• Tidak ada hasil yang ditemukan

18 REASONS WHY IT-RELIANT WORK SYSTEMS SHOULD REPLACE THE IT ARTIFACT AS THE CORE SUBJECT MATTER OF THE IS FIELD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "18 REASONS WHY IT-RELIANT WORK SYSTEMS SHOULD REPLACE THE IT ARTIFACT AS THE CORE SUBJECT MATTER OF THE IS FIELD"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

© Asa Ramdhani & Siti Fuaida Fithri. 2009.

GNU free document license – Silahkan secara bebas menggandakan dokumen ini Pertemuan V – 11 Maret 2009

Kelompok 317

• Asa Ramdhani (1205007023)

• Siti Fuaida Fithri (1205000843)

18 REASONS WHY IT-RELIANT WORK SYSTEMS SHOULD REPLACE

“THE IT ARTIFACT” AS THE CORE SUBJECT MATTER OF THE IS

FIELD

Penulis: Steven Alter

Sumber: Communications of the Association for Information Systems (Volume 12, 2003) 366-395

Pendahuluan

Orlikowski dan Iacono, dalam commentary research-nya pada tahun 2001, berpendapat bahwa penilitian di bidang Sistem Informasi dalam kurun waktu 10 tahun terkahir, tidak terfokus pada subjek inti bidang Sistem Informasi, yakni IT artifact. Melihat penelitian tersebut, Steven Alter (penulis) memiliki pendapat yang berbeda terhadap apa yang seharusnya menjadi subjek inti bidang Sistem Informasi, yang menurut Orlikowski dan Iacono adalah IT artifact. Menurut penulis, IT-reliant work system-lah yang seharusnya menjadi subjek/persoalan inti. IT-reliant work system didefinisikan sebagai sistem pekerjaan (work systems) yang tingkat efektivitas dan efisiensinya bergantung pada penggunaan Information Technology (IT). Dalam artikel ini, penulis menjabarkan 18 alasan yang memperkuat argumentasinya bahwa IT-reliant work system adalah subjek inti dari bidang Sistem Informasi. Artikel ini dibuat dengan tujuan untuk mendukung pernyataan bahwa dijadikannya IT-reliant work system sebagai subjek inti, akan memberikan manfaat terhadap bidang Sistem Informasi ke depannya.

Work Systems

Artikel ini menggunakan work systems sebagai konsep dasar. Work systems merupakan sistem yang terdiri dari individu sebagai pengguna dan/atau mesin yang bekerja dengan memanfaatkan informasi, teknologi, dan sumber daya lainnya untuk memproduksi barang/jasa bagi kepentingan konsumen internal maupun eksternal. Pada organisasi bisnis, work systems secara umum digunakan untuk kepentingan penyediaan barang dari supplier,

(2)

© Asa Ramdhani & Siti Fuaida Fithri. 2009.

GNU free documentation license – Silahkan secara bebas menggandakan dokumen ini produksi barang, laporan keuangan, rekrut pekerja, dan beberapa fungsi bisnis lainnya. Analisis yang dilakukan pada work systems bisa dilakukan melalui static view dan dynamic view. Melalui static view, analisis dilakukan dengan memperhatikan komponen-komponen dalam sistem yang tergambarkan dalam work system framework seperti gambar di bawah ini.

Gambar 1 - Work System Framework

Sedangkan melalui dynamic view, work system dianalisis melalui perubahan yang terjadi akibat perubahan yang direncanakan dan adaptasi yang tidak direncanakan. Perubahan yang terjadi dilihat dalam setiap fase siklus hidup work system yang digambarkan dalam model berikut.

(3)

© Asa Ramdhani & Siti Fuaida Fithri. 2009.

GNU free documentation license – Silahkan secara bebas menggandakan dokumen ini Alasan Mengapa IT-Reliant Work Systems Seharusnya Menggantikan The IT Artifact sebagai Persoalan/Subjek Inti dalam Bidang Sistem Informasi

Alasan #1: Menempatkan “IT Artifact” di Tempat yang Benar Berdasarkan Perspektif Bisnis

Dengan menjadikan IT-reliant work systems sebagai subjek dalam bidang Sistem Informasi, prioritas yang tepat terhadap posisi teknologi, produk, dan work systems dalam organisasi bisnis bisa ditentukan dengan mudah. Apabila menggunakan IT artifact sebagai subjek, cakupannya hanya pada organisasi bisnis produk IT. Padahal, Sistem Informasi juga mencakup sistem dari organisasi bisnis lainnya.

Alasan #2: Menjadikan Bagian yang Relevan untuk Dianalisis

Dengan menjadikan IT-reliant work systems sebagai subjek dalam bidang Sistem Informasi, maka analisis sistem bisa dilakukan secara terorganisasi. Dengan menggunakan pendekatan work system yang membagi sebuah sistem menjadi beberapa sub bagian, peneliti mudah untuk menentukan bagian yang akan dianalisis. Sub bagian tersebut terdiri dari organisasi sebagai super sistem, dan hirarki ke bawah selanjutnya adalah work system, sistem informasi, serta teknologi informasi.

