DI BEI TAHUN 2010-2011
SKRIPSI
Oleh:
Christina Wijaya 0913015030/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
DI BEI TAHUN 2010-2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akutansi
Oleh:
Christina Wijaya 0913015030/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
Disusun Oleh :
Christina Wijaya 0913015030/FE/EA
telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progam Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal 31 Mei 2013
Pembimbing : Tim Penguji:
Pembimbing Utama Ketua
Dr. Gideon Setyo Budiwitjaksono, M.Si Drs. Ec. Eko Riadi, Maks
Sekretaris
Dr. Gideon Setyo B, M.Si
Anggota
Drs. Ec. Tamadoy Thamrin, MM
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
memberikan hikmat, kesehatan, kasih setia dan rahmatnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah
satu prasyarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi
Akuntansi dalam jenjang Strata Satu Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan Judul
“ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN
LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2011”.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka
akan sulit bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Dalam menulis skripsi
ini, penulis telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang telah
memberikan motivasi, bimbingan, saran, serta dorongan moril baik secara
langsung maupun tidak langsung sampai terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas
3. Bapak Drs. Ec. H. Rahman Amrullah Suwaidi, MS, selaku Wakil Dekan I
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
4. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, Msi, selaku Wakil Dekan II Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Dr. Hero Priono, Msi, AK, selaku Ketua Progam Studi Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
6. Bapak Dr. Gideon Setyo Budiwidjaksono, M.Si, selaku Dosen Pembimbing
yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan motivasi, dorongan,
dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta staf pengajar Fakultas Ekonomi khususnya
Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama kuliah.
8. Para Staf perpustakaan UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan
bantuan dan arahan terhadap fasilitas peminjaman buku untuk dijadikan
referensi dalam penulisan skripsi ini.
9. Segenap keluarga, khususnya Olivia dan Kristianto atas dukungan doa dan
semangat moril maupun materiil.
10. Teman-teman seperjuangan, Invony, Anisa, Baidi, Nur, Tya, yang telah rela
berbagi, memberikan dukungan moral dan doanya kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
11. Semua yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis menghargai segala bentuk kritik dan saran yang bersifat
membangun guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan
Surabaya, 22 Mei 2013
DAFTAR ISI ……….……… iv
DAFTAR TABEL ………..………… viii
DAFTAR GAMBAR ……… ix
DAFTAR LAMPIRAN ……… x
ABSTRAK ………... xi
BAB I PENDAHULUAN ………. 1
1.1. Latar Belakang ………..……….. 1
1.2. Perumusan Masalah ……….……….……….. 6
1.3. Tujuan Penelitian ………...……….. 6
1.4. Manfaat Penelitian ……….………. 7
BAB II KAJ IAN PUSTAKA ....………..……… 8
2.1. Penelitian Terdahulu ………..………….……… 8
2.2. Landasan Teori ………..………… 17
2.2.1. Laporan Keuangan ……….. 17
2.2.2. Analisis Laporan Keuangan ……… 18
2.2.2.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ….. 18
2.2.2.2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan ……… 19
2.2.3. Analisis Rasio Keuangan ..….……….. 20
2.2.3.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan …….. 20
2.2.3.2. Teknik Analisis Rasio Keuangan …….……. 20
2.2.3.3. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan ……….. 21
2.2.3.4. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan …..… 21
2.2.4.3. Karakteristik Laba ………..…… 28
2.2.4.4. Keunggulan Laba ………..… 29
2.2.4.5. Kelemahan Laba …..………..… 30
2.2.4.6. Perubahan Laba ………..… 30
2.2.5. Hubungan Rasio Keuangan dengan Perubahan Laba ….. 31
2.2.5.1. Hubungan Rasio Likuiditas Bank dengan Perubahan Laba ……….. 31
2.2.5.2. Hubungan Rasio Solvabilitas Bank dengan Perubahan Laba …… ………... 32
2.2.5.3. Hubungan Rasio Rentabilitas / Profitabilitas Bank dengan Perubahan Laba ……….. 33
2.2.5.4. Hubungan Rasio Kualitas Aktiva Produktif Bank dengan Perubahan Laba ……….. 34
2.3. Kerangka Pikir ……….………… 35
2.4. Perumusan Hipotesis …..……….. 36
BAB III METODE PENELITIAN ...……… 37
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ….………. 37
3.2. Teknik Penentuan Sampel .………..…… … 45
3.3. Teknik Pengumpulan Data ..……… 47
3.3.1. Jenis Data .……….……… 47
3.3.2. Sumber Data …..……… 48
3.4.3. Uji Normalitas ……….. 52
3.4.4. Uji Asumsi Klasik …..……… 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...……… 56
4.1. Deskripsi Obyek penelitian ……….………. 56
4.1.1 Sejarah Perbankan ………….………..……… 56
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ..……… 60
4.2.1. CAR (X1) .……….……… 60
4.2.2. NPL (X2) …..……… 62
4.2.3. ROA (X3) ………...………... 65
4.2.4. BOPO (X4) ………. 66
4.2.5. LDR (X5) ……… 68
4.2.6. Perubahan Laba (Y) ………. 70
4.3 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis ..……….…… 72
4.3.1. Hasil Analisis Regresi Berganda .……….. 72
4.3.2. Uji Hipotesis ……..……….. 74
4.3.3. Uji Normalitas ……….. 78
4.3.4. Uji Asumsi Klasik …..……… 80
4.4 Pembahasan ……….……….…… 83
4.4.1. Pengaruh CAR terhadap Perubahan Laba .……….. 83
4.4.2. Pengaruh NPL terhadap Perubahan Laba ………….. 84
4.4.3. Pengaruh ROA terhadap Perubahan Laba ………….. 85
4.4.4. Pengaruh BOPO terhadap Perubahan Laba ………… 86
4.4.5. Pengaruh LDR terhadap Perubahan Laba ………… 87
5.1. Kesimpulan ………..………..….…… 92
5.2. Saran ..……….… 93
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 1.1. Laporan Laba Rugi Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI tahun
2010-2011 ………..……….… 4
Tabel 2.1. Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu Dan Sekarang ……. 15
Tabel 4.1. Data CAR Perusahaan Perbankan tahun 2010- 2011 …………... 61
Tabel 4.2. Data NPL Perusahaan Perbankan tahun 2010- 2011 …………... 63
Tabel 4.3. Data ROA Perusahaan Perbankan tahun 2010- 2011 …………... 65
Tabel 4.4. Data BOPO Perusahaan Perbankan tahun 2010- 2011 …………... 67
Tabel 4.5. Data LDR Perusahaan Perbankan tahun 2010- 2011 ………... 69
Tabel 4.6. Data Perubahan Laba Perusahaan Perbankan tahun 2010- 2011 ……. 71
Tabel 4.7. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ………..………. 72
Tabel 4.8. Hasil Analisis Uji F ……….… 74
Tabel 4.9. Hasil Koefisien Determinasi ……….. 75
Tabel 4.10.Hasil Analisis Uji t ………...………… 76
Tabel 4.11.Hasil Uji Normalitas …………....………..…………..……….. 78
Tabel 4.12.Hasil Uji Normalitas dengan Transformasi ………...………… 79
Tabel 4.13.Hasil Uji Durbin Watson …………...………..…………..……….. 80
Tabel 4.14.Nilai VIF ………...………… 81
Tabel 4.15.Hasil Korelasi Rank Spearman …....………..…………..……….. 82
Christina Wijaya
Abstraksi
