PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI (Studi Eksperimen Quasi pada Kelas XI di SMA Yayasan Atikan Sunda pada
Semester Ganjil Tahun ajaran 2014/2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi
Oleh ANISA EPRILIA
1000828
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh
ANISA EPRILIA SUNARYA 1000828
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi pada Fakultas Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial
© ANISA EPRILIA
Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
ii
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT
DENGAN PAIRED STORYTELLING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI (Studi Eksperimen Quasi pada Kelas XI di SMA Yayasan Atikan Sunda
pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2014/2015)
Pembimbing I : Prof. Dr. Gurniwan Kamil Pasya, M.si. Pembimbing II : Mirna Nur Alia, S.Sos., M.Si
Program Studi Pendidikan Sosiologi
Anisa Eprilia 1000828
Mata pelajaran Sosiologi pada tingkat SMA memiliki materi yang sebagian besar berupa teks bacaan dengan istilah- istilah yang sulit diingat, maka pembelajaran Sosiologi ini harus menggunakan model pembelajaran yang dapat melatih daya ingat peserta didik. sebagaimana diketahui bahwa proses pembelajaran yang terpusat pada guru ini memunculkan beberapa akibat, diantaranya adalah peserta didik menjadi pasif dan tidak berani mengungkapkan pendapat, guru lebih mendominasi proses pembelajaran, hingga pembelajaran tidak akan tercapai tujuannya.
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui perbedaan model pembelajaran cooperative script dengan paired storytelling terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran sosiologi. Penelitian ini dilakukan di SMA Yayasan Atikan Sunda pada kelas XI, dengan sampel kelas XI IPS 1, XI IPS 2, dan XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dimana peserta didik pada kelas eksperimen akan dibandingkan dengan peserta didik yang berada pada kelas kontrol dan pada akhirnya masing- masing kelas eksperimen ini akan dibandingkan pula.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan hasil belajar model cooperative script dan konvensional dengan nilai T hitung adalah 1,86 dibawah T tabel 1%. Terdapat perbedaan hasil belajar model paired storytelling dengan pembelajaran konvensional dengan nilai T hitung adalah 4,76 lebih besar nilainya dari T tabel 1%, dan tidak ada perbedaan hasil belajar model cooperative script dan model pembelajaran paired storytelling dengan nilai T hitung adalah 0,158 dibawah T tabel 1% dengan demikian bahwa perbedaan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script dengan model paired storytelling ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
ii
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
COOPERATIVE LEARNING MODEL SCRIPT DIFFERENCES WITH PAIRED STORYTELLING OF LEARNERS STUDY RESULTS ON THE
SUBJECTS OF SOCIOLOGY
vi
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
vii
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Eksperimen . . . 58
BAB IV HASIL PENELITIAN . . . 59
A. Deskripsi Hasil Penelitian . . . 59
1. Profil Tempat Penelitian . . . 59
2. Hasil Penelitian . . . 61
a. Data Hasil Belajar Peserta Didik . . . 61
b. Hasil Pengukuran Pre Test . . . 61
c. Hasil Pengukuran Post Test . . . 63
B. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran pada Setiap Kelas. . 77
1. Kelas Eksperimen 1. . . 78
2. Kelas Eksperimen 2. . . 80
3. Kelas Kontrol . . . 83
C. Temuan dan Kendala dalam Proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Cooperative Script dan Paired Storytelling . . . 84
BAB V SIMPULAN DAN SARAN . . . 88
A. Simpulan . . . 88
B. Saran . . . 89
1
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu jalan yang harus ditempuh seorang
manusia untuk menjadi manusia seutuhnya, karena dengan pendidikan manusia
dapat belajar mengenai berbagai hal dalam kehidupannya. Banyak cara untuk
memperoleh pendidikan, salah satunya adalah program pendidikan yang diadakan
di dalam sekolah.
Pendidikan di sekolah ini merupakan kegiatan untuk membentuk mental dan
karakter peserta didik agar menjadi lebih baik dengan dibekali ilmu dan
pengetahuan. Dalam Undang- undang RI. Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri.
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, maka dalam pelaksanaannya
haruslah melibatkan orang-orang yang handal dan profesional. Guru merupakan
salah satu kunci keberhasilan dan penentu terbesar dalam mencapai tujuan
pendidikan setiap peserta didik karena guru terjun langsung dalam
pelaksanaannya. Pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk
mencapai tujuan yang diharapkan untuk membelajarkan siswanya dan
mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya. Karena itu, guru
sebagai pengelola pembelajaran diharapkan dapat menciptaka n pembelajaran yang
berkualitas agar tujuan pembelajaran tercapai.
Tujuan pembelajaran merupakan sesuatu yang ingin dicapai setelah
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dari waktu ke waktu tujuan pembelajaran
perlu disempurnakan sesuai dengan tuntutan perkembangan zama n dan
perkembangan siswa.
Pemerintah selalu berusaha mencari cara untuk menyempurnakan
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
kurikulum yang ada dengan maksud meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Pemerintah juga memperkenalkan berbagai model pembelajaran yang dianggap
efektif untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran Sosiologi di sekolah bertujuan agar peserta didik memiliki
beberapa kemampuan yaitu memahami berbagai konsep Sosiologi, memahami
berbagai peran sosial, dan menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian sosial
dalam kehidupan bermasyarakat. Dari hal tersebut, pembelajaran Sosiologi ini
tidak serta merta hanya bertujuan untuk mendapatkan nilai tinggi pada buku rapor
ataupun ijazah, walaupun hal tersebut penting pula. Pada materi- materi
pembelajaran Sosiologi di sekolah secara umum masih berupa konsep yang masih
asing bagi peserta didik, padahal konsep-konsep tersebut sangat dekat dengan
kehidupan sehari-hari. Disinilah guru harus memiliki kreativitas untuk
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dalam pembelajaran, sehingga
berbagai tujuan tersebut tercapai.
