• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Kegiatan Workshop Budidaya - LTP PUSAT WORKSHOP KREASI BAMBU DI AMBARAWA Tema Desain : Arsitektur Bambu - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1. Kegiatan Workshop Budidaya - LTP PUSAT WORKSHOP KREASI BAMBU DI AMBARAWA Tema Desain : Arsitektur Bambu - Unika Repository"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran Kegiatan Workshop

1. Kegiatan Workshop Budidaya

 Budidaya dengan rimpang

Gambar Budidaya Rimpang Bambu Sumber :

http://www.biotifor.or.id/2013/lb.file/gambar/File/Berita%202017/Bu didaya%20Bambu%20-%20Ardhany%20-%20BBPPBPTH.pdf

- Pilih rimpang dari rumpun bambu

- Potong batang pada 3 atau 4 buku di atas tanah

- Potong lagi pada rimpangnya

- Gali akar dan tanah sekitar 10-15cm dari pangkalnya

- Jaga rimpang agar tetap basah hingga penanaman

- Tanam rimpang kira-kira 10-15cm

(2)

 Budidaya dengan potongan batang

Gambar Budidaya Batang Bambu Sumber :

data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD//wB oJA/DpJ+

- Pilih batang bambu yang berumur sekitar 2-3 tahun dan

memiliki banyak cabang

- Potong sedekat mungkin dengan tanah dan kemudiap

potong-potong batangnya tapi sisakan 2atau 3 cabang

pada satu sisinya.

- Gali dan kubur batang kira-kira 15cm

- Sirami dengan air

 Budidaya dengan cabang

- Potong cabang sedekat mungkin dengan batang utama

kira-kira 1 m.

(3)

 Budidaya kultur jaringan

Gambar Seleksi Rumpun Bambu

Sumber : http://kebun-bambu.blogspot.co.id/2013/01/bioteknologi-pembibitan-bambu-dengan.html

- Seleksi rumpun bambu

Gambar Tahap 1 sampai 3 Sumber :

http://kebun- bambu.blogspot.co.id/2013/01/bioteknologi-pembibitan-bambu-dengan.html

- Tahap 1 Inisiasi

Pengambilan bagian tanaman berupa titik tumbuh

dari indukkan, disterilisasi dan diinisiasi.

- Tahap 2 Pembiakan kultur jaringan dan percabangan

(4)

Teknik percabangan samping menjamin bahwa

tanaman yang dihasilkan akan sama dengan induknya

dan diperoleh bibit yang seragam.

- Tahap 3 Persiapan untuk pemindahan ke rumah plastik

Menginduksi akar pada tanaman dan

memproduksi tanaman yang berkualitas tinggi.

Gambar Tahap 4 sampai 6 Sumber :

http://kebun- bambu.blogspot.co.id/2013/01/bioteknologi-pembibitan-bambu-dengan.html

- Tahap 4 Pemindahan ke rumah plastik

Menggunakan kontainer potray dengan polybag.

- Tahap 5 Pengangkutan produksi

- Tahap 6 Penjualan tanaman

 Mempelajari bagian-bagian tanaman bambu secara

(5)

2. Kegiatan Workshop Pengawetan

 Cara pemilihan bambu yang siap digunakan

- Umur bambu berkisar 3-6 tahun

Pada umur ini bambu memiliki mutu dan kekuatan

yang paling tinggi dan agak tahan dengan hama dan

jamur jika di awetkan dengan baik.

- Batang bambu dipotong sekitar 15-30cm di atas tanah.

- Menggunakan parang untuk memotong batang bambu.

- Bambu harus tua dan berwarna kuning jernih atau hijau

tua.

- Bambu memiliki bintik putih pada pangkalnya, berserat

padat dengan permukaan yang mengkilap.

- Ditempat ruas tidak ada yang pecah.

- Jika dipukul bunyinya nyaring.

 Cara pengawetan alami dengan merendam bambu pada

kolam pengawetan

- Pengendalian waktu tebang

Waktu memotong bambu yang benar adalah

subuh pada saat bulan tua (pada seperempat terakhir

sebelum bulan gelap) karena batang bambu pada

waktu itu paling kering.

