SKRIPSI
PENGARUH PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS
(PROLANIS) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA
PASIEN HIPERTENSI BERBASIS TEORI
CARING
(Di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang Tahun 2017)
IKA PURWANTI NINGSIH
133210092
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
PENGARUH PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS
(PROLANIS) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA
PASIEN HIPERTENSI BERBASIS TEORI
CARING
(Di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang Tahun 2017)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S1 Ilmu Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
IKA PURWANTI NINGSIH 133210092
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul : Pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS) Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertensi Berbasis Teori Caring (Di
Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang Tahun 2017)
Nama Mahasiswa : IKA PURWANTI NINGSIH
NIM : 133210092
TELAH DISETUJUI KOMISI PEMBIMBING PADA TANGGAL :
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah diajukan oleh :
Nama Mahasiswa : IKA PURWANTI NINGSIH
NIM : 133210092
Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan
Judul :Pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS) Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi Berbasis Teori
Caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo
Kabupaten Jombang Tahun 2017
Telah berhasil dipertahankan dan diuji dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Komisi Dewan Penguji,
Ketua Dewan Penguji : Dr. H. M. Zainul Arifin, Drs.,M.Kes.
Penguji I : Dr. Hariyono, M.Kep.
Penguji II : Ucik Indrawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep.
Ditetapkan di : JOMBANG
Pada tanggal : Juni 2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Madiun pada tanggal 06 Oktober 1994 dari Alm. Bapak Suyono dan Ibu Warsih. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara.
Pada Tahun 2007 penulis lulus dari SDN Mejayan 01, tahun 2010 penulis lulus dari SMPN 2 Mejayan, tahun 2013 penulis lulus dari SMAN 1 Saradan. Dan pada tahun 2013 penulis lulus seleksi masuk STIKES Insan Cendekia Medika Jombang. Penulis memilih Program Studi S1 Keperawatan dari lima pilihan program studi yang ada di STIKES ICME Jombang. Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Jombang, Juni 2017
IKA PURWANTI NINGSIH NIM 133210092
MOTTO
Cinta seorang ayah dan ibu berada tepat dibawah cinta Allah SWT kepada kita.
Ayah dan ibu tidak pernah lelah untuk menyayangi dan mengasihi kita.
Cintanya lebih mulia daripada cinta seseorang dimanapun di dunia ini.
Ilmu adalah senjataku, sabar adalah pakaianku, dan shalat adalah pelipir laraku.
LEMBAR PERSEMBAHAN
Yang utama dari segalanya, sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Atas karunia kesehatan, kesabaran serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya Skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Ku persembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi :
1. Alm. Ayahanda Suyono dan Ibunda Warsih sebagai tanda bakti, hormat dan
rasa terimakasih yang tiada terhingga telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga. Untuk Ibu selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu bahagia karna kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Terima kasih Ibu... Terima kasih Alm. Ayah.
2. Untuk kakak ku Purwadi Erika Surya, terimakasih atas doa dan bantuannya.
Maaf belum bisa menjadi adik yang penurut, tapi aku akan selalu menjadi yang terbaik.
3. Mbah kakung dan Alm. Mbah putri yang selalu memberikanku nasehat, doa
serta bantuan materi sampai sekarang.
4. Bapak dan ibu guruku dari Sekolah Dasar – Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
terimakasih banyak atas ilmu yang diberikan dan semoga menjadi ilmu yang barokah di dunia maupun di akhirat.
5. Kepada Rohmad Dwi Nur Fahrizal terimakasih atas kasih sayang, perhatian
dan kesabaranmu yang telah memberikanku semangat dan inspirasi serta menjadi motivasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Keluarga besar dari Alm. Ayah dan Ibu yang selalu memberikan semangat,
nasehat beserta doa.
7. Saudara-saudaraku Nona Asrini Agustin, Devi Nurdianawati terimakasih
atas bantuan doa, nasehat, hiburan, dan semangat yang kalian berikan selama aku kuliah. Aku tak akan pernah melupakan kalian.
8. Almamaterku dan profesiku yang kubanggakan, teman-teman senasib
seperjuangan yaitu keluarga besar kelas 8B, susah dan senang semua pasti ada hikmahnya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya akhirnya penyusun dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Berbasis Teori Caring di
Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang Tahun 2017”. Skripsi ini
ditulis sebagai persyaratan kelulusan demi menempuh Program Studi Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.
Penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. H. M. Zainul Arifin, Drs.,M.Kes. selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.
2. Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku Kaprodi S1 Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.
3. Dr. Hariyono, M.Kep. selaku Pembimbing I dan Ucik Indrawati,
S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Seluruh dosen, staf dan karyawan program Studi S1 Ilmu Keperawatan
STIKes ICMe Jombang yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan selama mengikuti pendidikan di STIKes ICMe Jombang.
5. Kepala Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang yang telah
mengizinkan penelitian.
Penyusun menyadari bahwa Skripsi ini masih kurang dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Skripsi ini.
Akhir kata peneliti berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jombang, Juni 2017
Penyusun
ABSTRAK
PENGARUH PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI BERBASIS
TEORI CARING
(Di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang Tahun 2017)
Oleh:
IKA PURWANTI NINGSIH
Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sampai saat ini menduduki peringkat tertinggi serta terjadi pergeseran pola penyakit di masyarakat yang awalnya penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif. Pemerintah melalui BPJS Kesehatan mencanangkan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) yang ditujukan pada pasien dengan kasus Hipertensi untuk mengatasi kondisi Hipertensi pasien. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi berbasis
teori caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017.
Desain penelitian ini adalah one group pre test post test design. Populasinya yaitu
seluruh pasien Hipertensi yang tergabung PROLANIS di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 berjumlah 40 orang dengan
sampelnya 36 orang. Teknik sampling menggunakan simple random sampling.
Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel independent yaitu Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) dan variabel dependent yaitu
penurunan tekanan darah. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi kegiatan PROLANIS, rekam medis, dan tensi meter air raksa. Pengolahan data
dilakukan dengan cara editing, coding, scoring, tabulating dan uji statistik
menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar dari
responden tekanan darah sebelum diberikan PROLANIS adalah Hipertensi tingkat
II sebanyak 19 responden (52,8%), hampir dari setengahnya dari responden
tekanan darah sesudah diberikan PROLANIS adalah normal tinggi sebanyak 17
responden (47,2%). Uji Wilcoxon menunjukkan bahwa nilai signifikansi p = 0,001
< (0,05), sehingga H0 ditolak H1 diterima. Kesimpulan ada pengaruh Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah
pada pasien Hipertensi berbasis teori caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo
Kabupaten Jombang tahun 2017.
