• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI TANGGAPAN PEMILIK MODAL APOTEK DI KOTA MEDAN TERHADAP PERATURAN PEMERINTAH RI NO. 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI TANGGAPAN PEMILIK MODAL APOTEK DI KOTA MEDAN TERHADAP PERATURAN PEMERINTAH RI NO. 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

TANGGAPAN PEMILIK MODAL APOTEK DI KOTA MEDAN TERHADAP PERATURAN PEMERINTAH RI NO. 51 TAHUN 2009

TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN

OLEH:

HASTRINA NOVA SARI NIM 091524088

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kepada Allah SWT yang hanya oleh karena berkat dan karunia yang berlimpah sehingga penulis dapat menjalani masa perkuliahan dan penelitian hingga akhirnya menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda (Alm). Husaini dan Ibunda Hj. Asmah Lamsinar Tambunan serta abang, kakak, adik dan Jiwana Putra, atas do’a, dukungan, motivasi dan perhatian yang tiada hentinya kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. Wiryanto. M.S., Apt., dan Ibu Dra. Juanita Tanuwijaya M.Si.,

Apt., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dengan kesabaran dan tanggung jawab dari awal penelitian hingga menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis selama perkuliahan di Fakultas Farmasi

3. Ibu Dra. Sudewi, Apt selaku Apoteker Pengelola Apotek (APA) di apotek Farma Nusantara.

4. Bapak dan Ibu penguji yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Dosen-dosen di Fakultas Farmasi yang telah membimbing penulis selama perkuliahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

i

(3)

6. Abang, kakak, adik-adik dan terutama buat teman-teman angkatan Ekstensi S1 angkatan 2009 Fakultas Farmasi atas dukungan yang telah diberikan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun pada skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan pada umumnya dan profesi apoteker pada khususnya.

Medan, Juli 2011 Penulis,

Hastrina Nova Sari

(4)

TANGGAPAN PEMILIK MODAL APOTEK DI KOTA MEDAN TERHADAP PERATURAN PEMERINTAH RI NO. 51 TAHUN 2009

TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN ABSTRAK

Terbitnya Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian membawa beberapa ketentuan baru. Implementasi ketentuan baru ini membawa 4 konsekuensi bagi apotek, meliputi pengembalian fungsi apotek sesuai peraturan, peningkatan peran apoteker, penambahan beban biaya dan penambahan beban kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tanggapan pemilik modal apotek di kota Medan terhadap Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian ditinjau dari 4 konsekuensi tersebut di atas.

Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan model penelitian survei dan bersifat cross-sectional di beberapa apotek di kota Medan. Data berupa tanggapan 26 Pemilik Modal Apotik (PMA) sebagai responden terhadap 10 kuesioner yang masing-masing terdiri atas 3 pilihan tanggapan, meliputi setuju, tidak berpendapat, dan tidak setuju

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggapan mayoritas Pemilik Modal Apotek di kota Medan terhadap PP No. 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian adalah tidak setuju. Secara terperinci distribusi persentase tanggapan Pemilik Modal Apotik adalah 63% menyatakan tidak setuju, 3% tidak berpendapat, dan 34% menyatakan setuju. Ditinjau dari persentase ketidaksetujuan terhadap masing-masing konsekuensi adalah 67% terhadap pengembalian fungsi apotek sesuai peraturan, 89% terhadap peningkatan peran apoteker, 58% terhadap penambahan beban biaya apotek, dan 10% terhadap penambahan beban kerja di apotek.

Kata kunci: Tanggapan Pemilik Modal Apotek, PP No. 51 tahun 2009, fungsi apotek, peran apoteker, beban biaya, beban kerja.

iii

(5)

RESPONSE OF THE INVESTORS OF DRUGSTORES IN MEDAN TO THE GOVERNMENTAL RULE NO. 51 OF 2009 REGARDING

PHARMACEUTICAL WORK ABSTRACT

The issuance of the Governmental Rule No. 51 of 2009 regarding pharmacy work lead some newer regulations. The implementation of these newer regulations result in 4 pharmaceutical consequences, including recovery of drugstore function according to the rule, increase in the role of pharmacists, increase in cost expense and workload. The objective of the study is to know how the response of the investors of drugstores in Medan to the Governmental Rule No. 51 of 2009 regarding the Pharmaceutical Work viewed in terms of the four consequences.

The study is a descriptive method using a cross-sectional survey in some drugstores in Medan. The data included the responses of 26 investors (Foreign Investment) to the questionnaire each of which consists of 3 options ; agree, abstain, and disagree.

The result of the study showed that majority of the investors of drugstores in Medan to the Governmental Rule No. 51 of 2009 regarding the pharmaceutical work included disagree. In detail, the distribution in percentage of their responses included 63% of disagree, 3% of abstain and 34% of agree. Viewed in terms of the disagreement percentage to each consequence is that 67% to the recovery of the drugstore function according to the rule, 89% to the improvement in role of pharmacists , 57% to the increase in workload of drugstore and 10% to the increase in workload in drugstore.

