• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DENGAN PAIRED STORYTELLING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI: (Studi Eksperimen Quasi Pada Kelas XI Di SMA Yayasan Atikan Sunda pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DENGAN PAIRED STORYTELLING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI: (Studi Eksperimen Quasi Pada Kelas XI Di SMA Yayasan Atikan Sunda pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2014/2015."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI (Studi Eksperimen Quasi pada Kelas XI di SMA Yayasan Atikan Sunda pada

Semester Ganjil Tahun ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi

Oleh ANISA EPRILIA

1000828

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh

ANISA EPRILIA SUNARYA 1000828

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi pada Fakultas Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial

© ANISA EPRILIA

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)
(5)

ii

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

DENGAN PAIRED STORYTELLING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI (Studi Eksperimen Quasi pada Kelas XI di SMA Yayasan Atikan Sunda

pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2014/2015)

Pembimbing I : Prof. Dr. Gurniwan Kamil Pasya, M.si. Pembimbing II : Mirna Nur Alia, S.Sos., M.Si

Program Studi Pendidikan Sosiologi

Anisa Eprilia 1000828

Mata pelajaran Sosiologi pada tingkat SMA memiliki materi yang sebagian besar berupa teks bacaan dengan istilah- istilah yang sulit diingat, maka pembelajaran Sosiologi ini harus menggunakan model pembelajaran yang dapat melatih daya ingat peserta didik. sebagaimana diketahui bahwa proses pembelajaran yang terpusat pada guru ini memunculkan beberapa akibat, diantaranya adalah peserta didik menjadi pasif dan tidak berani mengungkapkan pendapat, guru lebih mendominasi proses pembelajaran, hingga pembelajaran tidak akan tercapai tujuannya.

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui perbedaan model pembelajaran cooperative script dengan paired storytelling terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran sosiologi. Penelitian ini dilakukan di SMA Yayasan Atikan Sunda pada kelas XI, dengan sampel kelas XI IPS 1, XI IPS 2, dan XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dimana peserta didik pada kelas eksperimen akan dibandingkan dengan peserta didik yang berada pada kelas kontrol dan pada akhirnya masing- masing kelas eksperimen ini akan dibandingkan pula.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan hasil belajar model cooperative script dan konvensional dengan nilai T hitung adalah 1,86 dibawah T tabel 1%. Terdapat perbedaan hasil belajar model paired storytelling dengan pembelajaran konvensional dengan nilai T hitung adalah 4,76 lebih besar nilainya dari T tabel 1%, dan tidak ada perbedaan hasil belajar model cooperative script dan model pembelajaran paired storytelling dengan nilai T hitung adalah 0,158 dibawah T tabel 1% dengan demikian bahwa perbedaan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script dengan model paired storytelling ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

(6)

ii

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

COOPERATIVE LEARNING MODEL SCRIPT DIFFERENCES WITH PAIRED STORYTELLING OF LEARNERS STUDY RESULTS ON THE

SUBJECTS OF SOCIOLOGY

(7)

vi

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

(8)

vii

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Eksperimen . . . 58

BAB IV HASIL PENELITIAN . . . 59

A. Deskripsi Hasil Penelitian . . . 59

1. Profil Tempat Penelitian . . . 59

2. Hasil Penelitian . . . 61

a. Data Hasil Belajar Peserta Didik . . . 61

b. Hasil Pengukuran Pre Test . . . 61

c. Hasil Pengukuran Post Test . . . 63

B. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran pada Setiap Kelas. . 77

1. Kelas Eksperimen 1. . . 78

2. Kelas Eksperimen 2. . . 80

3. Kelas Kontrol . . . 83

C. Temuan dan Kendala dalam Proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Cooperative Script dan Paired Storytelling . . . 84

BAB V SIMPULAN DAN SARAN . . . 88

A. Simpulan . . . 88

B. Saran . . . 89

(9)

1

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu jalan yang harus ditempuh seorang

manusia untuk menjadi manusia seutuhnya, karena dengan pendidikan manusia

dapat belajar mengenai berbagai hal dalam kehidupannya. Banyak cara untuk

memperoleh pendidikan, salah satunya adalah program pendidikan yang diadakan

di dalam sekolah.

Pendidikan di sekolah ini merupakan kegiatan untuk membentuk mental dan

karakter peserta didik agar menjadi lebih baik dengan dibekali ilmu dan

pengetahuan. Dalam Undang- undang RI. Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah

untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri.

Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, maka dalam pelaksanaannya

haruslah melibatkan orang-orang yang handal dan profesional. Guru merupakan

salah satu kunci keberhasilan dan penentu terbesar dalam mencapai tujuan

pendidikan setiap peserta didik karena guru terjun langsung dalam

pelaksanaannya. Pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk

mencapai tujuan yang diharapkan untuk membelajarkan siswanya dan

mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya. Karena itu, guru

sebagai pengelola pembelajaran diharapkan dapat menciptaka n pembelajaran yang

berkualitas agar tujuan pembelajaran tercapai.

Tujuan pembelajaran merupakan sesuatu yang ingin dicapai setelah

mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dari waktu ke waktu tujuan pembelajaran

perlu disempurnakan sesuai dengan tuntutan perkembangan zama n dan

perkembangan siswa.

Pemerintah selalu berusaha mencari cara untuk menyempurnakan

(10)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

kurikulum yang ada dengan maksud meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Pemerintah juga memperkenalkan berbagai model pembelajaran yang dianggap

efektif untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran Sosiologi di sekolah bertujuan agar peserta didik memiliki

beberapa kemampuan yaitu memahami berbagai konsep Sosiologi, memahami

berbagai peran sosial, dan menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian sosial

dalam kehidupan bermasyarakat. Dari hal tersebut, pembelajaran Sosiologi ini

tidak serta merta hanya bertujuan untuk mendapatkan nilai tinggi pada buku rapor

ataupun ijazah, walaupun hal tersebut penting pula. Pada materi- materi

pembelajaran Sosiologi di sekolah secara umum masih berupa konsep yang masih

asing bagi peserta didik, padahal konsep-konsep tersebut sangat dekat dengan

kehidupan sehari-hari. Disinilah guru harus memiliki kreativitas untuk

melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dalam pembelajaran, sehingga

berbagai tujuan tersebut tercapai.

