• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN HASIL ANALISA. Dalam pembahasan hasil analisis ini dikemukakan secara garis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PEMBAHASAN HASIL ANALISA. Dalam pembahasan hasil analisis ini dikemukakan secara garis"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL ANALISA

Dalam pembahasan hasil analisis ini dikemukakan secara garis besar tentang gambaran atau deskripsi lokasi penelitian, identitas responden, pembuktian tingkat validitas dan reliabilitas dari variabel penelitian serta pembahasan analisis hasil regresi.

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di desa Kopen kecamatan Teras Kabupaten Boyolali yang terletak pada ketinggian dari permukaan air laut 300 m. Desa yang berjarak 5 km dari kota Kecamatan (Kecamatan Teras) ini memiliki luas 165,690 ha, berpenduduk 3.407 jiwa terdiri 807 kepala keluarga (KK) dengan komposisi jenis kelamin laki-laki 1.690 jiwa dan perempuan 1.717 jiwa dengan jumlah keluarga miskin tercatat 329 KK (monografi desa: 2000).

Pemerintah Desa Kopen terdiri dari seorang Kepala Desa yang dibantu seorang sekretaris desa, dua kepala dusun dan lima orang kepala urusan (Kaur). Desa Kopen memiliki 2 wilayah dusun tersebar dalam 15 dukuh/kampung terdiri dari 2 rukun warga (RW) dan 17 rukun tetangga (RT).

(2)

1. Identitas Responden a. Umur responden

Distribusi responden menurut umur dibagi dalam klasifkasi dengan range lima sebagai berikut:

Tabel 4.1.

Sebaran Responden Menurut Umur

NO Usia Responden Jumlah Sebaran Persentase (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 25-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 56-60 61-65 66-keatas 8 13 13 7 8 3 2 4 2 13,3 21,7 21,7 11,7 13,3 5,0 3,3 6,7 3,3 Jumlah 60 100,00 Data primer 2003

Dari data tabel menunjukkan bahwa anggota pokmas yang berusia produktif antara usia 25 tahun sampai dengan 45 tahun sebanyak 41 kepala keluarga atau 68,3% yang menerima IDT sedangkan anggota pokmas yang berusia antara 46 tahun sampai dengan 60 sebanyak 13 kepala keluarga atau 21,7% yang merupakan usia yang kurang produktif serta 6 orang atau usia 61 ke atas adalah usia lanjut yang tidak produktif. Hal ini berarti anggota pokmas penerima IDT rata-rata berusia produktif dan diharapkan dana dapat berkembang dan bergulir dengan baik.

(3)

b. Pendidikan Responden

Tabel 4.2.

Sebaran Responden menurut Pendidikan

NO Jenis Pendidikan Jumlah Sebaran Persentase(%)

1 2 3 4 5 Tidak sekolah Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA

Tamat Perguruan Tinggi

22 26 9 3 - 36,7 43,3 15,0 5.0 - jumlah 60 100

Data primer diolah 2003

Tabel tersebut memberikan gambaran sebaran responden menurut jenis pendidikan sebagai berikut :

Anggota pokmas sebanyak 22 responden atau 36,7% tidak berpendidikan, 26 responden atau 43,3% berpendidikan Sekolah Dasar, 9 orang berpendidikan SLTP atau 15% dan 3 responden atau 5% berpendidikan SLTA. Responden tamatan Perguruan Tinggi tidak ada.

Dengan tingkat pendidikan yang rendah bahkan tidak berpendidikan sama sekali akan berpengaruh terhadap pengelolaan dana IDT yang diterima. Responden yang berpendidikan SLTP dan SLTA diharapkan lebih mengerti cara-cara mengelola dana IDT yang lebih efektif dan efesien serta dapat memberikan pengertian tersebut kepada anggota pokmas yang lain.

(4)

Anggota pokmas memiliki beban tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan keluarga yang berbeda satu dengan yang lain.

Tabel 4.3.

