• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.1 Latar Belakang - DOCRPIJM e8eba61e7b BAB I01. BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1.1 Latar Belakang - DOCRPIJM e8eba61e7b BAB I01. BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 .1 La t a r Be la k a ng

encana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) sebagai dokumen

perencanaan bidang Cipta Karya juga merupakan integrasi dari strategi

pembangunan sektor bidang Cipta Karya (Rencana Induk Sektor).

Masterplan Infrastruktur Bidang Cipta Karya diantaranya; Strategi Pengembangan

Infrastruktur Permukiman yaitu Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur

Perkotaan (SPPIP), Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Tata Bangunan

Lingkungan (RTBL), dan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM),

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, dan Visi Misi Pemimpin Daerah

Kabupaten Solok Selatan di dalam RPJMD/Renstra SKPD Kabupaten/Kota yang

P

(2)

RPIJM sebagai dokumen kelayakan dan kerjasama program dan anggaran

pembangunan bidang cipakarya di daerah antara pemerintah pusat, provinsi, dan

kab/kota, bermanfaat dalam mendorong pembangunan infrastruktur bidang ciptakarya

dalam rangka memacu pertumbuhan Kabupaten Solok Selatan dan pemerataan

pembangunan. RPIJM juga merupakan dokumen perencanaan yang dibuat oleh

kabupaten dalam mendorong keterpaduan penanganan infrastruktur bidang cipta karya

berdasarkan entitas.

RPIJM yang disusun diharapkan juga dapat menggambarkan multi sumber pendanaan

dan multi stakeholders di dalam investasi infrastruktur permukiman baik dari

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota), Swasta (Dunia

Usaha), Masyarakat, dan Pinjaman/Hibah Luar Negeri. Dengan demikian RPI2JM yang

disusun merupakan Consolidated Feasibility Study yang dapat diterima oleh semua

pihak.

Arahan kebijakan ditjen Cipta Karya Tahun 2014 menekankan kepada penerapan

pembangunan kawasan permukiman yang layak huni (leaveable) dan berkelanjutan

(sustainable). Pembangunan kawasan permukiman harus dimulai dengan pendekatan

entitas, serta tidak hanya sektoral. Pembangunan juga harus melihat prospek ke depan

dengan membaca perkembangan global (agenda sustainable cities and human

settlements), serta pembangunan di wujudkan secara inklusif, mewujudkan

kelembagaan yang efektif, serta menjalin kemitraan internasional. Satker Randal

sebagai Koordinator pelaksanaan keciptakaryaan di daerah memiliki tanggung jawab

yang besar dalam melakukan fungsi koordinasi dan fasilitasi terhadap Kabupaten

Solok Selatan dalam mengawal kebijakan tersebut. Randal juga diharapkan menjadi

pusat informasi dan konsolidasi data-data keciptakaryaan (bank data) yang sangat

diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi pembangunan

(3)

Ditjen Cipta Karya juga telah menyusun pemrioritasan pembangunan bidang

keciptakaryaan berdasarkan 4 kluster penanganan, sebagaimana terlihat pada

Gambar 1.1.

Gambar 1.1

Program Prioritas Pembangunan Bidang Keciptakaryaan Berdasarkan 4 Kluster Penanganan

Pengelompokan penanganan bidang Cipta Karya prioritas strategis Nasional

berdasarkan kategori Kabupaten Solok Selatan yang termasuk dalam

PKN/PKSN/KSN/MP3EIKPI, memiliki perda RTRW, dan perda BG sebagai Kab/Kota

kluster A yang terdiri dari 94 Kab/kota. Sedangkan Kab/Kota yang termasuk dalam

PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI, dan hanya memiliki perda RTRW sebagai Kab/Kota

kluster B yang terdiri dari 80 Kab/Kota.

(4)

wilayah barat Indonesia yang didukung oleh prasarana transportasi darat, laut dan

udara yang memadai, seperti jalan nasional Trans Sumatera, Bandara Internasional

Minangkabau, dan pelabuhan laut Internasional Teluk Bayur. Provinsi ini juga termasuk

dalam Kawasan Ekonomi Sub Regional (KESR) segitiga pertumbuhan

Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT). Dengan letak geografis tersebut selayaknya disikapi

melalui penataan ruang wilayah dalam rangka pemanfaatan pertumbuhan kawasan

Karakteristik alam yang berbukit dan bergunung. Provinsi Sumatera Barat yang

memiliki luas 4.229.730 Ha. (Kawasan hutan lebih luas (60,53 %) dibandingkan luas

kawasan non hutan (39,47 %). Hal ini menjadi terbatasnya pemanfaatan ruang untuk

kegiatan budidaya.

Pemanfaatan sumberdaya lahan terkait dengan fisiografi perbukitan dan pegunungan

membutuhkan kehati-hatian agar tidak menimbulkan bencana alam, khususnya di

kawasan-kawasan tertentu di Provinsi Sumatera Barat rawan terhadap bahaya

bencana letusan gunung api, gempa, longsor, dan banjir.

Pusat-pusat pertumbuhan yang ada belum mampu memicu perkembangan wilayah di

sekitarnya (hinterland) dikarenakan terbatasnya aksesibilitas dan sarana prasarana

lainnya. Pengendalian pemanfaatan ruang yang belum optimal, seperti dijumpai

pemanfaatan ruang non kehutanan di kawasan hutan serta kurangnya kesadaran

masyarakat terhadap kelestarian lingkungan. Besarnya potensi kepariwisataan di

Provinsi Sumatera Barat belum didukung oleh keterpaduan penyediaan dan

peningkatan sarana dan prasarana, serta kesiapan masyarakat setempat dalam

menerima kunjungan wisatawan.

