4.1 Gambaran Umum PT CG Power System Indonesia 4.1.1 Sejarah Singkat PT CG Power System Indonesia
Pada awal perjalanannya, PT. CG Power System Indonesia
didirikan pada tahun 1990 sebagai perusahaan industri berbentuk joint venture antara Pauwels International NV dan PT. Arya Sada Perkasa yang
beroperasi dibawah nama PT. PASTI (Pauwels Arya Sada Trafo Indonesia). Pengaturan kemitraan ini diubah pada tahun 1996 menjadi PT. Pauwels Trafo Asia yang kemudian pada tahun 2005 masuk kedalam jajaran Group
Crompton Greaves (CG). Pada tahun 2010 terjadi perubahan nama
perusahaan yang baru, sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT. CG
Power System Indonesia sampai saat ini.
CG dikenal sebagai salah satu perusahaan terbesar didunia (Tabloid media transyogi, 2009) atau perusahaan transnasional dengan omset melebihi US$ 2 miliard dan berada pada 9 (sembilan) negara, yaitu India, Belgia, Amerika Serikat, Canada, Irlandia, Inggris, Hungaria, Indonesia dan Perancis. CG merupakan pemimpin pasar disebagian area bisnis dalam geografi masing-masing dan memiliki lebih dari 8.000 karyawan di seluruh dunia, melintasi bangsa dan budaya. CG masuk kedalam Avantha Group, sebuah group industri ternama yang bergerak di
bidang rekayasa teknik, kertas, makanan, kimia, informasi teknologi, proses bisnis dengan pihak ketiga dan area bisnis lainnya. Group avantha adalah
sebuah perusahaan internasional yang berada di 10 negara dengan memiliki kurang lebih 20.000 karyawan.
PT. CG Power System Indonesia adalah industri pembuat trafo
besar yang 80% produksinya diekspor, atau 20% produksinya dibeli oleh perusahaan dalam negri dan perusahaan ini memproduksi trafo daya dengan tegangan 70 - 500 KV dan merupakan satu-satunya pabrik yang mampu memproduksi sampai tegangan tertinggi 500 KV di negara ASEAN (Tabloid media transyogi, 2009).
Trafo besar yang diproduksi perusahaan trafo ini adalah trafo sampai dengan kapasitas 550 MVA dan 500 KV (100 MVA dapat untuk menerangi 100.000 rumah).
Sebagai jaminan konsistensi mutu, PT. CG Power System
Indonesia menerapkan sertifikasi internasional ISO 9000 standar, dan telah mencapai sertifikasi ISO 9001:2008 untuk hasil produksinya. Untuk itu perusahaan ini dituntut untuk membangun komunikasi efektif antara pelanggan dan perusahaan Group. PT. CG Power System Indonesia
memiliki strategi untuk menciptakan solusi bagi para pelanggan, yaitu menggabungkan teknologi desain dan manufaktur berdasarkan pesanan pelanggan dengan standar kontrak internasional dan layanan purna jual, sehingga memastikan bahwa setiap kebutuhan proyek terpenuhi.
Keberhasilan PT. CG Power System Indonesia didasarkan pada
aplikasi energi dan konsistensi prosedur rangkaian lengkap jasa manajemen proyek profesional. Perusahaan ini bekerja dengan organisasi-organisasi layanan grup di Mechelen (Belgia), Perancis, Amerika Serikat, Arab Saudi, Indonesia dan Curacao, untuk membentuk jaringan di seluruh dunia.
a. Visi PT. CG Power System Indonesia
Visi PT. CG Power System Indonesia, menjadi perusahaan kelas dunia di
bidangnya dengan core values and purpose dalam ideologi perusahaan
diimbangi dengan envisioned future.
b. Misi Perusahaan
Menjadi solusi kelas dunia dalam pengadaan domain transmisi dan distribusi energi listrik kepada pelanggan secara global, serta menawarkan desain produk dan jasa yang dapat diandalkan.
c. Struktur Organisasi PT. CG Power System Indonesia
Menurut (Wibisono, 2006), organisasi merupakan wadah yang dibentuk oleh sekelompok orang (lebih dari satu) untuk mencapai tujuan perusahaan dengan beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi, serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi karyawan terhadap perusahaan.
