SKRIPSI
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
(2010-2012)
OLEH
Hashfi Siregar 100503156
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Corporate Governance Terhadap
Manajemen Laba Di Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI (2010-2012) ”
adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna
menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan
ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Juni 2014
Yang membuat pernyataan
ABSTRAK
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
(2010-2012)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah corporate governance yang terdiri dari dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia).
Jenis penelitian ini merupakan basic research. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012 Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Dimana jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 26 sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari situs www.idx.co.id
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, dewan komisaris berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap manajemen laba sedangkan dewan direksi dan komite audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap manajemen laba. Secara simultan, dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda.
ABSTRACT
EFFECT OF CORPORATE GOVERNANCE IN EARNINGS MANAGEMENT COMPANY LISTED IN MANUFACTURING IDX (2010-2012)
This study aims to determine whether the corporate governance consisting of a board of commissioners, board of directors and audit committee either partially or simultaneous effect on earnings management in manufacturing company on was listed on the IDX (Indonesia Stock Exchange).
This type of research is basic research. The population used in this research are maufacturing companies listed on the Stock Exchange in 2010-2012 the sample using purposive sampling method. Where the number of samples obtained in this study were 26 samples. Data used in this research is secondary data, obtained from the site www.idx.co.id. The process of data analysis is done first is descriptive statistics, the classical assumption and hypothesis test. The statistical method used is multiple linear regression.
The results showed that partially, commissioners and no significant positive effect on earnings management, while the board of directors and audit committee and no significant negative effect on earnings management. Simultaneously, the board of commissioners, board of directors and audit committee had no significant effect on earnings management in companies listed in Indonesia Stock Exchange.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kesehatan, melimpahkan rahmat, karuniaNya serta petunjuk
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul“Pengaruh
Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Di Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI (2010-2012) ”, yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi di
Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari hambatan- hambatan
dan banyak kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun dengan usaha dan kerja keras
yang maksimal dan bantuan dari segala pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs. Hotmal
Ja’far, M.M., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, serta pengarahan
5. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Ketua Penguji dan Ibu Dra.
Nurzaimah, MM, Ak selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan
yang sangat membangun dalam skripsi ini..
6. Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta, Ibunda ku Hafsah, SE, M.Si
dan ayahanda Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak telah mencucurkan segala
keringat dan tidak pernah lelah berdoa demi selesainya studi penulis. Kakak
Penulis Hashifah Siregar, SE dan Adik Penulis Hafizhan Siregar, Sahabat –
sahabat penulis: Harry Mulya, Bobby R.P siregar, Norman Jaya
Hutabarat,Tuppal Siallagan, Rifal Sapta Hadi, Romi Pangestu, Juliver
Ardianus Partogi Samosir, Syarial Akbar, Ayu Siska P Sitorus, atas motivasi
dan dukungan yang tetap setia membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari isi maupun tata bahasa.
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, saya ucapkan terima kasih
Medan, Juni 2014
Penulis
DAFTAR ISI
halaman
SURAT PERNYATAAN ……… i
ABSTRAK ………... ii
ABSTRACT ………. iii
KATA PENGANTAR ………. iv
DAFTAR ISI ……… vi
DAFTAR TABEL……….. viii
DAFTAR GAMBAR………. ix
DAFTAR LAMPIRAN ……… x
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah……….... 1
1.2. Perumusan Masalah………. 5
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian……… 6
1.3.1. Tujuan Penelitian ………... 6
1.3.2. Manfaat Penelitian ………. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka……… 8
2.1.1 Laporan Keuagan……….………. 8
2.1.2 Teori Keagenan………..…... 12
2.1.3 Konsep Laba………..………... 13
2.1.4 Manajemen Laba……….. 15
2.1.5 Corporate Governance………..……… 19
2.1.5.1 Dewan Komisaris…..………. 21
2.1.5.2 Dewan Direksi………..…….. 22
2.1.5.3 Komite Audit……….. 23
2.2 Penelitian Terdahulu………...……… 23
2.3 Kerangka Konseptual……….……… 27
2.4 Hipotesis Penelitian……… 30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian…………..……….... 31
3.2 Jenis dan Sumber Data……….. 31
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian……… 32
3.4 Metode Pengumpulan Data……...……… 37
3.5 Batasan Operasional………... 38
3.6 Definisi Operasional Variabel………... 38
3.6.1 Variabel Dependen…………....……….. 38
3.6.2 Variabel Independen……….... 39
3.7.1 Analisis Regresi Berganda………... 41
3.7.2 Uji Asumsi Klasik……… 42
3.7.2.1 Uji Normalitas……… 42
3.7.2.2 Uji Multikolonieritas……… 43
3.7.2.3 Uji Autokorelasi………... 43
3.7.2.4 Uji Heteroskedastisitas………. 43
3.7.3 Uji Hipotesis………... 44
3.8 Jadwal Penelitian…………..………... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian….………. . 46
4.2 Statistik Deskriptif…….………..………. 46
4.3 Uji asumsi Klasik .………..………. 48
4.3.1. Uji Normalitas……….……….. 48
4.3.1.1. Analisis Grafik …………..……….……. 48
4.3.1.2. Analisis Statistik………..… 51
4.3.2. Uji Multikolonieritas………..……….. 54
4.3.3. Uji Autokolerasi…...………..……….. 56
4.3.4. Uji Heteroskedastisitas.…………..……….. 58
4.4 Analisis Regresi .………..……….………. 59
4.4.1. Analisis Koefisien Determinasi…..……….. 61
4.4.2. Uji Parsial (Uji-t).……….………..……….. 62
4.4.3. Uji Simultan (Uji-F).……….………..………….. 66
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian .………...….………. 67
4.5.1. Pengaruh Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba………... 67
4.5.2. Pengaruh Dewan Direksi Terhadap Manajemen Laba………... 68
4.5.3. Pengaruh Komite Audit Terhadap Manajemen Laba………... 68
4.5.4. Pengaruh Corporate Terhadap Manajemen Laba………... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………. 70
5.2 Keterbatasan Penelitian ………. 71
5.3 Saran ………. 72
DAFTAR PUSTAKA ………... 73
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Manufaktur yang menjadi sampel ...….. 33
Tabel 3.2 Ringkasan Definisi Operasional dan Pengukurannya...……. 41
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian……… 45
Tabel 4.1 Descriptive Statistics…....……….. 47
Tabel 4.2 One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Test .….………. 52
Tabel 4.3 One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Test .….………. 54
Tabel 4.4 Coefficients………...….………. 55
Tabel 4.5 Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson (DW-Test)..…. 56
Tabel 4.6 Model Summary………...….………. 57
Tabel 4.7 Coefficients………...….………. 60
Tabel 4.8 Model Summary………...….………. 61
Tabel 4.9 Coefficients………...….………. 62
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual……….. 28
Gambar 4.1 Histogram………..………….. 49
Gambar 4.2 Normal P-P Plot…….………. 49
Gambar 4.3 Histogram………..………….. 50
Gambar 4.4 Normal P-P Plot…….………. 51
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Pemilihan Sampel Tahun 2010... 75
Lampiran 2 Daftar Pemilihan Sampel Tahun 2010... 76
Lampiran 3 Daftar Pemilihan Sampel Tahun 2010... 77
Lampiran 4 Statistik Deskriptif setelah penggurangan sampel... 78
Lampiran 5 Hasil Uji Multikolonieritas dan Autokorelasi……….. 80
Lampiran 6 Hasil Uji Heterokedastisitas…………...……….. 81
Lampiran 7 Hasil Uji Koefisien Determinasi dan Uji-F ……...……… 82
ABSTRAK
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
(2010-2012)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah corporate governance yang terdiri dari dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia).