Pembelajaran sosiologi yang terlihat saat ini masih sering menggunakan

model konvensional atau dengan model ceramah yaitu kegiatan pembelajaran

yang berlangsung secara satu arah dimana guru menyampaikan materi dan peserta

didik hanya mendengarkan. Cara pembelajaran seperti ini dirasakan tidak cocok

lagi dengan tujuan pembelajaran yang ada karena tidak dapat melatih peserta didik

untuk mengembangkan kemampuannya.

Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran sosiologi di kelas XI IPS

SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung ditemukan kondisi yang belum

sesuai harapan, seperti tidak ada pembelajaran yang aktif, kurangnya kesiapan

belajar, dan rendahnya minat belajar peserta didik. Kegiatan pembelajaran

sosiologi masih dilakukan secara searah, dimana peserta didik hanya

mendengarkan dan diminta untuk membaca, sehingga kegiatan pembelajaran

tersebut terlihat tidak efektif. Peserta didik juga hanya diminta mengerjakan tugas

sederhana yaitu mengerjakan buku Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk menambah

nilai. Pada proses pembelajaran tersebut siswa menjadi pasif dan tidak dapat

(11)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Model ceramah yang digunakan guru Sosiologi yaitu kegiatan penyampaian

materi dan kegiatan tanya jawab yang kurang berkesan. Saat diamati, peserta didik

terlihat tidak tertarik sehingga memilih mengobrol dengan teman sebangku,

melamun, dan berpura-pura izin keluar kelas. Hal tersebut juga sulit dikendalikan

oleh guru karena peserta didik terkadang sangat ribut.

Beberapa peserta didik saat diwawancarai menyampaikan keluhannya

dengan alasan merasa bosan, tidak mengerti, dan tidak tertarik. Para peserta didik

juga berpendapat bahwa cara mengajar guru membuat jenuh, ditambah lagi

penyampaian materinya kurang dapat dipahami. Kemudian penyampaian materi

juga terkadang tidak berurutan, sehingga peserta didik merasa kebingungan.

Permasalahan tersebut tentu menghambat peserta didik untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai seperti mendapat hasil belajar yang baik dan

pengembangan kemampuan secara maksimal. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil

belajar yang dicapai peserta didik yang masih banyak di bawah batas KKM.

Kegiatan pembelajaran yang monoton seperti diuraikan di atas tentu perlu

diperbaiki, karena semakin lama hal tersebut dibiarkan maka kegiatan seperti itu

akan terus berlanjut dari tahun ke tahun, sehingga tujuan pembelajaran yang

hendak dicapai akan terus tertunda ketercapaiannya. Mengacu kepada kurikulum

yang diperkenalkan oleh pemerintah bahwa dalam proses pembelajaran dapat

diterapkan berbagai model pembelajaran yang dianggap efektif untuk menunjang

ketercapaian tujuan pembelajaran.

Menurut Dahlan (dalam Alma, 2009, hlm.83) model mengajar dapat

diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun

kurikulum, mengatur materi pelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di

kelas.

Pemerintah memperkenalkan model model pembelajaran cooperatif atau

juga disebut dengan cooperative learning. Cooperative learning merupakan suatu

metode pembelajaran yang menjadikan peserta didik menjadi kelompok kecil dan

(12)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

learning ini sangat menyentuh hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi dan saling membantu ke arah yang lebih baik.

Dalam cooperative learning ada berbagai macam variasi model yang dapat

diterapkan di dalam kelas. Dari berbagai macam model tersebut, terdapat dua

model pembelajaran yang hampir serupa, yaitu model pembelajaran paired

storytelling atau dikenal juga dengan bercerita berpasangan, dan model pembelajaran cooperative script.

Kedua model ini hampir serupa karena sama-sama membagi peserta didik

berpasang-pasangan dan bekerja sama dalam memahami pembelajaran, namun

memiliki kapasitas yang berbeda dalam pembagian materi pada proses

pembelajarannya.

Mata pelajaran Sosiologi pada tingkat SMA memilik i materi yang sebagian

besar berupa teks bacaan dengan istilah- istilah yang sulit diingat, maka

pembelajaran Sosiologi ini harus menggunakan model pembelajaran yang dapat

melatih daya ingat peserta didik. Model pembelajaran paired storytelling dan

cooperative script merupakan model pembelajaran yang dapat melatih daya ingat peserta didik untung mengingat materi pembelajaran, dimana peserta didik sangat

dilibatkan dalam setiap langkah proses pembelajarannya.

Pembelajaran menggunakan model cooperative learning ini sangat cocok

diterapkan pasa mata pelajaran Sosiologi. Dalam praktek pembelajaran Sosiologi

di SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung, guru masih sering menggunakan

metode ceramah. Peserta didik dianggap sebagai objek dalam proses

pembelajaran, sehingga hanya terjadi komunikasi satu arah dari guru ke peserta

didik. Hal itu menyebabkan peserta didik menjadi tidak aktif dan mengakibatkan

peserta didik kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran karena merasa tidak

dilibatkan.

Proses pembelajaran yang terpusat pada guru ini memunculkan beberapa

akibat, diantaranya adalah peserta didik menjadi pasif dan tidak berani

mengungkapkan pendapat, guru lebih mendominasi proses pembelajaran, hingga

(13)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Melihat hal di atas, kemampuan peserta didik dalam mata pelajaran

Sosiologi dapat dikatakan belum maksimal. Penelitian ini dilaksanakan sebagai

salah satu alternatif memperbaiki dan memaksimalkan kemampuan sehingga

menumbuhkan kesadaran peserta didik, melibatkan peserta didik secara aktif

dalam proses pembelajaran sehingga mampu berpikir kritis terhadap fenomena

yang terjadi di sekitarnya.

