• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETA KONSEP. ArtiLuas. ArtiSempit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PETA KONSEP. ArtiLuas. ArtiSempit"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PETA KONSEP

Sistem Pemerintahan Pengertian Arti Luas Arti Sempit Klasik Republik Monarki (Kerajaan) Bentuk Pemerintahan Klasifikasi Sistem Pemerintahan Sistem Pemerintahan di berbagai negara Parlementer Parlemen satu kamar dan dua kamar Presidensil Referendum

Sistem Pemerintahan USA Sistem Pemerintahan Inggris Sistem Pemerintahan Swiss Pengaruh Sistem Pemerintahan suatu negara terhadap negara-negara lain

• Arti Luas

• Suatu tatanan atau struktur pemerintahan

negara yang bertitik tolak dari hubungan antar

semua organ negara, termasuk hubungan antara

pemerintah pusat (central government) dan bagian

yang terdapat di dalam negara di tingkat lokal

(local government).

• Arti Sempit

• Suatu tatanan atau struktur pemerintahan yang

bertitik tolak dari hubungan sebagian organ

negara di tingkat pusat, khususnya antara

eksekutif dan legislatif.

Pengertian Sistem Pemerintah an

(2)

A. Bentuk Pemerintahan Klasik

• Pemerintahan klasik umumnya masih menggabungkan bentuk negara dan bentuk pemerintahan. Dalam teori klasik, bentuk pemerintahannya dapat dibedakan berdasarkan jumlah orang yang memerintah dan sifat pemerintahannya.

•> BerikutTokoh-tokoh yang

m enganutteoriklasik adalah :

Bentuk-bentuk pemerintahan Berikut bentuk pemerintahan menurut Aristoteles : Monarki

Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh satu orang demi kepentingan umum

Tirani

Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh satu orang demi kepentingan pribadi

Aristokrasi

Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh

sekelompok cendekiawan demi kepentingan umum Oligarki

Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok cendekiawan demi kepentingan kelompoknya

Politeia

Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seluruh rakyat demi kepentingan umum

Demokrasi

Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh rakyat dan dijalankan demi kepentingan seluruh rakyat A jaran A ristoteles (384 -322 S M )

(3)

Berikut bentuk pemerintahan menurut Plato :

Aristokrasi

Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh kaum cendekiawan yang dilaksanakan sesuai dengan pikiran keadilan

Oligarki

Suatu bentu pemerintahan yang dipegang oleh golongan hartawan

Temokrasi

Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang yang ingin mencapai kemasyhuran dan kehormatan

Tirani

Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seorang tiran (sewenang-wenang) sehingga jauh dari cita-cita keadilan

Demokrasi

Suatu bentuk pemerintahan yan dipegang oleh rakyat jelata A jaran Plato (429 -347S M ) http://id.wikiped ia.org/wiki/Plato

Okhlokrasi

Aristokrasi

Oligarki

Demokrasi

Tirani

Monarki

Berikut teori siklus pemerintahan menurut Polybios :

Polybios terkenal dengan teorinya yang disebut cyclus theory, yang sebenarnya merupakan pengembangan lebih

lanjut dari ajaran Aristoteles dengan sedikit perubahan yaitu dengan mengganti bentuk pemerinatahan politeia

dengan demokrasi. A jaran Polybios (204-122 S M ) http://www.an swers.com /topi c/polybios Next

(4)

B. Bentuk Pemerintahan Monarki (Kerajaan)

• Menurut Leon Duguit, bentuk pemerintahan dibagi menjadi

pemerintah Monarki dan Republik. Perbedaan antar keduanya adalah pada kepala negaranya. Dikatakan Monarki jika kepala negaranya berdasarkan turun-temurun. Dan Republik jika kepala negaranya dipilih, bukan berdasarkan keturunan. Berkaitan dengan bentuk pemerintahan, Prof. Padmo Wahyono, S.H, berpendapat bahwa aristokrasi dan monarki merupakan bentuk pemerintahan klasik, sedangkan monarki dan republik merupakan bentuk pemerintahan modern.