Memotong bambu pada saat kandungan kanjinya

(6)

Gambar Tabel Kandungan Kanji pada Batang Bambu Sumber : Heinz Frick. 2004 hal 11

- Perendaman bambu

Gambar Kolam Pengawetan Bambu Sumber : data:image/jpeg;base64,/9j/

Bambu yang sudah ditebang direndam selama

satu bulan di dalam air tawar, air payau atau air laut

sehingga kandungan kanji akan hilang. Di dalam air

bakteri anaerob menyerang kanji di dalam batang

bambu dan mengubahnya menjadi zat yang kurang

(7)

- Pencelupan dengan kapur

Bambu dicelupkan ke dalam larutan kapur

(CaOH2) yang kemudian berubah menjadi kalsium

karbonat yang dapat menghalangi penyerapan air

sehingga bambu terhindar dari serangan jamur.

- Pemanggangan dan pembakaran

Biasanya dilakukan untuk meluruskan bambu

yang bengkok atau sebaliknya. Proses ini dapat

merusak struktur gula yang ada pada bambu dengan

membentuk karbon, sehingga tidak disenangi oleh

kumbang atau jamur serta api dan asapnya akan

membasmi hama yang berada di dalam batang bambu

dan memperkeras permukaan bambu.

 Cara pengawetan buatan dengan mesin boucherie

Gambar Cara Kerja Mesin Boucherie Sumber :

https://encrypted- tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRv1AIoa77zHIlg-N0LD-4E2XVlZ75FgzfnIb5cDtA1xCykNcbtDA

- Memberikan tekanan untuk mengeluarkan cairan yang

(8)

yang bersamaan menggantikan dengan larutan

pengawet.

- Metode ini membutuhkan alat seperti pompa atau

tangki tekanan, pipa-pipa atau selang karet yang

ditempatkan di salah satu ujung bambu.

- Bahan pengawet yang digunakan adalah BoraxBoric,

CCB, CCA dan Ter.

 Cara mengeringkan bambu

- Bambu disimpan secara vertikal dengan bantuan gaya

gravitasi sehingga dapat mempercepat pengeringan

bambu dan menghindari dari jamur dan serangan

- Bambu disimpan secara horisontal yang diletakkan di

atas sebuah papan / alas agar tidak kontak langsung

(9)

Gambar Pengeringan Horisontal Sumber :

data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQ

3. Kegiatan Workshop Furniture

 Produk furniture bambu

(10)

- Furniture laminasi

Gambar Kursi Laminasi Sumber : http://media.rooang.com/wp-content/uploads/2014/09/isometric-chair.jpg

- Keranjang Anyaman Bambu

Gambar Keranjang Anyaman Bambu Sumber :

https://ae01.alicdn.com/kf/HTB1Jx30LXXXXXbkXXXXq6xXF

XXXW/Murni-buatan-tangan-murni-bambu-alami-Bunga- keranjang-Buatan-Tangan-rajutan-polos-alami-artistik-empat-baik.jpg

- Nampan Anyaman Bambu

Gambar Nampan Anyaman Bambu Sumber :

(11)

- Anyaman

Gambar Motif Anyaman Bambu Sumber :

http://4.bp.blogspot.com/-WE0ZqtzDo84/TnyH7D8SPBI/AAAAAAAAAAQ/LrTSOswtOx w/s1600/Xxx1043.jpg

- Vas bunga

Gambar VasBunga

Sumber : http://www.galerikerajinansingosari.com/wp-content/uploads/2016/01/Singosari-20160123-01374.jpg

- Penutup lampu anyaman bambu

(12)

- Lemari

Gambar Lemari Bambu

Sumber : https://sc02.alicdn.com/kf//Bamboo-Wardrobe.jpg

- Rak bambu

Gambar Rak Bambu

Sumber :

http://3.bp.blogspot.com/-xZ-NEWYI9q8/Tuy_qP0O0SI/AAAAAAAAAG8/HVo1hc4E0eY/s 1600/rak_bambu_A.jpg

 Cara membelah bambu

- Menggunakan alat pembelah bambu manual

(13)

- Menggunakan mesin pembelah bambu otomatis

Gambar Mesin Pembelah Bambu Otomatis Sumber :

http://3.bp.blogspot.com/-bthkg5VqjoQ/Um9PzghO0ZI/AAAAAAAAAQA/QF_OLOL0xL g/s1600/pembelah+bambu.jpeg

 Anyaman bambu

Menganyam berarti menghubungkan bilah atau tutu

bambu tanpa alat bantu sehingga tidak saling terlepas.