Hal tersebut mendorong peneliti untuk menguji cobakan metode cooperative

learning agar dapat meningkatkan minat dan kemamp uan peserta didik dalam mata pelajaran Sosiologi. Metode cooperative learning ini akan membantu

peserta didik lebih memahami apa yang dipelajari, karena peserta didik terjun

langsung dalam prosesnya. Setiap peserta didik akan bekerja sama dan saling

membantu dengan rekan lain, karena pada metode cooperative learning membagi

peserta didik menjadi tim belajar.

Bekerja dalam kelompok memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

belajar dalam kemampuan akademik sekaligus sosial (Hanifah, 2012, hlm.19).

Hal tersebut menunjukkan pula bahwa cooperative learning tidak hanya

mengajarkan sebuah materi saja pada peserta didik, namun mengajarkan pula

kehidupan sosial yang baik.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka dirasa perlu untuk memberikan sebuah

inovasi baru dalam proses pembelajaran dengan mencari model pembelajaran dari

metode cooperative learning untuk menumbuhkan semangat belajar peserta didik.

Dengan model tersebut diharapkan mampu menciptakan suasana yang baru dan

nyaman, sehingga proses pembelajaran menjadi bervariasi dan tidak monoton,

maka peneliti bermaksud menerapkan kedua model pembelajaran kooperatif yang

dijelaskan di awal yaitu cooperative script dan paired storytelling dalam mata

pelajaran Sosiologi.

Proses belajar mengajar di sekolah pada akhirnya akan memberikan se tiap

peserta didik hasil belajar. Hasil belajar pada dasarnya memiliki pengertian

beragam, namun pada intinya hasil belajar ini merupakan kemampuan yang

(14)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau kata – kata lainnya. Hasil belajar juga

dapat dijadikan sebagai parameter keberhasilan proses belajar yang menerapkan

suatu metode atau pendekatan tertentu dalam kegiatan belajar mengajar.

Penerapan model pembelajaran yang berbeda bisa jadi memberikan hasil

belajar yang berbeda pula. Hal tersebut menjadi menarik bagi peneliti untuk

membandingkan hasil belajar dari penerapan kedua model tersebut, dengan

melakukan eksperimen pada dua kelas yang berbeda dengan materi pembelajaran

yang sama.

Uraian di atas telah memaparkan mengenai model pembelajaran Paired

Storytelling dan Cooperative Script, dimana kedua model pembelajaran tersebut dapat menjadi alternatif yang akan di uji lebih mendalam. Peneliti bermaksud

untuk mengetahui bagaimana perbedaan model pembelajaran tersebut dalam

meningkatkan hasil belajar yang akan diraih peserta didik. Dengan penerapan

kedua model tersebut diharapkan akan menarik perhatian serta meningkatkan

minat belajar setiap peserta didik, sehingga meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan berbagai asumsi latar belakang di atas menjadi dasar

pentingnya penelitian ini dilakukan. Hal ini didasarkan pada kondisi pembelajara n

Sosiologi di SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung, yang masih

menggunakan model pembelajaran konvensional atau yang lebih sering disebut

ceramah. Maka peneliti mengambil alternatif penggunaan model pembelajaran

yang lebih kreatif dan efisien yang diharapkan dapat mendukung peningkatan

terhadap pemahaman materi peserta didik sehingga hasil belajar dapat meningkat

serta membantu peserta didik untuk peka terhadap berbagai gejala sosial.

Dengan melihat latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan Model Pembelajaran Cooperative Script dengan Paired Storytelling terhadap Hasil Belajar Peserta didik pada Mata

Pelajaran Sosiologi (Studi Eksperimen Quasi pada kelas XI di SMA Yayasan

Atikan Sunda pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015)”.

(15)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut, maka

rumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah perbedaan hasil belajar menggunakan model Cooperative Script

dengan model konvensional pada pada mata pelajaran Sosiologi pokok di

SMA YAS Bandung?

2. Adakah perbedaan hasil belajar menggunakan model Paired Storytelling

dengan model konvensional pada pada mata pelajaran Sosiologi pokok di

SMA YAS Bandung?

3. Adakah perbedaan hasil belajar menggunakan model Cooperative Script

dengan model Paired Storytelling pada pada mata pelajaran Sosiologi

pokok di SMA YAS Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, tujuan yang hendak dicapa i

melalui penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar menggunakan model

Cooperative Script dengan model konvensional pada pada mata pelajaran Sosiologi pokok di SMA YAS Bandung.

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar menggunakan model Paired

Storytelling dengan model konvensional pada pada mata pelajaran Sosiologi pokok di SMA YAS Bandung.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar menggunakan model

Cooperative Script dengan model Paired Storytelling pada pada mata pelajaran Sosiologi pokok di SMA YAS Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Dari berbagai hal yang telah diungkapkan di atas, peneliti diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut.

(16)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman yang baik

mengenai Cooperative Learning dalam proses pembelajaran terutama

dalam mencapai keberhasilan belajar.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acua n peneliti-peneliti selanjutnya

yang mempunyai obyek penelitian yang sama.

2. Secara Praktis

a. Bagi Pihak Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi yang bermanfaat bagi pengelola dan pengajarnya agar lebih

mengerti dan memahami model pembelajaran yang mempengaruhi

keberhasilan belajar.

b. Bagi Peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat membantu peserta didik

untuk meningkatkan hasil belajarnya.

c. Bagi universitas hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan

bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan. Dalam hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti dan dapat menjadi

referensi untuk penelitian selanjutnya.

d. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai wahana untuk latihan

dan studi banding antara teori yang sudah didapat di bangku kuliah dengan

praktek yang sebenarnya diterapkan dalam dunia pendidikan, sehingga

nantinya dapat dijadikan bekal dalam memasuki dunia kerja. Selain itu

dengan penelitian ini peneliti dapat menambah pengetahuan

tentang, perbandingan penerapan cooperative learning model cooperative

script dengan model paired storytelling terhadap keberhasilan belajar pada mata pelajaran Sosiologi.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Laporan penelitian ini disusun sesuai dengan struktur atau sistem Atikan

(17)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

(UPI) dalam Pedoman Karya Ilmia h Tahun 2013, dimana di dalamnya terdapat

lima bab besar.