>Adapun bentuk m onarkiinidibedakan

m enjaditiga m acam , yaitu

• Monarki Absolut

• Monarki absolut adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang (raja, ratu, syah, atau kaisar) yang kekuasaan dan wewenangnya tidak terbatas. Perintah raja merupakan hukun dan undang-undang yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh rakyatnya. Pada diri raja terdapat kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif yang menyatu dalam ucapan dan perbuatannya. Contoh: Perancis semasa Louis XIV dengan

semboyannya yang terkenal L’etat C’est Moi. • Daftar negara-negara dengan sistem monarki mutlak

• Arab Saudi (Raja Abdullah ibn 'Abd al 'Aziz Al Sa'ud)

• Brunei (Sultan Hassanal Bolkiah Mu'izzadin Waddaulah )

• Swaziland (Raja Mswati III)

• Vatikan (Paus Benediktus XVI)

• Di Yordania dan Maroko, rajanya mempunyai banyak kuasa tetapi tidak boleh dianggap sebagai monarki yang mutlak. Manakala di Liechtenstein, hampir dua-pertiga penduduknya yang berhak mengikuti pemilu telah memberikan hak veto kepada kepala negaranya Pangeran Hans-Adam II.

(5)

• Monarki Konstitutional

• Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja yang kekuasaannya dibatasi oleh undang-undang dasar (konstitusi). Proses monarki

konstitusional adalah sebagai berikut :

– a. Adakalanya proses monarki konstitusional itu datang dari

inisiatif raja itu sendiri karena ia takut kekuasaannya akan runtuh

/ dikudeta. Contoh: negara Jepang dengan hak octrooi.

– b. Adakalanya proses monarki konstitusional itu terjadi karena adanya revolusi rakyat terhadap raja. Contoh: Inggris yang melahirkan Bill of RightsI tahun 1689, Yordania, Denmark, Arab Saudi, dan Brunei Darussalam.

>berikutdaftar negara-negara yang

m enganutsistem ini

• Antigua dan Barbuda (Ratu Elizabeth II)

• Australia (Ratu Elizabeth II) • Bahama (Ratu Elizabeth II) • Barbados (Ratu Elizabeth II) • Belanda (Ratu Beatrix) • Belgia (Raja Albert II) • Belize (Ratu Elizabeth II)

• Britania Raya (Ratu Elizabeth II) • Denmark (Ratu Margrethe II) • Greenland (Ratu Margrethe II) • Grenada (Ratu Elizabeth II) • Jamaika (Ratu Elizabeth II) • Jepang (Maharaja Akihito) • Kamboja (Raja Norodom

Sihamoni)

• Kanada (Ratu Elizabeth II) • Liechtenstein (Pangeran Hans

Adam II)

• Luxemburg (Grand Duke Henri)

• Malaysia (Yang di-Pertuan Agong Sultan Mizan Zainal Abidin)

• Monako (Pangeran Albert) • Maroko (Raja Mohammed VI) • Norwegia (Raja Harald V)

• Papua Nugini (Ratu Elizabeth II)

• Saint Kitts dan Nevis (Ratu Elizabeth II) • Saint Lucia (Ratu Elizabeth II)

• Saint Vincent dan Grenadines (Ratu Elizabeth II)

• Selandia Baru (Ratu Elizabeth II)

• Kepulauan Solomon (Ratu Elizabeth II) • Spanyol (Raja Juan Carlos I)

• Swedia (Raja Carl XVI Gustaf)

• Thailand (Raja Bhumibol Adulyadej) • Tuvalu (Ratu Elizabeth II)

• Uni Emirat Arab (Presiden Khalifa bin Zayed Al Nahayan)

• Yordania (Raja Abdullah II )

Daftar negara-negara dengan sistem monarki konstitusional

Perancis pernah menggunakan sistem ini untuk waktu singkat pada 1789-1792 dan 1815-1848.