Hingga saat ini hampir seluruh Kabupaten/Kota telah menyusun dan memiliki dokumen

RPIJM Kabupaten/Kota. Namun, kualitasnya masih sangat rendah dan belum

mengacu kepada kebijakan-kebijakan perencanaan pembangunan bidang

keciptakaryaan yang berlaku serta bersifat sektoral. Pendampingan teknis ini

(5)

mereview dokumen perencanaan bidang Cipta Karya yang berkualitas dan terpadu

khususnya untuk Kab/Kota yang termasuk dalam kluster Strategis nasional (Kluster A

dan Kluster B) yang berjumlah 174 Kab/Kota. Pendampingan ini juga dilakukan untuk

memfasilitasi satker Randal (sebagai kepanjangan tangan ditjen Cipta Karya di daerah)

dalam mengkonsolidasikan data-data kecipta karyaan di daerah.

Mengingat pentingnya RPIJM dalam mendorong terwujudnya keterpaduan bidang

Cipta Karya khususnya Kab/kota yang termasuk kategori strategis Nasional, maka

Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman,

Direktorat Bina Program, Ditjen Cipta Karya perlu melakukan Bantuan Teknis

Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota. Diharapkan dengan

terlaksananya kegiatan ini, dapat mendorong pembangunan di bidang infrastruktur

permukiman yang lebih baik.

1 .2 M a k sud da n T ujua n

Maksud disusunnya RPIJM Bidang Cipta Karya adalah untuk mewujudkan kemandirian

Kabupaten Solok Selatan dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang

berkelanjutan di perkotaan .

Adapun tujuan dari disusunnya RPIJM Bidang Cipta Karya adalah sebagai dokumen

acuan dalam perencanaan, pemprograman, dan penganggaran pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya. RPIJM memuat rencana program dan investasi dalam

jangka waktu lima tahun yang mencakup multi sektor, multi sumber pendanaan, dan

(6)

1

1..3 K e duduk a n RPI J M Bida ng Cipt a K a rya3

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemograman

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah

Kabupaten/Kota dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan oleh

Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan

dunia usaha dengan mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan skala nasional,

provinsi, dan kabupaten kota, untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan

permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.

RPIJM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai dokumen

perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga

kabupaten/kota. RPIJM Bidang Cipta Karya disusun sebagai dokumen teknis

operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen

rencana yang ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan

kebutuhan dan kapasitas Daerah.

Gambar 1.2 Memaparkan kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya pada sistem

perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

(7)

Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa RPIJM Bidang Cipta Karya, selain mengacu

pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan

rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan

Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan

permukiman yang berkelanjutan.

1 .4 M ua t a n Dok um e n RPI J M Bida ng Cipt a K a rya

Secara substansi muatan RPIJM Bidang Cipta Karya terdiri 8 delapan bab yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan

RPIJM, muatan substansi penyusunan RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya

BAB 2 PROFIL KABUPATEN SOLOK SELATAN

Pada bab ini berisikan penjelasan wilayah administrasi, potensi wilayah

kabupaten/kota, demografi dan urbanisasi dan isu strategi social ekonomi dan

lingkungan berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota

BAB 3 ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRSTURKTUR

BIDANG CIPTA KARYA

Pada bagian ini berisikan arahan kebijakan pembnagunan Bidang cipta Karya dan

(8)

BAB 4 ANALISIS SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN

Pada bagian ini berisikan Analisis Sosial., analisis Ekonomi dan Analisis lingkungan

BAB 5 KERANGKA STRTEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA

KARYA

Pada bab ini akan berisikan penjelasan mengenai potensi pendanaan APBD, potensi

pendanaan APBN, Alternatif Sumber Pendanaan dan Strategi peninglkatan Investasi

Bidang Cipta Karya

BAB 6 KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATEN /KOTA

Pada bab ini berisikan Kerangka Kelembagaan dan Kerangka Regulasi

BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program investasi infrastruktur

Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman, renacana penataan

bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan sistem penyediaan air

minum dan penyehatan lingkungan permuk kon (PLP). Pada setiap sektor dijelaskan

isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan dan tantangan daerah, analisis

kebutuhan serta usulan program dan pembiayaan masing-masing sektor.

BAB 8 MEMORANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA

Gambar

Gambar 1.1.Gambar 1.1
Gambar  1.2Memaparkan kedudukanRPIJMBidang  Cipta  Karya pada sistemperencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah merancang pengendali suhu dan kelembaban dengan Arduino UNO3 guna meningkatkan produktifitas jamur tiram pada musim kemarau dan untuk

Narcissism (narsistik) yaitu cinta diri; perhatian yang sangat berlebihan terhadap dirinya sendiri. Pada ilmu psikoanalisis, satu tingkat dalam hal perkembangan

Adapun tujuan dari Laporan Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III (tiga) di Teknik Elektro Program Studi Teknik

untuk liabilitas keuangan non-derivatif dengan periode pembayaran yang disepakati Grup. Tabel telah dibuat berdasarkan arus kas yang didiskontokan dari liabilitas

Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan manajemen strategi untuk mengetahui lingkungan perusahaan

algoritma kompresi LZW akan membentuk dictionary selama proses kompresinya belangsung kemudian setelah selesai maka dictionary tersebut tidak ikut disimpan dalam file yang

Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2) bersumber dari pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong

Dengan mengucapkan puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir hasil penelitian melalui Penelitian Tindakan