• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASOSIASI PERILAKU IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MEMINUM TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI BESI DI PUSKESMAS X TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASOSIASI PERILAKU IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MEMINUM TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI BESI DI PUSKESMAS X TAHUN 2014"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

ASOSIASI PERILAKU IBU HAMIL

TRIMESTER III DALAM MEMINUM TABLET ZAT BESI

DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI BESI DI PUSKESMAS ‘X’ TAHUN 2014

Apriningsih1 1

Progdi S1-Kesehatan Masyarakat FIKES UPN “Veteran” Jakarta Alamat korespondensi: apriningsih@gmail.com

ABSTRAK

Berdasarkan Riskesdas 2013, anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi sekitar 37,1%. Penyebab utama anemia adalah kekurangan zat besi. Anemia pada saat kehamilan dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada saat kehamilan atau saat persalinan.Anemia dapat mempengaruhi produktivitas dan aktivitas penderitanya, bahkan merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu (usia, pendidikan, paritas, pekerjaan), pengetahuan, sikap dan praktek ibu hamil berkaitan dengan kejadian anemia pada ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas “X” pada bulan Juli 2014. Jenis penelitian yang dilakukan adalah survei deskriftif analitik.Populasinya adalah seluruh ibu hamil trisemester III yang berkunjung ke Puskesmas “X”, Kota Depok pada bulan Juli 2014. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan variabel yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi besi pada ibu hamil trisemester III di Puskesmas “X” Kota Depok adalah usia, pendidikan, pengetahuan dan praktek mengkonsumsi zat besi sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan kejadian anemia gizi besi pada ibu hamil trisemester III adalah pekerjaan, paritas dan sikap ibu hamil.

Kata kunci : Kejadian Anemia gizi besi

Pendahuluan

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 359/100.000 kelahiran hidup, melonjak dari SDKI tahun 2007 sebesar 228/100.000 kelahiran hidup. Beberapa faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan, ekslampsia, abortus dan infeksi 1.

Perdarahan adalah keluarnya cairan darah dari pembuluh darah akibat pembuluh darah mengalami perobekan.Kematian Ibu akibat perdarahan sering terjadi karena terdapat penyakit anemia yang merupakan predisposisi terjadinya perdarahan hebat dan selanjutnya dapat menyebabkan kematian2. Paling sedikit satu diantara dua kematian ibu di negara berkembang disebabkan oleh anemia defisiensi besi3.

Berdasarkan data Riskesdas 2013, terdapat 37,1% ibu hamil mengalami anemia gizi besi dengan proporsi yang hampir sama antara kawasan daerah perkotaan (36,4%) dan pedesaan (37,8%)4. Ibu hamil trisemester III berisiko terkena anemia gizi besi karena pada saat itu janin sedang menimbun cadangan zat besi untuk dirinya dalam rangka persediaan setelah lahir5. Penelitian Purnamasari (2002) menemukan bahwa 74,37% ibu hamil yang mengalami anemia 84% di derita oleh ibu hamil trisemester III6.

Berdasarkan penelitian Handayani (2012) diungkapkan faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil adalah faktor umur dan pendidikan ibu7. Hasil penelitian Nasution (2005) dalam Harahap (2011) prevalensi anemia terdapat pada kelompok ibu dengan paritas lebih dari 3 orang sebesar 36,13%8. Menurut Fatimah (2007) pekerjaan Ibu juga berhubungan dengan status anemia ibu hamil9.

Untuk menangani masalah anemia zat besi pada ibu hamil, pemerintah melalui Departemen Kesehatan RI sejak tahun 1970 telah melaksanakan program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil di Puskesmas dan Posyandu secara gratis dengan mendistribusikan tablet zat besi yang berisi 200 mgfero dan 0,25 mgasam folat (setara dengan 60 mg zat besi dan 0,25 asam folat). Tablet zat besi mulai diberikan pada trisemester II 30 tablet dan 60 tablet pada trisemester III. Setiap ibu hamil dianjurkan minum tablet zat besi dengan dosis satu tablet setiap hari selama masa kehamilan sampai 40 hari setelah masa kehamilan10.

Tablet zat besi sebagai suplementasi yang diberikan pada ibu hamil menurut aturan harus dikonsumsi setiap hari. Namun karena berbagai alasan diantaranya tingkat pengetahuan, sikap dan praktek ibu hamil yang kurang baik maka tablet zat besi tidak diminum sesuai anjuran yang diberikan oleh petugas kesehatan10.