Sebaran Responden menurut Jumlah Anggota Keluarga

NO Jumlah Sebaran Persentase (%)

1 2 3 4 5 6 2 anggota keluarga 3 anggota keluarga 4 anggota keluarga 5 anggota keluarga 6 anggota keluarga 7 anggota keluarga 2 19 24 8 5 1 3,3 31,7 13,3 40,0 8,3 1,7 Jumlah 60 100,0

Data primer diolah 2003.

Dari tabel ditunjukkan bahwa beban keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga rata-rata tidak terlalu berat dimana anggota pokmas yang beranggota keluarga 2 orang ada 2 reponden (3,3%), beranggota keluarga 3 orang ada 19 responden (31,7%) dan beranggota keluarga 4 orang ada 24 responden (40%). Hal ini menunjukkan bahwa beban keluarga terhadap anggota keluarganya tidak terlalu berat atau masih wajar sedangkan anggota pokmas yang beranggota keluarga 5 orang ada 8 orang (13,3%) dan beranggota keluarga 6 orang ada 5 responden (8,3%), hal ini agak berat dalam mencukupi kebutuhan rumah tangganya

(5)

d. Distribusi responden menurut tahun menerima dana Tabel 4.4.

Sebaran Responden Menurut Tahun Menerima Dana

NO Tahun Menerima Dana Jumlah %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2002 2002 2 3 4 7 7 8 10 10 9 3,3 5 6,6 11,7 11,7 13,3 16.7 16,7 15,0 Jumlah 60 100,0

Data primer diolah 2003.

Dari data tabel tersebut menggambarkan bahwa pada tahun 1994 sampai dengan tahun 1996 adalah tahun-tahun penerimaan dana dan program sedang berjalan sedangkan penelitian ini terfokus pada pelaksanaan pasca program yaitu tahun sesudah tahun 1996. Pada tahun 1997 sampai tahun 2001 menunjukan bahwa volume perkembangan pengguliran dana mengalami kemajuan mencapai 10 responden (16,7%), namun pada tahun 2002 sedikit mengalami penurunan dalam penggulirannya yaitu 9 responden (15%) diharapkan untuk berikutnya tetap berkelanjutan dalam pemanfaatan dana IDT.

Penerimaan dana IDT di desa Kopen adalah secara bertahap yaitu tahun anggaran 1993/1994, 1994/1995 dan 1995/1996 yang masing masing menerima Rp. 20.000.000,00 per desa setiap tahun.

(6)

Tabel 4.5.

Nama Kelompok dan Jenis Usahanya No

. Nama Kelompok Diterima (Rp.) Besar Dana Ternak Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Sukamaju I Sukamaju II Sukamaju III Sukamaju IV Sukamaju V Sukamaju VI Sukamaju VII Sukamaju VIII Sukamaju I X Sukamaju X Sukamaju XI Sukamaju XII 1.856 950,00 1.902.530,00 1.522.710,00 1.522.790,00 1.522.750,00 1.459.500,00 1.459.500,00 1.779.950,00 1.649.370,00 1.775.050,00 1.646.370,00 1.902.530,00 Seekor lembu Seekor lembu Seekor lembu Seekor lembu Seekor lembu Seekor lembu Seekor lembu Seekor lembu Seekor lembu Seekor lembu Seekor lembu Seekor lembu Terdiri dari 12 pokmas yang memperoleh 12 ekor lembu

Jumlah 20.000.000,00 12 ekor lembu

Data primer.

e. Distribusi responden menurut jenis usaha

Pada umumnya mata pancaharian anggota pokmas adalah buruh tani tetapi dengan adanya dana bantuan IDT keadaan mengalami perubahan yang cukup berarti bagi kelangsungan usaha anggota pokmas.

Tabel 4.6.