Bab I berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari

skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah

penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian,

manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II berisi uraian kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis

penelitian. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoretis dalam menyusun

penelitian, lalu kerangka pemikiran ditempuh untuk merumuskan hipotesis

dengan mengkaji hubungan teoretis antar variabel penelitian, kemudian hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam

penelitian.

Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk

beberapa komponen lainnya seperti lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian,

desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian,

proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

Bab IV hasil penelitian dan pembahasan terdiri atas dua dua hal utama, yaitu

pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan

masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, serta tujuan penelitian; dan

pembahasan atau analisis temuan.

Bab V simpulan dan saran, dimana simpulan menyajikan penafsiran dan

(18)

41

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Yayasan Atikan Sunda Bandung atau

sering disebut SMA YAS, beralamat di Jalan P.H.H. Mustofa No. 115 Bandung.

Peneliti memilih lokasi ini karena sebe lumnya telah melakukan observasi

terhadap proses pembelajaran Sosiologi di kelas XI SMA YAS Bandung.

Permasalahan yang ditemukan pada saat itu adalah kurangnya kesiapan serta

minat belajar peserta didik dan tenaga pendidik masih menggunakan teknik

konvensional dalam mengajar sehingga kurang mampu memotivasi peserta didik

untuk menjadi lebih aktif. Selain itu, peneliti merupakan tenaga pengajar yang

sedang melakukan PLP pada mata pelajaran Sosiologi sehingga dalam

pengumpulan data yang diperlukan dapat dikumpulkan secara langsung.

Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil (I), mulai tanggal 15 – 24

September 2014 selama dua minggu berturut-turut.

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMA YAS

Bandung yang berjumlah 104 orang, dengan rincian kelas XI IPA sebanyak 28

orang, XI IPS 1 sebanyak 25 orang, XI IPS 2 sebanyak 25 orang dan kelas XI IPS

3 sebanyak 26 orang.

Sampel dalam penelitian ini sebanyak 3 rombongan belajar. yaitu kelas XI

IPS 1, XI IPS 2, dan XI IPS 3 yang akan menjadi kelas eksperimen 1, kelas

eksperimen 2 dan kelas kontrol.

Kelas XI IPS 1 merupakan eksperimen 1 yang akan diberikan pembelajaran

menggunakan model Cooperative Script, kelas XI IPS 2 merupakan eksperimen 2

yang akan belajar dengan model Paired Storytelling, dan kelas IPS 3akan belajar

(19)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu B. Desain Penelitian

Menurut Sugiono dalam Suprianti (2014, hlm. 36) mengatakan bahwa

desain penelitian adalah sesuatu yang berkaitan dengan metode dan alasan

mengapa metode metode tersebut digunakan dalam penelitian. Desain penelitian

yang digunakan adalah The Static Group Pretest-posttest Design. Desain tersebut

digambarkan dalam tabel 3.1 sebagai berikut.

Tabel 3.1 Desain penelitian

Kelompok Pretest Treatmentt Posttest

E1 F1 X1 P1

E2 F2 X2 P2

C F3 - P3

Keterangan :

E1 : Kelompok Eksperimen 1

E2 : Kelompok Eksperimen 2

C : Kelompok Kontrol

F1 : Pretest Kelompok Eksperimen 1

F2 : Pretest Kelompok Eksperimen 2

F3 : Pre test Kelas Kontrol

X1 : Model Pembelajaran Cooperative Script

X2 : Model Pembelajaran Paired Storytelling

P1 : Post Test Kelompok Eksperimen 1

P2 : Post Test Kelompok Eksperimen 1

P3 : Post Test Kelas Kontrol

C. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keberhasilan antara

model pembelajaran Cooperative Script dengan model pembelajaran Paired

(20)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Menurut Arikunto (dalam Suprianti 2014, hlm. 37) metode penelitian adalah

cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Pada

penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen.

Menurut Nasution (1987, hlm. 43) suatu eksperimen dapat dilakukan ketika

salah satu variabelnya dapat dikontrol. Kontrol dalam penelitian mempunyai dua

arti. Pertama, kontrol yang dimaksud adalah satu variabel lebih bersifat tetap dan

variabel lainnya bersifat bebas. Kemudian dalam arti yang kedua, kontrol

digunakan bagi kelompok atau individu yang tidak dikenakan variabel

eksperimen, atau dapat memungkinkan pula kelompok atau individu yang sama

digunakan sebagai kelompok percobaan juga sebagai kelompok kontrol. Misalnya

suatu kelompok yang mulanya diajar dengan metode lama, kemudian setelah

periode batu diajar dengan metode baru. Hasil belajar dengan kedua metode itu

dibandingkan untuk melihat perbedaan pengaruh variabel eksperimen tersebut.

Dalam hal ini individu atau kelompok tersebut bertindak sebagai kontrolnya

sendiri.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen, dimana

peserta didik akan pada kelas eksperimen akan dibandingkan dengan peserta didik

yang berada pada kelas kontrol dan pada akhirnya masing- masing kelas

eksperimen ini akan dibandingkan pula.

Pada metode eksperimen ini, peneliti menggunakan metode eksperimental

semu (Quasi Eksperimen Design) yaitu pengontrolan dalam proses eksperimen

disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Desain penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui perbedaan variabel yang menjadi objek dalam penelitian.

Penelitian ini menggunakan dua kelompok eksperimen, yaitu kelompok

eksperimen 1, kelompok eksperimen 2, dan kelompok kontrol. Peserta didik pada

kelompok eksperimen 1 diberikan treatmentt dengan menggunakan model

pembelajaran cooperative script, kemudian kelompok eksperimen 2 diberikan

(21)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

terhadap kedua kelas eksperimen dan satu kelas kontrol tersebut digambarkan

dalam bagan alur perlakuan penelitian sebagai berikut.

