• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH AKTIVITAS ORANG TUA SEBAGAI BURUH TANI TERHADAP KEMAMPUAN MENYEKOLAHKAN ANAK (Studi Kasus di Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi Tahun 2005)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH AKTIVITAS ORANG TUA SEBAGAI BURUH TANI TERHADAP KEMAMPUAN MENYEKOLAHKAN ANAK (Studi Kasus di Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi Tahun 2005)"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus di Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi Tahun 2005)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Saijana (S.Pd.I)

SRI PANUNTUN NURUL HIDAYAH NIM. 111 01 021

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) SALATIGA

(2)

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA J!. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721

Website : w w w.slainsalaliua.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

D E K L A R A S I

B ism illa h irra h m a n irra h im

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosyah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, Januari 2006 Peneliti

(3)

iiiiiis s a iiiiii

Dosen STAIN Salatiga 06TD1009634.01

NOTA PEMBIMBING Salatiga, 30 Januari 2006

Lamp. : 3 eksemplar

Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth.

Sdr. Sri Panuntun Nurul Hidayah Ketua STAIN Salatiga di

-SALATIGA

Assalamu ’alaikum Wr. Wb.

Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudara :

SRI PANUNTUN NURUL HIDAYAH 111 01 021

Tarbiyah PAI

PENGARUH AKTIVITAS ORANG TUA SEBAGAI BURUH TANI TERHADAP KEMAMPUAN MENYEKOLAHKAN ANAK (Studi Kasus di Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi Tahun 2005)

Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqasah.

(4)

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706

P E N G E S A H A N

SKRIPSI Saudari : Sri Panuntun Nurul Hidayah dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 01 021 yang beijudul PENGARUH AKTIVITAS ORANG TUA SEBAGAI BURUH TANI TERHADAP KEMAMPUAN MENYEKOLAHKAN ANAK (Studi di Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi Tahun 2005) telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Selasa, 28 Februari 2006 yang bertepatan dengan tanggal 28 Muharram 1427 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

_ . . 28 Februari 2006 M

Salatiga,---29 Muharram 1427 H Panitia Ujian

(5)

“<Dan 6afvwasanya manusia tiada memperoleh selain apa yan g

teCaf diusahakannya” (Jin N a jm : 39)

<Belajarlah . . . kgrena seseorang tidaf^dilahirkgn dalam

keadaan pandai, dan pemiCikJtu tidaf^dHahirkgn dalam

(6)

PERSEMBAHAN

Skrip si ini kupersembahkan kepada

1. A yahanda dan ibunda yang selalu mendo’akan

,

terima kasih yang tak

terhingga untuk semua pengorbanannya.

2. K a k a k -k a k a k k u serta keponakanku, m bak A m i, mas Woyo, mas Guh,

N ia n ’ Puput, m akasih atas dukungannya.

3. Sahabat-sahabatku tersayang, keluarga besar P A I-A angkatan 2001,

Salim, A n is, E m a, E li, Fita, Julek, Yati, m bak N urul, Yudhi, Panjol,

Yaenal. Terima kasih atas dukungan, perhatian dan pengertian yang telah

membuatku mengerti, merasakan, menjalani ja tu h bangun dan membuatku

menjadi dewasa.

(7)

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan taufik kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan kewajiban tugas penyusunan skripsi ini.

Skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu syarat dalam penyelesaian studi pada jenjang strata satu yaitu gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri STAIN Salatiga.

Kemudian dengan selesainya penulisan skripsi ini, maka penulis tidak dapat memberikan sesuatu yang lebih baik melainkan dengan mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Drs. Badwan, M.Ag, selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga

yang telah mengijinkan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si, selaku pembimbing yang telah mengarahkan penulisan skripsi ini.

3. Bapak dan ibu dosen serta karyawan di lingkungan STAIN Salatiga yang telah memberi bekal pengetahuan.

4. Bapak kepala Desa Gembol beserta perangkat desa yang telah memberi i j in dan telah membantu dalam pembuatan skripsi ini.

5. Ayah dan bunda serta seluruh keluarga yang telah mmbantu dan memberikan saran dan dorongan dalam menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini.

(8)

6. Keluarga besar Son’s Club bapak Sonhaji, ibu Leni, mbak Novi, mbak Ria, Adi, Susi, Isnaini, Ema, Farida Ayu, Farida, Ipit, Mus Ulfa, Yulis n’ Vina. Makasih atas dukungan dan bantuannya baik moril maupun materiil, terlalu manis untuk dilupakan.

7. Mas Yuli “Sahabat Comp” yang sudah membantu terselesainya skripsi ini. 8. Masyarakat Desa Gembol sebagai obyek penelitian yan dengant ulus dan

ikhlas memberi kesempatan kepada penulis. Serta semua pihak yang telah ikut membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya, maka penulis mohon kepada pembaca yang budiman untuk memberikan kritik dan saran yang konstruktif.

Harapan penulis, semoga skripsi ini banyak membawa manfaat baik bagi penulis maupun pembaca.

Salatiga, Januari 2006 Penulis

SRI PANUNTUN NURUL HIDAYAE NIM : 111 01 021

(9)

HALAMAN JUDUL... i

DEKLARASI ... ii

NOTA PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... 1

B. Penegasan Istilah... 2

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Hipotesis... 5

F. Metodologi ... 6

G. Sistematika Penulisan Skripsi ... 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Aktivitas Orang Tua Bekeija ... 11

1. Pengertian Aktivitas... 11

2. Tujuan Aktivitas Orang Tua Bekeija ... 12

3. Manusia dan Kebutuhan Keija... 13

(10)

4. Kewajiban Manusia untuk Bekeija... 17

5. Fungsi Keija... 17

6. Faktor-faktor yang Mempunyai Aktivitas Orang Tua Bekeija... 18

7. Tugas dan Tanggung Jawab Orang T u a ... 21

8. Peran Orang T u a... 21

B. Kemampuan Menyekolahkan Anak... 24

1. Pengertian Kemampuan Menyekolahkan... 24

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan ... 24

C. Hubungan Antara Aktivitas Orang Tua Sebagai Buruh Tani dengan Kemampuan Menyekolahkan A nak... 28

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 30

1. Letak Wilayah ... 31

2. Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Gembol ... 31

3. Sarana dan Lembaga Pendidikan Serta Kantor Instansi di Desa Gembol ... 35

4. Daftar Nama Ketua RW dan RT di Wilayah Desa Gembol ... 36

B. Data Demografi 1. Sejarah Berdirinya Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi... 39

(11)

Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi tahun 2005... 41 BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisa Data Pertama... 50 B. Analisa Data Kedua... 57 C. Analisis Lanjut... 64 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 72 B. Saran-saran... 73 C. Penutup... 73 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

TABEL I DAFTAR NAMA KETUA RW DAN RT DI DESA GEMBOL ... 36

TABEL II SUSUNAN KEPENGURUSAN PEMERINTAHAN DESA GEMBOL... 37 TABEL III STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH DESA

GEMBOL KECAMATAN KARANGANYAR KAB. NGAWI... ... 38 TABEL IV DAFTAR NAMA RESPONDEN... 44 TABEL V DATA TENTANG AKTIVITAS ORANG TUA SEBAGAI

BURUH TANI DI DESA GEMBOL, KARANGANYAR, NGAWI... 45 TABEL VI DATA TENTANG KEMAMPUAN MENYEKOLAHKAN

ANAK DI DESA GEMBOL, KARANGANYAR, NGAWI... 47 TABEL VII NILAI DAN NOMINASI AKTIVITAS ORANG TUA

SEBAGAI BURUH TANI... 51 TABEL VIII FREKUENSI ALTERNATIF JAWABAN AKTIVITAS

ORANG TUA SEBABAGAI BURUH TANI... 55 TABEL IX FREKUENSI AKTIVITAS ORANG TUA SEBAGAI

BURUH TANI... 56

(13)

TABEL XI FREKUENSI ALTERNATIF JAWABAN KEMAMPUAN MENYEKOLAHKAN ANAK SEBABAGAI BURUH TANI 62 TABEL XII FREKUENSI KEMAMPUAN MENYEKOLAHKAN

ANAK... 63 TABEL XIII HASIL JAWABAN ANGKET AKTIVITAS ORANG TUA

SEBAGAI BURUH TANI... 64 TABEL XIV HASIL JAWABAN ANGKET KEMAMPUAN

MENYEKOLAHKAN ANAK... 66 TABEL XV TABEL KERJA PRODUCT MOMENT KORELASI

AKTIVITAS ORANG TUA SEBAGAI BURUH TANI DAN KEMAMPUAN MENYEKOLAHKAN A N A K ... 67

(14)

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah kemiskinan sekarang ini masih merupakan penyakit kronis, terutama di negara-negara sedang berkembang. Di Indonesia, masalah kemiskinan telah terasa sejak jaman kolonial Belanda. Dari waktu ke waktu masyarakat pedesaan terutama Jawa, menjadi semakin miskin. Kesejahteraan masyarakat semakin rendah. Pemilikan tanah semakin menyempit, sementara penduduk bertambah dengan cepat.