Kondisi perbankan di Indonesia semakin membaik meski tekanan krisis keuangan global semakin terasa. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya keketatan likuiditas perbankan dan tumbuhnya total kredit perbankan. Dari fenomena di atas menunjukkan bahwa terdapat beberapa bank yang tercatat di BEI mengalami fluktuasi laba yang tidak konstan, sehingga menyebabkan investor ragu dalam melakukan investasi. Permasalahan tersebut terjadi karena beberapa hal, diantaranya rendahnya pendapatan bunga, pendapatan operasional maupun non operasional atau tingginya beban bunga, beban operasional, beban non-operasional maupun tingginya pajak yang ditanggung bank.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010 – 2011. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 32 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel yang dilakukan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan atas tujuan tertentu. Sampel dari penelitian ini berjumlah 25 perusahaan perbankan.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah didapatkan: 1. Secara bersama-sama variabel CAR(X1), NPL(X2), ROA(X3), BOPO(X4), LDR(X5)
berpengaruh terhadap perubahan laba perusahaan perbankan yang go public di BEI. 2). Secara parsial bahwa :a. CAR (Capital Adequacy Ratio) berpengaruh terhadap perubahan laba perusahaan perbankan yang go public di BEI.b.NPL (Non Performing Loan) tidak berpengaruh terhadap perubahan laba perusahaan perbankan yang go public di BEI. c. ROA (Return on Assets) tidak berpengaruh terhadap perubahan laba perusahaan perbankan yang go public di BEI d. BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) tidak berpengaruh terhadap perubahan laba perusahaan perbankan yang go public di BEI. e.LDR (Loan to
Deposit Ratio) tidak berpengaruh terhadap perubahan laba perusahaan perbankan
yang go public di BEI
1.1. Latar Belakang
Industri perbankan adalah suatu industri yang sarat dengan
resiko, terutama karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan
diputar dalam bentuk berbagai investasi seperti pemberian kredit,
pembelian surat-surat berharga dan penanaman dana lainnya. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa semua kegiatan bank, baik yang
berasal dari aktiva maupun pasiva sarat berbagai resiko, seperti resiko
kredit dan resiko likuiditas yang mempengaruhi efektivitas serta
kinerja perbankan dalam menghasilkan profit atau keuntungan.
Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1992 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 tentang perbankan Indonesia menjelaskan bahwa “Bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” Definisi tersebut
menunjukkan bahwa perbankan memiliki dua fungsi, yaitu fungsi
ekonomis yang terdapat pada kegiatan menghimpun dan menyalurkan
dana dan fungsi sosial yang terdapat pada aspek ikut berperan aktif
Sebagai sektor yang penting dan berpengaruh dalam dunia
usaha, banyak orang dan organisasi yang memanfaatkan jasa bank
untuk menyimpan atau meminjam dana. Bank memainkan peran
penting dalam memelihara kepercayaan masyarakat terhadap sistem
moneter melalui kedekatan hubungannya dengan badan-badan
pengatur dan instansi pemerintah (Respati, 2008)
Laporan keuangan merupakan sarana pengomunikasian
informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar perusahaan.
Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi
dalam nilai moneter (Kieso, 2007: 2). Analisis rasio (ratio analysis)
merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling populer dan
banyak digunakan. Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan
penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi
dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari
masing-masing komponen yang membentuk rasio (Wild, 2008: 36). Melalui
analisis rasio keuangan akan diperoleh penjelasan atau gambaran
kondisi keuangan maupun operasional suatu perusahaan, khususnya
apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan rasio periode
sebelumnya serta dibandingkan dengan perusahaan sejenis (Respati,
2008)
Penilaian kinerja bank penting untuk dilakukan baik oleh
manajemen, pemegang saham, pemerintah dan pihak-pihak lain yang
laba yang dihasilkan. Semakin tinggi laba yang dihasilkan maka
semakin baik kinerja dari perusahaan perbankan. Informasi laba yang
sering digunakan adalah perubahan laba bersih perusahaan karena laba
tersebut merupakan laba akhir yang mencerminkan keuntungan bersih
setelah dikurangi dengan biaya bunga dan biaya pajak. (A. Cahyono,
2008)
Tujuan dari setiap perusahaan adalah untuk memaksimalkan
keuntungan yang diperoleh dari hasil operasional perusahaan yang
berbentuk laba yang dapat dilihat dari laporan laba. John J. Wild
(2008 : 25) mendefinisikan laba sebagai perkiraan atas kenaikan (atau
penurunan) ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari
pemegang ekuitas.
John J. Wild (2008 : 38) menjelaskan bahwa, analisis rasio yang
dapat digunakan meliputi (1) Analisis kredit menggambarkan
kemampuan memenuhi kewajiban jangka panjang dan jangka pendek,
(2) Analisis Profitabilitas yang digunakan untuk menilai kompensasi
keuangan dan efektivitas serta mengevaluasi margin laba, (3)
Penilaian yang digunakan untuk mengestimasi nilai intrinsik.
Berikut ini gambaran perusahaan perbankan yang terdaftar di
Tabel 1.1. Laporan Laba Rugi Perusahaan Per bankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2011 (dalam jutaan rupiah)
No. Nama Perusahaan Tahun
2010 2011
1 PT. Bank Agroniaga, Tbk (AGRO) 14.026 32.856
2 PT. Bank ICB Bumi Putra, Tbk (BABP) 28.203 (95.326)
3 PT. Bank Capital Indonesia, Tbk (BACA) 23.166 27.807
4 PT. Bank Ekonomi Raharja, Tbk
(BAEK) 296.043 242.557
5 PT. Bank Central Asia, Tbk (BBCA) 8.479 10.817
6 PT. Bank Bukopin, Tbk (BBKP) 492.761 741.478
7 PT. Bank Negara Indonesia (Persero),
Tbk (BBNI) 4.103 5.808
8 PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk
(BBNP) 51.084 68.145
9 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
(BBRI) 11.472 15.087
10 PT. Bank Tabungan Negara (Persero),
Tbk (BBTN) 915 1.118
11 PT. Bank Mutiara, Tbk (BCIC) 217.963 260.445
12 PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk
(BDMN) 2.983 3.449
13 PT. Bank Pundi Indonesia, Tbk (BEKS) (88.646) (147.253)
14 PT. Bank Kesawan, Tbk (BKSW) 1.212 6.182
15 PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk (BMRI) 9.369 12.695
16 PT. Bumi Artha, Tbk (BNBA) 28.113 42.624
17 PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk
(BNII) 531.126 671.096
18 PT. Bank Sinar Mas, Tbk (BSIM) 101.806 112.650
19 PT. Bank Swadesi, Tbk (BSWD) 35.092 48.072
20 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional,
Tbk (BTPN) 836.819 1.400
21 PT. Bank Victoria International, Tbk
(BVIC) 106.801 187.402
22 PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk
(MAYA) 76.954 171.275
23 PT. Bank Mega, Tbk (MEGA) 951 1.073
24 PT. Bank Pan Indonesia (PNBN) 1.448 2.053
25 PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk
(SDRA) 59.941 90.043
Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa laporan laba rugi perusahaan
perbankan yang mengalami penurunan antara tahun 2010-2011 terjadi
pada 4 (empat) perusahaan yang terdiri dari : Bank ICB Bumi Putra,
Bank Ekonomi Raharja, Bank Pundi Indonesia, Bank Tabungan
Pensiunan Nasional, sedangkan pada 21 (dua puluh satu) perusahaan
lainnya mengalami kenaikan setelah dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Laporan laba rugi pada tahun 2010 yang menempati
posisi tertinggi adalah Bank Tabungan Pensiunan Nasional, sedangkan
pada tahun 2011 yang menempati posisi tertinggi adalah Bank
Bukopin.
