• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai mahluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk bersosialisasi, bekerja sama, dan membutuhkan keberadaan manusia lainnya. Untuk itu keberadaaan sebuah organisasi sangat diperlukan sebagai suatu wadah yang dapat menghimpun atau mempermudah manusia dalam bersosialisasi dan bekerja sama. Organisasi merupakan suatu sarana yang beranggotakan orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Robbins, organisasi merupakan “ Consciously coordinated social entity with a relatively identifiable boundry, that funcions on relatively continuous basis to acnieve a common goals or a set of goals”. Dimana Robbin mengemukakan bahwa organisasi merupakan entri social. Unit-unit dari organisasi terdiri atas orang atau kelompok orang yang saling berinteraksi. Interaksi tersebut terkoordinasi secara sadar artinya dikelola dalam upaya mencapai tujuannya (Wirawan, 2007 : 2)

Organisasi dalam pencapaian tujuannya, faktor yang paling utama adalah sumber daya manusia, karena sebaik apapun dan sehebat apaun sebuah organisasi, serta sarana dan prasarana yang dimiliki organisasi, tanpa adanya peran dari sumber daya manusia (pegawai) semua itu tidak akan berjalan dengan baik, karena sumber daya manusia berperan sebagai motor penggerak bagi kehidupan organisasi, manusialah yang mengatur dan menjalankan sarana dan prasarana yang ada dalam organisasi. Tanpa adanya manusia sumber daya manusia, sumber daya lain yang dimiliki organisasi tidak akan dapat berjalan. Oleh karena itu, dalam upaya mendukung dalam pencapaian tujuan organisasi, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan professional. Sumber daya manusia yang berkualitas dan professional cenderung memiliki kinerja yang lebih baik, sehingga peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat penting untuk diperhatikan oleh pimpinan organisasi. Sumber daya manusia yang ada dalam organisasi harus senantiasa diberdayakan dan dikembangkan agar menjadi sumber daya yang kompetitif.

Keberhasilan suatu organisasi akan sangat erat dengan sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi tersebut, sehingga sebuah organisasi dituntut untuk

(2)

2

mengembangkan dan meningkatkan kinerja dari pegawai yang dimilikinya. Kinerja berarti hasil kerja yang dapat ditampilkan dari hasil kerja seseorang. Hal tersebut dapat disimpulkan dan diukur dengan adanya hasil kerja, hasil tugas, atau hasil kegiatan dalam kurun waktu tertentu (Notoamotdjo, 2009 : 124). Kinerja pegawai yang tinggi akan mendukung produktifitas organisasi, sehingga sudah seharusnya pimpinan organisasi senantiasa memperhatikan peningkatan kinerja anggotanya demi kemajuan dari sebuah organisasi. Peningkatan kinerja para anggota juga erat kaitanya dengan cara bagaimana organisasi mengembangkan sumber daya yang ada.

Bagi organisasi yang memberikan pelayanan kepada publik, tentu saja kinerja karyawan itu dapat dilihat dari bagaimana organisasi tersebut dalam memberikan pelayanan kepada publik, seperti pada BPSTW Ciparay Bandung yang memberikan pelayanan publik kepada kaum Tresna Werdha untuk membangun rasa aman dan nyaman dimasa lanjut usia. Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam memberikan pengarahan kepada karyawan apalagi pada saat-saat sekarang dimana semua dituntut untuk transparan dalam era demokrasi ini, maka kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang bisa memberdayakan keryawannya dengan baik. Kempemimpinan yang bisa menumbuhkan rasa percaya diri pada karyawan dan menjalankan tugasnya masing-masing dengan baik dan professional.

Siagian (2002:62) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain (para bawahannya) sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya.

Nimran (2004:64) mengemukakan bahwa kepemimpinan atau leadership adalah merupakan suatu proses mempengaruhi perilaku orang lain agar berprilaku seperti apa yang dikehendaki. Dalam Siagian (2006:66) siagan pun menegemukakan bahwa pemimpin atau kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan ada tiga bentuk yaitu yang bersifat interpersonal, peraan yang bersifat informasional dan peran pengambilan keputusan. Yang dimaksud dengan peranan yang bersifat interpersonal adalah bahwa seorang pemimpin dalam perusahan atau organisasi merupakan symbol akan keberadaan organisasi, seorangpemimpin bertangung jawab untuk memotivasi dan memberikan arahan kepada bawahan, dan seorang pemimpin mempunyai peranan sebagai penghubung. Peranan yang bersifat informasional mengandung arti sebagai

(3)

3

bahwa seorang pemimpin dalam organisasi mempunyai peran sebagai pemberi, penerima, penganalisa informasi. Sedangkan peranan pemimpin dalam pengambilan keputusan mempunyai arti bahwa pemimpin mempunyayi peran sebagai penentu kebijakan yang akan diambil berupa strategi-strategi yang mampu untuk mengembangkan inovasi, mengambil peluang atau kesempatan dan bernegosiasi dan menjalankan usaha dengan konsisten.

