• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SMP NEGERI 1 SAMPANG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SMP NEGERI 1 SAMPANG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER - repository perpustakaan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organism atau pribadi (Djamarah, 2006:10-11). Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004:128), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Menurut Slameto (2003 : 2 ) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2001:22). Sedangkan menurut Uno, (2008:174), hasil belajar merupakan pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan tertentu.

(2)

diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian (Sudjana , 2001:3).

Dari beberapa pengertian di atas, maka hasil belajar merupakan suatu hasil atau bukti dari usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku diri siswa secara keseluruhan dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap setelah melakukan proses pembelajaran..

Ahmadi dan Supriyono (2004-138) menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar menurut Slameto (2003:54-72) yaitu:

a. Faktor intern

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor ini meliputi:

1). Faktor jasmani a). Faktor kesehatan

(3)

b). Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar

2). Faktor psikologis

Tujuh faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis adalah: a). Intelegensi

b). Perhatian c). Minat d). Bakat e). Motif f). Kematangan g) Kesiapan 3). Faktor kelelahan. b. Faktor ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang dapat mempengaruhi proses dan prestasi belajar yang datangnya dari luar siswa. Faktor ini meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

1). Faktor keluarga

a). Cara orang tua mendidik b). Relasi antar anggota keluarga c). Suasana rumah

(4)

e). Pengertian orang tua f). Latar belakang kebudayaan 2). Faktor sekolah

a). Metode belajar b). Kurikulum

c). Relasi guru dengan siswa d). Relasi siswa dengan siswa e). Disiplin sekolah

f). Alat pelajaran 3). Faktor masyarakat

a). Kegiatan siswa dalam masyarakat b). Mass media

c). Teman bergaul

d). Bentuk kehidupan masyarakat

B. Mata Pelajaran IPS

(5)

sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial (BSNP: 2006).

a. Karakteristik Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial

Setiap mata pelajaran memberikan karakteristik yang membedakan dari mata pelajaran lainnya. Demikian juga dengan mata pelajaran Pengetahuan Sosial untuk SMP. Beberapa karakteristik mata pelajaran Pengetahuan Sosial antara lain: 1) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi,

sejarah, ekonomi, hokum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang pendidikan dan agama.

2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.

3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipiliner. Interdisipliner maksudnya melibatkan disiplin ilmu ekonomi, geografi, dan sejarah. Multidisipliner artinya materi kajian itu mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat

(6)

5) Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.

b. Tujuan IPS

Tujuan utama ilmu pengetahuan sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat. 2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode

yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

3) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.

(7)

5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.

c. Fungsi IPS

Fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi yang terdapat dalam pengetahuan sosial berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan peserta didik agar dapat direfleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia.

Ilmu pengetahuan sosial membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat di mana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha membantu siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikan siswa semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakat ( Kosasih, 1994 dalam Solihatin dan Raharjo 2007:15).

(8)

C. Cooperative Learning

Cooperative Learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau

perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari semua anggota kelompok itu sendiri (Solihatin dan Raharjo 2007:4).

Model cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran cooperative learning dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif ( Lie, 2002: 29).

Dari beberapa pengertian di atas maka pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah.

(9)

a. Langkah pertama adalah merancang rencana program pembelajaran. Pada langkah ini guru harus mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

b. Langkah kedua, dalam aplikasi pembelajaran di kelas, guru harus merancang lembar observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi kegiatan siswa dalam belajar secara bersama dalam kelompok-kelompok kecil.

c. Langkah ketiga, dalam melakukan observasi terhadap kegiatan siswa, guru harus mengarahkan dan membimbing siswa, baik secara individual maupun kelompok, baik dalam memahami materi maupun mengenai sikap dari perilaku siswa selama kegiatan belajar berlangsung.

d. Langkah keempat, guru memberikan kesempatan kepada siswa dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya.

D. Numbered Head Together (NHT)

Menurut Lie (2002:59) teknik belajar megajar Numbered Head Together dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Teknik ini memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Teknik ini biasa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

(10)

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa serta semangat kerja siswa (Lie, 2002:60).

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik(Herdian, 2009).

Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap

siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa (Kirnawati, 2007).

Langkah-langkah pembelajaran Numbered Head Together:

a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor

b. Guru membagi tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

c. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.

d. Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.

Kelebihan model pembelajaran NHT: 1). Setiap siswa menjadi siap semua.

2). Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.

(11)

Kelemahan model pembelajaran NHT:

1). Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru. 2). Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

E. Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Arikunto dan Suhardjono (2008:2-3) penelitian tindakan kelas ini ada tiga pengertian yang dapat diterangkan, dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut,yaitu:

1). Penelitian – menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2). Tindakan –menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3) Kelas – dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

(12)

sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto dan Suhardjono, 2008: 2-3).

Menurut Arikunto dan Suhardjono(2008: 60-61) tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah, mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesionalnya. Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar.

Manfaat yang dapat dipetik dari pelaksanaan tindakan kelas terkait dengan komponen pembelajaran, antara lain:

a. Inovasi pembelajaran

b. Pengembangna kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas c. Peningkatan profesionalisme guru

F. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian Wahyuni (2006) dengan judul “Penggunaan pembelajaran Numbered Head Together untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan

(13)

pokok bahasan Sudut dan Garis-Garis Sejajar dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cooperative NHT mengalami peningkatan.

Penelitian yang dilakukan oleh Sugiarto (2009) dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together pada siswa kelas VII A SMP PGRI 2 Ajibarang tahun pelajaran 2008/2009 menyimpulkan bahwa kemampuan berbicara melalui metode pembelajaran kooperatif model NHT mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan pada siklus I siswa yang mencapai ketuntasan belajar mencapai 74,2 % atau mengalami peningkatan 19,4% dari keadaan awal. Pada siklus II siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 87,1% atau mengalami peningkatan 12,9% dari siklus I.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil survei yang didapat menunjukan bahwa potensi lokal yang terdapat di wilayah Kulon Progo berupa daerah pegunungan, dataran rendah, kawasan hutan mangrove dan

 Produk Skalar (Perkalian titik antara 2 buah vektor) yang menghasilkan besaran skalar.  Produk Vektor (Perkalian silang atau cross antara 2 buah vektor) yang menghasilkan

Malaria bisa kambuh bila terlalu lelah atau makan makanan yang dipantang seperti tersebut di atas, ada juga yang mengatakan tidak tahu karena belum pernah sakit malaria,

Pada kondisi yang tidak menentu, saya berani menjalankan usaha ini secara terus

Dengan demikian pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan penerapan alat peraga telah meningkatkan hasil belajar matematika materi kubus dan balok pada siswa

Jadi, berdasarkan teori ini, kurikulum PERMATA menekankan bahawa perkembangan kognitif kanak-kanak pada peringkat ini bukan pada penguasaan mereka terhadap

Maka digunakan beberapa indikator lain yang memiliki perubahan warna berbeda jika pH atau kekuatan asamnya berbeda, misalnya methyl orange (metil jingga) yang