• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan 1. Pengertian

Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya. (Suliswati, 1998) dalam Nursalam 2005. Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Cemas adalah Rasa tidak nyaman atau takut atau mungkin memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi. Tidak ada objek yang dapat diidentifikasi sebagai stimulus ansietas (Corner, 2009).Jadi secara umum Cemas atau ansietas merupakan suatu perasaan khawatir yang samar-samar, sumbernya sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu tersebut. Keadaan emosi ini merupakan pengalaman yang subjektif .

Kecemasan merupakan suatu manifestasi seseorang akibat adanya konflik dalam batinnya.Munculnya kecemasan ada yang disadari oleh orang yang mengalami kecemasan.Misalnya perubahan suasana hati secara perlahan.sakit kepala yang berkepanjangan akibat tegangya urat saraf, sakit perut, munculnya ketidaksadaran dalam menyelesaikan tugas dan kehilangan konsentrasi dalam menyelesaikan suatu masalah.Gejala ini jika disadarisedikit demi sedikit dapat diselesaikan. Namun jika di biarkan akan mengakibatkan keadaan yang lebih buruk seperti susah tidur (insomnia), kulit wajah berminyak, rambut rontok dan dapat berlanjut menjadi depresi yang kronik.

(2)

2. Rentang Respon Kecemasan

Rentang respon kecemasan dapat dikonseptualisasikan dalam rentang respon koping yang digambarkan pada model keperawatan dan fenomena sehat sakit. Respon kecemasan dapat digambarkan dalam rentang respon adaptif sampai maladaptif.Reaksi terhadap kecemasan dapat bersifat konstruktif dan destruktif. Konstruktif : motivasi individu untuk belajar, menjaga perubahan terutama perubahan terhadap perasaan tidak nyaman. Dekstuktif : menimbulkan tingkah laku maladaptif, disfungsi yang mengangkut kecemasan berat dan panik ( Hawari, D. Hamayemen).

3. Tingkat Kecemasan

Kecemasan dapat dibagi menjadi empat tingkat yaitu: a. Kecemasan ringan

Kecemasan yang berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari yang menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan keahlian persepsinya.Kecemasan dapat memitivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan.

b. Kecemasan sedang

Kecemasan yang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Orang tersebut mengalami perhatian selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.

c. Kecemasan terarah

Kecemasan ini sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.

(3)

d. Panik

Kecemasan yang berhubungan dengan terpengaruh, ketakutan dan teror.Kehilangan kendali dapat menyebabkan orang tersebut mengalami panik sehingga tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan.Panik melibatkan disorganisasi kepribadian.Seseorang dengan panik, terjadi peningkatan aktivitas motorik, penurunan kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional.Tingkat kecemasan ini tidak sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat terjadi kelelahan dan kematian.

4. Teori Predisposisi dan Presipitasi Kecemasan 1. Teori predisposisi

Teori yang mengemukakan faktor prndukung (prediposisi) terjadinya kecemasan antara lain :

a. Teori psikoanalitik

Menurut pandangan psikoanalitik, kecemasan terjadi karena adanya konflik yang terjadi antara emosional elemen kepribadian yaitu id, ego, dan super ego.Id mewakili insting, superego mewakili hati nurani sedangkan ego mewakili konflik yang terjadi antara kedua elemen yang bertentangan.

b. Teori interpersonal

Menurut pandangan interpersonal kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal.

c. Teori behavior

Berdasarkan teori behavior (perilaku),kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang menggangu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

(4)

d. Teori perspektif keluarga

Kajian keluarga menunjukan pola interaksi yang terjadidi dalam keluarga.Kecemasan menunjukan adanya interaksi yang tidak adaptif dalam sistem keluarga.

e. Teori perspektif biologi

Kesehatan umum seseorang menurut pandangan biologis merupakan faktor predisposisi timbulnya kecemasan.

f. Teori presipitasi

Beberapa faktor pencetus (presipitasi) yang dapat menyebabkan terjadinya kecemasan antara lain :

1. Ancaman terhadap integritas biologi seperti : penyakit, trauma fisik, pembedahan yang akan dilakukan.

2. Ancaman terhadap konsep diri seperti : proses kehilangan, perubahan peran, perubahan lingkungan atau status sosial ekonomi.