(6)

• Monarki Parlementer

• Monarki parlementer adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja dengan menempatkan parlemen (DPR) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Jatuh tegaknya pemerintah bergantung pada kepercayaan parlemen kepada para menteri. Dalam monarki parlementer, kekuasaan

eksekutif dipegang oleh kabinet (perdana menteri) dan bertanggung jawab kepada parlemen. Fungsi raja hanya sebagai kepala negara (simbol kekuasaan) yang kedudukannya tidak dapat diganggu gugat. Raja tidak memegang pemerintahan secara nyata, tetapi para

menteri yang bertanggung jawab atas nama dewan maupun sendiri-sendiri, sesuai tugas masing-masing. Bentuk monarki parlementer sampai sekarang masih tetap dilaksanakan di Inggris, Belanda, dan Malaysia.

Next

• C. Bentuk Pemerintahan Republik

• Dalam pelaksaannya bentuk pemerintahan republik dapat

dibedakan menjadi republik absolut, republik

konstitusional, dan republik parlementer.

>berikutpenjelasan daribentuk-bentuk

pem erintahan Republik

(7)

• 1) Republik Absolut

• Dalam sistem republik absolut, pemerintahan bersifat diktator tanpa ada pembatasan kekuasaan. Penguasa mengabaikan konstitusi dan untuk melegitimasi

kekuasaannya digunakanlah partai politik. Dalam

pemerintahan ini, parlemen memang ada, namun tidka berfungsi.

• 2) Republik Konstitusional

• Dalam sistem republik konstitusional, presiden memegang kekuasaan kepala negara dan kepala pemerintahan. Namun, kekuasaan presiden dibatasi oleh konstitusi. Di samping itu, pengawasan yang efektif dilakukan oleh parlemen.

• 3) Republik Parlementer

• Dalam sistem republik parlementer, presiden hanya sebagai kepala negara. Namun, presiden tidak dapat diganggu-gugat. Sedangkan kepala pemerintahan berada di tangan perdana menteri yang bertanggungjawab kepada parlementer. Alam sistem ini, kekuasaan legislatif lebih tinggi daripada

kekuasaan eksekutif.

Next

Klasifikasi Sistem Pemerintahan

Istilah sistem pemerintahan merupakan gabungan dari dua kata,

“sistem” dan “pemerintahan”. “Sistem” adalah suatu keseluruhan, terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional, baik antara

bagian-bagian maupun hubungan fungsional terhadap keseluruhannya, sehingga, hubungan itu menimbulkan suatu ketergantungan antara bagian-bagian yang akibatnya jika salah satu bagian-bagian tidak bekerja dengan baik, maka akan mempengaruhi keseluruhannya itu. (Carl J. Friedrich). Sistem pemerintahan di dunia terbagi atas sistem pemerintahan parlementer dan presidensial. Pada umumnya, negara-negara di dunia menganut salah satu dari sistem pemerintahan tersebut. Adanya sistem pemerintahan lain dianggap sebagai variasi atau kombinasi dari dua sistem pemerintahan di atas. Penggolongan kedua sistem pemerintahan ini didasarkan pada hubungan antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Digolongkan sebagai sistem pemerintahan parlementer apabila badan eksekutif sebagai

pelaksana kekuasaan eksekutif mendapat pengawasan langsung dari badan legislatif. Sedangkan dogolongkan sebagai sistem pemerintahan presidensial apabila badan eksekutif berada di luar pengawasan langsung legisaltif.

(8)

Sistem parlementer adalah sebuah sistem permerintahan di mana parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki

wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan. Berbeda dengan sistem presidensil, di mana sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden, yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan. Dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala negara saja. Sistem ini dikembangkan di berbagai negara, antara lain, adalah di Prancis, Kerajaan Inggris, dan negara-negara commonwealth, antara lain seperti : Kanada, Australia, India, dan sebagainya.

