• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisis Pendekatan Arsitektur - LTP KOMPLEKS GEREJA KATHOLIK PAROKI MIJEN tema desain : Arsitektur Lokalitas - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisis Pendekatan Arsitektur - LTP KOMPLEKS GEREJA KATHOLIK PAROKI MIJEN tema desain : Arsitektur Lokalitas - Unika Repository"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisis Pendekatan Arsitektur

3.1.1 Studi Aktivitas

3.1.1.1 Pengelompokan Kegiatan dan Jenis Kegiatan

Kegiatan yang terdapat pada Kompleks Gereja Katholik

Paroki Mijen ini dikelompokkan menjadi 4 kriteria yakni ; Kelompok

Kegiatan Pelayanan Liturgi, Kelompok Kegiatan Pelayanan

Pastoral, Kelompok Kegiatan Pastor, dan Kelompok Kegiatan

Komunitas Paroki, Kelompok Kegiatan Umum

KELOMPOK KEGIATAN KETERANGAN KEGIATAN

Kegiatan Pelayanan Liturgi

Kegiatan yang berhubungan dengan

Perayaan Ekaristi atau Liturgi Misa.

Kegiatan Pelayanan Pastoral

Kegiatan yang berkaitan dengan

Administrasi Gereja dan Pelayanan

Pastoral kebutuhan umat.

Kegiatan Pastor

Kegiatan Keseharian Pastor yang

bertempat didalam Pastoran.

Kegiatan Komunitas Paroki

Kegiatan Komunitas yang berada

dalam Paroki.

Kegiatan Umum

Kegiatan untuk mewadahi kegiatan

Masyarakat umum.

(2)

Menurut Informasi dari Pengurus ke 4 Wilayah yaitu Wilayah

Ngaliyan, Wilayah Kedungpane, Wilayah Mijen dan Wilayah Boja

jenis Kegiatan Pelayanan Liturgi yang berupa perayaan ekaristi

yang akan di akomodasi oleh Kompleks Gereja Paroki Mijen yakni

sesuai dengan Ritus Misa Novus Ordo yang dapat mengadopsi 2

budaya yaitu budaya jawa dapat diambil dari bahasa daerah yang

akan digunakan yaitu bahasa jawa dan budaya indonesia dalam

hal ini akan di adopsi bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia.

yaitu : Misa Harian, Misa Jumat Pertama, Misa Mingguan, Misa

Tahunan (misa-misa Hari Raya).

Perayaan Ekaristi

Bahasa yang Diadopsi Waktu

Pelaksanaan

Misa Harian

Bahasa Indonesia Setiap hari pukul

05.30

Misa Jumat Pertama Bahasa Indonesia Jumat pukul 17.30

Misa Mingguan

(minggu pertama)

Bahasa Jawa Sabtu pukul 17.30

Bahasa Indonesia Minggu pukul 08.00

Misa Mingguan

(minggu kedua)

Bahasa Indonesia Sabtu pukul 17.30

Bahasa Indonesia Minggu pukul 08.00

Misa Mingguan

(minggu ketiga)

Bahasa Jawa Sabtu pukul 17.30

Bahasa Indonesia Minggu pukul 08.00

Misa Mingguan

(minggu keempat)

Bahasa Indonesia Sabtu pukul 17.30

(3)

Misa Minggu Palma

Bahasa Indonesia Sabtu pukul 17.30

Bahasa Indonesia Minggu pukul 08.00

Misa Kamis Putih Bahasa Indonesia Pukul 19.00

Misa Jumat Agung Bahasa Indonesia Pukul 15.00

Misa Sabtu Paskah Bahasa Indonesia Pukul 19.00

Misa Minggu Paskah Bahasa Indonesia Pukul 08.00

Misa Natal Malam (24 Desember) Bahasa Indonesia Pukul 19.00 Misa Natal (25 Desember) Bahasa Indonesia Pukul 08.00

3.1.1.2 Pelaku Aktivitas

 Pelaku Kegiatan Pelayanan Liturgi

Pelaku Kegiatan Pelayanan Liturgi ini yang beraktifitas selama

Perayaan Liturgi yang diolah berdasarkan sumber pada Pedoman

Umum Misale Romawi (PUMR) serta analisis pribadi sesuai dalam

perayaan Misa pada Gereja Katholik pada umumnya.

a. Misa Harian

PELAKU JUMLAH PELAKU

 Pastor Selebran Utama

 Pastor Selebran

 1

 1 (jika terdapat Pastor

Selebran)

 Uskup Agung

 Pastor Tamu

-

(4)

 Prodiakon  1

 1 (dirigen sebagai

pemimpin lagu selama

Misa)

 Misdinar  2

 Koster  2

 Pembaca pengumuman -

 Tata Tertib (bertugas

sebagai petugas Kolekte

dan Penyambut Umat)

-

 Pengantar Persembahan -

b. Misa Jumat Pertama, Misa Mingguan, dan Misa Rabu Abu

PELAKU JUMLAH PELAKU

 Pastor Selebran Utama

 Pastor Selebran

 1

 1 (jika terdapat Pastor

Selebran)

 Uskup Agung

 Pastor Tamu

-

 Diakon  2 (jika terdapat Diakon)

(5)

 Prodiakon

 ±15 prodiakon (tergantung

jumlah umat)

sebagai petugas Kolekte

dan Penyambut Umat)

 15 orang (tergantung

jumlah umat)

 Pengantar Persembahan

2-5 orang (pembawa roti

anggur, lilin, buah)

c. Misa Natal Malam (24 Desember)

PELAKU JUMLAH PELAKU

 Pastor Selebran Utama

 Pastor Selebran

 1

 1 (jika terdapat Pastor

Selebran)

(6)

 Prodiakon

 ±20 prodiakon (tergantung

jumlah umat)

 Lektor  3

 Pemazmur

 2 ( 1 Mazmur antar Bacaan,

1 pembaca Maklumat

Kelahiran Yesus)

sebagai petugas Kolekte

dan Penyambut Umat)

 25 orang (tergantung

jumlah umat)

 Pengantar Persembahan

2-5 orang (pembawa roti

anggur, lilin, buah)

d. Misa Natal Anak (25 Desember Pagi)

PELAKU JUMLAH PELAKU

 Pastor Selebran Utama

 Pastor Selebran

 1

 1 (jika terdapat Pastor

Selebran)

(7)

 Pastor Tamu  2 Pastor Tamu

 Diakon  2 (jika terdapat Diakon)

 Prodiakon

 ±20 prodiakon (tergantung

jumlah umat)

 Lektor  3

 Pemazmur

 2 ( 1 Mazmur antar Bacaan,

1 pembaca Maklumat

Kelahiran Yesus)

sebagai petugas Kolekte

dan Penyambut Umat)

 25 orang (tergantung

jumlah umat)

 Pengantar Persembahan

2-5 orang (pembawa roti

anggur, lilin, buah)

e. Misa Minggu Palma

PELAKU JUMLAH PELAKU

 Pastor Selebran Utama

 1

(8)

 1 (jika terdapat Pastor

 ±20 prodiakon (tergantung

jumlah umat)

sebagai petugas Kolekte

dan Penyambut Umat)

 25 orang (tergantung

jumlah umat)

 Pengantar Persembahan

2-5 orang (pembawa roti

anggur, lilin, buah)

(9)

f. Ibadat Penghormatan Salib ( Jumat Agung)

PELAKU JUMLAH PELAKU

 Pastor Selebran Utama

 Pastor Selebran

 1

 1 (jika terdapat Pastor

Selebran)

 ±20 prodiakon (tergantung

jumlah umat)

sebagai petugas Kolekte

dan Penyambut Umat)

 25 orang (tergantung

jumlah umat)

 Pengantar Persembahan -

(10)

g. Misa Kamis Putih

PELAKU JUMLAH PELAKU

 Pastor Selebran Utama

 Pastor Selebran

 1

 1 (jika terdapat Pastor

Selebran)

 ±20 prodiakon (tergantung

jumlah umat)

sebagai petugas Kolekte

dan Penyambut Umat)

 25 orang (tergantung

jumlah umat)

 Pengantar Persembahan 5

(11)

h. Misa Sabtu Paskah

PELAKU JUMLAH PELAKU

 Pastor Selebran Utama

 Pastor Selebran

 1

 1 (jika terdapat Pastor

Selebran)

 Tata Tertib (bertugas sebagai petugas

Kolekte dan Penyambut Umat)

 25 orang (tergantung

jumlah umat)

 Pengantar Persembahan 5

(12)

i. Misa Minggu Paskah

PELAKU JUMLAH PELAKU

 Pastor Selebran Utama

 Pastor Selebran

 1

 1 (jika terdapat Pastor

Selebran)

 ±20 prodiakon (tergantung

jumlah umat)

sebagai petugas Kolekte

dan Penyambut Umat)

 25 orang (tergantung

jumlah umat)

 Pengantar Persembahan 5

(13)

j. Pemberkatan Perkawinan

PELAKU JUMLAH PELAKU

 Pastor Selebran Utama

Dengan mengambil jumlah terbanyak petugas Liturgi, maka pelaku

dalam kegiatan Liturgi sebanyak 154 orang yang terlibat dalam Kegiatan Pelayanan Liturgi

(14)

 Pelaku Kegiatan Pelayanan Pastoral

Pelaku Kegiatan Pelayanan Pastoral berdasarkan pada Data

Pengurus Dewan Paroki Gereja Paroki Mijen. Berdasarkan

informasi dari Bapak Y. Sunardi yang telah dipilih untuk menjadi

Dewan Stasi Mijen, susunan pengurus Dewan Paroki pada

umumnya sama dengan Paroki – Paroki yang ada atau telah menyusun kepengurusan Dewan Paroki.