Kelas XI Kelas XI Kelas XI

(KE1) (KE2) (KK)

O1→ X1→ O2 O1→ X2→ O2 O1→ O2

∆XA - - - -- ∆XB - - - ∆Xc

H1 H2

H3

Bagan 3.1 Bagan Alur Perlakuan Penelitian

Keterangan :

KE1 : Kelas Eksperimen 1

KE2 : Kelas Eksperimen 2

KK : Kelas Kontrol

O1 : Pre Test

O2 : Post Test

X1 : Perlakuan 1 (Cooperative Script)

X2 : Perlakuan 2 (Paired Storytelling)

∆XA : Hasil belajar kelas ekspeimen 1

∆XB : Hasil belajar kelas ekspeimen 1

∆Xc : Hasil belajar kelas kontrol

(22)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Bagan di atas menjelaskan bahwa setiap kelas eksperimen dan kontrol akan

diberikan pre test terlebih dahulu. Kemudian kelas XI IPS 1 sebagai kelas

eksperimen 1 akan mendapat pembelajaran menggunakan model cooperative

script dan kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen 2 mendapatkan pembelajaran menggunakan model Paired Storytelling. Kemudian kelas kontrol adalah kelas XI

IPS 3. Setelah mendapatkan tratment, kedua kelas tersebut akan diberikan post

test. Kelas kontrol pun akan diberikan post tes. Skor hasil pre test dan post test

setiap kelas eksperimen dan kontrol lalu dihitung untuk mengetahui perbedaan

keberhasilan belajarnya. Dari hasil perhitungan itulah hipotesis akan dibuktikan.

D. Definisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (dalam Suprianti 2014, hlm, 40) definisi operasional

variabel adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan

karakteristik yang diamati. Yang memungkinkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena,

dimana variabel penelitian merupakan suatu keadaan yang dimanipulasi,

dikendalikan atau diobservasi oleh peneliti.

Penelitian ini mengkaji tentang implementasi model pembelajaran

cooperative script dan model pembelajaran Paired Storytelling untuk melihat perbedaan hasil belajar peserta didik.

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu model pembelajaran

cooperative script dan model pembelajaran Paired Storytelling sebagai variabel bebas, sedangkan hasil belajar sebagai variabel terikat. Adapun bentuk

(23)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

Operasional Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep

(24)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

semula sebagai

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep

(25)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

(26)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat untuk mengumpulkan data. Data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang menunjukkan hasil belajar

peserta didik setelah belajar dengan menggunakan model pembelajaran

cooperative script dan model pembelajaran Paired Storytelling. Maka penelitian ini menggunakan instrumen:

1. Tes kemampuan, terdiri dari:

a. Pre-tes

Tes ini merupakan tes individual berupa tes tertulis dengan pilihan objektif

atau pilihan ganda yang diberikan sebelum belajar mengenai suatu materi pokok

dengan menggunakan suatu model pembelajaran yang akan di terapkan pada kelas

yang diteliti.

b. Post-test

Test ini merupakan tes individual berupa tes tertulis dengan pilihan objektif

atau pilihan ganda yang diberikan setelah pembelajaran materi atau kompetensi

dasar. Post test ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah

diberi perlakuan. Skor post test inilah yang akan menjadi bahan analisis

perhitungan untuk melihat perbedaan dengan hasil pre test.

2. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan sebagai alat untuk mengobservasi

keterlaksanaan model pembelajaran cooperative script dan model pembelajaran

Paired Storytelling dalam kegiatan pembelajaran. Lembar observasi ini berisi penilaian dari guru mata pelajaran mengenai pelaksanaan langkah- langkah setiap

model dilakukan dengan benar atau tidak, serta komentar-komentar yang

diberikan langsung oleh guru baik berupa evaluasi ataupun koreksi agar

pembelajaran selanjutnya dapat diperbaiki.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang dikumpulkan langsung dari tempat penelitian, meliputi

(27)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu F. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengujian instrumen penelitian ini adalah dengan mengukur validitas,

reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran pada setiap butir soal tes kepada

kelas uji coba soal. Instrumen penelitian yang digunakan berupa hasil tes dalam

bentuk soal pilihan ganda dengan kelompok sosial dan permasalahan sosial dalam

masyarakat.

1. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar akan mengukur kemampuan peserta didik dalam

pembelajaran. Tes hasil belajar ini diperoleh dari hasil pre-test dan post-test yang

dilakukan pada setiap kelas yang diteliti. Hasil pre-test merupakan hasil tes yang

diberikan sebelum peserta didik pada kelas kontrol dan peserta didik yang

diberikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative

script dan model pembelajaran paired storytelling. Kemudian hasil post-test merupakan hasil yang akan diperhitungkan untuk mengetahui perbedaan hasil

belajar sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

Tes hasil belajar ini diperoleh dengan memberikan soal berupa pilihan ganda

dengan pokok bahasan mengenai kelompok sosial untuk pre test dan materi

permasalahan sosial dalam masyarakat untuk post test. Soal tersebut sebelumnya

diuji cobakan kepada kelas uji coba untuk mengetahui tingkat kesukaran dan

tingkat signifikan pada setiap butir soalnya. Kemudian setiap butir soal akan

diperbaiki maupun diganti jika soal tersebut dianggap tidak signifikan.

Setelah soal diperbaiki, maka selanjutnya adalah mengujikan soal tersebut

pada kedua kelas yang dijadikan sampel penelitian. Uji soal tersebut dilakukan

melalui dua tahap, yaitu sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Tahap setelah

pemberian tes adalah membandingkan hasil pre test dan post test pada tiap tiap

kelas sampel. Hal ini tentu ditujukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

pada kelas eksperimen 1 dengan kelas kontrol, kelas eksperimen 2 dengan kelas

(28)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

diketahui model pembelajaran manakah yang lebih efektif dalam menunja ng

keberhasilan belajar peserta didik pada mata pelajaran Sosiologi.

Instrumen tes atau soal tes diuji cobakan pada peserta didik di SMA

SUMATERA 40 Bandung. Berikut tahapan yang dilakukan pada proses uji coba

soal pre test dan post test.

2. Analisis Item Tes

Analisis item soal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas item soal yang

dibuat. Menurut Suaatmaja (1984, hlm 138) langkah untuk menganalisis item soal

dimulai dari membuat kunci jawaban, menentukan pedoman penilaian,

menentukan tikat kesukaran, menghitung tikat signifikan dan indeks kesukaran

tiap item. Berikut langkah langkah untuk menentukan analisis item soal:

a. Membuat Pedoman Penilaian dan Kunci Jawaban.