5. Stressor Pencetus

Stressor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal yang ditafsirkan lain karena adanya distorsi persepsi dari realitas lingkungannya. Kecemasan dapat muncul bila individu tidak mampu mengatasi stres psikologi.Keadaan stres dapat bersumber dari frustasi, konflik, tekanan atau krisis.Frustasi dapat timbul apabila individu sedang beresiko mencari kebutuhan atau tujuan tetapitetapi mendadak timbul halangan atau aral melintang yang menimbulkan stres.Konflik terjadi apabila individu tidak dapat memilih antara dua atau lebih macam kebutuhan atau tujuan.Tekanan dapat timbul karena akumulasi dari masalah sehari-hari.Krisis dapat terjadi apabila individu mengalami suatu permasalahan yang tidak terselesaikan dan pengalaman yang meningkatkan kecemasan dan ketidakmampuan fungsi seperti kematian, kecelakaan dan masuk sekolah pertama kali.

(5)

6. Stres dan Adaptasi

Setiap orang pastinya pernah mengalami stres. Stres merupakan suatu keadaan yang dihasilkan oleh perubahan lingkungan yang diterima sebagai suatu hal yang menantang dan mengancam keseimbangan seseorang. Perubahan atau stimulus yang membangkitkan keadaan tersebut yaitu stresor. Sifat stresor yang mempengaruhi remaja dapat berbeda-beda. Suatu kejadian atau perubahan yang mengakibatkan stres pada seorang remaja bisa saja tidak berpengaruh pada orang lain. Selain itu, suatu kejadian yang dapat menyebabkan stres pada suatu kesempatan dan tempat, bisa saja tidak mempengaruhi orang yang sama pada kesempatan dan tempat yang lain. Seseorang akan menilai dan mengatasi suatu stres dengan cara mengubah situasi yang ada tujuannya adalah untuk beradaptasi atau penyesuaian terhadap perubahan sehingga remaja merasa berada kembali pada keadaan semula.

7. Kecemasan Remaja

Masa remaja ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan fisik dan perkembangan kejiwaan. Permasalahan yang dihadapi remaja dapat disebabkan oleh kondisi remaja sedang mencari nilai-nilai baru dalam hidupnya dan kemungkinan bertolak belakang dengan norma-norma yang berlaku dalam keluarga maupun masyarakat. Hal inilah yang dapat menyebabkan remaja berada pada kondisi yang labil dan emosional.

Remaja yang mulai berada pada proses perkembangan tersebut mempunyai kebutuhan-kebutuhan rasa aman, rasa sayang dan kebutuhan rasa harga diri. Setiap orang mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang perlu dipenuhi, jika tidak maka akan terjadi goncangan. Pada prinsipnya manusia ingin memenuhi kebutuhan dengan cara yang dia pilih. Apabila kebutuhan itu tidak dipenuhi maka individu (remaja) akan mengalamisuatu problema. Kemungkinan remaja akan mengalami kecemasan, frustasi sampai depresi atau perilaku yang dapat merugikan diri sendiri ataupun orang lain.

(6)

Kecemasan pada remaja berhubungan dengan perubahan emosional yang terjadi setiap saat. Remaja yang tidak dapat beradaptasi terhadap kecemasan positif maka kehidupan sosialnya akan terganggu. Kecemasan pada remaja ada beberapa tipe, yaitu kecemasan akan perpisahan, kecemasan sosial, kecemasan umum, dan stres pasca traumatik.

Kecemasan akan perpisahan yaitu remaja berpikiran bahwa sesuatu hal atau peristiwa yang tidak baik akan menimpa pada kedua orang tuanya atau kerabat dekatnya, seperti perceraian orang tua, dan kehilangan orang terdekat. Kecemasan sosial yaitu remaja merasa malu dan ragu-ragu dalam berhubungan dengan orang lain. Remaja berusaha untuk menghindari keramaian, pesta, menjawab telepon dan takut membeli sesuatu yang ada di toko besar atau ramai. Mereka sering mengalami kesukaran dalam berinteraksi dengan orang lain.