Keywords : Response of the Investors of Drugstores, the Governmental Rule No.51 of 2009, Function of Drugstore, the role of drugstore, cost expense and workload

(6)

DAFTAR ISI Halaman JUDUL ... i LEMBAR PENGESAHAN ... ii ABSTRAK ... iii ABSTRACT ... iv DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 2 1.3 Hipotesis ... 2 1.4 Tujuan Penelitian ... 2 1.5 Manfaat Penelitian ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Perkembangan Profesi Kefarmasian ... 3

2.2 Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 2009 ... 4

2.3 Apotek ... 7

2.4 Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical Care) ... 9

2.5 Kompetensi Profesi ... 11

2.6 Standar Prosedur Operasional ... 12

2.7 Pelayanan Resep ... 13

v

(7)

BAB III METODE PENELITIAN... 15

3.1 Jenis Penelitian ... 15

3.2 Jenis Data ... 15

3.3 Waktu dan Tempat Pengambilan Data ... 15

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 15

3.5 Analisis Data ... 15

3.6 Definisi Operasional ... 16

3.7 Langkah Penelitian ... 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

4.1 Gambaran Umum Apotek di kota Medan ... 18

4.2 Karakteristik Responden Penelitian ... 18

4.3 Distribusi Tanggapan Responden terhadap Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian ... 19

4.3.1 Pengembalian Fungsi Apotek Sesuai Peraturan... 19

4.3.2 Peningkatan Peran Apoteker ... 22

4.3.3 Penambahan Beban Biaya Apotek ... 25

4.3.4 Penambahan Beban Kerja di Apotek ... 28

4.3.5 Distribusi Total Tanggapan Responden terhadap PP No. 51 tahun 2009 terkait 4 konsekuensi ... 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 32

4.1 Kesimpulan ... 32

4.2 Saran ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 33

LAMPIRAN ... 35

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 4.1 Karakteristik Responden Penelitian... 18 4.2 Distribusi tanggapan responden terhadap Peraturan Pemerintah RI

No. 51 tahun 2009 terkait pengembalian fungsi apotek sesuai

peraturan... 20 4.3 Distribusi tanggapan responden terhadap Peraturan Pemerintah RI

No. 51 tahun 2009 terkait peningkatan peran apoteker... 23 4.4 Distribusi tanggapan responden terhadap Peraturan Pemerintah RI

No. 51 tahun 2009 terkait penambahan beban biaya apotek... 26 4.5 Distribusi tanggapan responden terhadap Peraturan Pemerintah RI

No. 51 tahun 2009 terkait penambahan beban kerja di apotek... 28 4.6 Distribusi total tanggapan responden terhadap Peraturan

Pemerintah RI No. 51 tahun 2009 terkait 4 konsekuensi... 30

vii

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 4.1 Distribusi total tanggapan responden terhadap Peraturan

Pemerintah RI No. 51 tahun 2009 terkait pengembalian fungsi

apotek sesuai peraturan... 20 4.2 Distribusi total tanggapan responden terhadap Peraturan

Pemerintah RI No. 51 tahun 2009 terkait peningkatan peran

apoteker... 23 4.3 Distribusi total tanggapan responden terhadap Peraturan

Pemerintah RI No. 51 tahun 2009 terkait penambahan beban biaya

apotek... 26 4.4 Distribusi total tanggapan responden terhadap Peraturan

Pemerintah RI No. 51 tahun 2009 terkait penambahan beban

kerja... 29 4.5 Distribusi total tanggapan responden terhadap Peraturan

Pemerintah RI No. 51 tahun 2009 terkait 4 konsekuensi... 30

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuisioner Penelitian... 35

2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian... 39

3. Perhitungan Jumlah Apotek yang disurvei dari tiap Kecamatan... 40

4. Daftar Nama Apotek yang disurvei... 41

ix

Referensi

Dokumen terkait

145 Pelaksanaa n bank sampah Sangat membawa manfaat bagi masyarakat Cermen untuk menjadikan sampah sebagai rupiah yang bernilai lebih  Beberapa masyarakat masih belum bisa

Setelah mempelajari mata kuliah ini mahasiswa dapat memahami permasalahan- permasalahan yang dihadapi dalam analisis kuantitatif komponen aktif sediaan obat,

Dalam mengisolasi mikroorganisme dengan menggunakan metode tuang dimana dibuat pengenceran dari 10 -1 sampai 10 -7 untuk menurunkan jumlah mikroorganisme sehingga

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sistem akuntansi penjualan kredit pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria belum baik, terlihat dari dari adanya perangkapan tugas

bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 7 ayat (3) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, dan dalam

Tanggung jawab pidana pengemudi kendaraan yang mengakibatkan kematian dalam kecelakaan lalu lintas dalam Pasal 359 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana adalah pidana

UU TPPU memberi tugas kepada PPATK (pasal 26 dan pasal 27) antara lain: mengumpulkan, menyimpan, menghimpun, menganalisis, mengevaluasi informasi yang diperoleh dari penyedia

Wajib Pajak berstatus pusat (kode cabang 000) yang dipindah dan ditetapkan terdaftar pada KPP Madya Surabaya termasuk seluruh cabang Wajib Pajak yang berdomisili di wilayah