• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Pada penelitian ini desain riset yang digunakan riset deskriptif, dimana riset deskriptif menurut Rangkuti (2004, p.16) adalah riset yang bertujuan untuk menjelaskan karakteristik pasar, karakteristik dari riset ini adalah ditandai denganhipotesis spesifik, dan memiliki desain penelitian secara terstruktur. Pada riset deskriptif, metode pengumpulan data menggunakan data sekunder, data primer (survey), panel atau observasi. Dengan demikian, riset deskriptif harus dapat menjawab pertanyaan 5 W 1 H (Who, What, When, Where, Why, How). Dimana Who akan membahas siapa yang akan

diteliti, What akan membahas informasi apa yang ingin diperoleh, When akan

membahas kapan informasi tersebut diperlukan, Where akan membahas di mana riset harus dilakukan, Why akan membahas mengapa informasi tersebut ingin diperoleh, atau mengapa riset dilakukan, How akan membahas bagaimana informasi tersebut diperoleh.

Riset deskriptif sendiri dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Desain Cross-Sectional

Adalah kegiatan riset yang dilakukan pada satu saat tertentu. Penelitian ini mirip dengan kegiatan memotret suatu objek. Jadi fakta yang dapat digambarkan merupakan kegiatan pada saat tertentu. Selanjutnya berdasarkan faktatersebut dilakukan penyimpulan mengenai masalah-masalah penelitian yang ingin dibuktikan atau dicari hubungannya.

Desain Cross-Sectional sendiri dapat dibedakan menjadi dua,

(2)

Maksudnya adalah kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dari satu responden untuk satu saat (waktu).

ii. Multiple Cross-Sectional Design

Maksudnya adalah kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dari satu responden untuk waktu-waktu yang berbeda-beda. Dengan sample yang berbeda.

2. Desain Longitudinal

Adalah tipe desain riset yang melibatkan jumlah sampel yang tetap yang diukur secara terus menerus, sehingga didapatkan gambaran secara serial yang kontinyu berikut perubahannya.

Pada riset ini desain penelitian yang digunakan adalah riset deskriptif dengan pengumpulan data melalui Single Cross-Sectional Design.

Tabel 3.1 Tabel Desain Penelitian Tujuan

penelitian

Desain Penelitian

Time Horison Jenis Penelitian Metode Yang

digunakan

Unit analisis

T-1 Deskriptif - asosiatif Survey individu Cross-Sectional

T-2 Deskriptif - asosiatif Survey individu Cross-Sectional

T-3 Deskriptif - asosiatif Survey individu Cross-Sectional

(3)

Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. (Nur Indrianto dan Bambang Supomo, 2002, p.152)

Cross section adalah sebuah studi dapat dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan, atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian. ( Uma Sekaran, 2006, p.177)

Keterangan :

• T-1 = untuk mengetahui pengaruh layanan purna jual terhadap kepuasan

konsumen.

• T-2 = untuk mengetahui pengaruh kepuasan konsumen terhadap word of

mouth.

• T-3 = untuk mengetahui bagaimana pengaruh layanan purna jual terhadap

kepuasan konsumen dan dampaknya terhadap word of mouth.

3.2 Operasional variabel penelitian

Menurut Uma Sekaran (2006, p.115), yang dimaksud dengan variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Variabel penelitian adalah variabel yang menunjukkan segala sesuatu yang ditetapkan oleh meneliti untuk di pelajari. Sedangkan menurut pendapat Umar (2005, p.128), variabel di dalam penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok obyek yang diteliti dan mempunyai variasi antara satu dan lainnya dalam kelompok tersebut.

Ada beberapa jenis variabel menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002, p.63-66), antara lain :

1. Variabel Bebas (Independent Variable): Adalah variabel yang menjelaskan atau

(4)

variabel yang diduga sebagai sebab (presumed cause variable) dari variabel terikat (Dependent Variable). Selain itu variabel bebas juga dapat disebut sebagai variabel yang mendahului (antecendent variable).

