• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN POHON PLUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT DENGAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Oleh MENDUT NURNINGSIH E

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMETAAN POHON PLUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT DENGAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Oleh MENDUT NURNINGSIH E"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PEMETAAN POHON PLUS

DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT

DENGAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Oleh

MENDUT NURNINGSIH E01400022

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Mendut Nurningsih. E01400022. Pemetaan Pohon Plus Di Hutan Pendidikan Gunung Walat Dengan Teknologi Sistem Informasi Geografis. Dibawah bimbingan Dra. Hj. Sri Rahaju, MS.

RINGKASAN

Hutan merupakan sumberdaya alam yang fungsi dan manfaatnya selalu dibutuhkanoleh manusia, baik sekarang maupun masa yang akan datang dalam rangka menunjang hidup dan kehidupannya. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan RI No.188/Menhut-II/2005 tanggal 8 Juli 2005 Kawasan Hutan Gunung Walat yang berada di Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat ditetapkan dan ditunjuk sebagai Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (HDTK) untuk Hutan Pendidikan dan Latihan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor yang pengelolaannya diserahkan secara penuh kepada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Salah satu sumberdaya Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) yang perlu dikelola dan dijaga keberadaannya yaitu pohon plus. Ketersediaan data atau informasi tentang pohon plus di HPGW masih kurang, sehingga perlu didukung dengan sistem informasi penyajian data yang akurat yaitu salah satunya dengan teknologi Sistem Informasi Geografis yang diharapkan dapat memberikan informasi mengenai lokasi penyebaran dan informasi lain tentang pohon plus di HPGW.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui lokasi penyebaran pohon plus di HPGW melalui pemanfaatan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG).

Penelitian ini dilakukan bulan November 2005 sampai bulan Februari 2006. pengambilan data lapangan dilakukan di Areal HPGW Blok Pinus, Blok Damar dan Blok Puspa. Pengolahan datanya dilakukan di Laboratorium Fisik Remote Sensing Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Untuk peta dasar yang digunakan yaitu peta digital Tata Batas HPGW, peta digital Sebaran Vegetasi, selain itu diguanakn juga data laporan PUPH Program Diploma Budidaya Hutan Tanaman Fakulatas Kehutanan IPB tahun 2002,2004 dan 2005.

Berdasarkan pemanfaatan SIG,jumlah total pohon plus yang didapatkan yaitu 24 pohon, terdiri dari 14 pohon dari jenis Pinus,6 pohon jenis Damar,4 pohon jenis Puspa. Berdasarkan data laporan dan keterangan dari petugas lapangan,jumlah pohon plus yang ditemukan dilapangan tidak sesuai dengan jumlah total pohon plus yang sebenarnya dimiliki HPGW. Ketidaksesuaian data ini disebabkan oleh beberapa hal antaralain sumberdata yang tersedia belum cukup akurat, petunjuk fisik pohon plus dilapangan sudah banyak yang hilang. Keberadaan pohon plus ini berkaitan langsung dengan kegiatan pemuliaan pohon dalam pembangunan hutan dan sangat diperlukan dalam menentukan jenis tanaman yang sesuai, provenansi terbaik dari jenis tanaman yang sesuai dan individu terbaik dalam provenansi terbaik sesuai dengan sifat-sifat yang diinginkan.

Dengan memanfaatkan teknologi SIG dalam penelitian ini,maka ketersediaan data tentang pohon plus baik mengenai lokasi penyebarannya atau informasi lainnya akan dapat diakses dengan mudah, cepat dan akurat.

(3)

PEMETAAN POHON PLUS

DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT

DENGAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan Pada Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor

Oleh

MENDUT NURNINGSIH E01400022

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Pemetaan Pohon Plus Di Hutan Pendidikan Gunung Walat Dengan Teknologi Sistem Informasi Geografis

Nama Mahasiswa : Mendut Nurningsih Nomor Pokok : E01400022

Fakultas/Departemen : Kehutanan/Manajemen Hutan

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dra. Hj. Sri Rahaju, MSi. NIP. 131 915 303

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kehutanan

Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS. NIP. 131 430 799

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rakhmat dan Hidayh-Nya yang telah memberikan kemudahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul PEMETAAN POHON PLUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT DENGAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor berdasarkan penelitian yang dilakukan Penulis di Sukabumi, Jawa Barat. Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memetakan lokasi penyebaran pohon plus di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) dengan memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Geografis. Manfaat yang diharapkan dari penyusunan skripsi ini adalah dapat memberikan data dan informasi yang cukup akurat mengenai pohon plus di HPGW.

Akhirnya Penulis berharap semoga skripsi dapat berguna dan bermanfaat bagi yang memerlukan.

Bogor, September 2006

Penulis

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pekalongan, Jawa Tengah pada tanggal 6 Agustus 1982 sebagai anak kelima dari lima bersaudara dari pasangan (Alm) Slamet Baris dan Sri Suparjini.

