• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III. METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

13

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Selo Ngisor dan Dusun Kaliduren yang terletak di Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Lokasi penelitian ditentukan berdasarkan pertimbangan bahwa di wilayah tersebut terdapat kelompok tani sayuran organik. Kegiatan pengumpulan data dilakukan dari tanggal 15 September-27 September 2014. Kemudian dilanjutkan dari tanggal 22 November 2014-18 Februari 2015.

3.2 Jenis dan Metode Penelitian

Jenis dan metode penelitian ini menggunakan desain kualitatif-verifikatif, merupakan sebuah upaya pendekatan induktif terhadap seluruh proses penelitian yang akan dilakukan. Format ini lebih banyak mengkonstruksi format penelitian dan strategi memperoleh data di lapangan, sehingga format penelitiannya menganut model induktif. Namun dalam hal memperlakukan teori, format kualitatif-verifikatif lebih longgar, dalam arti tetap terbuka pada teori, pengetahuan data dan tidak mengharuskan menggunakan “kacamata kuda” (Bungin, 2011:70-71).

Penelitian ini menggunakan model induksi. Dengan menggunakan model induksi, maka data diposisikan sebagai fokus di lapangan. Teori menjadi tak penting, namun pemahaman objek penelitian secara teoretis juga membantu peneliti di lapangan saat mengumpulkan data. Pandangan ini digunakan pada desain kualitif-verifikatif, bahwa penelitian tidak perlu buta sama sekali terhadap data, namun pemahamannya terhadap data sebelumnya cukup membantu membuka untuk memahami data yang akan diteliti. Teori sedikit-banyak membantu membuka misteri data yang sebenarnya tidak diketahui, namun fokus penelitian hanya tertuju pada data, karena pemahaman terhadap data adalah kunci jawaban terhadap masalah penelitian. Pemahaman secara teoritis terhadap data akan memberi wawasan yang luas untuk mengembangkan berbagai pertanyaan tentang data. Format penelitian kualitatif-verifikatif mengonstruksi format penelitian dan strategi untuk lebih awal memperoleh data sebanyak-banyaknya di lapangan, dengan mengesampingkan peran teori. Dengan demikian, teorisasi induktif menggunakan data sebagai pijakan awal melakukan penelitian (Bungin, 2011:25, 27, dan 151).

(2)

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja, yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:38). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: kepemimpinan pengurus poktan dan poktan sebagai unit belajar.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua, yakni: data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Sedangkan, data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber data sekunder, yaitu sumber data kedua sesudah sumber data primer (Bungin, 2011:132). Pengumpulan data primer dilakukan dengan berbagai teknik. Berikut penjelasannya:

a. Teknik wawancara mendalam, yaitu: proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya-jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan (orang yang diwawancarai), dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan yang relatif lama (Bungin, 2011:111). Supaya proses wawancara terarah dengan baik, maka digunakan pedoman, akan tetapi bentuknya abstrak, sehingga mudah dikembangkan di lapangan (Bungin, 2011: 133).

b. Metode observasi atau pengamatan, merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. Teknik observasi yang digunakan adalah observasi partisipasi, yaitu pengumpulan data melalui observasi terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan (Bungin, 2011: 119). Peneliti mempersiapkan dan menggunakan pedoman untuk melakukan observasi, tetapi pedoman tersebut hanya sebagai acuan untuk membantu peneliti dalam memberi arah. Realita di lapangan membuktikan bahwa terdapat berbagai hal yang tidak terduga oleh peneliti, akan tetapi hal tersebut penting untuk diamati sebagai daya dukung pencapaian tujuan penelitian.

(3)

c. Focus group discussion (FGD) adalah sebuah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. Teknik ini digunakan untuk menarik kesimpulan terhadap makna-makna intersubjektif yang sulit dimaknakan sendiri oleh peneliti, karena dihalangi oleh ketidaktahuan peneliti terhadap makna sesungguhnya dari orang-orang di sekitar sebuah fenomena yang sedang diteliti serta sejauh mungkin peneliti menghindari diri dari dorongan subjektivitas peneliti tersebut (Bungin, 2011: 231-232). Salah satu keuntungan dengan menggunakan teknik ini, adalah kegiatan observasi (pengamatan) juga sekaligus bisa dilakukan. Supaya pembicaraan terpusat arahnya, peneliti berupaya mengawali topik pembicaraan terlebih dahulu di kegiatan FGD.