Menurut Arend Ljiphart, perkembangan sistem ini pada umumnya melalui 3 fase, yaitu :

1.) Pada awalnya pemerintahan dipimpin oleh seorang raja yang bertanggung jawab atas seluruh sistem politik atau kenegaraan.

2.) Kemudian muncul sebuah majelis dengan anggota yang menentang hegemoni raja. 3.) Majelis mengambil alih tanggung jawab atas pemerintahan dengan bertindak

sebagai parlemen, sehingga raja kehilangan sebagian kekuasaan tradisionalnya.

1. Sistem Pemerintahan

Parlementer

Ciri-ciri Sistem

Pemerintahan Parlementer

• Raja/ratu atau presiden adalah sebagai kepala negara. Kepala negara ini tak bertanggung jawab atas segala kebijaksanaan yang diambil oleh kabinet.

• Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan adalah perdana menteri. Kepala negara tak memiliki kekuasaan

pemerintahan. Ia hanya berperan sebagai simbol kedaulatan dan keutuhan negara.

• Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya dipilih lansung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki kekuasaan besar sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif.

• Eksekutif bertanggung jawab kepada legislatif. Dan yang disebut sebagai eksekutif di sini adalah kabinet. Kabinet harus meletakkan atau mengembalikan mandatnya kepada kepala negara, manakala parlemen mengeluarkan mosi tidak percaya kepada

menteri tertentu atau seluruh menteri.

• Dalam sistem dua partai, yang ditunjuk sebagai pembentuk kabinet dan sekaligus sebagai perdana menteri adalah ketua partai politik yang memenangkan pemilu. Sedangkan partai politik yang kalah akan berlaku sebagai pihak oposisi.

(9)

• Dalam sistem banyak partai, formatur kabinet harus membentuk kabinet secara koalisi, karena kabinet harus mendapat dukungan kepercayaan dari parlemen.

• Apabila terjadi perselisihan antara kabinet dan parlemen dan kepala

negara beranggapan kabinet berada dalam pihak yang benar, maka kepala negara akan membubarkan parlemen. Dan menjadi

tanggung jawab kabinet untuk melaksanakan pemilu dalam tempo 30 hari setelah pembubaran itu. Sebagai akibatnya, apabila partai politik yang menguasai parlemen menang dalam pemilu tersebut, maka kabinet akan terus memerintah. Sebaliknya, apabila partai oposisi yang memenangkan pemilu, maka dengan sendirinya

kabinet mengembalikan mandatnya dan partai politik yang menang akan membentuk kabinet baru.

Ciri-ciri Sistem

Pemerintahan Parlementer

Menurut Rod Hague, sistem ini mempunyai

ciri pokok, sebagai berikut

• Partai-partai yang menjalankan pemerintahan muncul

dari majelis. Menteri-menteri pemerintah biasanya

diambil dari anggota legislatif dan tetap menjadi anggota

legislatif

• Kepala pemerintahan (yang disebut perdan menteri,

premier

atau kanselir) dan dewan menteri (yang disebut

kabinet) dapat diberhentikan dari jabatannya melalui

mosi tidak percaya oleh parlemen. Pos perdana menteri

biasanya terpisah dari kepala negara

• Eksekutif adalah kolegiat, berbentuk kabinet di mana

perdana menteri secara tradisional adalah orang

pertama di antara sejumlah orang yang sederajat dalam

kabinetnya. Eksekutif pluralistik ini berbeda dengan

fokus dalam pemerintahan presidensial yang bertumpu

pada seorang kepala eksekutif

(10)

1. Kelebihan

• Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan legislatif dan eksekutif berada pada satu partai atau koalisi partai.

• Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas

• Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi berhati-hati dalam menjalankan

pemerintahan.

2. Kekurangan

• Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat

dijatuhkan oleh parlementer

• Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tak bisa ditentikan berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar

• Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal ini terjadi bila para anggota kabinet adalah

anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Karena pengaruh mereka yang besar di parlemen dan partai, anggota kabinet pun dapat menguasai parlemen

• Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan menjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.

