26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kohort deskriptif dengan metode pendekatan kuantitatif yang diarahkan untuk mengetahui kejadian phlebitis pada pemberian cairan nutrisi parenteral. Metode yang digunakan adalah metode observasi dengan penilaian langsung terhadap obyek yang diikuti secara prospektif longitudinal sampai waktu tertentu (Sastroasmoro, 2008).
Pada penelitian jenis kohort ini, faktor resiko sudah diidentifikasi terlebih dahulu yaitu osmolaritas cairan, perawatan balutan, lokasi pemasangan dan jenis kelamin. Selanjutnya subyek penelitian diikuti sampai waktu tertentu dari pemasangan infus yang dilakukan. Hasil dari pengamatan secara prospektif longitudinal, peneliti dapat menentukan insidens efek atau kejadian phlebitis yang timbul akibat pajanan dari faktor resiko., dengan membandingkan insidens efek pada subyek yang mengalami resiko dengan insidens efek pada kelompok tanpa resiko (Sastroasmoro, 2008).
B. Populasi, sampel, dan sampling. 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti (Nursalam & Pariani, 2001). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang diberikan cairan nutrisi parenteral di ruang bedah dan penyakit dalam Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi terjangkau yang dapat digunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2005). Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
27
mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Rumus yang digunakan untuk menentukan besar sampel dengan populasi yang belum diketahui menurut Sastroasmoro ( 2008) adalah :
n = jumlah sampel.
Zα = tingkat kemaknaan pada tabel Z ( 90% ) adalah 1,64. P = proporsi kejadian phlebitis (4%).
Q = (1-P) d = presisi (5%)
n =
n = 41, 31 orang dibulatkan 41orang.
Berdasarkan pemakaian sampling yang dipilih peneliti maka peneliti menetapkan adanya kriteria :
Kriteria penerimaan (inklusi) sebagai berikut
a. Pasien yang dirawat di ruang bedah Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang.
b. Pasien yang terpasang infus melalui jalur perifer.
c. Pasien kooperatif dan bersedia menjadi responden dalam penelitian. Kriteria penolakan (eksklusi) sebagai berikut
a. Pasien yang mengalami gangguan kejiwaan berat. b. Pasien dengan penyakit kelainan vaskuler dan sepsis. c. Pasien yang terdiagnosa mempunyai penyakit DM.
d. Pasien mendapatkan cairan infus yang bersifat vesikan (kemotherapie). Pada penelitian ini menggunakan tehnik pengambilan sampling secara consecutive sampling. Dimana semua subyek penelitian adalah pasien yang menerima infus nutrisi parenteral, dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan. Consecutive sampling merupakan jenis non-probability
28
sampling yang paling baik, dan sebagian besar penelitian klinis menggunakan tehnik ini untuk pemilihan subyeknya (Sastroasmoro, 2008).
C. Variabel Penelitian 1. Variabel independent
Variabel independen adalah variabel yang menentukan atau mempengaruhi variabel terikat atau variabel dependen (Nursalam & Pariani, 2001). Yang digunakan sebagai variabel independen pada penelitian ini adalah osmolaritas cairan, lokasi pemasangan, perawatan balutan dan jenis kelamin.
2. Variabel dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dinilai atau kondisinya dipengaruhi atau ditentukan oleh variabel bebas (Sugiyono, 2003). Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah kejadian phlebitis.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang dapat diamati (diukur) untuk diobservasi atau pengukuran secara cermat terhadap situasi obyek yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain (Nursalam & Pariani, 2001). Definisi operasional meliputi :
Variabel Definisi Teori Definisi Operasional Parameter
Alat Ukur Skala Variabel Independen 1.Osmolaritas Cairan 2.Lokasi 3.Perawatan balutan Konsentrasi suatu larutan atau jumlah partikeldalam suatu larutan
Area penusukan
katheter IV
Tindakan merawat area penusukan katheter.
Konsentrasi larutan infus yang dinyatakan dalam mOsm/L.
Area vena yang biasa dipasang katheter IV
Perawatan balutan infus menggunakan kassa steril bethadine 1.<900 mOsm/l 2. >900 mOsm/l 1.Ante Brachii 2.Manus 1.Tiap hari 2.Lebih 1 hari 3.Tidak pernah Lembar Observasi Lembar Observasi Lembar Observasi Ordinal Nominal Ordinal
29 4.Jenis Kelamin Variabel Dependen Phlebitis Peradangan pembuluh darah vena
Menyatakan jenis kelamin dari subyek penelitian.
Peradangan pembuluh darah vena akibat pemberian cairan infuse, dengan kriteria penilaian menggunakan VIP Score :
1. Nyeri. 2. Eritema. 3. Indurasi.
4. Venous cord teraba. 5. Demam 1.Laki – Laki 2.Perempuan 1.Tidak phlebitis bila area penusukan sehat. 2.Mungkin Phlebitis bila Terdapat dua tanda. 3.Phlebitis bila
ada tiga atau lebih tanda. Lembar Observasi Lembar Observasi Nominal Ordinal
E. Metode Pengumpulan data.
1. Instrumen Penelitian.
Instrumen atau alat ukur merupakan hal yang penting di dalam kegiatan peelitian. Hal karena karena perolehan informasi atau data relevan atau tidaknya, tergantung alat yang digunakan (Karsidi. 2000).