(2)

2 Puskesmas ”X” adalah Puskesmas kecamatan

yang berada di wilayah kota Depok. Berdasarkan studi awal yang dilakukan di tempat tersebut banyak ibu hamil yang tidak mengetahui manfaat tablet zat besi dan tidak meminumnya karena dengan alasan tablet zat besi membuat mual dan keliru dalam praktek mengkonsumsinya seperti meminum 3 tablet setiap harinya.Oleh karenanya penelitian ini ingin mengungkapkan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi dan kaitannya dengan kejadian anemia paada ibu hamil trisemester III di Puskesmas “X”, Kota Depok Tahun 2014.

Metodologi Penelitian

Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan adalah seluruh populasi ibu hamil trisemester III sebanyak 88 orang. Mayoritas ibu hamil trisemester III di UPT Puskesmas “X” Kota Depok tidak mengalami

anemia (72,7%), namun demikian terdapat 27,3% ibu hamil trisemester III yang mengalami anemia. Mayoritas responden memiliki karakteristik berusia antara 20 hingga 34 tahun, berpendidikan tinggi, memiliki anak kurang dari 3 anak dan tidak bekerja. Sebagian besar ibu hamil trisemester III di Puskesmas “X” Mas Kota Depok memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang pentingnya mengkonsumsi zat gizi besi dalam kehamilan, memiliki sikap yang baik dan mempraktekkan dengan baik perilaku konsumsi zat gizi besi selama kehamilannya.

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Anemia di Puskesmas “X” Kota Depok Tahun 2014

Status Anemia Frekuensi

N % Anemia Tidak Anemia 24 64 27,3 72,7 Tabel 2.

Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Hamil Trisemester III di Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2014

Variabel Frekuensi N % Usia Ibu <20 dan ≥35 tahun 20-34 tahun 23 65 26,1 73,9 Pendidikan Rendah Tinggi 26 62 29,5 70,5 Paritas <3 anak ≥3 anak 76 12 86,4 13,6 Status pekerjaan Tidak Bekerja Bekerja 65 23 73,9 26,1

Tingkat Pengetahuan Responden

Rendah Tinggi Sikap Responden Kurang Baik 24 64 27,3 72,7

Praktek Mengkonsumsi Tablet Zat besi

Kurang Baik 27 61 30,7 69,3 Berdasarkan hasil uji statistik antara variabel

independen dengan variabel dependen didapatkan bahwa variabel yang memiliki asosiasi signifikan secara statistik dengan kejadian anemia pada ibu hamil trisemester III adalah variable usia ibu, tingkat pendidikan, paritas, tingkat pengetahuan dan praktek ibu hamil dalam mengkonsumsi zat gizi besi.

Pembahasan

Mayoritas (73,9%) Ibu hamil trisemester III di Puskesmas “X”Kota Depok berada pada usia yang optimal untuk kehamilan dan persalinan yaitu usia 20-34

tahun, hanya sebagian kecil (26,1%) yang berada pada usia risiko tinggi untuk kehamilan dan persalinan. Walaupun hanya sebagian kecil ibu-ibu hamil tersebut harus tetap mendapatkan perhatian khusus dari petugas pelayanan kesehatan setempat utamanya petugas di bagian Kesehatan Ibu dan Anak.

Sebagian besar ibu hamil trisemester III di Puskesmas “X” Kota Depok memiliki pendidikan diatas SMA hingga Perguruan tinggi yaitu sebanyak 70,5%. Hal ini baik karena pendidikan merupakan hal penting yang dapat mempengaruhi pola pikir seseorang termasuk

(3)

3 dalam tindakan seseorang dalam mengonsumsi tablet gizi

zat besi 11.

Mayoritas ibu hamil trisemester III di Puskesmas “X” Kota Depok tidak bekerja (73,9%) dan hanya mengandalkan pendapatan dari suami sebagai kepala keluarga. Hal ini erat kaitannya dengan pendapatan yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ibu yang tidak bekerja cenderung tidak memiliki banyak kegiatan dibanding ibu yang bekerja sehingga dapat secara rutin memeriksakan kondisi kehamilannya ke bidan atau petugas kesehatan12.

Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar ibu hamil trisemester III di Puskesmas “X” Kota Depok memiliki paritas kurang dari 3 anak (86,4%). Kondisi ini merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut penyebab kematian maternal. Paritas lebih dari 3 berisiko lebih tinggi terhadap kejadian kematian maternal dan bayi13.

Mayoritas ibu hamil trisemester III di Puskesmas “X” Kota Depok berpengetahuan baik (68,2%), memiliki sikap yang baik (72,7%) dan melakukan praktik yang baik dalam mengkonsumsi tablet zat gizi besi (69,3%).

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden tidak mengalami anemia yaitu sebesar 72,3%. Data ini cukup bagus karena mengingat anemia merupakan salah satu faktor predisposisi kejadian perdarahan yang menjadi salahsatu penyebab kematian ibu hamil. Masih ditemukannya kejadian anemia pada ibu hamil sebesar 27,3% merupakan indikator bahwa kesehatan ibu hamil belum optimal.

Berdasarkan hasil uji statistik bivariat antara variabel independen dengan variabel dependen didapatkan bahwa variabel yang memiliki asosiasi signifikan secara statistik dengan kejadian anemia pada ibu hamil trisemester III adalah variabel usia ibu, tingkat pendidikan, paritas, tingkat pengetahuan dan praktek ibu hamil dalam mengkonsumsi zat gizi besi.

Kelompok Ibu hamil trisemester III yang berada pada kelompok usia berisiko (>20tahun dan <35tahun) yang mengalami anemia lebih banyak jumlahnya dibandingkan kelompok ibu hamil trisemester III yang berada pada kelompok usia tidak berisiko (20-34 tahun). Hal ini disebabkan ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun masih membutuhkan zat besi untuk perkembangan dirinya, apalagi ketika dia hamil dia harus membagi zat besi yang ada di dalam tubuhnya untuk janin yang dikandung dalam dirinya apalagi ketika ibu memasuki kehamilan dengan cadangan zat besi minimal akan sangat berisiko terkena anemia. Sementara itu Ibu hamil yang berumur lebih dari 35 tahun memiliki organ reproduksi yang kurang dapat berfungsi dengan baik. Kemampuan usus halus pada saat ibu hamil pada kelompok umur reproduksi tidak sehat kurang dapat mengabsorbsi zat besi yang terkandung dalam makanan sehingga kurang mampu mensupply darah secara cukup ke plasenta

sehingga mengakibatkan terjadinya anemia saat kehamilan14.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nina (2012) di Kalsel, bahwa ada hubungan bermakna antara pendidikan ibu dengan status anemia gizi besi, dan penelitian Imah (2007) di Jawa Barat yang menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara pendidikan ibu hamil dengan anemia gizi besi. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi sehingga banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pengetahuan dan pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang diperkenalkan. Pendidikan merupakan salahsatu kebutuhan dasar manusia yang sangat diperlukan untuk mengembangkan diri, semakin rendah tingkat pendidikan semakin sulit menerima serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi yang dapat menyebabkan kurangnya produktivitas dan kesejahteraan keluarga14. Ada kecenderungan bahwa ibu hamil yang berpendidikan dasar lebih banyak yang mengalami anemia dibandingkan ibu hamil yang berpendidikan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan ibu hamil maka semakin sedikit ibu hamil yang menderita anemia. Ibu hamil yang berpendidikan tinggi lebih mampu berperilaku baik untuk mencegah terjadinya anemia dibanding ibu hamil yang berpendidikan rendah. Melalui pendidikan, setiap ibu hamil dapat melatih daya pikir sehingga memudahkan dalam memecahkan masalah yang dihadapi14.

Variabel lain yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil trisemester III Puskesmas “X” Kota Depok adalah tingkat pengetahuan, hal ini sejalan dengan penelitian Budiarti (2009)15 di Puskesmas Mangkang Semarang yang menyatakan ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan status anemia gizi besi. Pengetahuan diperoleh setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang 16. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang menstimulasi atau merangsang terwujudnya suatu perilaku kesehatan. Apabila ibu hamil mengetahui dan memahami manfaat tablet zat besi akan membuat ibu menyadari bahwa tablet zat besi merupakan salahsatu cara untuk mengurangi anemia gizi besi. Sehingga dapat terhindar dari berbagai faktor risiko terjadinya anemia kehamilan14.