Kata Kunci : Caring, Penurunan Tekanan Darah, Program Pengelolaan Penyakit Kronis
ABSTRACT
EFFECT OF CHRONIC DISEASE MANAGEMENT PROGRAM (PROLANIS) TO DECREASING BLOOD PRESSURE IN HYPERTENSION PATIENTS BASED ON THEORY
OF CARING
(In Public Health Center Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang 2017)
By:
IKA PURWANTI NINGSIH
Hypertension is a public health problem that until now occupy the highest ranking and there is a shift in the pattern of disease in the community that initially infectious diseases into degenerative diseases. Government through BPJS Health launched a program of Chronic Disease Management Program (PROLANIS) aimed at patients with hypertension cases to overcome the condition of hypertension patients. The purpose of this study was to identify the effect of Chronic Disease Management Program (PROLANIS) on the decrease of blood pressure in cariped hypertension patients based on Public Health Center Bandarkedungmulyo of Jombang Regency in 2017. The design of this research is one group pre test post test design. The population on hypertension patients who joined PROLANIS in Bandarkedungmulyo Public Health Center of Jombang Regency in 2017 amounted to 40 people with a sample of 36 peoples. The sampling technique uses simple random sampling. Variables in the study consisted of independent variablesof the Chronic Disease Management Program (PROLANIS) and the dependent variable is the decrease in blood pressure. The research instrument used observation sheet of PROLANIS activity, medical record, and tension of mercury meter. Data processing is done by editing, coding, scoring, tabulating and statistical test using Wilcoxon test. The results of the study showed that most of the respondents of blood pressure before being given PROLANIS were Hypertension level II as many as 19 respondents (52.8%), almost half of respondents of blood pressure after given PROLANIS was normal high as many as 17 respondents (47.2%). Wilcoxon test showed that the
significance value p = 0.001 < (0.05), so H0 rejected H1 accepted. Conclusion
there is the effect of Chronic Disease Management Program (PROLANIS) to the decrease of blood pressure in caring hypertension based on caring at Public Health Center Bandarkedungmulyo of Jombang Regency in 2017.
Keywords: Blood Pressure Reduction, Caring, Chronic Disease Management Program
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR... i
SAMPUL DALAM ... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ...iii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ...iv
LEMBAR PERSETUJUAN... v
LEMBAR PENGESAHAN ...vi
RIWAYAT HIDUP ... vii
MOTTO ... viii
LEMBAR PERSEMBAHAN ...ix
KATA PENGANTAR ... x
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ...xi
ABSTRAK BAHASA INGGRIS ... xii
DAFTAR ISI... xiii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN……….. xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Program Pengelolaan Penyakit Kronis ... 6
2.2 Konsep Hipertensi ... 13
2.3 Konsep Caring ... 19
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep ... 30
3.2 Penjelasan Kerangka Konsep ... 31
3.3 Hipotesis ... 31
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 32
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 32
4.3 Populasi, Sampel dan Sampling ... 33
4.4 Kerangka Kerja ... 35
4.5 Identifikasi Variabel ... 36
4.6 Definisi Operasional ... 36
4.7 Pengumpulan dan Analisa Data ... 38
4.8 Etika Penelitian ... 44
4.9 Keterbatasan Penelitian... 45
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian ... 46 5.2 Pembahasan ... 52
BAB 6 PENUTUP
6.1 Kesimpulan... 59 6.2 Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
2.1 Klasifikasi Hipertensi ... 14 2.2 Indeks Masa Tubuh (IMT)... 17 4.1 Definisi Operasional pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi berbasis teori caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo
Kabupaten Jombang tahun 2017 ... 37 5.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 ... 47 5.2 Karakteristik responden berdasarkan umur di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 ... 47 5.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 ... 48 5.4 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 ... 48 5.5 Distribusi penurunan tekanan darah responden sebelum diberikan
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 ... 49 5.6 Distribusi penurunan tekanan darah responden sesudah diberikan
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 ... 49 5.7 Distribusi kehadiran aktif PROLANIS kegiatan konsultasi medis di
Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 … ... 50 5.8 Distribusi kehadiran aktif PROLANIS kegiatan edukasi di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 ……….. 50 5.9 Distribusi kehadiran aktif PROLANIS kegiatan Reminder di
Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 … ... 50 5.10 Distribusi kehadiran aktif PROLANIS kegiatan Home visit di
Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 … ... 51 5.11 Tabulasi silang pengaruh program pengelolaan penyakit kronis
(PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 ... 51
DAFTAR GAMBAR
2.1 Cabang Kebutuhan Manusia Menurut Jean Watson ... 29
3.1 Kerangka Konsep pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah pada pasien
Hipertensi berbasis teori caring di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 …... 30 4.1 Kerangka kerja penelitian tentang pengaruh Program Pengelolaan
Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah
pada pasien Hipertensi berbasis teori caring di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 ... 35
DAFTAR LAMPIRAN
1. Jadwal Penelitian
2. Permohonan Calon Responden
3. Persetujuan Sebagai Responden
4. Lembar Observasi
5. Lembar Konsultasi
6. Tabulasi Data Umum
7. Tabulasi Data Khusus
8. Frequencies
9. Crosstabs
10. Surat
11. Foto Kegiatan Prolanis
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
% : Persen
- : Sampai dengan, negatif, tidak ada
< : Kurang dari
> : Lebih dari
”...” : Tanda petik
: : Titik Dua
. : Titik
, : Koma
? : Tanda tanya
x : Kali
/ : Per, atau
+ : Kurang lebih
+ : Positif, ada
: Rho
α : Alfa
∑ : Sigma
( ) : Dalam kurung
ADL : Activity Daily Living
BB : Berat Badan
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
CDI : Caring Dimensions Inventory
Depkes : Departemen Kesehatan
Dinkes : Dinas Kesehatan
FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
GDP : Gula Darah Puasa
GDPP : Gula Darah Setelah Makan
HDL : High Density Lipoprotein
ICME : Insan Cendekia Medika
IMA : Infark Miokard Akut
IMT : Indek Masa Tubuh
LDL : Low Density Lipoprotein
mmHg : Milimeter Merkuri (Hydrargyrum)
PPDM : Peserta Pasca Diabetes Melitus
PPHT : Peserta Pasca Hipertensi
PROLANIS : Program Pengelolaan Penyakit Kronis
P-Care : Aplikasi Pelayanan Primer
SD : Sekolah Dasar
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMS : Short Message Service
SPSS : Stastistikal Product and Service Solutions
STIKES : Sekolah Tinggi Kesehatan
TD : Tekanan Darah
WHO : World Healt Organization
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sampai saat ini menduduki peringkat tertinggi serta terjadi pergeseran pola penyakit di masyarakat yang awalnya penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif. Tingginya prevalensi penyakit degeneratif salah satunya yang menjadi masalah kesehatan adalah Hipertensi. Hipertensi dapat terjadi pada setiap orang baik tua maupun muda. Pemerintah melalui BPJS Kesehatan mencanangkan program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) yang ditujukan pada pasien dengan kasus Hipertensi untuk mengatasi kondisi Hipertensi pasien. Aktivitas dalam
PROLANIS meliputi aktivitas konsultasi medis atau edukasi, Home visit,
Reminder, aktivitas klub (BPJS Kesehatan, 2014). Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang didapatkan sudah adanya Program Pengelola Penyakit Kronis (PROLANIS) dari BPJS Kesehatan tetapi masih ada banyaknya pasien dengan kasus Hipertensi, tidak rutin berkunjung setiap bulannya, tidak kontrol, dan kurang seperti yang diharapkan.