Pembelajaran sosiologi yang terlihat saat ini masih sering menggunakan
model konvensional atau dengan model ceramah yaitu kegiatan pembelajaran
yang berlangsung secara satu arah dimana guru menyampaikan materi dan peserta
didik hanya mendengarkan. Cara pembelajaran seperti ini dirasakan tidak cocok
lagi dengan tujuan pembelajaran yang ada karena tidak dapat melatih peserta didik
untuk mengembangkan kemampuannya.
Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran sosiologi di kelas XI IPS
SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung ditemukan kondisi yang belum
sesuai harapan, seperti tidak ada pembelajaran yang aktif, kurangnya kesiapan
belajar, dan rendahnya minat belajar peserta didik. Kegiatan pembelajaran
sosiologi masih dilakukan secara searah, dimana peserta didik hanya
mendengarkan dan diminta untuk membaca, sehingga kegiatan pembelajaran
tersebut terlihat tidak efektif. Peserta didik juga hanya diminta mengerjakan tugas
sederhana yaitu mengerjakan buku Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk menambah
nilai. Pada proses pembelajaran tersebut siswa menjadi pasif dan tidak dapat
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Model ceramah yang digunakan guru Sosiologi yaitu kegiatan penyampaian
materi dan kegiatan tanya jawab yang kurang berkesan. Saat diamati, peserta didik
terlihat tidak tertarik sehingga memilih mengobrol dengan teman sebangku,
melamun, dan berpura-pura izin keluar kelas. Hal tersebut juga sulit dikendalikan
oleh guru karena peserta didik terkadang sangat ribut.
Beberapa peserta didik saat diwawancarai menyampaikan keluhannya
dengan alasan merasa bosan, tidak mengerti, dan tidak tertarik. Para peserta didik
juga berpendapat bahwa cara mengajar guru membuat jenuh, ditambah lagi
penyampaian materinya kurang dapat dipahami. Kemudian penyampaian materi
juga terkadang tidak berurutan, sehingga peserta didik merasa kebingungan.
Permasalahan tersebut tentu menghambat peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai seperti mendapat hasil belajar yang baik dan
pengembangan kemampuan secara maksimal. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil
belajar yang dicapai peserta didik yang masih banyak di bawah batas KKM.
Kegiatan pembelajaran yang monoton seperti diuraikan di atas tentu perlu
diperbaiki, karena semakin lama hal tersebut dibiarkan maka kegiatan seperti itu
akan terus berlanjut dari tahun ke tahun, sehingga tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai akan terus tertunda ketercapaiannya. Mengacu kepada kurikulum
yang diperkenalkan oleh pemerintah bahwa dalam proses pembelajaran dapat
diterapkan berbagai model pembelajaran yang dianggap efektif untuk menunjang
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Menurut Dahlan (dalam Alma, 2009, hlm.83) model mengajar dapat
diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun
kurikulum, mengatur materi pelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di
kelas.
Pemerintah memperkenalkan model model pembelajaran cooperatif atau
juga disebut dengan cooperative learning. Cooperative learning merupakan suatu
metode pembelajaran yang menjadikan peserta didik menjadi kelompok kecil dan
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
learning ini sangat menyentuh hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi dan saling membantu ke arah yang lebih baik.
Dalam cooperative learning ada berbagai macam variasi model yang dapat
diterapkan di dalam kelas. Dari berbagai macam model tersebut, terdapat dua
model pembelajaran yang hampir serupa, yaitu model pembelajaran paired
storytelling atau dikenal juga dengan bercerita berpasangan, dan model pembelajaran cooperative script.
Kedua model ini hampir serupa karena sama-sama membagi peserta didik
berpasang-pasangan dan bekerja sama dalam memahami pembelajaran, namun
memiliki kapasitas yang berbeda dalam pembagian materi pada proses
pembelajarannya.
Mata pelajaran Sosiologi pada tingkat SMA memilik i materi yang sebagian
besar berupa teks bacaan dengan istilah- istilah yang sulit diingat, maka
pembelajaran Sosiologi ini harus menggunakan model pembelajaran yang dapat
melatih daya ingat peserta didik. Model pembelajaran paired storytelling dan
cooperative script merupakan model pembelajaran yang dapat melatih daya ingat peserta didik untung mengingat materi pembelajaran, dimana peserta didik sangat
dilibatkan dalam setiap langkah proses pembelajarannya.
Pembelajaran menggunakan model cooperative learning ini sangat cocok
diterapkan pasa mata pelajaran Sosiologi. Dalam praktek pembelajaran Sosiologi
di SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung, guru masih sering menggunakan
metode ceramah. Peserta didik dianggap sebagai objek dalam proses
pembelajaran, sehingga hanya terjadi komunikasi satu arah dari guru ke peserta
didik. Hal itu menyebabkan peserta didik menjadi tidak aktif dan mengakibatkan
peserta didik kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran karena merasa tidak
dilibatkan.
Proses pembelajaran yang terpusat pada guru ini memunculkan beberapa
akibat, diantaranya adalah peserta didik menjadi pasif dan tidak berani
mengungkapkan pendapat, guru lebih mendominasi proses pembelajaran, hingga
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Melihat hal di atas, kemampuan peserta didik dalam mata pelajaran
Sosiologi dapat dikatakan belum maksimal. Penelitian ini dilaksanakan sebagai
salah satu alternatif memperbaiki dan memaksimalkan kemampuan sehingga
menumbuhkan kesadaran peserta didik, melibatkan peserta didik secara aktif
dalam proses pembelajaran sehingga mampu berpikir kritis terhadap fenomena
yang terjadi di sekitarnya.
