tersebut digolongkan menjadi Kemampuan-kemampuan kognitif yang meliputi
pengetahuan dan pemahaman; kemampuan sensorik-motorik yang meliputi
kemampuan dinamik-afektif meliputi sikap dan nilai yang meresapi perilaku dan
tindakan.
Saat ini terdapat bermacam-macam teori belajar yang dikelompokkan
menjadi dua keluarga yaitu keluarga perilaku (behavioristik) yang meliputi
teori-teori stimulus-response (S-R) conditioning, dan keluarga Gestald-field yang
meliputi teori-teori kognitif (Dahar 1989:19). Dalam pembuatan website dan
pelaksanaan pembelajaran, peneliti berpegang pada salah satu teori kognitif yaitu
teori Gagne yang dikemukakan oleh Robert M. Gagne karena teori kognitif secara
garis besar berkeinginan untuk mengubah pemahaman siswa tentang
masalah-masalah dan situasi-situasi secara signifikan. Peneliti tidak berpegang pada teori
perilaku (behavioristik) karena teori ini berkeinginan untuk mengubah
perilaku-perilaku siswanya yang tampak secara signifikan (Dahar 1989:21) sedangkan
dalam pembelajaran tingkat SMA perlu dikembangkan pemahaman mengenai
materi yang diberikan. Seperti yang disebutkan oleh Winkel (1996) bahwa di
Sekolah Menengah Atas, semakin perlu dikembangkan kemampuan untuk
berpikir produktif yaitu berpikir terarah (directed thinking) untuk memecahkan
masalah melalui jalan yang akan membawa ke pemecahan soal, berpikir kritis
(critical thinking) untuk menentukan benar tidaknya suatu pernyataan, berpikir
kreatif (creative thinking) untuk memecahkan suatu persoalan yang dapat
dipecahkan melalui berbagai jalan dan semua itu merupakan aktivitas kognitif.
Melalui berpikir yang produktif itu, sesuatu yang mula-mula tidak jelas akhirnya
menjadi jelas, dimengerti, dan dipahami. Hasil dari mencari pemahaman itu
Gagne (dalam Dahar 1989:141) mengemukakan delapan fase dalam satu
tindakan belajar. Fase-fase itu merupakan kejadian-kejadian eksternal yang dapat
distrukturkan oleh siswa atau guru yaitu fase motivasi, fase pengenalan, fase
perolehan, fase retensi, fase generalisasi, fase penampilan, dan fase umpan balik.
Dari delapan fase tersebut Gagne (dalam Dahar 1989:143) menyarankan
kejadian-kejadian instruksi yang perlu dilakukan dalam proses belajar mengajar yaitu:
1. Mengaktifkan motivasi (activating motivation)
2. Memberi tahu tujuan-tujuan belajar
3. Mengarahkan perhatian (directing attention)
4. Merangsang ingatan (stimulating recall)
5. Menyediakan bimbingan belajar
6. Meningkatkan retensi atau bertahannya materi yang dipelajari.
7. Membantu transfer belajar untuk menerapkan apa yang telah dipelajari pada
situasi baru.
8. Memberikan umpan balik.
Berikut diberikan implikasi teori belajar kognitif terhadap pembelajaran
dengan media pembelajaran website yang dikutip dari Buletin P3AI STSI
Surakarta (http://www.isi-ska.ac.id/p2ai/buletin/buletin7.htm; diakses pada 14
April 2008):
1. Strategi harus memungkinkan siswa merasakan dan memperhatikan informasi
sehingga mampu mentransfer kerja memoria.
a. Informasi penting harus ditempatkan di tengah screen untuk dibaca dan
b. Informasi penting bagi siswa harus ditekankan untuk memfokuskan
perhatian siswa.
c. Siswa harus diberitahu mengapa mereka harus menempuh pelajaran itu
sehingga mereka memperhatikan informasi sepanjang pelajaran.
d. Tingkat kesulitan materi harus sesuai dengan tingkat kognitif siswa
sehingga siswa dapat memperhatikan dan mengaitkan. Materi dari yang
mudah hingga yang rumit disesuaikan dengan tingkat pengetahuan siswa
yang berbeda-beda.
2. Strategi harus memungkinkan siswa menghadirkan kembali informasi dari
memori jangka panjang untuk membantu memaknai informasi baru.
3. Strategi lain yang meningkatkan proses mendalam harus digunakan untuk
mentransfer informasi pada ingatan jangka panjang.
4. Materi pembelajaran online harus mencakup aktivitas terhadap gaya
pembelajaran yang berbeda.
5. Dukungan yang kuat harus diberikan bagi siswa dengan gaya pembelajaran
yang berbeda-beda.
6. Informasi harus dipresentasikan dalam cara yang berbeda.
7. Siswa harus dimotivasi untuk belajar.
8. Strategi online yang memfasilitasi transfer pembelajaran harus mendorong
penerapannya dalam situasi yang berbeda dan dalam kehidupan yang nyata.