Kecemasan umum yaitu remaja mengalami cemas yang berlebihan. Remaja cemas akan stres itu yang berhubungan dengan pekerjaan atau tugas sekolah. Mereka sering berulangkali menanyakan untuk meyakinkan dirinya supaya hatinya tentram.Stres paska traumatik yaitu remaja mengalami trauma akibat dari pengalaman atau pernah menimpa pada dirinya dan biasanya ditandai dengan mimpi buruk dan ketakutan.Terbentuknya perilaku dapat terjadi karena proses kematangan dan dari proses interaksi dengan lingkungan. Terbentuknya dan perubahan perilaku karena proses interaksi antara individu dengan lingkungan ini melalui suatu proses yakni proses belajar. Oleh sebab itu, Tingkat Kecemasan dan Perilaku merokok sangat erat kaitannya.

B. Rokok

1. Pengertian Rokok

Rokok adalah hasil olahan tembakau termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan.

(7)

2. Kandungan Rokok

Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan. Dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik .

Beberapa zat yang terdapat dalam asap rokok antara lain : a. Nikotin

Nikotin adalah zat atau bahan senyawa pirolidin yang terdapat dalam Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang bersifat adiktif (dapat mengakibatkan ketagihan).Nikotin mempunyai rumus C10H14N2.

Nikotin yang masuk akan diterima oleh reseptorasetil kolinnikotinik yang kemudian membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan, perokok akan merasakan nikmat, memicu sistem dopaminergik. Hasilnya perokok akan merasakan lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Sementaranya di jalur andrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin.Meningkatnya serotonin menimbulkan rasa senang sekaligus keinginan merokok lagi.

b. Tar

Tar adalah kumpulan dari ribuan bahan kimia dalam komponen padat asap rokok setelah dikurangi nikotin dan air . Tar merupakan senyawa polinuklir hidrokarbon aromatika yang bersifat karsinogenik.

c. Racun-racun berbahaya

Sebatang rokok mengandung kurang lebih delapan belas racun, diantaranya gas karbon monoksida (CO, nitrogen oksida, amonia, benzene, metanol, perilen, hidrogen sianida, akrolein, asetilen, benzaldehid, arsenikum, benzopiren, uretan, koumarin, ortokresol, dan lain-lain.

(8)

Selain zat-zat yang berasal dari tembakau dan asap tembakau, ada sekitar 600 zat aditif yang ditambahkan ke dalam rokok. Zat aditif yang ditambahkan dalam rokok antara lain ekstrak kopi, coklat, mentol, gula, vanila, dan perasa. Bahan tambahan itu menambah rasa tetapi juga memiliki efek yang buruk. Coklat misalnya, ketika terbakar akan menghasilkan gas bromid yang melebarkan jalan udara di paru-paru dan mengakibatkan meningkatnya daya serap nikotin.

3. Bahaya Rokok

Rokok merugikan kesehatan tidak hanya bagi orang yang merokok tetapi juga bagi orang yang menghirup asap rokok. Dalam asap rokok terdapat zat-zat berbahaya yang dapat berakibat buruk pada kesehatan. Rokok dapat memberikan dampak pada paru-paru, jantung, pembuluh darah, pada kehamilan, impotensi dan terjadinya kanker.

C. Perilaku Merokok

1. Pola perilaku merokok

Perilaku merokok dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu perokok (smoker) dan bukan perokok (non_smoker).

a. Perokok (smoker) adalah seseorang yang merokok produk tembakau baik setiap setiap hari maupun tidak setiap hari. Perokok dapat dibagi lagi menjadi dua kategori :

1) Daily Smoker (perokok harian), adalah seseorang yang merokok produk tembakau minimal satu batang setiap hari. Perokok yang merokok setiap hari namun tidak merokok pada saat-saat tertentu misalnya pada waktu puasa (ritual keagamaan) masih di klasifikasikan sebagai perokok harian.

2) Occasionally Smoker (perokok kadang-kadang), adalaha seseorang yang merokok namun tidak setiap hari. Occasionally Smoker meliputi :

(9)

3) Reducers (perokok yang mengurangi jumlah rokok), yaitu perokok yang pernah merokok setiap hari namun sekarang tidak merokok setiap hari.

4) Continuing occasional, yaitu perokok yang tidak pernah merokok setiap hari dan telah merokok 100 batang atau lebih rokok (atau tembakau dalam jumlah setara), dan sekarang kadang-kadang merokok.