Jenis penelitian ini merupakan basic research. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012 Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Dimana jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 26 sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari situs www.idx.co.id
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, dewan komisaris berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap manajemen laba sedangkan dewan direksi dan komite audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap manajemen laba. Secara simultan, dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda.
ABSTRACT
EFFECT OF CORPORATE GOVERNANCE IN EARNINGS MANAGEMENT COMPANY LISTED IN MANUFACTURING IDX (2010-2012)
This study aims to determine whether the corporate governance consisting of a board of commissioners, board of directors and audit committee either partially or simultaneous effect on earnings management in manufacturing company on was listed on the IDX (Indonesia Stock Exchange).
This type of research is basic research. The population used in this research are maufacturing companies listed on the Stock Exchange in 2010-2012 the sample using purposive sampling method. Where the number of samples obtained in this study were 26 samples. Data used in this research is secondary data, obtained from the site www.idx.co.id. The process of data analysis is done first is descriptive statistics, the classical assumption and hypothesis test. The statistical method used is multiple linear regression.
The results showed that partially, commissioners and no significant positive effect on earnings management, while the board of directors and audit committee and no significant negative effect on earnings management. Simultaneously, the board of commissioners, board of directors and audit committee had no significant effect on earnings management in companies listed in Indonesia Stock Exchange.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan
pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Informasi yang
diberikan akan sangat berguna dalam mengambil berbagai keputusan. Pemakai
laporan keuangan dapat dibedakan menjadi beberapa pihak yaitu : pihak internal dan
pihak eksternal. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, 2004:17).
Salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang
dapat menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba. Informasi
keuangan yang dapat menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba
adalah laporan laba rugi (Chariri dan Ghozali, 2007), dalam Siagian (2011:1).
Investor sebagai penyedia modal bagi perusahaan tentunya akan sangat
berhati-hati dalam menginvestasikan uangnya. Oleh karena itu, investor
membutuhkan informasi yang dapat digunakan untuk memprediksi masa depan
perusahaan demi memperoleh pengembalian (return) yang diharapkan atas
investasi yang dilakukan. Laporan laba rugi adalah laporan yang mengukur
keberhasilan operasi perusahaan selama periode tertentu (Kieso dan Weygandt,
2008: 128). Laporan laba rugi digunakan oleh para investor untuk memprediksi
seringkali disajikan tidak dengan keadaan yang sebenarnya dan manajemen
mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan yang dapat membuat
laporan keuangan menjadi baik. Tindakan inilah yang kemudian disebut dengan
manajemen laba. Tujuan manajemen laba adalah meningkatkan kesejahteraan
pihak tertentu walaupun dalam jangka panjang tidak terdapat perbedaan laba
kumulatif perusahaan dengan laba yang dapat diidentifikasikan sebagai suatu
keuntungan (Fischer dan Rosenzweirg, 1995:433).
Banyak kasus manipulasi keuangan yang muncul karena perusahaan
melakukan manajemen laba, misalnya kasus yang terjadi atas Enron Corporation
pada tahun 2001, World Com pada tahun 2002, Xerox pada tahun 2002, dan
Vivendi Universal pada tahun 2002 yang merupakan perusahaan-perusahaan
raksasa Amerika Serikat. Selain itu, di Indonesia juga terjadi hal serupa, seperti
skandal manipulasi laporan keuangan pada PT. Kimia Farma Tbk. Manajemen PT.
Kimia Farma Tbk terbukti melakukan pelanggaran dalam kasus penggelembungan
harga persediaan agar laba bersih terlihat besar yang terjadi di laporan keuangan
perusahaan untuk tahun buku 2001.
Dari beberapa contoh kasus tersebut, maka sangat relevan bila ditarik suatu
pertanyaan tentang bagaimana efektivitas penerapan Corporate Governance. Di
Indonesia, konsep corporate governance mulai banyak di perbincangkan mulai
pertengahan tahun 1997, walaupun demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan corporate governance pada perusahaan-perusahaaan di Indonesia masih
Tata kelola perusahaan (Corporate Governance) adalah sistem yang
digunakan dalam mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan
(Ali, 2006), dalam Ruth (2013:3). Menurut Forum for Corporate Governance in
Indonesia (FCGI) Corporate Governance adalah seperangkat peraturan yang
menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan,
pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal
dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau
dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.
Terdapat lima prinsip yang dapat dijadikan pedoman agar praktik CG dapat
berjalan dengan baik yaitu : keterbukaan (transparency), akuntabilitas
(accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi
(independency), dan kewajaran (fairness). Salah satu pihak yang juga merupakan
bagian terpenting dari terlaksananya konsep Good Corporate Governance (GCG)
adalah dewan komisaris. Dewan komisaris merupakan pusat ketahanan dan
kesuksesan perusahaan (Egon dalam FCGI, 2008) karena dewan komisaris yang
bertanggungjawab untuk mengawasi manajemen, sedangkan manajemen
bertanggungjawab atas peningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan,
sehingga dewan komisaris dapat mengawasi segala tindakan manajemen dalam
mengelola perusahaan termasuk kemungkinan manajemen untuk melakukan
manajemen laba. Selain dewan komisaris pihak yang juga merupakan bagian
bertugas untuk mengurus kepentingan perusahaan sesuai dengan kebijakan yang
dianggap tepat dan dewan direksi juga bertanggungjawab secara pribadi atas
kerugian perusahaan bila yang bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan
tugasnya. Agar terbentuknyan Good Corporate Governance (GCG), peran komite
audit juga dianggap penting karena komite audit bertanggungjawab membantu
dewan komisaris salah satunya adalah meningkatkan kualitas keterbukaan laporan
keuangan dan juga mendorng terbentuknya struktur pengendalian internal yang
memadai.
