• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I : PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pencapaian MDGs yaitu status gizi balita. Masalah gizi utama di Indonesia saat ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I : PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pencapaian MDGs yaitu status gizi balita. Masalah gizi utama di Indonesia saat ini"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu indikator kesehatan pada anak dinilai dari keberhasilan pencapaian MDGs yaitu status gizi balita. Masalah gizi utama di Indonesia saat ini tidak hanya berkaitan dengan gizi buruk saja, akan tetapi mulai berkembang masalah baru terkait dengan permasalahan gizi lebih. Data terakhir prevalensi balita gizi kurang di Indonesia sebesar 13,0%, gizi buruk 4,9%, gizi lebih 5,8%, balita sangat pendek 18,5 % dan balita pendek 17,1%. Untuk D.I.Y prevalensi balita gizi kurang 8,45 %, gizi buruk 0,56 %. Di Kabupaten Bantul balita bawah garis merah (BGM) 2,4 % belum mencapai target (1,5 %), padahal 3 kabupaten lainnya sudah mencapai target. Balita gizi lebih 3,08 %, gizi kurang 10,79 % dan gizi buruk 0,52 % (Dinkes Bantul 2012, Kemenkes 2012, Dinkes D.I.Y, 2013).

Balita termasuk dalam masa usia prasekolah (3-6 tahun) yang merupakan tahap penting dalam tumbuh kembang anak, pemenuhan kebutuhan zat gizi yang adekuat sangat penting untuk pertumbuhan, kesehatan, dan perkembangan otak, agar potensi anak dapat berkembang secara optimal (Delaune & Ladner, 2011). Pemenuhan asupan zat gizi yang tidak tepat pada masa ini dapat mengakibatkan berbagai macam permasalahan diantaranya adalah gagal tumbuh, obesitas, rentan terhadap penyakit infeksi dan gangguan kesehatan jangka panjang (World Health Organization., 2009).

Orang tua anak mempunyai tanggung jawab menjadi model peran gizi yang baik untuk anaknya (Soetardjo & Soekarti, 2011, Kozier et al., 2011). Pada awal

(2)

juga berperan dalam menentukan jenis makanan yang bergizi, porsi makan anak, menjadikan makanan yang sehat sebagai gaya hidup sehari-hari, membatasi makanan cepat saji, serta menyediakan lingkungan makanan yang santai dan nyaman (Kozier et al., 2011). Perilaku orang tua dalam pemberian makanan pada anak berhubungan dengan asupan makanan padat gizi yang berlebih dan mempunyai peranan penting terhadap status gizi anak (Murashima et al., 2012, Rodgers et al., 2013).

Dalam menjalankan perannya untuk memberikan makanan pada anak, orang tua dihadapkan dengan berbagai jenis permasalahan sebagaimana hasil penelitian Kolopaking dkk (2011) menyatakan bahwa ibu menggunakan permen dan biskuit sebagai hadiah untuk mengontrol anak mereka, mayoritas ibu tidak dapat mengontrol pilihan makanan anak-anak mereka, seperti makanan ringan dan minuman manis. Orang tua juga kesulitan memberikan anjuran kepada anaknya untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi perilaku orang tua dalam pemberian makanan pada anak usia prasekolah, adalah persepsi orang tentang status gizi anaknya. Orang tua yang mempersepsikan anaknya mengalami kelebihan berat badan, akan membatasi anaknya untuk makan dan sedikit melakukan tekanan dalam pemberian makan (Yilmaz et al., 2013). Hasil penelitian Brann (2010) menyatakan bahwa terdapat perbedaan perilaku pemberian makan oleh pengasuh anak berdasarkan persepsi pengasuh tentang bentuk tubuh anak perempuan. Bentuk tubuh

(3)

anak mereka di masa depan, kepercayaan diri, gambaran diri, daya tarik fisik, peningkatan diri dan interaksi sosial serta karir (Zalilah et al., 2003).