5) Eksperimenters, yaitu perokok yang telah merokok kurang dari 100 batang rokok (atau tembakau dalam jumlah setara), dan sekarang kadang-kadang merokok.

b. Bukan perokok (non-smoker) adalah seseorang pada saat penelitian dilakukan, tidak merokok sama sekali. Bukan perokok dapat dibagi menjadi 3 kategori :

1) Ex-smoker (mantan perokok), adalah seseorang yang tidak pernah

merokok sama sekali.

2) Never smoker (tidak pernah merokok), adalah seseorang yang tidak pernah merokok sama sekali atau pernah merokok dan kurang dari 100 batang rokok (atau tembakau dalam jumlah yang setara) namun sekarang tidak merokok.

3) Ex-occasional smoker (mantan perokok kadang-kadang), adalah seseorang yang dahulu perokok kadang-kadang dan telah merokok 100 batang rokok atau lebih namun sekarang tidak merokok.

2. Kategori perilakuMerokok

Perilaku merokok yang terjadi pada seseorang dapat dibedakan menjadi perokok ringan, prokok sedang, perokok berat dan perokok sangat berat.Perokok ringan menghabiskan 10 batang rokok setiap hari.Perokok sedang menghabiskan rokok 11-20 batang sehari.Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang perhari. Sedangkan perokok sangat berat mengkonsumsi lebih dari 30 batang perhari.

(10)

Perilaku merokok ada 4 tipe berdasarkan Management of affect theory (Collen M McBridge).Keempat tipe tersebut adalah :

a. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Tipe perokok ini dibagi lagi menjadi 3 sub tipe yaitu :

1) Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.

2) Stimulation to pick them up.Perilaku merokokhanya dilakukan

sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.

3) Pleasure of hanling the cigarette.Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok.Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau, sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia menyalakan dengan api.

b. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.

c. Perilaku merokok adiktif. Perilaku ini dapat disebut sebagai Phychological Addiction,mereka yang sudah adiksi, akan menambah ndosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisap berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya.

(11)

d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetepi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaan rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari.Ia menghidupkan api rokoknya jika rokok yang terdahulu telah benar-benar habis.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Remaja Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi remaja merokok yaitu : a. Pengaruh orangtua

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak mudayang berasal dari rumahtangga yang tidak bahagia dimana orangtua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih lebih mudah untuk menjadi perokok dibandingkan anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia. Remaja yang berasal dari keluarga yang konservatif yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dengan tujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat dengan rokok atau tembakau atau obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif dengan penekanan pada falsafah “kerjakan urusanmu sendiri-sendiri”, dan yang palingkuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu sebagai perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya.

b. Pengaruh teman

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya.Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok.

(12)

c. Faktor kepribadian

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisk atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada penggunaan obat-obatan (termasuk rokok) ialah komformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah.

d. Pengaruh Iklan

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.

D. Remaja

1. Pengertian Remaja

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak sampai masa dewasa, berlangsung antara usia 10-19 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja awal (10-14 tahun).Masa remaja pertengahan (15-16 tahun) dan masa remaja akhir (17-19 tahun). Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik biologis, psikologis maupunsosial dan umumnya proses pematangan fisik, psikologis, dan hubungan sosial tersebut cenderung digunakan untuk hal-hal negatif misalnya Merokok. Hal ini disebabkan karena faktor pematangan kejiwaan (psikologis) masih labil dan sangat rentan terpengaruh faktor lingkungan.

Masa remaja awal (10-14 tahun) merupakan masa pertumbuhan yang cepat dan perkembangan karakteristik sex sekunder. Oleh karena itu dengan perubahan fisk yang cepat, maka kesan tubuh konsep pribadi dan harga diri remaja akan berfluktuasi secara dramatis. Masa remaja menengah (15-16 tahun) merupakan masa untuk mulai menyesuaikan diri dan merasa lebih nyaman dengan

(13)

perubahan fisik yang mereka alami.Emosi yang kuat dan perubahan suasana hati yang cepat adalah khas. Sedangkan pada remaja akhir (17-19 tahun), mereka mulai kurang mementingkan diri sendiri dan mulai lebih mementingkan orang lain.Dan pada umumnya pada remaja akhir ini lah banyak siswa berperilaku merokok.Karna dengan merokok, mereka merasa beban fikiran dan emosional mereka berkurang.

2. Ciri-ciri Masa Remaja

Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang kehidupan, masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelum dan sesudahnya.

a. Masa remaja sebagai periode penting

Periode yang terpenting karena akibat perubahan fisik dan psikologis.Pada periode remaja kedua-duanya sama-sama penting.Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepatterutama pada awal masa remaja.Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlu dan meragukannya membentuk sikap, nilai dan minat baru.

b. Masa remaja sebagai periode peralihan

Peralihan bagi remaja adalah apa yang terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang. Struktur psikis pada remaja berasal dari masa kanak-kanak, dan banyak ciri yang umumnya dianggap sebagai ciri khas masa remaja sudah ada pada akhir masa kanak-kanak. Namun, status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.

(14)

c. Masa remaja sebagai periode perubahan

Ada empat perubahan yang hampir bersifat universal.Pertama, meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tungkat perubahan fisik dan psikologis oleh kelompok sosial untuk dipesankan dapat menimbulkan masalah baru.Ketiga, dengan berubahnya minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga berubah, keempat, sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan.Mereka menginginkan kebebasab dan menuntut mendapatkannya, tetepi mereka ketakutan untuk bertanggung jawab dan meragukan kemampuan untuk dapat mengatasi tanggung jawab tersebut.

d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Menurut Erikson, identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya,apa perannya dalam masyarakat. Dalam usaha pencarian indentitas diri ini mempengaruhi perilaku remaja.Salah satu bentuknya dengan meniru perilaku orang dewasa yang merokok di sekitarnya.Hal ini menjadikan mereka merasa sudah menjadi orang dewasa yang tanggung dan matang.Konsumsi rokok juga dipengaruhi oleh kebutuhan remaja memperoleh suatu status dan dapat mengisyaratkan perasaan seseorang tentang dirinya dan mengenai siapa dirinya.

3. Perubahan Sosial Remaja

Salah satu tugas perkembangan remaja yang tersulit adalah hal yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Untuk mencapai tujuan dari proses dari proses sosialisasi, remaja harus membuat banyak penyesuaian baru.

Pada perkembangan sosial, masa remaja ditandai dengan berkembangnya sikap tergantung terhadap orangtua kearah kemandirian, keinginan untuk bebas dan tidak mau terikat oleh norma-norma keluarga. Remaja mulai memisahkan diri dari orangtua dan menuju kearah teman sebaya. Agar dapat diterima dalam suatu kelompok, remaja harus mengikuti kebiasaan kelompok yang akan dimasukinya. Bila dalam kelompok tersebut penggunaan obat-obatan terlarang, minuman

(15)

keras dan merokok merupakan suatu kebiasaan, ia juga akan ikut menggunakan obat-obatan terlarang, minuman keras dan rokok untuk mempermudah interaksi sosial (vehicle of social interaction).

E. Kerangka Konsep

Skema 2.1

F. Hipotesis Penelitian

Ha : Ada hubungan yang erat antara tingkat kecemasan dengan perilaku merokok pada pelajar putra SMA Negeri 6 Pematangsiantar.

Referensi

Dokumen terkait

adalah untuk lebih mendalami pribadi anak, merangsang kecerdasan, dan mengasah bakat anak. Pola interaksi pembelajaran yang baik di TK dimaksudkan untuk lebih

/ksternal 8nternal Peluang (Opportunities) <alan menuju 'esa abanio dari #anjarbaru mudah dilalui 'ekat dengan kota #anjarbaru, %artapura dan #anjarbaru Salah satu tempat

Agar penghunian kembali permukiman rumah susun ini dapat mendukung permukiman yang berkelanjutan 7 baik berkelanjutan secara ekonomi, sosial maupun ekologis, maka

Berdasarkan alasan pemilihan tempat pelayanan imunisasi di puskesmas Sikumana didapatkan hasil sejumlah 41% responden memberikan alasan bahwa mereka tidak mengetahui

: Sejauh diketahui tidak ada peraturan nasional atau kedaerahan spesifik yang berlaku untuk produk ini (termasuk bahan-bahan produk tersebut).

Objek studi terpilih adalah bangunan pusat administrasi Gedung Rektorat UB, karena konsep green building tampak sangat minim diterapkan, terlihat dari jendela yang

Tetapi Gender merupakan perbedaan jenis kelamin yang bukan disebabkan oleh perbedaan biologis dan bukan kodrat Tuhan, melainkan.. diciptakan baik oleh laki-laki maupun