Kelebihan dan kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer

Next

2. Sistem Pemerintahan

Presidensial

• Sistem ini atau disebut juga dengan sistem kongresional, merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif. Dalam sistem ini, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran

konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal, , posisi presiden bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil presiden akan menggantikan posisinya.

• Dalam ini, kedudukan eksekutif tak tergantung pada badan perwakilan rakyat. Dasar hukum dari kekuasaan eksekutif dikembalikan kepada

pemilihan rakyat. Para menteri bertanggung jawab pada presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen, serta tidak dapat diberhentikan oleh parlemen.

• Pelaksanaan kekuasaan kehakiman menjadi tanggung jawab Supreme Court (Mahkamah Agung), dan kekuasaan legislatif berada di tangan DPR atau Kongres (Senat dan Parlemen di Amerika). Dalam Praktiknya, sistem presidensial menerapkan teori Trias Politika Montesquieu secara murni melalui pemisahan kekuasaan (Separation of Power). Contohnya adalah Amerika dengan Chek and Balance. Sedangkan yang diterapkan di Indonesia adalah pembagian kekuasaan (Distribution of Power).

۞Model ini dianut oleh Amerika Serikat, Filipina, Indonesia dan sebagian besar negara-negara Amerika Latin dan Amerika Tengah۞

(11)

Ciri-ciri Sistem Pemerintahan

Presidensial

• Penyelenggara negara berada di tangan presiden. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tak dipilih oleh parlemen, tetapi dipilih langsung oleh rakyat atau suatu dewan/majelis

• Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet

bertanggung jawab kepada presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen/legislatif

• Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen karena ia tidak dipilih oleh parlemen

• Presiden tak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer

• Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan menjabat sebagai lembaga perwakilan. Anggotanya pun dipilih oleh rakyat

• Presiden tidak berada di bawah pengawasan langsung parlemen

Menurut Rod Hague, pada sistem

pemerintahan presidensial terdiri dari 3

(tiga) unsur yaitu :

• Presiden yang dipilih rakyat, menjalankan pemerintahan

dan mengangkat pejabat-pejabat pemerintahan yang

terkait.

• Masa jabatan yang tetap bagi presiden dan dewan

perwakilan, keduanya tidak bisa saling menjatuhkan

(menggunakan kekuasaan secara sewenang-wenang).

• Tidak ada keanggotaan yang tumpang tindih antara

(12)

1. Kelebihan

• Badan eksekutif lebih stabil kedudu-kannya karena tidak tergantung pada parlemen • Masa jabatan badan eksekutif

lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa jabatan presiden Amerika Serikat adalah 4 tahun dan presiden Indonesia selama 5 tahun

• Penyusunan program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya

• Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri

2. Kekurangan

• Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan kekuasaan mutlak

• Sistem pertanggung jawabannya kurang jelas

• Pembuatan keputusan/kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara eksekutif dengan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas dan memakan waktu yang lama.

Next

3. Sistem

Pemerintahan

Referendum

• Referendum berasal dari kata refer yang berarti mengembalikan.

Sistem referendum berarti pelaksanaan pemerintah didasarkan pada pengawasan secara langsung oleh rakyat, terutama terhadap

kebijakan yang telah, sedang, atau yang akan dilaksanakan oleh badan legislatif atau eksekutif.

• Sebagai variasi dari kedua sistem pemerintahan parlementer dan presidensial adalah sistem pemerintahan referendum. Di negara

Swiss, di mana tugas pembuat Undang-undang berada di bawah

pengawasan rakyat yang mempunyai hak pilih. Pengawasan itu dilakukan dalam bentuk referendum yang terdiri dari referendum obligatoir, referandum fakultatif, dan referandum konsultatif.

• Pada pemerintahan dengan sistem referandum, pertentangan yang terjadi antara eksekutif (bundesrat) dan legislatif (keputusan

daripada rakyat) jarang terjadi. Anggota-anggota dari bundesrat ini dipilih oleh bundesversammlung untuk waktu 3 tahun lamanya dan bisa dipilih kembali.

