BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Airtanah
Undang undang nomor 7 tahun 2004 tentang sumber daya air (UU No.7/2004) mendefinisikan airtanah sebagai air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Menurut Asdak, (2010:244) yang dimaksud dengan airtanah adalah air yang berada diwilayah jenuh dibawah permukaan tanah.
Air tanah merupakan sumber utama air minum dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan (Vasanti S. Sadamate, 2013:6). Penggunaanya dalam irigasi, industri dan air minum makin meluas, umumnya memanfaatkan sumur guna mencukupi kebutuhan air yang diperlukan. Sedangkan dengan adanya kekurangan kekurangan akan air tanah dibanyak kawasan, memaksa kita untuk mengadakan penaksiran yang tepat, mengembangkan ke arah yang benar, mengatur dan melindungi sumber sumber yang ada demi kelestarian sumber daya alam tersebut secara terus menerus (Asdak, 2010:248).
1. Asal mula Airtanah
dengan air teristik dinamakan air “juvenil” , tergantung dari sumbernya, maka air juvenil dapat juga disebut air magma, air vulkanik, atau air kosmik (Soemarto, 1987:250).
Air tanah yang berada diwilayah jenuh dibawah permukaan tanah disebut airtanah. Tampak bahwa peranan airtanah dipermukaan bumi sangatlah penting air tanah dapat dijumpai di hampir semua tempat dibumi. Ia dapat ditemukan dibawah gurun pasir yang paling kering sekalipun, demikian juga dibawah tanah yang memebeku karena tertutup lapisan salju atau es (Asdak, 2010).
Menurut Todd, 1959 dan Dam, (1966) dalam (Syehan, 1995:256) berdasarkan asal usulnya air tanah di bedakan menjadi 4 tipe yaitu:
a. Air meteorik : air ini berasal dari atmosfir dan mencapai mintakat kejenuhan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan:
1) Secara langsung oleh infiltrasi pada permukaan tanah
2) Secara tidak langsung oleh pembesaran influen (dimana kemiringan muka air tanah menyusup dibawah arus air permukaan – kebalikan dari efluen) dari danau, sungai, saluran batuan, dan lautan
3) Secara langsung dengan cara kondensasi uap air (dapat diabaikan)
b. Air juvenil : air ini merupakan air baru yang ditambahkan pada mintakat kejenuhan dari kerak bumi yang dalam. Selanjutnya air ini dibagi lagi menurut sumber spesifikasinya ke dalam:
1) Air magmatik
c. Air diremajakan (rejuvenated): air yang untuk sementara waktu telah dikeluarkan dari daur hidrologi oleh pelapukan, maupun oleh sebab sebab lain, kembali kedaur lagi dengan proses proses metamorfisme, pemadatan atau proses proses yang serupa.
d. Air konat: air yang dijebak pada beberapa batuan sedimen atau gunung pada saat asalmulanya. Air tersebut biasanya sangat termineralisasi dan mempunyai salinita yang lebih tinggi dari pada air laut.
2. Jenis jenis Airtanah
Air tanah terbagi menjadi tiga golongan, yaitu airtanah dangkal, airtanah dalam, dan mata air (Sutrisno, 2002:17):
a. Airtanah dangkal
Dengan adanya daya proses peresapan air dari permukaan tanah. maka terbentuk airtanah dangkal. Proses terbentuknya airtanah dngakal ini berawal dari air permukaan yang meresap atau masuk kedalam tanah melalui lapisan lapisan tanah. Air ini akan terkumpul pada suatu tempat atau lapisan yang rapat air. Airtanah ini dimanfaatkan untuk sumber air minum atau air bersih melalui sumur sumur dangkal. Airtanah dangkal ini dapat pada kedalaman 15 meter, yang mempunyai kualitas agak baik sebagai sumber air minum, akan tetapi dari segi kuantitas kurang cukup karena tergantung dengan musim.
b. Airtanah dalam
memasukan pipa kedalamnya. Kedalaman airtanah dalam biasanya berkisar antara 100–300 meter di bawah permukaan tanah. Kualitas airtanah pada airtanah dalam lebih baik dari pada airtanah dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri dan sedikit pengaruh oleh perubahan musim.
c. Mata air
Mata air adalah airtanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan tana. Mata air ini berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim. Mata air memiliki kualitas dan kuantitasnya sama dengan keadaan air dalam.
3. Keadaan airtanah
a. Lapisan permeabel dan lapisan impermeabel
Lapisan permeabel yaitu lapisan yang dilalui dengan mudah oleh airtanah seperti lapisan pasir atau lapisan krikil.lapisan yang sulit dilalui airtanah seperti lapisan lempung atau lapisan silt disebut lapisan kedap air (aquiclude) dan lapisan yang menahan air seperti lapisan batuan disebut lapisan kebal air (aquifuge). Kedua lapisan disebut lapisan impermeabel, lapisan permeabel yang jenuh dengan airtanah disebut akuifer (lapisan pengandung air).
b. Air bebas dan air terkekang
4. Macam macam akifer
Menurut (Syehan, 1995:259) bahwa macam macam akifer sebagai berikut : a. Akifer tidak tertekan: akifer ini (disebut juga bebas, freatik atau non-artesis)
batas batas atasnya adalah muka air tanah. Kelengkungan kedalaman muka air tanah beragam terganutng pada kondisi kondisi permukaan, luas pengisisan kembali, debit, pemompaan dari sumur, permeabilitas, dan lain lain.
b. Akifer tertekan: akifer ini disebut juga akifer artesis atau akifer tekanan dimana air tanah tertutup antara 2 strata yang relatif kedap air. Airnya ada dibawah tekanan dan bagian atasnya dibatasi oleh permukaan piezometrik. Jika suatu sumur dimasukan dalam akifer ini aras air akan menaik sampai aras piezometrik dan akan membentuk suatu sumur yang mengalir. Kawasan yang memasok air ke akifer tertekan tersebut daerah pengisian kembali. c. Akifer malayang: akifer ini merupakan kasus kasus dari akifer tak terbatas
yang terjadi dimana tubuh air tanah dipisahkan dari tubuh utama air tanah oleh stratum yang relatif kedap air dengan luas yang kecil. Lensa lensa liat pada deposit sedimen mempunyai tubuh air yang dangkal yang melapisinya. d. Akifer semi tertekan: akifer ini merupakan kasus khusus akifer bertekanan
yang dibatasi oleh lapisan lapisan semi permeabel. 5. Gerakan airtanah
bergerak mengikuti lapisan (lempengan) formasi geologi sesuai dengan arah kemiringan lapisan formasi geologi tersebut. Kelembaban tanah tidak selalu mengakibatkan gerakan air dari tempat basah ketempat kering. Air dapat bergerak dari tempat kering ke daerah basah seperti terjadi pada proses perkolasi air tanah. Oleh pengaruh energi panas matahari, air juga bergerak kearah permukaan tanah (Asdak, 2010:255).
Gambar 2.1 Pergerakan airtanah (Sosrodarsono, 1980:95) Keterangan:
A: Sumur B: Sumur
a : Garis – garis kontur permukaan airtanah b : Garis – garis aliran airtanah
Gambar 2.2 Zona kontaminasi
B. Kualitas air
Menurut peraturan pemerintah republik indonesia no 20 tahun 1990, Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan mahluk hidup, zat, energi, atau komponen lain didalam air. Kualitas air dinyatakan dalam beberapa parameter yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut, dan sebagainya) parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD, kadar logam dan sebagainya) parameter biologi (keberadaan plangton, bakteri, dan sebagainya).
kualitas air minum, air minum yaitu air yang mengalami proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memiliki syarat kesehatan dan dapat langsung diminum, sedangkan air bersih yang tertera pada Permenkes RI No.416/MENKES/Per/IX/1990 tentang syarat syarat dan kualitas air, bahwa air bersih yaitu air yang digunakan untuk keperluan sehari hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
Di Indonesia pengelompokan kualitas air diatur dalam peraturan pemerintah No. 20 tahun 1990. Berdasakan peraturan pemerintah tersebut kualitas air di bagi menjadi beberapa golongan menurut peruntukanya yaitu:
a. Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu
b. Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum
c. Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
d. Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air. Kualitas air harus memenuhi syarat fisik, kimia dan biologi diantaranya yaitu:
1. syarat fisik airtanah a. Suhu
proses fisika, kimia, dan biologi badn air. Suhu biasanya dinyatakan dengan satuan derajat celsius (0C) atau derajat fahrenheit (0F) (Effendi, 2000:50).
b. Kekeruhan
Kekeruhan menggambarkan sifat optikair yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan bahan yang terdapat air. Kekeruhan biasanya disebabkan oleh bahan organik dan anorganik baik tersuspensi maupun terlarut seperti lumpur, pasir halus, bahan organik dan bahan anorganik seperti plangton dan microorganisme lainya (Effendi, 2000:53). c. Warna
Warna perairan diakibatkan oleh bahan organik dan bahan anorganik karena keberadaan plangton, humus, dan ion ion logam seperti besi,dan mangan serta bahan bahan lainya yang dapat menimbulkan warna pada perairan. Bahan bahan kimia yan terlarut di perairan adalah warna sesungguhnya (Effendi, 2000:55). d. Bau dan rasa
Bau dan rasa biasanya terjadi secara bersamaan dan biasanya disebabkan oleh bahan bahan organik yang telah membusuk, pengukuran parameter kualitas air dari bau dilakukan dengan mencium air. sedangkan parameter pengukuran rasa dlakukan dengan mencicipi air tersebut.
e. Total zat padat terlarut (TDS)
tanah, dang pengaruh antropogenik berupa limbah domestik, industri (Effendi, 2000:60).
2. Syarat kimia a. pH
pH biasanya dimanfaatkan untuk menentukan indeks pencemaran dengan melihat tingkat keasaman atau kebasaan air yang dikaji, angka indeks yang umumnya pH7 adalah netral, sedangkan angka pH lebih besar dari 7 menunjukan air bersifat basa dan pH lebih kecil dari 7 menunjukan air bersifat asam (Asdak, 2010:507).
b. Nitrat dan Nitrit
Nitrat (NO3) adalah bentuk nitrogen utama di perairan alami. Nitrat adalah
nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Kadar nitrat yang tinggi menggambarkan terjadinya pecemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan. Nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam jumlah yang
sangat sedikit di perairan alami, kadarnya lebih kecil dari pada nitrat karena nitrit bersifat tidak stabil jika terdapat oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan (intermediate) antara ammonia dan nitrat (nitrifikasi) (Effendi, 2000:153).
c. Sulfat
problem yang serius yangsering dihubungkan dengan penanganan dan pengelolaan air bekas. Masalahnya berupa bau, dan korosi (Sutrisno, 2002:40). 3. Syarat biologi
Pada syarat biologi yang di jadikan parameter adalah bakteri bakteri yang terdapat pada air yang tercemar seperti bakteri E.Coli. Adanya bakteri E.coli
dalam sampel air belum tentu menimbulkan bahaya penyakit saat dikonsumsi, ini bisa saja karena sistem sanitasi yang buruk di lingkungan tempat sumur dibangun (Affuye, 2015:6). Keberadaan E.Coli yang berlimpah di air menggambarkan bahwa air tersebut dicemari oleh tinja manusia atau hewan. Bakteri E.Coli
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/MENKES/Per/IV/2010 menjelaskan bahawa syarat kualitas air minum dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:
No Jenis parameter Satuan Kadar
maksimum yang dibolehkan 1. Parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan a. Parameter mikrobiologi
1) E.coli Jumlah per 100
ml sampel
0 2) Total bakteri kaliform Jumlah 100 ml
sampel
0 b. Kimia an organik
1) Arsen 2) Flourida 3) Total kromium 4) Cadmium
5) Nitrit, (sebagai NO2) 6) Nitrat, (sebagai NO3) 7) Sianida
8) Selenium Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l 0,01 1,5 0,05 0,003 3 50 0,07 0,01 2. Parameter yang tidak langsung
berhubungan dengan kesehatan a. Parameter fisik
1) Bau 2) Warna
3) Total zat padat terlarut(TDS)
4) Kekeruhan 5) Rasa 6) Suhu
b. Parameter kimiawi 1) Alumunium 2) Besi
3) Kesadahan 4) Khlorida 5) Mangan 6) pH 7) Seng 8) Sulfat 9) Tembaga 10) Amonia
TCU Mg/l NTU 0 C Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Tidak berbau 15 500 5 Tidak berasa Suhu udara ± 3 0,2
0,3 500 250 0,4 6,5 – 8,5 3
250 2 1,5
C. Pencemaran Air
Dalam peraturan pemerintah No.82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air menyebutkan bahwa pencemaran air adalah masuknya atau dimasukanya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sebagai peruntukanya.
1. Sumber Pencemaran Airtanah/Kontaminan
Kontaminan yang mempunyai potensi untuk mencemari tanah dan airtanah berasal dari berbagai sumber. Berikut sumber kotaminan airtanah dalam beberapa kategori menurut (Notodarmojo, 2015:131):
a. Sumber kategori 1
Sumber polutan dan kontaminan kategori 1 antara lain adalah: 1) Tangki septik dan kakus.
2) Sumur injeksi (bila yang di injeksikan adalah air yang terkontaminasi atau limbah).
3) Land applikation (air tanah yang belum terolah seringkali disemprotkan pada tanah atau tanaman).
b. Sumber kategori 2
Sumber pencemar pada kategori 2 ini misalnya:
2) Tempat pembuangan limbah pertambangan (biasanya limbah tersebut diletakan pada tempat yang terbuka, dengan adanya hujan dan proses kimia yang terjadi dari sulfida, atau mineral yang mengandung sulfat akan menimbulkan asam sulfat yang menyebabkan limbah asam dan larutannya logam dari tanah.
3) Tempat penampungan (untuk menampung sementra limbah domestik maupun industri sebelum diolah yang justru akan menimbulkan pencemaran air tanah).
4) Tempat penyimpanan/pembuangan limbah berbahaya dan material radio aktif.
c. Sumber kategori 3
Saluran riol yaitu (saluran limbah selain itu jaringan pipa gas atau pipa minyak juga termasuk dalam kategori ini).
d. Sumber kategori 4
Air irigasi yang berlebih dan mengandung pupuk dan penggunaan pestisida, akan merembes kedalam tanah dan mencemari airtanah, demikian pula lain dalam kategori ini adalah pencemaran akibat peternakan, dimana pencemar berupa kotoran yang jatuh langsung ketanah dan yang merupakan sumber kontaminan yang potensial mengancam kualitas airtanah.
e. Sumber kategori 5
digunakan dalam pemboran ataupun air yang digunakan dalam pemboran dapat masuk kedalam tanah atau kedalam akifer.
f. Sumber kategori 6
Penggunaan bahan bakar dan batubara serta kegiatan industri di negara negara maju telah di akui telah menyebabkan hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan larutnya beberapajenis mineral, larutan yang mengandung mineral dalam bentuk kation dan anion dapat merembes kedalam tanah dan mencemar airtanah. Proses kontaminasi dipicu oleh adanya hujan asam yang menyebabkan kelarutan mineral tersebut.
D. Penelitian yang relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Cikun, 2015 dengan judul “kualitas airtanah di area peternakan sapi Desa Limpakuwus Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas”. Hasil penelitian bahwa kualitas airtanah tidak layak untuk air minum, rata rata kandungan nitrit 8,3, bakteri E.coli 21, bakteri
coliform 8,8 melebihi batas baku air untuk air minum, indikator bau, kekeruhan, rasa, dan pH masih dalam batas baku.
Tabel 2.2 Penelitian yang relevan
Peneliti Tujuan penelitian Metodologi Hasil penelitian
Cikun, 2015 Untuk mengetahui kualitas
airtanah untuk air minum di area peternakan sapi di Desa
Limpakuwus Kecamatan
Sumbang Kabupaten
Banyumas
Metode survey lapangan,
penelitian deskriptif teknik pengambilan sampel proposive sampling, pengumpulan data dengan, uji laboratorium, analisis data dengan teknik matching date
Kualitas airtanah tidak layak untuk air minum, rata rata kandungan nitrit 8,3, bakteri E.coli 21, bakteri coliform
8,8 melebihi batas baku untuk air minum indikator bau, kekeruhan rasa, dan pH masih dalam batas baku
Miftakhurrohman 2015
Menganalisis kualitas airtanah disekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Semali di Desa Semali Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen
Penelitian ini menggunakan metode survei. Analisis data menggunakan analisi deskriptif
dengan memberikan uraian
berdasarkan indikator analisis
yaitu Permenkes
no.416/Menkes/Per/
IX/1990 tentang syarat dan pengawasan kualitas air
Menunjukan bahwa dua dari sembilan sampel airtanah yang diuji dinyatakan tidak memenuhi standar baku mutu air bersih dilihat dari indikator kandungan nitrat yang meleihi ambang batas dengan jumlah pada sampel IA (11,83) dan IC (11,25) dilihat dari indikator bakteri koliform menunjukan semua sampel air tidak memenuhi syarat standar baku pada sampel IIC (150/100ml), IIB (300/100ml), IB (350/100ml), IIIB (450/100ml), dan (≥2400ml), IA, IC, IIA, IIC, IIIA.
Setio sandi pramono 2017
untuk mengetahui kualitas airtanah untuk air minum di sekitar peternakan ayam Desa
Pakujati Kecamatan
Paguyangan Kabupaten
Brebes.
Penelitian ini menggunakan Metode survey lapangan, teknik pengambilan sampel proposive sampling, analisis data menggunakan analisis deskriptif
dengan memberikan uraian
berdasarkan indikator analisis
yaitu permenkes
no.492/Menkes/Per/IV/2010 tentang standar baku kualitas air minum
Kualitas airtanah tidak layak untuk air minum, dengan kandungan bakteri E.coli ≥2.400 ml yang melebihi
ambang batas baku untuk air minum, untuk indikator bau, kekeruhan, rasa, suhu, jumlah zat padat terlarut (TDS), warna, pH, nitrit, dan nitrat masih dalam batas baku.
E. Kerangka pikir
Air merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup. Tidak hanya bagi manusia, tetapi juga bagi hewan dan tumbuhan. Oleh manusia, air digunakan untuk berbagai keperluan mulai dari kebutuhan sehari seperti mandi, mencuci, dan sebagai air minum.
Tidak semua air bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, terutama air yang digunakan sebagai air minum. Air yang digunakan sebagai air minum harus memiliki kualitas yang baik dan tidak tercemar. Air tanah yang tercemar jika digunakan oleh manusia sebagai air minum akan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.
Salah satu bahan pencemar air tanah adalah limbah peternakan ayam, berupa pembuangan fases ke tanah secara bebas yang dapat mengurangi kualitas air tanah di sekitar area peternakan ayam terutama air dangkal.
Bahan pencemar yang terkandung dalam air tanah dapat diketahui dengan uji laboratorium. Kelayakan air tanah untuk air minum dapat diketahui dengan cara mencocokan hasil uji laboratorium dengan syarat baku kualitas air minum menurut peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 492/MENNKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Gambar 2.3 Kerangka Pikir Penelitian
F. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “semakin dekat sumur dari area peternakan ayam, maka air tanah akan semakin tidak memenuhi standar baku air minum”.
Limbah peternakan ayam
Air tanah dari sumur warga Desa Pakujati Kecamatan Paguyangan
Uji laboratorium (fisika, kimia, biologi)
Hasil uji laboratorium Peraturan MENKES Ri
tahun 2010 (standar baku untuk air minum)