Struktur organisasi akan memudahkan perusahaan dalam pengelolaan SDM untuk menciptakan efisiensi dan efektivitas dari tiap karyawan, serta unit kerja melalui program kerja dan kegiatan operasional yang terperinci serta jelas agar dapat sukses dalam mencapai tujuan perusahaan atau organisasi. Struktur organisasi PT. CG Power System Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 2.
4.1.2 Indikator Kinerja Utama (IKU) di PT. CG Power System Indonesia a. Definisi IKU
Setiap pemimpin organisasi seperti perusahaan pada setiap tahun atau semester atau bahkan tiap bulan, cenderung selalu ingin mengetahui tingkat kemajuan perusahaannya. Kemajuan itu dilihat dari berbagai segi yang disebut Indikator Kinerja Utama (IKU) atau Key Performance Indicators (KPI). Pengelolaan kinerja pegawai secara efektif merupakan
salah satu faktor kunci untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan. Dalam hal ini, pengelolaan kinerja efektif mencakup proses pengukuran hasil kerja pegawai secara obyektif melalui serangkaian indikator kinerja yang tepat.
IKU atau KPI dapat diartikan sebagai ukuran atau indikator yang akan memberikan informasi sejauhmana telah berhasil mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan. Dalam menyusun KPI sebaiknya ditetapkan indikator kinerja yang jelas, spesifik dan terukur (measurable).
KPI juga harus dinyatakan secara eksplisit dan rinci, sehingga menjadi
jelas apa yang diukur. Pada sisi lain, biaya untuk mengidentifikasi dan memonitor KPI sebaiknya tidak melebihi nilai yang akan diketahui dari pengukuran tersebut. Untuk itu, hindari pengukuran berlebihan yang tidak banyak memberi nilai tambah (http :// strategimanajemen.net, 2011). b. Penerapan IKU di PT. CG Power System Indonesia
Dalam manual mutu PT. CG Power System Indonesia, terdapat 3 (tiga)
sasaran mutu, yaitu :
1) Jaminan mutu produk dan proses
i. Deviasi standar tetap produk secara teknis dilakukan pada divisi
test bay dimana, secara teknik divisi ini melakukan pengujian
terhadap mutu produk secara keseluruhan sebelum diserah terimakan kepada konsumen, serta pengukuran terhadap uji dan
waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan ulang yang membutuhkan anggaran lebih efisien.
ii. Pengurangan jumlah keluhan pelanggan dan memungkinkan untuk tindakan perbaikan cepat.
iii. Meningkatkan kehandalan dalam pengiriman produk. 2) Peningkatan EBIT (Earnings Before Interest and Tax)
Hal ini sebagai dasar untuk menjaga margin keuntungan di atas 10%
EBIT di tahun mendatang. 3) Peningkatan modal kerja
Untuk menjaga modal kerja di bawah kontrol mencapai angka anggaran dari berbagai posisi modal kerja, seperti uang muka, persediaan, pelanggan dan pembayaran pemasok.
Seperti di lihat di atas terdapat 3 (tiga) sasaran mutu menurut indikator kinerja utama pada PT. CG Power System Indonesia,
menunjukkan bagaimana manajer berusaha memajukan perusahaan dengan memonitor dan melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan setiap 3 bulan sekali dimulai dari bulan April.
4.1.3 Penerapan SMM ISO 9001:2008 dan Fokus Kinerja
PT. CG Power System Indonesia telah menerapkan ISO 9000:9004
mulai tahun 1995 yang berorientasi pada standar-standar pembuatan trafo bermutu yang disesuaikan dengan standar PLN di Indonesia. Sejak tahun 2003, ISO 9000:9004 berubah menjadi ISO 9001:2000 yang berorientasi pada pendekatan proses dalam divisi logistic, marketing, administration, production dan sebagainya. Kepemilikan ISO terbaru oleh PT. CG Power System Indonesia tidak berhenti pada ISO 9001:2000, pada tahun 2009
ISO 9001:2000 berubah menjadi ISO 9001:2008 yang lebih berkembang daripada ISO 9001:2000. Keunggulan pendekatan proses merupakan kendali yang diberikan secara terus-menerus dalam hubungan antar proses kinerja yang dilakukan oleh setiap individu dalam perusahaan guna menunjang peningkatan kemajuan perusahaan.