Media pembelajaran website bukanlah faktor utama yang menentukan
keberhasilan pembelajaran tetapi juga memiliki pengaruh terhadap keberhasilan
siswa sebagai subyek pembelajaran bukan sebagai obyek pembelajaran. Seperti
dibahas di bawah ini mengenai hakekat siswa.
c Hakekat Siswa
Menurut Sardiman (1986:109), siswa adalah subyek belajar sebab siswa
adalah sentral kegiatan dan pihak yang mempunyai tujuan. Komponen-komponen
yang lain adalah faktor pendukung, jadi yang aktif adalah siswa. Dalam
pembelajaran, siswa merupakan pihak yang memiliki tujuan, ingin meraih
cita-citanya. Siswa menjadi faktor penentu yang penting dalam mencapai tujuannya
tersebut. Jadi, dalam pembelajaran, yang menjadi perhatian utama adalah siswa,
bagaimana keadaan dan kemampuannya. Apa bahan yang diperlukan, bagaimana
cara yang tepat untuk bertindak, alat dan fasilitas apa yang cocok dan mendukung,
semua itu harus disesuaikan dengan keadaan siswa. Oleh karena itu, siswa
merupakan subyek dalam pembelajaran.
Sardiman (1986:110) menyatakan bahwa masa sebagai anak didik
senantiasa merupakan fase yang berproses untuk menemukan eksistensi
kediriannya secara utuh. Oleh karena itu, diperlukan pihak orang yang telah
dewasa untuk membina dan mengarahkan proses penemuan diri bagi anak
didiknya agar mencapai hasil yang lebih efektif dan efisien sesuai dengan yang
diharapkan.
Berdasarkan rangkuman Kartika Budi (dalam Widya Dharma, 2000:42),
yang dihadapi pendidik adalah peserta didik yang adalah manusia muda yang
sedang berkembang. Dia adalah pribadi yang utuh, berdiri sendiri, dan memiliki
sempurna hanya bila ada hubungan atau kesatuan dengan orang lain yaitu
hubungan sejati antar pribadi yang memiliki aspek: kejujuran, keterbukaan, saling
menerima, dan memberi, merasa membutuhkan dan dibutuhkan. Sebagai manusia,
peserta didik adalah pribadi yang penuh dinamika, yang memiliki unsur: cipta
(pengertian, pengetahuan), rasa (perasaan), dan karsa (kehendak). Dengan
pengetahuannya, ia mengenal dirinya. Dengan pengertiannya, ia menangkap nilai
dan memperjuangkannya. Pengetahuan akan nilai akan melahirkan suasana hati,
hasrat jiwa yang mendorong untuk mau (mempertimbangkan dan memutuskan
untuk mau) atau tidak mau, dan mulai berbuat atau bertindak. Dalam bertindak,
suasana hati, perasaan, kemampuan, buah fikiran, atau pribadinya secara utuh
hadir.
Disebutkan guru harus menghargai dan memandang siswa sebagai
subyek pembelajaran karena siswa adalah manusia yang sedang berkembang yang
perlu diakui keberadaannya. Dengan menghargai dan memandang atau
menempatkan siswa sebagai subyek pembelajaran maka siswa akan terdorong
untuk lebih berusaha menemukan dan mencapai cita-citanya. Hakekat peserta
didik sebagai manusia muda yang sedang berkembang merupakan pribadi yang
utuh, berdiri sendiri, dan memiliki kedaulatan. Keutuhan pribadinya terwujud, dan
berkembang ke arah yang lebih sempurna hanya bila ada hubungan atau kesatuan
dengan orang lain yaitu hubungan sejati antar pribadi yang memiliki aspek:
kejujuran, keterbukaan, saling menerima dan memberi, merasa membutuhkan dan
dibutuhkan sehingga dalam pembelajaran perlu diadakan tatap muka agar hakekat
pembelajaran dengan dukungan media pembelajaran website sebagai media
komunikasi antara guru dan siswa dapat dilakukan.
Uraian-uraian di atas menyebutkan bahwa adanya motivasi yang tinggi
diperlukan bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keberhasilan proses
pembelajaran salah satunya ditunjukkan dengan meningkatnya pemahaman siswa
mengenai materi yang diberikan. Seperti dijelaskan dibawah ini mengenai arti dan
pentingnya pemahaman dalam pembelajaran.
3. Pemahaman
Menurut Sardiman (1986:42) pemahaman atau comprehension dapat
diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Maka belajar berarti harus mengerti
makna dan filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya sehingga
menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi. Hal ini sangat penting bagi
siswa yang belajar. Memahami maksudnya, menangkap maknanya, adalah tujuan
akhir dari setiap belajar. Dalam belajar, unsur pemahaman tidak dapat dipisahkan
dari unsur-unsur psikologis yang lain. Dengan motivasi, konsentrasi, dan reaksi,
subyek belajar dapat mengembangkan fakta-fakta, ide-ide atau skills, kemudian
dengan unsur organisasi subyek belajar dapat menata dan mentautkan hal-hal
tersebut secara bertautan bersama menjadi suatu pola yang logis. Karena
m