Kondisi perbankan di Indonesia semakin membaik meski
tekanan krisis keuangan global semakin terasa. Hal tersebut terlihat
dari berkurangnya keketatan likuiditas perbankan dan tumbuhnya total
kredit perbankan. Berdasarkan data statistik perbankan Indonesia yang
tertuang di situs BI, perbankan nasional mencapai pertumbuhan laba
sebesar Rp 92,8 triliun atau 23 persen per Desember 2012
dibandingkan 2011 sebesar Rp 75 triliun.
Dari fenomena di atas menunjukkan bahwa terdapat beberapa
bank yang tercatat di BEI mengalami fluktuasi laba yang tidak
konstan, sehingga menyebabkan investor ragu dalam melakukan
investasi. Permasalahan tersebut terjadi karena beberapa hal,
diantaranya rendahnya pendapatan bunga, pendapatan operasional
operasional, beban non-operasional maupun tingginya pajak yang
ditanggung bank.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengambil judul
“Analisis Rasio Keuangan dalam Mempr ediksi Perubahan Laba
pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI tahun
2010-2011 ”
1.2PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka
permasalahan yang dikaji di dalam penelitian ini adalah : Apakah
rasio keuangan Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan
(NPL), Return on Assets (ROA) , Beban Operasi terhadap Pendapatan
Operasi (BOPO) dan Loan to Deposit (LDR) mampu memprediksi
perubahan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
tahun 2010-2011 ?
1.3TUJ UAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris
kemampuan rasio keuangan Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Loan (NPL), Return on Assets (ROA) , Beban Operasi
terhadap Pendapatan Operasi (BOPO) dan Loan to Deposit (LDR)
dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan perbankan yang
1.4. MANFAAT PENELITIAN
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai prediksi
perubahan laba :
1. Bagi Praktisi
a. Bank
Penelitian ini dapat memberikan masukan dalam meningkatkan
kinerja perusahaan
b. Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi investor
potensial dalam berinvestasi di pasar modal.
2. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan
sebagai latihan untuk menerapkan pembelajaran dari literatur yang ada
selama proses perkuliahan. Secara umum sebagai sarana
pengembangan ilmu pengetahuan yang teoritis dipelajari di
perkuliahan dan secara khusus diharapkan dapat menambah wawasan.
3. Bagi Peneliti
Melatih berpikir secara ilmiah dan menambah wawasan dari
pengetahuan dan teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan
kenyataan yang terjadi di lapangan sehingga dapat menerapkan teori
2.1. PenelitianTerdahulu
Penelitian yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat
digunakan sebagai bahan pengkajian yang berkaitan dengan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
A. Harianto Respati dan Prayudo Eri Yandono (2008)
1. Judul:
“Tinjauan tentang variabel-variabel CAMEL terhadap laba
usaha pada Bank Umum Swasta Nasional”
2. Permasalahan:
Apakah variabel-variabel rasio keuangan yang tertuang dalam
sistem CAMEL dapat mempengaruhi laba pada industri
perbankan ?
3. Variabel Penelitian:
a. Variabel terikat (Y):
Y= Laba bank-bank umum swasta nasional
b. Variabel bebas (X):
X1 = CAR (Modal (-) Aktiva Tetap terhadap Kredit (+)
Surat Berharga
X2 = ATM (Aktiva Tetap (-) Inventaris terhadap Modal)
X4 = NPL (Kredit Bermasalah terhadap Total Kredit)
X5 = PPAP (PPAP yang telah dibentuk terhadap PPAP
yang wajib dibentuk)
X6 = LEA (Total Kredit terhadap Total Aktiva)
X7 = RORA (Laba Sebelum Pajak terhadap Aktiva
Produktif)
X8 = NPM (Pendapatan Bersih terhadap Pendapatan
Operasi)
X9 = NIM (Pendapatan Bunga Bersih terhadap Aktiva
Produktif)
X10= ROA (Laba Sebelum Pajak terhadap Total Aktiva)
X11= ROE (Laba Setelah Pajak terhadap Modal)
X12= BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional)
X13= LDR (Kredit terhadap Dana Pihak Ketiga)
X14= CBSTD (Kas + Bank + Surat Berharga terhadap Total
Dana Pihak Ketiga)
4. Hipotesis:
CAR, ATM, ETA, NPL, PPAP, LEA, RORA, NPM, NIM,
ROA, ROE, BOPO, LDR, CBSTD mempunyai pengaruh
5. Kesimpulan:
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa tujuh variabel
pada CAMEL meliputi ROE, ETA, ROA, NPM, BOPO, NIM
dan LDR berpengaruh signifikan terhadap laba usaha pada Bank
Umum Swasta Nasional dan ditunjukkan pula dengan uji t
bahwa CAR, ATM, NPL, PPAP, LEA, RORA dan CBSTD
tidak berpengaruh signifikan terhadap laba usaha pada Bank
Umum Swasta Nasional.
B. Kartika Anggr eni Cahyono dan Paskah Ika Nugroho (2008)
1. Judul:
“Pengaruh rasio CAR, NPL, NIM dan GWM terhadap
perubahan laba Bank Go Public tahun 2005-2007”
2. Permasalahan:
Apakah CAR, NPL, NIM dan GWM mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap perubahan laba perbankan?
3. Variabel Penelitian:
a. Variabel terikat (Y):
Y= Laba
b. Variabel bebas (X):
X1= CAR (Modal Sendiri dengan Aktiva Tertimbang
Menurut Resiko-ATMR)
X2= NPL (Kualitas Aktiva Tidak Produktif dengan Aktiva
X3= NIM (Pendapatan Bunga Bersih dengan Rata-Rata
Aktiva Produktif)
X4= GWM (Giro pada BI dengan Seluruh Dana yang
Berhasil Dihimpun)
4. Hipotesis:
CAR, NPL, NIM dan GWM mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap perubahan laba perbankan secara parsial
dan bersama-sama.
5. Kesimpulan:
a. Secara parsial
CAR, NIM dan GWM tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap perubahan laba perbankan sedangkan
NPL mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
perubahan laba perbankan.
b. Secara bersama-sama
CAR, NPL, NIM dan GWM tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap perubahan laba perbankan.