Sebaran Responden menurut Jenis Usaha. No

. Sebelum Terima IDT % Sesudah Terima IDT %

1 2 3 4 5 6

Buruh tani 52 orang

Lain lain 7 orang 88,3 11,7 Ternak sapi 12 orang Ternak ayam 5 orang Ternak itik 6 orang Ternak puyuh 18 orang Buruh tani 15 orang lain lain 4 orang

20,0 8,3 10,0 30,0 25,0 6,7 100,0 Data primer yang diolah 2003

(7)

Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa terjadi perkembangan yang cukup berhasil karena yang semula berpenghidupan mayoritas sebagai buruh tani setelah menerima dana IDT hampir 75% memiliki usaha produktif ternak untuk menopang hidupnya. Hal ini sangat penting bagi kelangsungan perkembangan IDT utamanya bagi keberlanjutan pemanfaatan dana bergulir IDT.

B. Mekanisme Kerja Program IDT

Dalam pelaksanaannya program IDT di desa Kopen melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Membentuk kelompok masyarakat (Pokmas) dan pengurusnya

Di desa Kopen tercatat 329 KK miskin dan untuk lebih memudahkan pelaksanaan dan pengawasan maka dibagi dalam 12 kelompok masyarakat (pokmas). Masing-masing pokmas ada pengurusnya (ketua, sekretaris dan bendahara) dengan jumlah anggota rata-rata 27 anggota.

2. Membentuk kelompok simpan pinjam.

Kelompok masyarakat selalu disertai kelompok simpan pinjam yang bertujuan untuk mengelola kekayaan kelompok khususnya untuk menerima laba/keuntungan dari peminjam terdahulu dengan kesepakatan bersama yang kemudian dipinjamkan kepada peminjam berikutnya.

(8)

Keputusan masing-masing pokmas dana IDT itu dibelikan seekor lembu dan dipercayakan kepada seorang anggota dalam kelompoknya untuk memelihara dengan sistem bagi hasil dimana laba dibagi dua yaitu 50% untuk yang memelihara dan 50% dikembalikan kepada kelompok lewat kelompok simpan pinjam. Kelompok simpan pinjam meminjamkan kepada anggota kelompoknya untuk dipergunakan usaha produktif lainnya.

C. Uji Validitas dan Reliabilitas.

Pengujian Validitas kuisioner dilakukan dengan menguji tiap-tiap faktor yang dibentuk oleh instrumen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan analis faktor yang terdapat dalam SPSS versi 10. Sebagaimnana kriteria dikemukakan Tabachnick dan Fidel dalam

Setyadin (1996: 62) cara menentukan suatu item memiliki validitas: a. Muatan faktor > 0,71 tergolong amat baik;

b. Muatan faktor > 0,63 tergolong baik c. Muatan faktor > 0,55 tergolong cukup d. Muatan faktor > 0,45 tergolong sedang e. Muatan faktor <0,32 tergolong kurang baik

Dalam penelitian ini masing-masing variabel menggunakan instrumen yang terdiri dari 4 item. Setiap item terdiri dari 5 option dengan pemberian skor setiap option sebagai berikut:

Jawaban a dengan skor 5 Jawaban b dengan skor 4 Jawaban c dengan skor 3

(9)

Jawaban d dengan skor 2 Jawaban e dengan skor 1

1. Pengujian validitas instrumen jenis usaha: Tabel 4.7.

Hasil Uji Validitas Instrumen Jenis Usaha

Nomor Nomor Item Muatan Faktor Keterangan 1 2 3 4 1 2 3 4 0.559 0,672 0,740 0,627 Validitas cukup Validitas baik Validitas sangat baik Validitas cukup Data hasil olahan (lampiran )

Dari tabel menggambarkan bahwa semua item memiliki muatan faktor yang lebih besar dari 0,3200 dan memiliki Probabilitas Pearson Correlation sebesar 0,000 (0,000 < 0,05), hal ini berarti semua item dalam instrumen jenis usaha memenuhi persyaratan validitas/ sahih. 2. Pengujian validitas instrumen Besar Dana Diterima

Tabel 4.8.