Penelitian dilaksanakan di taman kanak-kanak (TK) wilayah Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, D.I.Y. Berdasarkan studi pendahuluan di salah satu TK di wilayah Kecamatan Piyungan yaitu TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Madugondo tanggal 12 februari 2014 kepada 5 orang tua wali murid dengan menanyakan mengenai persepsi mereka tentang bentuk tubuh anaknya saat ini, termasuk dalam kategori kurus, normal atau gemuk. Ketiga orang tua wali mempersepsikan anaknya memiliki bentuk tubuh yang normal, dua orang tua mempersepsikan anaknya kurus dan menyatakan tidak khawatir apabila anaknya menjadi gemuk. Orang tua mengatakan senantiasa berupaya memberikan makanan pada anaknya dengan baik, berusaha untuk tetapi tidak dapat mengontrol keinginan anak untuk membeli makanan manis yang tidak sehat, serta tidak melakukan upaya pembatasan pemberian makan. Orang tua juga menggunakan makanan sebagai hadiah agar anaknya tidur siang atau cenderung mengikuti kemauan anak ketika makan.

Perawat sebagai tenaga kesehatan memiliki peran dalam pemenuhan asupan gizi pada anak diantaranya sebagai tim kesehatan interdisipliner, konselor gizi, pendidik, dan peneliti (Ghalili et al., 2007). Upaya memahami persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anaknya penting untuk dilakukan sejak masa awal kehidupan anak (Barlow & Dietz, 1998)

(4)

Penelitian mengenai persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anak prasekolah sudah cukup banyak dilakukan, tetapi jumlahnya masih sangat terbatas terutama yang sudah dipublikasikan di Indonesia. Penelitian yang mengukur tentang perbedaan perilaku orang tua dalam pemberian makanan pada anak usia 3-6 tahun berdasarkan persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anak masih sangat jarang dilakukan. Diharapkan penelitian ini dapat menjelaskan perbedaan perilaku orang tua dalam memberikan makanan pada anak prasekolah (3-6 tahun) berdasarkan persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anak.

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perbedaan perilaku orang tua dalam pemberian makanan pada pada anak usia pra sekolah berdasarkan persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anak pada TK di wilayah Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, D.I.Y

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, salah satu faktor utama penentu perilaku orang tua dalam pemberian makanan pada anak usia prasekolah, adalah persepsi orang tua tentang status gizi anaknya. Orang tua yang mempersepsikan anaknya mengalami kelebihan berat badan, akan membatasi anaknya untuk makan dan sedikit melakukan tekanan pemberian makan. Terdapat perbedaan perilaku pemberian makan oleh pengasuh anak berdasarkan persepsi

(5)

rasa tanggungjawab, kekhawatiran akan berat badan anak, pembatasan pemberian makan, tekanan pemberian makan serta pemantauan asupan makan pada anak usia prasekolah berdasarkan persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anak pada TK di wilayah Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, D.I.Y?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi perbedaan perilaku orang tua dalam pemberian makan berdasarkan persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anak usia prasekolah.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis perbedaan perilaku orang tua tentang tanggungjawab pemberian makan antara orang tua yang mempersepsikan bentuk tubuh anaknya kurus, normal dan gemuk

b. Menganalisis perbedaan perilaku orang tua tentang kekhawatiran akan berat (badan) anak antara orang tua yang mempersepsikan bentuk tubuh anaknya kurus, normal dan gemuk.

c. Menganalisis perbedaan perilaku orang tua tentang pembatasan pemberian makan antara orang tua yang mempersepsikan bentuk tubuh anaknya kurus, normal dan gemuk.

d. Menganalisis perbedaan perilaku orang tua tentang tekanan dalam pemberian makan antara orang tua yang mempersepsikan bentuk tubuh anaknya kurus, normal dan gemuk.

(6)

e. Menganalisis perbedaan perilaku orang tua tentang pemantauan asupan makanan antara orang tua yang mempersepsikan bentuk tubuh anaknya kurus, normal dan gemuk.

D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam mengembangkan ilmu perilaku khususnya terkait dengan peran orang tua dalam pengasuhan anak, pada aspek pemenuhan kebutuhan zat gizi melalui pemberian asupan makanan bagi anak usia prasekolah yang dibedakan berdasarkan persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anak.

2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti

Sebagai suatu proses pembelajaran dalam melakukan penelitian yang baik dan benar, karena peneliti mendapatkan bimbingan dan pengalaman yang sangat banyak dan detail dalam melakukan proses penelitian. Proses dan pengalaman ini sebagai dasar untuk mengembangkan dan melakukan inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan, khususnya keperawatan anak di masa yang akan datang melalui proses penelitian.