Penelitian ini menggunakan indikator corporate governance yaitu dewan
komisaris, dewan direksi, dan komite audit., karena indikator-indikator tersebut
dianggap berpotensi dalam mempengaruhi manajemen laba.
Penelitian yang berhubungan dengan pengaruh corporate governance
terhadap manajemen laba pernah dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain oleh
Xie et al. (2001), mengungkapkan bahwa proporsi dewan komisaris dan frekuensi
rapat dewan berpengaruh terhadap manajemen laba. Iqbal dan Norman (2010),
mengungkapkan bahwa ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris, proporsi
dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Menurut Abbas
et al. (2009), ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris, dan proporsi komite
audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Nasution dan Setiawan (2007),
komposisi dewan komisaris dan ukuran perusahaan tidak memiliki hubungan yang
signifikan terhadap manajemen laba, tetapi komite audit memiliki pengaruh yang
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian ulang pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur
karena perusahaan manufaktur memiliki jumlah perusahaan yang banyak
dibandingkan dengan jenis usaha lain dan juga karena pernah terdapat adanya
kasus manipulasi laporan keuangan dalam perusahaan manufaktur. Berdasarkan
uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:
“Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Di
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI (2010-2012) ”.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnnya,
maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah dewan komisaris berpengaruh secara parsial terhadap
manajemen laba?
2. Apakah dewan direksi berpengaruh secara parsial terhadap
manajemen laba?
3. Apakah komite audit berpengaruh secara parsial terhadap
manajemen laba?
4. Apakah dewan komisaris, direksi, dan komite audit bepengaruh
1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnnya,
maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Memperoleh bukti empiris apakah dewan komisaris berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba
2. Memperoleh bukti empiris apakah dewan direksi berpengaruh
secara signifikan terhadap manajemen laba
3. Memperoleh bukti empiris apakah komite audit berpengaruh
secara signifikan terhadap manajemen laba
4. Memperoleh bukti empiris apakah dewan komisaris, dewan
direksi, dan komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap
manajemen laba.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat yaitu:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai
pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Laba
Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan
bagi perusahaan mengenani pengaruh corporate governance
terhadap manajemen laba, dan bagi para investor diharapkan dapat
dimanfaatkan sebagai pengambil keputusan dalam berinvestasi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi
bagi penelitian lain dalam mengadakan penelitian lebih lanjut
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Tinjauan Teoritis
2.1.1 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi dan pengikhtisaran dan
pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakai. Informasi yang tepat akan
sangat berguna dalam mengambil berbagai keputusan. Menurut (Harahap, 2002:7)
laporan keuangan adalah merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu proses
akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu
bahan dalam proses pengambilan keputusan dan juga dapat menggambarkan indikator
kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya. Menurut (Munawir 2004:2)
laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari
perusahaan tersebut.
Laporan keuangan menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manajamen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Menurut IAI (2002) disebutkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Menurut Warren, Reeve and Fess (2008:24), laporan keuangan suatu entitas
terdiri atas :
a. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode
waktu tertentu berdasarkan konsep perbandingan atau pengaitan (matching
concept). Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban yang terjadi yang disebut laba bersih.
b. Laporan Ekuitas Pemilik
Laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama
jangka waktu tertentu. Laporan tersebut disiapkan setelah laporan laba
rugi karena laba bersih ataupun rugi bersih dalam periode berjalan harus
dilaporkan dalam laporan ini. Laporan ekuitas pemilik dibuat sebelum
mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode
harus dilaporkan di dalam neraca.
c. Neraca
Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik
pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Pada
lambatnya aktiva tersebut dikonversikan kedalam kas atau digunakan
dalam operasi.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan suatu ikhtisar penerimaan kas dan
pembayaran kas selama periode waktu tertentu. Laporan arus kas terdiri
dari tiga bagian yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas
pendanaan.
Menurut Baridwan (2004:5) dalam bahwa laporan keuangan akan bermanfaat
bila memenuhi ketujuh kualitas sebagai berikut :
1. Relevan.
Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud
penggunaanya. Bila informasi tidak relevan untuk keperluan para
pengambil keputusan, informasi demikian tidak akan ada gunanya,
betapapun kualitas lainnya terpenuhi. Sehubungan dengan tujuan relevansi
seyogyanya dipilih metode-metode pengukuran dan pelaporan akuntansi
keuangan yang akan membantu sejauh mungkin para pemakai dalam
pengambilan jenis-jenis keputusan yang memerlukan penggunaan data
akuntansi keuangan. Dalam mempertimbangkan relevansi dari pada
informasi yang bertujuan umum (general purpose information), perhatian
difokuskan pada kebutuhan umum pemakai dan bukan pada kebutuhan
mempunyai tingkat relevansi yang tinggi untuk kegunaan khusus tertentu,
sementara kecil sekali relevansinya bagi kegunaan yang lain.
2. Dapat Dimengerti
Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam
bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para
pemakai. Dalam hal ini, dari pihak pemakai juga diharapkan adanya
pengertian/pengetahuan mengenai aktivits-aktivitas ekonomi perusahaan,
proses akuntansi keuangan, serta istilah-istilah teknis yang digunakan
dalam laporan keuangan.
3. Daya Uji
Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari
pertimbangan-pertimbangan dan pendapat yang subyektif. Sehubungan dengan
keterlibatan manusia didalam proses pengukuran dan penyajian informasi,
sehingga proses tersebut tidak lagi berlandaskan pada realita obyektf
semata. Dengan demikian untuk meningkatkan manfaatnya, informasi
harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen
dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
4. Netral
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu.
5. Tepat Waktu
dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi
dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.
6. Daya Banding.
Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari
perusahaan yang sama, maupun dengan laporan keuangan
perusahaan-perusahaan lainnya pada periode yang sama.
7. Lengkap.
Informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua data akuntansi
keuangan yang dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitas diatas;
dapat juga diartikan sebagai pemenuhan standar pengungkapan yang
memadai dalam laporan keuangan.
2.1.2 Teori Keagenan
Menurut Jensen dan Meckling (1976), dalam Ruth (2013:25) dalam teori
keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih
(principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan
kemudian mendelegasikan wewenang dalam pengambilan keputusan kepada agent
tersebut.
Pada teori keagenan yang disebut prinsipal adalah pemegang saham dan yang
hanya tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dari investasi mereka
pada perusahaan, sedangkan agen diasumsikan akan menerima kepuasaan tidak hanya
dari kompensasi keuangan tetapi juga dari tambahan lain yang terlibat dalam
hubungan keagenan (Anthony dan Govindarajan, 2005), dalam Budiasih, 2009).