Sebagai daya dukung pencapaian tujuan penelitian ini, maka dihimpun pula data sekunder. Data sekunder dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumenter, baik dokumen pribadi ataupun dokumen resmi. Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya. Sedangkan, dokumen resmi terbagi atas dokumen interen dan eksteren. Dokumen interen dapat berupa pengumuman, aturan lembaga untuk lapangan sendiri (seperti: laporan rapat). Sedangkan, dokumen eksteren berupa bahan-bahan informasi yang dikeluarkan suatu lembaga, seperti berita-berita yang disiarkan ke media massa, pengumuman, atau pemberitahuan. Selain menggunakan metode dokumenter, juga digunakan pula metode bahan visual untuk memperoleh data sekunder. Bahan fotografi saat ini jenisnya bermacam-macam, seperti foto, grafis, video, slide, dan sebagainya, sehingga disebut saja semuanya sebagai bahan visual. Bahan visual bermanfaat untuk mengungkapkan suatu keterkaitan antara objek penelitian dan peristiwa di masa silam atau peristiwa saat ini. Kemudian, digunakan metode penelusuran data online. Media online seperti internet sebagai salah satu medium atau ranah yang sangat bermanfaat bagi penelusuran berbagai informasi (Bungin, 2011: 126).

(4)

3.5 Metode Penentuan Partisipan dan Key Informant

Penjelasan mengenai metode penentuan partisipan dibagi menjadi dua macam, yaitu: penentuan partisipan kelompok tani dan penentuan partisipan individu (petani) dalam poktan. Sedangkan key informant yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang-perorangan yang dipercaya sebagai sumber informasi, baik yang berasal dari internal poktan maupun eksternal poktan. Berikut penjelasan selengkapnya:

3.5.1 Metode Penentuan Partisipan (Kelompok Tani)

Penentuan partisipan poktan dilakukan dengan prosedur sengaja (purposive). Prosedur purposive (sengaja), yaitu menentukan kelompok peserta yang menjadi informasi sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan masalah penelitian tertentu (Bungin, 2011:107). Berdasarkan studi pendahuluan poktan di kecamatan Getasan, yang memenuhi kriteria untuk dijadikan partisipan ada 2, yaitu: Poktan Tranggulasi di dusun Selo Ngisor, Desa Batur dan Poktan Bangkit Merbabu di dusun Kaliduren, Desa Batur.

3.5.2 Metode Penentuan Key Informant dan Partisipan

Key informant merupakan informan (narasumber) yang berwibawa dan dipercaya

mampu “membuka pintu” kepada peneliti untuk memasuki obyek penelitian (Sugiyono, 2011:253). Kemudian disebut partisipan, karena narasumber itu tidak hanya sekedar sebagai orang yang dipercaya oleh peneliti dalam menyediakan data atau informasi (seperti responden), tetapi partisipan memiliki kemampuan atau kesempatan untuk berpartisipasi dalam menentukan teknis penelitian (terutama dalam hal penentuan narasumber penelitian). Key informant dan partisipan dalam penelitian ini adalah petani yang tergabung dalam poktan serta pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan (baik secara langsung maupun tidak langsung) dengan poktan yang bersangkutan. Penentuan key informant dan partisipan dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive. Di samping menggunakan metode purposive, penentuan key informant dan partisipan menggunakan metode bola saju (snowball). Dalam metode ini, dengan siapa peserta atau informan pernah dikontak atau pertama kali bertemu dengan peneliti adalah penting untuk menggunakan jaringan sosial mereka untuk merujuk peneliti kepada orang lain yang berpotensi berpartisipasi atau berkontribusi dan mempelajari atau

(5)

memberi informasi kepada peneliti. Pada kenyataan di lapangan, ada pertanyaan yang tidak memerlukan banyak informan, namun terpusat pada orang-orang tertentu, maka pertanyaan itu terus dikembangkan dan terpusat pada informan itu (Bungin, 2011:108 & 154). Sebelum data atau informasi yang ingin diperoleh di lapangan dikumpulkan, dilakukan identifikasi terlebih dahulu mengenai kompetensi calon partisipan dan key informant (dalam hal penyediaan data atau informasi). Oleh karena itu, partisipan dan key informant dalam penelitian ini tidak menentu, tergantung data atau informasi yang ingin diperoleh di lapangan.