Alasan #3: Meyakinkan bahwa Subjek Inti dari Sistem Informasi Melibatkan Manusia (People)

Penggunaan IT artifact sebagai subjek inti dalam bidang Sistem Informasi menimbulkan ketidakjelasan apakah unsur manusia (people) juga dilibatkan. Hal ini berbeda dengan penggunaan IT-reliant work systems sebagai subjek, dimana unsur manusia dan teknologi pasti dilibatkan.

Alasan #4: Mengembangkan Model Kesuksesan Sistem Informasi yang Lebih Baik

Menurut Seddon [2002], terdapat model yang terdiri dari tujuh faktor untuk melakukan evaluasi Sistem Informasi. Ketujuh faktor tersebut adalah “the system, the stakeholders, the purpose of the evaluation, the measures, the referent for comparison, the time period, the informant.” Ketujuh faktor inilah yang tercakup di dalam work systems.

Alasan #5: Memahami Biaya Sistem Informasi dan Produktivitas Dengan melihat Work System Life Cycles Model, biaya yang diperlukan untuk pengembangan sistem bisa diketahui untuk setiap tahapan. Menurut Brynjolffson, produktivitas bisa diketahui tidak hanya melalui IT saja, tetapi juga melalui perilaku organisasi.

(4)

© Asa Ramdhani & Siti Fuaida Fithri. 2009.

GNU free documentation license – Silahkan secara bebas menggandakan dokumen ini Alasan #6: Memahami Risiko Sistem Informasi

Dengan menjadikan IT-reliant work systems sebagai subjek dalam bidang Sistem Informasi, faktor risiko yang ada pada Sistem Informasi mudah untuk dipahami. Karena pada setiap elemen yang terdapat pada work system framework yang terdiri dari 9 komponen seperti tergambarkan pada gambar 1 di atas, pasti terdapat faktor risiko di dalamnya.

Alasan #7: Meningkatkan Analisis Sistem pada Organisasi

Tidak hanya melibatkan teknologinya saja, unsur lainnya, seperti manusia, juga dilibatkan apabila IT-reliant work systems dijadikan sebagai subjek dalam bidang Sistem Informasi. Oleh karena itu, analisis sistem menjadi lebih akurat.

Alasan #8: Memahami Pengembangan, Implementasi, serta Operasi dan Pengaturan Sistem Informasi

Dengan melihat Work System Life Cycles Model, perubahan yang terjadi pada setiap fase, dilakukan tidak hanya terfokus pada teknologinya saja, namun berbagai adaptasi pada setiap tahapan siklus juga diperhatikan.

Alasan #9: Mengklarifikasi Tanggung Jawab dari Sistem Informasi dan Profesional Bisnis

Dengan menjadikan IT-reliant work systems sebagai subjek dalam bidang Sistem Informasi, peran dari setiap profesional bisnis dan IT bisa ditentukan pada setiap tahap pengembangan sistem dalam Work System Life Cycles Model.

Berbeda apabila IT artifact dijadikan subjek, peran yang terlihat dominan adalah individu yang terkait dengan masalah software dan hardware.

Alasan #10: Mengkomunikasikan dengan Profesional Bisnis

Salah satu tujuan penggunaan work systems adalah agar profesional bisnis mampu memahami sistem. Oleh karena itu, komunikasi mereka dengan para profesional IT akan berjalan lancar.

Alasan #11: Mencapai Techno-Hype dan Mengurangi Techno-Centrism Dengan menjadikan IT-reliant work systems sebagai subjek dalam bidang Sistem Informasi, fokus tidak hanya dilakukan pada teknologi saja ( Techno-Centrism), tetapi juga pada bagaimana implikasi penerapan teknologi pada work system dan apa yang harus dilakukan untuk mengadopsi teknologi yang diajukan (Techno-Hype).

(5)

© Asa Ramdhani & Siti Fuaida Fithri. 2009.

GNU free documentation license – Silahkan secara bebas menggandakan dokumen ini Alasan #12: Memahami Interaksi Antara Sistem Informasi dengan Budaya

IT-reliant work systems memiliki hubungan langsung yang lebih dalam terhadap budaya dibandingkan IT artifact. Contoh budaya yang dipengaruhi oleh IT-reliant work systems antara lain komunikasi, tugas-tugas organisasi, aktivitas manajemen, koordinasi, dan aktivitas training.

Alasan #13: Memahami Berbagai Tipe Sistem Informasi

Dengan menjadikan IT-reliant work systems sebagai subjek dalam bidang Sistem Informasi, kinerja dari sistem informasi tidak dilihat dari unsur teknologi saja, namun lebih kepada bagaimana sistem informasi tersebut bekerja.