Eisenhardt (1989), dalam Siagian (2011:11) menyatakan bahwa teori agensi
menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumya mementingkan
diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi
masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk
averse). Dari sifat manusia tersebut kita dapat melihat sering terjadinya konflik antara
manajer dengan para pemegang saham, karena dipicu oleh sifat manusia tersebut.
Manajer dalam mengelola perusahaan cenderung mementingkan kepentingan pribadi
dibanding kepentingan perusahaan, sedangkan pemegang saham hanya tertarik pada
pengembalian keuangan yang diperoleh dari investasi mereka di perusahaan tersebut.
2.1.3 Konsep Laba
Menurut Belkaoui (1993), dalam Siagian (2011:18) laba merupakan suatu
pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang merniliki berbagai kegunaan dalam
berbagai konteks. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi
perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi, dan
pengambilan keputusan, dan unsur prediksi.
Informasi tentang laba/rugi dapat dilihat dari laporan laba rugi sebuah
perusahaan selama periode tertentu (Kieso, 2008: 129). Unsur-unsur utama yang
terdapat dalam laporan laba rugi, antara lain:
1. Pendapatan
Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu entitas (
atau kombinasi keduanya) selama satu periode, yang berasal dari pengiriman
atau produksi barang, penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya
yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.
2. Expense
Biaya adalah aliran keluar atau pemakaian aktiva suatu entitas, atau
penambahan hutang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu
periode, yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa,
atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan perusahaan
secara terus-menerus.
3. Keuntungan (Gain)
Keuntungan adalah kenaikan ekuitas (aktiva neto) dari transaksi
insidentil suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa, dan kondisi
lainnya yang mempengaruhi entitas dalam suatu periode di luar transaksi yang
berasal ari pendapatan dan investasi oleh pemilik.
Kerugian adalah penurunan ekuitas (aktiva neto) dari transaksi insidentil suatu
entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa, dan kondisi lainnya yang
mempengaruhi entitas dalam satu periode di luar transaksi yang berasal dari biaya
dan distribusi pada pemilik.
2.1.4 Manajemen Laba
Manajemen laba yaitu suatu kemampuan untuk memanipulasi pilihan-pilihan
yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai tingkat laba
yang diinginkan (Belkaoui, 2004), dalam Siagian (2011:18). Dari pengertian diatas
manajer memiliki kebebasan untuk memilih dan menggunakan pilihan-pilihan yang
ada agar laporan keuangan dan informasi laba lebih baik dari biasanya karena laporan
keuangan yang paling diminati investor dan analis adalah laba perusahaan.
Menurut Scott (1997) dalam Pujiningsih (2011), ada beberapa faktor yang
mendorong manajer melakukan praktik manajemen laba, yaitu :
1. Perencanaan Bonus
Faktor ini diungkapkan oleh Healy (1985), bahwa manajer yang memiliki
informasi atas laba bersih perusahaan akan bertindak secara oportunistik untuk
melakukan earning management dengan memaksimalkan laba saat ini. Dengan
adanya laba yang maksimal yang diterima oleh perusahan. Maka pihak prinsipal akan
dilakukan, hal ini yang dimanfaatkan oleh seorang manajer untuk mendapatkan
insentif bonus oleh perusahaan dengan melakukan praktik manajemen laba.
2. Motivasi Lain
Faktor lain yang dapat mendorong manajer untuk melakukan manajemen laba
adalah politik, pajak, pergantian CEO, IPO,dan pentingnya informasi kepada
investor.
a. Motif Politik
Earning management digunakan untuk mengurangi laba yang dilaporkan perusahaan publik. Perusahaan cenderung mengurangi laba yang dilaporkan karena
adanya tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah menetapkan peraturan yang
lebih ketat.
b. Motif Pajak
Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi earning management yang
paling nyata. Berbagai metode akuntansi digunakan dengan tujuan penghematan
pajak penghasilan.
c. Pergantian CEO
CEO yang mendekati masa pensiun akan cenderung menaikkan pendapatan
utnuk meningkatkan bonus mereka dan jika kinerja perusahaan buruk akan
d. IPO
Informasi mengenai laba menjadi sinyal atas nilai perusahaan pada
perusahaan yang akan melakukan IPO. Hal ini berakibat bahwa manajer perusahaan
yang akan go public melakukan earnings management menaikkan harga saham
perusahaan.
e. Pentingnya Memberi Informasi Kepada Investor.
Informasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan kepada investor
sehingga pelaporan laba perlu disajikan agar investor tetap menilai bahwa perusahaan
tersebut dalam kinerja yang baik.
Scott (2000) juga menambahkan bahwa pola manajemen laba dapat
dilakukan dengan cara, yaitu :
1. Taking a Bath
Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan
CEO baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan
ini diharapkan dapat meningkatkan laba di masa mendatang. Strategi
seperti ini dilakukan seolah-olah manajer baru melakukan kebijakan
yang agresif pada perusahaan yang mengalami kerugian tersebut.
Teknik taking a bath dilakukan dengan mengakui adanya biaya-biaya
ada periode yang akan datang dan kerugian pada periode berjalan
perkiraan-perkiraan biaya mendatang. Akibatnya laba pada periode
berikutnya akan lebih tinggi dari seharusnya.
2. Income Minimization
Teknik ini dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat
profitabilitas yang tinggi sehingga jika laba pada periode mendatang
diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan mengambil laba
periode sebelumnya.
3. Income Maximization
Teknik ini dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas
income maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh
perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian utang.
4. Income Smoothing
Teknik ini dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang
dilaporakan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu
besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif
2.1.5 Corporate Governance
Tata kelola perusahaan (Corporate Governance) adalah sistem yang
digunakan dalam mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan
(Ali, 2006), dalam Ruth (2013:9). Menurut Forum for Corporate Governance in
Indonesia (FCGI) Corporate Governance adalah seperangkat peraturan yang
menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan,
pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal
dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau
dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.
Praktik corporate governance dapat berjalan dengan baik apabila menerapkan
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
Komite Nasional Kebijakan Governance / KNKG (2006) mengemukakan
prinsip-prinsip dasar good corporate governance sebagai berikut:
1. Keterbukaan Informasi (Transparency)
Transparansi adalah keterbukaan dalam menggungkapkan informasi,
baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam
menggungkapkan informasi material dan relevan mengenai
perusahaan. Dalam mewujudkan transparansi itu, perusahaaan harus
menyediakan informasi yang lengkap, akurat dan tepat waktu kepada
para pemegang saham.
2. Akuntabilitas (Accountability)
pelaksanaan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga
pengelolaan perusahaan berjalan secara efektif.
3. Pertanggungjawaban (Responsibility)
Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian (kepatuhan)
pengelolaan di dalam perusahaan terhadap prinsip-prinsip korporasi
yang sehat serta peraturan perundang undangan yang berlaku.