Menurut Sumaatmaja (1984, hlm. 138-141) pedoman penilaian tes objektif

yang menggunakan metode statistik menggunakan rumus umum sebagai berikut :

S = R-

Keterangan:

S : angka (skor) yang diperoleh dari penebakan R : jumlah item yang dijabab benar (right)

W : jumlah item yang dijawab salah (wrong)

O : banyak pilihan atau option

1 : angka tetap

b. Membuat Ketentuan Tingkat Signifikan tiap Item

Tingkat signifikan setiap item dihitung berdasarkan selisih jawaban yang

salah di antara kelompok rendah (WL) dengan kelompok tinggi (WH) atau dapat

ditulis juga WL-WH seperti yang dikemukakan J. C. Syanley (dalam Sumaatmaja

1984, hlm, 139) pada tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

(29)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Jumlah yang ditetapkan sebagai tingkat pembeda yang signifikan

Jumlah Pilihan Ganda

lebih tinggi berarti memiliki daya pembeda yang signifikan sehingga tidak perlu

diperbaiki.

1) Menentukan indeks Kesukaran Tiap Item

Menurut Sumaatmaja (1984, hlm, 134) tingkat kesukaran item soal

merupakan gambaran kemampuan peserta didik dalam menjawab soal-soal tes.

Untuk menentukan tingkat kesukaran pada analisa item soal digunakan rumus

indeks kesukaran sebagai berikut.

Keterangan :

Untuk menentukan tingkat kesukaran item, digunakan ketentuan sebagai

berikut:

a) Item mudah : Jika 16% yang dites tidak dapat menjawab item tersebut.

(30)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

c) Item Sulit : Jika 50% yang dites tidak dapat menjawab item tersebut.

J.C. Syanley dalam Sumaatmaja (1984, hlm 135) mengemukakan rumus

untuk mencari nilai pada tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4

Nilai Pada Tingkat Kesukaran Presentase yang dites

yang menjawab item dengan salah

Jumlah pilihan (option) setiap item

2 3 4 5

16 0,16n 0,213n 0,240n 0,256n

50 0,50n 0,667n 0,750n 0,800n

84 0,84n 1,120n 1,260n 1,344n

Sumber: Sumaatmaja 1984, hlm. 135

Penelitian ini menggunakan alat tes yang berupa soa l pilihan ganda dengan

menggunakan opsi sebanyak 5 buah, maka yang digunakan adalah urutan pada

tabel dengan opsi 5. Lalu jumlah kelompok rendah dan kelompok tinggi yaitu

27%.29 = 8, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

a) Mudah : 0,256.8 = 2,05 → ≤ 2

b) Sedang : 0,800.8 = 6,4 → 3 - 7

c) Sukar : 1,344.8 = 10,75 → ≥ 8

1) Memperbaiki dan mengganti item

Menurut Sumaatmaja (1984. Hl. 140) untuk memperbaiki dan mengganti

item, disunakan pedoman sebagai berikut.

Item yang diganti :

a) Jika daya pembeda (WL-WH) tidak signifikan dan indeks kesukaran lebih

dari 100.

b) Jika daya pembeda tidak signifikan dan indeks kesukaran sama dengan

nol.

Item yang diperbaiki :

a) Jika daya pembeda signifikan tetapi indeks kesukaran lebih dari 100.

b) Jika daya pembeda tidak signifikan tetapi indeks kesukaran kurang dari

(31)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Hasil uji coba terhadap 25 item pre test pilihan ganda berdasarkan daya

pembeda dan indeks kesukaran, didapatkan hasil yang dijelaskan pada tabel 3.5

Hasil uji pre tes berdasarkan daya pembeda dan indeks kesukarannya sebagai

berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Pre Tes Berdasarkan Daya Pembeda dan Indeks Kesukarannya

(32)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

23 2 - 2 2 15,62 Mudah Tidak Signifikan

24 2 - 2 2 15,62 Mudah Tidak Signifikan

25 4 1 3 5 39,06 Sedang Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel diatas analisa uji coba soal pre tes didapatkan item soal yang

harus diperbaiki dan diganti.

a) Item yang harus diganti yaitu nomor 3, 5, 11

b) Item yang harus diperbaiki yaitu nomor 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 16, 18, 19, 23,

24, 25.

Hasil uji coba terhadap 25 item post tes pilihan ganda berdasarkan daya

pembeda dan indeks kesukaran, didapatkan hasil pengukuran yang dijelaskan

pada tabel 3.6 Hasil uji coba pos tes berdasarkan daya pembeda d an indeks

kesukaran sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Coba Pos Tes Berdasarkan Daya Pembeda dan Indeks Kesukaran

(33)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

21 5 3 2 8 62,5 Sukar Tidak Signifikan

22 5 - 5 5 39,06 Sedang Signifikan

23 5 2 3 7 54,69 Sedang Tidak Signifikan

24 3 1 2 4 31,25 Sedang Tidak Signifikan

25 6 6 0 12 93,75 Sukar Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel diatas analisa uji coba soal pos tes didapatkan item soal yang

harus diperbaiki dan diganti.

a) Item yang harus diganti yaitu nomor 7, 9, 12, 14, 17, 19

b) Item yang harus diperbaiki yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 8, 13, 15, 18, 21, 23, 24,

25.

G. Lembar Observasi

Pedoman observasi guru ini dibuat untuk menunjukkan gambaran proses

pembelajaran Sosiologi dengan menggunakan model pembelajaran cooperative

script dengan model pembelajaran paired storytelling.

Lembar observasi guru ini di isi oleh guru mata pelajaran sebagai observer,

dimana didalamnya terdapat penilaian kesesuaian antara perlakuan dengan

langkah-langkah yang tersedia.