C. Indra Kur nia dan Wisnu Mawardi (2012)
1. Judul:
“Analisis pengaruh BOPO, EAR, LAR dan Firm Size terhadap
2. Permasalahan:
Apakah BOPO, EAR, LAR dan Firm Size berpengaruh terhadap
kinerja keuangan?
3. Variabel Penelitian:
a. Variabel terikat (Y):
Y= ROA (EBIT / Total Aktiva)
b. Variabel bebas (X):
X1= BOPO (Beban Operasional / Pendapatan Operasional)
X2= EAR (Total Ekuitas / Total Aset)
X3= LAR (Total Kredit / Total Aset)
X4= Firm Size (Log nat dari Total Aset)
4. Hipotesis:
BOPO, EAR, LAR dan Firm Size berpengaruh terhadap ROA.
5. Kesimpulan:
BOPO, EAR, LAR dan Firm Size berpengaruh secara
bersama-sama terhadap ROA pada Bank Umum Konvensional yang
tercatat di BEI periode 2008-2011.
D. Muh. Sabir . M, Muhammad Ali, Abd. Hamid Habbe (2012)
1. Judul:
“Pengaruh rasio kesehatan bank terhadap kinerja keuangan Bank
2. Permasalahan:
Apakah pengaruh tingkat rasio kesehatan bank yang diukur
dengan CAR, BOPO, NOM, NPF, FDR terhadap kinerja
keuangan Bank Umum Syariah dan pengaruh tingkat rasio
kesehatan bank yang diukur dengan CAR, BOPO, NIM, NPL,
LDR terhadap kinerja keuangan Bank Konvensional di
Indonesia?
3. Variabel Penelitian:
a. Variabel terikat (Y):
Y1= ROA Bank Umum Syariah
b. Variabel bebas (X):
X1= CAR
X2= BOPO
X3= NOM
X4= NPF
X5= FDR
a. Variabel terikat (Y):
Y2= ROA Bank Konvensional
b. Variabel bebas (X):
X1= CAR
X2= BOPO
X3= NIM
X5= LDR
4. Hipotesis:
CAR, BOPO, NOM, NPF dan FDR memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap ROA Bank Umum Syariah dan CAR,
BOPO, NIM, NPL dan LDR memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap ROA Bank Konvensional.
5. Kesimpulan:
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan mengenai faktor
– faktor yang berpengaruh terhadap ROA, maka ROA Bank
Umum Syariah.
a. CAR tidak berpengaruh terhadap ROA
b. BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA
c. NOM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA
d. NPF tidak berpengaruh terhadap ROA
e. FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA
ROA Bank Konvensional
a. CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA
b. BOPO berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA
c. NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA
d. NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA
Tahun Nama Variabel Alat Uji Objek penelitian
Y2= ROA Bank Konvensional
Variabel bebas (X):
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah
tidak semua faktor dari penelitian terdahulu dimasukkan sebagai
variabel dalam penelitian ini. Ada lima faktor yang akan diuji dan
diteliti kembali dalam penelitian ini, yaitu: CAR, NPL, ROA,
BOPO, dan LDR. Peneliti mengambil variabel ini berdasarkan
penelitian-penelitian terdahulu. Hal ini dimaksudkan untuk
menguji kembali apakah benar faktor-faktor tersebut berpengaruh
terhadap perubahan laba dan sejauh mana pengaruh faktor-faktor
tersebut terhadap perubahan laba.
Berdasarkan tabel 2.1. dapat disimpulkan bahwa penelitian
yang sekarang dilakukan memiliki perbedaan dengan
penelitian-penelitian terdahulu. Perbedaan tersebut terletak pada variabel
yang digunakan. Penelitian terdahulu populasi yang digunakan
adalah Bank Umum Swasta, Bank Syariah, Bank Konvensional
sedangkan penelitian sekarang yaitu Perusahaan Perbankan yang
go public di BEI dari tahun 2010 - 2011.
Persamaan antara penelitian sekarang dan terdahulu terletak
pada alat uji yang digunakan yaitu regresi linier dengan
menggunakan kriteria. Dan beberapa variabel-variabel yang akan
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Laporan Keuangan
Pengertian Laporan Keuangan
Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban pengelola
perusahaan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
padanya. Laporan keuangan (financial statements) yang sering
disajikan adalah (1) Neraca, (2) Laporan laba-rugi, (3) Laporan arus
kas, (4) Laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham, dan (5)
Catatan atas laporan keuangan atau pengungkapan juga merupakan
bagian integral dari setiap laporan keuangan (Kieso, 2007 : 2).
Tujuan penyusunan laporan keuangan suatu bank (Martono,
2002 : 62) secara umum adalah sebagai berikut :
a. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva,
kewajiban dan modal bank pada waktu tertentu
b. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin
dari pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang
c. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang
terjadi dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu bank
d. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen bank
dalam suatu periode
2.2.2. Analisis Laporan Keuangan
2.2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Secara harfiah analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata, yaitu
analisis dan laporan keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini
maka dapat dijelaskan dari arti masing-masing kata. Kata analisis
adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai
unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan adalah neraca, laba / rugi
dan arus kas (dana). Jika dua pengertian ini digabungkan maka
menurut Harahap (2002 : 189–190) analisis laporan keuangan berarti :
“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang
lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau
yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara
data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam
proses menghasilkan keputusan yang tepat”
Informasi yang diperoleh dari hubungan-hubungan ini menambah
visi dari sisi lain, memperdalam informasi dari data yang ada yang
terdapat dalam suatu laporan keuangan konvensional, sehingga lebih
2.2.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Prastowo dan Juliaty, (2005 : 57-58), tujuan dilakukannya
analisis laporan keuangan yaitu :
a. Untuk mengurangi ketergantungan para pengambil keputusan
pada dugaan murni, terkaan dan intuisi; mengurangi dan
mempersempit lingkup ketidakpastian yang tidak bisa dielakkan
pada setiap proses pengambilan keputusan.
b. Agar memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan yang
berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan. Dengan
demikian fungsi yang pertama dan yang terutama dari analisis
laporan keuangan adalah untuk mengkonversi data menjadi
informasi.
c. Dapat digunakan sebagai alat screening awal dalam memilih
alternatif investasi atau merger.
d. Sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di
masa yang akan datang.
e. Sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen,
operasi atau masalah lainnya atau alat evaluasi terhadap
2.2.3. Analisis Rasio Keuangan
2.2.3.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio adalah metode analisis yang dilakukan
dengan cara membandingkan pos-pos tertentu dalam neraca
maupun laba rugi. Analisis rasio (ratio analysis) merupakan
perbandingan dari suatu nilai yang dibandingkan dengan nilai
lainnya, yang terdiri atas rasio likuiditas, rasio produktivitas, rasio
efisiensi, dan rasio lainnya (Indra Bastian, 2006 : 284, 296).
