• Tidak ada hasil yang ditemukan

CIRI ANATOMI DAN LAJU PENGERINGAN ALAMI TIGA JENIS KAYU CINNAMOMUM ANDIANTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CIRI ANATOMI DAN LAJU PENGERINGAN ALAMI TIGA JENIS KAYU CINNAMOMUM ANDIANTO"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

31

CIRI ANATOMI DAN LAJU PENGERINGAN ALAMI

TIGA JENIS KAYU

CINNAMOMUM

ANDIANTO

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

(2)

32

PERNYATAAN MENGENAI TESIS

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis C iri Anatomi dan Laju Pengeringan Alami Tiga Jenis Kayu Cinnamomum adalah karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada Perguruan Tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Oktober 2009

Andianto NIM. E 251070104

(3)

33

ABSTRACT

ANDIANTO. Anatomical characteristic and air drying rate of three Cinnamomum wood species. Under direction of IMAM WAHYUDI and ISTIE SEKARTINING RAHAYU.

Genus of Cinnamomum is well known enough as medicinal plant since it produces several active substances for many medicinal purposes. The bark, known as kulit kayu manis, and wood were extracted and utilized for food and pharmacy industries. Since the family consists of many species, wood identification as well as its drying rate should be examined well to proper utilization. Therefore, the aim of this research was to study the anatomical characteristic and drying rate of three Cinnamomum species, namely C. burmanii, C. parthenoxylon, and C. subavenium which were obtained from Solok (West Sumatera), Donggala (Central Sulawesi), and Maros (South Sulawesi). Wood and leaves were also collected as the sample. The wood then was utilized for anatomical and drying observations, while the remains for herbarium comparison. Both observations were carried out using the standard procedures. The result indicated that all species have similar wood characteristic such as brown to yellowish in colour; texture fine to rather fine; odoriferous while fresh; sapwood and heartwood indistinct; growth ring distinct; diffuse in porous; solitary and radial multiples of 2(-3) cells; simple perforation plates; intervessel pits alternate; oil and mucilage cells present. Specific character for each species as follow: vessel-ray pitting was much reduced to apparently simple; pits rounded or angular in C. burmanii; tyloses are absent in C. parthenoxylon; and in case of C. subavenium intervessel pittings are alternate, and the pits are polygonal in shape. Drying observation indicated that C. parthenoxylon wood is more easy to be dried with the rate of 5.14% per day compared to C. subavenium (2.55% per day) as well as C. burmanii (2.40% per day) from wet- to equilibrium conditions.

(4)

34

RINGKASAN

ANDIANTO. Ciri Anatomi dan Laju Pengeringan Alami Tiga Jenis Kayu Cinnamomum. Di bawah bimbingan IMAM WAHYUDI sebagai ketua dan ISTIE SEKARTINING RAHAYU sebagai anggota.

Keberadaan jenis pohon kayu manis (Cinnamomum sp.) yang awalnya banyak tumbuh di hutan, dewasa ini sudah banyak dibudidayakan pada lahan perkebunan dan pekarangan terutama untuk jenis C. burmanii. Pemanfaatan jenis Cinnamomum pada umumnya lebih menitikberatkan pada bagian kulit, sementara bagian pohon lainnya untuk tujuan yang sama masih sangat terbatas kecuali pada C. parthenoxylon. Di salah satu daerah sentra produk kulit kayu manis (Kabupaten Solok, Sumatera Barat), kayu C. burmanii umumnya digunakan untuk keperluan kayu bakar, dikarenakan kayu ini cenderung cepat mengering dan mudah retak atau pecah.

Penelitian ini bertujuan mengetahui struktur anatomi serta besarnya laju pengeringan alami khususnya dari tiga jenis kayu Cinnamomum, yaitu C. burmanii, C. parthenoxylon, dan C. subavenium. Pengecekan ulang nama jenis pohon dilakukan dengan me mbandingkan contoh daun dengan koleksi herbarium yang ada, sedangkan pengamatan struktur anatomi dan pengeringan dilakukan langsung pada contoh kayu. Kedua pengamatan ini dilaksanakan dengan menggunakan prosedur standar.