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Advertising.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable): Adalah tipe variabel yang dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel bebas. variabel terikat juga dinamakan sebagai variabel yang diduga sebagai akibat (presumed affect variable), variabel ini juga disebut variabel konsekuensi (consequent variable). Selain itu menurut Uma Sekaran (2006,p.114), variabel ini merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebas, melalui analisis terhadap variabel terikat, sangat memungkinkan untuk menemukan jawaban atau solusi dari masalah yang ada.

Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel terikat adalah keputusan pembelian.

3. Variabel Moderator ( moderating variable ): Adalah salah satu variabel yang

mempengaruhi hubungan langsung antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel moderating sendiri adalah tipe variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dan variabel dependen. Selain itu menurut Uma Sekaran (2006, p.119) variabel moderator adalah variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect ) yang kuat dengan hubungan variabel terikat dan variabel bebas. Dalam penelitian ini tidak disertakan variabel moderatornya.

4. Variabel antara (Intervening Variable) : Adalah tipe variabel yang mempengaruhi

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat menjadi hubungan tidak langsung. Variabel intervening ini merupakan variabel yang terletak diantara variabel bebas dengan variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak langsung

(5)

menjelaskan atau mempengaruhi variabel terikat. Selain itu menurut Uma Sekaran (2006, p.124), variabel antara adalah variabel yang mengemuka antara waktu variabel bebas mulai bekerja mempengaruhi variabel terikat, dan waktu pengaruh variabel bebas terasa pada variabel terikat.

Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel antara adalah Kepuasan Konsumen.

Penelitian ini mengggunakan skala likert yang disebut juga summated rating scale. Skala ini memberikan peluang kepada responden untuk mengekspresikan perasaan mereka dalam bentuk persetujuan dalam bentuk pernyataan. Pertanyaan yang diberikan berjenjang, mulai dari tingkat terendah sampai tertinggi. Jumlah pilihan jawabannya bisa tiga, lima, tujuh, sembilan, yang jelas harus ganjil. Pilihan jawaban berikut ini dapat dipakai: amat sangat tidak setuju, sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, amat sangat setuju. Tetapi kata ” amat sangat ” jarang dipakai. (Simamora, 2004, p.23)

Tabel 3.2 Tabel Operasional Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Definisi Indikator

Layanan purna jual

Pengiriman Layanan purna

jual digambarkan sebagai layanan yang di berikan kepada konsumen ketika barang yang • Safety stock • Waktu tunggu • Distribusi

Instalasi • Kinerja Karyawan

(6)

Garansi dibeli konsumen sudah dikirim. (Riziamy, Muzani, Jamel dan Wan, 2009) • Perbaikan produk • Penggantian produk • Servis berkala Kepuasan konsumen

Kualitas yang dirasakan tanggapan

emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. (Tjiptono, 2007, p.349)

• Mutu pelayanan yang

diberikan setelah melakukan pembelian

• Kompetensi karyawan

Nilai yang dirasakan • Kesesuaian jasa yang

dilakukan setelah melakukan pembelian

• Keunggulan harga

Harapan konsumen • Daya tahan

Word of mouth Kemauan konsumen untuk

menceritakan komunikasi dari mulut ke mulut adalah pertukaran komentar, pemikiran atau ide-ide diantara konsumen atau

• Kemauan konsumen untuk

membicarakan tentang pengalaman

• Kemauan konsumen untuk

membicarakan tentang keramahan

• Kemauan konsumen untuk

(7)

lebih yang tak satupun sumber pemasaran. (Mowen dan Minor, 2002, p.180) tanggap

Dorongan dari perusahaan • Pengaruh dari perusahaan

3.3 Jenis dan Sumber Data Penelititan

Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Tujuan

Penelitian

Data Jenis Data Sumber Data

T-1 pengaruh layanan purna jual

terhadap kepuasan konsumen.

Kualitatif Primer-Kuesioner

T-2 pengaruh kepuasan konsumen

terhadap word of mouth.

Kualitatif Primer-Kuesioner

T-3 pengaruh layanan purna jual

terhadap kepuasan konsumen dan dampaknya terhadap word of mouth.