2.2.3.2 Teknik Analisis Rasio Keuangan
Menurut Munawir (2002 : 268), ada dua teknik analisis
rasio keuangan yang biasa digunakan, yaitu :
a. Teknik analisis cross sectional adalah
Analisis rasio dengan membandingkan antar informasi / data
untuk satu periode kemudian hasilnya dibandingkan dengan
rasio pembanding antara lain rasio pada perusahaan sejenis /
rasio rata-rata industri.
b. Teknik analisis time series / trend adalah
Analisis rasio keuangan untuk beberapa periode sehingga akan
terlihat prestasi perusahaan tersebut cenderung meningkat,
2.2.3.3 Keunggulan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Harahap (2002 : 298), analisis rasio keuangan
memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya.
Keunggulan tersebut adalah :
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih
mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score).
5. Menstardarisir size perusahaan.
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan
perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara
periodik atau time series.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan
prediksi di masa yang akan datang.
2.2.3.4 Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Harahap (2002 : 298-299), analisis rasio keuangan
juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu
penggunaannya agar tidak salah dalam penggunaannya.
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat
digunakan untuk kepentingan pemakainya.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan
juga menjadi keterbatasan teknik ini seperti :
a) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu
banyak mengandung taksiran dan judgment yang dapat
dinilai bias atau subyektif.
b) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan
rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.
c) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak
pada angka rasio.
d) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar
akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang
berbeda.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan
menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar
akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika
dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
2.2.3.5 J enis Rasio Keuangan
Menurut Martono (2002 : 81-87), jenis-jenis rasio keuangan
a. Rasio Likuiditas
Bank dapat dikatakan likuid apabila bank tersebut memiliki
cash asset sebesar kebutuhan yang digunakan untuk memenuhi
likuditasnya, bank tersebut memiliki cash asset yang lebih
kecil dari kebutuhan likuiditasnya tetapi mempunyai aset atau
aktiva lainnya yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa
mengalami penurunan nilai pasarnya, bank tersebut
mempunyai kemampuan untuk menciptakan cash asset baru
melalui berbagai bentuk hutang. Rasio yang dapat diukur
antara lain :
1. Quick Ratio, rasio ini untuk mengetahui
kemampuan bank dalam membiayai kembali
kewajibannya kepada para nasabah yang
menyimpan dananya dengan aktiva lancar yang
lebih likuid yang dimilikinya.
2. Banking Ratio / Loan to Deposit Ratio (LDR), rasio
ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam
membayar kembali kewajiban kepada para nasabah
yang telah menanamkan dananya dengan
kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya.
3. Loan to Assets Ratio, rasio ini untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi permintaan para
b. Rasio Solvabilitas
Analisis solvabilitas digunakan untuk : (1) ukuran
kemampuan bank untuk menyerap kerugian-kerugian yang
tidak dapat dihindarkan, (2) sumber dana yang diperlukan
untuk membiayai kegiatan usahanya sampai batas tertentu, (3)
alat pengukuran besar kecilnya kekayaan bank yang dimiliki
oleh para pemegang sahamnya, dan (4) dengan modal yang
mencukupi, memungkinkan manajemen bank yang
bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi.
Pada rasio permodalan, yang dapat diukur adalah capital
adequacy ratio, untuk mengukur kemampuan permodalan yang
ada untuk menutup kemungkinan kerugian di dalam kegiatan
perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga.
c. Rasio Rentabilitas / Profitabilitas
Rasio rentabilitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan
bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan
mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam menjalankan
operasional perusahaannya. Rasio yang dapat diukur adalah :
1. Return on Assets (ROA), rasio ini mengukur
kemampuan bank di dalam memperoleh laba dan
efisiensi secara keseluruhan
2. Biaya Operasional / Pendapatan Operasional (BO/PO),
biaya intermediasi terhadap pendapatan operasi yang
diperoleh bank
3. Gross Profit Margin, rasio ini mengukur kemampuan
bank dalam menghasilkan laba dari operasi usahanya
yang murni
4. Net Profit Margin, rasio ini mengukur kemampuan
bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak
ditinjau dari sudut pendapatan operasinya
d. Rasio Risiko Usaha Bank
Bisnis perbankan juga dihadapkan pada berbagai risiko.
Risiko-risiko ini dapat diukur secara kuantitatif antara lain
dengan :
1. Deposit Risk Ratio, rasio ini memperlihatkan risiko
yang menunjukkan kemungkinan kegagalan bank
dalam memenuhi kewajiban kepada para nasabah
yang menyimpan dananya diukur dengan jumlah
permodalan yang dimiliki oleh bank yang
bersangkutan
2. Interest Rate Risk Ratio, rasio ini memperlihatkan
risiko yang mengukur kemungkinan bunga yang
diterima oleh bank lebih kecil dibandingkan dengan
e. Rasio Efisiensi Usaha
Rasio efisiensi usaha berguna untuk mengukur kinerja
manajemen suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor
produksinya dengan tepat guna dan hasil guna. Rasio-rasio yang
digunakan antara lain :
1. Leverage Multiplier Ratio, rasio ini untuk mengukur
kemampuan manajemen suatu bank di dalam
mengelola aktiva yang dikuasainya, mengingat atas
penggunaan aktiva tetap tersebut bank harus
mengeluarkan sejumlah biaya yang tetap.
2. Asset Utilazation Ratio, rasio ini untuk mengukur
kemampuan manajemen suatu bank dalam
memanfaatkan aktiva yang dikuasai untuk memperoleh
total income.
3. Operating Ratio, rasio ini untuk mengukur rata-rata
biaya operasionalnya dan biaya non operasional yang
dikeluarkan bank untuk memperoleh pendapatan.
f. Rasio Kualitas Aktiva
Menurut Dahlan Siamat (2001, 134), aktiva produktif
adalah semua penanaman dana dalam rupiah dan valuta asing
yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan sesuai
dengan fungsinya. Pengelolaan dana dalam aktiva produktif
membiayai keseluruhan biaya operasional bank termasuk biaya
bunga dan biaya tenaga kerja.
Penilaian aset yang digunakan adalah menggunakan rasio
NPL (Non Performing Loan). Rasio Non Performing Loan
(NPL) menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam
mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank.
Kelangsungan hidup bank sangat tergantung pada kesiapan
bank tersebut dalam menghadapi kerugian sebagai akibat
adanya kredit bermasalah.
2.2.4 Laba
2.2.4.1 Pengertian Laba
Menurut Suwarjono (2006 : 509-510) definisi laba disebutkan
sebagai tambahan kemampuan ekonomik yang ditandai dengan
kenaikan kapital dalam suatu periode yang berasal dari kegiatan
produktif dalam arti luas yang dapat dikonsumsi atau ditarik oleh
entitas penguasa / pemilik kapital tanpa mengurangi kemampuan
ekonomik kapital mula-mula (awal periode).
2.2.4.2 Relevansi Konsep Laba
Menurut Belkaoui (2007 : 226-229), laba adalah hal yang mendasar
dan penting dari laporan keuangan dan memiliki banyak kegunaan di
berbagai konteks. Laba umumnya dipandang sebagai dasar untuk
dalam melakukan investasi dan pengambilan keputusan dan satu
elemen dalam peramalan.
Pertama, laba adalah dasar untuk perpajakan dan redistribusi
kekayaan di antara individu-individu.
Kedua, laba dipandang sebagai suatu panduan bagi kebijakan
dividen dan retensi perusahaan.
Ketiga, laba dipandang sebagai panduan umum investasi dan
pengambilan keputusan.