PT. CG Power System Indonesia memiliki 4 (empat) bagian divisi
yang menerapkan SMM ISO 9001:2008, yaitu Quality Assurance Manager, Chief Qa Inspection, Qa Engineer dan Customer Satisfication
Controller. Kebijakan mutu yang dimiliki oleh PT. CG Power System
Indonesia meliputi :
1. Manajemen PT. CG Power System Indonesia memiliki kebijakan
mutu yang berfokus pada mutu integral dan pengembangan budaya kearah perbaikan berkelanjutan.
2. Seluruh organisasi terlibat untuk melakukan perbaikan berkelanjutan pada produk dan jasa, sehingga mampu menghasilkan produk dan jasa bermutu sesuai dengan persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku bagi konsumen, baik didalam maupun luar negeri.
3. Manajemen membuat kebijakan mutu yang fokus pada prioritas strategi yang ditetapkan dalam rencana strategi di PT. CG Power System Indonesia
4. Memiliki kerangka kerja, di mana jaminan terhadap mutu produk sesuai dengan SMM ISO 9001:2008. Dengan ini diinstruksikan bahan setiap manajemen yang berkaitan dengan departement merumuskan tujuan hubungannya dengan kewajiban dan tugas pokok karyawan dalam perusahaan, sehingga mampu menerapkan SMM ISO 9001:2008 kedalam kinerja dan mampu untuk memverifikasi hasil yang diperoleh dengan tujuan melalui sistem pelaporan yang relevan. 5. Manajemen puncak menginstruksikan perwakilan mutu manajemen
yang ditunjuk dari anggota manajemen organisasi untuk memastikan bahwa persyaratan yang dijelaskan dalam standar SMM ISO 9001:2008 diimplementasikan dan terus ditingkat dengan cara audit dan pelaporan. Wakil manajemen mutu juga mengumpulkan yang diperlukan untuk terus meningkatkan relevansi dan efektivitas sistem.
PT. CG Power System Indonesia bila dilihat dari fokus terhadap
kinerja organisasi yang terdiri dari penjualan, keuangan, pelanggan, proses internal, pembelajaran dan pertumbuhan dapat menjadi gambaran perusahaan terhadap kondisi sebelum dan sesudah SMM ISO 9001:2008 (Tabel 3).
Tabel 3. Fokus kinerja organisasi sebelum dan sesudah ISO 9001:2008 No. Sebelum SMM ISO 9001:2008 Sesudah SMM ISO 9001:2008 1. Penjualan :
-Sulit ekspor
-penjualan masih sedikit
Penjualan :
Ekspor lebih mudah dan semakin berkembang 2. Keuangan : -Rugi Keuangan : -Semakin membaik 3. Pelanggan : -PLN -Kontraktor lokal Pelanggan: -PLN -Kontraktor lokal -Kontraktor asing 4. Proses internal :
-Continuous improvement sudah
dilakukan, tetapi belum terdokumentasi dengan baik dan terstruktur
Proses internal :
-Continuous improvement sudah
terdokumentasi dengan baik dan terstruktur
5. Pembelajaran dan Pertumbuhan :
-Pelatihan karyawan 1 tahun sebanyak 3 kali
Pembelajaran dan Pertumbuhan :
-Pelatihan karyawan 1 tahun sebanyak 1-2 kali
-Berbagi pengetahuan (di bidang mutu agar dapat diterima didunia), seperti OWQ atau One World Quality, Unipower Design dan
CGPSI atau Cromphton Greeaves Production System Indonesia.
Sumber : PT. CG Power System Indonesia, 2011
4.2 Deskripsi dan Analisis Data 4.2.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauhmana uji dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dilakukan untuk memperoleh hasil penelitian yang valid. Uji validitas dilaksanakan terhadap masing-masing pertanyaan pada kuesioner untuk mengetahui apakah pertanyaan tersebut mempunyai hubungan terhadap nilai satu skor total. Pengujian validitas dari peubah terikat yaitu kinerja organisasi dengan peubah bebas bebas, yaitu SMM ISO 9001:2008 dengan menggunakan rumus teknik korelasi Product Moment Pearson yang diolah
dengan Microsoft SPSS versi 16.0 for Windows. Hasil pengujian validitas
dapat dilihat pada Lampiran 3. 4.2.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana pengukuran itu akurat, stabil dan konsisten, apabila dilakukan pengukuran kembali dengan subyek yang sama. Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik αcronbach. Seperti halnya pada uji validitas, pengujian reliabilitas juga dilakukan pada 45 responden dengan bantuan SPSS versi 16.0 for Windows untuk mengetahui nilai αcronbach. Cara pengambilan
keputusan, adalah :
a. Jika rα positif dan lebih besar dari batas minimal (0,700), maka
dikatakan reliabel.