Kualitatif Primer-Kuesioner

(8)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dan menetapkan beberapa teknik mengumpulkan data sebagai berikut :

1. Penelitian ke perpustakaan

Pencarian yang dilakukan dengan cara membaca buku, mempelajari dan mengumpulkan teori yang relevan melalui buku-buku, artikel, serta jurnal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2. Penelitian lapangan

a. Melakukan wawancara sebagai teknik pengumpulan data, apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan untuk mengetahui informasi dari responden yang lebih mendalam.

b. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi

pertanyaan tertulis kepada responden untuk menjawab.

c. Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang

spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain.

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Uma Sekaran (2006, p.121), populasi mengacu kepada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal yang ingin peneliti investigasi. Sedangkan sampel menurut Uma Sekaran (2006, p.123) adalah sebuah proses menyeleksi kumpulan-kumpulan elemen dari sebuah populasi dari penelitian untuk menjadi wakil dari populasi tersebut. Sementara Kuncoro (2003, p.111-112), menunjukan terdapat beberapa jenis sample, antara lain :

1. Probabilitas : Sampel yang dipilih berdasarkan prosedur seleksi dan memiliki

(9)

Menurut Dr. Nur Indriantoro dan Drs. Bambang Supomo (2002, p124-129), ada beberapa pemilihan sampel pada jenis probabilitas, yaitu :

a) Simple Randong Sampling : metode pemilihan sampel secara acak yang

memberikan kesempatan yang sama yang bersifat tak terbatas pada setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel.

b) Systematic Sampling : metode yang pemilihan sampel dari kerangka

sampel yang dilakukan secara sistematis.

c) Stratified Random Sampling : metode pemilihan sampel secara acak yang

dilakukan dengan terlebih dahulu mengklasifikasikan suatu populasi ke dalam sub-sub populasi berdasarkan karakteristik tertentu dari elemen-elemen populasi.

d) Clustered Sampling : metode pemilihan dimana elemen-elemen populasi

dikelompokkan ke dalam unit-unit sampel, dan lebih menekankan heterogenitas karakteristik elemen-elemen pada masing-masing unit sampel.

(10)

e) Area Sampling : metode pemilihan sampel acak berdasarkan kelompok yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi yang lokasi geografisnya terpencar.

2. Nonprobabilitas : Sampel yang dipilih secara acak oleh peneliti, sehingga

masing-masing anggota populasi tidak diketahui. Sampel ini dilakukan agar tidak ada upaya untuk melakukan generalisasi berdasarkan sampel.

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode

probabilitas, simple random sampling. Sampel adalah konsumen pada pengunjung PT

Arisa Mitra Lestari bulan Maret 2011.

3.6 Teknik Pengolahan Sampel

Untuk mengolah sampel dari populasi yang ada, peneliti menggunakan teknik simple random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dari anggota populasi yang dilakukan secara acak sederhana yang memberikan kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. (Richard L. Scheaffer, 2006, p.77).

Dalam pengambilan sampel, penulis menggunakan metode probability sampling dengan pendekatan simple random sampling. Untuk mencari n dapat menggunakan rumus dari Taro Yamane sebagai berikut:

2

(

1 )

N

n

N

d

=

+

Dimana: n = jumlah sampel

(11)

d² = presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)

Dengan data di atas, maka penghitungan sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

.

= 99.25

Jadi penelitian ini mengambil sampel sebanyak 99.25 responden dan saya bulatkan menjadi 100 responden. Populasi dari penelitian ini adalah konsumen yang membeli motor dari dealer Yamaha caba Duren Sawit pada bulan Maret 2011 sebanyak 132 orang. Responden merupakan siapa saja konsumen yang membeli motor dari dealer Yamaha cabang Duren Sawit pada bulan Januari sampai April 2011.

3.7 Teknik Pengukuran Variabel

Bentuk pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner adalah structured non disguised, yaitu bentuk pertanyaan yang merupakan kombinasi pilihan berganda dan berpedoman pada skala likert.