Instrumen penelitian yang digunakan berupa check list, hasil dari observasi tersebut akan ditampilkan dalam bentuk angka – angka, tabel yang akan dianalisa secara statistik yang dapat ditarik suatu kesimpulan.
Checklist kejadian phlebitis yang digunakan dalam penelitian ini berupa Visual Infusion Phlebitis Score (VIP Score) terdiri dari 5 item yang tertera pada point F. Setiap kondisi yang ditemukan diberikan skor 1. Untuk Checklist A sampai dengan E berisi faktor – faktor yang berkaitan dengan kejadian phlebitis.
Pembuatan alat ukur atau instrumen penelitian dapat dilakukan dengan acuan validitas konstruk atau validitas kerangka (construk validity)
dan validitas isi (content validity). Untuk menghindari kesalahan dan menjaga keakuratan, alat ukur dikonsultasikan kepada ahli yang memahami konsep dan kepada ahli pembuatan instrumen. (Karsidi. 2000).
Uji validitas (content validity) dilakukan dengan konsul ahli dibidangnya yang dilakukan tanggal 1 Februari 2011 yaitu dr. Aries Sudjarwo, Sp.B.,SpBV (K) yang merupakan dokter spesialis konsultan
30
bedah vaskuler dan Ns. M Darmono, SKep yang expert dibidang monitoring infeksi dan resistensi antimikroba RSUP Dr. Kariadi, dengan hasil :
a. Pemberian jenis cairan nutrisi parenteral juga bergantung ketersedian dan kebijakan Rumah Sakit.
b. Adanya tehnik pemberian yang berbeda – beda pada pemberian cairan asam amino.
c. Area pemasangan IV Katheter paling banyak pada area vena manus dan vena antebrachii.
d. Variabel Osmolaritas cairan nutrisi parenteral dimodifikasi kurang 900 mOsm/L dan lebih dari 900 mOsm/L dikarenakan semua larutan asam amino yang diberikan bersifat hipertonis.
2. Tehnik pengumpulan data.
Tehnik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi secara langsung dari responden dengan menggunakan instrument penelitian yang telah disusun.
F. Pengolahan data dan analisa data.
1. Pengolahan data penelitian dilakukan dengan tahap – tahap sebagai beikut :
a. Penyuntingan data ( Editing ), checklist yang telah diisi akan dilakukan pengecekan kelengkapan atau kebenaran pengisian checklist sebelum data ditabulasi atau masuk dalam tabel master dan memisahkan checklist yang datanya belum lengkap.
b. Pengkodean (Coding), peneliti akan mengklasifikasikan data – data yang didapat dari checklist dengan kode atau nomor untuk mempermudah dalam membaca dan mempermudah proses data dalam komputer.
31 1). Osmolaritas cairan
Kurang dari 900 mOsm/L : 1. Lebih dari 90 mOsm/L : 2. 2). Lokasi pemasangan infuse.
Antebrachii : 1
Manus : 2
3). Perawatan balutan
Tiap hari : 1
Lebih dari satu hari : 2
Tidak pernah : 3 4). Jenis Kelamin Laki – laki : 1 Perempuan : 2 5). Phlebitis Tidak phlebitis : 1 Mungkin Phlebitis : 2. Phlebitis : 3 2. Analisis Data
Pengolahan data dan analisa data dilakukan dengan sistem komputer menggunakan program SPSS for windows version 15,0.
a. Analisis univariat
Setiap variabel independent yang meliputi osmolaritas cairan, lokasi pemasangan, perawatan balutan, jenis kelamin dan variabel dependen yang berupa kejadian phlebitis dianalisis secara analisis deskriptif untuk mendapatkan gambaran mengenai proporsi masing – masing variabel.
b. Analisis Bivariat
Untuk mencari hubungan antara data dari satu variabel independent dengan variabel dependent. Semua variabel independen yang berupa data kategorik dianalisa hubungan dengan menggunakan uji
32 G. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian perlu mendapatkan adanya rekomendasi dari institusi atau pihak lain dengan mengajukan permohonan ijin kepada institusi atau lembaga terkait tempat penelitian. Peneliti akan didampingi asisten peneliti yang telah diberikan penjelasan tujuan dan metode penelitian untuk menyamakan persepsi. Setelah mendapat persetujuan dari instansi terkait, peneliti akan memulai penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi :
1. Lembar persetujuan menjadi responden (Informed concent)
Sebelum lembar persetujuan diberikan kepada responden, lebih dahulu peneliti memberikan penjelasan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Jika responden bersedia maka diberi lembar persetujuan untuk menjadi responden untuk ditandatangani.
2. Tanpa nama (Anonimity).
Untuk menjaga kerahasian informasi dari responden peneliti tidak akan mencantumkan nama dari responden pada lembar pengumpul data, tetapi dengan memberikan nomer kode pada masing – masing lembar yang dilakukan oleh peneliti sebelum lembar pengumpul data diberikan kepada responden.
3. Kerahasian (Confidentiality).
Kerahasian informasi yang diberikan responden dijamin oleh peneliti dengan cara bahwa informasi tersebut hanya diketahui oleh peneliti dan dan pembimbing, dan hanya kelompok data tertentu yang disajikan sebagi hasil penelitian.
H.Jadwal penelitian
Terlampir.