Struktur Dewan Paroki yang dibutuhkan dalam pelayanan Pastoral

adalah :

1) Pastor Kepala Paroki sebagai Ketua Umum Dewan Paroki

(1orang)

2) Pastor Rekan sebagai Wakil Ketua Dewan Paroki (1 orang)

3) Dewan Paroki :

a) Dewan Paroki Harian, terdiri dari :

- Ketua Umum ( Pastor Kepala) (1 orang)

- Wakil Ketua I (Pastor Rekan) (1 orang)

- Wakil Ketua II (1 orang)

- Sekretaris I, II, (2 orang)

- Bendahara I, II, III, IV (4 orang)

- Koordinator Ketua Wilayah (1 orang)

- Ketua Wilayah (5 orang)

- Koordinator Bidang Liturgi dan Peribadatan (1 orang)

(15)

- Koordinator Bidang Keamanan (1 orang)

Total Dewan Paroki Harian 20 orang

b) Tim Kerja

- Tim Kerja Bidang Liturgi dan Peribadatan ( 21 orang)

- Tim Kerja Bidang Pewartaan (32 orang)

- Tim Kerja Bidang Pelayanan Kemasyarakatan (12 orang)

- Tim Kerja Bidang Paguyuban dan Organisasi (3 orang)

- Tim Kerja Bidang Sarana Prasarana (13 orang)

- Tim Kerja Bidang Penelitian dan Pengembangan Gereja

(5 orang)

- Tim Kerja Bidang Keamanan (5 orang)

Total Tim Kerja : 91 orang

 Pelaku Kegiatan Pastor

Pelaku Kegiatan Pastor yang bertugas di Kompleks Gereja Katholik

Paroki Mijen ini berdasarkan analisis pribadi dan pengamatan.

2. Pastor Kepala Paroki : terdapat 1 pastor Kepala Paroki

3. Pastor Rekan : diasumsikan terdapat 2 Pastor Rekan

4. Pastor Tamu : diasumsikan 3 orang Pastur Tamu yang

bertugas

5. Juru Masak : diasumsikan 3 orang petugas

6. Kebersihan : diasumsikan 4 orang petugas

7. Tenaga Keamanan : diasumsikan 4 tenaga Keamanan

(16)

JUMLAH PELAKU :17 orang, dengan 3 ekor anjing peliharaan

 Pelaku Kegiatan Komunitas Paroki

Terdapat beberapa Komunitas paroki, hal ini didukung dengan

jumlah Tim Kerja Dewan Paroki yang bertugas. Dan terdapat pula

Kegiatan Doa Devosi yaitu kepada Sakramen Mahakudus yang

dapat diakses 24 jam dan Devosi Jalan Salib.

 Pelaku Kegiatan Umum

Kegiatan Umum yang akan ditunjang dalam Kompleks Gereja

paroki ini yaitu :

 Kegiatan Poliklinik

a. Dokter, 1 orang

b. Perawat, 2 orang

c. Pasien, 3 orang

d. Apoteker, 3 orang

e. Resepsionis 1 orang

TOTAL : 10 orang

 Kegiatan Pijat refleksi

Kegiatan Pijat Refleksi ini merupakan keahlian dari

beberapa umat di wilayah Ngaliyan, wilayah Kedungpane,

dan wilayah Mijen yang membentuk sebuah kelompok.

(17)

TOTAL : 11 orang

 Kegiatan Masyarakat sekitar

Kegiatan yang mencakup Masyarakat sekitar ini diolah

berdasarkan Konsep Gereja Katholik yang terbuka dan

dapat menyatu dengan lingkungan sekitar. Kegiatan yang

mencakup masyarakat umum yaitu :

- Latihan Gamelan : mendukung kebudayaan dan

Lokalitas setempat yang budaya Jawa. Yang

berjumlah 20 orang dan terdiri dari alat musik Kendang, Bonang, bonang penerus, Demung, Saron,

pekik, kenong, kethuk, slenthem, gender, gong,

gambang, rebab, siter, suling, kempul.

 Kegiatan Olahraga : kegiatan olah raga yang terdapat

adalah Badminton, dan tennis meja, yang umumnya

(18)

3.1.1.3 Pola Aktivitas

Pola Aktivitas Pelaku Kegiatan Kompleks Gereja Katholik

Paroki Mijen ini mencakup pola aktivitas kegiatan pelayanan liturgi,

kegiatan pastoral, Kegiatan Pastor, dan Kelompok Kegiatan

komunitas Paroki, Kelompok Kegiatan Umum.

1. Pelayanan Liturgi

 Pastor yang bertugas pelayanan Liturgi

DATANG MEMPERSIAPKAN

PERAYAAN LITURGI

KEGIATAN PASTORAL MEMIMPIN PERAYAAN LITURGI

PULANG RAMAH TAMAH DENGAN UMAT

(19)

 Diakon

 Prodiakon / Lektor / Misdinar

DATANG MEMPERSIAPKAN

PERAYAAN LITURGI

KEGIATAN PASTORAL MEMBANTU DALAM

PERAYAAN LITURGI

PULANG RAMAH TAMAH DENGAN UMAT

DATANG MEMPERSIAPKAN

PERAYAAN LITURGI

DEVOSI PRIBADI / KELOMPOK

MEMBANTU DALAM PERAYAAN LITURGI

PULANG

Skema 3. Pola Aktifitas Diakon dalam Pelayanan Liturgi Sumber : Analisis Pribadi

(20)

 Paduan Suara / Pemazmur

 Koster

DATANG MEMPERSIAPKAN

PERAYAAN LITURGI

DEVOSI PRIBADI / KELOMPOK

MELAKSANAKAN TUGAS DALAM PERAYAAN LITURGI

PULANG

DATANG MEMBERSIHKAN

GEREJA

MEMBUNYIKAN LONCENG

MEMPERSIAPKAN PERAYAAN LITURGI

PULANG

Skema 5. Pola Aktifitas Paduan Suara / Pemazmur dalam pelayanan Gereja Sumber : Analisis Pribadi

MENGIKUTI PERAYAAN LITURGI

(21)

 Petugas Tata Tertib

 Umat

DATANG MEMPERSIAPKAN

PERAYAAN LITURGI

DEVOSI PRIBADI / KELOMPOK

MELAKSANAKAN TUGAS DALAM PERAYAAN LITURGI

PULANG

DATANG MENGIKUTI

PERAYAAN LITURGI

DEVOSI PRIBADI / KELOMPOK

RAMAH TAMAH DENGAN PASTOR DAN UMAT LAIN

PULANG

Skema 7. Pola Aktifitas Petugas Tata tertib dalam Pelayanan Liturgi Sumber : Analisis Pribadi

(22)

2. Pelayanan Pastoral

Pola Aktivitas Pelayanan Pastoral ini merupakan pelaku yang

ada dalam pelayanan pastoral. Untuk tugas dari Dewan Paroki

sendiri dalam kesehariannya dibantu oleh kesekretariatan

paroki.