b. Jika rα negatif dan lebih kecil dari batas minimal (0,700), maka
dikatakan tidak reliabel.
Pada akhir analisis rα bernilai 0,751 dan batas minimal 0,700, maka rα
> batas minimal (0,700), sehingga kuesioner tersebut bersifat reliabel. Oleh karena telah dinyatakan valid dan reliabel, maka kuesioner tersebut layak digunakan dalam penelitian.
4.3 Karakteristik Responden
Responden penelitian ini adalah divisi QA-Manager PT. CG Power System Indonesia yang telah bekerja selama minimal 5 (lima)
tahun, sebanyak 45 responden. Dalam penelitian ini digunakan responden dari divisi QA, karena kegiatan yang berkaitan dengan ISO 9001:2008 (pengumpulan dokumen, pengauditan, pengemasan syarat ISO 9001:2008 untuk diimplementasikan kepada seluruh karyawan PT. CG Power System
Indonesia, Bogor berpusat pada divisi QA).
Karakteristik responden pada penelitian ini dikelompokkan menjadi 5 (lima), yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikann dan lama bekerja. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh data responden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 69% dan responden berjenis kelamin perempuan berjumlah 31%.
Berdasarkan usia, responden dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu < 20 tahun, 20-30 tahun, 31-40 tahun. Hasil survei menunjukkan responden berdasarkan usia < 20 tahun menghasilkan persentase 18%, usia 20-30 tahun 58% dan persentase paling besar diperoleh responden dengan usia 31-40 tahun (24%). Rincian hasil persentase responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Proporsi responden berdasarkan usia
Jumlah responden yang memiliki latar belakang pendidikan Diploma dan S1 lebih dominan dibandingkan dengan responden yang memiliki latar belakang pendidikan lain. Pengelompokkan responden dibagi menjadi 5 (lima), yaitu S2 2%, STM 4%, SMA 7% dan responden yang terpilih untuk mewakili populasi pada penelitian ini adalah yang memiliki tingkat pendidikan terakhir Diploma 38% dan S1 49%. Rincian hasil persentase responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Proporsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Pengelompokkan responden terakhir adalah berdasarkan lama bekerja. Pada kelompok ini, responden dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu telah bekerja selama lebih dari 5 tahun, 5-15 tahun, 16-25 tahun. Hasil survei menunjukkan bahwa responden yang memiliki usia lama bekerja selama lebih dari 5 tahun memiliki persentase terbesar (53%), kemudian yang telah bekerja selama 5-15 tahun (42%), dan terkecil yang telah bekerja selama 16-25 tahun (5%). Rincian hasil persentase responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 6.
4.4 Analisis Regresi Linear Sederhana
4.4.1 Menganalisis pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sesudah ISO 9001:2008 di PT. CG Power System Indonesia
Pengukuran pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 di PT.
CG Power System Indonesia dilakukan dengan menggunakan analisis
regresi linear sederhana dapat dilihat pada (Lampiran 7). Dari hasil pengukuran analisis regresi sederhana terhadap penerapan SMM ISO 9001:2008 di PT. CG Power System Indonesia disusun hipotesis berikut :
H0: Tidak terdapat pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi PT. CG Power System Indonesia.
H1: Terdapat pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi PT. CG Power System Indonesia.
Pengujian pengaruh tingkat nyata SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi PT. CG Power System Indonesia dilakukan uji
koefisiens regresi (Uji t). Hasil perhitungan diperoleh nilai t-hitung 6,350 (Tabel 4) dan nilai t-tabel 2,052. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan terdapat pengaruh nyata antara SMM ISO 9001:2008 dengan kinerja organisasi PT. CG Power System Indonesia karena nilai t-hitung >
t-tabel (6,350 > 2,052), maka hipotesis H1 diterima.