Keempat, laba dianggap sebagai suatu sarana prediktif yang
membantu dalam meramalkan laba dan peristiwa-peristiwa ekonomi
di masa depan.
Kelima, laba dapat dilihat sebagai suatu alat ukur efisiensi.
2.2.4.3 Karakteristik Laba
Menurut Belkaoui (2007 : 229-230), laba akuntansi memiliki lima
karakteristik yaitu :
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang
dilakukan oleh perusahaan (terutama laba yang muncul dari
penjualan barang atau jasa dikurangi biaya-biaya yang
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periode dan mengacu
pada kinerja keuangan dari perusahaan selama satu periode
tertentu.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip laba dan membutuhkan
definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.
4. Laba akuntansi meminta adanya pengukuran beban-beban dari
segi biaya historisnya terhadap perusahaan, yang menunjukkan
ketaatan yang tinggi pada prinsip biaya.
5. Laba akuntansi meminta penghasilan yang terealisasi di periode
tersebut dihubungkan dengan biaya-biaya relevan yang terkait.
2.2.4.4 Keunggulan Laba
Menurut Belkaoui (2007 : 230-231), laba akuntansi memiliki
keunggulan sebagai berikut :
1. Laba akuntansi dapat bertahan menghadapi ujian waktu.
2. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi-transaksi aktual dan
factual, maka akan diukur dan dilaporkan secara obyektif dan
oleh sebab itu pada dasarnya dapat diverifikasi.
3. Dengan mengandalkan prinsip realisasi untuk pengakuan
pendapatan, laba akuntansi memenuhi kriteria dari
4. Laba akuntansi dianggap berguna untuk tujuan pengendalian,
terutama dalam melaporkan kepengurusan.
2.2.4.5 Kelemahan Laba
Menurut Belkaoui (2007 : 231), laba akuntansi juga memiliki
kelemahan sebagai berikut :
1. Laba akuntansi tidak mampu mengakui kenaikan nilai yang
belum terealisasi dari aktiva yang dimiliki dalam satu periode
tertentu akibat penerapan biaya historis dan prinsip-prinsip
realisasi.
2. Laba akuntansi pada prinsip biaya historis menjadikan
komparabilitas menjadi sulit untuk dilakukan, mengingat
perbedaan metode yang diakui dalam menghitung “biaya” dan
perbedaan metode-metode alokasi biaya yang diakui dan
dianggap bersifat arbitrer dan tidak dapat diubah.
3. Ketergantungan laba akuntansi pada prinsip realisasi, prinsip
biaya historis dan konservatisme dapat menghasilkan data
yang menyesatkan dan salah dimengerti atau data yang tidak
relevan bagi penggunanya.
2.2.4.6 Perubahan Laba
Perubahan laba dalam penelitian ini diartikan sebagai perubahan
Perusahaan yang mempunyai kenaikan laba yang cepat dalam jangka
panjang canderung memiliki kinerja yang lebih baik daripada
perusahaan yang memiliki perubahan laba yang menurun (Rizkiana,
2010)
2.2.5. Hubungan Rasio Keuangan dengan Perubahan Laba
2.2.5.1 Hubungan Rasio Likuiditas Bank dengan perubahan laba
Menurut Kasmir (2010 : 221), mengatakan bahwa Rasio Likuiditas
Bank merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih.
Dengan kata lain, bank dapat membayar kembali pencairan dana para
deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit
yang diajukan. Semakin besar atau kecilnya rasio ini akan
mempengaruhi keyakinan investor dan nasabah yang akan
menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. Sehingga
memungkinkan perusahaan mengalami perubahan laba di masa yang
akan datang.
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat
dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos
aktiva lancar dan hutang lancar. (Harahap, 2002 : 301)
kembali titipan yang jatuh tempo dan memberikan pinjaman (loan)
kepada masyarakat yang memerlukan. Faktor eksternal yang dianggap
mempengaruhi likuiditas adalah (1) kebiasaan pembayaran
masyarakat dengan uang kartal, (2) hubungan antara kantor pusat dan
kantor cabang bank yang buruk menyebabkan transfer uang menjadi
sulit atau kurang lancar, (3) lokasi bank yang berkedudukan di daerah
industri, apabila industri di daerah itu mengalami kelesuan atau
kemunduran, bank turut merasakan akibatnya.
2.2.5.2 Hubungan Rasio Solvabilitas Bank dengan per ubahan laba
Kasmir (2010 : 229) mengatakan bahwa Rasio Solvabilitas Bank
merupakan ukuran kemampuan bank dalam mencari sumber dana
untuk membiayai kegiatannya. Sumber dana yang dimaksud dapat
berupa hutang atau pinjaman. Semakin tinggi proporsi hutang dalam
struktur modal, maka semakin besar modal yang digunakan untuk
membayar bunga dan semakin besar resiko bagi kelangsungan hidup
perusahaan.
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjangnya atau
kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung
dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan
Menurut Simorangkir (2004 : 157), solvabilitas bank umum adalah
kesanggupan untuk membayar semua utang dari aktiva yang
dimilikinya. Utang yang dimaksud disini adalah utang bank kepada
pihak ketiga, tidak termasuk utang kepada pemegang saham.
2.2.5.3 Hubungan Rasio Rentabilitas / Profitabilitas Bank dengan
perubahan laba
Rasio Rentabilitas Bank merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi usaha dan profibilitas yang dicapai oleh
bank yang bersangkutan.(Kasmir, 2010 : 234)
Kasmir juga menyatakan bahwa rasio profitabilitas atau rentabilitas
merupakan sebuah indikator dari kondisi keuangan dan efektivitas
manajemen perusahaan dalam kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dan pengembalian investasi. Keuntungan yang
dihasilkan perusahaan mutlak memiliki hubungan sebanding yang
signifikan dengan rasio profitabiltas atau rentabilitas. Dengan
demikian rasio rentabilitas atau profitabilitas berpengaruh positif
terhadap laba.
Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan
dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah
2.2.5.4 Hubungan Rasio Kualitas Aktiva Pr oduktif Bank dengan
perubahan laba
Salah satu komponen dalam penilaian faktor kualitas aktiva
produktif adalah perbandingan antara penyisihan penghapusan aktiva
produktif yang dibentuk dan penyisihan penghapusan aktiva produktif
yang wajib dibentuk (Dendawijaya, 2005 : 153).