 Dewan Paroki

 Petugas Kesekretariatan

DATANG RAPAT PULANG

DATANG BEKERJA

ISTIRAHAT

PULANG

Skema 9

Pola Aktifitas Dewan Paroki dalam Pelayanan Pastoral Sumber : Analisis Pribadi

Skema 10. Pola Aktifitas Petugas Kesekretariatan dalam Pelayanan Pastoral Sumber : Analisis Pribadi

(23)

 Umat

3. Kegiatan Pastoran

 Pastor yang bertugas di Paroki / Pastor Tamu

 Juru Masak / Kebersihan / Tenaga Keamanan DATANG PERTEMUAN, KATAKESE,

RAPAT, LATIHAN

PULANG

DOA PRIBADI MCK KEGIATAN

PASTORAL

MEMIMPIN

PELAYANAN LITURGI PULANG

DATANG BEKERJA

ISTIRAHAT

PULANG

Skema 11. Pola Aktifitas Umat dalam Pelayanan Pastoral Sumber : Analisis Pribadi

Skema 12. Pola Aktifitas Pastor yang bertugas di Paroki dalam Kegiatan Pastor Sumber : Analisis Pribadi

BEKERJA

(24)

4. Komunitas Paroki

Terdapat beberapa Komunitas Paroki Mijen yang mendukung

aktifitas Pelayanan terhadap gereja dan umat. Beberapa

Komunitas Paroki ini adalah :

 Pendampingan Iman Anak (PIA PAROKI)

 Pendampingan Iman Remaja (PIR PAROKI)

 Orang Muda Katholik (OMK PAROKI)

 Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP)

 Legio Marie

 Paduan Suara Gereja

 Misdinar Gereja

5. Kegiatan Umum

DATANG PERTEMUAN PULANG

DATANG

BEROBAT, PIJAT REFLEKSI, LATIHAN

GAMELAN, BEROLAHRAGA

PULAN G Skema 14. Pola Aktifitas Komunitas Paroki dalam Kegiatan Komunitas

Paroki Sumber : Analisis Pribadi

(25)

3.1.2 Studi Fasilitas

3.1.2.1 Pendekatan Kebutuhan Ruang

Kebutuhan ruang dibutuhkan berdasarkan analisis pelaku dan

(26)

Jenis Kegiatan

Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang Sifat Ruang

Jenis

Parkir Area parkir Publik outdoor

Mempersiapkan Perayaan Liturgi R. Sakristi Imam Ba

n

Privat indoor

Perayaan Liturgi Panti Imam Semi publik indoor

Ramah Tamah Entrance Publik indoor

Pengakuan Dosa R. Pengakuan Dosa Privat indoor

BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

Diakon

Datang Way in Gapura Publik outdoor

Parkir Area parkir Publik outdoor

Mempersiapkan Perayaan Liturgi R. Sakristi Umum Bangunan Semi publik indoor

(27)

BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik Indoor

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

Prodiakon

Datang Way in Gapura Publik outdoor

Parkir Area parkir Publik outdoor

Mempersiapkan Perayaan Liturgi R. Sakristi Umum

Bangunan

Ge

re

ja

Semi Publik Indoor

Perayaan Liturgi Sedilia Semi Pubilik indoor

Devosi Pribadi

Gua Maria

Publik Outdoor

Indoor

Pengakuan Dosa R. Pengakuan Dosa Privat Indoor

Ramah Tamah Entrance Publik Indoor

BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik Indoor

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

Lektor

Datang Way in Gapura Publik outdoor

Parkir Area parkir Publik outdoor

(28)

Devosi Pribadi

Gua Maria

Publik Outdoor

Indoor

Pengakuan Dosa R. Pengakuan Dosa Privat indoor

Ramah Tamah Entrance Publik indoor

BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

Misdinar

Datang Way in Gapura Publik outdoor

Parkir Area parkir Publik outdoor

Mempersiapkan Perayaan Liturgi R. Sakristi Umum

Bangunan

Ge

re

ja

Semi Publik Indoor

Perayaan Liturgi Sedilia Semi Publik Indoor

Devosi Pribadi

Gua Maria

Publik Outdoor

Indoor

Pengakuan Dosa R. Pengakuan Dosa Privat Indoor

(29)

Paduan Suara

Datang Way in Gapura Publik outdoor

Parkir Area parkir Publik outdoor

Mempersiapkan Perayaan Liturgi Tempat koor Semi Publik Indoor

Bertugas Dalam Perayaan Liturgi Tempat koor

Bangunan

Ge

re

ja

Semi Publik Indoor

Devosi Pribadi

Gua Maria

Publik Outdoor

Indoor

Pengakuan Dosa R. Pengakuan Dosa Privat Indoor

Ramah Tamah Entrance Publik Indoor

BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik Indoor

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

Pemazmur

Datang Way in Gapura Publik outdoor

Parkir Area parkir Publik outdoor

Mempersiapkan Perayaan Liturgi Tempat koor Bangunan

Ge

re

Semi Publik Indoor

Bertugas Dalam Perayaan Liturgi Mimbar Semi Publik Indoor

Devosi Pribadi

Gua Maria

(30)

Pengakuan Dosa R. Pengakuan Dosa Privat Indoor

Ramah Tamah Entrance Publik Indoor

BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik Indoor

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

Koster

Datang Way in Gapura Publik outdoor

Parkir Area parkir Publik outdoor

Membersihkan Gereja Janitor / Gudang

Bangunan

Ge

re

ja

Semi Publik Indoor

Mempersiapkan Pakaian Liturgi

Pastor

R. Sakristi Imam,

R. Sakristi Umum

Privat

Semi Publik

Indoor

Mempersiapkan Alat-Alat Liturgi Panti Imam Semi Publik indoor

Mempersiapkan Sound System

Gereja

R. Sound Kontrol

Privat Indoor

Perayaan Liturgi Panti Umat Publik indoor

(31)

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

Datang Way in Gapura Publik outdoor

Parkir Area parkir Publik outdoor

Mempersiapkan Perayaan Liturgi Panti Umat Publik Indoor

Bertugas Dalam Perayaan Liturgi Panti Umat Publik indoor

Devosi Pribadi

Publik Outdoor

Indoor

Pengakuan Dosa R. Pengakuan Dosa Privat Indoor

Ramah Tamah Entrance Publik indoor

BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

Umat

Datang Way in Gapura Publik outdoor

Drop Off Entrance Bangunan

Ge

re

Publik indoor

Parkir Area parkir Publik outdoor

(32)

Devosi Kepada Bunda Maria

Gua Maria

Publik Outdoor

Indoor

Pengakuan Dosa R. Pengakuan Dosa Privat indoor

Jalan Salib

Rute Jalan Salib

Publik Outdoor

Indoor

Devosi Berupa Adorasi R. Adorasi Publik indoor

Ramah Tamah Entrance Publik indoor

BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor

Pulang Way Out Gapura Publik indoor

Kegia

Parkir Area parkir Publik Indoor

Rapat R. Rapat

Semi Publik Indoor

Kegiatan Pelayanan Pastoral

(Menerima Tamu)

R. Tamu

(33)

Kesekretariatan

Datang Way in Gapura Publik outdoor

Parkir Area parkir Publik outdoor

Bekerja R. sekretariat Area

Pastoral

Privat indoor

Menyimpan Arsip R. arsip Privat Indoor

BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

Umat

Datang Way in Gapura Publik outdoor

Parkir Area parkir Publik outdoor

Pertemuan (Latihan, Rapat,

Katakese)

BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

Kegia

tan

Pastor

Pastor

Doa Pribadi R. Doa Pribadi

Bangunan

MCK Kamar Mandi Privat indoor

(34)

Kegiatan Pastoral R. Kerja Privat indoor

Siesta Kamar Tidur Privat indoor

Menonton Tv R. Rekreasi Privat indoor

Membaca R. Baca Privat indoor

Bermain Musik R. Rekreasi Privat indoor

Olahraga (Badminton, Tennis Meja) Aula Publik indoor

Berkebun Taman Publik outdoor

Menerima Tamu R. Tamu Publik indoor

Tidur Kamar Tidur Privat indoor

Juru Masak

Datang Way in Gapura Publik outdoor

Parkir Area parkir B

(35)

Tenaga

Merawat Menjaga Kebersihan Dan

Kerapian

Janitor / gudang

Semi Publik indoor

BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Privat indoor

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

Tenaga

Keamanan

Datang Way in Gapura Publik outdoor

Parkir Area parkir Privat outdoor

Menjaga Ketertiban Dan Keamanan

Bangunan, Lingkungan

Pos Jaga

Security Area

Semi publik Outdoor

Indoor

BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

Kegia

Datang Way in Gapura Publik outdoor

Drop Off Entrance Area

Pastoral

Publik outdoor

Indoor Katakese (Pertemuan) R. PIA, Aula Publik indoor

(36)