(13)

Macam-macam

referendum

adalah sebagai

berikut :

• Referandum Obligatoir, adalah referandum yang harus terlebih

dahulu mendapat persetujuan langsung dari rakyat sebelum suatu undang-undang tertentu diberlakukan. Persetujuan dari rakyat mutlak harus diberikan dalam pembuatan suatu undang-undang yang mengikat seluruh rakyat, karena dianggap sangat penting. Contoh, adalah persetujuan yang diberikan oleh rakyat terhadap pembuatan undang-undang dasar.

• Referendum Fakultatif, adalah referandum yang dilaksanakan apabila dalam waktu tertentu sesudah suatu undang-undang

diumumkan dan dilaksanakan, sejumlah orang tertentu yang punya hak suara menginginkan diadakannya referandum. Dalam hal ini apabila referandum menghendaki undang-undang tersebut

dilaskanakan, maka undang-undang itu terus berlaku. Tetapi apabila undang-undang itu ditolak dalam referandum tersebut, maka

undang-undang itu tidak berlaku lagi.

• Referandum Konsultatif, adalah referandum yang menyangkut soal-soal teknis. Biasanya rakyat sendiri kurang paham tentang materi undang-undang yang dimintakan persertujuaannya.

Keuntungan

dan kelebihan

Keuntungan dari sistem referendum adalah, bahwa

pada setiap masalah negara, rakyat langsung ikut serta

menanggulanginya. Akan tetapi kelemahannya adalah

tidak setiap masalah rakyat mampu menyelesaikannya

karena untuk mengatasinya perlu pengetahuan yang

cukup harus dimiliki oleh rakyat itu sendiri. Sistem ini tak

bisa dilaksanakan jika banyak terdapat perbedaan

paham antara rakyat dan eksekutif yang menyangkut

kebijaksanaan politik. Keuntungan yang lain ialah,

bahwa kedudukan pemerintah itu stabil sehingga

membawa akibat pemerintah akan memperoleh

pengalaman yang baik dalam menyelenggarakan

kepentingan rakyatnya.

(14)

4. Sistem Parlemen

Satu Kamar dan Dua

Kamar

A. Sistem Parlemen Satu Kamar

• Timbulnya pemikiran terhadap parelemen sistem satu kamar, didasarkan pada pemikiran bahwa apabila majelis tingginya

demokratis, hal itu semata-mata mencerminkan majelis rendah yang juga demokratis dan karenanya hanya merupakan duplikasi saja. Teori yang mendukung pandangan ini berpendapat bahwa fungsi kamar kedua, misalnya meninjau atau merevisi undang-undang, dapat dilakukan oleh komisi parlementer, sementara upaya menjaga konstitusi selanjutnya dapat dilakukan melalui konstitusi yang

tertulis.

• Banyak negara yang kini mempunyai parlemen dengan sistem satu kamar dulunya menganut sistem dua kamar dan belakangan

menghapuskan majelis tingginya. Salah satu alasannya ialah karena majelis tinggi yang dipilih hanya bertumpang tindih dengan majelis rendah dan menghalangi disetujuinya undang-undang. Contohnya adalah kasus Landsting di Denmark (dihapuskan tahun1953). Alasan lainnya adalah karena majelis yang diangkat terbukti tidak efektif. Contohnya adalah kasus Dewan Legislatif di Selandia Baru

(dihapuskan tahun 1951).

• Beberapa pemerintahan sub-nasional yang menggunakan sistem legislatif satu kamar antara lain adalah negara bagian Nebraska di Amerika Srikat, Queensland di Australia, semua provinsi dan atau wilayah di Kanada dan Bundesländer Jerman (Bavaria

menghapuskan Senatnya pada tahun 1999). Adapun di Britania Raya, Parlemen Skotlandia, Dewan Nasional Wales dan Dewan Irlandia Utara yang telah meramping juga menganut sistem satu kamar. Semua dewan legislatif kota praktis juga satu kamar dalam pengertian bahwa dewan perwakilan rakyat daerah tidak dibagi menjadi dua kamar. Hingga awal abad ke-20, dewan-dewan kota yang dua kamar lazim ditemukan di Amerika Serikat.