Dalam ketentuan Bank Indonesia, setiap bank umum wajib
membentuk cadangan khusus yang ditujukan guna menampung
kemungkinan kerugian yang yang terjadi akibat penurunan kualitas
aktiva produktif. Misalnya, bank memiliki sejumlah kredit bermasalah
yang nilainya besar, maka dalam hal kredit bermasalah tersebut ingin
dihapuskan telah tersedia cadangan yang memadai sebagai tindakan
antisipasi. Cadangan ini dibentuk dengan menyisihkan sebagian laba
dan merupakan persetujuan pemegang saham bank yang dilakukan
dalam rapat umum pemegang saham (Dendawijaya, 2005 : 145)
Sehingga semakin tinggi rasio NPL ( Non Performing Loan ),
maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan
jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan bagian penelitian terdahulu dan landasan teori, dapat disusun suatu kerangka pikir sebagai berikut :
Analisis Regresi Linier Berganda Gambar 2.1. Kerangka Pikir
CAR (X1)
NPL (X2)
ROA (X3)
Perubahan Laba (Y)
BOPO (X4)
2.4. Perumusan Hipotesis
Hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Bahwa rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Loan (NPL), Return on Assets (ROA) , Beban
Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO) dan Loan to
Deposit (LDR) mampu memprediksi perubahan laba pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2011
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Oper asional dan Pengukur an Va r iabel
Definisi operasional berfungsi untuk menjelaskan variabel yang
akan diteliti dan hubungan antara variabel, sehingga tidak menimbulkan
interprestasi lain. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari variabel terikat yaitu Perubahan Laba dan variabel bebas yang terdiri
dari CAR, NPL, ROA, BOPO dan LDR.
Variabel–variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel CAR (X1),NPL (X2), ROA (X3), BOPO (X4) dan LDR (X5) sebagai variabel–variabel bebas serta Perubahan Laba (Y) sebagai
variabel terikat. Konsep dan definisi secara operasional setiap variabel
dengan hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel tidak bebas (Y), yaitu Perubahan Laba
b. Variabel bebas (X) terdiri dari :
X1=CAR
X2=NPL
X3 =ROA
X5 = LDR
Definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini
adalah:
1. Per ubahan Laba (Y)
Perubahan Laba adalah kenaikan modal yang berasal dari
transaksi-transaksi yang terjadi dari suatu badan usaha. Perubahan laba
(Y) sebagai variabel dependen diproksikan dengan laba bersih (net
income) yang merupakan presentase perubahan laba bersih yang
diperoleh perusahaan dalam tahun (n) dibandingkan dengan tahun
(n-1) atau tahun dasar
2. CAR (Capital Adequacy Ratio) (X1)
Merupakan rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung
risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi
CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk
menanggung risiko dari setiap kredit / aktiva produktif yang berisiko.
Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan laba tahun(n) – laba tahun(n-1)
Perubahan Laba = x 100%
operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
profitabilitas.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Martono, 2002 : 84)
CAR
Keterangan : CAR = Capital Adequacy Ratio
Ekuitas =Modal disetor, cadangan umum, cadangan
khusus
Total kredit = dana yang diberikan bank kepada masyarakat
dan masyarakat mengembalikan secara mencicil sesuai
kesepakatan kedua belah pihak
Efek = surat-surat berharga, saham
Pr edikat Kesehatan Capital Adequacy Ratio ( CAR )
Bobot Rasio Nilai Kredit Standar Menurut BI
Predikat
> 8 % 81 s/d 100 Sehat 25 % 6,5 % s/d 7,9 % 66 s/d < 81 Kurang Sehat
< 6,5 % < 51 Tidak Sehat Sumber : Taswan, 2006 : 360
Ekuitas
CAR = x 100%
3. NPL (Non Performing Loan) (X2)
Rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank
dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Kredit
dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak
termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit
dengan kurang lancar, diragukan dan macet berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan oleh Bank Indonesia sesuai SE No. 7/3/DPNP/2005.
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 7/56/DPbS tanggal 9 Desember 2005) :
Keterangan : NPL = Non Performing Loan
Kredit bermasalah = bagian dari piutang yang tidak dapat
lagi ditagih. Seperti kredit macet, kredit diragukan dan kredit
kurang lancar
Total kredit = dana yang diberikan bank kepada
masyarakat dan masyarakat mengembalikan secara mencicil
sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Kredit bermasalah
NPL = x 100%
Pr edikat Kesehatan Non Performing Loan ( NPL )
Bobot Rasio Nilai Kredit Standar Menurut BI
Predikat
< 10,35 % 81 s/d 100 Sehat 25 % 10,36 % s/d 12,60 % 66 s/d < 81 Cukup Sehat
12,60 % s/d 14,85 % 51 s/d < 66 Kurang Sehat > 14,85 % 0 s/d < 51 Tidak Sehat Sumber : Taswan, 2006 : 361
4. ROA (Return on Assets) (X3)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang
dihasilkan dari rata-rata total aset bank yang bersangkutan.
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (Martono, 2002 : 84) :
Keterangan : ROA = Return on Assets
Laba sebelum pajak = laba bersih dari kegiatan operasional
sebelum pajak
Total aset = total aktiva. Laba sebelum pajak
ROA = x 100%
Pr edikat Kesehatan Return on Assets ( ROA )
Bobot Rasio Nilai Kredit Standar Menurut BI
Predikat
> 1,22 % 81 s/d 100 Sehat 5 % 0,99 % s/d 1,21 % 66 s/d < 81 Cukup Sehat
0,77 % s/d 0,98 % 51 s/d < 66 Kurang Sehat < 0,76 % < 51 Tidak Sehat Sumber : Taswan, 2006 : 363
5. BOPO (Biaya Oper asional ter hadap Pendapata n Oper asional) (X4) BOPO merupakan perbandingan antara biaya operasional dan
pendapatan operasional.BOPO digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasi.Semakin rendah BOPO semakin efisien bank tersebut dalam
mengendalikan biaya operasional.
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (Martono, 2002 : 85) :
Keterangan : BOPO = Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional
Total beban operasional = total seluruh beban, seperti
beban bunga, beban administrasi
Biaya Operasional
BOPO = x 100%
Total pendapatan operasional = total seluruh pendapatan,
seperti pendapatan bunga, pendapatan komisi, pendapatan
transaksi valuta asing
Pr edikat Keseha tan Biaya Operasional ter hadap Penda patan
Oper asional ( BOPO )
Bobot Rasio Nilai Kredit Standar Menurut BI
Predikat
< 93,52 % 81 s/d 100 Sehat 5 % 93,52 % s/d 94,73 % 66 s/d < 81 Cukup Sehat
94,73 % s/d 95,92 % 51 s/d < 66 Kurang Sehat > 95,92 % < 51 Tidak Sehat Sumber : Taswan, 2006 : 363
6. LDR (Loan to Deposit Ratio) (X5)
LDR merupakan suatu pengukuran tradisional yang
menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang
digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman (loan request)
nasabahnya. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas.
Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa suatu bank meminjamkan
seluruh dananya (loan up) atau relatif tidak liquid. Sebaliknya rasio
yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (Martono, 2002 : 83) :
Keterangan : LDR = Loan to Deposit Ratio
Total kredit = dana yang diberikan bank kepada masyarakat
dan masyarakat mengembalikan secara mencicil sesuai
kesepakatan kedua belah pihak
Total deposit = dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam
arti masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah,
rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata
uang rupiah maupun dalam valuta asing. Pada sebagian besar
atau setiap bank, dana masyarakat ini merupakan dana terbesar
yang dimiliki oleh bank. Total deposit tidak termasuk antar
bank, terdiri dari jumlah simpanan giro, tabungan, deposito
Pr edikat Kesehatan Loan to Deposit Ratio ( LDR )
Bobot Rasio Nilai Kredit Standar Menurut BI
Predikat
< 94,75 % 81 s/d 100 Sehat 5 % 94,75 % s/d 98,50 % 66 s/d < 81 Cukup Sehat
98,50 % s/d 102,25 % 51 s/d < 66 Kurang Sehat > 102,25 % < 51 Tidak Sehat Sumber : Taswan, 2006 : 365
Total kredit
LDR = x 100%
3.2 Teknik Penentuan Sampel
a . Populasi
Menurut Sumarsono (2004 : 44) populasi merupakan kelompok
subyek / obyek yang memiliki ciri – ciri atau karakteristik tertentu
yang berbeda dengan kelompok subyek atau obyek yang lain, dan
kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010
– 2011. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 32 perusahaan
perbankan di sektor keuangan, tanpa mengikutsertakan perusahaan
perbankan syariah
b. Sampel
Menurut Sumarsono (2004 : 44-45) sampel adalah bagian dari
sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama
dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus merupakan
representatif dari sebuah populasi. Teknik penentuan sampel yang
digunakan adalah teknik non probability sampling dengan metode
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan
menggunakan kriteria tertentu.
Adapun kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel
1. Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2010 - 2011.
2. Perusahaan Perbankan yang tidak merger
3. Perusahaan Perbankan yang rutin menyerahkan laporan keuangan
selama tahun 2010-2011.
4. Perusahaan-perusahaan perbankan konvensional (bukan bank
syariah).
Berdasarkan kriteria diatas, maka perusahaan yang menjadi sampel
dalam penelitian ini adalah 25 perusahaan, yaitu:
1. PT. Bank Agroniaga, Tbk (AGRO)
2. PT. Bank ICB Bumi Putra, Tbk (BABP)
3. PT. Bank Capital Indonesia, Tbk (BACA)
4. PT. Bank Ekonomi Rahardja, Tbk (BAEK)
5. PT. Bank Central Asia, Tbk (BBCA)
6. PT. Bank Bukopin, Tbk (BBKP)
7. PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk (BBNI)
8. PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk (BBNP)
9. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk (BBRI)
10.PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk (BBTN)
11.PT. Bank Mutiara, Tbk (BCIC)
12.PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk (BDMN)
14.PT. Bank Kesawan, Tbk (BKSW)
15.PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk (BMRI)
16.PT. Bank Bumi Artha, Tbk (BNBA)
17.PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk (BNII)
18.PT. Bank Sinar Mas, Tbk (BSIM)
19.PT. Bank Swadesi, Tbk (BSDW)
20.PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk (BTPN)
21.PT. Bank Victoria International, Tbk (BVIC)
22.PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk (MAYA)
23.PT. Bank Mega, Tbk (MEGA)
24.PT. Bank Pan Indonesia, Tbk (PNBN)
25.PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk (SDRA)
Adapun jumlah unit observasi yang akan dilakukan analisis data
sebanyak 50 unit. Dimana perusahaan perbankan yang memenuhi
kriteria dan menjadi sampel penelitian sebanyak 25 perusahaan dengan
menganalisis laporan keuangan selama 2 tahun (2010 – 2011)
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. J enis Data
Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu
data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media
dari pihak lain atau pihak ketiga, misalnya perpustakaan atau lembaga
lain yang bukan sebagai objek penelitian itu sendiri (Sujoko Efferin,
2004 : 14).
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data
dokumentasi yang sudah ada di Bursa Efek Indonesia berupa laporan
keuangan perusahaan perbankan seperti neraca, laporan laba rugi, dan
catatan atas laporan keuangan.
3.3.2. Sumber Data
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini laporan
keuangan dari perusahaan sampel yang diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia yang diakses melalui website BEI (www.idx.co.id) mulai
tahun 2010 sampai tahun 2011 serta sumber-sumber lainnya.
3.3.3. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi dan studi kepustakaan.
Metode dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan,
mempelajari dan menganalisa laporan keuangan perusahaan perbankan
yang telah dipublikasikan mulai tahun 2010 sampai dengan tahun
Sedangkan studi kepustakaan adalah studi literatur yang
digunakan untuk mencari dan mendapatkan data, informasi, dan teori
yang relevan dengan bahasan dari buku-buku literatur.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1. Teknik Analisis
Data yang diperoleh disusun kembali, dikelompokkan sesuai
dengan tujuan analisis dan diolah menggunakan metode statistik dalam
bentuk Analisis Regresi Linier Berganda dengan rumus sebagai berikut :
Y = β 0 + β 1.X1 +β 2.X2 + β 3.X3 + β 4.X4 + β 5.X5 + e Keterangan:
Y = Perubahan Laba
X1 = Capital Adequacy Ratio - CAR X2 = Non Performing Loan- NPL X3 = Return on Assets – ROA
X4 = Beban Operasi Pendapatan Operasi - BOPO X5 = Loan to Deposit Ratio - LDR
β 0 = Konstanta β 1 – β 5= Koefisien Regresi e = Kesalahan Baku
3.4.2. Uji Hipotesis
Uji kebenaran dari hipotesis penelitian, maka diperlukan pengujian
a. Uji Kesesuaian Model (Uji F)
Untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara bersama
terhadap variabel terikat dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. H0 : β 1 = β 2 = β 3 = β 4 = β 5 =0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan X1, X2, X3, X4, X5 terhadap Y)
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat
bebas (n-k), dimana n = jumlah pengamatan, dan k = jumlah variabel
3. Dengan rumus
R2 / k Fhitung =
(1 - R2) / (n – k – l) Keterangan :
Fhitung = F hasil perhitungan R2 = Koefisien determinasi K = Banyaknya variabel bebas
n = Jumlah sampel
Kriteria penolakan dan penerimaan :
1. H0 diterima H1 ditolak jika signifikansinya > 5%
b. Uji t
Untuk melihat pengaruh masing-masing variabel bebas secara
parsial terhadap variabel terikat digunakan uji t dengan prosedur sebagai
berikut:
1. H0 : β j = 0 (secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan X1, X2, X3, X4, X5terhadap Y)
H0 : β j ≠ 0 (secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan X 1, X2, X3, X4, X5 terhadap Y)
2. Dalam penilaian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat
bebas (n-k), dimana n = jumlah pengamatan dan k = jumlah variabel
3. Dengan nilai t hitung :
bj thitung =
Se (bj)
Keterangan :
thitung = t hasil perhitungan bj = Koefisien regresi
Kriteria pengujian sebagai berikut : (Santoso, 2001:168)
1. Apabila nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
2. Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
Untuk mengetahui variabel bebas yang mempunyai pengaruh
dominan terhadap variabel terikat dari analisis regresi linier berganda
tersebut dapat dilihat nilai koefisien beta standar fisien atau koefisien
regresi baku tertinggi pada masing-masing variabel bebas (Santoso,
2001:168)
3.4.3. Uji Nor malitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut
mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
tersebut mengikuti sebaran normal atau tidak dapat dilakukan dengan
berbagai metode diantaranya dengan uji statistic non parametik
Kolmogrov Smirnov (K-S) (Sumarsono, 2004 : 40, 43), uji K-S dilakukan
dengan membuat hipotesis :
1. Jika nilai signifikan (nilai probabilitas) lebih kecil dari 5%, maka