Hasil pengamatan mengindikasikan bahwa ketiga jenis Cinnamomum memiliki ciri umum dan anatomi yang sama, antara lain warna kayu coklat kekuningan; tekstur halus hingga agak halus; bau harum pada kayu segar; perbedaan kayu gubal dan teras tidak jelas; lingkar tumbuh jelas; susunan pembuluh baur, solitar dan gandaan radial 2(-3), bidang perforasi sederhana, noktah antar pembuluh selang-seling; terdapat sel minyak/lendir. Kulit kayu C. parthenoxylon lebih tebal dibandingkan kedua jenis yang lain, selain itu permukaannya kasar beralur dan memiliki lentisel yang jelas. Tekstur kayu C. parthenoxylon lebih kasar, agak keras, kesan raba lebih kesat serta bau harum tidak seperti kayu manis. Secara mikroskopis, ketiga jenis Cinnamomum dapat dibedakan berdasarkan perbedaan komposisi jari-jari heteroseluler, bentuk noktah antar pembuluh dengan jari-jari, diameter dan panjang rata-rata pembuluh, kehadiran tilosis dan serat bersekat, tebal rata dinding serat dan panjang rata-rata serat. Laju pengeringan udara dari kondisi basah ke kondisi setimbang dengan lingkungannya pada C. parthenoxylon lebih tinggi dibandingkan lainnya yaitu sebesar 5,14% per hari, C. subavenium 2,55% per hari dan C. burmanii 2,4% per hari.

(5)

35

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2009

Hak cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber

a.Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah.

b.Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

(6)

36

CIRI ANATOMI DAN LAJU PENGERINGAN ALAMI

TIGA JENIS KAYU

CINNAMOMUM

ANDIANTO

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Departemen Hasil Hutan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

(7)

37 Judul Tesis : Ciri Anatomi dan Laju Pengeringan Alami Tiga Jenis Kayu

Cinnamomum Nama : Andianto NIM. : E 251070104

Disetujui Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Imam Wahyudi, MS Istie Sekartining Rahayu, SHut., MSi Ketua Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Mayor Dekan Sekolah Pascasarjana Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan

Dr. Ir. Dede Hermawan, MSc. Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS

(8)

38

PRAKATA

Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT. atas segala curahan rahmat dan ridho-Nya sehingga tesis ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah anatomi kayu, dengan judul “Ciri Anatomi dan Laju Pengeringan Alami Tiga Jenis Kayu Cinnamomum”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Imam Wahyudi, MS dan Istie Sekartining Rahayu, SHut., MSi. selaku ketua dan anggota komisi pembimbing. Selain itu penulis sampaikan pula penghargaan kepada Kepala Puslitbang Hasil Hutan beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan dan bantuannya baik moril maupun materil selama pelaksanaan penelitian. Ungkapan terima kasih tak lupa disampaikan kepada rekan, teman sejawat, serta bapak, ibu dan seluruh keluarga atas segala bantuan dan doanya.

Semoga tesis ini bermanfaat adanya.

Bogor, Oktober 2009 Andianto

(9)

39

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 18 September 1968 di kota Cirebon Provinsi Jawa Barat, merupakan anak ke dua dari lima bersaudara dari Ayah bernama Badri dan Ibu Nining Soniasih.

Penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri I Jakarta tahun 1987. Setelah lulus penulis mengikuti pendidikan D3 pada Akademi Ilmu Kehutanan (AIK) Provinsi Jawa Barat di Bandung. Pada tahun 1990 melanjutkan pendidikan Strata-1 (S1) pada Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Jogjakarta (INTAN) dan lulus sebagai sarjana Kehutanan pada tahun 1993. Selanjutnya pada tahun 2007 hingga sekarang penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Pascasarjana Strata-2 (S2) di Program Studi Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Sejak tahun 1994 hingga sekarang, penulis bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Departemen Kehutanan. Penulis menikah dengan Indriyani dan telah dikaruniai seorang putra yang bernama Muhammad Bimo Ridho Inanto dan seorang putri yang bernama Irdina Kamilia Indarti.