Hal tersebut mendorong peneliti untuk menguji cobakan metode cooperative
learning agar dapat meningkatkan minat dan kemamp uan peserta didik dalam mata pelajaran Sosiologi. Metode cooperative learning ini akan membantu
peserta didik lebih memahami apa yang dipelajari, karena peserta didik terjun
langsung dalam prosesnya. Setiap peserta didik akan bekerja sama dan saling
membantu dengan rekan lain, karena pada metode cooperative learning membagi
peserta didik menjadi tim belajar.
Bekerja dalam kelompok memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
belajar dalam kemampuan akademik sekaligus sosial (Hanifah, 2012, hlm.19).
Hal tersebut menunjukkan pula bahwa cooperative learning tidak hanya
mengajarkan sebuah materi saja pada peserta didik, namun mengajarkan pula
kehidupan sosial yang baik.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka dirasa perlu untuk memberikan sebuah
inovasi baru dalam proses pembelajaran dengan mencari model pembelajaran dari
metode cooperative learning untuk menumbuhkan semangat belajar peserta didik.
Dengan model tersebut diharapkan mampu menciptakan suasana yang baru dan
nyaman, sehingga proses pembelajaran menjadi bervariasi dan tidak monoton,
maka peneliti bermaksud menerapkan kedua model pembelajaran kooperatif yang
dijelaskan di awal yaitu cooperative script dan paired storytelling dalam mata
pelajaran Sosiologi.
Proses belajar mengajar di sekolah pada akhirnya akan memberikan se tiap
peserta didik hasil belajar. Hasil belajar pada dasarnya memiliki pengertian
beragam, namun pada intinya hasil belajar ini merupakan kemampuan yang
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau kata – kata lainnya. Hasil belajar juga
dapat dijadikan sebagai parameter keberhasilan proses belajar yang menerapkan
suatu metode atau pendekatan tertentu dalam kegiatan belajar mengajar.
Penerapan model pembelajaran yang berbeda bisa jadi memberikan hasil
belajar yang berbeda pula. Hal tersebut menjadi menarik bagi peneliti untuk
membandingkan hasil belajar dari penerapan kedua model tersebut, dengan
melakukan eksperimen pada dua kelas yang berbeda dengan materi pembelajaran
yang sama.
Uraian di atas telah memaparkan mengenai model pembelajaran Paired
Storytelling dan Cooperative Script, dimana kedua model pembelajaran tersebut dapat menjadi alternatif yang akan di uji lebih mendalam. Peneliti bermaksud
untuk mengetahui bagaimana perbedaan model pembelajaran tersebut dalam
meningkatkan hasil belajar yang akan diraih peserta didik. Dengan penerapan
kedua model tersebut diharapkan akan menarik perhatian serta meningkatkan
minat belajar setiap peserta didik, sehingga meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan berbagai asumsi latar belakang di atas menjadi dasar
pentingnya penelitian ini dilakukan. Hal ini didasarkan pada kondisi pembelajara n
Sosiologi di SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung, yang masih
menggunakan model pembelajaran konvensional atau yang lebih sering disebut
ceramah. Maka peneliti mengambil alternatif penggunaan model pembelajaran
yang lebih kreatif dan efisien yang diharapkan dapat mendukung peningkatan
terhadap pemahaman materi peserta didik sehingga hasil belajar dapat meningkat
serta membantu peserta didik untuk peka terhadap berbagai gejala sosial.
Dengan melihat latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan Model Pembelajaran Cooperative Script dengan Paired Storytelling terhadap Hasil Belajar Peserta didik pada Mata
Pelajaran Sosiologi (Studi Eksperimen Quasi pada kelas XI di SMA Yayasan
Atikan Sunda pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015)”.
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut, maka
rumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Adakah perbedaan hasil belajar menggunakan model Cooperative Script
dengan model konvensional pada pada mata pelajaran Sosiologi pokok di
SMA YAS Bandung?
2. Adakah perbedaan hasil belajar menggunakan model Paired Storytelling
dengan model konvensional pada pada mata pelajaran Sosiologi pokok di
SMA YAS Bandung?
3. Adakah perbedaan hasil belajar menggunakan model Cooperative Script
dengan model Paired Storytelling pada pada mata pelajaran Sosiologi
pokok di SMA YAS Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, tujuan yang hendak dicapa i
melalui penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar menggunakan model
Cooperative Script dengan model konvensional pada pada mata pelajaran Sosiologi pokok di SMA YAS Bandung.
2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar menggunakan model Paired
Storytelling dengan model konvensional pada pada mata pelajaran Sosiologi pokok di SMA YAS Bandung.
3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar menggunakan model
Cooperative Script dengan model Paired Storytelling pada pada mata pelajaran Sosiologi pokok di SMA YAS Bandung.
D. Manfaat Penelitian
Dari berbagai hal yang telah diungkapkan di atas, peneliti diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut.
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman yang baik
mengenai Cooperative Learning dalam proses pembelajaran terutama
dalam mencapai keberhasilan belajar.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acua n peneliti-peneliti selanjutnya
yang mempunyai obyek penelitian yang sama.
2. Secara Praktis
a. Bagi Pihak Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi yang bermanfaat bagi pengelola dan pengajarnya agar lebih
mengerti dan memahami model pembelajaran yang mempengaruhi
keberhasilan belajar.
b. Bagi Peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat membantu peserta didik
untuk meningkatkan hasil belajarnya.
c. Bagi universitas hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan
bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan. Dalam hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti dan dapat menjadi
referensi untuk penelitian selanjutnya.
d. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai wahana untuk latihan
dan studi banding antara teori yang sudah didapat di bangku kuliah dengan
praktek yang sebenarnya diterapkan dalam dunia pendidikan, sehingga
nantinya dapat dijadikan bekal dalam memasuki dunia kerja. Selain itu
dengan penelitian ini peneliti dapat menambah pengetahuan
tentang, perbandingan penerapan cooperative learning model cooperative
script dengan model paired storytelling terhadap keberhasilan belajar pada mata pelajaran Sosiologi.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Laporan penelitian ini disusun sesuai dengan struktur atau sistem Atikan
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
(UPI) dalam Pedoman Karya Ilmia h Tahun 2013, dimana di dalamnya terdapat
lima bab besar.