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

PIR Paroki

Datang Way in Gapura Publik outdoor

Parkir Area Parkir Publik outdoor

Indoor Katakese (Pertemuan) R. PIR, Aula Area

Pastoral

Publik indoor

Outdoor Katakese (Permainan) Taman Publik outdoor

BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

OMK Paroki

Datang Way in Gapura Publik outdoor

Parkir Area Parkir Publik outdoor

Indoor Katakese (Pertemuan) R. OMK, Aula Area Pastoral Publik indoor

Outdoor Katakese (Permainan) Taman Publik outdoor

BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

KEP Paroki

(37)

Indoor Katakese (Pertemuan)

R. KEP, Aula

Bangunan

Pastoral

Publik indoor

Outdoor Katakese (Permainan) Taman Publik outdoor

BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

Legio Maria

Datang Way in Gapura Publik outdoor

Parkir Area Parkir Publik outdoor

Devosi Kepada Bunda Maria

Gua Maria

Publik Outdoor

Indoor

BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

Paduan Suara

Paroki

Datang Way in Gapura Publik outdoor

Parkir Area Parkir Publik outdoor

Latihan R. Paduan suara

Aula

Area

Pastoral

(38)

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

Misdinar

Datang Way in Gapura Publik outdoor

Parkir Area Parkir Publik outdoor

Indoor Katakese (Pertemuan) R. Misdinar, Aula Area Pastoral Publik indoor

Outdoor Katekese (Permainan) Taman Publik outdoor

BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

Kegia

tan

U

mu

m

Dokter

Datang Way in Gapura Publik outdoor

Parkir Area Parkir Publik outdoor

Bekerja R. Kerja Poliklinik

Poliklinik

Privat indoor

Memeriksa Pasien R. Praktek Privat indoor

BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

(39)

Membeli Obat R. Farmasi Ptivat indoor

Mengurus Administrasi R. Administrasi Publik indoor

BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

Apoteker

Datang Way in Gapura Publik outdoor

Parkir Area Parkir Publik outdoor

Menjual Obat R. Farmasi Poliklinik Privat indoor

BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

Pemijat

Refleksi

Datang Way in Gapura Publik outdoor

Parkir Area Parkir Publik outdoor

Praktek R. Praktek Pijat Poliklinik Publik indoor

BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

Pasien Pijat

(40)

Pijat R. praktek Pijat Poliklinik Publik indoor

BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

Pengunjung

Umum

Datang Way in Gapura Publik outdoor

Parkir Area Parkir Publik outdoor

Latihan Gamelan R. Gamelan Pendopo Publik indoor

Olahraga (Badminton, Tennis Meja) Aula Area Pastoral Publik indoor

Pijat Refleksi R. Praktek Pijat Poliklinik Publik indoor

Periksa Kesehatan

Poliklinik Area Pastoral Publik indoor

BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor

Pulang Way Out Gapura Publik outdoor

Tabel 17. Kebutuhan Ruang Berdasarkan Analisis Pelaku dan Pola Kegiatan Pelaku

(41)

Jadi, ruang yang dibutuhkan berdasarkan analisis pelaku dan

aktivitas antara lain :

 Bangunan Gereja

1. Panti Imam 7. Janitor

2. R. Sakristi Imam 8. Hall Entrance / exit

3. R. Sakristi Umum 9. Selasar

4. R. Koor 10. R. Kontrol Audio

5. Panti Umat 11. R. Devosi Bunda Maria

6. R. Pengakuan Dosa

 Bangunan Pastoran

1. Kamar Tidur Pastor 7. Dapur

2. Kamar Mandi / WC 8. Janitor

3. R. Doa Pribadi 9. Gudang

4. R. Kerja Pribadi 10. Garasi

5. R. Makan 11. R. Baca

6. R. Rekreasi 12. R. Tamu

13. Pantry

Tabel 18. Kebutuhan Ruang dalam Bangunan Gereja

Sumber diolah dari : PUMR dan Analisis Pribadi

(42)

 Area Pastoral

1 R. Kesekretariatan 11. Aula

2. R. Arsip 12. Toilet / Lavatory

3. R. rapat 13. Hall Entrance

4. R. Tamu 14. R. Gamelan

5. R. PIA Paroki 15. Gua Maria

6. R. PIR Paroki 16. R. Paduan Suara

7. R. OMK Paroki 17. R. Misdinar

8. R. KEP Paroki 18. Janitor

9. Gudang Umum 19. Gudang Peti Mati

 Poliklinik

1. R. Praktek 5. R. Praktek Pijat Refleksi

2. R. Kerja Poliklinik 6. R. tunggu

3. R. Administrasi 7. Toilet / Lavatory

4 R. Farmasi 8. Janitor

 R. Genset

 Kapel Adorasi

Tabel 20. Kebutuhan Ruang dalam Areal Pastoral Sumber : Analisis Pribadi

(43)
(44)

3.1.2.2 Persyaratan Ruang

Berdasarkan kebutuhan Ruang yang telah ditentukan, maka kriteria ruang yang akan direncanakan memiliki

persyaratan sebagai berikut :

No. NAMA RUANG

ASPEK

Akustik Pencahayaan Penghawaan Keamanan

(45)

21. R. Rekreasi

(46)

3.1.2.3 Pendekatan Jumlah Pelaku

Pendekatan jumlah pelaku dalam bangunan Gereja

dibedakan berdasarkan perayaan Misa yang akan diadakan di

Kompleks Gereja Katholik Paroki Mijen ini dan diperhitungkan

pula di 10 tahun mendatang (2026) :

a. Jumlah Umat Wilayah Ngaliyan, wilayah Kedungpane, wilayah

Mijen, dan Wilayah Boja.

Jumlah total umat katholik di wilayah Ngaliyan, wilayah

Kedungpane, Wilayah Mijen dan Wilayah Boja menurut data

sensus umat Katholik data pengurus 4 wilayah adalah 2.714

umat. Sedangkan untuk persentase kenaikan umat per tahun

untuk Wilayah Ngaliyan 5%, wilayah Mijen 10%, wilayah

Kedungpane 8%, dan wilayah Boja 5%. Maka rata rata

persentase kenaikan umat per tahun dari wilayah tersebut 7%.

Sehingga perhitungan jumlah umat untuk 10 tahun mendatang

(2026) adalah :

Jumlah umat 10 tahun mendatang :

Pt = Po (1+r)t

= 2.714 (1 + 7%)10

= 2.714 (1.07)10 = 2.714 x 1,97 = 5.347 umat

Berdasarkan informasi dari Pastor Kepala Paroki Bongsari,

wilayah Boja yang memiliki Gereja, setelah Paroki Mijen ini

terbentuk, wilayah Boja akan dinaikan statusnya menjadi Stasi

(47)

tersebut, stasi Boja ini akan tetap mengadakan Perayaan Ekaristi

sendiri setiap mingguan dan Hari Raya.

Jumlah umat Boja 10 tahun mendatang :

Pt = Po (1+r)t

= 411 (1 + 5%)10

= 411 (1.05)10 = 411 x 1,62 = 666 umat

Sehingga umat yang akan beribadat di Kompleks Gereja Katholik

Paroki Mijen adalah :

Jumlah umat total (10 tahun mendatang) – Jumlah Umat Boja (10 tahun mendatang)

= 5.347 – 666 = 4.681 umat

b. Pendekatan analisis jumlah umat didalam Perayaan Misa

Mingguan

Umat di Paroki Mijen berasal dari beberapa wilayah yang

terdapat didalam Paroki tersebut yaitu terdiri dari Wilayah

Ngaliyan I, wilayah Ngaliyan II, wilayah Kedungpane, Wilayah

Mijen, dan Wilayah Boja.