Hasil Uji Validitas Instrumen Besaran Dana Diterima Nomor Nomor item Muatan faktor Keterangan

1 2 3 4 1 2 3 4 0.575 0,673 0,654 0,704 Validitas cukup Validitas baik Validitas baik Validitas cukup Data hasil olahan (lampiran )

(10)

Berdasarkan tabel dibaca bahwa semua item memiliki muatan faktor yang lebih besar dari 0,3200 dan memiliki probabilitas pearson correlation sebesar 0,000 (0,000 < 0,05), hal ini berarti semua item dalam instrumen besar dana diterima memenuhi persyaratan validitas/sahih.

3. Pengujian validitas instrumen Partisipasi anggota pokmas Tabel 4.9.

Hasil Uji Validitas Instrumen Partisipasi Anggota Pokmas Nomor Nomor item Muatan faktor Keterangan

1 2 3 4 1 2 3 4 0.628 0,665 0,736 0,625 Validitas cukup Validitas baik Validitas sangat baik Validitas cukup Data hasil olahan (lampiran )

Dari tabel diketahui bahwa semua item memiliki muatan faktor yang lebih besar dari 0,3200 dan memiliki Probabilitas Pearson Correlation sebesar 0,000 (0,000 < 0,05), berarti semua item dalam instrumen Partisipasi anggota pokmas memenuhi persyaratan validitas/sahih.

4. Pengujian validitas instrumen Keberlanjutan Pemanfaatan Dana IDT Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Instrumen Keberlanjutan Pemanfaatan Dana IDT Nomor Nomor item Muatan faktor Keterangan

1 2 3 4 1 2 3 4 0.613 0,658 0,743 0,597 Validitas cukup Validitas baik Validitas sangat baik Validitas cukup Data hasil olahan (lampiran )

(11)

Dari tabel dapat dilihat bahwa semua item memiliki muatan faktor yang lebih besar dari 0,3200 dan memiliki Probabilitas Pearson Correlation sebesar 0,000, (0,000 < 0,05), berarti semua item dalam instrumen Keberlanjutan pemanfaatan dana IDT memenuhi persyaratan validitas.

5. Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian

Pengujian reliabilitas instrumen dalam suatu penelitian dilakukan karena keterandalan instrumen berkaitan dengan keajekan dan taraf kepercayaan terhadap instrumen penelitian tersebut. Dalam penentuan tingkat reliabilitas suatu instrumen penelitian dapat diterima bila memiliki koefesien alpha lebih besar dari 0,50. Berdasarkan tabel 4.11 bahwa instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data yang memiliki koefesien reliabilitas lebih dari 0,50, dapat dikatakan reliabel.

Tabel 4.11.

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian No

. Variabel Koefesien alfa Keterangan

1 2 3 4

Jenis usaha

Besar dana diterima Partisipasi anggota Pokmas keberlan- jutan dana IDT

0, 7542 0,8601 0,7551 0,7542

Reliabilitas sangat tinggi Reliabilitas sangat tinggi Reliabilitas sangat tinggi Reliabilitas sangat tinggi Data hasil olahan (lampiran )

D. Analisis Regresi

Persoalan penelitian yang dirumuskan telah diturunkan dalam instrumen-instrumen penelitian yang terdiri dari konsep jenis usaha,

(12)

konsep besar dana diterima dan konsep partisipasi anggota pokmas yang merupakan variabel independen sedangkan konsep keberlanjutan pemanfaatan dana bergulir merupakan variabel dependen. Mengenai konsep harapan anggota pokmas dalam memanfaatkan dana IDT dilakukan secara deskriptif.

Dalam analisis regresi ini dilakukan untuk mengisi model keterkaitan satu variabel dependen dengan tiga variabel independen. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan melalui variabel independen secara individuil. Adapun persamaan regresi sebagai berikut :

Y = a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + e . dimana:

Y = Keberlanjutan kemanfaatan dana a = intercept

x1 = Jenis usaha

x2 = Bbesar dana diterima x3 = Partisipasi anggota b = Koefesien regresi e = error.