Anyaman bambu dapat dibuat secara terbuka atau rapat dan

dianyam dengan dua sisir bilah atau tutu bambu yang tegak

lurus, atau dengan tiga sisir bilah atau tutu bambu yang

(14)

Gambar Motif Anyaman Bambu Sumber : Heinz Frick. 2004 hal 18

 Jenis sambungan bambu

- Sambungan memanjang

Sambungan memanjang dibutuhkan untuk peran

atau pipa dari bambu yang perlu diperpanjang.

(15)

- Sambungan tiang dan kuda penopang dengan peran

Sambungan tiang dan kuda penopang dengan

peran merupakan sambungan yang menerima beban.

Gambar Sambungan Memanjang Bambu Sumber : Heinz Frick. 2004 hal 25

- Sambungan tiang dan palang penopang

Sambungan tiang dengan palang penopang

merupakan sabungan T atau + yang tidak menerima

beban.

(16)

Gambar Sambungan Penopang Horisontal dan Vertikal Sumber : Heinz Frick. 2004 hal 26

- Pemasangan kasau pada peran

Pemasangan kasau pada peran digolongkan atas

sambungan kasau pada peran dan sambungan kasau

pada balok hubungan.

Gambar Sambungan Penopang Horisontal dan Vertikal Sumber : Heinz Frick. 2004 hal 26

(17)

- Pengikatan bambu

Sambungan-sambungan pada konstruksi bambu

secara tradisional dapat dilakukan menggunakan

pasak, lubang dan pen, tangkai kayu dan pengikatan.

Bahan ikatan terbuat dari belahan rotan atau kulit

bambu yang dikupas. Ikatan pada sambungan bambu

dapat dilakukan dengan cara menyilang.

Bahan pengikat dari bambu maupun belahan rotan

biasanya direndam dalam air sebelum digunakan

sehingga lebih mudah dikerjakan pada waktu mengikat.

Setelah kering, ikatan akan menyusut dan kencang.

Ikatan bambu terbatas panjangnya menurut panjang

ruasan bambu (30-40cm), lebarnya ± 3 mm dari kulit

batang bambu. Bahan pengikat yang lain adalah tali

ijuk.

(18)

Gambar Pengikatan pada Sambungan Tiang dan Penopang Sumber : Heinz Frick. 2004 hal 29

Gambar Pengikatan Kasau pada Peran dan Bubungan Sumber : Heinz Frick. 2004 hal 29

- Pengikat kestabilan dengan pasak

Kestabilan vertikal pada konstruksi furniture selalu

diperhatikan. Kestabilan furniture merupakan kombinasi

antara batang yang kaku dalam arah vertikal dan arah

horisontal.

(19)

4. Kegiatan Workshop Arsitektur

 Produk arsitektur bambu

- Tensegrity

- Laminasi bambu

Gambar Papan Laminasi Bambu Sumber : Dokumen Company Profile ABN

- Anyaman bambu

Gambar Motif Anyaman Bambu Sumber : http://4.bp.blogspot.com/-WE0ZqtzDo84/TnyH7D8SPBI/AAAAAAAA

(20)
(21)

- Main entrance

 Cara membelah bambu

- Menggunakan alat pembelah bambu manual

Gambar Alat Pembelah Bambu Sumber : Heinz Frick. 2004. Hal 16

- Menggunakan mesin pembelah bambu otomatis

Gambar Mesin Pembelah Bambu Otomatis Sumber :

http://3.bp.blogspot.com/-bthkg5VqjoQ/Um9PzghO0ZI/AAAAAAAAAQA/QF_OLOL0xL g/s1600/pembelah+bambu.jpeg

Gambar Main Entrance Bambu

Sumber : http://www.bamboo-earth-architecture-

(22)

 Anyaman bambu

Menganyam berarti menghubungkan bilah atau tutu

bambu tanpa alat bantu sehingga tidak saling terlepas.

Anyaman bambu dapat dibuat secara terbuka atau rapat dan

dianyam dengan dua sisir bilah atau tutu bambu yang tegak

lurus, atau dengan tiga sisir bilah atau tutu bambu yang

terletak miring satu sama lain.

Gambar Motif Anyaman Bambu Sumber : Heinz Frick. 2004 hal 18

 Bambu lapis / laminasi

Bambu lapis dibuat dari bilah bambu 10-25 mm lebar

(23)

terbentuk semacam vinir bambu yang akan disusun dan di

lem mirip tripleks atau multipleks.

Bambu lapis dari anyaman menggunakan bilah bambu

yang sama dan yang dianyam. Kemudia anyaman tersebut

di pres panas lalu disusun dan di lem menjadi bambu lapis

bermotif anyaman.

