• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY F MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS, DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS DLANGGU KEBUPATEN MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN PADA NY F MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS, DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS DLANGGU KEBUPATEN MOJOKERTO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “F” MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS, DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS

DLANGGU KEBUPATEN MOJOKERTO Nafisatul Maula

1415401030

Subject : Asuhan Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, Neonatus dan Keluarga Berencana DESCRIPTION

Masalah Kesehatan Ibu dan Anak masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Dinas kesehatan Kabupaten Mojokerto tahun 2014 menyatakan bahwa, angka kematian ibu mencapai 90,68 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan, estimasi angka kematian bayi mencapai 16.542 kelahiran di Mojokerto. Dari seluruh kelahiran, tercatat 59 kasus lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 127. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kematian ibu dan bayi, harus dilakukan dengan berfokus dalam meningkatkan akses terhadap pelayanan yaitu pelayanan komprehensif.

Asuhan Kebidanan yang dilakukan pada Ny “F” masa hamil, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana. Di dalam penatalaksanaan dilakukan sesuai standar asuhan kebidanan dengan pendokumentasian SOAP. Asuhan Kebidanan dilakukan kunjungan kehamilan sebanyak 3 kali, bersalin 1 kali, nifas sebanyak 4 kali, neonatus 3 kali dan keluarga berencana 1 kali, mulai tanggal 13 Februari 2017 sampai 05 Mei 2017.

Pemberian asuhan kehamilan pada Ny “F” dari hasil pemeriksaan ditemukan beberapa masalah, pada kunjungan pertama ibu mengeluh sering buang air kecil dan cemas dengan tingka laku mertuanya. Pada proses persalinan manajemen kala I fase laten memanjang tetapi masih dikatakan normal. Pada kunjungan nifas ditemukan masalah konstipasi pada hari ke 5 pasca SC. Pada kunjungan Bayi Baru Lahir ditemukan masalah bayi mengalami ikterus di hari kedua tetapi masih dikatakan normal. Kunjungan keluarga berencana Ny “F” memutuskan untuk menggunakan KB suntik 3 bulan.

Asuhan kebidanan komprehensif ini sangat membantu Ny “F” dalam melewati masa hamil sampai KB. Diharapkan asuhan kebidanan komprehensif dapat diterima oleh pasien sehingga mengurangi rasa khawatir akan masalah yang muncul, dan diharapkan bidan mampu menganalisa dan memberikan asuhan serta bisa mendeteksi dini komplikasi yang terjadi sehingga dapat menurunkan AKI dan AKB.

SUMMARY

Maternal and Child Health issues are still a health problem in Indonesia.

Mojokerto District Health Office in 2014 stated that the maternal mortality rate

reached 90.68 per 100,000 live births. Meanwhile, the estimated infant mortality

rate reached 16,542 births in Mojokerto. Of all births, 59 deaths and 127 infant

deaths were reported. Factors related to maternal and infant mortality should be

done by focusing on improving access to services that are comprehensive

services.

Midwifery care performed on Mrs"F" during pregnancy, parturition,

postpartum, neonatal and family planning. In the management performed

according to midwifery standard by SOAP documentation. Midwifery care

performed 3 times that were pregnancy visit, once in parturition, 4 times in

(2)

postpartum, neonatal visit was 3 times and once in family planning, starting on

13 February 2017 until 05 May 2017.

Pregnancy carevisit in Mrs "F" from the examination found several

problems, on the first visit the mother complained of frequent urination and

anxiety with the behaviorof motherin-laws. In the process of parturition

management of the stage I was prolonged latent phase but still said to be normal.

On the postpartum visit found constipation problem on the 5th day of post SC. At

the Neonatal visit was found that the baby had jaundice on the second day but

was still normal. On family planning visit Mrs "F" decided to use 3 monthly

contraceptive injection.

Comprehensive midwifery care is very helpful Mrs "F" in passing

pregnancy to family planning. It is expected that comprehensive midwifery care

can be accepted by the patient so as to reduce the worry about the problems that

arise, and hopefully the midwife can analyze and provide care and can detect

early complications that occur so as to reduce MMR and IMR.

Keywords : Pregnancy, parturition, postpartum, neonatal, family

planning

Contributor : 1. Sari Priyanti, S.SiT, SKM, M.Kes

2. Agustin Dwi Syalfina, S.ST, SKM, M.Kes

Date :

Type Material : Laporan Tugas Akhir Identifiter :

Right : Open Document Summary :

A. LATAR BELAKANG

Salah satu indikator penting terhadap kualitas dan aksebilitas fasilitas pelayanan kesehatan yaitu dengan mengukur angka kematian ibu dan bayi. Penyebab utama dari kematian bayi yaitu Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), asfiksia dan infeksi. Penyebab utama kematian ibu komplikasi pada kehamilan dan persalinan juga meningkat padaibu hamil yang mengalami anemia, hipertensidan rendahnya status gizi.

Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang sangat meningkat menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015. Angka Kematian Ibu (AKI) di mojokerto

pada tahun 2013 mencapai 133,95 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2014

kematian ibu mengalami penurunan mencapai 90,68 per 100.000 kelahiran

hidup.

Indikator angka kematian anak yang berhubungan dengan anak yaitu Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA). Berdasarkan data tren angka kematian neonatal dan bayi menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 1991 mengalami

(3)

peningkatan yang cukup signifikan sebesar 68 per 1.000 kelahiran hidup pada angka kematian neonatal sedangkan angka kematian bayi sebesar 68 per 1.000 kelahiran hidup. Menurut hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 AKB sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup, begitu pula dengan Angka kematian Balita (AKABA) sebesar 26,29 per 1.000 kelahiran hidup menurut SUPAS 2015. Kematian bayi di Mojokerto adalah kematian bayi yang belum mencapai umur satu tahun per 1.000 kelahiran hidup, pada tahun 2014 dilaporkan terjadi 16.542 kelahiran di Mojokerto. Dari seluruh kelahiran, tercatat 59 kasus lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 127. Pada tahun 2011 angka kematian bayi mengalami kenaikan sebesar 201 per 1.000 kelahiran hidup, di tahun 2012 sampai 2014 AKB mengalami penurunan, tahun 2014 mencapai 127 per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi di Kabupaten Mojokerto ini disebabkan oleh Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), asfiksia, infeksi, dan lain lain.

Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor yaitu 3T (terlambat dalam mengambil keputusan, terlambat memperoleh pelayanan kesehatan, dan terlambat merujuk) dan 4T (terlalu muda untuk hamil, terlalu tua untuk hamil, terlalu dekat jarak kehamilan, dan terlalu sering hamil) dan ada penyebab lain kematian ibu ialah pendarahan, preeklampsia atau gangguan akibat tekanan darah tinggi saat kehamilan, dan infeksi (Profil Kesehatan Kota Mojokerto, 2011). Penyebab preeklampsia dikarenakan ibu hamil tidak mendapatkan penanganan yang tepat akibat minimnya pengetahuan ibu terhadap tanda dan bahaya pada kehamilan. Angka kematian ibu dan bayi bisa diwujudkan dengan pemberian pelayanan antenatal care minimal empat kali kunjungan selama kehamilan, dengan waktu minimal satu kali pada trimester pertama, satu kali trimester dua dan dua kali pada trimester tiga. Standar waktu pelayanan tersebut terjamin dapat melindungi ibu dan bayi berupa deteksi dini faktor resiko, pencegahan, dan penanganan dini kompilkasi kehamilan (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2014).

Salah satu upaya dinas kesehatan untuk menurunkan AKI dan AKB ialah pengembangan desa pelaksanaan P4K ( program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi). Pelaksanaan P4K yaitu dengan memasang stiker pada setiap rumah yang ada ibu hamil. Diharapkan dengan adanya stiker di depan rumah semua warga masyarakat mengetahui dan juga dapat membantu menyelamatkan ibu hamil dan ibu bersalin. Dianjurkan kepada ibu hamil untuk melahirkan ke fasilitas kesehatan termasuk bidan desa. Bidan diharuskan melaksanakan pelayanan kebidanan yaitu pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, asuhan masa nifas dan perawatan bayi baru lahir, dengan menggunakan stiker sasaran dalam meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir. Angka kematian ibu dan bayi diturunkan dengan cara memberikan pelayanan kesehatan terutama pada pelayan pertolongan persalinan. Pelayanan pertolongan persalinan yang dimaksud yaitu pertolongan yang sesuai dengan standart kebidanan. Dan kita sebagai mahasiswa juga ikut serta untuk memberitahu pada ibu kapan melaksanakan pemeriksaan pada tenaga kesehatan dan mengingatkan untuk selalu minum tablet Fe yang sudah diberikan oleh bidan.

Salah satu upaya untuk mewujudkan program P4K yaitu dengan memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan (continuity of care), yaitu dengan memberikan pelayanan secara berkesinambungan sesuai kebutuhan. Di Mojokerto sendiri sudah diterapkan program GEBRAK (Gerak Bersama Amankan Kehamilan).

(4)

Metode penelitian ini menggunakan manajement kebidanan secara komprehensif dengan teknik SOAP yang meliputi S (Subjective) yang menggambarkan pendokumentasian dari hasil anamnesis. O (Objective) yang menggambarkan hasil pendokumentasian dari hasil pemeriksaan pada pasien. A (Assesment) analisa dari data Subjective dan Objective yang berupa diagnosa dan masalah. P (Planning) yaitu menggambarkan perencanaan dan pelaksanaan tindakan yang diberikan pada pasien sesuai dengan diagnosa dan masalah. Sasaran asuhan kebidanan ditujukan kepada ibu dengan memperhatikan continuity of care yaitu pada Ny “F” usia 22 tahun mulai hamil 37 minggu, bersalin, nifas, neonatus, dan keluarga berencana. Lokasi penelitian ini dilakukan di wilayah kerja UPT Puskesmas Dlanggu Kabupaten Mojokerto, yaitu 13 Februari – 05 Mei 2017.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada masa kehamilan Ny “F” melakukan pemeriksaan antenatal care secara rutin. Pada awal kehamilan trimester I Ny “F” mengalami morning sickness. Menurut (Sari, 2014) cara mengatasi morning sickness yaitu dengan cara diet misalnya dengan makan sedikit tapi sering dan menghindari makanan berlemak yang dapat merangsang mual. Penggunaan Vit B6 atau obat lainnya diberikan bila dengan cara diet mual muntah belum teratasi. Pijatan pada awal kehamilan juga dapat mengurangi mual muntah.

Pada masa kehamilan Ny “F” melakukan antenatal care secara teratur yaitu pada trimester I dilakukan sebanyak 3 kali, pada trimester II dilakukan sebanyak 3 kali dan trimester ke III dilakukan sebanyak 8 kali. Menurut (Agustin, 2015) kualitas antenatal care dilihat dari frekuensi dan keteraturan kunjungan pemeriksaan kehamilan ibu yang melahirkan bayi asfiksia lebih rendah dibandingkan ibu yang melahirkan bayi non asfiksia. Jadwal pemeriksaan kehamilan pertama kali yang ideal adalah dilakukan sedini mungkin ketika 1 bulan terlambat haid, periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan, periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan. Jadwal minimal pemeriksaan antenatal care sebanyak empat kali.

Berdasarkan anamnesa pada usia kehamilan 37 minggu di kunjungan pertama ibu mengatakan sering buang air kecil. Keadaan tersebut merupakan keadaan yang fisiologis pada wanita hamil pada umumnya, menurut (Hutahaean, 2013) mengatakan bahwa sering buang air kecil terjadi karena janin yang semakin besar akan menekan kandung kemih ibu, sehingga kapasitas kandung kemih ibu terbatas dan sering buang air kecil. Berdasarkan hasil yang dialami oleh Ny “F” sering buang air kecil merupakan hal fisiologis karena semakin besarnya uterus akan menekan kandung kemih ibu sehingga Ny “F” mengalami sering buang air kecil.Sebaiknya ibu mengurangi asupan nutrisi pada malam hari untuk mengurangi terjadinya sering buang air kecil.

Berdasarkan anamnesa pada usia kehamilan 37 minggu pada pemeriksaan umum didapatkan hasil tekanan darah 90/70 mmHg, suhu 36,40c, nadi 92x/menit, pernafasan 20x/menit. Menurut teori (Sridianti, 2016) tekanan darah normal pada ibu hamil adalah 120/80 mmHg, sedangkan tekanan darah Ny “F” 90/70 mmHg jadi Ny “F” mengalami hipotensi pada kehamilan. Tekanan darah rendah pada ibu hamil dikarenakan tingkat progesterone tinggi selama kehamilan sehingga menyebabkan relaksasi dari dinding uteri yang menyebabkan tekanan darah rendah.

Hasil pemeriksaan penambahan berat badan pada Ny “F” yaitu 55 kg sedangkan berat badan sebelum hamil adalah 42,5 kg, hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan berat badan dari sebelum hamil sampai trimester II sebesar 13 kg. Hasil pemeriksaan TFU pada Ny “F” usia kehamilan 37 minggu didapatkan hasil 24

(5)

cm. Menurut teori (Kamariyah, 2014) perkiraan TFU pada usia 36 minggu adalah 32cm diatas simfisis dan diusia kehamilan 40 minggu adalah 37,7 cm diatas simfisis. Berdasarkan hasil pemeriksaan TFU pada Ny “F” terdapat ketidaksesuaian antara fakta dan teori. Hal ini dapat dipengaruhi oleh asupan nutrisi ibu yang tidak sesuai sehingga TFU saat hamil berada dalam keadaan yang tidak normal.

Pada kunjungan kedua ibu mengeluh nyeri pinggang. Hal ini juga fisiologis sesuai dengan teori (Hani, dkk, 2014) keluhan pada ibu hamil trimester III yaitu nyeri pada punggung bagian bawah disebabkan karena perubahan struktur ligamentum dan otot tulang belakang bagian tengah dan bawah sehingga menyebabkan tekanan berat pada punggung. Sehubugan dengan hal tersebut, keluhan yang dialami oleh Ny “F” masih dalam batas wajar dan termasuk dalam kehamilan fisiologis. Penatalaksanaan yang diberikan pada ibu yang mengalami keluhan nyeri punggung adalah menganjurkan ibu untuk melakukan olah raga ringan seperti jalan-jalan di pagi hari, dapat menjaga kesehatan punggung dengan cara membuat seluruh tubuh tetap bugar. Menganjurkan ibu untuk tidak mengangkat barang berat karena dapat memperburuk sakit pada punggung.

Pada kunjungan ketiga usia kehamilan 39-40 minggu ibu mengeluh sering kenceng menurut teori (Sukarni dan Margareth, 2013) his pada umumnya ditandai dengan aktivitas otot polos miometrium yang relatif tenang, yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin, sampai dengan kehamilan aterm, terasa kenceng-kenceng sering, teratur dengan nyeri menjalar dari pinggang ke paha. Hal ini disebabkan karena pengaruh hormon oksitosin yang secara fisioligis membantu dalam proses pengeluaran janin.

Pada kunjungan ketiga UK Ny “F” 41 minggu. Ny “F” mengalami postdate atau kehamilan lewat waktu. Menurut (Prawirohardjo, 2009) kehamilan postterm/postdate/serotinus adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu atau lebih dihitung dari hari pertama haid terakhir. Penyebab dari postterm ialah pengaruh hormone yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilaan telah cukup bulan sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang.

Pada persalinan Ny “F” mengalami fase laten memanjang yaitu dengan durasi 9 jam dari pembukaan 0 ke pembukaan 1, menurut Friedman dan Sachtleben di buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo (2009) mendefinisikan fase laten berkepanjangan apabila lama fase ini lebih dari 20 jam pada nulipara dan 14 jam pada ibu multipara. Faktor-faktor yang mempengaruhi durasi fase laten memanjang ini antara lain anestesia regional atau sedasi yang berlebihan, keadaan serviks yang buruk (misal tebal, tidak mengalami pendataran, atau tidak membuka), dan persalinan palsu.

Pada tanggal 27 maret 2017 jam 22.45 ibu dibawah ke ruang operasi untuk melakukan SC. Menurut (Sari, 2016) persalinan dengan operasi SC akan mengakibatkan adanya sayatan pada dinding perut ibu sehingga fase penyembuhan ibu akan lebih lama, kondisi kelemahan fisik ibu dan kondisi bayi akan menimbulkan kecemasan pada ibu dan kekhawatiran dan dapat mengganggu kondisi psikologis, mengganggu proses bounding attachment yang pada akhirnya akan menstimulus terjadinya postpartum blues.

Hasil pengkajian kunjungan nifas pertama (6 jam post SC), keluhan pada Ny “F” adalah nyeri pada luka jahitan, hal ini normal pada pasien yang telah melakukan pembedahan pada operasi SC. Menurut (Myles, 2009) nyeri disebabkan oleh stimulus, stimulus ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Oleh karena itu sensasi nyeri dapat dibedakan dengan sensasi lainnya. Stimulus nyeri juga dapat

(6)

mengakibatkan berbagai perubahan, seperti peningkatan frekuensi jantung, peningkatan tekanan darah, dan peningkatan kadar glukosa darah.

Berdasarkan hasil pemeriksaan luka jahitan pada Ny “F” tidak ada tanda-tanda infeksi. Ibu tidak tarak makan, ibu makan makanan yang menggandung unsur gizi seimbang dan semua makanan dimakan kecuali yang membuat ibu alergi menurut (Agustin, 2016) pola makan yang sehat adalah makanan mengandung semua unsur gizi seimbang sesuai kebutuhan tubuh, baik protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air. Sumbernya harus dipilih yang alami. Nutrisi pada ibu nifas berguna untuk memenuhi nutrisi ibu agar dapat mencukupi kebutuhan asi bayinya, dan memelihara kesehatan tubuh ibu.

Pada kunjungan nifas kedua (5 hari post partum) Ny “F” mengalami konstipasi, TFU 2 jari dibawah pusat. Menurut (Sari Eka, 2014) konstipasi pada masa nifas yaitu keadaan dimana tonus otot menurun selama proses persalinan dan pada awal masa post partum. Sistem pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu yang berangsur-angsur untuk kembali normal. Pola makan ibu nifas tidak akan seperti biasa dalam beberapa hari. Faktor-faktor tersebut yang mendukung konstipasi pada ibu nifas dalam minggu pertama.

Pada kunjungan ketiga 2 minggu post SC TFU sudah tidak teraba diatas simfisis dan pengeluaran lochea serosa, kunjungan 6 minggu post SC TFU normal seperti sebelum hamil dan pengeluaran lochea alba, tidak ada bendungan ASI, kontraksi uterus baik dan Ny “F” telah mendapatkan asuhan mengenai alat kontrasepsi, dan Ny “F” memutuskan untuk menggunakan KB suntik 3 bulan karena masih menyusui bayinya.

Pada hari kedua bayi Ny “F” mengalami kuning pada bagian kepala dan dada. Menurut teori (dr. Arief, 2009) ikterus yang timbul pada hari kedua dan hari ketiga serta tidak mempunyai dasar patologis atau tidak mempunyai potensi menjadi kern ikterus. Penyebab ikterus pada bayi disebabkan oleh faktor produksi bilirubin yang melebihi, dan gangguan transportasi dalam metabolisme. Maka dari itu ibu harus memberi ASI secara adekuat dan jemur bayi pada waktu pagi hari kurang lebih ½ jam.

Pada kunjungan neonatus kedua usia 6 hari dilakukan pemeriksaan dengan hasil BB 3000 gram, PB 50 cm, lingkar kepala 36 cm, lingkar lengan atas 11 cm. Menurut (Sondakh, 2013) berat badan lahir normalnya 2500-4000 gram, panjang badan lahir 48-52 cm, lingkar kepala 33-38 cm, lingkar lengan atas normalnya 10-11 cm. Pada usia 0 hingga 3 bulan, berat badan bayi akan bertambah sebanyak 30 gram per hari, dalam sebulan bayi akan mengalami kenaikan berat badan sekitar 900 gram. Hasil pemeriksaan pada kunjungan ketiga bahwa bayi Ny “F” sehat tidak ada keluhan yang dialami bayi, bayi menyusu dengan kuat dan diberi susu formula. BAB 1x/hari warna kuning kecoklatan agak sedikit encer, suhu 36,70c, denyut jantung 140 x/menit, pernafasan 40 x/menit, berat badan 3500 gram. Hasil pemeriksaan eliminasi bayi Ny “F” 3 kali kunjungan tidak mengalami gangguan sesuai dengan batas normal.

Pada saat kunjungan KB ibu sudah menentukan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan sebagai alat kontrasepsinya karena suntik 3 bulan sesuai dengan ibu menyusui walaupun bayinya menyusu ASI dan PASI.

D. SIMPULAN

1. Asuhan kehamilan pada Ny “F” dari awal pertemuan pada tanggal 28 Februari 2017 sampai dengan berakhirnya masa nifas tanggal 26 April 2017. Pemeriksaan ANC dilakukan sebanyak 3 kali dengan standart 10T, yang tidak dilakukan dalam

(7)

10 T yaitu, test terhadap penyakit infeksi menular seksual dari hasil pengkajian dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan atau komplikasi pada ibu dan janin pada saat kehamilan.

2. Asuhan persalinan pada Ny “F” G1 P0000 usia kehamilan 41 minggu, tunggal, hidup, letak kepala, intra uterin, kesan jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan janin baik, terjadi pada tanggal 27 maret 2017. Proses persalinan secara SC ditolong oleh dokter. Keadaan umum ibu dan janin baik, tensi dalam batas normal, kontraksi uterus baik.

3. Asuhan nifas pada Ny “F” dari tanggal 28 Maret 2017 sampai tanggal 26 April 2017 yaitu dari 6 jam post partum sampai 6 minggu post partum. Selama pemantauan berlangsung ditemukan ibu tidak bisa BAB pada hari ke 5 post Sc. 4. Asuhan neonatus pada bayi Ny “F” yang berjenis kelamin laki-laki dengan PB 50

cm, BB 3000 gram, lingkar kepala 36 cm. Tidak ditemukan adanya cacat serta tanda bahaya, tetapi pada waktu di RSUD Prof.Dr. soekandar mengalami ikterus pada bagian kepala dan dada. Bayi telah diberikan salep mata dan Vit Neo K 1 mg/0,5 cc dan telah diberikan imunisasi Hb0 usia 4 hari dan saat pemeriksaan tidak ditemukan adanya tanda bahaya dan komplikasi pada bayi.

5. Setelah mendapatkan konseling ibu memutuskan untuk menggunakan KB suntik 3 bulan sebagai alat kontrasepsinya. Dari hasil pemeriksaan ibu tidak ada indikasi dalam penggunaan KB suntik 3 bulan seperti adanya tumor, gangguan menstruasi, dan tidak mengganggu produksi ASI.

E. REKOMENDASI

1. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan

Dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan mahasiswa dan mendukung peningkatan kempotensi sehingga dapat menghasilkan mahasiswa kebidanan yang berkualitas.

2. Bagi penulis

Dapat meningkatkan wawasan, pengalaman, ilmu pengetahuan bagi penulis dalam memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil trimester III, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana.

3. Bagi klinik

Asuhan yang diberikan sudah cukup baik dan hendaknya lebih meningkatkan mutu pelayanan agar dapat memberikan asuhan yang baik sesuai dengan standart asuhan kebidanan serta dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan agar dapat menerapkan setiap asuhan kebidanan sesuai dengan teori dari kehamilan, persalinan, nifas, neonatus sampai KB.

4. Bagi klien

Klien diharapkan dapat memahami pentingnya asuhan kebidanan secara berkelanjutan atau continuity of care.

(8)

F. DAFTAR PUSTAKA

Agustin, dwi syalfina. (2016). Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas. PROSIDING IAKMI JABAR .

Agustin, dwi syalfina. (2015). Analisis Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Asfiksia Neonatorum. Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol 3, No. 3 September 2015:265-276

Ambarwati. (2010). Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra Cendekia. Asrinah. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Damai Yanti, D. S. (2014). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Bandung: Refika

Aditama.

Davies, M. W., & Cartwright, D. W. (2008). Catatan Saku Neonatologi. Jakarta: EGC.

Depkes RI. (2015). profil kesehatan indonesia 2014. jakarta: departemen kesehatan. Depkes RI. (2016). profil kesehatan indonesia 2015. jakarta: departemen kesehatan. dr. Arief ZR, W. K. (2009). neonatus dan asuhan keperawatan anak. yogyakarta:

nuha medika.

Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto 2014. (2015). mojokerto: dinas kesehatan mojokerto.

Profil Kesehatan Kota Mojokerto. (2011). mojokerto: dinas kesehatan kota mojokerto.

profil kesehatan provinsi jawa timur . (2014). surabaya: dinas kesehatan provinsi jawa timur.

Saifuddin, A. B., & dkk. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sari, Priyanti. (2014). Cara Mengatasi Morning Sickness Pada Ibu Hamil Trimester I Di BPS Ny Wahyu Surowati Desa Warungdowo Pohjentrek Pasuruan. Hospital Majapahit , 6.

Sari, Priyanti. (2016). Pengaruh Cara Persalinan Terhadap Terjadinya Postpartum Blues Di RSUD RA. Basoeni Kabupaten Mojokerto.TESIS S2 IKM UNAIR. Sondakh, J. j. (2013). Asuhan kebidanan persalinan dan bayi. Jakarta: Erlangga. Sondakh, J. J. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:

Erlangga.

Sudarti. (2010). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.

Sugeng Jitowiyono, W. K. (2010). Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika.

suherni. (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.

Sukarni, I. (2013). Kehamila Persalinan dan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika. Sukarni, I. M. (2013). Kehamilan, Persalinan, dan Nifas dilengkapi dengan patologi.

Nuha Medika.

Wulandari, A. E. (2008). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta. ALAMAT RESPONDEN

Email : Nafisatul.maula65@gmail.com Alamat : Wirogunan, Kota Pasuruan No. Hp : 082244220827

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melihat pengaruh hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MIS Ikhwanul Muslimin Tembung terutama pada materi Masa Penjajahan

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Desain dalam pembelajaran sejarah Indonesia di SMK Bakti Karya

Namun dalam kondisi seperti ini ( pandemi Covid-19 ) umat Hindu Bongso wetan meyakini bahwa pandemi adalah pringatan agar manusia tidak lagi berbuat kerusakan, dan menjadi

Modul yang dijelaskan diatas merupakan salah satu koneksi SAP r/3 menggunakan bahasa pemrograman lain, masih banyak sekali bahasa pemrograman lainnya yang dapat berhubungan dengan

Cara ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi Sistem Informasi Akuntansi Penentuan Harga Pokok Penjualan yang akan penulis

Kata Sandang (di depan huruf syamsiah dan qamariah) Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf لا namun dalam transliterasi ini kata sandang dibedakan

Berdasarkan penenlitian ini dapat disimpulkan bahwa Senyawa 3-BM dapat disintesis melalui reaksi benzoilasi antara asam 3-amino-4-metil benzoat dengan benzoil klorida,

Sedangkan triangulasi metode akan dilakukan dengan mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dari berbagai teknik pengumpulan data yang digunakan