Bab I berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari
skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah
penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian,
manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
Bab II berisi uraian kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis
penelitian. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoretis dalam menyusun
penelitian, lalu kerangka pemikiran ditempuh untuk merumuskan hipotesis
dengan mengkaji hubungan teoretis antar variabel penelitian, kemudian hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam
penelitian.
Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk
beberapa komponen lainnya seperti lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian,
desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian,
proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
Bab IV hasil penelitian dan pembahasan terdiri atas dua dua hal utama, yaitu
pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan
masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, serta tujuan penelitian; dan
pembahasan atau analisis temuan.
Bab V simpulan dan saran, dimana simpulan menyajikan penafsiran dan
41
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Yayasan Atikan Sunda Bandung atau
sering disebut SMA YAS, beralamat di Jalan P.H.H. Mustofa No. 115 Bandung.
Peneliti memilih lokasi ini karena sebe lumnya telah melakukan observasi
terhadap proses pembelajaran Sosiologi di kelas XI SMA YAS Bandung.
Permasalahan yang ditemukan pada saat itu adalah kurangnya kesiapan serta
minat belajar peserta didik dan tenaga pendidik masih menggunakan teknik
konvensional dalam mengajar sehingga kurang mampu memotivasi peserta didik
untuk menjadi lebih aktif. Selain itu, peneliti merupakan tenaga pengajar yang
sedang melakukan PLP pada mata pelajaran Sosiologi sehingga dalam
pengumpulan data yang diperlukan dapat dikumpulkan secara langsung.
Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil (I), mulai tanggal 15 – 24
September 2014 selama dua minggu berturut-turut.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMA YAS
Bandung yang berjumlah 104 orang, dengan rincian kelas XI IPA sebanyak 28
orang, XI IPS 1 sebanyak 25 orang, XI IPS 2 sebanyak 25 orang dan kelas XI IPS
3 sebanyak 26 orang.
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 3 rombongan belajar. yaitu kelas XI
IPS 1, XI IPS 2, dan XI IPS 3 yang akan menjadi kelas eksperimen 1, kelas
eksperimen 2 dan kelas kontrol.
Kelas XI IPS 1 merupakan eksperimen 1 yang akan diberikan pembelajaran
menggunakan model Cooperative Script, kelas XI IPS 2 merupakan eksperimen 2
yang akan belajar dengan model Paired Storytelling, dan kelas IPS 3akan belajar
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu B. Desain Penelitian
Menurut Sugiono dalam Suprianti (2014, hlm. 36) mengatakan bahwa
desain penelitian adalah sesuatu yang berkaitan dengan metode dan alasan
mengapa metode metode tersebut digunakan dalam penelitian. Desain penelitian
yang digunakan adalah The Static Group Pretest-posttest Design. Desain tersebut
digambarkan dalam tabel 3.1 sebagai berikut.
Tabel 3.1 Desain penelitian
Kelompok Pretest Treatmentt Posttest
E1 F1 X1 P1
E2 F2 X2 P2
C F3 - P3
Keterangan :
E1 : Kelompok Eksperimen 1
E2 : Kelompok Eksperimen 2
C : Kelompok Kontrol
F1 : Pretest Kelompok Eksperimen 1
F2 : Pretest Kelompok Eksperimen 2
F3 : Pre test Kelas Kontrol
X1 : Model Pembelajaran Cooperative Script
X2 : Model Pembelajaran Paired Storytelling
P1 : Post Test Kelompok Eksperimen 1
P2 : Post Test Kelompok Eksperimen 1
P3 : Post Test Kelas Kontrol
C. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keberhasilan antara
model pembelajaran Cooperative Script dengan model pembelajaran Paired
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Menurut Arikunto (dalam Suprianti 2014, hlm. 37) metode penelitian adalah
cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen.
Menurut Nasution (1987, hlm. 43) suatu eksperimen dapat dilakukan ketika
salah satu variabelnya dapat dikontrol. Kontrol dalam penelitian mempunyai dua
arti. Pertama, kontrol yang dimaksud adalah satu variabel lebih bersifat tetap dan
variabel lainnya bersifat bebas. Kemudian dalam arti yang kedua, kontrol
digunakan bagi kelompok atau individu yang tidak dikenakan variabel
eksperimen, atau dapat memungkinkan pula kelompok atau individu yang sama
digunakan sebagai kelompok percobaan juga sebagai kelompok kontrol. Misalnya
suatu kelompok yang mulanya diajar dengan metode lama, kemudian setelah
periode batu diajar dengan metode baru. Hasil belajar dengan kedua metode itu
dibandingkan untuk melihat perbedaan pengaruh variabel eksperimen tersebut.
Dalam hal ini individu atau kelompok tersebut bertindak sebagai kontrolnya
sendiri.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen, dimana
peserta didik akan pada kelas eksperimen akan dibandingkan dengan peserta didik
yang berada pada kelas kontrol dan pada akhirnya masing- masing kelas
eksperimen ini akan dibandingkan pula.
Pada metode eksperimen ini, peneliti menggunakan metode eksperimental
semu (Quasi Eksperimen Design) yaitu pengontrolan dalam proses eksperimen
disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Desain penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui perbedaan variabel yang menjadi objek dalam penelitian.
Penelitian ini menggunakan dua kelompok eksperimen, yaitu kelompok
eksperimen 1, kelompok eksperimen 2, dan kelompok kontrol. Peserta didik pada
kelompok eksperimen 1 diberikan treatmentt dengan menggunakan model
pembelajaran cooperative script, kemudian kelompok eksperimen 2 diberikan
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
terhadap kedua kelas eksperimen dan satu kelas kontrol tersebut digambarkan
dalam bagan alur perlakuan penelitian sebagai berikut.