Ukuran papan bambu lapis misalnya 92x920x10mm

atau 190x920x15 mm.

Gambar Papan bambu lapis Sumber : Heinz Frick. 2004 hal 102

 Jenis sambungan bambu

- Sambungan memanjang

Sambungan memanjang dibutuhkan untuk peran

(24)

Gambar Sambungan Memanjang Bambu Sumber : Heinz Frick. 2004 hal 24

- Sambungan tiang dan kuda penopang dengan peran

Sambungan tiang dan kuda penopang dengan

peran merupakan sambungan yang menerima beban.

(25)

- Sambungan tiang dan palang penopang

Sambungan tiang dengan palang penopang

merupakan sabungan T atau + yang tidak menerima

beban.

Gambar Sambungan Tiang dengan Palang Sumber : Heinz Frick. 2004 hal 25

(26)

- Pemasangan kasau pada peran

Pemasangan kasau pada peran digolongkan atas

sambungan kasau pada peran dan sambungan kasau

pada balok hubungan.

Gambar Sambungan Penopang Horisontal dan Vertikal Sumber : Heinz Frick. 2004 hal 26

Gambar Sambungan Kasau pada Bubungan Sumber : Heinz Frick. 2004 hal 26

- Pengikatan bambu

Sambungan-sambungan pada konstruksi bambu

secara tradisional dapat dilakukan menggunakan

pasak, lubang dan pen, tangkai kayu dan pengikatan.

(27)

bambu yang dikupas. Ikatan pada sambungan bambu

dapat dilakukan dengan cara menyilang.

Bahan pengikat dari bambu maupun belahan rotan

biasanya direndam dalam air sebelum digunakan

sehingga lebih mudah dikerjakan pada waktu mengikat.

Setelah kering, ikatan akan menyusut dan kencang.

Ikatan bambu terbatas panjangnya menurut panjang

ruasan bambu (30-40cm), lebarnya ± 3 mm dari kulit

batang bambu. Bahan pengikat yang lain adalah tali

ijuk.

Gambar Pengikatan pada Sambungan Tiang dan Balok Sumber : Heinz Frick. 2004 hal 28

(28)

Gambar Pengikatan Kasau pada Peran dan Bubungan Sumber : Heinz Frick. 2004 hal 29

- Pengikat kestabilan dengan pasak

Kestabilan vertikal pada konstruksi dinding bambu

rangka terusan bambu selalu diperhatikan dalam ruang

dan bukan hanya pada masing-masing dindingnya.

Kestabilan gedung dalam ruang merupakan kombinasi

antara dinding yang kaku dalam arah vertikal dan pelat

lantai yang kaku dalam arah horisontal. Kestabilan

dalam ruang juga menjamin agar gedung tahan gempa.

(29)

 Konstruksi dinding

- Dinding bilah bambu

Dinding bilah bambu merupakan konstruksi

pelapis dinding luar yang sangat sederhana walaupun

tidak kedap percikan air hujan. Bilah bambu dipaku

pada palang reng kayu ukuran 30/50 mm.

Gambar Dinding Bilah Bambu Sumber : Heinz Frick. 2004 hal 81

Dinding bambu belah merupakan konstruksi

pelapis dinding luar yang memperbaiki kelemahan

dinding bilah bambu karena lebih rapat.

(30)

- Dinding anyaman bambu

Pelupuh yang dianyam secara vertikal pada

batang pangkal yang tembus pada tiang. Semua jenis

pelapis dinding luar yang berupa anyaman tidak kedap

percikan air hujan.

Anyaman dengan pakan dan lusi dari bilah bambu

merupakan pelapis dinding luar yang memungkinkan

tembus angin dan ikut menjamin kestabilan rangka

gedung.

Gambar Dinding Anyaman Bambu Sumber : Heinz Frick. 2004 hal 82

Anyaman kepang yang agak kasar tetapi rapat

merupakan pelapis dinding luar yang juga menjamin

kestabilan rangka gedung bambu. Anyaman kepang

yang halus dan agak kurang rapat merupakan pelapis

dinding luar yang dapat dilapisi dengan bubur tanah liat

(31)

Gambar Dinding Anyaman Kepang Bambu Sumber : Heinz Frick. 2004 hal 83

Anyaman bilik yang halus merupakan pelapis

dinding luar prefab yang dipasang di antara rangka

gedung bambu atau kayu dengan teknik jepitan atau

yang dipaku dengan bilah bambu dari luar.