Lembar observasi ini juga berguna sebagai ajuan peneliti yang berperan

sebagai pendidik agar dapat menerapkan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran cooperative script dengan model pembelajaran paired storytelling

dengan baik. Sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dan dapat pula

meningkatkan kemampuan peserta didik.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah melalu

teknik tes dan lembar observasi. Tes yang digunakan oleh peneliti adalah tes

(34)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

sebanyak dua kali yaitu pre test dan post test. Peneliti memilih tes tertulis sebagai

alat pengumpul data karena dengan tes tertulis penilaian akan lebih objektif dan

pasti, serta dapat mengetahui kemampuan peserta didik dengan soal soal yang

diberikan. Lembar observasi digunakan untuk mengukur sejauh keterlibatan

peserta didik dalam proses pembelajaran serta menilai kinerja peneliti dalam

setiap langkah- langkah model pembelajaran.

I. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari pengumpulan data adalah hasil pre test dan post

test terhadap kelas kontrol, kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Prosedur

pengolahan data tersebut dilakukan melalui analisis data kuantitatif. Data

kuantitatif diperoleh dari hasil uji coba instrimen soal test yang menghasilkan data

skor pre test dan post rest.

1. Data Hasil Tes

Data hasil skor tes peserta didik ini digunakan untuk melihat perbedaan hasil

belajar yang menggunakan model konvensional, model cooperative script dan

model paired storytelling. Data yang diperoleh dari hasil tes d ilakukan dengan

tahapan berikut:

a. Menguji Soal Pre Test Dan Post Test

Pengujian soal pre test dan post test dilak sanakan diluar kelas eksperimen

dan kontrol. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui item soal yang signifikan.

Lalu setiap item soal dapat diketahui tingkat kesukarannya. Dari serangkaian

proses tersebut maka akan didapatkan hasil uji soal yang menentukan item soal

yang signifikan, diperbaiki, dan harus diganti. Kegiatan ini bertujuan untuk

meningkatkan kualitas soal yang akan diujikan pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

b. Melakukan Uji T dengan Menggunakan Long Method

Setelah mendapatkan hasil pre test dan posttest pada kelas eksperimen,

(35)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

long method untuk menguji efektifitas kedua treatmentt dengan menggunakan

kelas kontrol.

Hipotesis yang akan diuji :

1) Skor post test pengukuran hasil belajar antara kelas eksperimen 1 dengan

kelas kontrol.

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar model cooperative script dan

konvensional.

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar model cooperative script dengan

pembelajaran konvensional.

2) Skor post test pengukuran hasil belajar antara kelas eksperimen 2 dengan

kelas kontrol.

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar model Paired Storytelling dan

konvensional.

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar model Paired Storytelling dengan

pembelajaran konvensional.

3) Skor post test pengukuran hasil belajar antara kelas eksperimen 1 dengan

kelas eksperimen 2.

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar model cooperative script dan

Paired Storytelling.

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar model cooperative script dengan

pembelajaran Paired Storytelling

2. Matched Subject Antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Peneliti menggunakan matches subject, yaitu memilih peserta didik yang

memiliki kemampuan yang setara dengan memperhatikan kesamaan jenis kelamin

dan skor yang sama atau mendekati.

Matched subject ini diperoleh dari hasil pre test, yang kemudian menghasilkan 4 pasangan laki- laki dan 4 pasangan perempuan yang selanjutnya

akan menjadi tolak ukur perbedaan keberhasilan belajar. Hasil matched subjects

(36)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7

Matched Subjects Berdasarkan Hasil Pre Test

No L/P

Kelas Eksperimen 1

Paired Storytelling

Kelas Eksperimen 1

Paired Storytelling

Kelas Kontrol Konvensional

Subjek Skor Subjek Skor Subjek Skor 1 L Taufik Irsyad 18 Fajar Sidiq 18 Riki 18 2 L Sandi Triyandi 16 Indra 16 Mada 16

3 L Ari Satria 13 Idham 13 Haris 13

4 L Mulyana 12 Andriansyah 12 Rafli 12

5 P Hendrayani 17 Risa Junita 17 Bunga 17

6 P Andara 16 Anggi Ayu 16 Melia 16

7 P Devi Setia 15 Sri Isma 15 Yuyu 15

8 p Arien F 14 Cucu 14 Arimbi 14

(37)

88

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil pemaparan rumusan masalah, dapat disimpulkan bahwa

data hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Hasil perhitungan uji T menunjukkan “Tidak ada perbedaan hasil belajar model cooperative script dan konvensional”. Perbedaan pengukuran skor post test kelas cooperative script dengan kelas kontrol

menyatakan bahwa nilai T hitung adalah 1,86 dibawah T tabel 1%, maka

Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan

antara kelas eksperimen 1 dengan kelas kotrol pada tingkat kepercayaan

99%.

2. Hasil perhitungan uji T menunjukkan “Terdapat pe rbedaan hasil belajar model paired storytelling dengan pembelajaran konvensional”. Perbedaan pengukuran skor post test kelas paired storytelling dengan

kelas kontrol menyatakan bahwa nilai T hitung adalah 4,76 lebih besar

nilainya dari T tabel 1%, maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya

terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen 2 dengan kelas

kotrol pada tingkat kepercayaan 99%.

3. Hasil perhitungan uji T menunjukan “Tidak ada pe rbedaan hasil belajar model cooperative script dan model pembelajaran paired storytelling”.

Perbedaan pengukuran skor post test kelas cooperative script dengan kelas

paired storytelling menyatakan bahwa nilai T hitung adalah 0,158 dibawah

T tabel 1%, maka Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan

yang signifikan antara kelas eksperimen 1 dengan kelas kotrol pada tingkat

kepercayaan 99%.

4. Dari kesimpulan diatas dapat diketahui bahwa perbedaan hasil belajar

(38)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

model paired storytelling ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan,

atau dengan kata lain tidak ada yang lebih unggul. Hal tersebut dibuktikan

oleh perhitungan manual menggunakan uji T.

B. Saran

Berdasakan kesimpulan di atas, peneliti mengajukan saran sebagai berikut:

1. Model pembelajaran coperative script dan model pembelajaran paired

storytelling dapat dijadikan alternatif bagi guru Sekolah Menengah Atas, khususnya dalam mata pelajaran Sosilogi.