Robbin (2002:55) mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan untuk melakukan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan dengan kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual.

Siagian (2002:94) mengemukakan bahwa dalam kehidupan berorganisasi, termasuk kehidupan berkarya dalam organisasi bisnis, aspek motivasi kerja mutlak mendapat perhatian serius dari para manajer. Karena 4 (empat) pertimbangan utama yaitu: (1) Filsafat hidup manusia berkisar pada prinsip “quit pro quo”, yang dalam bahasa awam dicerminkan dalam pepatah yang mengatakan “ada ubi ada talas, ada budi ada balas”, (2) Dinamika kebutuhan manusia sangat kompleks dan tidak hanya bersifat materi, akan tetapi juga bersifat psikologis, (3) Tidak ada titik jenuh dalam pemuasan kebutuhan manusia, (4) perbedaan karakteristik individu dalam organisasi atau perusahaan, mengakibatkan titik adanya satupun teknik motivasi yang sama efektifnya untuk seseorang pada waktu dan kondisi yang berbeda-beda.

Faktor yang dapat menurunkan kinerja karyawan, diantaranya adalah menurunya keinginan untuk mencapai prestasi kerja, kurangnya ketetepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan sehingga kurang menaati peraturan, pengaruhnya bisa berasal dari lingkungannya, teman kerja yang juga menurun semangatnya dan tidak adanya contoh yang harus dijadikan acuan dalam pencapaian prestasi kerja yang baik. Semua itu merupakan sebab menurunnya kinerja pegawai dalam bekerja. Faktor-faktor yang dapat digunakan dalam meningkatkan kinerja pegawai diantaranya gaya kepemimpinan dan motivasi.

Dalam sebuah organisasi yang ada di Indonesia, kinerja publik merupakan hal yang sangat penting guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahaan yang bersih (clean governance), serta mendukung

(4)

4

tugas-tugas pemerintah untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat sesuai dengan ciri khasnya sebagai organisasi public yaitu berorientasi pada pelayanan public (service public oriented), bukan untuk mencari laba (profit oriented). Salah satu tantangan besar bagi organisasi publik saat ini adalah melaksanakan kinerja secara efektif dan efisien karena selama ini instansi pemerintah diidentikan dengan kinerja yang lambat, rumit, berbelit-belit dan penuh dengan Korupsi, Kolusi Nepotisme.

Dalam perkembangan era otonomi daerah ini, Indonesia semakin memiliki kesempatan yang besar untuk menata kehidupan bangsa yang lebih adil, sejahtera dan demokratis. Salah satunya lahirnya Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah seperti UU Nomor 22 tahun 1999 dan UU Nomor 32 tahun 2004. Adanya payung hukum ini membawa semangat baru bagi daerah-daerah untuk mengatur urusan rumah tangganya sendiri sehingga semakin banyaknya daerah-daerah otonomi baru. Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, bahwa untuk penyelenggaraan pemerintah daerah, kepala daerah perlu dibantu oleh perangkat daerah yang dapat menyelenggarakan seluruh urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah.

Balai Perlindungan Tresna Werdha Ciparay Bandung merupakan salah satu unit pelaksana teknis dinas dilingkungan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat yang melaksanakan fungsi sebagai fungsi dinas di bidang pelayanan dan perlindungan social bagi lanjut usia terlantar. Awalnya BPSTW merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan Kantor Wilayah departemen Sosial Provinsi Jawa Barat yang didirikan pada tahun 1979/1980 dengan Surat Putusan Mentri Sosial RI Nomor 41/HUK/Kep/X/79 tanggal 1 Nopember 1979 dengan nama Sasana Tresna werdha Pakutandang dan mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 1980. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 32/HUK/Kep/V/1982 tanggal 1 Nopember 1982 berubah nomenklatur menjadi PSTW Pakutandang.

Seiring dilaksankannya otonomi daerah maka berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 15 tahun 2000 PSTW Pakutandang berganti nomenklatur menjadi Balai Perlindungan Tresna Werdha Ciparay dan menjadi induk 3 instalasi PSTW yaitu PSTW Jiwa baru Garut, PSTW Sukma Raharja Bogor dan PSTW Budi daya Karawang. Dan pada tahun 2009 BPSTW kembali mengalami perubahan nomenklatur menjadi Balai Perlindungan Tresna

(5)

5

Werdha Ciparay Bandung dan Pemeliharaan Taman Makam Pahlawan berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 113 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Badan Lingkungan Pemerintas Provinsi Jawa Barat yang diikuti dengan penembahan dan perubahan nama instalasi menjadi Sub Unit Rumah Perlindungan Sosial Tresna Werdha (RPSTW) Garut, RPSTW Bogor, RPSTW Karawang dan ditambah dengan Sub Unit Pemeliharaan Unit Pemeliharaan Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung.

Dari hasil survey dan wawancara (Ibu Delimarni dengan jabatan Peksos) yang peniliti lakukan serta pengambilan data tabel absensi yang berada di organisasi BPSTW Ciparay Bandung, penulis menemukan dimana adanya fenomena lingkungan kerja yang membuat kinerja karyawan menurun hal ini disebabkan adanya kepemimpinan yang ada dilingkungan organisasi BPSTW Ciparay Bandung, kurang memberikan pengembangan intelektual untuk karyawan staff sedangkan pengembangan intelektual hanya selalu dikhususkan untuk para penjabat hal ini berdampak pada kurangnya peningkatan kualintas dan kuantitas kinerja yang ada saat ini, selain itu daari data absensi yang peniliti peroleh di organisasi BPSTW Ciparay Bandung seperti terlihat pada tabel dibawah ini

Tabel Absensi BPSTW Ciparay Bandung per- Mei 2015 sampai Juli 2016

Bulan Jumlah

pegawai

Keterangan tidak masuk kantor Izin Cuti Sakit Tanpa Keterangan

Mei 2015 23 - - 1 3 Juni 2015 23 - - 1 4 Juli 2015 18 - 6 - 3 Agustus 2015 18 - 5 - - September 2015 19 1 - 2 - Oktober 2015 19 - - - - November 2015 19 - - - - Desember 2015 19 - 11 2 3 Januari 2016 20 - 4 - 2 Februari 2016 20 3 2 5 4 Maret 2016 20 - - - 3

(6)

6

April 2016 20 - - - 4

Mei 2016 20 - - 3 3

Juni 2016 23 - - - 14

Juli 2016 23 - - - 2

Tabel 1.1 Tabel Absensi di BPSTW Ciparay Bandung

Tampak pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016, terdapat peningkatan jumlah absensi tanpa keterangan. Dari hasil suervey yang dilakukan adanya masalah lain yaitu kurang adanya perhatian dan reward yang bersifat non-finansial kepada para karyawan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian dan tertarik untuk melakukan penyusunan Laporan Tugas Akhir dengan mengambil judul: “ Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Balai Perlindungan Tresna Werdha Ciparay Bandung “

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Indentifikasi Masalah

Berdasakarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu apakah dalam kinerja pada BPSTW Ciparay Bandung berpengaruh dengan Kepemimpinan dan Motivasi sehingga dapat menimbulkan efek baik secara parsial atau simultan terhadap kinerja pegawai BPSTW Ciparay Bandung

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan dalam latar belakang pemilihan judul diatas, masalah yang akan diidentifikasi dalam penyusunan laporan tugas akhir adalah :

1. Bagaimana Kemimpinan di BPSTW Ciparay Bandung ? 2. Bagaimana Motivasi di BPSTW Ciparay Bandung ? 3. Bagaimana Kinerja di BPSTW Ciparay Bandung ?

4. Seberapa besar Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja pegawai BPSTW Ciparay Bandung ?

(7)

7 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan untuk memperloeh gambaran yang jelas tentang pengaruh kompetensi pegawai terhadap kinerja pegawai yang akan digunakan dalam rangka penyusunan skripsi.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui pengaruh variabel Kepemimpin terhadap kinerja pegawai di BPSTW Ciparay Bandung

2. Untuk mengetahui pengaruh variabel Motivasi terhadap kinerja pegawai di BPSTW Ciparay Bandung

3. Untuk mengetahui pengaruh Kinerja terhadap kinerja pegawai di BPSTW Ciparay Bandung

4. Untuk mengetahui Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja terhadap kinerja pegawai di BPSTW Ciparay Bandung

1.4 Manfaat Penelitian

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, yaitu :

1. Bagi Penulis

Dapat lebih memahami mengenai kompetensi dan pengaruh kinerja pegawai serta untuk mempelajari cara-cara penerapan teori yang penulis peroleh selama mengikuti perkuliahan.