• Negara Persemakmuran Amerika Puerto Riko saat ini mempunyai dewan legislatif dua kamar yang terdiri atas Senat (Senado) dan Dewan Perwakilan (Camara de Representantes). Dalam sebuah referendum yang diadakan pada 10 Juli 2005, para pemilih Puerto Riko menyetujui perubahan menjadi sistem satu kamar dengan 456.267 suara setuju dan 88.720 menentang. Namun sebuah referendum lainnya akan diadakan di negara persemakmuran itu pada 2007 untuk menyetujui amandemen-amandemen dalam Konstitusi Puerto Riko yang diperlukan untuk perubahan itu. Bila perubahan-perubahan konstitusional itu disetujui, Puerto Riko akan beralih ke sistem satu kamar mulai tahun 2009.

(15)

Beberapa hal terkait

dengan parlemen sistem

satu kamar adalah :

• Para pendukung, menyatakan bahwa sistem satu kamar mencatat perlunya pengendalian atas pengeluaran pemerintahan dan

dihapuskannya pekerjaan yang berganda yang dilakukan oleh kedua kamar.

• Para pengkritik, bahwa sistem satu kamar menunjukkkan adanya pemeriksaan dan pengimbangan ganda yang diberikan oleh sistem dua kamar dan dapat menambah tingkat konsensus dalam masalah legislatif.

• Kelemahan sistem satu kamar, ialah bahwa wilayah-wilayah urban yang memiliki penduduk yang lebih besar akan mempunyai

pengaruh yang lebih besar daripada wilayah-wilayah pedesaan yang penduduknya lebih sedikit. Satu-satunya cara untuk membuat

wilayah yang penduduknya lebih sedikit terwakili dalam

pemerintahan kesatuan adalah menerapkan sistem dua kamar, seperti misalnya pada periode awal Amerika Serikat.

B. Sistem Parlemen Dua Kamar

• Sistem parlemen dua kamar, adalah praktek pemerintahan yang menggunakan dua kamar legislatif atau parlemen. Jadi, parlemen dua kamar (bikameral) adalah parlemen atau lembaga legislatif yang terdiri atas dua kamar. Di Britania Raya, sistem dua kamar ini dipraktekkan dengan menggunakan Majelis Tinggi (House of Lords) dan Mejelis Rendah (House of Commons). Dan di Amerika Serikat sistem ini diterapkan melalui kehadiran Senat dan Dewan

Perwakilan.

• Indonesia juga menggunakan sistem yang agak mendekati sistem dua kamar melalui kehadiran Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), meskipun dalam prakteknya sistem ini tidak sepenuhnya diberlakukan karena persidangan MPR tidak berlangsung sesering persidangan DPR.

(16)

Adapun bentuk Parlemen

ini, dapat dibedakan

menjadi berikut :

• Federalisme

• Beberapa negara seperti Australia, Amerika Serikat, India, Brazil, Swiss dan Jerman, mengaitkan sistem dua kamar mereka dengan struktur politik federal mereka. Di Amerika Serikat, Australia dan Brazil misalnya, masing-masing negara bagian mendapatkan jumlah kursi yang sama di majelis tinggi badan legislatif, dengan tidak mempedulikan perbedaan jumlah penduduk antara masing-masing negara bagian. Hal ini dirancang untuk memastikan bahwa negara bagian yang lebih kecil tidak dibayang-bayangi oleh negara-negara bagian yang penduduknya lebih banyak. Dan kesepakatan yang menjamin pengaturan ini di Amerika Serikat dikenal sebagai Kompromi Connecticut. Di majelis rendah dari masing-masing