Status yang konvensional di kalangan orang miskin di pedesaan biasanya adalah petani pemilik tanah kecil. Petani penyewa, buruh.1 Banyak mereka tidak mempunyai tanah, kalaupun tanah ada relatif kecil. Pada umumnya mereka menjadi buruh tani atau pekeija kasar di luar pertanian.

Mereka yang hidup di bawah kemiskinan pada umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri. Seperti tanah yang cukup, modal ataupun ketrampilan. Faktor produksi yang dimiliki umumnya sedikit sehingga kemampuan untuk memperoleh pendapatan menjadi sangat terbatas.1 2

Para tani merupakan golongan terendah pendapatannya. Pendapatan yang rendah itu terutama disebabkan oleh produksi yang rendah. Produksi yang rendah ini disebabkan lahan usaha taninya sangat sempit serta peralatan

1 James C. Scotf, M oral E konom i Petani, LP3ES, Jakarta, 1976, him. 54

2 Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad, Petani Desa dan K em iskinan, BPPE, Yogyakarta, 1987, him. 36

(15)

yang terbatas. Keadaan ini akan lebih buruk lagi jika lahan garapannya milik orang lain yang harus dibayar dengan uang sewa atau dengan bagi hasil.3

Orang tua adalah pendidik yang pertama, orang tua mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan anak. Karena dalam keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang paling utama dan pertama bagi anak. Oleh karena itu aktivitas orang tua sangat berpengaruh bagi anak. Karena salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan menyekolahkan anak adalah aktivitas orang tua.

Dari pernyataan di atas bahwasanya orang tua mempunyai peranan khusus selain mencari nafkah juga mempunyai kewajiban mendidik anak-anak mereka. Khususnya di Desa Gembol Kecamatan Karanganyar Kabupaten Ngawi yang sebagian orang tua bekerja sebagai buruh tani. Untuk menambah kebutuhan ekonomi mereka sebagai buruh tani, mereka sering melakukan kegiatan di luar rumah setiap hari.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian secara ilmiah tentang apakah ada “PENGARUH AKTIVITAS ORANG TUA SEBAGAI BURUH TANI TERHADAP KEMAMPUAN MENYEKOLAHKAN ANAK” (Studi Kasus di Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi) Tahun 2005.

B. Penegasan istilah

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Aktivitas Orang Tua Sebagai Buruh Tani terhadap Kemampuan Menyekolahkan Anak”. Agar tidak terjadi kesalah

(16)

3

pahaman dalam memahami judul ini penyusun mengelompokkan menjadi dua variabel:

1. Aktivitas Orang Tua sebagai Buruh Tani

Kata aktivitas berasal dari bahasa Belanda yaitu “aktivitieF yang artinya kegiatan.4 Buruh adalah orang yang bekerja untuk orang lain dan mendapatkan upah.5 Sedangkan tani adalah orang yang mata pencahariannya bercocok tanam, atau seorang laki-laki maupun perempuan yang secara sendiri sebagai bagian dari rumah tangga yang mengelola maupun dan menerjakan sebagai buruh, mengolah maupun mengembangkan, sehingga menghasilkan sebagian maupun seluruh kebutuhan-kebutuhan hidup.6

Yang dimaksud aktivitas orang tua sebagai buruh tani adalah sebagai orang tua ayah atau ibu yang mempunyai kegiatan mtin dalam bekeija untuk mencukupi kebutuhan dalam rangka memberi nafkah bagi keluarganya. Adapun indikator dari aktivitas orang tua bekeija sebagai berikut:

a. Keajegan pergi bekeija.

b. Waktu yang digunakan untuk keluarga tersita untuk mencari nafkah. Karena lebih banyak bekeija daripada untuk keluarganya.

c. Orang tua bekeija semata-mata karena memenuhi keadaan ekonomi. d. Jumlah penghasilan dari bekerja tidak mencukupi kebutuhan anaknya

yang banyak.

e. Pergaulan terbatas, karena terfokus oleh keija.

4 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, him. 17

•••id., him. 139

(17)

2. Kemampuan menyekolahkan anak

Kemampuan berasal dari kata mampu yaitu bisa, sanggup, mempunyai harta lebih. Kemampuan adalah kesanggupan, kekayaan.7 8 Sedangkan menyekolahkan adalah memasukkan ke sekolah, memberikan

g

biaya sekolah. Yang dimaksud kemampuan menyekolahkan anak adalah kekuatan atau kesanggupan orang tua membiayai anak untuk bersekolah.

Adapun indikator dari kemampuan menyekolahkan anak sebagai berikut:

a. Kemampuan membayar uang pendaftaran b. Kemampuan membayar SPP.

c. Kemampuan membelikan seragam sekolah d. Keampuan membayar buku-buku paket

e. Kemampuan membeli alat-alat tulis dan sebagainya

C. Rumusan Masalah

Permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana aktivitas orang tua sebagai buruh tani di Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi ?

2. Bagaimana kemampuan orang tua dalam menyekolahkan anak di Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi ?

(18)

5

3. Apakah ada pengaruh aktivitas orang tua sebagai buruh tani terhadap kemampuan menyekolahkan anak di Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi ?

D. Tujuan Penelitian

Suatu kegiatan tidak dinamakan penelitian kalau tidak mempunyai tujuan, demikian juga penelitian ini tidak lepas dari tujuan, adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui aktivitas orang tua sebagai buruh tani di Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi.

2. Untuk mengetahui kemampuan orang tua dalam menyekolahkan anak di Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi.

3. Untuk mengetahui pengaruh positif aktivitas orang tua sebagai buruh tani terhadap kemampuan menyekolahkan anak di Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi.

E. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah tujuan yang mungkin benar atau mungkin juga salah dan dia akan ditolak jika salah atau palsu dan diterima jika fakta- fakta kebenarannya.9

Dari judul di atas, maka dapatlah diambil suatu kesimpulan hipotesisnya sebagai berikut: ada pengaruh yang positif antara aktivitas orang tua bekerja sebagai buruh tani terhadap kemampuan menyekolahkan anak di Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi.

(19)

F. Metodologi

1. Populasi dan sampel

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Populasi dibatasi sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama.10 * Sedangkan sampel adalah jumlah pendidik yang jumlahnya kurang dari populasi11 atau sebagian populasi yang diteliti.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat atau warga Desa Gembol yang berprofesi sebagai buruh tani sebanyak 160 orang. Tehnik pengambilan sample penulis menggunakan teknik random sampling (secara acak) yaitu masing-masing individu mendapatkan hak secara sama untuk menjadi sampel penelitian, dalam populasi apabila subyeknya kurang dari 100 orang dapat dilakukan semuanya selanjutnya jika subyeknya besar dapat dilakukan 10 - 15% atau lebih.12 Karena populasi ada 160 orang, yang berarti di atas 100 di bawah 1000, maka tidak ada ketentuan yang pasti jumlah sampel yang harus diambil. Oleh karena itu penulis menggunakan 25%, dengan jumlah sampel 40 orang.

2. Tehnik pengumpulan data

Untuk mengumpulkan data yang baik, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang bersifat pokok dan teknik bantu, yaitu diantaranya:

10 Sutrisno Hadi, Statistik II, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1986, hln?. 2220

u Ibid., him. 221

(20)

7

a. Tehnik angket

Yaitu cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.13 Sehingga tehnik ini digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dari aktivitas orang tua sebagai buruh tani terhadap kemampuan menyekolahkan anak.

b. Interview

Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan dengan interview guide (panduan wawancara).14

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan dokumen yang ada. Dengan menggunakan metode ini dapat diperoleh catatan atau arsip yang berhubungan dengan penelitian. Metode ini digunakan untuk menghimpun data yang berhubungan dengan aktivitas orang tua terhadap kemampuan menyekolahkan anak.

d. Observasi

Metode observasi di dalam pengertian psikologi, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan. Meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap semua objek dengan menggunakan seluruh alat

(21)

indra. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan,

gunakan untuk mengumpulkan data lapangan yang berupa keadaan fisik dan lain-lain yang terdapat di Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi.

3. Tehnik Analisis Data

Untuk menganalisis data penulis menggunakan rumus statistik, yakni data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

P : Prestasi dari gejala yang diukur F : Frekuensi

N : Jumlah banyaknya subyek

Sebagaimana dijelaskan di muka bahwa penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif maka data yang terkumpul diolah dikuantitatifkan dengan menggunakan statistik, dengan rumus product moment sebagai berikut:

penciuman, pendengaran dan pengecap.15 Metode observasi ini penulis

( J x y p Y )

r

(22)

9

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi variabel X dan variabel Y

X : Variabel pengaruh

Y : Variabel terpengaruh

X Y : Perkalian antara variabel X dan variabel Y

N : Jumlah sampel16

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, dengan masing- masing bab memuat beberapa sub bab. Adapun susunannya sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Pada pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, metodologi, serta sistematika penulisan skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada landasan teori ini meliputi:

A. Pengertian aktivitas, tujuan aktivitas orang tua manusia dan kebutuhan keija, kewajiban manusia untuk bekeija, fungsi kerja, dan faktor yang mempengaruhi aktivitas.