Sehingga Analisis Perhitungan Jumlah Pelaku terlebih Umat

(48)

Perayaan Ekaristi Mingguan

yang akan dilaksanakan

Presentase Kehadiran Umat Berdasarkan

Preseden Gereja paroki Bongsari

Sabtu Sore 25 %

Minggu Pagi 50 %

Minggu Sore 25 %

Penghitungan Asumsi jumlah pelaku umat yang mengikuti

Perayaan Ekaristi :

c. Pendekatan analisis jumlah umat dalam Perayaan Misa Tahunan

Pendekatan analisis Jumlah umat dalam Perayaan Misa

Tahunan ini merupakan Perayaan Ekaristi tahunan yang rutin

dilakukan oleh umat Katholik yaitu Perayaan Ekaristi Hari Raya

Natal dan Paskah. Sehingga Analisis Jumlah umat dalam

Perayaan Ekaristi Natal dan Paskah adalah :

Perayaan Ekaristi Tahunan

Presantase Kehadiran

Tabel 23. Asumsi Presentase Kehadiran Umat dalam Perayaan Ekaristi Mingguan Sumber : Analisis Pribadi berdasarkan pengamtan pada Gereja Paroki Bongsari

Asumsi Jumlah Umat Mingguan terbanyak = presentase terbanyak x 2303 orang

(49)

Perhitungan Asumsi Jumlah pelaku umat yang mengikuti

perayaan Ekaristi Hari Raya Natal dan Hari Raya Paskah :

d. Kesimpulan Jumlah Umat berhubungan dengan Kapasitas Gereja

Berdasarkan Analisis diatas dapat diambil dengan jumlah umat

terbanyak yaitu :

Perayaan Ekaristi Mingguan 2.340 umat

Perayaan Ekaristi Tahunan 2808 umat

Sehingga umat terbanyak yang akan diambil : 2.808 umat

Perhitungan Kuota Umat dalam gereja berdasarkan umat didalam

satu perayaan misa dan asumsi umat diluar paroki adalah :

Asumsi Umat diluar Paroki Mijen :

5% x 2.808 = 140.

Sehingga Kuota Panti Umat didalam bangunan Gereja Katholik

paroki Mijen ini adalah :

Kuota Panti Umat

MALAM PASKAH dan MALAM NATAL

Asumsi Jumlah Umat = Jumlah Umat x 60%

= 4.681 x 60% = 2.808 orang

PASKAH MALAM dan PASKAH PAGI

Asumsi Jumlah Umat = Jumlah Umat x 40%

(50)

= Asumsi umat paroki Mijen 1 kali Misa + Asumsi umat diluar

Paroki

= 2.808 + 140

= 2.948 2.950 UMAT

3.1.3 Studi Ruang Khusus

3.1.3.1 Bangunan Gereja Katholik

Gereja sebagai tempat berkumpulnya umat dan gereja

sebagai menjadi untuk tempat berkegiatan Liturgis, menjadikan

gereja sebagai saran untuk mengembangkan keimanan umat

dengan kegiatan ibadah untuk mengungkapkan bakt kepada

Tuhan. Didalam Konsili Vatikan II merumuskan bahwa

membangun gedung gereja harus dipertimbangkan dengan baik

supaya cocok untuk perayaan liturgis dan umat dapat

berpartisipasi dengan baik.

Prinsip ruang pada bangunan Gereja Katholik tidak hanya

ruang yang diperhatikan, tetapi meliputi perabot yang berada

didalamnya. Prinsip ruang dan perabot dalam gereja Katolik

ditentukan oleh kongregasi dalam Institutio Generalis Missalis

Romawi pada abad V tahun 1969, prinsip tersebut yaitu :

1. Panti Imam

Merupakan tempat imam memimpin perayaan liturgi, yaitu

liturgi sabda dan liturgi Ekaristi. Didalam Panti Imam terdapat

(51)

Gambar 15. Layout Panti Imam Sumber : Analisis Pribadi berdasarkan Survey

(a) (b)

(c)

(52)

2. Panti Umat

Panti Umat adalah tempat beribadah umat, karena itu pada

daerah Panti Umat disediakan banyak fasilitas tempat duduk,

yang dilengkapi tempat umat untuk berlutut, supaya umat

dapat mengikuti tata cara liturgi ibadah yang ditetapkan. Panti

Umat juga disediakan pula fasilitas tempat duduk untuk lansia

dan difabel atau disabilitas.

Gambar 17. Dimensi Bangku Gereja Sumber : Neufert

(53)

3. Tempat Koor

Tempat khusus bagi petugas yang membawakan lagu lagu

selama perayaan liturgi. Tempat koor yang direncakan

menjadi satu dengan panti umat dengan maksud lebih

menggiatkan umat dalam bernyanyi.

4. Kamar Pengakuan

Kamar pengakuan merupakan ruang untuk menerimakan

Gambar 19. Layout Panti Umat Sumber : Analisis Pribadi

(54)

5. Ruang Devosi Bunda Maria

Tempat didalam bangunan Gereja yang berguna bagi umat

katholik untuk berdoa secara pribadi maupun kelompok

kepada Bunda Maria.

6. Sakristi

Merupakan tempat persiapan bagi petugas perayaan liturgi

Gambar 21. Layout Kamar Pengakuan Dosa Sumber : Analisis berdasarkan Survey

(55)

seperti misdinar pembaca lektor prodiakon dan diakon

sebaiknya terpisah dengan ruang sakristi Pastor.

Gambar 23. Layout Sakristi Umum Sumber : Analisis Pribadi berdasarkan Survey

(56)

3.1.4 Studi Besaran Bangunan dan Lahan Parkir

3.1.4.1 Studi Luas Bangunan

Besaran dan kapasitas ruang yang dibutuhkan pada proyek “Kompleks Gereja Katholik Paroki Mijen” ini

berdasarkan standar dan analisis sebagai berikut :

NAD : Neufert Architect Data

TSS : Time Saver Standard, Joseph D. Ciara

MH : Metric Handbook Planning and Design Data

AH : Architect Handbook

AS : Asumsi berdasarkan studi analisis.

SRK : Studi ruang khusus.

Sirkulasi pada perhitungan luas bangunan ditentukan berdasarkan pehitungan sirkulasi menurut Time

Saver Standard oleh Joseph D. Ciara, sebagai berikut :

 5% - 10 % : sirkulasi Minimum

 20% : kebutuhan akan keleluasaan sirkulasi

(57)

 50% : sirkulasi sesuai dengan spesifik kegiatan

 70% - 100% : sirkulasi dengan banyak kegiatan

Bangunan Gereja

Nama Ruang Jumlah

Ruang

Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi Luas

Ruang

Panti Imam 1 SRK Study Layout Ruang 70% 225 m2

Ruang Sakristi Imam

(58)

Ruang Sakristi

Umum

1 SRK 70% 190 m2

Ruang Koor 1 SRK Study Layout Ruang 94% 201,76 m2

Panti Umat 1 SRK 2.950 Bangku umat per 6 orang

@2,4 m2 (491) : 1.178 m2

Study Layout Ruang

(59)

Ruang Pengakuan

Dosa

4 SRK 2 Kursi pengakuan dosa @0,3 m2 (2) : 0,6 m2

Tempat berlutut 1,5 m2 Sekat pembatas 5,5 m2

Study Layout Ruang

80% @13,7 m2 54,8 m2

Janitor 1 AS 2 Lemari @0,6(2) : 1,2m2 100% 3,6 m2

Hall Entrance / Exit

1 TSS 1695 0,09m2 / orang 50% 274,7 m2

Selasar 1 TSS 1695 0,09m2 / orang 50% 274,7 m2

Ruang Kontrol

Audio

1 AS 2 Meja kerja 6 m2

Kursi @0,2 m2 (2) 0,4 m2

100% 19,2 m2

Ruang Devosi Bunda Maria

1 SRK 28 Tempat dekorasi @0,8m2 (2) 1,6 m2

Patung Bunda Maria 0,7m2 Tempat lilin 0,6 m2

(60)

(Total luas area Gedung Gereja + sirkulasi antar ruang 10%) 3.732,24 m2 + 373,22 m2 = 4.105,46 m2 BANGUNAN PASTORAN

Nama Ruang Jumlah Ruang Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi Luas Ruang

Kamar Tidur Pastor

(dengan kamar mandi dalam)

6 AS 1 Tempat tidur (1) : 3 m2

Lemari pakaian: 0,9 m2 Rak buku (1) : 0,9 m2

meja kecil (2) @0.2 m2: 0,4 m2

100% @20,6 m2

123,6 m2

(61)

Wastafel 0,6 m2: 0,6 m2 11,4 m2

(62)

Bak cuci piring 0,9m2 Microwave 0,08m2 Meja bulat 1,2 m2

Kursi @0,3 m2 (5) : 1,5 m2 Lemari pendingin (2) : 0,5 m2 Rak dispenser 0,3 m2

Ruang cuci jemur 1 NAD - - - 35 m2

(Total luas gedung Pastoran + sirkulasi antar ruang 10%) 395,7 m2 + 39,57 m2 = 435, 27 m2