Skala likert memberikan peluang kepada responden untuk mengekspresikan perasaan mereka dalam bentuk persetujuan dalam bentuk pernyataan. Bentuk penilaian jawaban kuesioner menggunakan pembobotan dengan lima buah skala ordinal. Bobot dan pengukuran atas tanggapan responden :

(12)

Tabel 3.4 Bobot dan Kategori pengukuran Keterangan Penilaian Sangat Setuju 5 Setuju 4 Netral 3 Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Skala Likert merupakan skala yang jaraknya sama, namun tidak memiliki nilai yang absolut. Menurut Sugiyono (2006, p.86), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dengan menggunakan skala likert ini, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk item-item yang berupa pernyataan atau pertanyaan. Berdasarkan jumlah total yang didapat dari suatu pertanyaan, maka penelitian atas responden dapat dikelompokkan dengan perhitungan interval sebagai berikut:

Berdasarkan kategori-kategori tersebut dapat diketahui bobot nilai tertinggi

adalah 5 dan bobot nilai terendah adalah 1. Untuk mengetahui range maka selisih antara bobot nilai tertinggi dan bobot nilai terendah adalah 5 – 1 = 4, untuk mengetahui jumlah interval kelas dan besar interval kelas dapat digunakan rumus sebagai berikut:

i = R = 4 = 0,8 k 5

(13)

Keterangan:

R = Range (rentang kelas)

k = Jumlah interval kelas

i = Besar interval kelas

Berdasarkan ketentuan di atas maka penulis mengelompokkan tanggapan responden berdasarkan batas-batas penelitian terhadap bagian-bagian yang dievaluasi sehingga dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Tabel 3.5 Batas – Batas Penelitian

Batasan Keterangan

1 – 1,8 Sangat Tidak Setuju

1,81 – 2,61 Tidak Setuju

2,62 – 3,42 Ragu – Ragu

3,43 – 4,22 Setuju

4,23 – 5,03 Sangat Setuju

Sumber: Andi Supangat (2007, p19)

3.8 Metode Analisis Data

Analisis merupakan tindakan mengolah data hingga menjadi informasi yang bermanfaat dalam menjawab masalah statistik. Dalam desain riset penelitian, perlu

(14)

direncanakan dengan baik alat analisis yang akan diterapkan untuk menganalisis data. Setelah kuesioner disebarkan dan dikumpulkan kembali.

Analisis dimulai dengan instrumen penelitian, dilakukan uji validitas dan reliabilitas setelah itu dilanjutkan dengan uji normalitas data pada kuesioner. Kemudian hasil kuesioner terus diolah lebih lanjut dengan menggunakan analisis Korelasi dan regresi, serta uji asumsi menggunakan analisis jalur (path analysis) .

Metode analisis data yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah asosiatif dimana penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel dan bagaimana tingkat ketergantungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Data yang diperoleh dalam penelitian ini kemudian diolah dengan progam SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0.

Tabel 3.6 Metode Analisis Data

Tujuan Penelitian

Desain Penelitian

Jenis Penelitian Teknik analisis

T-1 Asosiatif Path Analysis

T-2 Asosiatif Path Analysis

T-3 Asosiatif Path Analysis

(15)

3.8.1 Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Validitas menguji seberapa baik suatu instrumen dibuat mengukur konsep tertentu yang ingin diukur. (Uma Sekaran 2006, p.39). Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi product moment.

Rumusnya adalah sebagai berikut: rxy = n ( ∑XY ) – ( ∑ X )( ∑ Y ) √ n ∑ X2 – ( X )2 n Y2 – ( Y )2 Keterangan : r = Koefisien korelasi X = Skor item X Y = Skor item Y

n = banyaknya sampel dalam penelitian Dasar pengambilan keputusan :

• Jika r hitung positif serta r hitung > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid. • Jika r hitung positif serta r hitung < r table, maka butir atau variabel tersebut tidak

(16)

• Jika r hitung > r table, tetapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Keandalan (reliabilitas) suatu pengukuran menunjukan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrument. Dengan kata lain, keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi di mana instrument mengukur konsep dan membantu menilai ketepatan sebuah pengukuran (Uma Sekaran 2006, p.40). Pada program SPSS metode yang digunakan dalam pengujian reliabilitas ini adalah dengan menggunakan metode alpha cronbach yang dimana satu kuesioner dianggap reliable apabila cronbach alpha > 0,6.