3.6 Teknik Analisis Data

Metode kualitatif-verifikatif berupaya untuk menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan berupaya untuk mengungkapkan makna yang ada di balik data yang tampak. Menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena sosial adalah mengungkapkan semua proses etik (kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak) (KBBI) yang ada dalam suatu fenomena sosial dan mendeskripsikan kejadian proses sosial itu apa adanya, sehingga tersusun suatu pengetahuan yang sistematis tentang proses-proses sosial, realitas sosial, dan semua atribut dari fenomena sosial itu. Sedangkan menganalisis makna yang ada di balik informasi, data dan proses sosial suatu fenomena sosial adalah mengungkapkan

peristiwa emik (cara pandang dari sisi masyarakat sendiri)

(https://id.answers.yahoo.com) dan kebermaknaan fenomena sosial itu dalam pandangan objek-subjek sosial yang diteliti. Sehingga terungkap suatu gambaran emik terhadap suatu peristiwa sosial yang sebenarnya dari fenomena sosial yang tampak (Bungin, 2011:161).

Analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Analisis sebelum memasuki lapangan dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan dan data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian, fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan (Sugiyono, 2011:245).

Selain itu, analisis dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila

(6)

jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas analisis data pasca pengumpulan data, yaitu: data reduction, data display, dan conclusion drawing or verification. Langkah-langkahnya dijelaskan sebagai berikut;

a. Data Reduction (Reduksi data). Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

b. Data display (Penyajian data). Data disajikan dengan teks yang bersifat naratif. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami tersebut.

c. Conclusion Drawing and verification (Penarikan kesimpulan dan verifikasi). Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat, yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi, apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (Sugiyono, 2011: 246, 249, dan 252).

3.7 Unit Analisis dan Unit Observasi 3.7.1 Unit Analisis

Unit analisis adalah seluruh hal yang diteliti untuk mendapatkan penjelasan ringkas mengenai keseluruhan unit dan untuk menjelaskan berbagai perbedaan diantara unit analisis tersebut (Morissan, 2012:48). Ditetapkan beberapa unit analisis dalam penelitian ini, meliputi: kelompok tani; individu kelompok tani; dan peran kepemimpinan pengurus poktan dalam mewujudkan poktan sebagai unit belajar. Berikut penjelasannya:

(7)

a. Kelompok Tani dan Individu Kelompok Tani

Yang dianalisis dalam unit ini adalah kelompok tani yang memiliki orientasi bisnis sayuran secara organik dan memiliki sertifikat pangan organik yang diakui oleh lembaga INOFICE. Kriteria lainnya, kelompok tani ini memfokuskan kegiatan belajarnya untuk pengembangan usaha tani sayuran secara organik.

Unit selanjutnya yang dianalisis adalah individu petani yang tergabung dalam poktan yang memiliki kriteria tersebut. Pencapaian yang ingin diperoleh dari unit analisis ini adalah upaya yang dilakukan oleh pengurus (khususnya) dan para anggota (umumnya) untuk mewujudkan kelompok taninya sebagai unit belajar, khususnya untuk pengembangan usaha tani sayuran secara organik.

b. Peran Kepemimpinan Pengurus Poktan dalam Mewujudkan Poktan sebagai Unit Belajar

Yang dianalisa di unit ini adalah peranan kepemimpinan pengurus poktan dalam mewujudkan poktan sebagai unit belajar. Kepemimpinan tersebut dijabarkan melalui beberapa peran, meliputi: sebagai penggerak aktivitas individu poktan dalam kegiatan belajar-mengajar (seperti: kegiatan pertemuan, wadah percobaan dan adopsi inovasi teknologi UT, dan kegiatan pendelegasian); pembangun relasi untuk kebutuhan belajar poktan; peran pengurus poktan dalam forum gapoktan Komunitas Petani Organik (KOMPOR) Merbabu; dan peran dominan pengurus poktan untuk memfungsikan wadah belajar-mengajar tentang sistem UT organik bagi pihak luar poktan.