Alasan #14: Mamahami Difusi dan Adopsi Inovasi IT

IT-reliant work systems sangat membantu dalam mengetahui tingkat penerimaan teknologi yang digunakan dalam organisasi.

Alasan #15: Mengatur Konsep dan Pengetahuan Terkait Sistem Informasi

Dijadikannya IT-reliant work systems sebagai subjek dalam bidang Sistem Informasi, mempermudah profesional bisnis maupun peneliti untuk mengetahui berbagai pengetahuan yang terkait karena sifat umum yang dimiliki work system.

Alasan #16: Membuat Penelitian Sistem Informasi Lebih Bernilai Dijadikannya IT-reliant work systems sebagai subjek dalam bidang Sistem Informasi, membuat penelitian yang dilakukan lebih bernilai karena analisis yang dilakukan tidak hanya pada unsur teknologinya saja, tetapi juga unsur-unsur lainnya (people, dll) yang terkait dengan work systems.

Alasan #17: Memperkuat Hubungan Antara Sistem Informasi dengan Disiplin Ilmu Lainnya

IT-reliant work systems terkait dengan berbagai disiplin ilmu lainnya, seperti ilmu komputer, manajemen proyek, psikologi, ekonomi, akuntansi, dll.

Alasan #18: Mendukung Agenda Penelitian dari Orilowski dan Iacono Pada IT-reliant work systems, IT artifact juga digunakan sebagai bagian yang terintegrasi. Oleh karena itu IT artifact memang memiliki peran penting dalam Sistem Informasi (sependapat dengan Orilowski dan Iacono).

(6)

© Asa Ramdhani & Siti Fuaida Fithri. 2009.

GNU free documentation license – Silahkan secara bebas menggandakan dokumen ini Kesimpulan

Berdasarkan penelitian penulis dan penelitian sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa IT-reliant work systems sangat terikat dengan IT-artifact, namun tidak sebatas pada teknologinya saja, melainkan juga pada bagaimana IT artifact tersebut dikembangkan dan digunakan.

Referensi Utama

Brynjolfsson, E. (2003). The IT Productivity Gap. Optimize, Issue 21, July 2003, viewed at http://www.optimizemag.com/issue/021/roi.htm on Sept. 15, 2003

Orlikowski, W.J. and C. S. Iacono. (2001). Research Commentary:

Desperately Seeking the “IT” in IT Research - A Call to Theorizing the IT Artifact?. Information Systems Research, 12(2), 121-134.

Seddon, P.B. (2002) "IS Success (Sys, Sh, P, M, R, T, I) Seven Parameters!” presentation at ICIS 2002 (See McLean et al, 2002) HTML version accessed on March 15, 2003 at http://216.239.51.100/search?q=cache:s6WMb6jcJssC:www.dis.unimelb. edu.au/staff/pet er/ICIS2002ISsuccesspanel.ppt+Seddon+success+ICIS+2002+&hl=en&i e=UTF-8 Komentar

Steven Alter sangat baik dalam meyakinkan argumentasinya. Pada setiap argumentasinya, dia memaparkan hasil penelitian sebelumnya yang mendukung argumentasi yang diajukannya.

Gambar

Gambar 2 - Work System Life Cycles Model

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat pentingnya acara ini diharapkan saudara dating tepat pada waktunya tanpa diwakili, dan apabila saudara tidak menghadiri undangan ini dianggap bahwa

Pada tahap tindakan; dilakukan berdasarkan RPP yang telah dibuat oleh guru. Kompetensi dasarnya adalah membaca berbagai teks bacaan dengan suara nyaring, sebagai

, l 6.... Seiarang, kami menantikan Rabb kami, Rabb yang telah kami sembah., Maka Allah J\;'jLc+ berfirman,'Aku-iah Rabb kalian.' Mereka serentak berkata, 'Kami tidak pernah

Ijazah, KTP tenaga ahli/ terampil yang dipersyaratkan, Asli/ Foto Copy yang telah dilegalisir pihak yang berwenang;.. SKA/ SKT tenaga ahli/ terampil yang

URUT KEPADA NOMOR TANGGAL... BUKU

Limbah kulit buah kopi hanya digunakan sebagai bahan pakan ternak saja atau sebagai bahan pembuat pupuk organik, dengan melihat kandungan lignin sebesar 8,67% dan 

• Wawasan Nasional  “cara pandang” suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya.. Bangsa indonesia adalah bangsa yang terjajah dan terpecah. b. Memiliki wilayah yang

sehingga lebih mudah dalam menginterpretasi dan pencatatan. 3) Data mengenai pemeriksaan penunjang sebaiknya didokumentasi. secara lengkap