4. Kemandirian (Independency)
Kemandirian adalah suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari
pihak manapun yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat,
sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif.
5. Kewajaran (Fairness)
Kewajaran adalah keadilan dan kesetaraan perlakuan di dalam
memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian
2.1.5.1Dewan komisaris
Hubungan, peran, wewenang, tugas dan tanggungjawab dewan direksi
diatur dalam undang-undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007
(dalam Sigit, 2012:145) sebagai berikut:
a. Melakukan tugas dan tanggungjawab pengawasan atas kebijakan
pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, dan memberikan
nasihat kepada direksi (Pasal 108 dan Pasal 114).
b. Bertanggungjawab renteng secara pribadi atas kerugian perseroan
bila yang bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan
tugasnya (Pasal 114 ayat 3 dan ayat 4).
c. Bertanggungjawab renteng secara pribadi atas kepailitan peseroan
bila disebabkan oleh kesalahan dan kelalaian dalam menjalankan
tugas pengawasan dan pemberian nasihat (pasal 115).
d. Diberi wewenang untuk membentuk komite yang diperlukan untuk
2.1.5.2Dewan Direksi
Hubungan, peran, wewenang, tugas dan tanggungjawab dewan direksi
diatur dalam undang-undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007
(dalam Sigit, 2012:145) sebagai berikut:
a. Menjalankan pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan
sesuai dengan kebijakan yang dianggap tepat dalam batas yang
ditetapkan Undang-Undang dan Anggaran Dasar Perseroan (Pasal
92).
b. Bertanggungjawab renteng penuh secara pribadi atas kerugian
perseroan bila yang bersangkutan bersalah atau lalai dalam
menjalankan tugasnya (Pasal 97).
c. Mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan
(Pasal 98).
d. Wajib membuat Daftar Pemegang Saham, risalah RUPS, dan
risalah rapat Direksi (Pasal 100 ayat 1a).
e. Wajib membuat laporan tahunan (Pasal 100 ayat 1b).
f. Wajib memelihara seluruh daftar, risalah, dokumen keuangan, dan
dokumen Perseroan lainnya di tempat kedudukan perseroan (Pasal
1c dan Pasal 2).
g. Wajib meminta persetujuan RUPS untuk mengalihkan kekayaan
2.1.5.3Komite Audit
Menurut Hasnati dalam Sigit, 2012:148), tentang tugas, tanggungjawab, dan
wewenang komite audit adalah membantu dewan komisaris yang mencakup:
a. Mendorong terbentuknya struktur pengadilan internal yang
memadai (prinsip tanggungjawab).
b. Meningkatkan kualitas keterbukaan dan laporan keuangan (prinsip
transparansi).
c. Mengkaji ruang lingkup dan ketepatan audit eksternal, kewajaran
biaya audit eksternal, serta kemandirian dan objektivitas audit
eksternal (prinsip akuntabilitas).
d. Mempersiapkan surat uraian tugas dan tanggungjawab komite
audit selama tahun bukuyang sedang diperiksa eksternal audit
(prinsip tanggungjawab).
2.2Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berhubungan dengan pengaruh corporate governance terhadap
manajemen laba pernah dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain oleh Xie et al.
berpengaruh terhadap manajemen laba. Iqbal dan Norman (2010), mengungkapkan
bahwa ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris, proporsi dewan direksi
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Menurut Abbas et al. (2009),
ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris, dan proporsi komite audit tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba. Nasution dan Setiawan (2007), komposisi
dewan komisaris dan ukuran perusahaan tidak memiliki hubungan yang signifikan
terhadap manajemen laba, tetapi komite audit memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap manajemen laba. Adapun ringkasan penelitian-penelitian sebelumnya yang
[image:37.612.109.536.416.703.2]dilakukan oleh beberapa peneliti dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Xie et al. (2001) Variabel Independen: Proporsi Dewan Komisaris, Dualisme peran CEO, Frekuensi Rapat Dewan, Proporsi Komite Audit
Variabel Dependen: Manajemen Laba
Proporsi dewan komisaris dan frekuensi rapat dewan
berpengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan dualisme peran CEO dan proporsi komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba 2 Iqbal dan
Norman (2010)
Variabel Independen: Ukuran Dewan Direksi, Proporsi Dewan
Komisaris, Proporsi Dewan Direksi, Dualisme peran CEO, Kepemilikan Instusional, Kepemilikan Manajerial, Reputasi Auditor
Variabel Dependen: Manajemen Laba
Ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris, proporsi dewan direksi, dualisme peran CEO, dan reputasi auditor berpengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap
No Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian 3 Abbas et al.
(2009)
Variabel Independen: Ukuran Dewan Direksi, Proporsi Dewan
Komisaris, Dualisme Peran CEO, Proporsi Komite Audit, Reputasi Auditor
Variabel Dependen: Manajemen Laba
Ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris, dualism peran CEO, dan proporsi komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hanya reputasi auditor yang berpengaruh terhadap manajemen laba.
4 Nasution dan Setiawan (2007)
Variabel Independen: Komposisi Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Komisaris, Komite Audit, Ukuran Perusahaan
Variabel Dependen: Manajemen Laba
Komposisi dewan komisaris dan ukuran perusahaan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan komite audit
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba
Sumber: Olahan Penulis (2014)
Penelitian Xie et al (2001) yang berjudul earnings management and corporate
governance: the role of the board and the audit commite. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah proporsi dewan komisaris, dualisme peran CEO,
frekuensi rapat dewan, dan proporsi komite audit, variabel dependennya adalah
manajemen laba. Dari hasil penelitian ini Xie et al (2001) menyatakan bahwa ada
pengaruh antara manajemen laba dengan proporsi dewan komisaris dan frekuensi
rapat dewan, sedangkan dualisme peran CEO dan proporsi komite audit tidak
Penelitian Iqbal dan Norman (2010) yang berjudul the effect of corporate
governance on earnings management around UK rights issues. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah ukuran dewan direksi, proporsi dewan
komisaris, proporsi dewan direksi, dualism peran CEO, kepemilikan instusional,
kepemilikan manajerial, dan reputasi auditor, variabel dependennya adalah
manajemen laba. Dari hasil penelitian ini Iqbal dan Norman (2010) menyatakan
bahwa ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris, proporsi dewan direksi,
dualism peran CEO dan reputasi auditor berpengaruh terhadap manajemen laba,
sedangkan kepemilikan instusional dan kepemilikan manajerial tidak memiliki
pengaruh terhadap manajemen laba.