AREA PASTORAL

Nama Ruang Jumlah

Ruang

Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi Luas Ruang

Ruang Kesekretariatan

1 NAD 3 Meja Kerja (3) @0,98 m2 : 2,94 m2

Meja Komputer (3) @0,35 m2 : 1,05 m2 Kursi (3) @0,25 m2 : 0,75 m2

Lemari (3) @0,6 m2 : 1,8 m2

100% 13 m2

R. Arsip 1 AS 3 Lemari @0,6 m2 (8) : 4,8 m2 100% 9,6 m2

R.rapat 1 NAD 1 Meja @0,742 m2 (10) : 7,42 m2

Kursi @0,504 m2 (20) : 10,08 m2

100% 34,8 m2

(63)

Meja Komputer 0,35 m2

(dissabilities)

(64)

Gudang Peti Mati 1 AS 1 1,2 m2 x 10 : 12 m2 60% 19,2 m2

Kapel Adorasi 1 SRK 50 Tempat dekorasi @0,8m2 (2) 1,6 m2

Tempat Sakramen Mahakudus 0,7m2 Tempat lilin 0,6 m2

Umat duduk bersila @0,7m2 (50) 35 m2

80 % 68,22

(Total luas area pastoral + sirkulasi antar ruang 10%) 1.434,4 m2 + 143,44 m2 = 1.577, 84 m2

(65)

UNIT FASILITAS PENUNJANG

Nama Ruang Jumlah Ruang Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi Luas Ruang

Poliklinik 1 AS 1 R.praktek : 3m x 4 m : 12m2

R.kerja Poliklinik : 2m x 2m : 4m2

R.administrasi : 3m2

R. Farmasi : 3m x 4m : 12 m2 R.praktek pijat refleksi : 3m x 4m : 12m2

R. tunggu : 10 @0,5m2 : 5m2 Toilet : 2m x 1,5m : 3 m2 Janitor: 2m x 1m : 2m2

100% 106 m2

Ruang Genset 1 AS 3 Genset 29 ,3 m2 100% 58,6 m2

(Total luas area fasilitas umum + sirkulasi antar ruang 10%) 164,6 m2 + 16,46 m2 = 181,06 m2

(66)

Luas Bangunan (LB) = ( Luas bangunan Gereja + bangunan Pastoran + Area Pastoral + Area Fasilitas Umum) + Sirkulasi 30%

LB = 6.299,63 m2 + 1.889,9 m2

LB = 8.189,53 m2

3.1.4.2 Studi Luas Lahan Parkir

Pengunjung

Jumlah pengunjung : 2950 orang

Mobil (40%) : 1180 orang  ( 5 orang) 236 mobil

Motor (50%) : 1475 orang  (2 orang) 737 motor

Kendaraan umum (10%) : 295 orang

Total Kebutuhan Parkir Kendaraan

Mobil (NAD) (236 x 10 m2) : 2360 m2

Motor (NAD) (737 x 2.2 m2) : 1621,4 m2  Total Luas Lahan Parkir

(67)

3.1.5 Studi Citra Arsitektural

Pencitraan arsitektural pada bangunan ini harus dapat menunjukkan

fungsi dan kegunaannya sebagai tempat ibadat yang mendukung

lokalitas kecamatan Mijen, Semarang. Pencitraan secara arsitektural

dapat dilihat dari citra fungsi utama maupun citra wujud fisik visual

tersebut. Citra fungsi utama pada bangunan ini adalah memberikan

pelayanan pastoral bagi umat di wilayah ngaliya, wilayah kedungpane,

wilayah Mijen dan wilayah Boja. Sedangkan citra wujud fisik bangunan

harus menunjukkan fungsi kompleks Gereja Katholik Paroki yang

mendasarkan pada citra kelokalitasan setempat, maka diharapkan

tercipta arsitektur yang sesuai dengan tujuan utama proyek ini.

Beberapa contoh studi yang dapat dipertimbangkan sebagai dasar

penetapan citra arsitektural pada Kompleks Gereja Katholik Paroki Mijen

ini antara lain :

 Pencahayaan yang sesuai.

 Tatanan ruang dalam bangunan gereja hubungan ruang yang sesuai

dengan Konsili Vatikan II dan Pedoman Umum Misale Romawi.

 Suasana interior yang ingin diciptakan.

 Sirkulasi yang cukup.

 Bukaan dan penghawaan yang memenuhi kebutuhan.

 Siasat akustik yang tepat.

Landscaping pada area terbuka.

Style / langgam bangunan yang ingin disampaikan.

(68)

Dengan memperhatikan hal mendasar tersebut, bangunan dapat

menunjukkan citra yang ingin disampaikan oleh arsitek.

3.2 Analisis Pendekatan Sistem Bangunan

3.2.1 Studi Sistem Struktur dan Enclosure

3.2.1.1 Studi Sistem Struktur

Sistem struktur yang digunakan pada Kompleks Gereja

Katholik Paroki Mijen ini dibagi menjadi dua jenis yakni :

a. Sub Structure (Struktur Bawah)

Struktur ini digunakan untuk menahan seluruh beban

struktur yang berada di atasnya. Struktur bawah ini menyalurkan

beban struktur menuju ke tanah secara vertikal maupun

horisontal. Contoh : pondasi, retaining wall.

b. Upper Structure (Struktur Atas)

Struktur ini digunakan untuk menahan beban struktur

penutup atap dan beban lateral pada rangka secara mandiri.

Pada Kompleks Gereja Katholik Paroki Mijen ini pada bangunan

Gedung Gereja memakai bentang lebar karena adanya tuntutan

fungsi ruang. Terdapat beberapa alternatif jenis struktur bentang

lebar, pemilihan sistem struktur atap pada bangunan gereja

memiliki kriteria pada tampilan dan bentukan setiap struktur dan

menyesuaikan dengan tema desain yang akan diterapkan.

Sedangkan pada bangunan pastoran, areal pastoral dan fasilitas

umum menggunakan sistem struktur atap rangka biasa

(69)

 Pertimbangan aspek ability, durability, safety, strength, stability.

 Sistem struktur yang digunakan berjenis low risebuilding.

 Memperhatikan kondisi lingkungan seperti zigma tanah,

pergerakan tanah, dan jenis tanah.

 Struktur yang memperhitungkan bencana tak terduga seperti

gempa bumi, maupun kebakaran.

Kelebihan Kekurangan

Pondasi Bored Pile

Pondasi Bored Pile memiliki sistem

kerja menerima beban vertikal yaitu

dengan mengebor tanah berdiameter

sesuai dengan hasil perhitungan

struktur, setelah itu di masukkan

tulangan yang kemudian di cor beton.

Pondasi ini tergolong pondasi dalam

dan dapat digunakan pada bangunan

medium rise building dan high rise

building.

 Memiliki karakteristik

pondasi dalam dan

dapat mencapai tanah

keras yang dalam.

 Memiliki volume beton

yang sedikit

 Relative lebih murah

dibanding pondasi

dalam yang lain

 Memerlukan peraltan

bor

 Pemasangannya

relatif agak susah

 Memerlukan ketelitian

yang tinggi sehingga

dapat menimbulkan

pondasi keropos jika

unsur semen larut

oleh tanah. Gambar 25. Pondasi Bored Pile

(70)

S

Pondasi Batu Kali

Pondasi batu kali merupakan

pondasi yang sering digunakan

untuk bangunan rumah tinggal

dan diperuntukkan untuk

bangunan low rise building.

Pondasi ini merupakan jenis

pondasi dangkal. Memiliki

material utama batu kali, padatan

dan aanstamping.

 Pelaksanaan

pembuatan pondasi

mudah

 Memiliki waktu

pengerjaan yang

lebih cepat

 Biaya lebih murah

jika menggunaka

material batu kali

 Material lebih Mudah

didapat jika proyek

berada di daerah

pulau Jawa

 Pondasi tidak di

anjurkan untuk

rumah bertingkat 2

atau lebih.

 Hanya dapat

diterapkan pada

lahan dengan kontur

landai

Pondasi footplate

Merupakan jenis pondasi yang

 Memiliki biaya yang

bertingkat lebih aman

 Lebih lama

pekerjaannya karena

harus

mempersiapkan

bekisting atau

cetakan untuk

pondasi ini.

 Diperlukan

pengerjaan yang Gambar 26. Pondasi Batu Kali

Sumber diunduh dari : google.com (September 2016)

Gambar 27. Pondasi Footplate

(71)

lantai, dan menggunakan

konstruksi beton bertulang

menggunakan

pondasi footplat.

menunggu beton

kering sesuai dengan

umur beton

 Diperlukan

pemahaman lebih

terhadap ilmu

struktur. Tidak semua

tukang dapat

mengerjakan struktur

pondasi ini.