Data WHO 2013 didapatkan bahwa 79% masyarakat beresiko mengalami Hipertensi, dan 67% masyarakat di Dunia positif mengalami Hipertensi dengan tekanan darah yang relatif tinggi (WHO, 2013). Indonesia kasus Hipertensi merupakan kasus yang banyak dialami khususnya pada usia tua. Dari data survey kesehatan masyarakat didapatkan bahwa Hipertensi masih mendominasi kasus penyakit di Indonesia yaitu dengan 59% kejadian (Profil Kesehatan, 2014). Dari
2
data laporan bulanan Dinkes Propinsi Jawa Timur didapatkan bahwa kasus Hipertensi masuk dalam 10 besar penyakit teratas dengan 65% kasus. Dari Data Dinkes Jombang 2015 didapatkan bahwa kasus Hipertensi berada pada 10 besar penyakit teratas, yaitu pada laki-laki 48,20% dan perempuan 30,91%. Dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang pada tahun 2016 didapatkan bahwa 3.361 pasien dengan kasus Hipertensi.
Hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor yang meningkatkan resiko Hipertensi yaitu gaya hidup, makanan siap saji, obesitas, merokok, dan alkohol. Masalah yang biasa muncul pada klien dengan Hipertensi adalah gangguan intoleransi aktivitas, nyeri (sakit kepala), resiko tinggi terhadap cedera, dan defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi. Apabila tidak dikelola dengan baik Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner, gagal jantung, penyakit ginjal kronis, gagal ginjal (BPJS Kesehatan, 2014).
3
Kesehatan penyandang penyakit kronis seperti Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hipertensi (BPJS Kesehatan, 2014). Dengan berjalannya program tersebut akan dapat mengatasi kasus hipertensi yang dialami oleh pasien, sebaliknya tidak berjalannya program tersebut maka kasus Hipertensi akan teratasi lebih lama
karena program tersebut dapat sebagai screning kasus Hipertensi dan sebagai
4
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS)
terhadap penurunan tekanan darah pasien Hipertensi berbasis teori caring di
Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Mengidentifikasi pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi berbasis
teori caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi tekanan darah sebelum pelaksanaan Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017.
2. Mengidentifikasi tekanan darah sesudah pelaksanaan Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017.
3. Menganalisis pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah pasien Hipertensi
berbasis teori caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten
5
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Teoritis
Mengembangkan ilmu keperawatan terkait dengan pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah
pada pasien Hipertensi berbasis teori caring.
1.4.2 Praktis
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pelayanan kesehatan guna meningkatkan mutu dari pelayanan kesehatan, sehingga diharapkan dapat memberikan masukan informasi dan pengetahuan tenaga kesehatan tentang pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap
penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi berbasis teori caring, dan dapat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Program Pengelolaan Penyakit Kronis
2.1.1 Pengertian program pengelolaan penyakit kronis
PROLANIS adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien (BPJS Kesehatan, 2014).
2.1.2 Tujuan program pengelolaan penyakit kronis
Mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang berkunjung ke fasilitas tingkat pertama memiliki hasil baik pada pemeriksaan spesifik terhadap Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Hipertensi sesuai panduan klinis terkait sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit (BPJS Kesehatan, 2014).
2.1.3 Sasaran program pengelolaan penyakit kronis
Sasaran dalam PROLANIS adalah seluruh peserta BPJS Kesehatan penyandang penyakit kronis seperti Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Hipertensi (BPJS Kesehatan, 2014).
2.1.4 Bentuk pelaksanaan program pengelolaan penyakit kronis
Aktivitas dalam PROLANIS meliputi aktivitas konsultasi medis atau
edukasi, Home visit, Reminder, aktivitas klub dan pemantauan status kesehatan
(BPJS Kesehatan, 2014).
7
2.1.5 Penanggungjawab program pengelolaan penyakit kronis
Penanggungjawab adalah kantor cabang BPJS Kesehatan bagian Manajemen Pelayanan Primer (BPJS Kesehatan, 2014).
2.1.6 Langkah pelaksanaan program pengelolaan penyakit kronis Persiapan pelaksanaan PROLANIS:
1. Melakukan identifikasi data peserta sasaran berdasarkan:
a. Hasil screning riwayat kesehatan
b. Hasil diagnosa Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Hipertensi (pada
fasilitas tingkat pertama maupun Rumah Sakit)
2. Menentukan target sasaran
3. Melakukan pemetaan fasilitas kesehatan Dokter keluarga atau
Puskesmas berdasarkan distribusi target sasaran peserta
4. Menyelenggarakan sosialisasi PROLANIS kepada fasilitas pengelola
5. Melakukan pemetaan jejaring fasilitas kesehatan pengelola (apotek,
laboratorium)
6. Permintaan pernyataan kesediaan jejaring fasilitas kesehatan untuk
melayani peserta PROLANIS
7. Melakukan sosialisasi PROLANIS kepada peserta (instansi,
pertemuan kelompok pasien kronis di Rumah Sakit, dan lain-lain)
8. Penawaran kesediaan terhadap peserta penyandang Diabetes Melitus
Tipe 2 dan Hipertensi untuk bergabung dalam PROLANIS
9. Melakukan verifikasi terhadap kesesuaian data diagnosa dalam form
kesediaan yang diberikan oleh calon peserta PROLANIS
10. Mendistribusikan buku pemantauan status kesehatan kepada peserta
terdaftar PROLANIS
8
12. Melakukan entri data peserta dan pemberian flag peserta PROLANIS
13. Melakukan distribusi data peserta PROLANIS sesuai fasilitas
kesehatan pengelola
14. Bersama dengan fasilitas kesehatan melakukan rekapitulasi data
pemeriksaan status kesehatan peserta, meliputi pemeriksaan GDP, GDPP, tekanan darah, IMT, HbA1C. Bagi peserta yang belum pernah dilakukan pemeriksaan, harus segera dilakukan pemeriksaan
15. Melakukan rekapitulasi data hasil pencatatan status kesehatan awal
peserta per fasilitas kesehatan pengelola (data merupakan luaran aplikasi P-Care)
16. Melakukan monitoring aktivitas PROLANIS pada masing-masing
fasilitas kesehatan pengelola:
a. Menerima laporan aktivitas PROLANIS dari fasilitas kesehatan
pengelola
b. Menganalisa data
17. Menyusun umpan balik kinerja fasilitas kesehatan PROLANIS
18. Membuat lapoan kepada Kantor Divisi Regional atau Kantor Pusat
2.1.7 Aktivitas program pengelolaan penyakit kronis
1. Konsultasi medis peserta PROLANIS: jadwal konsultasi disepakati
bersama antara peserta dengan fasilitas kesehatan pengelola
2. Edukasi kelompok peserta PROLANIS
a. Definisi: Edukasi Klub Risti (Klub PROLANIS) adalah kegiatan
9
b. Sasaran: terbentuknya kelompok peserta (Klub) PROLANIS
minimal 1 fasilitas kesehatan pengelola 1 Klub. Pengelola diutamakan berdasarkan kondisi kesehatan peserta dan kebutuhan edukasi.