2. Bagi peserta didik, peserta didik harus lebih meningkatkan dan

mempertahankan semangat belajar, tanggung jawab, dan keaktivan

sehingga senantiasa mendukung perkembangan potensi yang dimiliki oleh

setiap peserta didik.

3. Bagi sekolah dan pembantu kebijakan sekolah agar dapat memberi

kesempatan dan memotivasi guru mata pelajaran untuk sedikit demi

sedikit menerapkan model pembelajaran yang lebih inovatif. Model

cooerative script dan paired storytelling dapat menjadi salah satu pilihan model pembelajaran yang telah teruji.

4. Penelitian yang dilakukan saat ini hanya mengukur kemampuan peserta

didik pada salah satu materi saja. Maka bagi peneliti yang akan datang,

peneliti memberikan saran agar dilakukan penelitian lanjutan yang

berkaitan dengan model pembelajaran cooperative script dan model

(39)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

(40)

90

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Alma, Buchari. (2007) Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: CV Alfabeta.

Ibrahim dan Syaodih. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Isjoni. (2012). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Ypgyakarta: Putaka Pelajar.

Isjoni. (2012). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Berkelompok. Bandung: Alfabeta.

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual. Bandung : PT. Refika Aditama.

Lie, Anita. (2004). Kooperatif Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta: Grasindo.

Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Malihan, Eli dan Kolip, Usman. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana. Nasution, S. (1987). Metode Research. Bandung: Jemmars Bandung.

Solihatin, Etin. (2009) Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumaatmaja, N. (1984). Metodologi Pengajaran IPS. Bandung: Alumni.

Soekanto, Soerjono. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Thobroni dan Mustofa. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Skripsi dan Tesis :

Arini, Fitri Cahyo. (2011). Penerapan Metode Paired Storytelling untuk Meningkatkan Ketrampilan Berbicara Peserta didik Kelas V SD Negeri Bareng 3 Kota Malang. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah, Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Malang.

Hanifah, Siti. (2011). Penerapan Model Cooperative Script dalam Meningkatkan Kesadaran Peserta didik sebagai Masyarakat Global pada Pembelajaran Kewarganegaraan (Penelitian Tindakan di Kelas IX-8 SMP Negeri 10 Depok). Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

(41)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Muniroh, Khayyizatul. (2010). Implementasi Pembelajaran dengan Model Cooperative Script Sebagai Usaha untuk Meningkatkan Kreativitas dalam Pemecahan Masalah Matematika Peserta didik Kelas VIII MTs Wahid Hasyi, Sleman Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Nugraha, Cynthia Ratna. (2012). Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita

Berpasangan dalam Pembelajaran Apersepsi Dongeng yang

Diperdengarkan (Studi Eksperimen Semu pada Peserta didik SMP kelas VII di SMP Negeri 10 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012). Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sari, Estetika Yuwana. 2012. Penerapan Metode Pembelajaran Model Cooperative Script untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta didik (Studi pada Mata Pelajaran Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan Kelas X APK SMK Muhammadiyah 1 Kertosono Nganjuk). Skripsi, Jurusan Ekonomi, FE Universitas Negeri Malang.

Suprianti, Dian. (2014). Perbedaan Model Pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Sosiologi (Studi Eksperimen di Kelas XI SMA PGII 1 Bandung).

Rahayu, Margi. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Paired Storytelling dalam Kelompok Kecil untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Hasil Belajar Peserta didik Kelas VIIC SMP Pangudi Luhur Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Internet :

Adi, Devina. (2011). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik

Bercerita Berpasangan. [Online] Tersedia:

http://advie0202.wordpress.com/2011/05/17/pengaruh-penerapan-pembelajaran-kooperatif-teknik-bercerita-berpasangan/ . [25 Mei 2012] Malino, Jupri. (2012). Definisi Hasil Belajar Menurut Para Ahli. [Online]

Tersedia: http://juprimalino.blogspot.com/2012/02/definisipengertian- hasil-belajar.html [25 Mei 2012].

Nurhadijah, Ijah. (2012). Model Pembelajaran Cooperative Script. [online] Tersedia : http://ijahnurhadijah.blogspot.com/2013/03/model-pembelajaran-cooperative-script.html [25 Mei 2013]

Zulfikar, Saidna (2010). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Bercerita Berpasangan Dalam Pempelajaran Bahasa Inggris. [Online] tersedia: luluvikar.files.wordpress.com. [25 Mei 2013].

(42)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Dokumen :

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMA/MA.

Gambar

Tabel 3.1   Desain penelitian
Tabel 3.2  Operasional Variabel
Tabel 3.4  Nilai Pada Tingkat Kesukaran
Tabel 3.5 Hasil Uji Pre Tes Berdasarkan Daya Pembeda dan Indeks Kesukarannya
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil diskusi intersubjektif ditiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas, tahap ini dikenal dengan “Sharing” (hlm. Sedangkan langkah-langkah

role playing untuk meningkatkan self-efficacy karir peserta didik kelas X SMK Negeri 1 Masohi dirancang setelah penyebaran pre-test sampel yang kategori self- efficacy

In novel “Awakened the Guardian Legacy” by Ednah Walter’s the most dominan conflict person to person because the first main character do not want become guardian but

Pendugaan fungsi kepekatan peluang bagi suatu data yang dibangkitkan dari sebaran Gamma(3,100) dengan menggunakan penduga kepekatan kernel dengan kernel seragam,

Metode yang digunakan untuk melihat tingkat infeksi mikoriza ada akar mengikuti metode Phylip dan Hyman (dalam Setiadi dan Setiawan, 2011) Sampel akar tanaman pada

Pertama, jumlah pengguna internet di negeri ini terus bertumbuh setiap tahun.  Kedua, trafik lokal yang besar, dan ketiga, akses ke trafik internasionalw. Dua syarat pertama

Masih dengan tujuan yang sama untuk meminimalisir penyebaran covid-19 di tatanan kampus maka Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi, untuk pembelajaran di semester genap

Bagaimanapun harus dipastikan bahwa penyakit ini bukan Arthritis septik, sebelum menyuntikkan steroid.Kortikosteroid dapat diberikan secara oral dalam dosis tinggi