Koefisien regresi masing masing variabel independen dapat digunakan untuk menentukan tingkat signifikasinya. Hasil regresi yang menunjukkan nilai t tertuang dalam tabel. Hasil regresi yang menunjukan nilai koefisien determinasi (R²) sebagaimana dalam tabel 4.12. menunjukkan besar nilai determinasi variabel independen dalam

(13)

mempengaruhi variabel dependen. Sebagaimana ringkasan hasil regresi seperti tertera sebagai berikut:

Tabel 4.12. Ringkasan Hasil Regresi

No Notasi Koef. B T Hitung Nilai Prob.

1 2 3

Jenis usaha (x1)

besar dana diterima (x2) Partisipasi anggota (x3) Bo R² F JB 0,676774 0,229303 0,067883 0.459115 0,803631 72,300160 5,735557 4,831703 1,893949 0,533166 0,420697 - - - 0,0000 0,0637 0,5961 0,6757 - - 0,056825 Dari tabel di atas dapat pula ditulis dalam bentuk persamaan menjadi sebagai berikut :

KPD = 0,459115 + 0,676774 JU + 0,229303BD + 0,067883PA (0,420697) (4,831703) *** (1,893949)* (0,533166)

F = 72,30016

Tanda kurung adalah nilai t

*** = signifikan pada uji 1 persen * = signifikan pada uji 10 persen Heteroskedastisitas (white) = 2,881404 Model auxiliary (R1) ² = 0,792851 Model complete ( R²) = 0.803631

Dimana KPD = Keberlanjutan Pemanfaatan Dana JU = Jenis Usaha

BD = Besar Dana

(14)

Berdasarkan rangkuman hasil analisis diketahui sebagai berikut:

1. Nilai t hitung variabel jenis usaha (x1) sebesar 4,831703 dengan nilai probabilitas 0,0000 sedangkan t tabel 2,660 untuk signifikan 1 % sehingga t hitung lebih besar dari nilai t tabel dengan nilai probabilitas lebih kecil dari nilai 0,01 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya jenis usaha berpengaruh terhadap keberlanjutan pemanfaatan dana IDT. 2. Nilai t hitung variabel besar dana yang diterima (x2) sebesar 1,893949 dengan nilai probabilitas 0,0637 sedangkan nilai t tabel = 1,671 untuk signifikan 10 % sehingga nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel dengan nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 dan lebih kecil dari 0,10 maka tidak signifikan pada uji 5% tetapi signifikan pada uji 10%. Ho ditolak dan Ha diterima artinya besar dana yang diterima berpengaruh terhadap keberlanjutan pemanfaatan dana IDT.

3. Nilai t hitung variabel partisipasi anggota (x3) sebesar 0,533166 dengan nilai probabilitas 0,5961 sedangkan nilai t tabel = 1,671 untuk signifikan 10 % sehingga nilai t hitung lebih kecil dari t tabel dengan nilai probabilitas lebih besar dari 0,10 maka dapat dikatakan tidak signifikan. Ho diterima dan Ha ditolak berarti partisipasi anggota tidak berpengaruh signifikan pada keberlanjutan pemanfaatan dana IDT.

Hasil uji F menunjukan bahwa F hitung 72,30016 sedangkan F tabel sebesar 4,13 pada uji 1 % sehingga F hitung lebih besar dar F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti jenis usaha besar dana diterima

(15)

dan partisipasi anggota secara bersama-sama berpengaruh terhadap keberlanjutan pemanfaatan dana IDT.

Dari tabel menunjukkan bahwa R²=0,803631 artinya bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 80,3631% sisanya 19,6369% adalah komponen kesalahan random (random error).

E. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas.