c. Langkah–langkah:
1) Mendorong fasilitas kesehatan pengelola melakukan
identifikasi peserta terdaftar sesuai tingkat severitas penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Hipertensi yang disandang
2) Memfasilitasi koordinasi antara fasilitas kesehatan
pengelola dengan organisasi Profesi atau Dokter Spesialis diwilayahnya
3) Memfasilitasi penyusunan kepengurusan dalam Klub
4) Memfasilitasi penyusunan kriteria duta PROLANIS yang
berasal dari peserta. Duta PROLANIS bertindak sebagai motivator dalam kelompok PROLANIS (membantu fasilitas kesehatan pengelola melakukan proses edukasi bagi anggota Klub)
5) Memfasilitasi penyusunan jadwal dan rencana aktivitas
Klub minimal 3 bulan pertama
6) Melakukan monitoring aktivitas edukasi pada
masing-masing fasilitas kesehatan pengelola:
a) Menerima laporan aktivitas edukasi dari fasilitas
kesehatan pengelola
10
7) Menyusun umpan balik kinerja fasilitas kesehatan
PROLANIS
8) Membuat laporan kepada Kantor Divisi Regional atau
Kantor Pusat dengan tembusan kepada Organisasi Profesi terkait diwilayahnya
3. Reminder melalui SMS Gateway
a. Definisi: Reminder adalah kegiatan untuk memotivasi peserta
untuk melakukan kunjungan rutin kepada fasilitas kesehatan pengelola melalui pengingatan jadwal konsultasi ke fasilitas kesehatan pengelola tersebut.
b. Sasaran: Tersampaikannya Reminder jadwal konsultasi peserta
ke masing-masing fasilitas kesehatan pengelola.
c. Langkah–langkah
1) Melakukan rekapitulasi nomor Handphone peserta
PROLANIS atau keluarga peserta per masing-masing fasilitas kesehatan pengelola
2) Entri data nomor Handphone kedalam aplikasi SMS
Gateway
3) Melakukan rekapitulasi data kunjungan per peserta per
fasilitas kesehatan pengelola
4) Entri data jadwal kunjungan per peserta per fasilitas
kesehatan pengelola
5) Melakukan monitoring aktivitas Reminder (melakukan
rekapitulasi jumlah peserta yang telah mendapat
11
6) Melakukan analisa data berdasarkan jumlah peseta yang
mendapat Reminder dengan jumlah kunjungan
7) Membuat laporan kepada Kantor Devisi Regional atau
Kantor Pusat
4. Home Visit
a. Definisi: Home visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke
rumah peserta PROLANIS untuk memberikan informasi atau edukasi diri dan lingkungan bagi peserta PROLANIS dan keluarga.
b. Sasaran: peserta PROLANIS dengan kriteria
1) Peserta baru mendaftar
2) Peserta tidak hadir terapi di Dokter praktik perorangan
atau Klinik atau Puskesmas 3 bulan berturut-turut
3) Peserta dengan GDP atau GDPP di bawah standar 3 bulan
berturut-turut (PPDM)
4) Peserta dengan tekanan daerah tidak terkontrol 3 bulan
berturut-turut (PPHT)
5) Peserta pasca opname
c. Langkah–langkah
1) Melakukan identifikasi sasaran peserta yang perlu
dilakukan Home visit
2) Memfasilitasi fasilitas kesehatan pengelola untuk
menetapkan waktu kunjungan
3) Bia perlu, dilakukan pendampingan pelaksanaan Home
12
4) Melakukan administrasi Home visit kepada fasilitas
kesehatan pengelola dengan berkas sebagai berikut:
a) Formulir Home visit yang mendapat tanda tangan
peserta atau keluarga peserta yang dikunjungi
b) Lembar tindak lanjut dari Home visit atau lembar
anjuran fasilitas kesehatan pengelola
5) Melakukan monitoring aktivitas Home visit (melakukan
rekapitulasi jumlah peserta yang telah mendapat Home
visit
6) Melakukan analisa data berdasarkan jumlah peserta yang
mendapatkan Home visit dengan jumlah peningktan angka
kunjungan dan status kesehatan peserta
7) Membuat laporan kepada Kantor Devisi Regional atau
2.1.8 Hal–hal yang perlu mendapatkan perhatian
1. Pengisian formulir kesediaan bergabung dalam PROLANIS oleh
calon peserta PROLANIS harus. Peserta PROLANIS harus sudah dapat menjelaskan tentang program dan telah menyatakan kesediaan untuk bergabung.
2. Validasi kesesuaian diagnosis medis calon peserta. Peserta
PROLANIS adalah peserta BPJS Kesehatan yang telah terdiagnosa Diabetes Mellitus Tipe 2 dan atau Hipertensi oleh Dokter Spesialis di fasilitas kesehatan tingkat lanjut.
3. Peserta yang telah terdaftar dalam PROLANIS harus dilakukan proses
entri data dan pemberian flag peserta didalam aplikasi kepesertaan.
13
4. Pencatatan dan pelaporan menggunakan aplikasi Pelayanan Primer
(P-Care) (BPJS Kesehatan, 2014).
2.2 Konsep Hipertensi
2.2.1 Pengertian hipertensi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah arteri yang persisten (Nanda, 2015).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara menetap > 140 / 90 mmHg. Hipertensi yang tidak terkontrol atau tidak diobati, dapat menimbulkan komplikasi dan kematian prematur (BPJS Kesehatan, 2014).