(7)

Sebagai bahan informasi mengenai perilaku orang tua dalam pemberian makanan pada anak usia prasekolah dan persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anak.

E. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang berhubungan dengan persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anak adalah?

1. Penelitian Zalilah et al. (2003) yang berjudul Parental Perceptions of Children's Body Shapes. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah tujuan penelitian untuk mengukur perbedaan persepsi orangtua tentang bentuk tubuh anak laki-laki dan perempuan, alat ukur menggunakan sketsa bentuk tubuh anak yang dibuat oleh Collin (1991). Uji statistik menggunakan wilcoxon matched-pairs signed ranks. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anak dan sampel penelitian orang tua dengan anak prasekolah.

2. Penelitian (Holm-Denoma et al., 2005 yang berjudul Parents’ Reports of the Body Shape and Feeding Habits of 36-Month-Old Children: An Investigation of Gender Differences. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel bebasnya adalah persepsi orangtua tentang bentuk tubuh anak diukur dengan menggunakan kalimat pertanyaan kepada orangtua dan variabel terikatnya adalah persepsi orang tua tentang perilaku makan anak dan diukur menggunakan Oregon Research Institute Child Eating Behavior Inventory (ORI-CEBI) yang meliputi 4 aspek yaitu memilih makanan, usaha untuk mengontrol, menolak

(8)

makanan, dan mengasuh secara positif. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada variabel persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anak. 3. Penelitian (Garret-Wright, 2011) yang berjudul Parental Perception of Preschool

Child Body Weight. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel terikatnya adalah faktor psikososial orang tua dan diukur dengan The Parenting Sense of Competence Scale (PSOC). Tempat penelitian di pelayanan kesehatan anak Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel bebas yaitu persepsi orang tua tentang berat badan tubuh anak diukur dengan The Child Feeding Questionnaire (CFQ), hanya menggunakan salah satu subskalanya saja yaitu Concern about Child Weight atau kekhawatiran orang tua terhadap berat (badan) anak, responden orang tua yang mempunyai anak usia 2-5 tahun. 4. Penelitian (Yilmaz et al., 2013) berjudulHow does parents’ visual perception of

their child’s weight status affecttheir feeding style? Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah gaya ibu dalam pemberian makan pada anak diukur dengan “Parental Feeeding Style Questionnaire”(PFSQ) yang meliputi 4 aspek yaitu instrumental, dorongan, kontrol dan emosional. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu persepsi visual ibu tentang status berat badan anak diukur dengan sketsa bentuk tubuh anak yang dibuat oleh Scoot Millard dan rancangan penelitian menggunakan studi potong lintang.

5. Penelitian (Brann, 2010) berjudul Child-feeding practices and child overweight perception of family day care providers caring for preschool-age children. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah subjek penelitian adalah

(9)

penelitian adalah tempat penitipan anak. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan adalah perilaku orang tua dalam pemberian makanan pada anak diukur menggunakan Child Feeding Questionnaire (CFQ).

Referensi

Dokumen terkait

Estimasi biaya dan waktu yang diperoleh dialokasikan ke dalam fase-fase yang terjadi selama pengembangan, sehingga menghasilkan penjadwalan.Pada akhir penelitian

ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR PADA HOTEL PONDOK

Hubungan antara variabel eksternal dengan persepsi kemudahan menggunakan, persepsi kemudahan menggunakan dengan persepsi kebermanfaatan, persepsi kebermanfaatan

bahwa sebelum dan sesudah dilakukan intervensi terdapat perbedaan yang sangat nyata pada tabel 2 pada kelompok self-esteem terlihat bahwa sebelum dansesudah dilakuakn

Hasil proses analisa data kelimpahan larva ikan yang tertangkap di kawasan Delta Wulan dengan tiga kerapatan mangrove yang berbeda menunjukkan bahwa kelimpahan larva ikan

P rofil Pengendalian Risiko Lingkungan adalah gambaran singkat kegiatan Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan KKP Kelas I Tanjung Priok, yang meliputi kegiatan

20 Tahun 2001 Tentang Pemilikan Saham Dalam Perusahaan yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing yakni dalam rangka lebih mempercepat peningkatan dan perluasan kegiatan

Memiliki arah yang positif dan berpengaruh signifikan menunjukkan bahwa banyaknya proporsi komisaris independen yang semakin besar dapat berpengaruh pada beban