3.8.2 Uji Heterokedatisitas

Heterokedatisitas menunjukan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua

pengamatan atau obervasi (Wijaya, 2009). Uji heterokedatisitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji heterokedatisitas dengan uji scatterplot. Sebuah model regresi yang baik adalah ketika terjadi homokedatisitas dalam model, atau dengan kata lain tidak terjadi heterokedatisitas. Hasil pengujian dapat dilihat dari penyebaran titik-titik dalam output. Apabila titik-titik menyebar secara acak, baik di bagian atas angka nol atau di bagian bawah angka 0 dari sumbu vertikal atau sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedatisitas atau dapat dikatakan model regresinya adalah homogen. Rumus untuk menentukan apakah data homogen atau heterogen adalah sebagai berikut:

(17)

 

Keterangan:

F = varians variabel data

Sd1 = varians kelompok eksperimen Sd2 = varians kelompok kontrol

Jika hasil Fhitung < Ftabel maka kedua kelompok data varians yang homogen dan sebaliknya.

3.8.3 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diolah berdistribusi normal dalam artian bahwa sampel yang diambil berasal dari populasi yang sama. Sebaran data harus dianalisis untuk mengetahui apakah asumsi normalitas dipenuhi, sehingga dapat diolah lebih lanjut pada path diagram.

Menurut Rochaety (2007, p.99) uji normalitas berdasarkan dari histogram yang berdistribusi normal ditunjukan dengan bentuk yang menyerupai lonceng atau digram dahan daun. Uji normalitas diolah dengan melihat Q-Q plot atau plot juga disebut plot kenormalan. Jika data berdistribusi normal, titik plotnya harus berada pada suatu garis lurus. Sedangkan jika titik-titik tersebut membentuk huruf S, maka menunjukan bahwa data kita menjulur (skew).

3.8.4 Analisis Korelasi Sederhana dan Berganda

Menurut Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007), apabila nilai koefisien

korelasi pearson (r) = +1, maka korelasi atau hubungan positif dan sempurna. Apabila

(18)

Arti positif disini, misalkan hubungan antara variable X dan Y (rxy) nilainya positif (+), maka hubungannya searah. X naik maka Y pun akan naik, jika X turun maka Y pun akan turun, begitu juga dengan apabila Y naik maka X naik, jika Y turun maka X turun juga. Sedangkan arti dari negative (-) adalah hubungannya berbanding terbalik, juka X naik maka Y turun, jika X turun maka Y naik begitu juga sebaliknya.

Rumusnya adalah sebagai berikut: Korelasi Sederhana:

Σ

Σ

Σ

.

Σ

Σ

Σ

Σ

Korelasi Berganda:     R = Korelasi Berganda

SSR = Regression Sum of Square SST = Sum of Square

Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007), arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel nilai interpretasi r sebagai berikut:

(19)

Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat 0,60 – 0,799 Kuat 0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,20 – 0,399 Rendah 0,00 – 0,199 Sangat Rendah Sumber: Riduwan (2005:136)

Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y ditentukan dengan rumus koefisien diteminan sebagai berikut:

K P

=

r ² X 1 0 0 %

Dimana :

KP = Nilai koefisien diterminan

r = Nilai koefisien korelasi

Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007), pengujian signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna generalisasi dari hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan uji signifikasi sebagai berikut.

(20)

Hipotesis:

• Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y

• Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y

Dasar Pengambilan Keputusan:

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih atau sama dengan nilai probabilitas sig atau

[0,05 ≤ sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas

sig atau [0,05 ≥ sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007), analisa korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y).

3.8.5 Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur (path analysis) yang dikembangkan pertama kali pada tahun 1920-an

oleh seorang ahli genetika yaitu sewall wright merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui peran parsial maupun sumiultan seperangkat variabel independen terhadap variabel dependen.