Pada tahun 1994 penulis menamatkan pendidikan dasar di SD Negeri Rejosari, Bojong, Pekalongan dan kemudian melanjutkan studi ke SMP Negeri 1 Bojong, Pekalongan dan menyelesaikannya pada tahun 1997. Pada tahun 2000 penulis menyelesaikan studi di SMU Negeri 1 Kajen, Pekalongan. Pada tahun yang sama penulis diterima di Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor). Kemudian penulis memilih Laboratorium Inventarisasi Sumberdaya Hutan khususnya Bidang Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis pada tahun 2002.

Pengalaman yang dimiliki penulis adalah menjadi asisten mata kuliah Ilmu Tanah Hutan tahun 2001-2002 dan Inventarisasi Sumberdaya Hutan tahun ajaran 2004-2005. Selain aktif dalam kegiatan akademik penulis juga aktif dalam organisasi kemahasiswaan yaitu anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Fakultas Kehutanan (DPM-TPB) periode 2000-2001, anggota Snake Hunter Club Fakultas Kehutanan Tahun 2003 dan Pengurus Inti Forest Management Student Club (FMSC) periode 2001-2004.

Pengalaman praktek yang pernah diikuti penulis yaitu kegiatan Praktek Umum Pengenalan Hutan (PUPH) di Cagar Alam Leuweung Sancang dan Gunung Papandayan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, serta telah mengikuti Praktek Umum Pengelolaan Hutan (PUK) di KPH Tasikmalaya, Jawa Barat. Pada tahun 2004 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di HTI PT. Finnantara Intiga, Propinsi Kalimantan Barat.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, penulis melakukan penelitian dengan judul Pemetaan Pohon Plus Di Hutan Pendidikan Gunung Walat Dengan Teknologi Sistem Informasi Geografis, di bawah bimbingan Dra. Hj. Sri Rahaju, Msi.

(7)

DAFTAR ISI

RINGKASAN... i

LEMBAR PENEGASAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN... iii

KATA PENGANTAR... iv

RIWAYAT HIDUP... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Tujuan Penelitian... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pohon Plus... 4

B. Pinus sp... 6

C. Agathis sp... 6

D. Schima wallichii... 7

E. GPS dalam Bidang Kehutanan... ... 8

F. Sistem Informasi Geografis... 8

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 16

B. Bahan dan Alat... 16

C. Metode Penelitian... 16

1. Pengumpulan dan Pengukuran Data Lapangan ... 16

2. Pemrosesan/Pengolahan Data……... 18

3. Pemetaan Hasil... 20

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah... 23

B. Letak dan Posisi Geografis... 24

(8)

D. Jenis Tanah dan Topografi... 24 E. Iklim dan Curah Hujan... 25 F. Aksesibilitas... 25 V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil... 26 1. Jenis Pohon Plus HPGW... ... 2. Rekapitulasi Hasil Pemberian Skor Pohon Plus HPGW... 26 27 B. Pembahasan... 28

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 37 B. Saran... 37

DAFTAR PUSTAKA 38

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Teks Halaman

1. Jenis Pohon Plus dan Penyebarannya di

HPGW...

26 2. Rekapitulasi Hasil Pemberian Skor Pohon Plus

HPGW...

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Teks Halaman

1. Proses Pembangunan Data SIG... 12

2. Koordinat Pohon Plus... 18

3. Proses Pengolahan Data Pengukuran Lapangan... 19

4. Bagan alir Pembuatan Peta Penyebaran Pohon Plus HPGW... 22

5. Peta Penyebaran Pohon Plus HPGW Tahun 2005 ………... 33 6. Peta Sebaran Vegetasi HPGW Tahun 1982... 34

7. Peta Tata Batas HPGW Tahun 2004... 35

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Foto Pohon Plus HPGW... 41

2. Form Skor Pohon Plus... 43

3. Perhitungan Skor Pohon Plus... 46

4. Form Penilaian Pohon Plus... 51

5. Kriteria Pemberian Nilai Pohon

Plus...

(12)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan merupakan sumber daya alam yang fungsi dan manfaatnya selalu dibutuhkan oleh manusia, baik sekarang maupun masa yang akan datang dalam rangka menunjang hidup dan kehidupannya. Salah satu fungsi hutan adalah untuk pendidikan, penelitian dan pengembangan yang apabila dilakukan secara berkelanjutan dapat mendukung upaya pengelolaan hutan secara lestari dan dapat meningkatkan nilai tambah hasil hutan.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No 687/Kpts-II/1992 Hutan Pendidikan Gunung Walat ditunjuk sebagai Hutan Pendidikan. Dalam SK tersebut dinyatakan bahwa pengelolaan kawasan HPGW seluas 359 ha sebagai hutan pendidikan dilaksanakan bersama antara Fakultas Kehutanan IPB dengan Pusat Pendidikan Latihan atau Balai Latihan Kehutanan (BLK) Bogor. Dalam perkembangan selanjutnya menurut Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No:188/Menhut-II/2005 tanggal 8 Juli 2005 Kawasan Hutan Gunung Walat yang berada di Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat ditetapkan dan ditunjuk sebagai Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (HDTK) untuk Hutan Pendidikan dan Latihan Fakultas Kehutanan IPB yang pengelolaannya diserahkan secara penuh kepada Fakultas Kehutanan IPB.