Gambar Dinding Anyaman Kepang Bambu Sumber : Heinz Frick. 2004 hal 84

- Dinding pelupuh

Pengisian rangka dinding dengan pelupuh dengan

bilah palang yang menembus tiang. Lubang tiang

dalam bantalan mudah membusuk. Pengisian pelupuh

(32)

bilah palang berganda yang menembus tiang memberi

kesan panel.

Gambar Dinding Pelupuh Bambu Sumber : Heinz Frick. 2004 hal 85

- Dinding bambu plesteran komposit

Penggunaan bilah bambu horisontal yang dalam

keadaan kering dicat aspal dan ditaburi pasir dipaku

dengan bagian kulitnya pada tiang rangka gedung

dapat dilapisi plesteran semen atau tanah liat.

Gambar Dinding Bilah Bambu Plester Sumber : Heinz Frick. 2004 hal 85

 Penutup atap

(33)

Penutup atap daun bambu memiliki beberapa

kekurangan seperti membutuhkan lebih banyak reng,

kemiringan atap minimal 45o dan bobotnya lebih berat.

Ketahanan penutup atap daun bambu yang cukup tebal

(>10 cm) bisa 6-8 tahun, melebihi rumbua yang hanya

3-4 tahun.

Gambar Penutup Atap Daun Bambu Sumber : Heinz Frick. 2004 hal 90

- Penutup atap sirap bambu

Sirap bambu dibuat dari bilah bambu yang

disesuaikan dengan panjang yang digunakan. Pada

bagian kulit potong sebuah lidah yang akan dijepit pata

reng yang berjarak 50 mm. Bagian dalam sirap

mencembung ke atas sehingga air hujan mengalir

dengan baik. Cara yang lain adalah mengikat sirap

berlubang pada reng guna menghemat pemakaian

(34)

Gambar Penutup Atap Sirap Sumber : Heinz Frick. 2004 hal 91

- Penutup atap kelaka

Penutup atap kelaka terbuat dari batang belah

bambu. Pada bagian ujung atas (bubungan) bambu

dilubangi dan diikat satu sama lain secara

cekung-cembung. Konstruksi penutup atap kelaka biasanya

tidak memakai peran dan dengan begitu lebar bentang

terbatas ± 4.00 m pada kemiringan minimal 30o dan

panjang kelaka 2.50 m.

(35)

- Talang bambu

Talang merupakan perlengkapan atap bambu

yang tidak terlalu umum yang digunakan untuk sarana

penyalur air hujan yang murah dan efisien. Dibawah

ujung talang diletakkan drum besi atau plastik sebagai

penampung air hujan.

(36)

Lampiran Tanaman Bambu

(37)
(38)
(39)
(40)
(41)

Lampiran Besaran Ruang (nonskalatis)

1. Aula Workshop Arsitektur

2. Aula Workshop Furniture

(42)

4. Ruang Produksi Bambu

5. Resepsionis

(43)

7. Laboratorium Penelitian (4 ruang)

8. Taman Budidaya Tanaman Bambu

(44)

10. Kolam Pengawetan

11. Studio Desain

12. Homestay

(45)

14. Kantin

15. Ruang Direktur

(46)

17. Ruang Kerja Kepala Bidang

18. Ruang Kerja Staff

(47)

20. Ruang Tamu

21. Ruang Istirahat

(48)

23. Toilet

24. Janitor

25. Pos Jaga

(49)
(50)

Lampiran Biofilter Water Treatment

(51)

 Air limbah dialirkan melalui saringan kasar untuk menyaring

sampah yang berukuran besar seperti daun, kertas, dll.

kemudian menuju bak pengendap untuk mengendapkan

partikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya.

 Air dari bak pengendap kemudian dialirkan ke bak kontraktor

anaerob dengan arah aliran dari atas dan bawah ke atas. Di

dalam bak kontraktor anaerob diisi dengan media dari bahan

palstik atau kerikil.

 Air limbah akan mengalami penguraian zat organik oleh bakteri

anaerobik atau fakultatif aerobik setelah beberapa hari, pada

permukaan media filter akan tumbuh lapisan film

mikro-orgabisme yang akan menguraikan zat organik yang belum

sempat terurai.

 Di bak aerasi terjadi kontak aerasi dimana air limbah

mengalami kontak dengan mikro-organisme yang tersuspensi

dalam air maupun yang menempel pada permukaan media

yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi

penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat proses

nitrifikasi.