Kelas XI Kelas XI Kelas XI
(KE1) (KE2) (KK)
O1→ X1→ O2 O1→ X2→ O2 O1→ O2
∆XA - - - -- ∆XB - - - ∆Xc
H1 H2
H3
Bagan 3.1 Bagan Alur Perlakuan Penelitian
Keterangan :
KE1 : Kelas Eksperimen 1
KE2 : Kelas Eksperimen 2
KK : Kelas Kontrol
O1 : Pre Test
O2 : Post Test
X1 : Perlakuan 1 (Cooperative Script)
X2 : Perlakuan 2 (Paired Storytelling)
∆XA : Hasil belajar kelas ekspeimen 1
∆XB : Hasil belajar kelas ekspeimen 1
∆Xc : Hasil belajar kelas kontrol
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Bagan di atas menjelaskan bahwa setiap kelas eksperimen dan kontrol akan
diberikan pre test terlebih dahulu. Kemudian kelas XI IPS 1 sebagai kelas
eksperimen 1 akan mendapat pembelajaran menggunakan model cooperative
script dan kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen 2 mendapatkan pembelajaran menggunakan model Paired Storytelling. Kemudian kelas kontrol adalah kelas XI
IPS 3. Setelah mendapatkan tratment, kedua kelas tersebut akan diberikan post
test. Kelas kontrol pun akan diberikan post tes. Skor hasil pre test dan post test
setiap kelas eksperimen dan kontrol lalu dihitung untuk mengetahui perbedaan
keberhasilan belajarnya. Dari hasil perhitungan itulah hipotesis akan dibuktikan.
D. Definisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (dalam Suprianti 2014, hlm, 40) definisi operasional
variabel adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan
karakteristik yang diamati. Yang memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena,
dimana variabel penelitian merupakan suatu keadaan yang dimanipulasi,
dikendalikan atau diobservasi oleh peneliti.
Penelitian ini mengkaji tentang implementasi model pembelajaran
cooperative script dan model pembelajaran Paired Storytelling untuk melihat perbedaan hasil belajar peserta didik.
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu model pembelajaran
cooperative script dan model pembelajaran Paired Storytelling sebagai variabel bebas, sedangkan hasil belajar sebagai variabel terikat. Adapun bentuk
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2
Operasional Variabel
Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
semula sebagai
Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat untuk mengumpulkan data. Data yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang menunjukkan hasil belajar
peserta didik setelah belajar dengan menggunakan model pembelajaran
cooperative script dan model pembelajaran Paired Storytelling. Maka penelitian ini menggunakan instrumen:
1. Tes kemampuan, terdiri dari:
a. Pre-tes
Tes ini merupakan tes individual berupa tes tertulis dengan pilihan objektif
atau pilihan ganda yang diberikan sebelum belajar mengenai suatu materi pokok
dengan menggunakan suatu model pembelajaran yang akan di terapkan pada kelas
yang diteliti.
b. Post-test
Test ini merupakan tes individual berupa tes tertulis dengan pilihan objektif
atau pilihan ganda yang diberikan setelah pembelajaran materi atau kompetensi
dasar. Post test ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah
diberi perlakuan. Skor post test inilah yang akan menjadi bahan analisis
perhitungan untuk melihat perbedaan dengan hasil pre test.
2. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan sebagai alat untuk mengobservasi
keterlaksanaan model pembelajaran cooperative script dan model pembelajaran
Paired Storytelling dalam kegiatan pembelajaran. Lembar observasi ini berisi penilaian dari guru mata pelajaran mengenai pelaksanaan langkah- langkah setiap
model dilakukan dengan benar atau tidak, serta komentar-komentar yang
diberikan langsung oleh guru baik berupa evaluasi ataupun koreksi agar
pembelajaran selanjutnya dapat diperbaiki.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yang dikumpulkan langsung dari tempat penelitian, meliputi
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu F. Proses Pengembangan Instrumen
Proses pengujian instrumen penelitian ini adalah dengan mengukur validitas,
reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran pada setiap butir soal tes kepada
kelas uji coba soal. Instrumen penelitian yang digunakan berupa hasil tes dalam
bentuk soal pilihan ganda dengan kelompok sosial dan permasalahan sosial dalam
masyarakat.
1. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar akan mengukur kemampuan peserta didik dalam
pembelajaran. Tes hasil belajar ini diperoleh dari hasil pre-test dan post-test yang
dilakukan pada setiap kelas yang diteliti. Hasil pre-test merupakan hasil tes yang
diberikan sebelum peserta didik pada kelas kontrol dan peserta didik yang
diberikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative
script dan model pembelajaran paired storytelling. Kemudian hasil post-test merupakan hasil yang akan diperhitungkan untuk mengetahui perbedaan hasil
belajar sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.
Tes hasil belajar ini diperoleh dengan memberikan soal berupa pilihan ganda
dengan pokok bahasan mengenai kelompok sosial untuk pre test dan materi
permasalahan sosial dalam masyarakat untuk post test. Soal tersebut sebelumnya
diuji cobakan kepada kelas uji coba untuk mengetahui tingkat kesukaran dan
tingkat signifikan pada setiap butir soalnya. Kemudian setiap butir soal akan
diperbaiki maupun diganti jika soal tersebut dianggap tidak signifikan.
Setelah soal diperbaiki, maka selanjutnya adalah mengujikan soal tersebut
pada kedua kelas yang dijadikan sampel penelitian. Uji soal tersebut dilakukan
melalui dua tahap, yaitu sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Tahap setelah
pemberian tes adalah membandingkan hasil pre test dan post test pada tiap tiap
kelas sampel. Hal ini tentu ditujukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
pada kelas eksperimen 1 dengan kelas kontrol, kelas eksperimen 2 dengan kelas
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
diketahui model pembelajaran manakah yang lebih efektif dalam menunja ng
keberhasilan belajar peserta didik pada mata pelajaran Sosiologi.