2.2.2 Etiologi hipertensi
Berdasarkan penyebabnya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan:
1. Hipertensi primer (esensial)
Disebut juga Hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinya yaitu genetik, lingkungan, hiperaktivitas saraf simpatis sistem renin. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia.
2. Hipertensi sekunder
Penyebab yaitu penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan Hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan. (Nanda, 2015)
2.2.3 Manifestasi klinis hipertensi
14
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh Dokter yang memeriksa. Hal ini berarti Hipertensi tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak teratur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai Hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelemahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala lazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita Hipertensi yaitu:mengeluh sakit kepala atau pusing, lemas kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual muntah, epistaksis, dan kesadaran menurun.
(Nanda, 2015) 2.2.4 Klasifikasi hipertensi
Diagnosis Hipertensi ditegakkan bila tekanan darah > 140/90 mmHg. Tingkatan Hipertensi ditentukan berdasarkan ukuran tekanan darah sistolik dan diastolik.
Kategori TD Sistolik TD Diastolik
Optimal <120 < 80
Normal 120-129 80-84
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi tingkat I 140-159 90-99
Hipertensi tingkat II 160-179 100-109
Hipertensi tingkat III >180 >110
Hipertensi isolated systolic > 140 < 90
15
2.2.5 Patofisiologi hipertensi
Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah
menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah
juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola)
untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat (Wirawan, 2013).
2.2.6 Komplikasi hipertensi
Komplikasi yang terjadi pada kasus Hipertensi:
1. Penyakit serebrovaskuler: stroke, gangguan kognetif
2. Penyakit jantung koroner, IMA, dan gagal jantung
3. Penyakit ginjal kronis dan gagal ginjal
4. Retinopati (kerusakan retina) hingga kebutaan
5. Penyakit pembunuh darah perifer termasuk impotensi
16
2.2.7 Masalah yang lazim muncul
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan,
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
2. Nyeri akut (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral dan iskemia
3. Resiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan dengan defisit
lapang pandang, motorik atau persepsi
4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi (Nanda, 2015)
2.2.8 Discharge planning
1. Jelaskan klien agar berhenti merokok, kandungan nikotin memicu
terjadinya aterosklerosis
2. Ajarkan klien untuk mempertahankan gaya hidup sehat
3. Belajar untuk mengendalikan stres dan rileks
4. Batasi konsumsi alkohol bagi yang mengkonsumsi
5. Jika sudah menggunakan obat Hipertensi teruskan penggunaannya
secara rutin
6. Batasi diet dan pengendalian berat badan
7. Diet garam
8. Periksa tekanan darah secara rutin
(Nanda, 2015)
2.2.9 Terapi farmakologik dan non farmakologik
17
a. Stop merokok
Edukasi pasien agar tidak merokok, berhenti merokok dan menghindari asap rokok.
b. Gaya hidup aktif
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup aktif yaitu melakukan latihan fisik sederhana minimal 30 menit setiap hari dapat menurunkan resiko terjadinya Hipertensi sebanyak 30-50%. Tahap latihan fisik dapat dilakukan dengan melakukan pemanasan10-15 menit, dengan anti kegiatan aerobik daya tahan tubuh dan kelenturan serta melakukan pendinginan dengan peregangan otot 10-15 menit.
c. Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal
Sebanyak 30-65% penderita Hipertensi tergolong obesitas, mengurangi berat badan dapat menurunkan TD. Menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT) dapat dilakukan dengan:
IMT = Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan (m)2
Klasifikasi IMT (Kg/M2)
BB Kurang < 18,5
Tabel 2.2 Indeks Masa Tubuh (IMT)
d. Makan gizi seimbang
Modifikasi diet terbukti dapat menurunkan TD pada pasien Hipertensi, prinsip diet yang dianjurkan adalah gizi seimbang,
18
magnesium. Pedoman umum gizi seimbang, yaitu mengkonsumsi beragam jenis bahan makanan, meliputi sumber karbohidrat 3-8 porsi
per hari, sayuran 2-3 porsi per hari, buah 3–5 porsi perhari, protein
nabati dan hewani masing-masing 2-3 porsi perhari, serta sedikit garam dan gula.
e. Menurunkan asupan garam
Asupan natrium untuk mencegah Hipertensi dan pada pre Hipertensi yang dianjurkan adalah < 100 mmol (2,4g) perhari setara dengan 6g (satu sendok teh) garam dapur (natrium klorida). Bagi pasien dengan Hipertensi, asupan nutrisi dibatasi lebih rendah lagi menjadi 1,5g per hari atau 3,5g per hari.
f. Membatasi konsumsi akohol
Jangan mulai mengkonsumsi alkohol. Satu mata analisis menunjukkan bahwa alkohol seberapapun akan meningkatkan Hipertensi mengurangi alkohol pada penderita Hipertensi yang bisa minum alkohol akan menurunkan TD setara 2,8 mmHg.
2. Terapi farmakologik
a. Golongan diuretik
b. Golongan β-Blockers (BB)
c. Golongan Angiotensin Convertng Enzime Inhibitor (ACEI) dan
Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
d. Golongan Calsium Channel Blocker (CCB)
e. Golongan anti Hipertensi lain
19
2.2.10 Monitoring dan evaluasi pelayanan kesehatan pasien hipertensi
1. Monitoring dan evaluasi pelayanan kesehatan pasien Hipertensi
dilakukan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama
a. Pada pasien Hipertensi tanpa komplikasi lakukan kontrol
tekanan darah dan tanda vital setiap bulan
b. Pada pasien Hipertensi agar setiap tahun dilakukan pemeriksaan
untuk mendeteksi kemungkinan komplikasi
c. Pada pasien Hipertensi dengan komplikasi harus dilakukan
pemeriksaan lanjutan
d. FKTP harus melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
tepat
2. Monitoring dan evaluasi pelayanan kesehatan oleh BPJS Kesehatan
a. Data hasil pemeriksaan di FKTP per peserta PROLANIS
b. Data disimpulkan hasil pemeriksaan dan kondisi kesehatan per
individu
c. Laporan pemanfaatan obat kronis sesuai terapi
d. Format pelaporan dari kantor cabang
(BPJS Kesehatan, 2014)
2.3 Konsep Caring
2.3.1 Pengertian caring science
Caring science merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan
terhadap proses, fenomena, dan pengalaman human caring. Caring science,
seperti juga science lainnya, meliputiseni dan kemanusiaan. TranspersonalCaring
20
dalam lingkaran caring yang konsentrik sampai dari individu, pada orang lain,
pada masyarakat, pada dunia, pada planet Bumi, pada alam semesta (Watson, 2004;Muhlisin, 2008).