Praktek mengkonsumsi tablet zat gizi besi berhubungan secara signifikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil trisemester III di Puskesmas “X” Kota Depok. Praktek yang benar dalam mengkonsumsi tablet zat gizi besi adalah mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak 1 (satu) tablet setiap hari karena bila lebih dari

(4)

4 dosis yang dianjurkan akan membuat ibu hamil

mengalami diare, konstipasi, mual, nyeri dada seperti terbakar dan nyeri abdomen. Mengkonsumsi tablet zat gizi besi juga harus menggunakan air putih tidak boleh

menggunakan air teh atau susu karena di dalam teh mengandung zat tanin yang menghambat penyerapan dari tablet zat besi sehingga efek tablet zat besi tersebut tidak akan maksimal.

Tabel 3

Asosiasi Antara Variabel Independen dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trisemester III di Puskesmas “X” Kota Depok Tahun 2014

Variabel Independen Status Anemia Total P-Value Anemia Tidak Anemia

N % N % N

Usia Ibu

<20tahun dan >35tahun 20-34 tahun 13 11 56,5 16,9 10 54 43,5 83,1 23 65 0,001 Tingkat pendidikan Rendah Tinggi 14 10 53,8 16,1 12 52 46,2 83,9 26 62 0,001

Paritas Ibu Hamil <3 anak ≥3 anak 15 9 19,7 75,0 61 3 80,3 25,0 76 12 0,000

Status Pekerjaan Ibu Hamil Tidak Bekerja Bekerja 17 7 26,2 30,4 48 16 48 16 65 23 0,787

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Kurang Baik 16 8 57,1 13,3 12 52 42,9 86,7 28 60 0,000

Sikap Ibu Hamil Kurang Baik 9 15 37,5 23,4 15 49 62,5 76,6 24 64 0,282

Praktek Ibu Hamil Meminum Tablet Zat Gizi Besi

Kurang Baik 14 10 51,9 16,4 13 51 48,1 83,6 27 61 0,001 Kesimpulan

Mayoritas usia Ibu hamil semester III di Puskesmas “X” Kota Depok berada pada kelompok usia optimal untuk hamil dan persalinan yaitu 20-34 tahun, dengan pendidikan terbanyak ada pada kelompok pendidikan SMA dan perguruan tinggi. Paritas responden dengan frekuensi terbanyak ada pada kelompok paritas lebih dari 3 anak dan sebagian besar tidak bekerja. Tingkat pengetahuan dan sikap responden sebagian besar tinggi dan melakukan praktek yang baik terkait perilaku mengkonsumsi tablet zat gizi besi.

Sebagian besar ibu hamil trisemester III di Puskesmas “X” Kota Depok tidak mengalami anemia, namun demikian masih ditemukan sebanyak 27,3% ibu hamil yang menderita anemia pada semester III.

Berdasarkan hail uji statistik variabel yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil trisemester III di Puskesmas “X” Kota Depok adalah usia ibu hamil,tingkat pendidikan, paritas, tingkat pengetahuan dan paktek mengkonsumsi tablet zat besi.

Bagi ibu hamil agar terus meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan yang baik dalam mengkonsumsi tablet zat gizi besi melalui sarana informasi seperti televisi, majalah, atau buku KIA.

Pengetahuan juga bisa didapatkan melalui petugas kesehatan pada saat pemeriksaan kehamilan.Melakukan pemeriksaan kehamilan sedini mungkin untuk mendapatkan informasi dan pelayanan terkait dengan status kehamilan sehingga dapat diketahui bila terjadi permasalahan dalam kehamilannya seperti anemia gizi besi. Ibu hamil juga disarankan untuk mengkonsumsi tablet zat besi yang diberikan petugas kesehatan secara teratur sesuai petunjuk satu tablet setiap hari selama kehamilan.

Untuk Puskesmas “X” Kota Depok agar secara berkesinambungan memberikan layanan konseling dan informasi tentang tablet zat besi dan bahaya anemia gizi besi kepada ibu hamil pada saat pemeriksaan kehamilan. Selain itu juga memberikan pelatihan kepada bidan dan kader kesehatan tentang pengetahuan anemia gizi besi sehingga dapat menyegarkan ingatan pengetahuan yang telah dimiliki sehingga dapat memberikan informasi dengan baik kepada masyarakat utamanya kepada ibu hamil dan keluarganya. Disarankan juga agar melakukan skrining terhadap ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas “X” Kota Depok sehingga cakupan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan meningkat dan dapat mendeteksi kejadian anemia sedini mungkin.