Instrumen tes atau soal tes diuji cobakan pada peserta didik di SMA
SUMATERA 40 Bandung. Berikut tahapan yang dilakukan pada proses uji coba
soal pre test dan post test.
2. Analisis Item Tes
Analisis item soal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas item soal yang
dibuat. Menurut Suaatmaja (1984, hlm 138) langkah untuk menganalisis item soal
dimulai dari membuat kunci jawaban, menentukan pedoman penilaian,
menentukan tikat kesukaran, menghitung tikat signifikan dan indeks kesukaran
tiap item. Berikut langkah langkah untuk menentukan analisis item soal:
a. Membuat Pedoman Penilaian dan Kunci Jawaban.
Menurut Sumaatmaja (1984, hlm. 138-141) pedoman penilaian tes objektif
yang menggunakan metode statistik menggunakan rumus umum sebagai berikut :
S = R-
Keterangan:
S : angka (skor) yang diperoleh dari penebakan R : jumlah item yang dijabab benar (right)
W : jumlah item yang dijawab salah (wrong)
O : banyak pilihan atau option
1 : angka tetap
b. Membuat Ketentuan Tingkat Signifikan tiap Item
Tingkat signifikan setiap item dihitung berdasarkan selisih jawaban yang
salah di antara kelompok rendah (WL) dengan kelompok tinggi (WH) atau dapat
ditulis juga WL-WH seperti yang dikemukakan J. C. Syanley (dalam Sumaatmaja
1984, hlm, 139) pada tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Jumlah yang ditetapkan sebagai tingkat pembeda yang signifikan
Jumlah Pilihan Ganda
lebih tinggi berarti memiliki daya pembeda yang signifikan sehingga tidak perlu
diperbaiki.
1) Menentukan indeks Kesukaran Tiap Item
Menurut Sumaatmaja (1984, hlm, 134) tingkat kesukaran item soal
merupakan gambaran kemampuan peserta didik dalam menjawab soal-soal tes.
Untuk menentukan tingkat kesukaran pada analisa item soal digunakan rumus
indeks kesukaran sebagai berikut.
Keterangan :
Untuk menentukan tingkat kesukaran item, digunakan ketentuan sebagai
berikut:
a) Item mudah : Jika 16% yang dites tidak dapat menjawab item tersebut.
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
c) Item Sulit : Jika 50% yang dites tidak dapat menjawab item tersebut.
J.C. Syanley dalam Sumaatmaja (1984, hlm 135) mengemukakan rumus
untuk mencari nilai pada tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.4
Nilai Pada Tingkat Kesukaran Presentase yang dites
yang menjawab item dengan salah
Jumlah pilihan (option) setiap item
2 3 4 5
16 0,16n 0,213n 0,240n 0,256n
50 0,50n 0,667n 0,750n 0,800n
84 0,84n 1,120n 1,260n 1,344n
Sumber: Sumaatmaja 1984, hlm. 135
Penelitian ini menggunakan alat tes yang berupa soa l pilihan ganda dengan
menggunakan opsi sebanyak 5 buah, maka yang digunakan adalah urutan pada
tabel dengan opsi 5. Lalu jumlah kelompok rendah dan kelompok tinggi yaitu
27%.29 = 8, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
a) Mudah : 0,256.8 = 2,05 → ≤ 2
b) Sedang : 0,800.8 = 6,4 → 3 - 7
c) Sukar : 1,344.8 = 10,75 → ≥ 8
1) Memperbaiki dan mengganti item
Menurut Sumaatmaja (1984. Hl. 140) untuk memperbaiki dan mengganti
item, disunakan pedoman sebagai berikut.
Item yang diganti :
a) Jika daya pembeda (WL-WH) tidak signifikan dan indeks kesukaran lebih
dari 100.
b) Jika daya pembeda tidak signifikan dan indeks kesukaran sama dengan
nol.
Item yang diperbaiki :
a) Jika daya pembeda signifikan tetapi indeks kesukaran lebih dari 100.
b) Jika daya pembeda tidak signifikan tetapi indeks kesukaran kurang dari
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Hasil uji coba terhadap 25 item pre test pilihan ganda berdasarkan daya
pembeda dan indeks kesukaran, didapatkan hasil yang dijelaskan pada tabel 3.5
Hasil uji pre tes berdasarkan daya pembeda dan indeks kesukarannya sebagai
berikut:
Tabel 3.5
Hasil Uji Pre Tes Berdasarkan Daya Pembeda dan Indeks Kesukarannya
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
23 2 - 2 2 15,62 Mudah Tidak Signifikan
24 2 - 2 2 15,62 Mudah Tidak Signifikan
25 4 1 3 5 39,06 Sedang Tidak Signifikan
Berdasarkan tabel diatas analisa uji coba soal pre tes didapatkan item soal yang
harus diperbaiki dan diganti.
a) Item yang harus diganti yaitu nomor 3, 5, 11
b) Item yang harus diperbaiki yaitu nomor 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 16, 18, 19, 23,
24, 25.
Hasil uji coba terhadap 25 item post tes pilihan ganda berdasarkan daya
pembeda dan indeks kesukaran, didapatkan hasil pengukuran yang dijelaskan
pada tabel 3.6 Hasil uji coba pos tes berdasarkan daya pembeda d an indeks
kesukaran sebagai berikut:
Tabel 3.6
Hasil Uji Coba Pos Tes Berdasarkan Daya Pembeda dan Indeks Kesukaran
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
21 5 3 2 8 62,5 Sukar Tidak Signifikan
22 5 - 5 5 39,06 Sedang Signifikan
23 5 2 3 7 54,69 Sedang Tidak Signifikan
24 3 1 2 4 31,25 Sedang Tidak Signifikan
25 6 6 0 12 93,75 Sukar Tidak Signifikan
Berdasarkan tabel diatas analisa uji coba soal pos tes didapatkan item soal yang
harus diperbaiki dan diganti.
a) Item yang harus diganti yaitu nomor 7, 9, 12, 14, 17, 19
b) Item yang harus diperbaiki yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 8, 13, 15, 18, 21, 23, 24,
25.