2. Bagi BPSTW Ciparay Bandung

Sebagai salah satu masukan dan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan terhadap berbagai masalah yang muncul dalam organisasi menyangkut budaya organisasi dan kinerja pegawai.

3. Bagi Universitas Widyatama

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi civitas dan mahasiswa Universitas Widyatama Bandung

4. Bagi Pihak Lain

Sebagai sumber informasi yang bermanfaat dalam penelitian selanjutnya, serta dapat berguna untuk menambah pengetahuan wawasan khususnya di bidang sumber daya manusia.

(8)

8 1.5 Sitematika Penelitian

Dalam penulisan dan penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja pegawai pada BPSTW Ciparay Bandung”, peneliti membagikan kuesioner kepada karyawan yang menjadi responden sebanyak 23 orang. Kemudian dari kuesioner tersebut, peneliti menganalisis kriteria yang menjadi responden dan jawaban responden diolah menggunakan SPSS untuk mengetahui validitas, reliabilitas, korelasi rank spearman, koefisien determinasi dan hipotesis sehingga peneliti dapat mengetahui hasil dari penelitian ini.

Secara garis besar skripsi ini terdiri dari 5 bab dengan beberapa sub bab. Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal yang tertulis, berikut ini sistematika penulisan skripsi secara lengkap:

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan penjelasan tentang latar belakang masalah, identifikiasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi dengan objek yang ada di BPSTW Ciparay Bandung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka ini berisikan teori-teori dari definisi, sejarah dan perkembangan yang berhubungan dengan permasalahan yang di bahas yaitu tentang kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja pegawai pada BPSTW Ciparay Bandung. Toeri-teori yang terdapat dalam bab ini akan membantu dalam pemecahan masalah dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dijelaskan cara pengambilan data dan pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada. Kemudian dideskripsikan secara lebih rinci dan runtut rancangan penelitian, prosedur penelitian, teknik penarikan sampel dan kriterianya (termasuk populasinya), penetapan variabel penelitian dan definisi operasional penelitian, teknik analisis dan metode lainnya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi mengenai hasil penelitian dan pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan di bab 4.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini merupakan kesimpulan dari keseluruhan masalah yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, sesuai dengan hasil yang diperoleh dari tugas akhir.

Gambar

Tabel Absensi BPSTW Ciparay Bandung per- Mei 2015 sampai Juli 2016
Tabel 1.1 Tabel Absensi di BPSTW Ciparay Bandung

Referensi

Dokumen terkait

Petisi, yang pertama diselenggarakan oleh ilmuwan individu yang mendukung teknologi RG telah menghasilkan lebih dari 1.600 tanda tangan dari ahli ilmu tanaman mendukung pernyataan

Secara parsial, variabel kualitas layanan yang terdiri dari: dimensi variabel bukti fisik (tangibles) dan empati (emphaty) berpengaruh secara signifikan dan

Berbagai dikotomi antara ilmu – ilmu agama Islam dan ilmu – ilmu umum pada kenyataannya tidak mampu diselesaikan dengan pendekatan modernisasi sebagimana dilakukan Abduh dan

Sekolah harus melakukan evaluasi secara berkala dengan menggunakan suatu instrumen khusus yang dapat menilai tingkat kerentanan dan kapasitas murid sekolah untuk

BILLY TANG ENTERPRISE PT 15944, BATU 7, JALAN BESAR KEPONG 52100 KUALA LUMPUR WILAYAH PERSEKUTUAN CENTRAL EZ JET STATION LOT PT 6559, SECTOR C7/R13, BANDAR BARU WANGSA MAJU 51750

Penelitian ini difokuskan pada karakteristik berupa lirik, laras/ tangganada, lagu serta dongkari/ ornamentasi yang digunakan dalam pupuh Kinanti Kawali dengan pendekatan

Dari hasil perhitungan back testing pada tabel tersebut tampak bahwa nilai LR lebih kecil dari critical value sehingga dapat disimpulkan bahwa model perhitungan OpVaR