(10)

40

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ……….. i

DAFTAR TABEL ……….. ii

DAFTAR GAMBAR ………. iii

DAFTAR LAMPIRAN ………. iv I. PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ……….. 1 1.2 Perumusan Masalah ……….. 2 1.3 Tujuan Penelitian ……….. 3 1.4 Hipotesis ……… 3 1.5 Manfaat Penelitian ……….…… 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ...……… 4

2.1 Jenis-jenis Cinnamomum ... 4

2.2 Struktur Anatomi Kayu Cinnamomum …... 5

2.3 Kadar Air Kayu dan Kaitannya dengan Proses Pengeringan ……… 5

III. METODOLOGI ………... 7

3.1 Waktu dan Tempat ………... 7

3.2 Bahan dan Alat ………... 7

3.3 Pelaksanaan Penelitian ... 8

3.3.1 Pengambilan Bahan Contoh Uji Penelitian ... 8

3.3.2 Identifikasi Herbarium ... 11

3.3.3 Pembuatan Preparat dan Pengamatan Struktur Anatomi …... 11

3.3.4 Penetapan BJ Kayu ………... 12

3.3.5 Penetapan TJS ... 12

3.3.6 Penetapan KA ………... 13

3.3.7 Penetapan Laju Keluarnya Air selama Pengeringan ……… 13

3.4 Analisis Data ………... 14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………... 15

4.1 Struktur Anatomi ... 15

4.1.1 Cinnamomum burmanii Blume …... 15

4.1.2 Cinnamomum parthenoxylon Meissn ... 16

4.1.3 Cinnamomum subavenium Miq ……... 16

4.2 BJ,TJS,KA dan Laju Pengeringan Udara ……... 25

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

5.1 Kesimpulan ... 28

5.2 Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ……... 29

(11)

41

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1 Jenis-jenis pohon sebagai bahan penelitian ………... 7

2 Contoh daftar pengamatan ciri anatomi ... 12

3 Perbandingan ciri anatomi ... 22

4 Kunci identifikasi tiga jenis Cinnamomum ……….……… 24

(12)

42

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Posisi contoh uji dalam batang pohon ... 9

2. Cara pengambilan contoh uji preparat sayat dan maserasi pada kayu teras (T) ... 9

3. Cara pengambilan contoh uji BJ dan KA kayu segar (2 x 2 x 2 cm), serta laju keluarnya air selama pengeringan udara (2 x 10 x 30 cm) .... 9

4. Bagan alir penelitian ……….….……… 10

5. Bentuk pohon dan batang Cinnamomum burmaniiBlume ... 18

6. Bentuk pohon dan batang Cinnamomum parthenoxylon Meissn ... 18

7. Bentuk pohon dan batang Cinnamomum subaveniumMiq ... 19

8. Penampang lintang ………... 19

9. Penampang radial ……….. 20

10. Penampang tangensial ……… 20

11. Noktah antar pembuluh dan serat bersekat …………... 21

12. Noktah antar pembuluh dengan jari-jari ………... 21

(13)

43

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Analisis ragam dimensi sel pembuluh dan serat ………. 32

2. Suhu dan kelembaban udara sekitar lokasi pengeringan ... 34

3. Hasil pengukuran KA kayu segar (jenuh air) ………... 35

4. Hasil pengukuran BJ dan TJS ... 36

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan perawatan dengan tim kesehatan dalam

Tabel 2.2 pengkajian kriteria EFQM berdasarkan orientasi organisasi Tabel 2.2 pengkajian kriteria EFQM berdasarkan orientasi organisasi Kategori Berorientasi Kategori

Permainan peran atau role playing dapat digunakan sebagai : (a) alat untuk mendiagnosis dan mengerti seseorang dengan cara mengamati perilakunya sewaktu bermain peran; (b)

Ragam ikan teri didapati 4 jenis, dengan dugaan rata-rata volume hasil tangkap setiap bulan dari kawasan perairan Galang sebagai berikut; Ikan Teri Kecil

Ketika kita ingin memanggil value tersebut kedalam browser maka kita harus mencantumkan nama variable yang telah kita definisikan di atas yaitu nama kedalam sintak pernyataan atau

Karakteristik kedua dari perilaku agresif dalam penelitian ini yaitu agresi verbal (verbal aggression) merupakan kecenderungan untuk menyerang orang lain yang dapat

[r]

[r]