Merupakan jenis perkuatan

struktur ruang yang material

utamanya secara umum

merupakan beton cor bertulang,

berfungsi sebagai pertahanan

gaya lateral, struktur rangka ini

 Kekuatan struktur dapat

diolah dengan merubah

kualitas beton cor dan

dimensi tulangan besi

 Aman terhadap api.

 Mudah dikerjakan, dan

banyak pekerja yang

sudah paham.

Maintenence sangat

ekonomis

dimensi struktur

rangka. Gambar 28. Struktur Rangka pada Bangunan

(72)

lantai. Dimensi kolom dan balok

pada level lantai semakin kecil

menuju ke atas (pembagian

gaya)

Rangka Baja Konvensional

Rangka baja Ringan merupakan

konstruksi atap yang banyak

dipergunakan pada bangunan

berbentang lebar. Baja

konvensional ini biasanya

menggunakan profil yang cukup

tebal. Profil yang tersedia yaitu

profil C, profil I, profil H dan profil

siku, dan berbentuk lain (persegi

dan pipa).

 Memiliki waktu

pengerjaan yang

sangat cepat.

mahal daripada

struktur bentang

lebar yang lain.

Struktur Space Frame

Struktur Space Frame

 Memiliki beban yang

ringan .

 Memiliki bentuk yang

fleksibel sehingga

memudahkan untuk

maintenence Gambar 29. Rangka Baja Konvensional

Sumber diunduh dari : google.com (September 2016)

Gambar 30. Struktur Space Frame

(73)

struktur atap yang memiliki

material yaitu pipa, konektor dan

mero atau ball joint. Struktur ini

biasa dipakai pada bentuk

bentuk atap yang memeliki

lengkung yang cukup rumit

Struktur Folded Plate

Struktur Folded Plate merupakan

salah satu jenis struktur

perkuatan atap yang memiliki

material utama adalah beton

bertulang. Penyaluran gaya

terjadi secara langsung menuju

pada bidang lipatannya.

Sehingga diperlukan kolom

sebagai pendukung struktur

 Dapat mengurangi

biaya konstruksi karena

folded plate berfungsi

sebagai pengaku

struktur sehingga

mengurangi rangka

pada dalam dan luar

bangunan

 Memiliki daya tahan

baik terhadap api dan

korosi, karena terbuat

dari beton.

 Dapat di eksplorasi dan

ekspose karena

struktur ini dapat pula

merangkap sebagai,

atap, dan dinding

 Memerlukan

banyak material

daripada struktur

atap biasa, karena

menggunakan

lipatan lipatan

 Mudah terjadi

kerusakan bagian

lipatan karena

terkena air hujan Gambar 31. Struktur Folded Plate

Sumber : Kumpulan Bahan Kuliah PTSB VI FAD Unika Soegijapranata

(74)

3.2.1.2 Studi Sistem Enclosure

Sistem Enclosure pada Kompleks Gereja Katholik Paroki

Mijen menggunakan pelingkup yang mendukung dengan citra

arsitektural yang mendukung dengan tema desain yang akan

diangkat yaitu lokalitas yang menyatu dengan alam yakni seperti

dinding batu alam, batu bata ekspose dan beton ekspose

sehingga senada dengan tema desain yang akan diterapkan.

3.2.2 Studi Sistem Utilitas

3.2.3.1 Perancangan Penangkal Petir pada bangunan

Indonesia terletaak disekitar garis lintang, hal ini

berpengaruh dengan 2 musim yang dijumpai di Indonesia, yakni

musim kemarau dan hujan, setiap hujan badai pasti terjadi petir

dan guntur. Menurut buku Neufert Architect Data halaman 125

hujan petir dan guntur yang terjadi di Indonesia kurang lebih 60

petir bumi dan 200-250 petir awan. Hal ini berpengaruh pula

terhadap bangunan.

Kerusakan gedung yang terjadi karena petir terjadi karena

berkembangya panas petir didalam bumi. Terdapat 2 jenis

penangkal petir yang dapat diterapkan dalam bangunan yaitu

penangkal petir konvensional dan penangkal petir elektrostatis.

(75)

PENANGKAL PETIR

KONVENSIONAL

PENANGKAL PETIR

ELEKTROSTATIS

 Diperlukan banyak kabel

 Daerah perlindungan terbatas,

hanaya sebatas air terminal

pada bangunan

 Memerlukan banyak arde.

 Membutuhkan banyak air

terminal dalam atap

 Memiliki kecenderungan

mengganggu estetika

bangunan

 Ujung terminal berbentuk

runcing dalam jumlah banyak

berbahaya bagi petugas

maintenence

 Tidak banyak membutuhkan

komponen maupun kabel

 Area perlindungan luas yaitu 50

- 150 m

interferensi perangkat

komunikasi

 Aman bagi petugas

maintenence pada bangunan.

3.2.3.2 Fire Fighting System

Berdasarkan penggunaannya, penanggulangan terhadap

bahaya kebakaran dibedakan menjadi dua yakni :

a. Penanggulangan pasif

(76)

Pada sistem penanggulangan bahaya kebakaran pasif,

bangunan merespon secara pasif dengan penggunaan

material dan struktur tahan api. Selain itu juga terdapat

beberapa teknik pemadaman yang bekerja secara pasif.

Beberapa contoh penanggulangan pasif diantaranya :

 Tangga Darurat

Digunakan sebagai tangga sirkulasi biasa maupun

tangga untuk mengevakuasi diri dari bahaya kebakaran.

Material dinding biasanya merupakan core bangunan maupun

terbuat dari batu bata sehingga memiliki resistensi tinggi

terhadap api.

 Pintu Darurat

Pintu darurat berbeda dengan pintu sirkulasi pengunjung,

pintu ini ditempatkan pada area publik yang memiliki

keramaian pada kegiatannya seperti ruang teater. Pintu

darurat memiliki fungsi untuk membuka sirkulasi keramaian

dari dalam bangunan menuju ke luar bangunan. Sehingga

pada kasus ini, pintu darurat harus berujung pada area luar

bangunan.

Smoke detector dan Sprinkler

Smoke detector berfungsi untuk mendeteksi keberadaan

asap yang ada di dalam ruangan. Sedangkan sprinkler

(77)

saling bekerja sama. Ketika alat ini mulai mendeteksi asap,

secara otomatis akan mengirimkan perintah kepada sprinkler

untuk menyalakan pemindaian pemadaman kebakaran. Selain

itu alat ini juga dapat dimodifikasi dengan perangkat alarm

untuk memberikan notifikasi kepada pengguna bangunan.

b. Penanggulangan aktif

Sistem penganggulangan aktif berarti sistem yang

membutuhkan pengguna bangunan dalam perannya

memadamkan kebakaran yang terjadi. Alat pemadam

kebakaran dengan sistem ini biasanya dipersiapkan di dalam

maupun di sekitar bangunan. Beberapa contoh alat pemadam

kebakaran tersebut antara lain :

 APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

Merupakan alat pemadam kebakaran yang berisi gas

NO2 / Nitrogen sebagai gas yang anti terhadap api. APAR

memiliki bentuk tabung vakum dengan warna merah dan

biasanya diletakkan di dekat ruangan servis dan ruangan yang

berpotensi terjadi kebakaran.

Hydrant

Hydrant padabangunan publik dibedakan menjadi 2 jenis

berdasarkan zona peletakannya yakni :

- Hydrant bangunan

Hydrant bangunan biasa diletakkan di dalam

(78)

yakni 30 meter. Peletakan hydrant ini sebaiknya diletakkan

pada jarak 30 meter antara satu dengan yang lain untuk

menghemat pengadaan hydrant.

- Hydrant pekarangan

Pada umumnya, hydrant pekarangan terletak pada

pekarangan bangunan untuk mengantisipasi adanya

tanaman yang terbakar.

3.3 Analisis Konteks Lingkungan

3.3.1 Analisis Pemilihan Lokasi

Berdasarkan Lokasi yang akan digunakan untuk perencanaan

kompleks Gereja Paroki ini berada di kota Semarang, Jawa Tengah. Di

ambil lokasi di kecamatan Mijen karena lokasi berada di kawasan umat 4

wilayah yang mencakup wilayah Ngaliyan, wilayah Mijen, wilayah

Kedungpane dan wilayah Boja.

Batas Administratif kota Semarang sebelah Utara dibatasi oleh Laut

Jawa dengan panjang garis pantai mencapai 13,6 Km, sebelah Selatan

dengan Kabupaten Semarang, Sebelah Timur dengan Kabupaten

Demak, Sebelah Barat dengan Kabupaten Kendal.