Penelitian Abbas et al. (2009) yang berjudul corporate governance and
earnings management: An empirical study of the Saudi market. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah ukuran dewan direksi, proporsi dewan
komisaris, dualism peran CEO, proporsi komite audit, dan reputasi auditor dan
variabel dependenya adalah manajemen laba. Abbas et al. (2009) menyatakan bahwa
ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris, dualism peran CEO, proporsi
komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba, hanya reputasi
Penelitian Nasution dan Setiawan (2007) yang berjudul pengaruh corporate
governance terhadap manajemen laba di industri perbankan di Indonesia. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah komposisi dewan komisaris,
ukuran dewan komisaris, komite audit dan ukuran perusahaan, variabel dependennya
adalah manajemen laba. Nasution dan Setiawan (2007) menyatakan bahwa
komposisi dewan komisaris dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap
manajemen laba, hanya komite audit yang memiliki pengaruh terhadap manajemen
laba.
2.3Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang
utuh dalam rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah
penelitian yang menjelaskan tentang variabel, hubungan antara
variabel-variabel secara teoritis yang berhubungan dengan hasil penelitian terdahulu yang
kebenarannya dapat diuji secara empiris (Iskandar, 2008). Berdasarkan latar
belakang dan tinjauan teoritis yang telah dijabarkan sebelumnya, maka kerangka
CORPORATE GOVERNANCE
STRS H1
H2 H4
H3
[image:41.612.77.570.129.312.2]Sumber: Olahan Penulis (2014)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Laba
Gambar 2.1 menjelaskan pengaruh corporate governance sebagai variabel
bebas (independent variable) terhadap manajemen laba sebagai variabel terikat
(dependent variable). Dalam penelitian ini, indikator corporate governance yang
digunakan adalah dewan komisaris, dewan direksi, dan komite audit. Saat terjadi
pemisahan antara pengelola perusahaan dengan para pemegang saham, pengelola
perusahaan memiliki informasi yang lebih dibandingkan pemegang saham.
Akibatnya, karena pengelola perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak,
lebih lengkap, dan lebih akurat, dibanding dengan pemegang saham, maka akan
terjadi kecenderungan para pengelola perusahaan akan memanfaatkan informasi ini
untuk kepentingan mereka sendiri. Hal inilah yang dapat memicu terjadinya
manajemen laba.
MANAJEMEN
LABA
(Y)
DEWAN KOMISARIS (X1)
DEWAN DIREKSI (X2)
Tata kelola perusahaan (Corporate Governance) adalah sistem yang
digunakan dalam mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan
(Ali, 2006), dalam Ruth (2013:9) . Tata kelola perusahaan yang baik akan mampu
mengatasi tindakan dari manajemen laba. Terdapat lima prinsip yang dapat
dijadikan pedoman agar praktik CG dapat berjalan dengan baik yaitu : keterbukaan
(transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban
(responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness). Salah
satu pihak yang juga merupakan bagian terpenting dari terlaksananya konsep Good
Corporate Governance (GCG) adalah dewan komisaris. Dewan komisaris merupakan pusat ketahanan dan kesuksesan perusahaan (Egon dalam FCGI, 2008)
karena dewan komisaris yang bertanggungjawab untuk mengawasi manajemen,
sedangkan manajemen bertanggungjawab atas peningkatkan efisiensi dan daya
saing perusahaan, sehingga dewan komisaris dapat mengawasi segala tindakan
manajemen dalam mengelola perusahaan termasuk kemungkinan manajemen
untuk melakukan manajemen laba. Selain dewan komisaris pihak yang juga
merupakan bagian penting dari terlaksananya GCG adalah dewan komisaris karena
dewan komisaris bertugas memberikan nasihat kepada dewan direksi dan juga
bertanggungjawab renteng secara pribadi atas kepailitan peseroan bila disebabkan
oleh kesalahan dan kelalaian dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian
nasihat. Agar terbentuknyan Good Corporate Governance (GCG), peran komite
audit juga dianggap penting karena komite audit bertanggungjawab membantu
keuangan dan juga mendorng terbentuknya struktur pengendalian internal yang
memadai.
2.4Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang akan diuji kebenarannya dalam
suatu penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan rumusan masalah yang telah
dibuat, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1: Dewan komisaris berpengaruh secara parsial terhadap Manajemen Laba
H2: Dewan direksi berpengaruh secara parsial terhadap Manajemen Laba
H3: Komite audit berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba
H4: Dewan komisaris, dewan direksi, komite audit berpengaruh secara
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini merupakan basic research yang meliputi pengembangan
ilmu pengetahuan. Basic research digunakan untuk membangun suatu teori maupun
menguji kebenaran suatu teori, dalam konsep ini peneliti hanya membatasi pada
menguji kebenaran suatu teori.
3.2Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif
yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik, dan merupakan data sekunder
yaitu “sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui
media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain)” (Indriantoro, 1999)
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data
yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indoneisa. Data tersebut dieperoleh dari Bursa Efek Indonesia dengan
3.3Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut (Sugiyono, 2006:72), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 146 perusahaan.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2006:73). Sampel yang digunakan dalam penelitian
ditentukan berdasarkan teknik pengambilan sampel, yaitu purposive sampling.
Purposive sampling merupakan teknik dimana sampel ditetapkan dari populasi berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan sesuai dengan tujuan penelitian.
Adapun kriteria-kriteria tersebut, antara lain:
1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara
terus-menerus listing pada tahun 2010 sampai tahun 2012.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang
berakhir 31 Desember selama tiga tahun berturut-turut, yaitu tahun
2010, 2011, dan 2012.
3. Perusahaan yang laporan keuangannya memiliki kelengkapan data
Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah sampel perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indoensia, yang dapat memenuhi kriteria sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 26 perusahaan yang meliputi 3 periode pengamatan
[image:46.612.69.548.276.705.2]dari tahun 2010 sampai tahun 2012.