(5)

5 Ucapan terimakasih

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Puskesmas “X” Kota Depok yang telah memberikan ijin melakukan penelitian, kepada Michael yang telah melakukan pengambilan dan pengolahan data penelitian. Daftar Pustaka

1. BKKBN, 2013. Survei demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta BKKBN.

2. Sembiring, Rinawati. 2010. Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Perdarahan Post Partum di RSUP H Adam Malik Medan:Jurnal Mutiara Indonesia

3. Zaterti, 2011. Hubungan Pengetahuan Ibu hamil trisemester III tentang Anemia Dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi di wilayah kerja Puskesmas 2011.Jakarta. Skripsi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”Jakarta.

4. Kemenkes RI. 2013. Laporan Nasional Riskesdas, 2013.Kemenkes Republik Indonesia.Jakarta

5. Surinati, Idewa Ayu.2011. Perbedaan berat badan lahir dan berat plasenta lahir pada ibu hamil aterm dengan anemia dan tidak anemia.Bali.Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana.

6. Hidayat, Ika. 2009. Hubungan Frekuensi Antenatalcare Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trisemster III di Puskesmas Mangkang kota Semarang 2009.Semarang.Skripsi FKM UNIMUS 7. Handayani, Sri Kumala. 2012. Faktor-faktor Yang

Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trisemester III di Wilayah Kota Banjar Baru Kalsel.Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

8. Harahap, Juraida. 2011. Pengaruh ketimpangan gender dalam Keluarga dan Karakteristik Ibu terhadap Anemia dalam kehamilan di Wilayah kerja Puskesmas Rumbio Jaya kabupaten Kampar.Medan.Skripsi FKM USU

9. Fatimah. 2007. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan Ibu dengan Kejadian

Anemia pada

Ibu hamil di Puskesmas Dempo Palembang tahun 2007.Palembang

10. Sudiyati. 2011. Analisis Perbedaan kepatuhan Ibu hamil dalam mengkonsumsi Tablet Besi berdasarkan Penggunaan kartu Monitor tablet besi di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok 2011. Semarang.UNDIP 11. Handayani, Nur. 2011. Faktor-faktor Yang

Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trisemester III di Puskesmas Kramat Jati Jakarta Timur Tahun 2011.Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

12. Prasetyo. 2006. Faktor-faktor Yang berhubungan dengan Anemia Gizi besi di Puskesmas Tegal Timur.Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarat Universitas Indonesia

13. Rochjati, Pudji. 2003. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya. Airlangga Universitas Press 14. Purbadewi, Lindung dan Ulvie, Yuliana Noor

Setiawati. 2013. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang. April 2013, Vol 2, Nomor 1 //http.jurnal.unimus.ac.id

15. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi

Penelitian Ilmu

Keperawatan.Jakarta.Salemba.medika

16. Budiarti, Milani. 2009. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Zat Besi dengan Kejadian Anemi di Puskesmas Mangkang Kota Semarang.Karya Tulis Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Semarang

17. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.Jakarta.PT.Rineka Cipta

Referensi

Dokumen terkait

Penurunan harga bawang merah merupakan komoditas utama yang memiliki andil terbesar dalam menghambat terjadinya inflasi di 8 kota di Jawa Timur.. Sedangkan komoditas

Dari hasil percobaan ini semakin besar beban awal pada percobaan siklik, beban puncak yang dicapai swpesimen semakin besar, penurunan beban puncak semakin

penelitian yang akan saya lakukan yaitu pada variabel terikat yaitu kecerdasan emosional sedangkan perbedaannya terdapat pada variable bebas yaitu tingkat

Apakah terdapat perbedaan dari Agency Cost pada BUMN sebelum. dan

kinerja Performance based grant Hibah untuk memperluas cakupan pelayanan dan meningkatkan kinerja berdasarkan pencapaian target Matching grant Hibah untuk mendorong Investasi

Peneliti memilih data dan populasi dalam penelitian adalah laporan keuangan perusahaan yang tergolong perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia yang telah.. diaudit oleh akuntan

Berdasarkan tabel 1.1 dan berbagai hal yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian mengenai persediaan pada perusahaan

diberikan kepada penulis dalam penulisan laporan dan perancangan proyek akhir Desain