Tabel 4. Hasil uji ANOVA SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sesudah ISO 9001:2008 PT. CG Power System Indonesia
thitung ttabel Fhitung Ftabel Pvalue α(alpha) 6,350 2,052 68,173 4,196 0,000 0,05
Uji Anova pada Tabel 5 dilakukan untuk melihat nilai dari F hitung dan F tabel yang didapatkan, yaitu nilai F hitung 68,173, maka F hitung (68,173) > F tabel (4,196), atau F hitung < 5%. Hasil tersebut diartikan bahwa model regresi sederhana ini nyata, sehingga peubah SMM ISO 9001:2008 memiliki pengaruh nyata terhadap kinerja organisasi.
Besarnya kontribusi peubah bebas yang berpengaruh terhadap peubah terikat diketahui melalui nilai R dan R-square (koefisien
determinasi) yang dapat dilihat pada Tabel 5. Uji nilai R ini berfungsi untuk mengetahui persentase SMM ISO 9001:2008 yang dipengaruhi oleh tanggapan responden atas pelaksanaan SMM ISO 9001:2008 yang telah diidentifikasi melalui R-square 61,3% dan sisanya (38,7%) dipengaruhi
oleh hal-hal lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Tabel 5. Hasil uji nilai R SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sesudah ISO 9001:2008 PT. CG Power System Indonesia
Nilai R R Square
0,783 0,613
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien regresi 1,824 dan konstanta regresi 0,572 (Tabel 6). Dari nilai tersebut, dapat digambarkan secara linear bentuk pengaruh SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sesudah ISO 9001:2008 adalah :
Ŷsesudah ISO = 1,824 + 0,572 X
Keterangan : Y sesudah ISO = Kinerja organisasi sesudah ISO 9001:2008 1,824 = Konstanta
0,572 = Koefisien Regresi
X = Penerapan SMM ISO 9001:2008
Tabel 6. Hasil uji koefisien regresi SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sesudah ISO 9001:2008 PT. CG Power System Indonesia
Dari rumusan tersebut dapat dijelaskan bahwa terjadi pengaruh positif dan nyata kinerja organisasi sesudah ISO 9001:2008 (Y1) terhadap SMM ISO 9001:2008 (X).
Koefisien Regresi Konstanta Regresi Pvalue α (alpha)
4.4.2 Menganalisis pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sebelum ISO 9001:2008 di PT. CG Power System Indonesia
Pengukuran terhadap pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sebelum ISO 9001:2008 dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana (Lampiran 5). Hipotesis yang digunakan untuk pengukuran pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sesudah ISO 9001:2008 dalam penelitian ini adalah :
H0: Tidak terdapat pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi PT. CG Power System Indonesia.
H1: Terdapat pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi PT. CG Power System Indonesia.
Hasil perhitungan pada nilai hitung 3,428 (Tabel 7) dan nilai t-tabel 2,052. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh kesimpulan terdapat pengaruh nyata antara SMM ISO 9001:2008 dengan kinerja organisasi PT. CG Power System Indonesia karena nilai t-hitung > t-tabel (3,428 >
2,052), maka hipotesis H1 diterima.
Tabel 7. Hasil uji ANOVA SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sebelum ISO 9001:2008 PT. CG Power System Indonesia
Hasil uji Anova pada Tabel 8, dilakukan untuk melihat nilai dari F hitung dan F tabel yang didapatkan. Hasilnya diperoleh nilai F hitung 29,321, sehingga F hitung (29,321) > F tabel (4,196), atau F hitung < 5%, maka model regresi ini nyata. Selain itu, peubah SMM ISO 9001:2008 memiliki p-value (sig.) 0,000 < 0,05 (α), yang artinya berpengaruh terhadap kinerja organisasi sebelum ISO 9001:2008.