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan Manufaktur yang menjadi sampel
NO KODE POPULASI KRITERIA SAMPEL
1 ADES PT Akasha Wira Internasional Tbk. √ √ √ 1
2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. √ √ X -
3 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk. √ √ X -
4 DAVO PT Davomas Abadi Tbk. √ √ X -
5 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. √ √ X -
6 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk √ √ √ 2
7 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, √ √ X -
8 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk, √ √ X -
9 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ X -
10 MYOR PT Mayora Indah Tbk √ √ X -
11 PSDN PT Parasidha Aneka Niaga Tbk √ √ X -
12 PTSP PT Pioneerindo Gourment Internasional Tbk. √ X X -
13 ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk. √ √ √ 3
14 SKLT PT Sekar Laut Tbk √ X X -
15 SMAR PT Sinar Mas Agro Resources And Technology Tbk. √ √ √ -
16 STTP PT Siantar Top Tbk. √ √ X -
17 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk √ √ X -
18 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. √ √ √ 4
19 GGRM PT Gudang Garam Tbk √ √ √ 5
20 HMSP PT Hanjaya Mandala Tbk √ X X -
21 RMBA PT Bentoel Internasional Investama Tbk. √ √ X -
22 ARGO PT Argo Pantes Tbk. √ √ X -
23 CNTX PT Century Textile Industry (CENTEX) Tbk. √ √ X -
24 ERTX PT Eratex Djaja Tbk. √ X X -
25 PAFI PT Panasia Filament Inti Tbk. √ X X -
NO KODE POPULASI KRITERIA SAMPEL
27 SSTM PT Sunson Textile Manufacturer Tbk. √ X X -
28 TFCO PT Tifico Fiber Indonesia Tbk. √ X X -
29 UNTX PT Unitex Tbk. √ √ X -
30 BATA PT Sepatu Bata Tbk. √ √ X -
31 BIMA PT Primarindo Asia Infrastucture Tbk. √ √ √ 6
32 ESTI PT Ever Tex Tbk √ X X -
33 INDR PT Indorama Synthetics Tbk. √ √ X -
34 KARW PT Karwell Indonesia Tbk. √ X X -
35 MYRX PT Hanson Internasional Tbk. √ √ X -
36 MYTX PT Apac Citra Centertex Tbk. √ √ X -
37 PBRX PT Pan Brothers Tex Tbk. √ √ X -
38 RICY PT Ricky Putra Globalindo Tbk. √ √ X -
39 SRSN PT Indo Acidatama Tbk. √ X X -
40 SIMM PT Surya Intrindo Makmur Tbk. √ √ X -
41 BRPT PT Barito Pasific Tbk. √ X X -
42 SULI PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk. √ √ X -
43 TIRT PT Tirta Mahakam Resources Tbk. √ √ √ 7
44 FASW PT Fajar Surya Wisesa Tbk. √ √ X -
45 INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. √ X X -
46 KBRI PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. √ √ √ 8
47 TKIM PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. √ √ X -
48 SAIP PT Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk. √ X X -
49 SPMA PT Suparma Tbk. √ X X -
50 INRU PT Toba Pulp Lestari Tbk. √ √ X -
51 AKRA PT AKR Corporindo Tbk. √ √ √ 9
52 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk. √ X X -
53 CPIN PT Colorpak Indonesia Tbk. √ X X -
54 ETWA PT Eterindo Wahanatama Tbk. √ √ X -
55 LTLS PT Lautan Luas Tbk. √ √ X -
56 POLY PT Asia Pasific Fiber Tbk. √ √ √ 10
57 TPIA PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. √ √ X -
58 SOBI PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. √ X X -
59 UNIC PT Unggul Indah Cahaya Tbk. √ X X -
60 DPNS PT Duta Pertiwi Tbk. √ √ X -
61 EKAD PT Ekadharma Internasional Tbk. √ √ X -
NO KODE POPULASI KRITERIA SAMPEL
63 KKGI PT Resource Alam Indonesia Tbk. √ √ X
64 AKKU PT Alam Karya Unggul Tbk. √ √ √ 11
65 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk. √ √ X -
66 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk. √ X X -
67 APLI PT Asiaplast Industries Tbk. √ √ X -
68 BRNA PT Berlian Tbk. √ X X -
69 DYNA PT Dynaplast Tbk. √ √ X -
70 FPNI PT Titan Kimia Nusantara Tbk. √ √ X -
71 IGAR PT Champion Pasific Indonesia Tbk. √ √ √ 12
72 IPOL PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk. √ X X -
73 LAPD PT Leyand Internasional Tbk. √ √ X -
74 LMPI PT Langgeng Makmur Industri Tbk. √ √ X -
75 SIAP PT Sekawan Inti Pratama Tbk. √ X X -
76 SIMA PT Siwani Makmur Tbk. √ X X -
77 TRST PT Trias Sentosa Tbk. √ √ X -
78 YPAS PT Yanaprima Hastapersada Tbk. √ √ X -
79 INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. √ √ X -
80 SMCB PT Holcim Indonesia Tbk. √ √ X
81 SMGR PT Semen Gresik (Persero) Tbk. √ √ √ 13
82 ALMI PT Alumindo Light Metal Industry Tbk. √ √ X
83 BTON PT Betonjaya Manunggal Tbk. √ √ X -
84 CTBN PT Citra Tubindo Tbk. √ X X -
85 GDST PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk. √ √ X -
86 INAI PT Indal Aluminium Industry Tbk. √ √ √ 14
87 JKSW PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk. √ √ X -
88 JPRS PT Jaya Pari Steel Tbk. √ √ X -
89 KRAS PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. √ X X -
90 LION PT Lion Metal Works Tbk. √ √ √ 15
91 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk. √ √ X -
92 NIKL PT Pelat Timah Nusantara Tbk. √ X X -
93 PICO PT Pelangi Indah Canindo Tbk. √ √ X -
94 TBMS PT Tembaga Mulia Semanan Tbk. √ √ X -
95 TIRA PT Tira Austenite Tbk. √ √ X -
96 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk. √ √ √ 16
97 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk. √ √ √ 17
98 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk. √ X X -
NO KODE POPULASI KRITERIA SAMPEL
100 MITI PT Mitra Investindo Tbk. √ X X -
101 MLIA PT Mulia Industrindo Tbk. √ √ √ -
102 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk. √ √ X -
103 IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk. √ √ X -
104 JECC PT Jembo Cable Company Tbk. √ X X -
105 KBLI PT KMI Wire and Cable Tbk. √ X X -
106 KBLM PT Kabelindo Murni Tbk. √ √ X -
107 SCCO PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. √ X X -
108 VOKS PT Voksel Electric Tbk. √ √ X -
109 ASGR PT Astra Graphia Tbk. √ √ √ 18
110 MLPL PT Multipolar Tbk. √ X X -
111 MTDL PT Metrodata Electronics Tbk. √ √ X -
112 MYOH PT Myoh Technology Tbk. √ X X -
113 PTSN PT Sat Nusapersada Tbk. √ √ X -
114 ASII PT Astra Internasional Tbk. √ √ √ 19
115 AUTO PT Astra Otoparts Tbk. √ √ √ 20
116 ADMG PT Polychem Indonesia Tbk. √ √ X -
117 BRAM PT Indo Kordsa Tbk. √ √ X -
118 GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk. √ √ √ 21
119 GJTL PT Gajah Tunggal Tbk. √ √ X -
120 HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk. √ √ X -
121 IMAS PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. √ √ X -
122 INDS PT Indospring Tbk. √ √ X -
123 INTA PT Intraco Penta Tbk. √ √ X
124 LPIN PT Multi Prima Sejahtera Tbk. √ √ √ 22
125 MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk. √ √ X -
126 NIPS PT Nipress Tbk. √ X X -
127 PRAS PT Prima Alloy Steel Universal Tbk. √ √ X -
128 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk. √ √ √ 23
129 TURI PT Tunas Ridean Tbk. √ √ X -
130 UNTR PT United Tractor Tbk. √ √ √ 24
131 INTD PT Inter Delta Tbk. √ √ X -
132 KONI PT Perdana Bangun Pusaka Tbk. √ X X -
133 MDRN PT Modern Internasional Tbk. √ √ X -
134 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk. √ √ X -
NO KODE POPULASI KRITERIA SAMPEL
136 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk. √ √ X -
137 KLBF PT Kalbe Farma Tbk. √ √ √ 25
138 MERK PT Merck Tbk. √ √ X -
139 PYFA PT Pyridam Farma Tbk. √ X X -
140 SCPI PT Schering Plough Indonesia Tbk. √ √ X -
141 SQBI PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. √ √ X -
142 TSPC PT Tempo Scan Pasific Tbk. √ X X -
143 MRAT PT Mustika Ratu Tbk. √ √ X -
144 MBTO PT Martina Berto √ X X -
145 TCID PT Mandom Indonesia Tbk. √ √ X -
146 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk. √ √ √ 26 Sumber: www.idx.co.id
3.4Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan
data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdapat di
Bursa Efek Indonesia dengan cara mendownload dari
3.5Batasan Operasional
Atas pertimbangan-pertimbangan efisensi, minat, keterbatasan waktu dan
tenaga, serta pengetahuan penulis, maka penulis melakukan beberapa batasan konsep
terhadap penelitian yang akan diteliti, yaitu diantaranya:
1. Penelitian ini dibatasi hanya selama 3 tahun yaitu dari tahun 2010-2012.
2. Penelitian dilakukan hanya terbatas pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.
3. Penelitian ini meneliti pengaruh corporate governance dengan
menggunakan dewan komisaris, dewan direksi, dan komite audit
terhadap manajemen laba.
3.6Definisi Operasional Variabel
3.6.1 Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian utama dalam
sebuah pengamatan. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah
manajemen laba. Manajemen laba yaitu suatu kemampuan untuk memanipulasi
pilihan-pilihan yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai
tingkat laba yang diinginkan (Belkaoui, 2004), dalam Siagian (2011:18). Manajemen
(penjualan) berdasarkan penelitian McNichols (2000) dan Girsang (2010), yang
secara matematis dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan :
∆AL = Perubahan aktiva lancar pada periode t
∆HL = Perubahan hutang lancar pada periode t
∆Kas = Perubahan kas dan ekuivalen kas pada periode t
Data akrual modal kerja dapat diperoleh langsung dari laporan arus kas
aktivitas operasi, sehingga investor dapat langsung memperoleh data tersebut tanpa
melakukan perhitungan yang rumit.
3.6.2 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel bebas yang dapat mempengaruhi
ini yang merupakan variabel independen adalah corporate governance, yang
diproksikan dalam dewan komisaris, dewan direksi, dan komite audit.
1. Dewan Komisaris
Variabel dewan komisaris diukur dengan jumlah total anggota
dewan komisaris, baik yang berasal dari internal perusahaan
maupun dari eksternal perusahaan yang termasuk dalam sampel.
Dewan Komisaris = Jumlah total anggota dewan komisaris
2. Dewan Direksi
Variabel ukuran dewan komisaris diukur dengan jumlah total
anggota dewan komisaris, baik yang berasal dari internal
perusahaan maupun dari eksternal perusahaan sampel.
Dewan Direksi = Jumlah total anggota Dewan Direksi
3. Komite Audit
baik yang berasal dari internal perusahaan maupun dari eksternal
perusahaan sampel.
[image:54.612.59.544.287.518.2]Komite Audit = Jumlah total komite audit
Tabel 3.2
Ringkasan Definisi Operasional dan Pengukurannya
No. Jenis variabel Nama Variabel Parameter Skala Pengukuran
1 Dependen Manajemen Laba Persentase antara modal kerja dengan pendapatan
Rasio
2 Independen Dewan Komisaris Jumlah keseluruhan dewan komisaris dalam masing-masing
perusahaan sampel
Nominal
3 Independen Dewan Direksi Jumlah keseluruhan dewan direksi dalam masing-masing perusahaan sampel
Nominal
4 Independen Komite Audit Persentase antara jumlah anggota komite audit independen dengan jumlah seluruh komite audit
Rasio
Sumber: Olahan Penulis (2014)
3.7Teknik Analisis Data
3.7.1 Analisis Regresi Berganda
Teknik analisis data yang penulis lakukan adalah analisis regresi berganda
Analisis ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel dewan komisaris, dewan
direksi, dan komite audit terhadap manajemen laba. Adapun rumus dari regresi
liniear berganda adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + e
Dimana :
Y = manajemen laba
X1 = dewan komisaris
X2 = dewan direksi
X3 = komite audit
a = konstanta
b1,b2,b3 = koefisien regresi dari setiap variabel independen
e = error
Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan software SPSS Versi
dilakukan uji asumsi klasik agar estimasi (ß) bersifat BLUE (Best, Linear, Unbiased,
Estimator).
3.7.2 Uji Asumsi Klasik
3.7.2.1Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk “menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui
bahwa uji-t dan uji-F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistic menjadi tidak valid untuk jumlah
sampel kecil” (Ghozali, 2006:74). Untuk mengetahui apakah residual berdistribusi
normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik.
3.7.2.1Uji Multikolonieritas
Uji ini bertujuan untuk “menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen” (Ghozali, 2006:57). Korelasi tidak akan terjadi
diantara variabel independen jika model regresinya baik. Jika terjadi korelasi antara
variabel independen maka variabel independen tersebut tidak orthogonal. Variabel
orthogonal adalah variabel independen yang korelasi antar sesama variabel
3.7.2.2Uji autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk “menguji apakah dalam model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode sebelumnya (t-1). Jika
terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjangb waktu berkaitan satu
sama lainnya” (Ghozali, 2006:61).
3.7.2.3Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji “apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
variance tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas” (Ghozali, 2006:69)
3.7.3 Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi (R2)
Uji ini bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara
nol dan satu (Ghozali, 2006:45). Semakin kecil nilai R2 berarti semakin terbatas
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai R2
yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua
b. Uji-F
Uji-F menunjukkan “apakah semua variabel independen yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen” (Ghozali, 2006:47). Uji-F pada dasarnya menunjukkaan apakah semua
variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikat/dependen.
c. Uji-t
Uji-t menunjukkan “seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji-t bertujuan untuk
melihat signifikansi dalam pengujian hipotesis” (Ghozali, 2006:48). Penelitian ini
3.8Jadwal Penelitian
[image:59.612.114.543.251.477.2]Penelitian ini akan direncanakan sebagai berikut :
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
No. <