negara tadi, pengaturan ini tidak diterapkan dan kursi dimenangkan semata-mata berdasarkan jumlah penduduk. Karena itu, sistem dua kamar adalah sebuah metode yang menggabungkan prinsip

kesetaraan demokratis dengan prinsip federalisme. Semua setara di majelis rendah, sementara semua negara bagian setara di majelis tinggi. Dalam sistem India dan Jerman, majelis tinggi (masing-masing dikenal sebagai Rajya Sabha dan Bundesrat), bahkan lebih erat terkait sistem federal, karena para anggotanya dipilih langsung oleh pemerintah dari masing-masing negara bagian India atau Bundesland Jerman. Hal ini pun terjadi di AS sebelum amandemen ke-17.

• Sistem Dua Kamar Kebangsawanan

• Di beberapa negara, sistem dua kamar dilakukan dengan menyejajarkan unsur-unsur demokratis dan kebangsawanan. Contohnya adalah Majelis Tinggi (House of Lords) Britania Raya, yang terdiri dari sejumlah anggota hereditary peers. Majelis Tinggi ini merupakan sisa-sisa sistem kebangsawanan yang dulu penah mendominasi politik Britania Raya,

sementara majelis lainnya, Majelis Rendah (House of

Commons), anggotanya sepenuhnya dipilih.Sejak beberapa tahun lalu telah muncul usul-usul untuk memperbaharui Majelis Tinggi dan sebagian telah berhasil. Misalnya, jumlah hereditary peers (berbeda dengan life peers) telah dikurangi dari sekitar 700 orang menjadi 92 orang dan kekuasaan Majelis Tinggi untuk menghadang undang-undang telah dikurangi. Contoh lain dari sistem dua kamar

kebangsawanan ini adalah House of Peers Jepang, yang dihapuskan setelah Perang Dunia II.

(17)

Nama :

Level :

Kompetemsi dasar : Identifikasi bentuk Hukum (Negara, wilayah, federal Tanggal :

1. Bentuk pemerintahan dibagi menjadi 3 yaitu Klasik, Monarki, dan Republik. Jelaskan ke-3 tipe pemerintahan tersebut dan apa perbedaan nya

2. Bentuk pemerintahan Monarki dibagi menjadi 3 macam yaitu Monarki absolut, monarki konstitutional, dan monarki parlementer. Jelaskan ke-3 tipe ini dan negara mana saja yang menganut nya

3. Bentuk pemerintahan Republik terbagi atas 3 macam yaitu Republik absolut, republik

konstitusional, dan republik parlementer. Jelaskan ke-3 tipe ini

4. Apa kelebihan dan kekurangan sistek pemerintahan parlementer ( 3 hal ) 5. Apa kelebihan dan kekurangan sistek pemerintahan pridensial ( 3 hal )

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi yang berjudul

a) Mengetahui seperti apakah profil pasien geriatri yang mengalami penurunan laju filtrasi glomerolus berdasarkan formula MDRD di Rumah.. Sakit Kabupaten Bantul periode

Pemberian tunggal pupuk Guano wallet dan pupuk kotoran ayam masing-masing menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang, diameter

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V (HJ. NURHAYATI/F.PP): Ada yang ingin disesuaikan dari badan-badan? Sudah. Komisi V DPR RI meminta BMKG, Basarnas dan BPWS untuk

Pengurus Yayasan Sari Mutiara Medan bersama Pimpinan Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Lubuk Pakam dari tahun ketahun berupaya keras agar Rumah

Mengetahui hubungan pola makan (makanan pokok, protein hewani, protein nabati) dan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada siswa SD DEK Padang Tahun 2011i.

Komplikasi plasenta dapat berupa perdarahan, terutama plasenta abruption  (solutio  plasenta) dan, yang lebih sedikit, ialah plasenta previa, merupakan faktor yang penting

Kepada Jemaat yang baru pertama kali mengikuti ibadah dalam Persekutuan GPIB Jemaat “Immanuel” Depok dan memerlukan pelayanan khusus, dapat menghubungi Presbiter yang