HPGW merupakan sarana pendidikan bagi mahasiswa IPB khususnya Fakultas Kehutanan IPB. Kondisi ekosistem hutan pendidikan ini berkorelasi dengan tema-tema dan muatan dalam pengembangan keilmuan kehutanan. Dengan demikian ekosistem hutan berfungsi sebagai sumber informasi dalam bentuk referensi alami di Hutan Pendidikan Gunung Walat yang akan terus dibutuhkan di masa yang akan datang.

Salah satu sumberdaya HPGW adalah adanya pohon plus yang tumbuh menyebar di 3 blok tegakan utama yaitu Pinus sp (Pinus), Agathis dammara

(Agathis) dan Schima wallichii (Puspa). Pohon Plus merupakan pohon unggulan

yang dipilih berdasarkan sifat-sifat yang unggul baik dalam hal pertumbuhan, bentuk batang atau karakteristik lain sesuai yang diinginkan untuk tujuan produksi

(13)

benih dan pemuliaan pohon. Agar dicapai kelestarian hasil hutan, maka diperlukan kesinambungan antara kegiatan produksi dan ketersediaan sumberdaya hutan. Dalam pengelolaan pohon plus harus memperhatikan lingkungan fisik dan biotiknya agar dapat dilakukan monitoring secara berkelanjutan. Untuk itu diperlukan data dan informasi melalui kegiatan inventarisasi pohon plus dan membuat peta penyebarannya. Hasilnya dapat dipergunakan untuk memudahkan pengawasan/pembinaan terhadap kelestarian hutan sehingga dapat memonitor perkembangannya dimasa yang akan datang.

Seiring dengan kemajuan teknologi komputer, kegiatan tersebut dapat dengan mudah dikerjakan, dimana data-data berbasis spasial dengan data lainnya yang bersifat atribut dapat dengan mudah disatukan. Penyatuan tersebut kemudian berkembang menjadi suatu sistem yang dikenal dengan nama Geografi Information System (GIS) dan dianggap sebagai jalan keluar dari pengolahan data

secara konvensional menjadi pengolahan data secara digital.

Menurut Jaya, (2002) SIG adalah sistem berbasis komputer yang mampu merekam, menyimpan, memperbaharui, menampilkan dan menganalisis informasi yang bereferensi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisa obyek-obyek dan fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting dan kritis untuk dianalisis. Dengan demikian SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan dalam menangani data yang bereferensi geografi yaitu : masukan, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), analisis dan manipulasi data dan keluaran data.

Berkaitan dengan kurangnya informasi karakteristik sumberdaya hutan di HPGW tentang pohon plus diakibatkan oleh tidak tersedianya suatu peta yang memberikan informasi tentang wilayah penyebarannya. Untuk pembentukan manajemen data yang baik, maka perlu dilakukan metode pendekatan melalui identifikasi penyebaran pohon plus dengan dukungan SIG (Sistem Informasi Geografis).

(14)

B. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah pemetaan pohon plus di areal Blok Pinus merkusii (Pinus), Agathis dammara (Agathis) dan Schima wallichii (Puspa) di Hutan Pendidikan Gunung Walat dengan menggunakan

Referensi

Dokumen terkait

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 286 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun

Dalam arti sempit busana dapat diartikan bahan tekstil yang disampirkan atau dijahit terlebih dahulu dipakai untuk penutup tubuh seseorang yang langsung menutup kulit

Zulkarnain (2009) menyatakan bahwa beberapa sumber kontaminan mikroorganisme pada sistem kultur jaringan yaitu secara internal (kontaminan terbawa di dalam

Unsur pokok terdiri dari: sutradara, naskah, pemain (aktor/aktris) dan penonton, sedangkan unsur pendukung pertunjukan meliputi: tata pakaian, set properti, tata musik,

Manajemen berharap bahwa biaya yang ditanggung, yaitu dalam bentuk underpricing tersebut dapat tertutupi pada saat perusahaan melakukan PSS dimana saham perusahaan

Mengatasi kekurangan tersebut penelitian kali ini mencoba melakukan modifikasi sebelum melakukan klasifikasi dalam metode K-NN dengan menggunakan metode clustering

3.2.1 Melalui kegiatan pembelajaran daring peserta didik dapat menganalisis bentuk perkembangan arus globalisasi pada kehidupan masyarakat Indonesia dalam bidang IPTEK,

keparahan (severity) dapat digunakan sebagai acuan untuk kondisi bangunan. Tingkat keparahan sebuah kerusakan bangunan dan hal-hal yang berkaitan dengan kerusakan, deteriorasi, atau