 Dari bak aerasi air dialirkan ke bak pengendap akhir yang

terdapat lumpur aktif yang mengandung massa

(52)

bak aerasi dengan popa sirkulasi, sedangkan air limpasan

dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak inilah senyawa khlor

membunuh mikro-organisme patogen.

 Air olahan yang dihasilkan merupakan proses olahan dari

proses khlorinasi yang dapat langsung dibuang ke sungai atau

saluran umum, pemanfaatan olahan air juga bisa digunakan

untuk menyiram tanaman di taman dan kebun bambu atau

(53)

Lampiran Persyaratan Ramp

Ketentuan dan Persyaratan Ramp (WM., Mujimin. Penyediaan Fasilitas

Publik yang Manusiawi Aksesbilitasi Difabel), sebagai berikut :

1. Esensi

Ramp adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan

kemiringan tertentu, sebagai alternatif bagi orang yang tidak dapat

menggunakan tangga.

2. Persyaratan

a) Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak boleh

melebihi 7o, perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk

awalan atau akhiran ramp (curb ramps/ landing). Sedangkan

kemiringan suatu ramp yang ada di luar bangunan

maksimum 6o.

b) Panjang mendatar dari satu ramp (dengan kemiringan 7o

tidak boleh lebih dari 900 cm. Panjang ramp dengan

kemiringan yang lebih rendah dapat lebih panjang.

3. Lebar minimum dari ramp adalah 95 cm tanpa tepi pengaman dan

120 cm dengan tepi pengaman. Untuk ramp yang juga digunakan

sekaligus untuk pejalan kaki dan pelayanan angkutan barang

harus dipertimbangkan secara seksama lebarnya, sehingga bisa

dipakai untuk kedua fungsi tersebut atau dilakukan pemisahan

(54)

4. Bordes pada awalan atau akhiran dari suatu ramp harus bebas

dan datar sehingga memungkinkan sekurang kurangnya untuk

memutar kursi roda dengan ukuran minimum 160cm.

5. Permukaan datar awalan atau akhiran suatu ramp harus memiliki

tekstur sehingga tidak licin baik diwaktu hujan.

6. Lebar tepi pengaman ramp (lowcurb) 10 cm, dirancang untuk

menghalangi kursi roda agar tidak terperosok atau keluar dari jalur

ramp. Apabila berbatasan langsung dengan lalu lintas jalan umum

atau persimpangan harus dibuat sedemikian rupa agar tidak

mengganggu jalan umum.

7. Ramp harus diterangi dengan pencahayaan yang cukup sehingga

membantu penggunaan ramp saat malam hari. Pencahayaan

disediakan pada bagian-bagian ramp yang memiliki ketinggian

terhadap muka tanah sekitarnya dan bagian-bagian yang

membahayakan.

8. Ramp harus dilengkapi dengan pegangan (handrail) yang dijamin

Gambar

Gambar Seleksi Rumpun Bambu
Gambar Pengeringan Vertikal
Gambar Kursi Laminasi
Gambar Motif Anyaman Bambu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Asumsi Presentase Kehadiran Umat dalam Perayaan Ekaristi Mingguan Sumber : Analisis Pribadi berdasarkan pengamtan pada Gereja Paroki Bongsari. Asumsi Jumlah Umat Mingguan terbanyak

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA..

Batang bambu yang saat ini masih di oleh menjadi kerajinan tangan saja dapat berkembang menjadi material atau bahan baku yang lebih bermanfaat lagi seperti dalam

Untuk mendukung fungsi dari uji coba tersebut maka pada fasilitas Laboratorium Pengembangan Teknologi Pemanfaatan Bambu ini akan di berikan fasilitas berupa ruang

Akustik Ruang pada Ruang Praktik, Ruang Studio Musik dan Auditorium Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan.. memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Warna yang cocok digunakan pada kamar resort yaitu pada pallete yang ditunjukkan pada gambar di atas1. Warna warna tersebut

Fokus Kajian : Penerapan Pola Pelestarian dan Penataan Lingkungan (Sirkulasi ) Pada Bangunan Pusat Pelatihan Olahraga Offroad di Kota Semarang.. Penyusun : Henri Wirawan N I M

Gambar 88 - Peta Jaringan Jalan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Sumber :. http://penataanruangjateng.info/upload/726.%20rencana%20jaringan%20jalan.jpg