B. Pengertian kemampuan menyekolahkan, faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan dan hubungannya antara aktivitas orang tua sebagai buruh tani dengan kemampuan menyekolahkan anak.

(23)

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini gambaran umum Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi

A. Gambaran umum tentang Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi

1. Letak wilayah

2. Sosial ekonomi masyarakat

3. Sarana dan lembaga pendidikan serta kantor-kantor di Desa Gembol

4. Struktur pemeritnahan Desa Gembol B. Data Demografi

L Berdirinya Desa Gembol

2. Analisa pengaruh aktivitas orang tua sebagai buruh tani terhadap kemampuan menyekolahkan anak di desa Gembol. C. Penyajian Data

1. Data tentang aktivitas orang tua sebagai buruh tani 2. Data tentang kemampuan menyekolahkan anak BAB IV ANALISIS DATA

Analisis pendahuluan, analisis kedua, dan analisis lanjut. BAB V PENUTUP

Meliputi: kesimpulan, saran-saran dan penutup DAFTAR PUSTAKA

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Aktivitas Orang Tua Bekerja 1. Pengertian aktivitas

Kata aktivitas berasal dari bahasa Belanda yaitu aklivitiet yang artinya kegiatan.1 Sedangkan istilah aktivitas adalah suatu kegiatan yang memberikan kontribusi terhadap sebuah hasil. Dalam aktivitas manusia dituntut untuk mengembangkan motivasi agar dapat mengarahkan dan memberikan manfaat terhadap proses kegiatan seseorang. Pengertian di atas menunjukkan bahwa aktivitas dapat menghasilkan seseorang dalam sebuah kegiatan yang dapat menghasilkan seseorang dalam sebuah kegiatan yang dapat menghasilkan keuntungan terhadap diri sendiri maupun keuntungan masyarakat.

Sehingga aktivitas dapat dikategorikan sebagai bentuk pekerjaan karena dalam makna pekerjaan terkandung dua aspek yang harus dipenuhi secara nalar, yaitu sebagai berikut:

a. Aktivitas dilakukan karena adanya dorongan untuk mewujudkan sesuatu sehingga tumbuh rasa tanggung jawab yang besar untuk

menghasilkan karya atau produk berkualitas. Baginya bekerja itu adalah ibadah sebuah upaya untuk mewujudkan performance hidupnya. *

'Depdikbud, Kam us Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, him. 17

(25)

b. Apa yang dilakukan tersebut dilakukan karena kesenjangan, sesuatu yang direncanakan apa yang dilakukan benar-benar memberikan kepuasan dan manfaat. Dan apa yang dilakukan memiliki alasan-alasan untuk mencapai arah dan tujuan, yang secara dinamis memberikan makna bagi diri dan lingkungannya.2

Masalah kependudukan, terutama pedesaan pada dasarnya mencakup berbagai hal yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat. Dalam bentuk yang sederhana, kesejahteraan masyarakat itu sendiri mencakup pengertian, paling kurang bahwa seseorang itu mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, terutama kepentingan pokok seperti sandang, pangan dan papan sehari-hari.3

Para petani, bagaimanapun memerlukan tanah (lahan) garapan untuk bercocok tanam dalam upaya mereka memenuhi kebutuhan hidupnya. Betapapun bertani merupakan suatu pekerjaan berat banyak menghabiskan tenaga (energi) dan waktu. Jadi didalam masyarakat yang masih bertahan dengan sistem, hampir semua pekerjaan di atas iahan dikerjakan sendiri oleh kepala keluarga dan atau bersama-sama anggota keluarganya, terutama pada masa puncak kegiatan.4

2. Tujuan aktivitas orang tua bekerja

Tujuan aktivitas orang tua bekerja adalah untuk menambah kebutuhan ekonomi keluarga, karena bekeija merupakan suatu tuntutan

2Toto Tasmara, M em budayakan Etos Kerja Islam i, Gema Insani. Jakarta 2002. him. 24-25

3Bahreint T Sugihen, Sosiologi Pedesaan (Suatu Pengantar), PT Raja Gratlndo Persada, Jakarta, 1996, him 88

(26)

13

bagi insan dunia. Mereka selalu berusaha bekeija untuk mencapai tujuan, tergantung tujuannya yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menunjang ekonomi mereka.

Manusia bekeija bertujuan untuk mendapatkan upah atau gaji dari pekerjaannya. Karena dari setiap pekeijaan yang dilakukan dari setiap buruh harus ada timbal balik yang seimbang. Jadi setiap atasan harus memberi haknya buruh yaitu berupa gaji/upah. Sebagaimana sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah sebagai berikut:

“berilah upah pekerja itu sebelum kering keringatnya”5

Ayat di atas menunjukkan bahwa kita dianjurkan untuk mencari kebahagiaan di dunia dengan jalan bekeija. Maksudnya mengusahakan segala kebutuhannya dengan tangan mereka sendiri dan jangan sesekali tergantung dari uluran orang lain.

3. Manusia dan Kebutuhan Keija a. Kedudukan manusia

Manusia adalah makhluk Allah, ia dan alam semesta bukan teijadi sendirinya tetapi dijadikan Allah, manusia diciptakan oleh Allah ditempatkan pada kedudukan yang mulia. Sesuai dengan kedudukannya yang mulia itu, Allah menciptakan manusia dalam

(27)

bentuk fisik yang bagus dan seimbang, sebagaimana dalam firman Allah dalam surat At Tiin ayat 4, yaitu :

“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS. At tiin : 4)6

Djoko Wdagdho mengemukakan beberapa kali sebagai tanda kemuliaan manusia adalah sebagai berikut:

1) Semua unsur dapat dikuasai manusia dan dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya.

2) Manusia mampu mengatur perkembangan hidup makhluk lain. 3) Manusia mampu mengusahakan agar apa yang ada di alam ini

tidak saling meniadakan.

4) Manusia mampu mengubah apa yang ada di alam ini yang secara alamiyah tidak bermanfaat menjadi bermanfaat.

5) Manusia memiliki kreativitas, mampu menciptakan benda-benda yang diperlukan dengan bentuk dan model menurut keinginannya. 6) Manusia memiliki rasa indah, mampu menciptakan benda-benda

seni yang dapat menambah kenikmatan hidup rohaninya.

7) Manusia memiliki alat untuk berkomunikasi, dengan sesamanya yang disebut bahasa, yang memungkinkan mereka dapat saling bertukar informasi demi kesempurnaan hidup bersama.

(28)

15

8) Manusia memiliki sarana pengatur kehidupan bersama yang disebut sopan santun atau tata susila yang memungkinkan terciptanya suasana kehidupan bersama yang tertib dan saling menghargai.

9) Manusia memiliki ilmu pengetahuan karenanya kehidupan mereka makin berkembang dan makin sempurna.

10) Manusia memiliki pegangan hidup antar sesama demi kesejahteraan hidupnya di dunia selain juga mengatur “pergaulannya” dengan sang pencipta demi kebahagiaan hidup dL akherat kelak.7

Untuk mempertahankan kedudukannya ang mulia dan bentuk pribadi yang baik, Allah melengkapinya dengan akal dan perasaan yang memungkinkan menerima dan mengembangkan ilmu pengetahuan, membudayakan ilmu yang dimiliki,

b. Kebutuhan kerja

Semua tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikisnya. Di dalam bukunya R. I Suharsini Cibroto telah mengungkapkan lima tingkatan kebutuhan manusia pada umumnya, anak pada khususnya (mengutip pada teori Abraham Maslow) adalah sebagai berikut :

(29)

1) Kebutuhan fisiologis, seperti kebutuhan makan, minum, tidur, perlindungan dan sebagainya.

2) Kebutuhan keamanan, seperti teijamin keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan, dan kelaparan.

3) Kebutuhan untuk dicintai, setiap orang atau anak selalu mendambakan cinta kasih. Artinya mencintai dan dicintai, maksudnya anak memerlukan cinta kasih orang tuanya.

4) Kebutuhan harga diri, termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi setiap anak akan merasa terhina apabila kepribadiannya tersinggung.

5) Kebutuhan menyatakan diri seperti kebutuhan mempertinggi

potensi-potensi yang dimiliki.s

Berdasarkan urutan kebutuhan menurut Abraham Maslow, pada mulanya kebutuhan manusia yang paling mendesak adalah kebutuhan fisiologis. Jika kebutuhan fisiologis telah terpenuhi. Maka kebutuhan-kebutuhan berikutnya yang mendesak adalah kebutuhan akan keamanan. Apabila kebutuhan inipun telah terpenuhi, maka timbullah kebutuhan berikutnya yang dirasakan mendesak, yaitu

kebutuhan untuk dicintai. Demikian seterusnya sampai pada tingkat kebutuhan menyatakan diri.

(30)

17

4. Kewajiban manusia untuk bekeija

Manusia merupakan mahluk jasmaniah. Sebagai makhluk jasmaniah manusia mempunyai sejumlah kebutuhan jasmaniah seperti sandang, pangan, papan, udara dan sebagainya. Guna memenuhi kebutuhan jasmaniahnya itu manusia bekerja dan berusaha. Walaupun bekerja berusaha itu tidak semata-mata hanya untuk keperluan jasmaniahnya semata. Dalam pekeijaan manusia dapat memperoleh

kepuasan rohaniah.9 5. Fungsi Kerja

Bekerja menurut Islam bukan semata-niata untuk kepentingan jasmaniah dan duniawiah, melainkan juga merupakan sarana pemenuhan kebutuhan mental spiritual dan keperluan ukhrawi, sehingga mengandung nilai ibadah. Karena mempunyai nilai ibadah tersebut, maka bekeija menurut konsep Islam tidak boleh sekadar bekerja untuk bekerja, bekerja untuk makan.10

Fungsi kerja menurut Islam :

a. Fungsi memenuhi kewajiban hakiki kemanusiaan seperti yang diperintahkan oleh Allah. Dengan kata lain bekerja bagi seorang muslim merupakan suatu upaya untuk memenuhi perintah Allah.

b. Fungsi memenuhi kebutuhan jasmaniah (sandang, pangan, papan, kesehatan). Dengan bekerja orang akan bisa memenuhi kebutuhannya

;Thohari Musnawar, Dasar-dasar Konseptual Bim bingan dan K onseling Islam i, UI1 Press, Yo"vakarta. 1992, him 119

(31)

untuk memperoleh pakaian, makanan, dan minuman serta tempat tinggal.

c. Fungsi memenuhi kewajiban memelihara keluarga. Bekerja merupakan kewajiban bagi kepala keluarga untuk memberi nafkah bagi keluarganya.

d. Fungsi memenuhi hidup kemasyarakatan. Bekerja bukan semata-mata untuk kepentingan dirinya sendiri dan keluarganya, melainkan juga sebagai fungsi sosial.

6. Faktor-faktor yang mempunyai aktivitas orang tua bekerja

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas seorang buruh untuk memenuhi kehidupan keluarganya. Adapun faktor-faktornya adalah :

a. Faktor keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak. Orang tua dalam hal ini ayah dan ibu yang menciptakan situasi keluarga tenang dan damai. Dengan demikian peranan orang tua dalam keluarga merupakan peletak bagi pendidikan anak-anaknya untuk pendidikan selanjutnya.

(32)

19

Menurut Horlock (1956 : 437), keluarga merupakan “training centre” bagi penanaman nilai-nilai. Dalam mengembangkan fitrah beragama anak dalam lingkungan keluarga, maka ada beberapa hal lagi yang menjadi kepedulian (perhatian) orang tua yaitu sebagai berikut:

1) Karena orang tua merupakan pembina pribadi yang pertama bagi anak, dan tokoh yang diidentifikasi atau ditiru anak, maka seyogyanya dia memiliki kepribadian yang baik. Kepribadian orang tua baik yang menyangkut sikap, kebiasaan, perilaku, atau tata cara hidupnya merupakan unsur-unsur yang tidak langsung memberikan pengaruh terhadap perkembangan.

2) Orang tua hendaknya memperlakukan anaknya dengan baik. Perlakuan yang otoriter (perlakuan yang keras) akan mengakibatkan perkembangan pribadi anak yang kurang diharapkan, begitu pula perlakuan yang permisif (terlalu memberi kebebasan) akan mengembangkan pribadi anak yang tidak bertanggung jawab atau kurang memperdulikan tata nilai yang dijunjung tinggi dalam lingkungannya.

3) Orang tua hendaknya memelihara hubungan yang harmonis antara anggota keluarga (ayah dengan ibu, orang tua dengan anak, dan anak dengan anak).!!

Bekerja merupakan bentuk dari kegiatan yang wajar bagi manusia. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi orang-orang yang

(33)

bekerja untuk mengingkari atau tidak mau bekeija. Bekeija juga dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, karena pada lingkungan keluarga tersebut yang menentukan semangat para pekerja. Apabila dalam keluarga tersebut bahagia dan harmonis, maka saat bekerja mengalami ketenangan jiwa. Tapi sebaliknya dalam keluarga tersebut mengalami kegoncangan, maka buruh dalam bekerja akan terasa terganggu.

b. Faktor dari diri sendiri

Setiap individu mempunyai watak dan kepribadian yang berbeda-beda, sehingga mengarahkan kepada sikap percaya pada diri sendiri. Dan setiap individu wajib mempersiapkan diri untuk hidup wajar. Pekerjaan merupakan hal yang harus diemban dalam hidup.

Sudah menjadi dasar pokok dalam syariat Islam bahwa setiap individu harus memerangi kemiskinan dengan menggunakan senjatanya yaitu bekerja dan berusaha, karena bekerja disamping untuk menutupi atau memenuhi keperluan hidup yang primer juga sebagai senjata utama memerangi kemiskinan. Karena:

1) Bekerja adalah merupakan kegiatan manusia itu sendiri 2) Bekerja sebagai manifestasi ibadah kepada Allah

3) Bekerja dengan landasan kejujuran dan berhati-hati berarti mencari keadilan.

(34)

21

c. Faktor upah

Manusia bekerja bertujuan untuk mendapatkan upah/gaji dari pekerjaannya. Karena dari setiap pekerjaan yang dilakukan dari setiap buruh harus ada timbal balik yang seimbang dengan atasannya. Jadi setiap atasan harus memberi haknya buruh yaitu berupa gaji/upah. 7. Tugas dan tanggung jawab orang tua

Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat ia belajar menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Pendidikan yang ada dalam keluarga mencerminkan latar belakang keluarga itu sendiri, dan latar belakang itulah, orang tua harus memikirkan dan mempertimbangkan tugas dan tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga dan juga sebagai seorang pendidik yang utama dan pertama.

8. Peran orang tua

Adapun peran orang tua dibedakan menjadi 2 segi, yaitu : a. Orang tua sebagai pelindung

(35)

diperhatikan sebagai kebutuhan. Zakiyah Daradjat menjelaskan bahwa

kebutuhan tersebut adalah: 1) Kebutuhan rasa kasih sayang

Kehilangan kasih sayang adalah faktor yang paling berbahaya dalam hidup si anak yang dapat menimbulkan kegelisahan, kegoncangan jiwa dan mungkin membawanya kepada gejala-gejala seperti : tidak percaya kepada diri sendiri, merasa sedih, pertumbuhan fisik, mental dan sosialnya menjadi terhalang. 2) Kebutuhan akan rasa aman

Unsur-unsur pokok dalam rasa aman itu adalah kasih

sayang, ketentraman dan penerimaan. Maka anak-anak yang merasa sungguh dicintai orang tua dan keluarganya pada umumnya akan merasa bahagia dan aman.12

3) Kebutuhan akan harga diri

Setiap anak merasa bahwa dia mempunyai tempat dalam

keluarga keinginannya diperhatikan, ingin supaya ibu bapaknya mau mendengarkan dan tidak mengacuhkan apa yang dikatakannya.

4) Kebutuhan akan rasa kebebasan

Kebebasan yang kita maksud di sini bukanlah kebebasan yang tidak mengenal batas, tapi adalah kebebasan dalam batas- batas kewajaran. Misalnya anak-anak dalam urusan pribadinya

(36)

23

seperti dalam permainan, jangan kita menentukan bagaimana dia

bermain.13

5) Kebutuhan rasa sukses

Setiap anak akan merasa bahwa apa yang diharapkan daripadanya, dapat dilakukannya dan ia merasa sukses (mampu) mencapai sesuatu yang diinginkan oleh orang tuanya.

6) Kebutuhan akan rasa mengenal

Sering kita lihat anak berusaha memegang sesuatu dengan tangan sambil memeriksa dan melihat-lihat barang dengan matanya. Tiadakan ini sebenarnya adalah merupakan usaha dan si anak untuk mengetahui barang-barang yang baru dalam lingkungan.14

b. Orang tua sebagai pemimpin

Fungsi orang tua dalam hal ini harus memberi dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral kepada yang dipimpinnya, yaitu keluarga. Artinya baik buruknya keluarga tergantung pada orang tuanya. Sikap orang tua tidak hanya mempunyai pengaruh kuat pada hubungan di dalam keluarga tetapi juga pada sikap dan perilaku anak. Karena perlakuan terhadap seorang anak oleh orang tuanya mempengaruhi sikap si anak itu terhadap orang tua dan hubungan berkembang diantara mereka.l'

1'Ib id, him. 94

" ib id ., him. 97

(37)

B. Kemampuan Menyekolahkan Anak 1. Pengertian Kemampuan Menyekolahkan

Kemampuan berasal dari kata mampu yaitu bisa, sanggup, mempunyai harta lebih. Dan kemampuan berarti kesanggupan ‘ Kemampuan menyekolahkan anak adalah kekuatan atau kesanggupan orang tua untuk membiayai anak bersekolah.

Anak adalah generasi yang diciptakan bagi kelangsungan kehidupan mendatang. Seorang anak merupakan amanah dan Allah yang harus dididik dan diarahkan. Orang yang sangat berpengaruh dalam kehidupan anak adalah orang tua. Oleh karena itu seperti apapun keadaan orang tua, hendaknya harus memelihara anak-anak dan keluarganya

Orang tua menyekolahkan anak-anaknya karena mereka percaya bahwa pendidikan di sekolah menjadikan anak mereka padai. memiliki pengetahuan dan ketrampilan, sehingga mempunyai masa depan \ang baik.

Orang tua pasti mempunyai komitmen, sehingga mau menyekolahkan anaknya, meskipun harus mengerluarkan biaya yang tinggi. Mereka sadar akan tanggung jawabnya terhadap anak dan selalu berusaha untuk mendidiknya dengan

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan a. Faktor ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang mempengaruhi kehidupannya dalam pekerjaan, maka biaya yang diperlukan boleh ;adi besar

(38)

25

Demikian pula denganmodal yang diperlukan untuk memulai suatu pekerjaan boleh jadi tidak dapat disediakan oleh semua orang.17

Keadaan sosial ekonomi keluarga dapat juga berperan terhadap perkembangan anak-anak. Keluarga yang kaya mampu menyediakan keperluan materiil bagi anak-anaknya. Sebaliknya anak yang alhir di keluarga miskin, kebutuhan-kebutuhan yang bersifat tidak materiil tidak terpenuhi. Kalaupun terpenuhi hanya secara minimal, kedua orang tuanya bekerja keras agar kebutuhan keluarganya terpenuhi. Bahkan anak-anak membantu pekerjaan orang tuanya, orang tua karena terlalu sibuk mencari nafkah. Perhatian terhadap anaknya akan berkurang karena keadaan memaksa demikian.18

Ciri-ciri kemiskinan adalah sebagai berikut:

1) Mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan pada umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri, seperti tanah yang cukup, modal ataupun ketrampilan. Faktor-faktor yang dimiliki umumnya sedikit, sehingga kemampuan untuk memperoleh pendapatan menjadi sangat terbatas.

2) Mereka pada umumnya tidak mempunyai kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri. Pendapatan

yang diperoleh tidak cukup untuk memperoleh tanah atau modal usaha. 1

1 Attia Mahmood Hana, Bim bingan dan Pekerjaan /, (Alih bahasa Zakiyah Darajat), Bulan Bintang, Jakarta, 1978, him. 225

(39)

3) Tingkat pendidikannya pada umumnya rendah, tidak sampai tamat SD. Waktu mereka pada umumnya habis tersita untuk mencari nafkah.

4) Banyak diantara mereka tidak mempunyai tanah, kalau ada relatif kecil. Pada umumnya mereka bekerja sebagai buruh tani.19

Kelas sosial seseorang siswa mempunyai hampir seluruh variabel pendidikan, yakni diantaranya tentang kesanggupan, lingkungan yang menimbulkan perkembangan intelegensi, aspirasi, motivasi konsep diri tentang kesanggupan. Pada keluarga sosial yang rendah, dimana lingkungannya yang sangat kurang menimbulkan dan merangsang tumbuh berkembangnya intelegensi, motivasi juga kurang karena terbatasnya sarana dan prasarana dalam pemenuhan kebutuhan penyelenggaraan pendidikan.

Keadaan ekonomi keluarga memang cukup dominan dalam memberikan konstribusi terhadap belajar anak. Orang tua atau keluarga akhirnya akan tersudut pada kemampuan mengantarkan anak pada jenjang sekolah. Memberikan kebutuhan akan seragam, memberikan peralatan tulis dan biaya-biaya kegiatan lainnya. Misal mengikuti kegiatan ekstra yang juga memerlukan biaya ekstara.

Pada suatu titik tertentu setelah merasakan begitu beratnya mencarikan biaya pada anak, bagi jenjang tertentu, maka timbullah gambaran dan bayangan akan berat dan tingginya biaya yang akan

(40)

27

diperlukan bagi penyelenggaraan sekolah pada jenjang yang lebih tinggi.

Secara sampel saja dapat ditarik kesimpulan atau asumsi yang dapatlah disandarkan pada kenyataan-kenyataan riil saat ini. Apalagi pada saat krisis ini terlalu banyak anak yang telah terputus motivasi belajarnya karena terlalu seret dan susahnya memperoleh sarana-sarana yang diperlukan bagi kelanjutan sekolah.

Tidak jarang ditemukan anak-anak usia sekolah yang harus / dengan terpaksa ikut bekeija mencari nafkah. Tidak sedikit kita melihat pada jam-jam sekolah anak-anak menjadi pengasong, pengamen dan masih banyak lagi yang lain. Hal inilah kadang-kadang dengan sendirinya menimbulkankepasrahan atas keadaan himpitan ekonomi yang disusul dengan melonjaknya harga-harga kebutuhan hidup telah memaksa untuk melakukan prioritas kebutuhan yang lebih dari hal yang dapat dipandang untuk melanjutkan hidupnya. Karena faktor orang tua sangat besar pengaruhnya,

b. Faktor lingkungan

Sartain (seorang ahli psikologi Amerika) mengatakan bahwa yang dimaksud, dengan lingkungan (environment) meliputi semua kondisi dalam dunia ini dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life proses.

(41)

faktor pada suatu saat, tetapi terdapat pula faktor-faktor lain yang banyak sekali. Yang secara potensial sanggub atau dapat mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku kita. Akan tetapi, lingkungan kita yang aktual (yang sebenarnya) hanyalah faktor-faktor dalam dunia sekeliling kita, yang benar-benar secara langsung mempengaruhi pertumbuhan dan tingkah laku kita. Lingkungan sosial adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita.20

Kita semua tentu telah maklum bahwa pengaruh keluarga terhadap pendidikan anak-anak berbeda-beda. Sebagian orang tua atau keluarga mendidik anak-anaknya menurut pendirian-pendirian modem. Sedangkan sebagian lagi masih menganut pendirian-pendirian yang

kuno atau kolot. Keadaan tiap-tiap keluarga berlain-lainan pula satu sama lain. Ada keluarga yang kaya, ada yang kurang mampu.21

C. Hubungan antara Aktivitas Orang Tua sebagai Buruh Tani dengan Kemampuan Menyekolahkan Anak

Pada dasarnya aktivitas orang tua bekerja bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, namun lebih-lebih di saat-saat ini juga perlu untuk lebih sistematis dan terlatih dalam penyelesaian problem pendidikan. Orang tua mempunyai tugas yaitu untuk mendidik, menyekolahkan, membina serta mengarahkan.

20M. NgalimpUrwanto, Ilm u Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 1985, him. 73

(42)

29

Keadaan sosial ekonomi keluarga dapat juga berperan terhadap perkembangan anak-anak. Misalnya anak-anak yang orang tuanya berpenghasilan cukup (sosial ekonominya cukup) maka anak-anak tersebut lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk mempertimbangkan macam- macam kecukupan, begitu pula sebaliknya.

Hubungan sosial anak-anak yang keluarganya mampu, mempunyai corak hubungan berbeda. Orang tua mereka dapat mencurahkan perhatian yang mendalam, sebab tidak disulitkan oleh kebutuhan-kebutuhan primer, seperti mencari nafkah sehari-hari. Namun demikian status sosial ekonomi tidaklah dapat dikatkaan sebagai faktor mutlak. Sebab hal ini tergantung pula pada sikap orang tua dna corak interaksi dalam keluarga itu.

(43)

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Des Gembol terletak di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur yang memiliki 5 (lima) dusun 13 RW dan 31 RT. Dengan jumlah penduduk 3976 jiwa terdiri atas jumlah kepala keluarga 1124 KK.

Dengan tata keija kelembagaan Desa Gembol sebagai berikut: Kepala Desa : Suwamo BPD : Sugianto Sekretaris : Setyono Sek BPD : Marjuki Kaur Pemerintahan : Sriyono

Kaur Umum : Suwardi Kepala Dusun : 5 (lima) orang 1. Agus Surono : Kasun Dukuhan

2. Sugiyanto : Kasun Watutinatah 3. Sugito : Kasun Teteng 4. Harjo Suwito : Kasun Sentul 5. Sastro Sakat : Kasun Gembol

Desa Gembol yang mempunyai wilayah seluas 486,510 ha terdiri d ari: 1. Sawah : 102,945 ha

2. Darat : 383,565 ha

(44)

31

Dusun wilayah desa Gembol terpencar tersekat hutan jati dan rimba memiliki 13 RW dan membawahi 31 RT.

1. Letak wilayah

a. Orbitasi dan jarak tempuh

Jarak ke Kecamatan : 15 km Jarak ke Kabupaten : 36 km Jarak ke Propinsi : 200 km Batas desa Gembol

1. Sebelah Utara : Ds. Karanganyar

2. Sebelah Timur : Ds. Gempol, Kec. Jati, Kab. Blora 3. Sebelah Selatan : Ds. Bangunrejo Lor Kec. Pitu 4. Sebelah Barat : Ds. Karanganyar Kec. Karanganyar

Ds. Karangbanyu Kec. Sidodaren 2. Sosial ekonomi masyarakat desa Gembol:

a. Jumlah penduduk seluruhnya 3976 jiwa terdiri penduduk laki-laki 1950 jiwa dan perempuan 2026 jiwa dengan perincian sebagai berikut: 1) Jumlah penduduk RW 01 terdaftar 2 RT

RT 01 : 126 jiwa RT 02 : 119 jiwa

245 jiwa 2) Jumlah penduduk RW 02 terdaftar 2 RT

RT 01 : 125 jiwa RT 02 : 105 jiwa

(45)

4) Jumlah penduduk

5) Jumlah penduduk

6) Jumlah penduduk

7) Jumlah penduduk

(46)

8) Jumlah penduduk RW 08 terdaftar 3 RT

RT 01 : 106 jiwa RT 02 : 139 jiwa RT 03 : 73 iiwa 318 jiwa 9) Jumlah penduduk RW 09 terdaftar 2 RT

RT 01 : 165 jiwa RT 02 : 135 iiwa 300 jiwa 10) Jumlah penduduk RW 10 terdaftar 2 RT

RT 01 : 145 jiwa RT 02 : 155 iiwa 300 jiwa 11) Jumlah penduduk RW 11 terdaftar 2 RT

RT 01 : 169 jiwa RT 02 : 150 iiwa 319 jiwa 12) Jumlah penduduk RW 12 terdaftar 2 RT

RT 01 : 146 jiwa RT 02 : 143 iiwa

(47)

RT 02 : 141 jiwa 291 jiwa b. Agama

1) Islam : 3972 orang 2) Kristen Katholik :

-3) Kristen Protestan : 4 orang

4) Hindu :

-5) Budha

:-Jenis Mata Pencaharian

i) Petani sendiri : 875 orang 2) Buruh tani : 199 orang 3) Buruh industri bangunan : 280 orang 4) Pedagang : 31 orang 5) Pegawai Negeri Sipil (PNS) : 34 orang

6) Bidan : 1 orang

7) Pensiunan : 5 orang

8) Lain-lain :

(48)

0 Penjahit : 2 orang

3. Sarana dan lembaga pendidikan serta kantor instansi di desa Gembol a. Lembaga Pendidikan

1) TK : 1

TPA : 2

2) SD : 4

3) SLTP : 1 b. Sarana dan Prasarana

1) Sarana peribadatan

a) Masjid : 1 buah b) Mushola : 16 buah

c) Gereja •

-2) Sarana olah raga

a) Lapangan sepak bola : 1 b) Lapangan volly : 3 3) Sarana kesehatan

a) Puskesmas pembantu : 1 b) Poliklinik desa (poldes) : 1

c. Perkantoran

(49)

5) Lain-lain

a) Balai Desa : 1 b) Lumbung Desa : 1

4. Daftar nama Ketua RW dan RT di wilayah desa Gembol

TABEL I

DAFTAR NAMA KETUA RW DAN RT DI DESA GEMBOL

No Nama Jabatan RW/RT Keterangan

1 Sutimin Ketua RW 01

Bisono Ketua RT 01 RW 01 RT 01 Rakijan Ketua RT 02 RW 01 RT 02

2 Nggono Ketua RW 02

Simin Ketua RT 01 RW 02 RT 01 G i man Ketua RT 02 RW 02 RT 02

3 Djono Ketua RW 03

Sutrisno Ketua RT 01 RW 03 RT 01 Haryono Ketua RT 02 RW 03 RT 02 Soyo Ketua RT 03 RW 03 RT 03 4 Adi Santoso Ketua RW 04

Sukar Ketua RT 01 RW 04 RT 01 Suharto Ketua RT 02 RW 04 RT 02 Kromosetu Ketua RT 03 RW 04 RT 03

5 Suworo Ketua RW 05

Pardi Ketua RT 01 RW 05 RT 01 Ngadiran Ketua RT 02 RW 05 RT 02 Budiman Ketua RT 03 RW 05 RT 03 6 Pamo a. Ketua RW 06

Pamo b. Ketua RT 01 RW 06 RT 01 Rebo Ketua RT 02 RW 06 RT 02

(50)

37

No Nama Jabatan RW/RT Keterangan

Marimin Ketua RT 01 RW 07 RT 01 Pardi Ketua RT 02 RW 07 RT 02 Sartono Ketua RT 03 RW 07 RT 03 8 Samidin Ketua RW 08

Paiman Ketua RT 01 RW 08 RT 01 Darsuki Ketua RT 02 RW 08 RT 02 Lamidin Ketua RT 03 RW 08 RT 03 9 Wakiyem Ketua RW 09

Sulur Ketua RT 01 RW 09 RT 01 Damo Ketua RT 02 RW 09 RT 02 10 Kasman Ketua RW 10

Suratmin Ketua RT 01 RW 10 RT 01 Suratmaji Ketua RT 02 RW 10 RT 02 11 Casno Ketua RW 11

Sudjono Ketua RT 01 RW 11 RT 01 Midi Ketua RT 02 RW 11 RT 02 12 Subandi Ketua RW 12

Pargi Ketua RT 01 RW 12 RT 01 Podo Ketua RT 02 RW 12 RT 02

n

Cokrosadi Ketua RW 13

’ahimin Ketua RT 01 RW 13 RT 01 Suyat Ketua RT 02 RW 13 RT 02

TABEL II

SUSUNAN KEPENGURUSAN PEMERINTAHAN DESA GEMBOL

No Nama Jabatan

1 Suwardi Kepala Desa Gembol

2 Setyono Sekretaris

(51)

4 Sriyono Kaur Pemerintah 5 Sugiyanto Kaur Keuangan 6 Agus Surono Kasun Dukuhan 7 Sugiyanto Kasun Watutinatan

8 Sugito Kasun Teteng

9 Haijo Suwito Kasun Sentral 10 Sarto Sakat Kasun Gembol 11 Lagiyo Ka Sie Ek Bang

TABEL III

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH

(52)

39

B. Data Demografi

1. Sejarah Berdirinya Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi

Pada tahun 1815 Ngawi telah dikuasai penjajah Belanda yang berpusat di Surabaya dan Madiun telah didirikan kantor Residen Belanda yang menguasai Madiun dan sekitarnya termasuk Ngawi juga telah dibangun benteng pertahanan Belanda (Ngawi Purba Lokasi Universitas Suryo). Wilayah yang belum dapat dikuasai Belanda daerah Ngawi Barat yang meliputi daerah Jogorogo - Pan’on - Ngiambe sampai Mantingan dan daerah sebelah utara Bengawan Solo daerah Ngawi Barat tersebut masih dalam pertahanan Bupati Gendingan (Kabupaten Gendingan) yang pusat pemerintahan di desa Gendingan Utara di pinggir sungai Solo. Kabupaten Gendingan dipegang oleh Bupati Kertonegoro dan mempunyai patih bernama Rogolono. Kedua penguasa Kabupaten Gendingan itu terkenal sakti dan rakyatnya sangat cinta karena snagat memperhatikan rakyat serta sangat bijak dan adil. Rakyat hidup tentram damai sejahtera. Kanjeng Bupati Kertonegoro mempunyai azimat yang ditempatkan di mondhol blangkon (peci Jawa) yang tidak tembus oleh senjata apapun dan bila marah siapa yang dipandang sudah tidak berdaya.

(53)

Patih Ronggolono itupun tidak kalah kesaktiannya dengan ilmu sabdan (bicara) dan pusaka Tumbak Tunggul Wulung. Maka Belanda tidak dapat menembus pertahanan Kabupaten Gendingan yang diperintah Bupati kertonegoro yang selalu menentang penjajah Belanda.

Tahun 1825 Bupati Kertonegoro mendengar Pangeran Diponescro mulai mengadakan perlawanan dengan Belanda Bupati Kertonegoro juga ingin mengadakan perlawanan dengan Belanda ke arah Timur. Namun alangkah terkejutnya setelah mendapat laporan oleh pekathik (pemelihara kuda) bahwa kuda Pager Wojo hilang sudah tidak ada di gedhogan (kandang).

Bupati Kertonegoro perintah kepada Patih Ronggolono untuk mencarinya. Ronggolono menuju ke utara menembus hutan tidak menemukan hanya menemukan kotoran kuda tercecer ke Timur. Patih Ronggolono membelok arah ke timur yang perjalanannya sangat melelahkan dan telah memakan waktu berhari-hari. Hasilnya tetap sia-sia hanya menemukan telapak kuda yang baru saja istirahat minum dan sang pati mengambil air dengan telapak tangan dicium berbau asin. Mereka mulai menebangi kayu-kayu dan pohon jati. Karena pohon jati berbeniol seperti orang gembol (membawa di perut). Maka mereka sepakat kampungnya diberi nama kampung Gembol. Termasuk wilayah yang terletak di sebelah utara bengawan Solo. Cikal bakal kampung tersebut

(54)

a. SDN Gembol I

b. SLTP Satu Atap Negeri

c. Masjid

d. Puskesmas pembantu Kecamatan Karanganyar

2. Analisa pengaruh aktivitas Orang tua sebagai buruh tani terhadap kemampuan menyekolahkan anak di Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi tahun 2005

Wilayah Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi secara geografis terletak di sebelah utara sungai Solo dalam deretan

gunung kapur utara di tengah kawasan hutan jati dan rimba mempunyai luas wilayah 486,510 ha terdiri

a. Sawah tadah hujan 102,945 ha termasuk tanah bengkok gaji perangkat desa.

b. Tanah darat 383,565 ha :

1) Tanah pertanian : 275,795 ha termasuk bengkok 2) Pemukiman/perkantoran : 92,470 ha

3) Pendidikan 2,00 ha

4) Pasar 0,300 ha

5) Kuburan 1,00 ha

6) Jalan 12,00 ha

c. Tanah hutan jati

(55)

Dari jumlah tersebut sebagian besar penduduk bermaia pencaharian tani/buruh tani sehingga jumlah penduduk miskin mencapai 3141 jiwa atau 787 KK dan 78,99% dari keseluruhan penduduk yang tersebar di lima dusun yang masing-masing dusun tersekat hutan jati rata-rata berjarak 4 km sampai dengan 9 km dalam kondisi tanah kapur.

Jika dianalisa pengaruh aktivitas orang tua sebagai buruh tani terhadap kemampuan menyekolahkan anak penduduk desa Gembol sangat rendah dan tidak mampu dalam menggali sumber dana sekolah yang semakin berat. Adapun penyebabnya sebagai berikut:

1) Tidak cukupnya lahan pertanian dalam menunjang hidup yang layak

2) Pendidikan penduduk yang rata-rata masih rendah kemampuan membiayai juga masih rendah

3) Lahan pertanian yang tersedia adalah lahan pertanian tanah kering tadah hujan sehingga sifat budidaya tani masyarakat setempat masih tradisional

4) Kurangnya informasi/penyuluhan terhadap masyarakat tentang budidaya pertanian, peternakan yang sesuai dengan kondisi tanah tadah hujan.

(56)

43

6) Wilayah desa Gembol merupakan tanah pegunungan kapur dengan iklim yang kurang menguntungkan pertanian dan perkembangan perekonomian pedesaan.

7) Lapangan pekeijaan musiman lahan pertanian dengan upah rendah tidak mendukung perkembangan perekonomian masyarakat.

8) Rata-rata penduduk memanfaatkan hutan sebagai salah satu sumber perekonomian sehari-hari.

9) Hutan yang mulai gundul berakibat kritisnya lahan pertanian dan sedikitnya mencari mata pencaharian di hutan.

10) Prasarana jalan yang alami /makadam kurang mendukung pemasaran hasil pertanian, memperkecil penghasilan masyarakat pedesaan.

11) Angkatan kerja muda yang kurang terampil dan terdidik memberikan angka pengangguran yang cenderung meningkat. 12) Pemuda yang mempunyai ketrampilan dan berpendidikan lebih

memilih cari keija di kota besar yang lebih menguntungkan.

13) Belum ada usaha dari penduduk perubahan budidaya pertanian cara tradisional ke arah tehnologi pertanian yang mempunyai pertanian bersifat agrobisnis

14) Dan lain-lain.

(57)

memudahkan penganalisaan 20 item pertanyaan, setiap soal terdiri dari tiga jawaban. Untuk itu penulis tetapkan :

Untuk jawaban a diberi skor 3 - Untuk jawaban b diberi skor 2 - Untuk jawaban c diberi skor 1

14 S urat m i Perempuan

(58)

45

DATA TENTANG AKTIVITAS ORANG TUA SEBAGAI BURUH TANI DI DESA GEMBOL, KARANGANYAR, NGAWI

(59)
(60)

47

DATA TENTANG KEMAMPUAN MENYEKOLAHKAN ANAK DI DESA GEMBOL, KARANGANYAR, NGAWI

(61)
(62)

BAB IV

ANALISIS DATA

Setelah data terkumpul, maka langkah yang penulis tempuh selanjurnya adalah menganalisis data sebagai tindak lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebagaimana termuat dalam bab 1. Laporan ini mengklasifikasikan data sesuai dengan proporsinya masing-masing yang mengacu pada tujuan penelitian, yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas orang tua sebagai buruh tani 2. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan menyekolahkan anak

3. Untuk mengetahui pengaruh aktivitas orang tua sebagai buruh tani terhadap kemampuan menyekolahkan anak.

Berdasar ketiga tujuan di atas, maka untuk menganalisis tujuan pertama dan kedua penulis menggunakan rumus prosentase sebagai berikut:

P = — x 100%

N

Keterangan :

P : Prosentase

F : Frekwensi jawaban responden

N : Jumlah responden

Sedangkan untuk mengetahui tujuan ketiga, penulis menggunakan rumus angka kasar product moment dan kari person yaitu :

(63)

fEYvrn

Keterangan :

r^, : Koefisien korelasi antara X dan Y

X Y : Perkalian antara X dan Y

X : Variabel bebas

Y : Variabel terikat

N : Jumlah populasi

Z : Sigma

A. Analisa Data Pertama

Dalam analisis ini penulis menyampaikan analisis data dalam rangka untuk mengetahui tingkat aktivitas orang tua sebagai buruh tani di Desa Gembol.

Untuk mengetahui tingkat aktivitas orang tua sebagai buruh tani pada kategori tinggi, sedang dan rendah, diperoleh dengan jalan mencari interval dengan rumus sebagai berikut:

. _ (nilai tertinggi - nilai terendah) +1

7_

-. (26- 21)-+-1 6 _ 0

/ — .Z

3 3

(64)

51

1. 25 - 26 : kategori aktivitas orang tua tinggi, dengan nominasi A 2. 22 - 24 : kategori aktivitas orang tua sedang, dengan nominasi B 3. 21 - 22 : kategori aktivitas orang tua rendah, dengan nominasi C

Selanjutnya untuk mengetahui nilai dan nominasi aktivitas orang tua sebagai buruh tani dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

TABEL VII

(65)

21 25 A

22 26 A

23 24 B

24 21 C

25 24 B

26 25 A

27 25 A

28 23 B

29 21 C

30 23 B

31 26 A

32 24 B

33 26 A

34 25 A

35 23 B

36 21 C

37 25 A

38 23 B

39 26 A

40 22 C

Dari tabel di atas maka dapat diketahui pengaruh, aktivitas orang sebagai buruh tani sebagai berikut:

(66)

53

Selanjutnya penulis menyajikan data frekuensi dan prosentase jawaban per item pertanyaan dari variabel aktivitas orang tua sebagai buruh tani.

1. Sebagai orang tua apakah anda sering keluar rumah untuk bekerja ?

Yang menjawab “A” (ya), terdapat 40 responden atau mencapai 100%, yang menjawab “B” (kadang-kadang) tidak ada yang menyatakan sedangkan yang menjawab “C” (tidak) juga tidak ada yang menyatakan. 2. Berapa lamakah waktu anda bekerja untuk menghasilkan uang ?

Yang menjawab “A” (lebih dari 6 jam perhari) terdapat 12 responden atau mencapai 30%, yang menjawab “B” (antara 4 - 6 jam perhari) terdapat 28 responden atau mencapai 70%, yang menjawab “C” (kurang dari 4 jam) tidak ada yang menyatakan.

3. Apakah waktu anda tersita untuk mencari nafkah ?

Yang menjawab “A” (ya) terdapat 17 responden atau mencapai 42,5%, yang menjawab “B” (kadang-kadang) terdapat 13 responden atau mencapai 32,5%, sedangkan yang menjawab “C” (tidak) 10 responden atau mencapai 25%.

4. Apakah anda mempunyai waktu untuk keluarga anda ?

(67)

5. Sebagai buruh tani apakah anda mempunyai lahan/tanah sendiri ?

Yang menjawab “A” (ya) terdapat 8 responden atau mencapai 20%, yang menjawab “B” (sedikit) terdapat 21 responden atau mencapai 52,5%, sedangkan yang menjawab “C” (tidak) terdapat 11 responden atau mencapai 27,5%.

6. Apa pekerjaan yang anda lakukan?

Yang menjawab “A” (menanam) terdapat 10 responden atau mencapai 25%, yang menjawab “B” (menyiangi rumput di sawah) terdapat 14

responden atau mencapai 35%, sedangkan yang menjawab “C” (memanen) terdapat 16 responden atau mencapai 40%.

7. Apakah pendidikan terakhir yang anda tempuh?

Yang menjawab “A” (SD) terdapat 40 responden atau mencapai 100%, yang menjawab “B” (SLTP) tidak ada yang menyatakan, sedangkan yang menjawab “C” (SMU) juga tidak ada yang menyatakan.

8. Apakah peranan pendidikan dan ketrampilan dalam pekerjaan anda diperlukan ?

Yang menjawab “A” (tidak diperlukan) terdapat 40 responden atau mencapai 100%, yang menjawab “B” (cukup diperlukan) tidak ada yang menyatakan, sedangkan yang menjawab “C” (sangat diperlukan) juga tidak ada yang menyatakan.

9. Seberapa jauh tempat anda bekerja dengan rumah anda ?

(68)

55

50%, sedangkan yang menjawab “C” (dekat dalam satu desa) terdapat 20 responden atau mencapai 50%.

10. Berapa jumlah anak anda ?

Yang menjawab “A’' (lebih dari 3 orang) terdapat 22 responden atau mencapai 55%, yang menjawab “B” (3 orang) terdapat 13 responden atau mencapai 32,5%, sedangkan yang menjawab “C” (kurang dari 3 orang) terdapat 5 responden atau mencapai 12,5%.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini : TABEL VIII

FREKUENSI ALTERNATIF JAWABAN AKTIVITAS ORANG TUA SEBABAGAI BURUH TANI

No Item Pertanyaan Frekuensi Prosentase

A B C A B C bekerja untuk menghasilkan uang ? waktu untuk keluarga anda ?

28 12 0 70% 30% 0%

5 Sebagai buruh tani apakah anda mempunyai lahan/tanah sendiri ?

(69)

No Item Pertanyaan Frekuensi Prosentase

7 Apakah pendidikan terakhir yang anda tempuh?

40 0 0 100% 0% 0%

8 Apakah peranan pendidikan dan ketrampilan dalam pekerjaan anda diperlukan ?

40 0 0 100% 0% 0%

9 Seberapa jauh tempat anda bekerja dengan rumah anda ?

0 20 20 0% 50% 50%

10 Berapa jumlah anak anda ? 22 13 5 55% 32.5% 12.5%

TABEL IX

FREKUENSI AKTIVITAS ORANG TUA SEBAGAI BURUH TANI

No Kategori Interval Frekuensi Prosentase

1 Tinggi 25-26 18 45%

2 Sedang 23-24 12 30%

3 Rendah 21-22 10 25%

Jumlah 40 100%

Untuk mengetahui prosentase data tentang aktivitas orang tua sebagai buruh tani penulis menggunakan rumus :

P = — x 100%

N

= — xl00% 40

(70)

57

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas orang tua sebagai buruh tani berada dalam taraf tinggi 45%, taraf sedang 30% dan taraf rendah 25%.

B. Analisa Data Kedua

Dalam analisis ini penulis menyampaikan analisis data tentang tingkat kemampuan menyekolahkan anak di Desa Gembol.

Untuk mengetahui tingkat kemampuan menyekolahkan anak pada kategori tinggi, sedang dan rendah, diperoleh dengan jalan mencari interval dengan rumus sebagai berikut:

. _ (nilai tertinggi - nilai terendah) +1 —

. _ (24 -1 9 ) +1 _ 6 =2

3 3

Maka interval nilai 2, dapat diketahui kelas intervalnya adalah sebagai berikut:

1. 23 - 24 : kategori kemampuan menyekolahkan anak tinggi, dengan nominasi A

2. 21 - 22 : kategori kemampuan menyekolahkan anak sedang, dengan nominasi B

3. 19 - 20 : kategori kemampuan menyekolahkan anak rendah, dengan nominasi C

(71)

TABEL X

NILAI DAN NOMINASI KEMAMPUAN MENYEKOLAHKAN ANAK

(72)

59

No Skor Nominasi

28 21 B

29 23 A

30 21 B

31 23 A

32 22 B

33 24 A

34 22 B

35 19 C

36 23 A

37 23 A

38 21 B

39 20 n

40 21 B

Dari tabel di atas maka dapat diketahui pengaruh kemampuan menyekolahkan anak sebagai berikut:

Untuk kategori A sebanyak 16 orang Untuk kategori B sebanyak 14 orang Untuk kategori C sebanyak 10 orang

Selanjutnya penulis menyajikan data frekuensi dan prosentase jawaban per item pertanyaan dari variabel kemampuan menyekolahkan anak di Desa Gembol, Karanganyar, Ngawi yaitu :

1. Berapa penghasilan anda dalam satu bulan ?

(73)

-Rp. 300.000) terdapat 14 responden atau mencapai 35%, sedangkan yang menjawab “C” (lebih dari Rp. 300.000) tidak ada yang menyatakan.

2. Apakah setiap bulan anda mempunyai penghasilan tetap ?

Yang menjawab “A” (ya) tidak ada yang menyatakan, yang menjawab "B" (kadang-kadang) terdapat 15 responden atau mencapai 37.5%, sedangkan yang menjawab “C” (tidak) terdapat 25 responden atau mencapai 62.5° o.

3. Apakah hasil dari pekeijaan anda dapat mencukupi kebutuhan keluarga anda ?

Yang menjawab “A” (mencukupi) terdapat 12 responden atau mencapai 30%, yang menjawab “B” (kadang-kadang mencukupi) terdapat 25 responden atau mencapai 57,5%, sedangkan yang menjawab " C (tidak mencukupi) terdapat 5 responden atau mencapai 1.5%.

4. Apakah hasil dari pekeijaan anda dapat mencukupi kebutuhan sekolah anda ?

Yang menjawab “A” (ya) terdapat 14 responden atau mencapai 35%. yang menjawab “B” (kadang-kadang) terdapat 24 responden atau mencapai 60%, sedangkan yang menjawab “C” (tidak) terdapat 2 responden atau mencapai 5%.

5. " Mampukah anda membiayai/menyekolahkan anak anda ?

(74)

6 1

6. Mampukah anda membayar uang pendaftaran sekolah anak anda ?

Yang menjawab “A” (Ya, mampu) terdapat 40 responden atau mencapai 100%, yang menjawab “B” (kadang-kadang) tidak ada yang menyatakan, sedangkan yang menjawab “C” (tidak) juga tidak ada yang menyatakan. 7. Mampukah anda membayar SPP anak anda tiap bulan, tanpa ada

tunggakan?

Yang menjawab “A” (ya) terdapat 4 responden atau mencapai 10%, yang menjawab “B” (kadang-kadang) terdapat 14 responden atau mencapai 35%, sedangkan yang menjawab “C” (tidak) terdapat 22 responden atau mencapai 55%.

8. Mampukah anda membelikan kebutuhan anak anda, seperti sepatu, tas seragam sekolah, tiap kenaikan kelas ?

yang menjawab “A” (ya, mampu) tidak ada yang menyatakan, yang menjawab “B” (kadang-kadang) terdapat 18 responden atau mencapai 40%, sedangkan yang menjawab “C” (tidak) mencapai 22 responden atau mencapai 55%.

9. Mampukah anda membayar/membelikan buku paket ?

Yang menjawab “A” (ya, mampu) tidak ada yang menyatakan, yang

Gambar

TABEL I DAFTAR NAMA KETUA RW DAN RT DI DESA
TABEL X NILAI
TABEL IDAFTAR NAMA KETUA RW DAN RT DI DESA GEMBOL
TABEL IISUSUNAN KEPENGURUSAN PEMERINTAHAN DESA GEMBOL
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penulisan ilmiah ini adalah pengembangan roti menjadi lima jenis yaitu : Lapis Surabaya, besar/kecil, Rol Cake besar/kecil, lapis legit rol/kotak, spon cake dan

[r]

Atas perhatian dan tindak lanjutnya saya sampaikan

Berdasarkan wawancara prapenelitian terhadap pegawai di RSUP Moh Hoesin Palembang, telah ditemukan kurang lengkapnya hasil rekam medik pasien yang seharusnya dilakukan

Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Predict Observe Explain (POE) dapat meningkatkan sikap ilmiah dan prestasi

Langkah-langkah pembelajarannya yaitu : siswa diberi sedikit pemaparan materi, setelah itu siswa memprediksi suatu permasalahan yang diberikan oleh guru, kemudian melakukan

Dalam penelitian ini, sesuai dengan metodologi penelitian dan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara keterikatan pada pekerjaan (

Tetapi faktor yang paling dominan mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik pada mahasiswa sama dengan faktor yang paling dominan