Dalam uji ini menggunakan Jarque Berra (JB) dan berdasarkan tabel 4.12. diketahui bahwa JB = 5,736 dengan probabilitas 0,056825 sedangkan nilai tabel chi square dengan alpha 1 % = 9,21. Hal ini menunjukan nilai JB lebih kecil dari nilai tabel chi square maka sebaran e dan Y normal.

2. Uji Heteroskedastisitas.

Dalam uji ini menggunakan white heterokedastisity test dengan regresi auxiliary terhadap resid 2 diketahui R² = 0,050511 dan R Obs * 2,881404 sedangkan nilai chi square alpha 1 % sebesar 9,21. Bila dibandingkan antara nilai Obs R square dengan nilai tabel chi square

maka nilai X² lebih kecil dari nilai X² tabel. Artinya tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga regresi dapat dilanjutkan.

(16)

Hasil regresi diperoleh dengan persamaan model auxiliare (R1²) sebesar 0,7929 sedangkan pesamaan model complete (R²) 0,8036 Maka model complete (R²) lebih besar daripada (R1)². maka dikatakan data tidak multikolinearitas.

F. Harapan Anggota Pokmas terhadap Pemanfatan Dana IDT.

Dari hasil pengisian daftar kuisioner terhadap 60 responden anggota pokmas dapat diketahui harapan mereka sebagaimana tabel berikut :

Tabel 4.13 Jawaban Responden

Harapan Anggota Pokmas Pada Keberlanjutan Dana IDT No

. Kategori responden Skor Responden Persentase

1 2 3 4 5

Sangat setuju berlanjut Setuju berlanjut Cukup setuju

Kurang setuju berlanjut Tidak setuju berlanjut

5 4 3 2 1 19 26 9 4 2 31,7 % 43,3 % 15,0 % 6,7 % 3,3 % Jumlah 60 100 % Nilai rata-rata 3,93

Data primer diolah 2003

Dari tabel dapat dibaca bahwa rata-rata skor jawaban responden 3,93 atau hampir empat (4) artinya harapan anggota pokmas dalam pemanfaatan dana IDT masih sangat besar. Dari hasil analisa responnden dapat diketahui bahwa telah ada kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan dana IDT dan keberadaan dana ini diterima masyarakat. Di pihak lain terdapat 4 responden yang tidak setuju bahkan ada 2 responden yang menyatakan tidak setuju dana IDT berlanjut karena ada anggota

(17)

pokmas yang tidak memanfaatkan dana IDT yang diterima secara bertanggung jawab.

Gambar

Tabel 4.12.  Ringkasan Hasil Regresi
Tabel 4.13  Jawaban Responden

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian berdasarkan hasil temuan dan analisis data penelitian tindakan bimbingan konseling maka dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok

Anak membutuhkan stimulus dalam meningkatkan kemampuan motorik halus seperti melakukan senam otak, yang bertujuan memfasilitasi bagian otak kanan dan otak kiri agar dapat

Namun hal ini tidak menghalangi pihak pesantren untuk mulai membangun tanah yang telah ditukarkansebab bersamaan dengan itu pihak Pesantren sedang mengurusinya lagi

Grafik percepatan terhadap waktu dari gerak suatu benda diberikan oleh gambar yang paling kiri.. Jika mula-mula benda bergerak ke kanan maka grafik kecepatan terhadap waktu yang

Dari hasil penelitian disimpulkan: (1) tidak terdapat interaksi yang terjadi antara pembelajaran yang menggunakan LKS terhadap KPS siswa pada materi asam basa ditinjau dari

Sesuai dengan masalah yang diajukan, hasil kajian terhadap penerapan pendekatan komunikatif yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran berpidato bahasa Bali pada

semua orang pada saat ini. Semua kebutuhan dan telekomunikasi mengandalkan perangkat pintar tersebut. Semua kalangan masyarakat dari kecil sampai dewasa memiliki

Penelitian serupa dilakukan oleh Lamria dengan responden pengguna alat kontrasepsi pil menunjukkan bahwa proporsi hipertensi lebih tinggi pada wanita