Peran kepemimpinan pengurus yang demikian diarahkan untuk mewujudkan poktan sebagai unit belajar. Indikator poktan sebagai unit belajar termasuk unit analisis dalam penelitian ini. Indikator dari poktan sebagai unit belajar yang pertama dianalisis adalah wadah belajar yang tersedia bagi individu poktan, baik untuk mengembangkan usaha tani (yang utama) maupun untuk mengembangkan organisasi poktan. Disertai pula analisis tentang situasi dan kondisi dari wadah belajar tersebut. Unit analisis yang ke dua adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap individu dalam poktan untuk mengimplementasikan usaha tani sayurannya, baik dalam hal penyediaan saprotan, budidaya tanaman sayuran, penanganan pasca panen, dan pemasaran hasil produksi. Dilengkapi pula dengan analisa dan pembahasan tentang dampak proses produksi terhadap produksi,

(8)

pendapatan, kemandirian, dan kesejahteraan individu poktan. Unit analisis yang

terakhir adalah ketersediaan wadah belajar bagi pihak lain untuk mengembangkan usaha taninya.

3.7.2 Unit Observasi

Ada kalanya, pengamatan unit analisis tidak dilakukan secara langsung. Untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap dan akurat mengenai unit analisis yang ditetapkan dalam penelitian ini, maka beberapa instansi atau perorangan yang memiliki hubungan dan/atau mengetahui (memahami) kelompok tani ditetapkan sebagai unit observasi (Morissan, 2012:48).

3.8 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dilakukan dengan menggunakan beberapa cara, meliputi: a. Perpanjangan pengamatan: pengujian terhadap data yang telah diperoleh,

apakah data yang diperoleh itu setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, berubah atau tidak.

b. Diskusi dengan teman sejawat (Sugiyono, 2011:271).

c. Menemukan siklus kesamaan data: ketika menemukan data baru, maka dilakukan usaha untuk menemukan data lainnya, karena informasi yang ingin diperolehnya masih banyak.

d. Ketekunan pengamatan: untuk memperoleh derajat keabsahan yang tinggi, maka jalan penting lainnya adalah dengan meningkatkan ketekunan dalam pengamatan di lapangan (Bungin, 263-264).

e. Triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Triangulasi sumber: menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber; triangulasi teknik: untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda; dan triangulasi waktu: untuk menguji kredibilitas data dengan cara melakukan pengecekan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu dalam waktu atau situasi yang berbeda (Sugiyono, 2011: 273-274).

Referensi

Dokumen terkait

Saragih (2001) menambahkan bahwa dasar pemikiran strategi pengembangan industri berbasis pertanian adalah sebagai berikut : (1) agroindustri memiliki keterkaitan yang besar, baik

Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar (Indeks prestasi) responden mahasiswa D–II PGTK antara mahasiswa beasiswa dengan mahasiswa swadana

Sejauh mana analisa differential cost dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan membeli atau membuat frame sendiri pada perusahaan

Fungsi kawasan sesuai dengan Pedoman Penyusunan Pola Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah (RLKT) ada 4 fungsi kawasan. Fungsi kawasan tersebut yaitu kawasan

dianugerahkan Guru Inovatif oleh Jabatan Pendidikan Negeri Selangor pada tahun 2010 kerana memenangi inovasi “Membina Ayat Berdasarkan Gambardengan Teknik SALAK”. SALAK

Peraturan Pemerintah Repubiik Indoneaia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelakaanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Pola regangan yang terjadi untuk kayu Sengon, Meranti dan Kamper mulai dari keluar oven hingga tercapai Kadar Air Keseimbangan memiliki pola yang serupa yaitu bagian

Tim Teknis akan dibekali dengan Form 7 (yang disiapkan dalam sistem) untuk Verifikasi Lapangan dalam melakukan Survey dan data seluruh usulan kegiatan hasil Rembuk