Pengujian pengaruh SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sebelum ISO 9001:2008 memiliki besarnya kontribusi peubah bebas yang berpengaruh terhadap peubah terikat yang dapat dilihat pada Tabel 9. SMM ISO 9001:2008 yang dipengaruhi oleh tanggapan
thitung ttabel Fhitung Ftabel Pvalue α(alpha) 3,047 2,052 29,321 4,196 0,000 0,05
responden atas pelaksanaan SMM ISO 9001:2008 yang telah diidentifikasi melalui R Square 40,5% dan sisanya (50,5%) dipengaruhi oleh hal-hal lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Tabel 8. Hasil uji nilai R SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sebelum ISO 9001:2008 PT. CG Power System Indonesia
Nilai R R Square
0,637 0,405
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien regresi 1,279 dan konstanta regresi 0,548 (Tabel 10). Dari nilai tersebut, dapat digambarkan secara linear bentuk pengaruh SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi adalah :
Ŷsebelum ISO = 1,279 + 0,548 X
Keterangan : Y sebelum ISO = Kinerja organisasi sebelum ISO 9001:2008 1,279 = Konstanta
0,548 = Koefisien
X = Penerapan SMM ISO 9001:2008
Tabel 9. Hasil uji koefisien regresi SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sebelum ISO 9001:2008 PT. CG Power System Indonesia
Dari rumusan tersebut dapat dijelaskan bahwa terjadi pengaruh positif dan nyata kinerja organisasi sebelum ISO 9001:2008 (Ysebelum ISO) terhadap SMM ISO 9001:2008 (X), yang artinya bila semakin positif dan nyata respon dari responden, maka kinerja organisasi sebelum ISO 9001:2008 yang ditimbulkan baik.
Koefisien Regresi Konstanta Regresi P value α(alpha)
4.4.3 Menganalisis perbedaan kinerja organisasi sebelum dan sesudah ISO 9001:2008 di PT. CG Power System Indonesia
Perbedaan kinerja organisasi sebelum dan sesudah ISO 9001:2008 di PT. CG Power System Indonesia mengalami perbedaan, karena kinerja
organisasi sebelum penerapan ISO 9001:2008 telah menerapkan pola standarisasi kinerja yang sama dengan CG di India, sehingga dinilai sudah cukup baik. Tetapi sesudah diadakan penerapan ISO 9001:2008, kinerja organisasi di PT. CG Power System Indonesia menjadi semakin
meningkat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 10 dan 11.
Tabel 10. Hasil uji nilai R kinerja organisasi sebelum dan sesudah ISO 9001:2008
Kinerja Organisasi Nilai R Nilai R2 Uji t Sebelum ISO 9001:2008 0,637 0,405 3,047
Sesudah ISO 9001:2008 0,783 0,613 6,350
Dilihat dari kedua model di atas, terjadi peningkatan pengaruh X terhadap Y, jika dibandingkan pengaruh terhadap Y yang sebelumnya hanya 40,5% dan pengaruh X terhadap Y sesudahnya 61,3%. Dalam hal ini dapat dikatakan ada perubahan dari kinerja organisasi sebelum dan sesudah ISO 9001:2008. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kinerja organisasi sebelum ISO 9001:2008 dan sesudah ISO 9001:2008 sebesar 19,8%, sehingga kinerja organisasi di PT.
CG Power System Indonesia sesudah diterapkan SMM ISO 9001:2008
menjadi semakin meningkat persentasenya dan kinerja organisasinya semakin baik.
4.5 Implikasi Manajerial
Dari penelitian ini, terdapat beberapa implikasi manajerial yang diharapkan dapat bermanfaat bagi PT. CG Power System Indonesia, yaitu :
1. PT. CG Power System Indonesia dapat mengembangkan penerapan
ISO tidak hanya dalam segi mutu produksi dan dokumentasi, tetapi lebih difokuskan kepada penerapan ISO pada divisi yang sesuai di PT.
CG Power System Indonesia, sehingga diharapkan pangsa pasar
penjualan semakin berkembang dan go internasional.
2. Dalam jangka panjang penerapan sertifikasi ISO merupakan suatu kebutuhan perusahaan, sehingga setiap karyawan sadar bahwa kebutuhan penerapan sertifikasi ISO terkait dengan kemajuan perusahaan.
3. Penerapan implementasi ISO 9001:2008 harus dibuat menjadi lebih menarik, terutama dengan diberlakukannya reward and punishment
bagi seluruh karyawan, sehingga setiap karyawan menjadi lebih terbuka terhadap ISO 9001:2008.