Kota Semarang memiliki posisi Geostrategis karena berada pada Alarm

Kebakaran Smoke Sprinkler

Detector

Petugas pemadam kebakaran, APAR, Hydrant

(79)

terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah, dan daerah pantai, dengan

kemiringan dan tonjolan.

Kota Semarang memiliki sepuluh Bagian Wilayah Kota (BWK)

dengan kecamatan Mijen masuk ke dalam Bagian Wilayah Kota IX kota

Semarang.

Secara Adminitrasi Kecamatan Mijen terdiri dari 14 Kelurahan yaitu

: Kedungpane, Jatibarang, Pesantren, Cangkiran, Tambangan, Mijen,

Ngadirjo,Jatisari, Polaman, Wolopo, Purwosari, Bubakan, Wonoplumbon,

dan Karangmalang. Merupakan kecamatan terluas di kota Semarang dan

terletak pada Ketinggian 253,00 mdpl sehingga penggunaan lahan yang

terdapat di kecamatan Mijen bercirikan pedesaan yang tersebar di seluruh

wilayah, sedangkan yang bercirikan perkotaan berada di wilayah pusat

aktifitas yaitu kelurahan wonolopo, Mijen dan Cangkiran yang

menunjukkan perkembangan kawasan terbangun yang signifikan.

Kecamatan Mijen merupakan salah satu Kecamatan dari 16

kecamatan yang berada di Kota Semarang. Kota Semarang memiliki luas

wilayah 373,70 Km² dengan kecamatan Mijen merupakan salah satu

wilayah terluas dengan luas wilayah 57,55 Km² dan Kecamatan

Gunungpati dengan luas wilayah 54,11 Km². Kota Semarang terletak

dalam posisi astronomis diantara garis 6º50’ - 7º10’ LS dan garis 109º35’ - 110º50’ BT.

Batas-batas Kabupaten Kecamatan Mijen :

 Sebelah Timur : Kecamatan Gunungpati

(80)

 Sebelah utara : Kecamatan Ngalian

Iklim di daerah Kecamatan Mijen, Semarang :

 Kondisi iklim kecamatan Mijen secara klimatologi seperti kondisi

umum di Indonesia yaitu mempunyai iklim tropik basah.

 Pada bulan September – Mei 21,1ºC – 24,6 ºC

 Kelembapan udara relatif minimum 61% pada bulan September

 Kelembapan udara relatif maksimum 83% pada bulan Januari

 Curah hujan rata-rata 9.891 mm

Kecamatan Mijen (BWK IX)

Potensi Kecamatan Mijen :

 Banyak terdapat pertanian dan perkebunan (area hijau).

 Memiliki aksesibilitas yang mudah dan memadai sebagai

wilayah suburban berupa jalan arteri primer dan arteri

sekunder.

Keterangan :

1. Kelurahan Cangkiran

2. Kelurahan Bubakan

3. Kelurahan Karangmalang

4. Kelurahan Polaman

5. Kelurahan Purwosari

6. Kelurahan Tambangan

7. Kelurahan Wonolopo

8. Kelurahan Mijen

9. Kelurahan Jatibarang

(81)

 Merupakan daerah lereng I (kemiringan 0%-2%),

mempermudah aksesibilitas urban seperti sepeda dan pejalan

kaki.

Kendala Kecamatan Mijen :

 Sangat jauh dari pusat kota yang memiliki fasilitas utama untuk

perdagangan dan jasa, sehingga tidak strategis.

 Infrastruktur dan jaringan utilitas yang memadai masih belum

merata.

Kelurahan Wonolopo

 Memiliki luas 403,815 ha

 Jumlah penduduk ± 6.407 dengan kepadatan ± 16

jiwa/ha

 Luas fungsi wisata/rekreasi 1,025 ha

 Jumlah permukiman penduduk : 1.473

 Jumlah sekolah dasar (SD) : 3

 Jumlah transportasi :

- Motor : 811

- Mobil : 64

- Taxi : 0

- Bus : 3

- Angkot : 0

Kelurahan Mijen

 Memiliki luas 804,708 ha

(82)

 Jumlah permukiman penduduk : 1.025

 Jumlah sekolah dasar (SD) : 0

 Jumlah transportasi :

- Motor : 753

- Mobil : 125

- Taxi : 0

- Bus : 0

- Angkot : 0

Kelurahan Jatibarang

 Memiliki luas 226,787 ha

 Jumlah penduduk ± 4.888 dengan kepadatan ± 22

jiwa/ha

 Luas fungsi wisata/rekreasi 0,75 ha

 Jumlah permukiman penduduk : 719

 Jumlah sekolah dasar (SD) : 3

 Jumlah transportasi :

- Motor : 420

- Mobil : 28

- Taxi : 0

- Bus : 0

(83)

3.3.2 Analisis Pemilihan Tapak

3.3.2.1 Studi Luas Tapak

Menurut Peraturan Daerah Kota Semarang 14 Tahun 2011

Tentang Rencana tata ruang wilayah Kota Semarang BWK IX

tahun 2011-2031 :

a. Bangunan Fasilitas Umum Peribadatan Koefisien Dasar

Bangunan (KDB) 40%

b. Koefisien Lantai Bangunan untuk Fasilitas Peribadatan

maksimal 2 lantai dan KLB 0,8

Garis Sempadan Bangunan dan Pagar terhadap Jalan, untuk

Fasilitas Umum yaitu Peribadatan adalah :

 Ruas Jalan Arteri Primer, GSB yang ditetapkan adalah 32 meter

 Ruas Jalan Arteri Sekunder, GSB yang ditetapkan adalah 29

meter

 Ruas Jalan Kolektor Primer, GSB yang ditetapkan adalah 26

meter

 Ruas Jalan Kolektor Sekunder, GSB yang ditetapkan adalah 23

meter

 Ruas Jalan Lokal Sekunder, GSB yang ditetapkan adalah 17

(84)

Perhitungan Luas Lahan dan Bangunan

Program Besaran Luas Bangunan Total Luasan

KDB 40 %

= Luas Total Bangunan : Luas Lantai Dasar

2 lantai

(85)

3.3.2.2 Alternatif Tapak

Pemilihani tapak ditinjau dari kelayakan beberapa faktor yaitu :

 Tapak berada di tengah – tengah 4 wilayah umat Kompleks

Gereja Katholik Paroki Mijen

 Tapak berada pada bagian yang merupakan subkota yaitu

dapat didirikan fasilitas peribadatan

 Tapak mudah dijangkau secara aksesbilitasnya yang

dilewati kendaraan umum (bus, angkutan umum).

 Tapak Kompleks Bangunan Gereja Katholik Paroki Mijen ini

diijinkan oleh warga sekitar untuk pembangunan sebuah

gedung gereja Katholik

GEREJA

PERMUKIMAN LAMA PERMUKIMAN BARU

(86)

 Alternatif Tapak A

Lokasi : Jl. Langensari, Kelurahan Wonolopo

Gambar 32. Peta Udara tapak A

Sumber diunduh dari : Google earth (Agustus 2016)

Gambar

Tabel 9. Pelaku Misa Natal Malam (24 Desember)
Tabel 13. Pelaku Misa Kamis Putih
Tabel 14. Pelaku Misa Sabtu Paskah
Tabel 15. Pelaku Misa Minggu Paskah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tahun 2014 Kabupaten Bengkulu Utara sebagai kota pariwisata berbasis.. budaya dengan keragaman atraksi dan daya

Salah satu metode pengendalian kinerja proyek yang lebih progresif untuk digunakan adalah metode Earned Value Analysis (EVA) , yang dapat memberikan informasi mengenai

Dari hasil pengolahan data, diperoleh ragam konsep diri. Ragam konsep diri yang muncul seperti, diri yang besar dan kuat, sehat atau sakit, rapi dan tampan terkait dalam aspek

Karena berkat rahmat dan hidayat-Nya, sehingga saya dapat melaksanakan skripsi sampai proses penyusunan skripsi ini dengan baik, Laporan ini saya persembahkan

upah/uang saku harian telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah kumulatif yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan belum melebihi

Data spasial merupakan data yang memuat tentang lokasi suatu objek dalam peta berdasarkan posisi geografis objek tersebut dalam bumi dengan menggunakan sistem koordinat..

Kajian aspek teknis dibatasi pada pengangkutan sampah dari Tempat Penampungan Sementara (TPS) ke Tempat Pemrosean Akhir (TPA) Aertembaga yang berlokasi di

Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta