• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

PENETAPAN

Nomor: 98/Pdt.P/2013/PA-JB

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Jakarta Barat yang mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama, telah menjatuhkan penetapan sebagaimana tersebut di bawah ini dalam perkara Permohonan Penetapan Ahli Waris dan Penetapan Wali yang diajukan oleh :

1 PEMOHON I, umur XX tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat kediaman di Jakarta Barat, yang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri dan mewakili kepentingan anak yang masih dibawah umur yang bernama ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I, Laki-laki, umur XX tahun, selanjutnya disebut sebagai Pemohon I;

2 PEMOHON II, umur XX tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan Mahasiswa, tempat kediaman di Jakarta Barat, selanjutnya disebut sebagai Pemohon II;

selanjutnya secara keseluruhan disebut para Pemohon ; PENGADILAN AGAMA tersebut;

Telah membaca dan mempelajari semua surat perkara;

Telah membaca penetapan sela No. 98/Pdt.P/2013/PAJB tanggal 29 Juli 2013 ; Telah mendengar keterangan para Pemohon dan saksi-saksi di persidangan;

Menimbang, bahwa para Pemohon di dalam surat permohonan yang ditandatangani para Pemohon tersebut tertanggal 15 Juli 2013, dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Jakarta Barat dengan Register Nomor: 98/ Pdt.P/2013/PA-JB., mengemukakan hal-hal yang disimpulkan sebagai berikut ;

1 Bahwa pada tanggal 14 Januari 1995 telah meninggal dunia seorang laki-laki bernama PEWARIS, sesuai Akta Kematian dari Keucik Gampong Keuramat Kecamatan Kuta Alam Daerah Istimewa Aceh, Nomor : XXXXXXX tanggal 19 Maret 2013 ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

2 Bahwa pada saat PEWARIS meninggal dunia, ayah kandungnya yang bernama AYAH PEWARIS dan ibu kandungnya yang bernama IBU PEWARIS telah meninggal dunia ;

3 Bahwa semasa hidupnya PEWARIS telah menikah satu kali, yaitu dengan seorang perempuan yang bernama PEMOHON I dan dari pernikahan tersebut telah dikaruniai 2 (dua) orang anak yang bernama PEMOHON II (umur XX tahun) dan ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I (umur XX tahun) ;

4 Bahwa dengan meninggalnya PEWARIS, maka para Pemohon mohon agar Pengadilan Agama Jakarta Barat berkenan menetapkan ahlri waris yang berhak dan menetapkan bagian masing-masing ahli waris dari Pewaris ;: 5 Bahwa kepentingan pengurusan akta waris ini untuk mengurus harta atas

nama almarhum ;

6 Bahwa dikarenakan ahli waris tersebut ada yang masih dibawah umur dan belum cukup untuk melakukan perbuatan hokum, maka Pemohon I mohon kepada Pengadilan Agama Jakarta Barat berkenan menetapkan Pemohon I dan memberikan izin Pemohon I untuk melakukan perbuatan hokum untuk dan atas nama ahli waris yang masih dibawah umur tersebut yang bernama ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I, laki-laki, umur XX tahun ;

7 Bahwa oleh karena para Pemohon tergolong orang yang tidak mampu sebagaimana surat keterangan dari kelurahan Joglo dan para Pemohon tidak mempunyai penghasilan tetap, maka para Pemohon mohon kepada Pengadilan untuk membebaskan biaya dalam perkara ini ;

8 Bahwa atas dasar hal-hal sebagaimana tersebut di atas, cukup beralasan bagi para Pemohon untuk mengajukan permohonan penetapan Ahli Waris ini selanjutnya berkenan menetapkan para Pemohon sebagai ahli waris dari almarhum PEWARIS dan hak bagian masing-masingnya ;

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dengan ini Para Pemohon, mohon dengan hormat kepada Bapak Ketua Pengadilan Agama Kelas I. A Jakarta Barat berkenan mempertimbangkan dalil-dalil dari Para Pemohon ini dan selanjutnya menetapkan sebagai berikut :

1 Mengabulkan permohonan Para Pemohon secara Cuma-cuma ; 2 Menetapkan ahli waris yang berhak dari almarhum PEWARIS adalah ;

1 PEMOHON I (isteri) ;

2 PEMOHON II (anak kandung) ;

3 ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I (anak kandung) ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

3 Menetapkan Pemohon I (PEMOHON I) untuk melakukan perbuatan hokum dan tindakan hokum atas anak yang masih dibawah umur yang bernama ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I, umur XX tahun ;

4 Menetapkan biaya kepada Negara ;

Atau apabila Pengadilan berpendapat lain, mohon penetapan yang seadil – adilnya ;

Menimbang, bahwa pada hari-hari sidang yang telah ditentukan, para Pemohon telah datang menghadap di persidangan, dan menyatakan tetap meneruskan perkaranya ;

Menimbang, bahwa permohonan para Pemohon telah dibacakan dan atas pertanyaan Majlis para Pemohon tetap pada permohonannya ;

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, para Pemohon telah mengajukan bukti-bukti sebagai berikut :

I. Surat-surat :

1a. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk Nomor XXXXXXX tertanggal 13 Juni 2012 atas nama PEMOHON I (Pemohon I) yang dikeluarkan oleh Kantor Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, telah dicocokkan dengan dan bermeterai cukup (bukti P1a) ;

1.b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk Nomor XXXXXXX tertanggal 13 Juni 2012 atas nama PEMOHON II (Pemohon II) yang dikeluarkan oleh Kantor Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, telah dicocokkan dengan aslinya dan bermeterai cukup (bukti P1b) ;

1.c. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk Nomor XXXXXXX tertanggal 9 Agustus 2012 atas nama ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I yang dikeluarkan oleh Kantor Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, telah dicocokkan dengan aslinya dan bermeterai cukup (bukti P1c) ;

2 Fotokopi Kartu Keluarga atas nama PEMOHON I (Pemohon I) Nomor XXXXXXX tanggal 22 Mei 2006 yang dikeluarkan oleh Kantor Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, telah dicocokkan dengan aslinya dan bermeterai cukup (bukti P2);

3 Fotokopi Kutipan Akta Kelahiran Nomor XXXXXXX tertanggal 2 Agustus 2005 atas nama PEMOHON II, (laki-laki) lahir tanggal tertanggal XXXXXXX, yang dikeluarkan oleh Kantor Catatan Sipil Kota Banda Aceh, telah dicocokkan dengan aslinya dan bermeterai cukup (bukti P3) ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

4 Fotokopi Kutipan Akta Kelahiran Nomor XXXXXXX tertanggal 2 Agustus 2005 atas nama ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I, (laki-laki) lahir tanggal tertanggal XXXXXXX, yang dikeluarkan oleh Kantor Catatan Sipil Kota Banda Aceh, telah dicocokkan dengan aslinya dan bermeterai cukup (bukti P4) ;

5 Fotokopi Surat Keterangan Kematian Nomor XXXXXXX tertanggal 19 Maret 2013, yang dikeluarkan oleh Keuchik Gampong Keuramat, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh, telah dicocokkan dengan aslinya dan bermeterai cukup (bukti P5) ;

II. Saksi-saksi :

1 SAKSI 1, umur XX tahun, agama Islam, bersumpah, menerangkan pada pokoknya disimpulkan sebagai berikut ;

• Bahwa saksi mengaku kenal dengan para Pemohon karena saksi bibi Pemohon I ;

• Bahwa setahu saksi Pemohon I (PEMOHON I) telah menikah menurut agama Islam pada tanggal 28 April 1991 di daerah Aceh, dan dari pernikahan tersebut telah dikaruniai 2 (dua) orang anak laki-laki yaitu (1) PEMOHON II dan (2) ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I ;

• Bahwa PEWARIS telah meninggal dunia pada tanggal 14 Januari 1995 karena sakit dan dalam keadaan beragama Islam ;

• Bahwa ayah kandung PEWARIS yang bernama AYAH PEWARIS dan Ibunya yang bernama IBU PEWARIS, telah meninggal dunia lebih dulu ;

• Bahwa pada saat PEWARIS meninggal dunia, yang masih hidup adalah PEMOHON II (anak laki-laki), ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I (anak laki-laki) dan seorang isteri yang bernama PEMOHON I ;

• Bahwa setahu saksi almarhum PEWARIS dan para Pemohon beragama Islam ;

• Bahwa setahu saksi, setelah PEWARIS meninggal dunia, kedua anaknya yang bernama PEMOHON II dan ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I tinggal dan diurus oleh Pemohon I (PEMOHON I) ;

2 SAKSI 2, umur XX tahun, agama Islam, bersumpah, menerangkan pada pokoknya disimpulkan sebagai berikut ;

• Bahwa saksi mengaku kenal dengan para Pemohon karena saksi adalah kakak kandung Pemohon I ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

• Bahwa Pemohon I (PEMOHON I) telah menikah menurut agama Islam pada tanggal 28 April 1991 di daerah Aceh, dan dari pernikahan tersebut telah dikaruniai 2 (dua) orang anak laki-laki yaitu (1) PEMOHON II dan (2) ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I ;

• Bahwa PEWARIS telah meninggal dunia pada tanggal 14 Januari 1995 karena sakit dan dalam keadaan beragama Islam ;

• Bahwa ayah kandung PEWARIS yang bernama AYAH PEWARIS dan Ibunya yang bernama IBU PEWARIS, telah meninggal dunia lebih dulu ;

• Bahwa pada saat PEWARIS meninggal dunia, yang masih hidup adalah PEMOHON II (anak laki-laki), ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I (anak laki-laki) dan seorang isteri yang bernama PEMOHON I ;

• Bahwa setahu saksi almarhum PEWARIS dan para Pemohon beragama Islam ;

• Bahwa setelah PEWARIS meninggal dunia, kedua anaknya yang bernama PEMOHON II dan ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I tinggal dan diurus oleh Pemohon I (PEMOHON I) ;

Menimbang, bahwa majlis telah mendengar anak yang dimohonkan perwaliannya oleh Pemohon I bernama ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I yang telah memberikan keterangan diluar sumpah di depan persidangan mengemukakan hal-hal yang bersesuaian dengan dalil-dalil permohonan Pemohon I dengan keterangan tambahan bahwa ia menyerahkan urusannya didepan hokum kepada Pemohon I ;

Menimbang, bahwa para Pemohon telah tidak mengajukan bukti-bukti lagi di persidangan, dan telah menyampaikan kesimpulannya secara lisan yang pada pokoknya mempertahankan segala sesuatu yang telah diajukan di persidangan dan selanjutnya memohon untuk diberikan penetapan;

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan diajukannya permohonan para Pemohon adalah sebagaimana telah terurai di atas;

Menimbang, bahwa permohonan para Pemohon pada pokoknya meliputi 2 (dua) hal, yakni pertama mengenai penetapan ahli waris, dan kedua mengenai penetapan wali ;

Menimbang, bahwa setentang kumulasi permohonan tersebut majlis mempertimbangkan sebagai berikut ;

Menimbang, bahwa berdasarkan yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor 2990K/Pdt/1990 tanggal 23 Mei 1992 dan Buku II Edisi Revisi 2010 hal 76

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

penggabungan beberapa tuntutan dalam satu gugatan diperkenankan apabila penggabungan itu menguntungkan proses, yaitu apabila antara tuntutan yang digabungkan itu ada koneksitas dan penggabungan akan memudahkan pemeriksaan serta akan dapat mencegah kemungkinan adanya putusan-putusan yang saling bertentangan ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut majlis berpendapat bahwa penggabungan permohonan penetapan ahli waris dan penetapan wali dalam perkara a quo memiliki koneksitas/hubungan erat dimana para Pemohon adalah ahli waris dari almarhum PEWARIS, dan permohonan penetapan ahli waris dan penetapan wali termasuk dalam lingkup hokum keluarga yang menjadi yurisdiksi absolut peradilan agama, oleh karenanya kumulasi permohonan yang diajukan para Pemohon dalam perkara a quo dapat dibenarkan dan masing-masing akan dipertimbangkan sendiri-sendiri sebagai berikut ;

Pertama : Tentang Penetapan Ahli Waris

Menimbang, bahwa sebagaimana tersebut dalam surat permohonan para Pemohon perkara ini merupakan perkara volunter tentang penentuan ahli waris dari almarhum PEWARIS yang telah meninggal dunia pada tanggal 14 Januari 1995 ;

Menimbang, bahwa perlu dikemukakan terlebih dahulu sebagaimana dirumuskan dalam Penjelasan Pasal 49 huruf b Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama, bahwa penyelesaian perkara waris selain dilakukan dengan cara contentius juga dapat dilakukan dengan cara volunter, yaitu yang berkenaan mengenai penentuan siapa-siapa yang menjadi ahli waris dan penentuan bagian untuk masing-masing ahli waris tersebut ;

Menimbang, bahwa yang dimohonkan dalam perkara a quo adalah penentuan ahli waris dari almarhum PEWARIS, yaitu para Pemohon sebagai anak dan isteri dari almarhum PEWARIS yang meninggal dunia pada tanggal 14 Januari 1995 ;

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya para Pemohon telah mengajukan bukti surat produk P-1 sampai dengan P-5 dan 2 (dua) orang saksi yang telah memberikan keterangan dibawah sumpahnya sebagaimana telah diuraikan di atas;

Menimbang, bahwa bukti P1 sampai P5 merupakan fotocopy bermaterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya, yang secara procedural telah memenuhi syarat pengajuan bukti surat, dan secara substansial relevan dengan dalil para

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Pemohon, sehingga secara formil dan materil berdasarkan Pasal 165 HIR bukti-bukti surat tersebut dapat diterima dan menjadi dasar dalam memutus perkara ini. Adapun kesaksian kedua saksi di atas telah memenuhi syarat formil kesaksian yakni disampaikan di bawah sumpah dan di muka persidangan, secara materil kesaksian ke dua saksi tersebut saling mendukung satu sama lain dan bersesuaian sehingga kesaksian tersebut dapat diterima dan dipakai sebagai bukti dalam perkara a quo ;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti surat-surat dan keterangan saksi-saksi tersebut dihubungkan dengan keterangan para Pemohon, telah terungkap fakta-fakta dipersidangan yang dapat disimpulkan sebagai berikut :

• Bahwa Pemohon I (PEMOHON I) dengan PEWARIS adalah suami isteri menikah pada tanggal 28 April 1991, dari pernikahan tersebut telah melahirkan 2 orang anak laki-laki bernama (1) PEMOHON II, dan (2) ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I ;

• Bahwa PEWARIS telah meninggal dunia pada tanggal 14 Januari 1995 di Aceh karena sakit ;

• Bahwa pada saat PEWARIS meninggal dunia, ia meninggalkan seorang isteri yaitu Pemohon I dan 2 (dua) orang anak laki-laki yaitu (1) PEMOHON II, dan (2) ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I, sedangkan ayah kandungnya AYAH PEWARIS dan ibu kandungnya IBU PEWARIS telah meninggal lebih dahulu ;

• Bahwa almarhum PEWARIS dan para Pemohon beragama Islam; Menimbang, bahwa terhadap fakta-fakta tersebut majlis mempertimbangkan bahwa ternyata tidak ditemukan adanya hal-hal yang dapat memutuskan hubungan waris antara PEWARIS (pewaris) dengan para Pemohon (vide Bab I Ketentuan Umum huruf b dan c serta Pasal 173 Kompilasi Hukum Islam) ;

Menimbang, bahwa dengan demikian yang menjadi ahli waris dari almarhum PEWARIS adalah PEMOHON I (isteri/Pemohon I), PEMOHON II (anak laki-laki) dan ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I (anak laki-laki) ;

Menimbang, bahwa apabila seorang meninggal dunia dan meninggalkan seorang isteri dan 2 orang anak laki-laki, maka isteri/janda mendapat 1/8 (seperdelapan) bagian, dan 2 orang anak laki-laki menjadi ashabah (vide Pasal 176 dan 180 Kompilasi Hukum Islam dan Al-Quran surat An-Nisaa ayat 11 dan 12);

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Kedua : Tentang Penetapan Wali

Menimbang, bahwa pada pokoknya Pemohon I memohon ditetapkan oleh Pengadilan sebagai wali atas anak kandungnya yang bernama ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I (umur XX tahun) untuk melakukan perbuatan hokum atas nama anak tersebut karena anak tersebut masih dibawah umur ;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti-bukti yang diajukan oleh para Pemohon, baik bukti tertulis maupun saksi dapat disimpulkan tentang hal-hal sebagai berikut :

• Bahwa ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I adalah anak yang lahir tanggal XXXXXXXX dari pernikahan Pemohon I dengan PEWARIS ;

• Bahwa setelah PEWARIS meninggal dunia, ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I dan kakaknya PEMOHON II, tinggal dan dipelihara dengan baik oleh Pemohon I ;

• Bahwa ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I sampai diajukannya permohonan ini belum berusia 21 tahun ;

• Bahwa keluarga Pemohon juga mendukung permohonan perwalian ini; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah melangsungkan perkawinan, sehingga secara hukum belum dewasa dan belum bisa melakukan perbuatan-perbuatan hukum dan oleh karena itu harus diwakili oleh walinya, dengan demikian permohonan a quo telah memenuhi ketentuan Pasal 107 ayat (1) yang menyatakan bahwa perwalian hanya terhadap anak yang belum mencapai umur 21 tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan. Hal ini sesuai pula dengan ketentuan Pasal 98 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam yang menyatakan bahwa batas usia anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa adalah 21 tahun, sepanjang anak tersebut tidak bercacad fisik maupun mental atau belum pernah melangsungkan perkawinan;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 107 ayat (4) Kompilasi Hukum Islam dinyatakan bahwa "wali sedapat-dapatnya diambil dari keluarga anak tersebut …", secara faktual sejak meninggalnya ayah kandung ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I yang melakukan pemeliharaan terhadap anak-anak tersebut adalah Pemohon I sendiri selaku ibu kandungnya, oleh karena itu ditetapkannya Pemohon I sebagai wali dari ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I tersebut dapat dibenarkan;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Menimbang, bahwa ternyata pula selama ini Pemohon I telah memelihara kedua orang anak tersebut dengan baik dan bertanggung jawab, oleh karena itu Pengadilan menilai dan berkesimpulan bahwa Pemohon I layak dan patut ditetapkan sebagai wali terhadap anak Pemohon I yang belum dewasa yang dapat mewakilinya dalam melakukan perbuatan hukum;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut dapat disimpulkan bahwa permohonan Pemohon I tidak melawan hukum dan telah terbukti, oleh karena itu beralasan untuk dikabulkan;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas ada alasan bagi Majelis dan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku untuk mengabulkan permohonan para Pemohon ;

Menimbang, bahwa karena perkara ini merupakan perkara volunter, maka beralasan untuk membebankan biaya yang timbul dalam perkara ini kepada para Pemohon;

Mengingat, Undang-Undang dan semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perkara ini;

MENETAPKAN

1 Mengabulkan permohonan para Pemohon ; 2 Menetapkan ;

1 PEMOHON II (anak laki-laki) ;

2 ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I (anak laki-laki) ;

3 PEMOHON I(Istri/) ;

Sebagai ahli waris dari almarhum PEWARIS ;

3 Menetapkan anak bernama ANAK PEWARIS DAN PEMOHON I., lahir tanggal XXXXXXX dibawah perwalian Pemohon I (PEMOHON I);

4 Membebankan kepada Negara untuk membayar biaya perkara yang hingga kini dihitung sejumlah Rp 316.000,00 (tiga ratus enam belas ribu rupiah); Demikianlah dijatuhkan penetapan ini pada hari Senin tanggal 16 September 2013 M., bertepatan dengan tanggal 10 Zulkaidah 1434 H oleh Majelis Hakim

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Pengadilan Agama Jakarta Barat, yang terdiri dari Drs. H. Badruddin, MH., sebagai Hakim Ketua Majelis, Drs. M. Rizal, SH., MH., dan Dra. Mardhiyah M. Hasan, MH, masing-masing sebagai Hakim Anggota, penetapan mana diucapkan oleh Ketua Majelis pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum didampingi para Hakim Anggota, dibantu Hj. Nisrin, SH., MH., sebagai Panitera Pengganti, dengan dihadiri para Pemohon ;

Hakim Ketua Majlis,

ttd

Drs. H. Badruddin, M.H.

Hakim Anggota, Hakim Anggota,

ttd ttd

Drs. M. Rizal, SH., M.H. Dra. Mardhiyah M. Hasan, M.H.

Panitera Pengganti, ttd Hj. Nisrin, SH., M.H. Perincian Biaya : 1. Pendaftaran = Rp. 30.000,- 2. Biaya Proses = Rp. 75.000,- 3. Biaya Penggilan = Rp. 200.000,-4. Redaksi = RP. 5.000,- 5. Materai = Rp. 6.000,- Jumlah = Rp. 316.000,-

(tiga ratus enam belas ribu rupiah)

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Disalin sesuai dengan aslinya Atas permintaan Pemohon/Termohon

Pengadilan Agama Jakarta Barat Panitera,

Eliakim Sihotang, S.H.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Inferensi rule dalam logika fuzzy yang digunakan untuk mengklasifikasikan tingkat kesejahteraan keluarga di Desa Citamiang, diukur dengan operator and yang

Kontribusi utama pada penelitian ini antara lain: (i) melakukan pengamanan sinyal EKG yang dikirimkan secara daring melalui jaringan Internet untuk melindungi sinyal EKG

A Lorentz telah menurunkan persamaan transformasi dengan menganggap bahwa kecepatan cahaya tetap sama di semua kerangka acuan inersial dan koordinat waktu (t) juga

Aplikasi teknologi bioflok diharapkan mampu menurunkan limbah (amonia dan nitrit) dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan nutrien.Teknik ini memproses limbah budidaya secara

Proses aktivasi arang sabut kelapa dan bambu dengan variasi KOH dan steam perlu ditingkatkan untuk mendapatkan hasil karbon aktif dengan ukuran pori yang lebih

Pengujian terhadap hipotesis H8, H9, dan H10 memberikan kesimpulan bahwa hipotesis tersebut dapat diterima, yang artinya jenis kelamin (gender) mempunyai pengaruh

Kegiatan IbM yang telah dilaksanakan pada Mitra Rezeki Jaya masih dalam tahap pembuatan minuman instan jahe merah. Kelayakan minuman ini untuk dipasarkan telah dilaksanakan. Pada