G. Lembar Observasi
Pedoman observasi guru ini dibuat untuk menunjukkan gambaran proses
pembelajaran Sosiologi dengan menggunakan model pembelajaran cooperative
script dengan model pembelajaran paired storytelling.
Lembar observasi guru ini di isi oleh guru mata pelajaran sebagai observer,
dimana didalamnya terdapat penilaian kesesuaian antara perlakuan dengan
langkah-langkah yang tersedia.
Lembar observasi ini juga berguna sebagai ajuan peneliti yang berperan
sebagai pendidik agar dapat menerapkan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran cooperative script dengan model pembelajaran paired storytelling
dengan baik. Sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dan dapat pula
meningkatkan kemampuan peserta didik.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah melalu
teknik tes dan lembar observasi. Tes yang digunakan oleh peneliti adalah tes
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
sebanyak dua kali yaitu pre test dan post test. Peneliti memilih tes tertulis sebagai
alat pengumpul data karena dengan tes tertulis penilaian akan lebih objektif dan
pasti, serta dapat mengetahui kemampuan peserta didik dengan soal soal yang
diberikan. Lembar observasi digunakan untuk mengukur sejauh keterlibatan
peserta didik dalam proses pembelajaran serta menilai kinerja peneliti dalam
setiap langkah- langkah model pembelajaran.
I. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari pengumpulan data adalah hasil pre test dan post
test terhadap kelas kontrol, kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Prosedur
pengolahan data tersebut dilakukan melalui analisis data kuantitatif. Data
kuantitatif diperoleh dari hasil uji coba instrimen soal test yang menghasilkan data
skor pre test dan post rest.
1. Data Hasil Tes
Data hasil skor tes peserta didik ini digunakan untuk melihat perbedaan hasil
belajar yang menggunakan model konvensional, model cooperative script dan
model paired storytelling. Data yang diperoleh dari hasil tes d ilakukan dengan
tahapan berikut:
a. Menguji Soal Pre Test Dan Post Test
Pengujian soal pre test dan post test dilak sanakan diluar kelas eksperimen
dan kontrol. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui item soal yang signifikan.
Lalu setiap item soal dapat diketahui tingkat kesukarannya. Dari serangkaian
proses tersebut maka akan didapatkan hasil uji soal yang menentukan item soal
yang signifikan, diperbaiki, dan harus diganti. Kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas soal yang akan diujikan pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
b. Melakukan Uji T dengan Menggunakan Long Method
Setelah mendapatkan hasil pre test dan posttest pada kelas eksperimen,
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
long method untuk menguji efektifitas kedua treatmentt dengan menggunakan
kelas kontrol.
Hipotesis yang akan diuji :
1) Skor post test pengukuran hasil belajar antara kelas eksperimen 1 dengan
kelas kontrol.
H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar model cooperative script dan
konvensional.
H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar model cooperative script dengan
pembelajaran konvensional.
2) Skor post test pengukuran hasil belajar antara kelas eksperimen 2 dengan
kelas kontrol.
H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar model Paired Storytelling dan
konvensional.
H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar model Paired Storytelling dengan
pembelajaran konvensional.
3) Skor post test pengukuran hasil belajar antara kelas eksperimen 1 dengan
kelas eksperimen 2.
H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar model cooperative script dan
Paired Storytelling.
H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar model cooperative script dengan
pembelajaran Paired Storytelling
2. Matched Subject Antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Peneliti menggunakan matches subject, yaitu memilih peserta didik yang
memiliki kemampuan yang setara dengan memperhatikan kesamaan jenis kelamin
dan skor yang sama atau mendekati.
Matched subject ini diperoleh dari hasil pre test, yang kemudian menghasilkan 4 pasangan laki- laki dan 4 pasangan perempuan yang selanjutnya
akan menjadi tolak ukur perbedaan keberhasilan belajar. Hasil matched subjects
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7
Matched Subjects Berdasarkan Hasil Pre Test
No L/P
Kelas Eksperimen 1
Paired Storytelling
Kelas Eksperimen 1
Paired Storytelling
Kelas Kontrol Konvensional
Subjek Skor Subjek Skor Subjek Skor 1 L Taufik Irsyad 18 Fajar Sidiq 18 Riki 18 2 L Sandi Triyandi 16 Indra 16 Mada 16
3 L Ari Satria 13 Idham 13 Haris 13
4 L Mulyana 12 Andriansyah 12 Rafli 12
5 P Hendrayani 17 Risa Junita 17 Bunga 17
6 P Andara 16 Anggi Ayu 16 Melia 16
7 P Devi Setia 15 Sri Isma 15 Yuyu 15
8 p Arien F 14 Cucu 14 Arimbi 14
88
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkan hasil pemaparan rumusan masalah, dapat disimpulkan bahwa
data hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Hasil perhitungan uji T menunjukkan “Tidak ada perbedaan hasil belajar model cooperative script dan konvensional”. Perbedaan pengukuran skor post test kelas cooperative script dengan kelas kontrol
menyatakan bahwa nilai T hitung adalah 1,86 dibawah T tabel 1%, maka
Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan
antara kelas eksperimen 1 dengan kelas kotrol pada tingkat kepercayaan
99%.