Model analisis jalur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model triming. Model

trimming ini digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur analisis dengan cara mengeluarkan dari model variabel independen yang koefisien jalurnya tidak signifikan. (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p.127).

(21)

Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2007, p.116-118), ada beberapa langkah pengujian path analysis yaitu sebagai berikut :

1. Merumuskan hipotesis dalam persamaan struktural

Struktur :

Y = ρYX1 X1 + ρYX2 X2 + ρYX3 X3 + ρYX4 X4 + ρYX5 X5 + ε1 Z = ρZX1 X1 + ρZX5 X5 + ρZY Y + ε2

2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi.

Untuk menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi sebaiknya melalui tahapan berikut ini :

a.Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan

persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan.

Hipotesis : naik turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara signifikan oleh variabel eksogen (X).

b.Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan. Hitung

koefisien regresi yang telah dirumuskan persamaan regresi sederhana : Y

3. Menghitung koefisien jalur secara simultan

• Kaidah pengujian signifikansi secara manual : menggunakan table F

• Kaidah pengujian signifikansi : program SPSS

- Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig

[0.05 ≤ sig ], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

- Jika nilaim probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig

(22)

4. Menghitung koefisien jalur secara individu

Secara individual uji statistik yang digunakan uji t yang dihitung dengan rumus (Kusnendi, 2005, p.12). Statistik diperoleh dari hasil komputasi SPSS 16.0 untuk analisis regresi setelah data ordinal ditransformasikan ke interval.

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur bandingan antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

- Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig

[0.05 ≤ sig ], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

- Jika nilaim probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig

[0.05 ≥ sig ], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Tabel 3.8 Kategori Hubungan Pengaruh Variabel dalam Path Analisis

Kategori Hubungan Pengaruh Variabel

0.05 - 0.09 Lemah

0.10 - 0.29 Sedang

0.30 keatas Kuat

Sumber : Engkos Achmad Kuncoro

(23)

3.9 Rancangan implikasi penelitian

Hasil penelitian tentang “Pengaruh layana purna jual terhadap kepuasan konsumen dan dampaknya terhadap word of mouth” diharapkan implikasi yang dapat diberikan penelitian untuk PT. Arisa Mitra Lestari adalah bagaimana path analysis dengan toolsnya SPSS 16.0 dapat menganalisa Pengaruh service quality terhadap kepuasan konsumen dan dampaknya terhadap word of mouth.

Hasil implikasi tersebut diharapkan dapat memberikan hasil yang memuaskan bagi kedua belah pihak, dimana pihak perusahaan dapat mengetahui hubungan , pengaruh dan mengetahui tanggapan konsumen mengenai pengaruh layanan purna jual terhadap kepuasan konsumen dan dampaknya terhadap word of mouth.

Gambar

Tabel 3.1  Tabel Desain Penelitian  Tujuan
Tabel 3.2 Tabel Operasional Variabel Penelitian
Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data
Tabel 3.4 Bobot dan Kategori pengukuran  Keterangan Penilaian  Sangat Setuju  5  Setuju 4  Netral 3  Tidak Setuju  2
+5

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam informasi yang berkualitas setidaknya informasi tersebut haruslah akurat, lengkap dan tepat waktu, dengan informasi yang berkualitas dapat menarik minat pengguna

Menurut Jhon Elliot bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya (Elliot,

Masukan sel rata kanan : Jika data lebih panjang dari panjang sel maka lebihnya akan mengisi sel disebelah kirinya yang kosong, jika sel sebelah kiri terisi maka data akan

Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN

Pewangi Laundry Rejang Lebong Beli di Toko, Agen, Distributor Surga Pewangi Laundry Terdekat/ Dikirim dari Pabrik BERIKUT INI TARGET MARKET PRODUK NYA:.. Kimia Untuk Keperluan

Definisi operasionalisasi menjelasakan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi logistik agar dapat diketahui bahwa beberapa variabel independen yang ada dalam

Selain itu yang paling penting adalah pakaian harus nyaman digunakan, mampu menyerap keringat, memiliki kantung untuk tempat buku catatan saku, berkerah dan mudah