Watson (2004) mendefinisikan caring lebih dari sebuah exisestensial
philosophy yaitu memandang sebagai dasar spiritual, caring adalah ideal moral
dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan
dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga
pertanggungjawaban hubungan antara perawat dan klien, dimana perawat
membantu partisipasi klien, membantu memperoleh pengetahuan dan
meningkatkan kesehatan.
Teori human caring yang dikembangkan oleh Watson antara tahun
1975-1979, hanya berkisar pada sepuluh carative factors sebagai suatu kerangka untuk
memberikan suatu bentuk dan fokus terhadap fenomena keperawatan. Watson
menganggap istilah “factors” terlalu stagnant terhadap sensibilitasnya dimasa
kini. Kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi
teorinya dan arahnya dimasa depan. Konsep tersebut adalah “clinical caritas” dan
“caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah
perkembangan teorinya (Watson, 2004;Muhlisin, 2008). 2.3.2 Paradigma keperawatan menurut watson
1. Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui
21
keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang menimbulkan self knowlegde,self
control, selfcare, dan self healing.
2. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami
ketidakharmonisan pikiran, jiwa dan raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat sampai sakitnya
untuk meningkatkan harmonisasi, self control, pilihan dan self
determination.
3. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara diri dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi
antara klien dan perawat.
2.3.3 Asumsi dasar science of caring
Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari
transpersonal caring. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi
oleh ruang dan waktu. Watson menyatakan tujuh asumsi tentang science of
caring. Asumsi dasar tersebut yaitu:
1. Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif
hanya secara interpersonal
2. Caring terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan
22
3. Efektif caring meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan
keluarga
4. Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini,
tetapi juga menerima akan jadi apa dia kemudian
5. Lingkungan caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan
dari potensi yang ada, dan di saat yang sama membiarkan sesorang untuk memilih tindakan yang terbaik bagi dirinya saat itu
6. Caring lebih“health ogenic”daripada curing
7. Praktik caring merupakan sentral bagi keperawatan
2.3.4 Faktor carative dalam caring
Original carative factors kemudian dikembangkan oleh Watson menjadi
clinical caritas processes yang menawarkan pandangan yang lebih terbuka
(Watson, 2004;Muhlisin, 2008), yaitu:
1. Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan
ketenangan dalam konteks kesadaran terhadap caring
2. Hadir dengan sepenuhnya, dan mewujudkan dan mempertahankan
sistem keperacayaan yang dalam dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan orang dirawat
3. Memberikan perhatian terhadap praktik-praktik spiritual dan
transpersonal diri orang lain, melebihi ego dirinya
4. Mengembangkan dan mempertahakan suatu hubungan caring yang
23
5. Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan positif
dan negatif sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang yang dirawat
6. Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara
kreatif sebagai bagian dari proses caring, untuk terlibat dalam
penerapan caring healing yang artistik
7. Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang
mengakui keutuhan diri oranglain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain
8. Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik
maupun non fisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki keholistikan, keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian
9. Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring
yang penuh, memberikan “humancare essentials”, yang memunculkan
penyesuaian jiwa, raga dan pikiran, keholistikan, dan kesatuan diri
dalam seluruh aspek care dengan melibatkan jiwa dan keberadaan
secara spiritual
10. Menelaah dan menghargai misteri spritual, dan dimensi eksistensial
dari kehidupan dan kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri
dan orang yang dirawat
2.3.5 Perilaku caring
Daftar dimensi caring (Caring Dimensions Inventory = CDI) yang didesain
24
meneliti perilaku perawat (perilaku caring). Daftar dimensi caring tersebut antara
lain:
1. CDI 1: Membantu klien dalam ADL
2. CDI 2: Membuat catatan keperawatan mengenai klien
3. CDI 3: Merasa bersalah/menyesal kepada klien
4. CDI 4: Memberikan pengetahuan kepada klien sebagai individu
5. CDI 5: Menjelaskan prosedur klinik
6. CDI 6: Berpakaian rapi ketika bekerja dengan klien
7. CDI 7: Duduk dengan klien
8. CDI 8: Mengidentifikasi gaya hidup klien
9. CDI 9: Melaporkan kondisi klien kepada perawat senior
10. CDI 10: Bersama klien selama prosedur klinik
11. CDI 11: Bersikap manis dengan klien
12. CDI 12: Mengorganisasi pekerjaan dengan perawat lain untuk klien
13. CDI 13: Mendengarkan klien
14. CDI 14: Konsultasi dengan dokter mengenai klien
15. CDI 15: Menganjurkan klien mengenai aspek self care
16. CDI 16: Melakukan sharing mengenai masalah pribadi dengan klien
17. CDI 17: Memberikan informasi mengenai klien
18. CDI 18: Mengukur tanda vital klien
19. CDI 19: Menempatkan kebutuhan klien sebelum kebutuhan pribadi
20. CDI 20: Bersikap kompeten dalam prosedur klinik
21. CDI 21: Melibatkan klien dalam perawatan
25
23. CDI 23: Memberikan privasi kepada klien
24. CDI 24: Bersikap gembira dengan klien
25. CDI 25: Mengobservasi efek medikasi kepada klien
2.3.6 Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada
orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Caring adalah sentral untuk
praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang
dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada
klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama
dalam praktik keperawatan (Sartika, 2011).
Tindakan caring bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien.
Kemudian caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan
praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan yang tepat.
Tiga aspek penting yang mendasari keharusan perawat untuk care terhadap
orang lain. Aspek ini adalah aspek kontrak, aspek etika, dan aspek spiritual dalam
caring terhadap orang lain yang sakit.
1. Aspek kontrak
Telah diketahui bahwa, sebagai profesional, kita berada di bawah
kewajiban kontrak untuk care. Muhlisin (2008) mengatakan, “perawat
26
perawat yang profesional diharuskan untuk bersikap care sebagai kontrak
kerja kita.
2. Aspek etika
Pertanyaan etika adalah pertanyaan tentang apa yang benar atau salah, bagaimana membuat keputusan yang tepat, bagaimana bertindak dalam situasi tertentu. Jenis pertanyaan ini akan memengaruhi cara perawat
memberikan asuhan. Seorang perawat harus care karena hal itu merupakan
suatu tindakan yang benar dan sesuatu yang penting. Dengan care perawat
dapat memberikan kebahagiaan bagi orang lain.
3. Aspek spiritual
Di semua agama besar di dunia, ide untuk saling caring satu sama lain
adalah ide utama. Oleh karena itu, berarti bahwa perawat yang religious
adalah orang yang care, bukan karena dia seorang perawat tetapi lebih
karena dia adalah anggota suatu agama atau kepercayaan, perawat harus
care terhadap klien.
Caring dalam praktik keperawatan dapat dilakukan dengan
27
Perawat perlu mengenali kebutuhan komprehensif yaitu kebutuhan biofisik, psikososial, psikofisikal dan interpersonal klien. Pemenuhan kebutuhan yang paling mendasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat yang selanjutnya.
Perawat juga harus memberikan informasi kepada klien. Perawat
bertanggungjawab akan kesejahteraan dan kesehatan klien.
Caring mempunyai manfaat yang begitu besar dalam keperawatan dan
seharusnya tercermin dalam setiap interaksi perawat dengan klien, bukan dianggap sebagai sesuatu yang sulit diwujudkan dengan alasan beban kerja yang tinggi, atau pengaturan manajemen asuhan keperawatan ruangan yang kurang
baik. Pelaksanaan caring akan meningkatkan mutu asuhan keperawatan,
memperbaiki image perawat di masyarakat dan membuat profesi keperawatan
memiliki tempat khusus di mata para pengguna jasa pelayanan kesehatan.
2.3.7 Proses keperawatan dalam teori caring
Watson (1979) menekankan bahwa proses keperawatan memiliki langkah-langkah yang sama dengan proses riset ilmiah, karena kedua proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan masalah dan menemukan solusi yang terbaik. Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua proses tersebut sebagai berikut (tulisan yang dimiringkan menandakan proses riset yang terdapat dalam proses keperawatan):
1. Pengkajian
Meliputi observasi, identifikasi, dan review masalah menggunakan
pengetahuan dari literature yang dapat diterapkan, melibatkanpengetahuan
konseptual untuk pembentukan dan konseptualisasi kerangka kerja yang
28
pengkajian juga meliputi definisi variabel yang akan diteliti dalam
memecahkan masalah Watson (1979) dalam Julia (1995) menjelaskan kebutuhan yang harus dikaji oleh perawat yaitu:
a. Lower order needs (biophysical needs) yaitu kebutuhan untuk
tetap hidup meliputi kebutuhan nutrisi, cairan, eliminasi, dan oksigenisasi
b. Lower order needs (psychophysical needs) yaitu kebutuhan
untuk berfungsi, meliputi kebutuhan aktivitas, aman, nyaman, seksualitas
c. Higher order needs (psychosocial needs), yaitu kebutuhan
integritas yang meliputi kebutuhan akan penghargaan dan berorganisasi
d. Higher order needs (intrapersonal dan interpersonal needs),
yaitu kebutuhan untuk aktualisasi diri
2. Perencanaan
Perencanaan membantu untuk menentukan bagaimana variabel- variabel akan diteliti atau diukur, meliputi suatu pendekatan konseptual atau design untuk pemecahan masalah yang mengacu pada asuhan keperawatan serta meliputi penentuan data apa yang akan dikumpulkan dan pada siapa dan bagaimana data akan dikumpulkan.
3. Implementasi
29
4. Evaluasi
Merupakan metode dan proses untuk menganalisa data, juga untuk meneliti efek dari intervensi berdasarkan data serta meliputi interpretasi hasil, tingkat dimana suatu tujuan yang positif tercapai, dan apakah hasil tersebut dapat digeneralisasikan.
2.3.8 Diagram cabang kebutuhan manusia menurut Jean Watson
Kebutuhan Biofisikal
Kebutuhan Psikofisikal
Kebutuhan Psikososial
Kebutuhan makanan dan cairan Kebutuhan eliminasi
Kebutuhan ventilasi
Kebutuhan aktivitas dan istirahat Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan berprestasi Kebutuhan berorganisasi
Intrapersonal-Interpersonal Kebutuhan aktualisasi diri
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep
Faktor yang
1. Aktivitas konsultasi medis atau edukasi
2. Home visit
3. Reminder,
4. Aktivitas klub (BPJS Kesehatan, 2014).
Gambar 3.1 Kerangka Konsep pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi berbasis teori caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017
31
3.2 Penjelasan Kerangka Konsep
Faktor yang mempengaruhi PROLANIS dalam caring yaitu aspek kontrak,
aspek etika dan aspek spiritual. PROLANIS yang diselenggarakan oleh BPJS
Kesehatan meliputi aktivitas yaitu aktivitas konsultasi medis atau edukasi, Home
visit, Reminder, dan Aktivitas klub. Faktor yang mempengaruhi Hipertensi yaitu
obesitas, merokok, alkohol, dan polisitemia. Sedangkan yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi berbasis
teori caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017.
3.3 Hipotesis
Hipotesis dalam suatu penelitian merupakan jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmojo, 2010). Hipotesis dari penelitian ini adalah:
H0: Tidak ada pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS)
terhadap penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi berbasis teori
caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun2017
H1: Ada pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS)
terhadap penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi berbasis teori
BAB 4
METODE PENELITIAN
Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran dan pengetahuan atau pemecahan suatu masalah pada dasarnya menggunakan metode ilmiah (Notoatmodjo, 2010).
4.1. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang vital dalam penelitian yang memungkinkan memaksimalkan suatu kontrol beberapa faktor yang bisa mempengaruhi validiti suatu hasil. Desain riset sebagai petunjuk peneliti dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab suatu pertanyaan (Nursalam, 2013).
Jenis penelitian pra eksperimen yaitu suatu rancangan penelitian yang digunakan untuk mencari hubungan sebab akibat dengan adanya keterlibatan penelitian dalam melakukan manipulasi terhadap variabel bebas (Nursalam,
2013). Desain penelitian yang digunakan adalah one group pre test post test
design yang merupakan rancangan eksperimen dengan cara dilakukan pre test
terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi kemudian setelah diberikan intervensi dilakukan post test (Hidayat, 2010).
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
4.2.1 Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai penyusunan proposal sampai dengan penyusunan laporan akhir pada bulan Februari sampai Juni tahun 2017.
33
4.2.2 Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan diPuskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017.
4.3 Populasi, Sampel dan Sampling
4.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh pasien Hipertensi di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 berjumlah 40 orang.
4.3.2 Sampel
Sampel terdiri dari sebagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subyek penelitian (Nursalam, 2013). Sampel dalam penelitian ini adalah pasien Hipertensi di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 berjumlah 36 orang.
34
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada populasi target dan populasi terjangkau (Nursalam, 2013). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
a. Pasien Hipertensi di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten
Jombang tahun 2017 yang bersedia diteliti dan menandatangani
informed concent
b. Pasien Hipertensi yang tergabung dalam PROLANIS di
Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017
4.3.3 Sampling
Sampling merupakan suatu proses dalam menyeleksi sampel yang digunakan dalam penelitian (Hidayat, 2010). Sampling merupakan suatu proses menyeleksi dari populasi untuk dapat mewakili. Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan metode simple random
sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata
35
4.4 Kerangka Kerja (Frame Work)
Identifikasi masalah
Populasi
Seluruh pasien Hipertensi PROLANIS di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 sebanyak 40 orang
Sampling
Simple random sampling
Sampel
Sebagian pasien Hipertensi PROLANIS di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 sebanyak 36 orang
Desain Penelitian
One group pre test post test design
Pengumpulan Data
Lembar observasi, rekam medis dan tensi meter air raksa
Variabel Independen Variabel Dependen
Program pengelolaan penyakit kronis Penurunan tekanan darah
(PROLANIS)
Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian tentang pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi berbasis teori caring di Puskesmas
36
4.5 Identifikasi Variabel
Variabel adalah konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran atau manipulasi suatu penelitian
(Nursalam, 2016). Dalam penelitian ini dibedakan antara variabel independent dan
variabel dependent.
4.5.1 Variabel independent (bebas)
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau nilainya
menetukan variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel independent pada penelitian
ini adalah Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS).
4.5.2 Variabel Dependent (terikat)
Variabel dependen merupakan variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah
penurunan tekanan darah.
4.6 Definisi Operasional
37
Tabel 4.1 Definisi Operasional pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi berbasis teori caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017
Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor Operasional
Independent: Suatu sistem Pelaksanaan Lembar Ordinal Dilakukan = 2
Program pelayanan dalam observasi Tidak dilakukan=1
pengelolaan kesehatan PROLANIS
penyakit dan meliputi: 1. Efektif: Bila
kronis pendekatan 1. Aktivitas aktivitas
(PROLANIS) proaktif yang konsultasi PROLANIS
dilaksanakan medis atau terlaksana
secara edukasi jumlah ≥50%
terintegrasi 2. Home visit skor ≥5
yang 3. Reminder 2. Tidak
melibatkan 4. Aktivitas klub Efektif:Bila
Peserta, (BPJS Kesehatan, aktivitas
Fasilitas 2014) PROLANIS
Kesehatan terlaksana
dan BPJS <50% skor <5
Kesehatan
Variabel Penurunan Tingkatan Rekam Ordinal 1. Menurun: Jika
dependent: perubahan hipertensi: medis dan tekanan darah
Penurunan tekanan 1. Optimal Tensi sistolik lebih
tekanan darah darah dari 2. Normal meter air rendah dari tinggi ke 3. Normal tinggi raksa pengukuran
lebih rendah 4. Hipertensi pertama
pada pasien tingkat I 2. Tidak menurun:
Hipertensi 5. Hipertensi Jika tekanan
sebelum dan tingkat II darah sistolik
sesudah 6. Hipertensi tetap atau naik
mengikuti tingkat III dari pengukuran
PROLANIS 7. Hipertensi pertama
38
4.7 Pengumpulan dan Analisa Data
4.7.1 Instrumen penelitian
Untuk membuat data yang relevan dengan tujuan penelitian, maka peneliti menggunakan instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi. Adapun yang dimaksud observasi adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan yang meliputi melihat, mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada hubungan dengan masalah yang diteliti (Notoatmojo, 2010).
Untuk mendapatkan data variabel dependent penurunan tekanan darah
peneliti menggunakan tensi meter air raksa dan rekam medis secara langsung.
Sedangkan untuk variabel independent dengan menggunakan lembar observasi
kegiatan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS). 4.7.2 Prosedur penelitian atau proses penelitian
Sebelum melakukan pengumpulan data terlebih dahulu, prosedur yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
1. Mengurus izin penelitian kepada STIKES ICME Jombang
2. Mengurus izin penelitian kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Jombang
3. Mengurus izin penelitian kepada Kepala Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang
4. Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian dan bila
bersedia menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani
39
5. Peneliti mengisi lembar observasi terkait kehadiran aktif PROLANIS
dan pemantauan tekanan darah
6. Setelah lembar observasi terkumpul, peneliti melakukan pengolahan
data
7. Terakhir dilakukan penyusunan laporan hasil penelitian
4.7.3 Pengolahan data
Setelah lembar observasi terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data
dengan cara sebagai berikut:
1. Editing
Editing adalah hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari
lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara
umum editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau lembar observasi tersebut (Notoatmodjo, 2012).
2. Coding
Coding setelah lembar observasi diedit atau disunting, selanjutnya
dilakukan pengkodean atau coding yakni mengubah data berbentuk kalimat
atau huruf menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2012).
40
Pada variabel independent pelaksanaan Program Pengelolaan
Penyakit Kronis (PROLANIS):
a. Kode 1: Bila Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS) efektif
b. Kode 2: Bila Program Pengelolaan Penyakit Kronis
41
Pada variabel dependent penurunan tekanan darah:
1. Kode 1: Optimal jika TD sistolik <120
2. Kode 2: Normal jika TD sistolik 120-129
3. Kode 3: Normal Tinggi jika TD sistolik 130-139
4. Kode 4: Hipertensi tingkat I jika TD sistolik 140-159
5. Kode 5: Hipertensi tingkat II jika TD sistolik 160-179
6. Kode 6: Hipertensi tingkat III jika TD sistolik ≥180
7. Kode 7: Hipertensi isolated systolic
≥140 Dengan kriteria hasil:
a. Kode 1: Menurun jika tekanan darah sistolik lebih rendah dari
pengukuran pertama
b. Kode 2: Tidak menurun jika tekanan darah sistolik tetap atau
naik dari pengukuran pertama
3. Scoring
Scoring adalah kegiatan penilaian hasil lembar observasi yang
dilakukan pada responden (Nursalam, 2013). Scoring dalam variabel
Program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) dengan menggunakan
skala likert adalah:
42
Dengan kriteria sebagai berikut:
a. Efektif: Bila aktivitas PROLANIS terlaksana jumlah ≥50% skor
≥5
b. Tidak efektif: Bila aktivitas PROLANIS terlaksana jumlah
<50% skor <5
Scoring variabel penurunan tekanan darah dengan melihat
perbandingan tekanan darah sebelum dan sesudah mengikuti PROLANIS:
a. Menurun: jika tekanan darah sistolik lebih rendah dari
pengukuran pertama
b. Tidak menurun: jika tekanan darah sistolik tetap atau naik dari
pengukuran pertama
4. Tabulating
Tabulating adalah mengelompokkan data ke dalam satu tabel tertentu
menurut sifat-sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap bahwa data telah diproses sehingga harus segera disusun pola format yang telah dirancang (Nursalam, 2013).
4.7.4 Analisa data
1. Analisis univariat