2. Hasil perhitungan uji T menunjukkan “Terdapat pe rbedaan hasil belajar model paired storytelling dengan pembelajaran konvensional”. Perbedaan pengukuran skor post test kelas paired storytelling dengan
kelas kontrol menyatakan bahwa nilai T hitung adalah 4,76 lebih besar
nilainya dari T tabel 1%, maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen 2 dengan kelas
kotrol pada tingkat kepercayaan 99%.
3. Hasil perhitungan uji T menunjukan “Tidak ada pe rbedaan hasil belajar model cooperative script dan model pembelajaran paired storytelling”.
Perbedaan pengukuran skor post test kelas cooperative script dengan kelas
paired storytelling menyatakan bahwa nilai T hitung adalah 0,158 dibawah
T tabel 1%, maka Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan
yang signifikan antara kelas eksperimen 1 dengan kelas kotrol pada tingkat
kepercayaan 99%.
4. Dari kesimpulan diatas dapat diketahui bahwa perbedaan hasil belajar
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
model paired storytelling ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan,
atau dengan kata lain tidak ada yang lebih unggul. Hal tersebut dibuktikan
oleh perhitungan manual menggunakan uji T.
B. Saran
Berdasakan kesimpulan di atas, peneliti mengajukan saran sebagai berikut:
1. Model pembelajaran coperative script dan model pembelajaran paired
storytelling dapat dijadikan alternatif bagi guru Sekolah Menengah Atas, khususnya dalam mata pelajaran Sosilogi.
2. Bagi peserta didik, peserta didik harus lebih meningkatkan dan
mempertahankan semangat belajar, tanggung jawab, dan keaktivan
sehingga senantiasa mendukung perkembangan potensi yang dimiliki oleh
setiap peserta didik.
3. Bagi sekolah dan pembantu kebijakan sekolah agar dapat memberi
kesempatan dan memotivasi guru mata pelajaran untuk sedikit demi
sedikit menerapkan model pembelajaran yang lebih inovatif. Model
cooerative script dan paired storytelling dapat menjadi salah satu pilihan model pembelajaran yang telah teruji.
4. Penelitian yang dilakukan saat ini hanya mengukur kemampuan peserta
didik pada salah satu materi saja. Maka bagi peneliti yang akan datang,
peneliti memberikan saran agar dilakukan penelitian lanjutan yang
berkaitan dengan model pembelajaran cooperative script dan model
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
90
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Alma, Buchari. (2007) Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: CV Alfabeta.
Ibrahim dan Syaodih. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Isjoni. (2012). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Ypgyakarta: Putaka Pelajar.
Isjoni. (2012). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Berkelompok. Bandung: Alfabeta.
Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual. Bandung : PT. Refika Aditama.
Lie, Anita. (2004). Kooperatif Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta: Grasindo.
Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Malihan, Eli dan Kolip, Usman. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana. Nasution, S. (1987). Metode Research. Bandung: Jemmars Bandung.
Solihatin, Etin. (2009) Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sumaatmaja, N. (1984). Metodologi Pengajaran IPS. Bandung: Alumni.
Soekanto, Soerjono. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Thobroni dan Mustofa. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Skripsi dan Tesis :
Arini, Fitri Cahyo. (2011). Penerapan Metode Paired Storytelling untuk Meningkatkan Ketrampilan Berbicara Peserta didik Kelas V SD Negeri Bareng 3 Kota Malang. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah, Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Malang.
Hanifah, Siti. (2011). Penerapan Model Cooperative Script dalam Meningkatkan Kesadaran Peserta didik sebagai Masyarakat Global pada Pembelajaran Kewarganegaraan (Penelitian Tindakan di Kelas IX-8 SMP Negeri 10 Depok). Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Muniroh, Khayyizatul. (2010). Implementasi Pembelajaran dengan Model Cooperative Script Sebagai Usaha untuk Meningkatkan Kreativitas dalam Pemecahan Masalah Matematika Peserta didik Kelas VIII MTs Wahid Hasyi, Sleman Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Nugraha, Cynthia Ratna. (2012). Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita
Berpasangan dalam Pembelajaran Apersepsi Dongeng yang
Diperdengarkan (Studi Eksperimen Semu pada Peserta didik SMP kelas VII di SMP Negeri 10 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012). Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Sari, Estetika Yuwana. 2012. Penerapan Metode Pembelajaran Model Cooperative Script untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta didik (Studi pada Mata Pelajaran Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan Kelas X APK SMK Muhammadiyah 1 Kertosono Nganjuk). Skripsi, Jurusan Ekonomi, FE Universitas Negeri Malang.
Suprianti, Dian. (2014). Perbedaan Model Pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Sosiologi (Studi Eksperimen di Kelas XI SMA PGII 1 Bandung).
Rahayu, Margi. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Paired Storytelling dalam Kelompok Kecil untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Hasil Belajar Peserta didik Kelas VIIC SMP Pangudi Luhur Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Internet :
Adi, Devina. (2011). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik
Bercerita Berpasangan. [Online] Tersedia:
http://advie0202.wordpress.com/2011/05/17/pengaruh-penerapan-pembelajaran-kooperatif-teknik-bercerita-berpasangan/ . [25 Mei 2012] Malino, Jupri. (2012). Definisi Hasil Belajar Menurut Para Ahli. [Online]
Tersedia: http://juprimalino.blogspot.com/2012/02/definisipengertian- hasil-belajar.html [25 Mei 2012].
Nurhadijah, Ijah. (2012). Model Pembelajaran Cooperative Script. [online] Tersedia : http://ijahnurhadijah.blogspot.com/2013/03/model-pembelajaran-cooperative-script.html [25 Mei 2013]
Zulfikar, Saidna (2010). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Bercerita Berpasangan Dalam Pempelajaran Bahasa Inggris. [Online] tersedia: luluvikar.files.wordpress.com. [25 Mei 2013].
Anisa Eprilia, 2015
PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Dokumen :
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMA/MA.